SISTEM PERIKONDRITIS
Daftar isi............................................................................................................................
Kata Pengantar.................................................................................................................
BAB I : PEMBAHASAN.................................................................................................
2. . Etiologi ..................................................................................................................
3. Patofisiologi.............................................................................................................
5. Pemeriksaan penunjang...........................................................................................
6.Komplikasi................................................................................................................
7. Penatalaksaan Medik...............................................................................................
8. Asuhan Keperawatan...............................................................................................
BAB II : PENUTUP........................................................................................................
1.Kesimpulan............................................................................................................
2.Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat
waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "ASKEP PADA
PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERIKONDRIA ", yang mmenurut saya dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari seluruh wawasan tentang ginjal
. Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila terdapat
kekurangan dalam pembuatan makalah ini penulis mohon maaf, karena penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
BAB I
PEMBAHASAN
1. Definisi Perikondritis
Perikondritis adalah radang pada tulang rawan daun telinga yang terjadi apabila suatu
trauma atau radang menyebabkan efusi serum atau pus di antara lapisan perikondrium dan
kartilago telinga luar (1,2). Umumnya trauma berupa laserasi atau akibat kerusakan yang
tidak disengajakan pada pembedahan telinga (1,3,4). Adakalanya perikondritis terjadi setelah
suatu memar tanpa adanya hematoma(2). Dalam stage awal infeksi, pinna dapat menjadi
merah dan kenyal. Ini diikuti oleh pembengkakan yang general dan membentuk abses
subperikondrial dengan pus terkumpul di antara perikondrium dan tulang rawan dibawahnya.
2. Etiologi
Luka akibat terbakar aurikel adalah faktor predisposisi yang paling sering, sehingga
25% dapat terjadi infeksi. Baru-baru ini juga didapatkan peningkatan infeksi yang disebabkan
oleh tindik telinga.(5). Karena menindik telinga sekarang sebagian dilakukan di pinna, suatu
daerah yang melibatkan porsi kartilago dari aurikel, dapat memberi resiko yang besar untuk
terjadinya perikondritis. Infeksi dari Pseudomonas dapat menyebabkan deformitas kosmetik
yang berat.(3). Suatu furunkel yang tidak memadai pengobatannya merupakan sumber agen
penyebab yang potensial, seperti mikrokokus jenis virulen (Stafilokokus), Streptokokus, atau
Pseudomonas aeruginosa.(1, 6). Infeksi juga dapat dapat terjadi pada saat aspirasi dan insisi
hematoma auris. Cedera pada kartilago juga dapat disebabkan oleh frostbite.(3). perikondritis
juga dapat terjadi sebagai komplikasi dari pembedahan seperti mastoidectomi atau
komplikasi dari hematoma atau otitis eksterna yang disebabkan oleh berenang di air yang
terkontaminasi.
3. Patofisiologi
Trauma : Laserasi atau akibat kerusakan yang tidak disengaja pada
pembedahan telinga, memar.
7. Penatalaksanaan Medik
Berikan antibiotik parenteral dan pengobatan topikal untuk infeksi kanalis penyerta.
Pilihan obat disesuaikan dengan hasil biakan atau petunjuk lain mengenai organisme yang
terlibat. Bila kondisi ini tampaknya meluas dan terdapat adanya bukti-bukti adanya cairan di
bawah perikondrium, terdapat indikasi untuk mengeluarkan cairan. Karena tulang rawan
tidak memiliki suplai darah langsung bila dipisahkan dari perikondrium, maka dapat terjadi
nekrosis tulang rawan. Dengan demikian, tulang rawan yang nekrosis perlu dieksisi dan
drainase dipertahankan.
Diagnosis
Diagnosis Perikondritis seringkali ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
Diagnosisnya mudah, bagian aurikula yang terlibat membengkak, menjadi merah, terasa
panas, dan sangat nyeri tekan. Mungkin terjadi perubahan bentuk yang abnormal pada
telinga. Riwayat trauma pada telinga penting untuk mendiagnosis Perikondritis atau
Kondritis, karena keduanya merupakan hasil dari luka pada kartilago. Diagnosa Perikondritis
tidak akan keliru dengan lepra pada aurikula yang menyebabkan inflamasi dan perubahan
bentuk yang kronik dan dapat didiagnosis dengan biopsy.
Diagnosis Banding
Penyakit lain dimana Perikondritis menjadi alternatif diagnosis termasuk pada penyakit
Polikondritis Berulang. Penyakit kedua yang mirip dengan perikondritis adalah Erisipelas.
Polikondritis Berulang
Penyakit yang tidak diketahui etiologinya ini menyebabkan peradangan dan destruksi tulang
rawan. Merupakan suatu gangguan tulang rawan generalisata, melibatkan hidung dan telinga
pada 80-90% kasus. Deformitas aurikula menyerupai suatu perikondritis akut yang infeksius
atau suatu telinga bunga kol (cauliflower ear) yang meradang. Hilangnya tulang rawan
menyebabkan telinga menjadi “lemas” dan timbul deformitas hidung pelana. Peradangan
yang bergantian pada kedua telinga (tanpa sebab predisposisi) atau adanya demam memberi
kesan gangguan ini. Dapat ditemukan tinitus dan vertigo, demikian pula kehilangan
pendengaran akibat kolaps meatus akustikus eksternus. Bila laring, trakea dan bronkus ikut
terlibat dapat berakibat suara menjadi serak dan bahkan kematian akibat kolaps dinding
laringotrakea dan bronkus.
Aktivitas penyakit berfluktuasi dan prognosisnya tak dapat diramalkan. Dapat berupa
serangan tunggal atau dapat pula serangan berulang selama-bertahun-tahun. Pengobatan
berupa salisilat dan steroid pada serangan akut, meskipun terdapat kontroversi mengenai
pemberian steroid. Dapson telah digunakan untuk mencegah serangan ulangan. Struktur-
struktur yang terserang harus dilindungi dari trauma.1
Erisipelas
Erisipelas adalah infeksi pada dermis yang disebabkan oleh Streptokokus β hemolitikus Grup
A yang memberikan gejala berupa nyeri, eritema, bengkak, keras, dan panas. Eritema dan
pembengkakan tidak mengikuti batas anatomis tapi berbatas tegas. Gejala sistemik berupa
demam dan malaise juga dapat ditemukan. Infeksi ini diobati dengan penisilin oral, karena
penyakit ini berjalan dengan progresif dan berpotensi mengurangi kualitas hidup, penanganan
dibutuhkan sedini mungkin.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PERIKONDIDIS
A. Pengkajian Fokus
1. Anamnesis
- Aurikula Bengkak, Nyeri, Merah
- Kadang dapat disertai demam
.
2. Pemeriksaan
a. Kriteria dx : edema luas aurikula, hyperemia, panas, nyeri palpasi
b. Suhu tubuh meningkat
c. Supuratif fluktuasi
d. Nekrosis deformitas
e. Pembesaran KGB regional
f. Lekosit meningkat
.
B. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan ttg penyakit, penyebab infeksi dan
tindakan pencegahannya
3. Kurang pengetahuan berhubunagn dengan kurang terpaparnya informasi tentang
penyakit, pengobatan
Nyeri b/d proses Tujuan : Setelah 1. Kaji tingkat nyeri ssi Memberi info
inflamasi diberikan tindakan skala nyeri untuk mengkaji
keperawatan rasa respon terhadap
nyeri pasien dapat intervensi
berkurang 2. Kaji dan catat respon membantu dalam
pasien terhadap memberi
Kriteria hasil :
intervensi intervensi
- Melaporkan nyeri selanjutnya
3. Kolaborasi beri
berkurang/ terkontrol. mengurangi nyeri
preparat analgetik
Menunjukkan 4. Memasang sumbu untuk menjaga
ekspresi wajah/ bila kanalis auditorius kanalis tetap
mengalami edema terbuka
postur tubuh rileks.
1. Boies L.R. Perikondritis. In : Adams G.L., Boies L.R., Higler P.A. Penyakit Telinga
Luar, Boies Buku Ajar Penyakit THT (BOIES Fundamentals of Otolaryngology). Edisi 6.