Guillain-Barré Syndrome
Disusun oleh:
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. D. V. W.
Umur : 12 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Kampung Jati Jajar, RT 5 RW 4, Depok
Pendidikan :-
Tanggal masuk RS : Kamis, 21 April 2016
Pukul : 12.29
II. ANAMNESIS
Alloanamnesa didapat dari ayah dan ibu pasien pada hari Jumat, 22 April 2016
Keluhan utama: kelemahan pada kedua tungkai bawah
Keluhan tambahan: pusing, lemah
Riwayat penyakit sekarang:
Pada hari Kamis, 21 April 2016 pukul 11.00 WIB, orang tua pasien
membawa pasien ke poliklinik anak RS Sentra Medika Cisalak dengan keluhan
utama yaitu kelemahan kedua ekstremitas bawah sejak dua hari lalu. Kelemahan
dirasakan mulai dari ujung jari-jari kaki sampai ke lutut. Pasien mengatakan
bahwa masih bisa berdiri tapi tidak bisa berjalan. Sebelumnya dua minggu lalu
pasien mengeluhkan demam, batuk pilek (+), mual (+), nyeri perut (+) dan sudah
pernah diobati di klinik. BAB dan BAK dalam batas normal. Tidak ada riwayat
trauma atau cedera sebelumnya.
Riwayat penyakit dahulu:
Orang tua pasien mengatakan bahwa pasien sudah beberapa kali rawat
inap di rumah sakit dan pernah dirawat di ICU karena dengue shock syndrome
lima tahun lalu.
Riwayat penyakit keluarga:
Tidak didapatkannya riwayat penyakit dari keluarga dan belum pernah
ada anggota keluarga yang mengalami hal serupa yang dialami oleh pasien.
Riwayat persalinan:
Riwayat kehamilan persalinan G2 P2 A0, cara persalinan sectio
caesarea, BB lahir 2900 gram, panjang lahir 51 cm.
Riwayat nutrisi dan tumbuh kembang:
Pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, susu formula dimulai
umur 1 bulan, makanan tambahan dimulai umur 4 bulan, makanan padat dimulai
umur 6 bulan. Pasien bisa mulai duduk saat usia 8 bulan, bisa merangkak usia 10
bulan, bisa mulai berdiri usia 11 bulan, bisa mulai berjalan usia 12 bulan.
Riwayat imunisasi:
Orang tua pasien mengatakan imunisasi pasien lengkap.
IX. PROGNOSA
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Functionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam
X. EDUKASI
Menjelaskan mengenai perjalanan penyakit pasien kepada orangtua dan keluarga
pasien
GBS mempunyai tiga fase klinis yaitu fase akut, fase plateau (datar) dan
fase recovery (penyembuhan). Fase akut berlangsung beberapa jam sampai
beberapa minggu, dimulai sejak muncul gejala kelemahan, gangguan
keseimbangan, sampai terjadi kesulitan berjalan. Kelemahan mulai dari bagian
distal tubuh yaitu jari-jari kaki, lalu naik dengan cepat sampai ke tangan, wajah,
dan otot-otot pernafasan. Fase plateau (datar) dapat berjalan beberapa minggu
ditandai dengan kelemahan yang mulai membaik atau menetap. Fase recovery
(penyembuhan) ditandai dengan perbaikan klinis dengan hilangnya gejala karena
penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya.
Diagnosa GBS dapat ditegakkan dengan keadaan klinis dan dapat didukung
oleh beberapa pemeriksaan penunjang seperti EMG (electromyography) dan
pungsi lumbal.
Referensi
1
Rosen BA. Guillain-Barré syndrome. Pediatrics in Review 2012; 33: 164-70.
2
Linden V, Casella EB, da Paz JA, Marquez-Diaz MJ. Guillain-Barré syndrome
in children. Arq Neuropsiquiatr 2010; 68: 12-7.
3
Walling AD, Dickson G. Guillain-Barré syndrome. Am Fam Physician 2013;
87: 191-7.
4
Willison HJ, Jacobs BC, Van doorn PA. Guillain-Barré syndrome. Lancet 2016:
1-11.
5
McLean S, Oon SF. Childhood Guillain-Barré syndrome: comparing
intravenous immunoglobulin treatment with supportive care. TSMJ 6: 61-7.
6
Chauduri JR, Alladi S, Mridula KL, Boddu DB, Rao MV, Hemanth C, et al.
Clinical outcome of Guillain-Barré syndrome with various treatment methods
and cost effectiveness: a study from tertiary care center in south india: Yashoda
GBS registry. Neurology Asia 2014; 19: 263-70.