Pengertian Penyakit paru awal / lanjut yang terutama menyebabkan gangguan pada
compliance paru mengakibatkan keterbatasan kemampuan bernafas,
penurunan kebugaran dan keterbatasan aktivitas. DApat membaik, menetap
atau mungkin memburuk tergantung penyebab yang mendasari :
1. Pulmonal : tumor paru, pneumonia, TB paru, fibrosis paru, atelektasis
2. Ekstra pulmonal :
a. Penyakit pada pleura
b. Tumor pada thorax atau dinding dada
c. Kekakuan dinding thorax ( nyeri pasca operasi, scleroderma,
deformitas )
d. Penyakit yang berakibat pada kelemahan otot – otot pernafasan
( cedera medulla spinalis level tinggi, Duchene muscular dystrophy,
Guillian Bare Syndrome, Myasthenia Gravis )
e. Kelemahan gangguan mobilitas diafragma : pada obesitas, asites
Prosedur 1. Pasien rawat inap maupun rawat jalan dilakukan konsultasi atau
pemeriksaan oleh dr.Sp.RM sesuai dengan proses prosedur pelayanan
Rehabilitasi medik (P.REM.001).
2. Diagnosis Fungsional
Penyakit paru restriktif ringan/sedang/berat pada kondisi awal/lanjut
yang menyebabkan penurunan volume tidal, kapasitas inspirasi
maksimal, kapasitas vital dan kapasitas total paru.
Dengan masalah :
a. Nafas pendek, dangkal, dengan kesulitan onspirasi dalam.
b. Gangguan mobilitas dinding dada, pengembangan paru, dapat
disertai kolaps paru.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Umum :
1) Sesak nafas / nafas pendek, dinilai respiratori rate&skala Borg.
2) Nadi, tekanan darah.
3) Tinggi, berat badan, BMI
b. Khusus :
1) Pola pernafasan (inspirasi, ekspirasi), kemampuan inspirasi
dalam (incentive spirometri) dan pergerakan nafas.
2) Keterbatsan gerak bahu.
3) Postur : kifosis, kifoskoliosis.
4) Mobilitas dan ekspansi toraks (atas, tengah, bawah)
5) Wheezing, ronki, dahak, lokasinya?
6) Atrofi otot-otot ekstremitas.
7) Gejala korpulmonale.
4. Pemeriksaan Fungsional
a. Uji latih (sama dengan pada PPOK)
b. Pada penyakit primer karena kelainan otot dan parese ekstremitas
hanya dengan uji jalan atau ergometer tangan jangan sampai lelah
(dinilai dengan skala Borg)
c. Dari hasil uji latih ditentukan kemampuan fungsional dalam meter /
watt/ Mets / VO2max
d. kualitas hidup dengan alat ukur kualitas hidup spesifik, misal St
George Respoiratory Questionnaire.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : darah rutin Hb, Ht, Leukosit.
b. Radiologi : toraks AP / Lateral, CT Scan.
c. Spirometri
d. EKG
6. Konsultasi
REHABILITASI MEDIK PADA PENYAKIT PARU RESTRIKTIF
7. Perawatan RS
a. Rawat jalan.
b. Rawat inap : kasus lanjut (eksaserbasi akut) dengan restriksi sedang
– berat.
1) Pasca sesak nafas.
2) Kasus dengan ventilator / proses weaning.
8. Terapi / Intevensi
A. Kondisi awal / pasca sesak nafas (di rumah sakit atau rawat jalan
1) Medikamentosa : bronkodilator, mukolitik, steroid : per inhalasi.
2) Edukasi posisi untuk mengurangi sesak.
3) Latihan relaksasi.
4) Latihan mobilisasi dada dan bahu semaksimal mungkin.
5) Koreksi dan pemeliharaan postur.
6) Terapi fisik dada untuk pengeluaran dahak.
7) Latihan inspirasi dalam.
8) Latihan pernafasan segmental untuk pengembangan paru
(tergantung lokasi)
9) Latihan ankle pumping aktif/pasif.
10) Moblisasi aktif bertahap segera setelah tidak sesak sesuai
toleransi, jangan sampai lelah.
13. Lauran
Tergantung penyakit utama :
15. Petugas rehabilitasi medik setiap hari kerja melakukan pencatatan data
pelayanan konsultasi setiap dr.Sp.RM pada pasien rawat inap dicatat
pada buku register konsultasi dr.Sp.RM rawat inap (F.REM.007) dan
rawat jalan dicatat pada buku register konsultasi dr.Sp.RM rawat jalan
(F.REM.008).
dr. Dindin Hardi G.Sp.RM dr. Luthfiah dr. Erwin Didi Purnama
Ka.Inst. Rehabilitasi Medik Ka.Bid. Penunjang Medis Mngmnt Representative