Bismillah Percobaan 9
Bismillah Percobaan 9
PERCOBAAN 9
IDENTIFIKASI SENYAWA MARKER AKTIF SERTA PENETAPAN
KADAR SENYAWA MARKER (PIPERIN DALAM SIMPLISIA)
Disusun oleh :
Shift/ Kelompok : G/ 4
Asisten : Aisya Qisthi Z., S. Farm., Apt.
I. Tujuan Percobaan
Alat Bahan
Ekstraksi Piperin
sampel uji.
Persiapan Larutan Standar
larutan standar dengan spektrofotometer UV. Diukur filtrat dan standar pada
Spektrofotometri UV
1. Data Pengamatan
2. Penimbangan simplisia
3. Pemanasan simplisia +
etanol 50 mL
4. Penyaringan ekstrak
simplisia setelah
pemanasan selama 30
menit
5. Pengenceran 10 mL
filtrat dalam 100 mL
etanol
6. Pengenceran 0,5 mL
filtrat simplisia dalam Tidak ada
25 mL etanol
2. Perhitungan
a. Faktor pengenceran
10 mL dalam 100 mL
(10 kali)
0,5 mL dalam 25 mL
(50 kali)
0,001 𝑚𝑔 1𝑚𝑔
Cp = 𝑥 1000 = = 1 𝑝𝑝𝑚
𝑚𝐿 𝐿
𝐴𝑠
𝐶𝑠 = 𝑥 𝐶𝑝 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
𝐴𝑝
0,513
𝐶𝑠 = 𝑥 1 𝑝𝑝𝑚 𝑥 500
0,698
𝐶𝑠 = 367,478 𝑝𝑝𝑚
c. Kadar piperin simplisia
2𝑔 1000
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑥 = 40.000 𝑝𝑝𝑚
50 𝑚𝐿 0,001
𝐶𝑠
Kadar piperin (%) = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑥 100 %
367,478 𝑝𝑝𝑚
Kadar piperin = 𝑥 100 % = 0,9186 %
40.000 𝑝𝑝𝑚
V. Pembahasan
Cabe jawa merupakan salah satu tanaman yang diketahui memiliki efek
stimulan terhadap sel saraf sehingga mampu meningkatkan stamina tubuh. Efek
hormonal dari tanaman ini dikenal sebagai afrodisiaka. Bagian yang dimanfaatkan
sebagai afrodisiaka adalah buahnya dan diduga senyawa aktif yang berkhasiat
dalam erlenmeyer 100 mL. Dipilih pelarut etanol karena etanol dapat digunakan
untuk menyari zat yang kepolaran relatif tinggi sampai relatif rendah, karena
membran sel, dapat memperbaiki stabilitas bahan obat yang terlarut dan juga
efektif dalam menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal. Dipilih etanol
konsentrasi 96% karena etanol 96% merupakan pelarut dimana kadar alkoholnya
lebih kecil atau sedikit dibandingkan dengan kadar airnya, sehingga lebih mudah
atau lebih cepat menguap. Kemudian dipanaskan ini bertujuan agar kandungan
yang terdapat pada simplisia dapat semuanya keluar terutama piperin, serta diaduk
selama 30 menit ini bertujuan agar interaksi simplisia dengan pelarut lebih banyak
Ekstraksi ini adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat.
Adapun tujuan dari ekstraksi, yaitu untuk menarik komponn kimia yang terdapat
dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat
padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan lapisan
komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan menembus dinding
sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut
dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel
dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi
dengan etanol 96% ad tanda dalam labu ukur 25 mL. Kemudian larutan
pembanding piperin tersebut dipipet sebanyak 0,5 mL lalu diencerkan hingga 500
takar 100 mL ad etanol 100 mL, lalu dikocok hingga homogen. Kemudian,
Kemudian, larutan standar piperin dan filtrat yang telah diencerkan dicari panjang
spektrofotometer UV.
cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu (Day, 2002).
digunakan untuk mengukur besarnya energi yang diabsorbsi atau diteruskan. Sinar
radiasi monokromatik akan melewati larutan yang mengandung zat yang dapat
melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis,
secara kuantitatif. Konsntrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan
kemudian akan dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu zat dalam
konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi)
dan ada ada pula yang dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini kemudian diterima
oleh detector. Detector kemudian akan menghitung cahaya yang diterima dan
terkandung dalam sampel sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam sampel
sampel adalah 367,47 dan kadar piperin adalah 0,918%. Dengan panjang
0,2- 0,8.
Kadar piperin yang di didapatkan dari simplisia buah cabe jawa adalah
sebesar 0,918%. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan dalam Farmakope Herbal
Indonesia (FHI) yang menyatakan bahwa kadar piperin dari simplisia buah cabe
jawa harus tidak kurang dari 1,1 % ( Depkes RI, 2008). Adapun faktor
rentang 0,1, seharusnya nilai absorbansi yang baik berada pada rentang 0,2-0,8
etanol.
VI. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia Edisi I. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Dwitya, M. Rezki. 2014. Skripsi Pengembangan Metode Analisis Senyawa
Marker Spesifik Piper Retrofractum Vahl Dan Piper Nigrum L. dalam
Campuran Menggunakan KLT-Densitometri Dan Visualizer. Surabaya:
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.