Askep Gadar 2
Askep Gadar 2
OLEH :
1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus Praktik Profesi Ners dengan judul “Asuhan keperawatan pada Tn
M dengan masalah keperawatan nyeri akut di Instalasi Gawat Darurat RSUD
KRT Setjonegoro Wonosobo”.
Hari : Kamis
Mengetahui,
Ka Prodi S1 Keperawatan
2
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan
B. Etiologi
Control nyeri :
nyeri
3
5 Menggunakan analgesik sesuai kebuthan
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
NIC :
Pain Management
dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan
faktor-faktor presipitasi
nyeri
4
4. Kaji latar belakang budaya pasien
digunakan
penyinaran dll )
tepat
17. Beri tahu dokter jika tindakan tidak berhasil atau terjadi keluhan
18. Informasikan kepada tim kesehatan lainnya atau anggota keluarga saat
5
19. Monitor kenyamanan pasien terhadap managemen nyeri
dipilih
Analgesik Administration :
pemberian obat
6
7. Pilih rute pemberian secara IV, IM atau pengobatan nyeri secara
teratur
kali
C. Batasan Karakteristik
4. Gerakan melindungi
7. Gangguan tidur ( mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau,
menyeringai )
10. Tingkah laku distraksi contoh jalan-jalan menemui orang lain dan atau
aktivitas berulang-ulang
7
12. Perubahan otonom dalam tonus otot ( mungkin dalam rentang dari
lemah ke kaku )
HERNIA
1. Definisi.
melalui suatu lubang atau suatu celah keluar di bawah rongga kulit
akuisital).
Hernia dapat terjadi karena adanya suatu daerah yang lemah yang
a) Kantong hernia.
c) Isi hernia.
8
d) Organ/ jaringan yang keluar melalui kantong hernia, biasanya
hernia.
2. Klasifikasi.
a. Berdasar terjadinya:
Usus keluar bila berdiri atau mengedan dan masuk lagi bila
obstruktif.
usus pada peritonium kantong hernia. Tidak ada keluhan nyeri atau
c. Berdasarkan isinya:
hernia.
9
3) Hernia litter, hernia inkaserata/ strangulasi yang sebagian dinding
d. Berdasar letaknya
1 ) Diafragma
2 ) Inguinal
3 ) Femoralis
4 ) Umbilikalis
5 ) Perineal
6 ) Ventral
7 ) Skrotalis
3. Patofisiologi
Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya
yang normal melalui sebuah defek kongenital atau yang didapat. Dalam
sebagian dari kandung kemih, atau sebagian dari lambung, tergantung dari
10
4. Tanda dan Gejala.
a. Hernia reponible.
4) Bila terjadi perekatan antara kantong hernia dengan isi hernia maka
b. Hernia inkaserata.
segera.
11
5. Pemeriksaan Penunjang
c. Diapanaskopi.
cairan atau tidak. Caranya dengan melihat scrotum yang disinari, bila
jernih berarti ada cairan/ hidrocele dan nilai diapanaskopi positif, bila
12
6. Pathway.
Mengejan saat BAB, angkat beban
berat, aktifitas berat
Hernia
Ireponible
Nyeri Akut
Pembedahan
Cemas
13
7. Penatalaksanaan
yang berisi air hangat dan mendorong massa hernia dengan lembut kearah
8. Komplikasi
1. Perlekatan.
Bisa terjadi antara isi dengan isi atau isi dengan kantongnya, atau
2. Hernia ireponibilis.
Yaitu isi hernia tidak dapat dimasukkan lagi tanpa operasi. Terjadi bila
14
9. Pengkajian
1. Anamnesis.
terdapat keluhan sakit. Kalaupun ada hanya rasa tidak enak, kecuali
Selanjutnya gejala hernia berkaitan erat terutama dengan letak dan isi
hernia, misalnya:
obstruksi usus, bahkan meskipun hanya sebagian kecil usus saja yang
terjepit.
15
2. Inspeksi.
Pasien disuruh berdiri dan mengejan, lihat apakah daerah lipat paha
ada benjolan atau tidak, lihat pula saat tidur. Hal ini untuk
3. Palpasi.
fluktuasi, tegas atau keras, tergantung isi hernia dan tekanan. Isi
feses akan teraba liat, sedang usus yang mengandung gas akan teraba
16
10. Manajemen Hernia.
1.Konservatif.
a. Reposisi.
hernia intersisialis. Hal ini terjadi bila pintu hernia terlalu kecil.
b. Suntikan.
c. Sabuk hernia.
pintu hernia.
2. Terapi pembedahan.
17
c. Spoed/ cepat: hernia incarserata.
Tindakan konservatif dilakukan bila keadaan umum (KU) jelek, tapi hernia
pada bayi dioperasi jia umur bayi lebih dari 6 bulan atau BB lebih dari 6 kg.
a. Perbaiklan bassini.
c. Perbaikan shoudice.
18
11. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
informasi
nyeri.
19
pengetahuan tentang tanda dan gejala komplikasi GI dan menjalankan
mengangkat.
-Coping effective
Menurunkan cemas :
20
d. Dengarkan keluhan pasien ttg keadaannya
g. Conseling
h. Peningkatan koping
21
BAB II
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
A. PENGKAJIAN
1. Data biografi
Nama : Tn. R
Alamat : Kejajar
Agama : Islam
Pendidikan : -
Umur : 55 tahun
Status : kawin
Triage : Hijau
2. Primary survey
a. Airway
Jalan nafas efektif
b. Breathing
Pernafasan ada teratur
22
c. Circulation
1. Keluhan Utama
rentang 1 sampai 10
pada alat kelaminnya akan tetapi setiap kali benjolan keluar selalu
dapat masuk kembali dan tidak terasa sakit sehingga klien tidak
benjolan kembali keluar akan tetapi tidak dapat masuk lagi dan
23
terasa sangat sakit maka klien berusaha mencari pertolonga dengan
4. KU : sedang
5. Respirasi
6. Cardiovaskuler
TD : 130/80 mmHg
7. Neurologi
Pupil : isokor, reflek cahaya baik, tak ada pelo, tak ada tremor
8. Integumen
Keringat dingin (+), kulit lembab, tak ada luka, muka tampak pucat
9. Muskuloskeletal
10. Sensori
11. Nutrisi
24
Klien tidak mengalami keluhan dengan BAK nya
Tidak dikaji
16. Aktivitas
B. PROGRAM TERAPI
Inj Ketorolac 30 mg
C. LABORATORIUM
25
D. ANALISA DATA
Tgl & Diagnosa Perencanaan
jam Keperawatan
Tujuan Renpra
30/10/ DS : Klien Setelah Pain management :
12 mengatakan dilakukan a. kaji pengalaman nyeri pasien
17.30 ada benjolan tindakan sebelumnya,gali pengalaman
WIB pada alat keperawatan klien tgg nyeri dan tindakan
kelaminnya,ben 1x60 menit apa yang dilakukan klien
jolan terasa diharapkan : untuk mengatasinya.
sangat
a. Skala b. Kaji intensitas, karakteristik,
sakit,sakit onset, durasi.
nyeri 7
dirasakan terus-
b. Pasien c. Kaji ketidaknyamanan,
menerus,rasa gambarkan pengaruh terhadap
dapat
sakit dirasakan kualitas istirahat, tidur, ADL.
mengontr
seperti isi d. Kaji penyebab dari nyeri
ol nyeri
perutnya turun e. Monitoring vital sign
c. Pasien
ke kantong f. Monitoring respon verbal/non
merasa
kelaminnya dan verbal
nyaman
terjepit,klien g. Beri kompres hangat pada
mengatakan perut bagian bawah
nyerinya h. Atur posisi yang senyaman
berada pada mungkin, lingkungan nyaman,
skala 9 pada kurangi stimulan.
rentang 1 Pain control :
sampai 10 i. Ajarkan teknik
relaksasi/distraksi
DO : Management terapi :
- Keringat j. Kolaborasi pemberian
dingin (+), kulit analgetik, antispasmodik
lembab, tak ada
luka, muka
tampak pucat
dan tampak
menahan sakit
yang hebat
- klien tampak
tidur miring
sambil
menekuk kedua
kakinya ke arah
perut dan
memegangi
bagian yang
sakit
TD : 130/80
26
mmHg, Nadi
88 x/menit,RR
20x/mnt,Suhu
36 C
DX :
Nyeri acute
berhubungan
dengan agen
injuri fisik :
tekanan/jepitan
isi hernia
E. IMPLEMENTASI
Pain control :
17.40 g. Mengajarkan teknik relaksasi dengan tarik nafas dalam
melalui hidung dan mengeluarkan pelan - pelan melalui mulut
h. Menganjurkan pada klien untuk memperbanyak istighfar dan
ikhlas dalam menerima sakitnya
17.55 Management terapi :
i. Melaksanakan tindakan kolaborasi dengan memasang infus
18.45 Asering 20 tpm dan memberikan injeksi analgesik ketorolac
30 mg IV
j. Mengantar klien ke ruang bugenville
27
F. CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl , jam & EVALUASI Nama &
DX paraf
1 2 3
30/10/12 S : Klien mengatakan masih terasa sakit tetapi klien Amanah
18.35 WIB sudah mulai dapat sedikit mengontrol nyerinya
I Skala nyeri 8
P : - Monitor TTV.
- Pemberian analgetik secara terprogram
- Konsul dokter spesialis bedah
- Foto BNO 2 posisi
- Klien dipuasakan
28
BAB III
PEMBAHASAN
17.30 WIB dengan keluhan sejak jam 15.00 WIB saat klien sedang
kelaminnya,benjolan keluar dan tidak dapat masuk lagi serta tarasa sangat
sakit, klien sebelumnya sejak satu tahun yang lalu sudah pernah
mengalami hal yang sama akan tetapi benjolan keluar dan dapat masuk
lagi serta tidak terasa sakit. Masalah keperawatan yang muncul adalah
nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik : tekanan atau jepitan isi
keluarga tentang penyakit klien yaitu hernia sebab klien sudah mengalami
hal tersebut sejak lama akan tetapi klien tidak memeriksakan diri ke dokter
29
pekerja berat )yang mana pekerjaannnya justru akan memperburuk
kondisinya dan baru periksa ke dokter pada saat penyakitnya sudah parah
hernia reponible agar tidak menjadi irreponible sudah tidak prioritas lagi
karena ada yang lebih prioritas yaitu penanganan nyei yang dirasakan
klien dan kecemasan yang dialami klen terkait dengan prosedur operasi
yang akan di jalani oleh klien,yang yang lebih penting lagi adalah penkes
30
DAFTAR PUSTAKA
Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian Bedah Staf Pengajar UI. FK UI.
31