Anda di halaman 1dari 6

REHABILITASI MEDIK PADA PENYAKIT PARU RESTRIKTIF

Jl. Raya Plumbon Km 11 No. Dokumen No. Revisi Halaman


Cirebon
I.REM.001 01 1 dari 5
REHABILITASI MEDIK PADA PENYAKIT PARU RESTRIKTIF

Jl. Raya Plumbon Km 11 No. Dokumen No. Revisi Halaman


Cirebon
I.REM.001 01 2 dari 5

Pengertian Penyakit paru awal / lanjut yang terutama menyebabkan gangguan pada
compliance paru mengakibatkan keterbatasan kemampuan bernafas,
penurunan kebugaran dan keterbatasan aktivitas. DApat membaik, menetap
atau mungkin memburuk tergantung penyebab yang mendasari :
1. Pulmonal : tumor paru, pneumonia, TB paru, fibrosis paru, atelektasis
2. Ekstra pulmonal :
a. Penyakit pada pleura
b. Tumor pada thorax atau dinding dada
c. Kekakuan dinding thorax ( nyeri pasca operasi, scleroderma,
deformitas )
d. Penyakit yang berakibat pada kelemahan otot – otot pernafasan
( cedera medulla spinalis level tinggi, Duchene muscular dystrophy,
Guillian Bare Syndrome, Myasthenia Gravis )
e. Kelemahan gangguan mobilitas diafragma : pada obesitas, asites

Tujuan Sebagai panduan dalam pemberiaan program rehabilitasi medik mengenai


kasus rehabilitasi penyakit paru restriktif agar tepat dan benar.

Kebijakan Dr. Sp.RM melakukan penegakkan diagnosa, membuat dan menentukan


program terapi rehabilitasi medik pada kasus Penyakit Paru Restriktif.

Prosedur 1. Pasien rawat inap maupun rawat jalan dilakukan konsultasi atau
pemeriksaan oleh dr.Sp.RM sesuai dengan proses prosedur pelayanan
Rehabilitasi medik (P.REM.001).

2. Diagnosis Fungsional
Penyakit paru restriktif ringan/sedang/berat pada kondisi awal/lanjut
yang menyebabkan penurunan volume tidal, kapasitas inspirasi
maksimal, kapasitas vital dan kapasitas total paru.
Dengan masalah :
a. Nafas pendek, dangkal, dengan kesulitan onspirasi dalam.
b. Gangguan mobilitas dinding dada, pengembangan paru, dapat
disertai kolaps paru.

c. Penumpukan dahak di saluran pernafasan disertai kemampuan


batuk lemah / tidak ada.
d. Keterbatasan kemampuan berjalan, naik tangga, penurunan aktivitas
kehidupan sehari-hari.
e. Rasa cemas dan depresi (akut / kronis)
REHABILITASI MEDIK PADA PENYAKIT PARU RESTRIKTIF

Jl. Raya Plumbon Km 11 No. Dokumen No. Revisi Halaman


Cirebon
I.REM.001 01 3 dari 5

f. Gangguan pola tidur


g. Penurunan rasa percaya diri.
h. Terganggunya aktivitas sosial.
i. Meningkatnya hari mangkir kerja.
j. Pada penyakit-penyakit tertentu akan berlanjut sampai pemakaian
ventilator jangka panjang / seumur hidup.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Umum :
1) Sesak nafas / nafas pendek, dinilai respiratori rate&skala Borg.
2) Nadi, tekanan darah.
3) Tinggi, berat badan, BMI
b. Khusus :
1) Pola pernafasan (inspirasi, ekspirasi), kemampuan inspirasi
dalam (incentive spirometri) dan pergerakan nafas.
2) Keterbatsan gerak bahu.
3) Postur : kifosis, kifoskoliosis.
4) Mobilitas dan ekspansi toraks (atas, tengah, bawah)
5) Wheezing, ronki, dahak, lokasinya?
6) Atrofi otot-otot ekstremitas.
7) Gejala korpulmonale.

4. Pemeriksaan Fungsional
a. Uji latih (sama dengan pada PPOK)
b. Pada penyakit primer karena kelainan otot dan parese ekstremitas
hanya dengan uji jalan atau ergometer tangan jangan sampai lelah
(dinilai dengan skala Borg)
c. Dari hasil uji latih ditentukan kemampuan fungsional dalam meter /
watt/ Mets / VO2max
d. kualitas hidup dengan alat ukur kualitas hidup spesifik, misal St
George Respoiratory Questionnaire.

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : darah rutin Hb, Ht, Leukosit.
b. Radiologi : toraks AP / Lateral, CT Scan.
c. Spirometri
d. EKG

6. Konsultasi
REHABILITASI MEDIK PADA PENYAKIT PARU RESTRIKTIF

Jl. Raya Plumbon Km 11 No. Dokumen No. Revisi Halaman


Cirebon
I.REM.001 01 4 dari 5

a. Dokter Spesialis Gizi Klinik


b. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
c. Dokter Spesialis Paru
d. Dokter Spesialis Jantung
e. Dokter Spesialis Syaraf

7. Perawatan RS
a. Rawat jalan.
b. Rawat inap : kasus lanjut (eksaserbasi akut) dengan restriksi sedang
– berat.
1) Pasca sesak nafas.
2) Kasus dengan ventilator / proses weaning.

8. Terapi / Intevensi
A. Kondisi awal / pasca sesak nafas (di rumah sakit atau rawat jalan
1) Medikamentosa : bronkodilator, mukolitik, steroid : per inhalasi.
2) Edukasi posisi untuk mengurangi sesak.
3) Latihan relaksasi.
4) Latihan mobilisasi dada dan bahu semaksimal mungkin.
5) Koreksi dan pemeliharaan postur.
6) Terapi fisik dada untuk pengeluaran dahak.
7) Latihan inspirasi dalam.
8) Latihan pernafasan segmental untuk pengembangan paru
(tergantung lokasi)
9) Latihan ankle pumping aktif/pasif.
10) Moblisasi aktif bertahap segera setelah tidak sesak sesuai
toleransi, jangan sampai lelah.

B. Kondisi lanjut (rawat jalan, di rumah):


1) Nadi, tekanan darah.Edukasi untuk latihan nafas dalam.
2) Melakukan latihan seperti kondisi awal, sesuai kebutuhan dan
kondisi penyakit yang mendasari.

3) Terapi okupasi untuk konservasi energi, penyesuaian aktivitas


dengan pola nafas.
4) Latihan rekondisi (bila perlu menggunakan O2) : rekondisi
kardiorespirasi, grup otot, pernafsan.
5) Intensitas disesuaikan dengan uji latih, evaluasi berkala setiap 2-
3 bulan.
REHABILITASI MEDIK PADA PENYAKIT PARU RESTRIKTIF

Jl. Raya Plumbon Km 11 No. Dokumen No. Revisi Halaman


Cirebon
I.REM.001 01 5 dari 5

6) Frekuensi 3-5 kali / minggu, durasi 30 menit.


7) Pada kasus berat, disesuaikan dengan toleransi, jangan sampai
lelah.

9. Standar Rumah Sakit


a. Tipe C untuk restriksi ringan (kondisi awal).
b. Tipe B untuk restriksi sedang (kondisi awal dan lanjut).
c. Tipe B pendidikan untuk restriksi berat (kondisi awal dan lanjut)

10. Standar Tenaga


a. Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik
b. Dokter umum dengan pelatihan rehabilitasi medik
c. Perawat rehabuilitasi
d. Terapis (fisioterapis, okupasi terapis)
e. Psikolog.

11. Penyulit / Komplikasi


a. Penyulit : bronkopneumonia, bronkopleural fistula, penebalan
pleura, atelektasis yang menetap, sindroma dekondisi, kor
pulmonale.
b. Komplikasi : eksaserbasi akut, perburukan gizi.

12. Prognosis / Masa Pemulihan


Bergantung penyakit utama :
a. Baik : pneumotoraks spontan, trauma toraks akut.
b. Berlangsung seumur hidup, penyakit statik tapi fungsional
membaik : pasca TB paru, fibrosis paru.
c. Berlangsung seumur hidup, memburuk : penyakit primer :
kelemahan otot pernafasan (pada DMP, Myasthenia gravis, GBS).

13. Lauran
Tergantung penyakit utama :

a. Sembuh sempurna pada trauma toraks akut, pneumotoraks


spontan.
b. Sembuh parsial, mampu melaksanakan aktivitas sesuai kapasitas
respirasi dan cadangan endurance (ditentukan dengan uji latih)
c. Evaluasi : spirometri untuk fungsi paru.
d. Analisa gas darah.
REHABILITASI MEDIK PADA PENYAKIT PARU RESTRIKTIF

Jl. Raya Plumbon Km 11 No. Dokumen No. Revisi Halaman


Cirebon
I.REM.001 01 6 dari 5

e. Uji latih untuk kemampuan fungsional

14. Hasil pemeriksaan, diagnosa, rencana program terapi rehabilitasi medik


dan home program serta saran didokumentasikan / dicatat dr.Sp.RM
pada status.
a. Untuk pasien rawat inap dicatat pada formulir catatan harian dokter
yang ada pada status pasien rawat inap (F.IRM.015).
b. Untuk pasien rawat jalan dicatat pada status pasien unit rawat jalan
(F.IRM.002) dan dimasukkan dalam map status pasien .

15. Petugas rehabilitasi medik setiap hari kerja melakukan pencatatan data
pelayanan konsultasi setiap dr.Sp.RM pada pasien rawat inap dicatat
pada buku register konsultasi dr.Sp.RM rawat inap (F.REM.007) dan
rawat jalan dicatat pada buku register konsultasi dr.Sp.RM rawat jalan
(F.REM.008).

Unit Terkait 1. Instalasi rawat inap


2. Instalasi rawat jalan
3. Instalasi rekam medik

Dokumen Terkait 1. Buku Register Konsultasi dr.Sp.RM Rawat Inap ( F.REM.007 )


2. Buku Register Konsultasi dr.Sp.RM Rawat Jalan ( F.REM.008 )
3. Formulir Catatan Harian Dokter ( F.IRM.015 )
4. Status Pasien Instalasi Rawat Jalan ( F.IRM.002 )

Disiapkan oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh :

dr. Dindin Hardi G.Sp.RM dr. Luthfiah dr. Erwin Didi Purnama
Ka.Inst. Rehabilitasi Medik Ka.Bid. Penunjang Medis Mngmnt Representative

Anda mungkin juga menyukai