Aktivitas Seksual Pada Pasien Penyakit Kardiovaskular
Aktivitas Seksual Pada Pasien Penyakit Kardiovaskular
SARI PUSTAKA
DIVISI PREVENSI DAN REHABILITASI JANTUNG
1. PENDAHULUAN
Aktivitas seksual (sexual activity = SA) merupakan konsep global yang bervariasi di
antara berbagai kultur dan mencakup beberapa perilaku yaitu berciuman (kissing=Ki),
bersentuhan (touching=T), seks oral (oral sex=O), masturbasi (masturbation=M), dan
persetubuhan (intercourse=I) vagina atau anal. Untuk selanjutnya akan digunakan
beberapa singkatan termasuk KiT untuk berciuman dan bersentuhan, KiTOM meliputi
stimulasi oral terhadap genitalia juga masturbasi, dan KiTOMI untuk aktivitas yang
sama dengan penambahan persetubuhan. SA dapat dilakukan dengan beberapa cara:
sendirian, berpasangan atau berkelompok, hetero, homo atau biseksual, hubungan
yang sudah stabil atau hanya sepintas, dalam kondisi pernikahan atau di luar
pernikahan, dan dalam kondisi pekerja seksual yang melayani pasangannya.1
Kesehatan seksual merupakan komponen mayor dari kualitas kehidupan pada
populasi umum, juga pada pasien jantung.2 Terlebih lagi, kesehatan seksual
tampaknya juga mempengaruhi kesehatan fisik baik pada individu yang bersangkutan
dan pasangannya. Bukti menunjukkan bahwa SA yang berkurang akan menyebabkan
pasien tertekan secara psikologis dan mengalami kekhawatiran akan munculnya gejala
yang tidak menyenangkan atau potensi serangan jantung sewaktu berhubungan
seksual.3,4 Sayangnya kebanyakan studi berfokus terhadap disfungsi seksual dan risiko
jantung; dan masih terbatas perhatian untuk manfaat kesehatan seksual pada pasien
jantung.
Pelayanan konseling seksual yang berdasarkan bukti ilmiah terhadap individu
dengan penyakit jantung (heart disease=HD), terutama setelah kejadian penyakit
jantung akut, merupakan faktor yang penting dalam menentukan kualitas yang
menentukan kualitas hidup dan keamanan dan harus bergabung dengan praktis klinis.5
Pasien jantung memerlukan nasihat yang berkaitan dengan dimulainya kembali SA,
sama halnya dengan panduan yang mereka terima berkenaan dengan pekerjaan,
olahraga, dan aktivitas harian lainnya. Bahkan, seks merupakan aktivitas fisik yang
terencana dan disengaja dalam bentuk yang lebih spesifik sehingga dapat
dikategorikan sebagai bentuk olahraga.6 Pengertian yang lebih baik antara risiko
potensial dan keuntungan dari SA dibutuhkan oleh profesional kesehatan untuk
menyediakan konseling seksual yang cocok untuk populasi tersebut.
10. KESIMPULAN
Kekhawatiran mengenai keamanan SA lazim dijumpai diantara pasien jantung dan
dokternya, terutama setelah MACE atau prosedur intervensi / bedah jantung.
Meskipun klaim dari studi-studi sebelumnya, hubungan seksual, khususnya pada
hubungan pernikahan stabil yang sudah lama, dapat dipertimbangkan sebagai
olahraga dengan intensitas sangat ringan atau ringan (sekitar 2 hingga 3 METs, dengan
intensitas tertinggi minimal dan masa puncak sekitar 10 hingga 30 detik selama
orgasme). Pengeluaran energi lebih rendah diharapkan terjadi pada SA yang tidak
termasuk senggama. Pasien dengan jantung yang sehat secara fisik cenderung
memiliki prevalensi yang lebih rendah untuk terjadi disfungsi seksual dan SA yang lebih
bervariasi dan aman.
Secara umum, SA benar-benar merupakan olahraga yang aman dan memiliki risiko
absolut kematian atau MACE yang sangat rendah. Risiko rendah ini mungkin benar
untuk kebanyakan pasien jantung, terutama pada wanita tanpa memandang usia dan
pria dan wanita yang bebas gejala. Aktivitas KiTOMI dengan pasangan yang sudah
biasa sangat direkomendasikan sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Untuk pasien
jantung yang lebih berat sakitnya, batasan untuk senggama, sering hanya bersifat
sementara pada minggu-minggu pertama setelah suatu prosedur atau kejadian, yang
memang seharusnya ditunda hingga lebih baik secara klinis. Aktivitas KiTOM
cenderung relatif aman dan ditoleransi dengan baik selama periode tersebut. Uji
latihan dapat menyediakan informasi yang relevan dan jaminan baik untuk pasien dan
dokter, terutama pada pasien dengan risiko sedang atau tidak jelas. Konseling seksual
yang sesuai adalah penting untuk pasien jantung dan pasangannya. Aktivitas KiT
seharusnya menjadi komponen perilaku seksual yang positif terhadap kehidupan
seksual yang lebih sehat dan harusnya direkomendasikan untuk hampir seluruh pasien
jantung tanpa memandang orientasi seksualnya. Karena sering dianggap tabu, diskusi
yang objektif mengenai perilaku seksual pada pasien jantung seringkali
dikesampingkan. Penyelia layanan kesehatan harus dapat memutuskan lingkaran
setan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Stein R, Sardinha A, Araújo CGS, Sexual Activity and Heart Patients: A Contemporary
Perspective, Canadian Journal of Cardiology (2015), doi: 10.1016/j.cjca.2015.10.010.
2. Brannstrom M, Kristofferzon ML, Ivarsson B, et al. Sexual knowledge in patients with
a myocardial infarction and their partners. J Cardiovasc Nurs. 2014;29:332-339.
3. Sardinha A, Araujo CG, Nardi AE. Psychiatric disorders and cardiac anxiety in exercising
and sedentary coronary artery disease patients: a case-control study. Braz J Med Biol
Res. 2012;45:1320-1326.
4. Kazemi-Saleh D, Pishgoo B, Farrokhi F, Fotros A, Assari S. Sexual function and
psychological status among males and females with ischemic heart disease. J Sex Med.
2008;5:2330-2337.
5. Bispo GS, de Lima Lopes J, de Barros AL. Cardiovascular changes resulting from sexual
activity and sexual dysfunction after myocardial infarction: integrative review. J Clin
Nurs. 2013;22:3522-3531.
6. Araujo CGS. Sexual activity: An exercise to prevent cardiovascular morbidity and
mortality? Expert Rev Cardiovasc Ther. 2009;7:1033-1036.
7. Mulhall J, King R, Glina S, Hvidsten K. Importance of and satisfaction with sex among
men and women worldwide: results of the global better sex survey. J Sex Med.
2008;5:788-795.
8. Bacon CG, Mittleman MA, Kawachi I, Giovannucci E, Glasser DB, Rimm EB. Sexual
function in men older than 50 years of age: results from the health professionals
follow-up study. Ann Intern Med. 2003;139:161-168.
9. Laumann EO, Nicolosi A, Glasser DB, et al. Sexual problems among women and men
aged 40-80 y: prevalence and correlates identified in the Global Study of Sexual
Attitudes and Behaviors. Int J Impot Res. 2005;17:39-57.
10. Leiblum SR. After sildenafil: bridging the gap between pharmacologic treatment and
satisfying sexual relationships. J Clin Psychiatry. 2002;63 Suppl 5:17-22; discussion 23-
15.
11. Stain RA. Cardiovascular response to sexual activity. Am J Cardiol. 2000;86:27F-29F.
12. Bohlen JG, Held JP, Sanderson MO, Patterson RP. Heart rate, rate-pressure product,
and oxygen uptake during four sexual activities. Arch Intern Med. 1984;144:1745-
1748.
13. Yeragani VK, Pohl R, Balon R. Complex demodulation of cardiac interbeat intervals:
increased cardiac sympathovagal interaction during human sexual activity. Arch Sex
Behav. 2004;33:65-69.
14. Drory Y, Kravetz S, Weingarten M. Comparison of sexual activity of women and men
after a first acute myocardial infarction. Am J Cardiol. 2000;85:1283-1287.
15. Shi H, Zhang FR, Zhu CX, Wang S, Li S, Chen SW. Incidence of changes and predictive
factors for sexual function after coronary stenting. Andrologia. 2007;39:16-21.
16. Steinke EE, Wright DW, Chung ML, Moser DK. Sexual self-concept, anxiety, and
selfefficacy predict sexual activity in heart failure and healthy elders. Heart & Lung.
2008;37:323-333.
17. Friedman S. Cardiac disease, anxiety, and sexual functioning. Am J Cardiol.
2000;86:46F-50F.
18. Reddy PR, Reinier K, Singh T, et al. Physical activity as a trigger of sudden cardiac arrest:
the Oregon Sudden Unexpected Death Study. Int J Cardiol. 2009;131:345-349.
19. Niederseer D, Moller J, Niebauer J. Increased rates of myocardial infarction and deaths
in men after sexual activity. Int J Cardiol. 2012;156:234-235.
20. Lee S, Chae J, Cho Y. Causes of sudden death related to sexual activity: results of a
medicolegal postmortem study from 2001 to 2005. J Korean Med Sci. 2006;21:995-
999.
21. Muller JE. Sexual activity as a trigger for cardiovascular events: what is the risk? Am J
Cardiol. 1999;84:2N-5N.
22. Parzeller M, Bux R, Raschka C, Bratzke H. Sudden cardiovascular death associated with
sexual activity : A forensic autopsy study (1972-2004). Forensic Sci Med Pathol.
2006;2:109-114.
23. Dahabreh IJ, Paulus JK. Association of episodic physical and sexual activity with
triggering of acute cardiac events: systematic review and meta-analysis. JAMA.
2011;305:1225-1233.
24. Fisher AD, Bandini E, Corona G, et al. Stable extramarital affairs are breaking the heart.
Int J Androl. 2012;35:11-17.
25. Steinke EE, Hill TJ, Mosack V. Medication use and predictors of sexual activity in men
and women with CVD. J Am Assoc Nurse Pract. 2015. DOI: 10.1002/2327-6924.12253
26. Davis R, Reveles KR, Ali SK, Mortensen EM, Frei CR, Mansi I. Statins and male sexual
health: a retrospective cohort analysis. J Sex Med. 2015;12:158-167.
27. Ko DT, Hebert PR, Coffey CS, Sedrakyan A, Curtis JP, Krumholz HM. Beta-blocker
therapy and symptoms of depression, fatigue, and sexual dysfunction. JAMA.
2002;288:351-357.
28. Nicolai MP, Liem SS, Both S, et al. A review of the positive and negative effects of
cardiovascular drugs on sexual function: a proposed table for use in clinical practice.
Neth Heart J. 2014;22:11-19.
29. Jackson G. Sexual intercourse and stable angina pectoris. Am J Cardiol. 2000;86:35F-
37F.
30. Schwartz BG, Kloner RA. Drug interactions with phosphodiesterase-5 inhibitors used
for the treatment of erectile dysfunction or pulmonary hypertension. Circulation.
2010;122:88-95.
31. Swearingen D, Nehra A, Morelos S, Peterson CA. Hemodynamic effect of avanafil and
glyceryl trinitrate coadministration. Drugs Context. 2013;2013:212248.
32. Steinke EE. How can heart failure patients and their partners be counseled on sexual
activity? Curr Heart Fail Rep. 2013;10:262-269.
33. Levine GN, Steinke EE, Bakaeen FG, et al. Sexual activity and cardiovascular disease: a
scientific statement from the American Heart Association. Circulation. 2012;125:1058-
1072.
34. Fries R, Konig J, Schafers HJ, Bohm M. Triggering effect of physical and mental stress
on spontaneous ventricular tachyarrhythmias in patients with implantable
cardioverter-defibrillators. Clin Cardiol. 2002;25:474-478.
35. DeBusk R, Drory Y, Goldstein I, et al. Management of sexual dysfunction in patients
with cardiovascular disease: recommendations of the Princeton Consensus Panel. Am
J Cardiol. 2000;86:62F-68F.
36. Steinke EE, Jaarsma T, Barnason SA, et al. Sexual counseling for individuals with
cardiovascular disease and their partners: a consensus document from the American
Heart Association and the ESC Council on Cardiovascular Nursing and Allied
Professions (CCNAP). Circulation. 2013;128:2075-2096.
37. Marijon E, Bougouin W, Perier MC, Celermajer DS, Jouven X. Incidence of sports
related sudden death in France by specific sports and sex. JAMA. 2013;310:642-643.
38. Beutel ME, Weidner W, Brahler E. Epidemiology of sexual dysfunction in the male
population. Andrologia. 2006;38:115-121.
39. Ginsberg TB, Pomerantz SC, Kramer-Feeley V. Sexuality in older adults: behaviours and
preferences. Age Ageing. 2005;34:475-480.