Penyakit Periodontal Merupakan Salah Satu Penyakit Infeksi Bakteri Yang
Penyakit Periodontal Merupakan Salah Satu Penyakit Infeksi Bakteri Yang
bakteri pada jaringan pendukung gigi. Terdapat dua tipe penyakit periodontal ini
yaitu gingivitis dan periodontitis. Gingivitis meliputi inflamasi yang terbatas pada
kronis ditandai oleh inflamasi pada jaringan pendukung gigi, yang memicu
gigi dan kerusakan lebih lanjut dari ligament periodontal serta tulang alveolar
(Bidault, 2007).
Menurut Bidault dkk. (2007), terdapat lebih dari 500 spesies bakteri yang
terdapat di dalam plak subgingiva. Beberapa dari spesies bakteri yang terdapat
dalam lapisan biofilm subgingiva ini merupakan penyebab utama dari penyakit
periodontal dengan adanya pengaruh faktor lokal dan sistemik. Akumulasi dan
proliferasi dari bakteri yang terdapat di dalam poket periodontal merupakan tahap
awal dari onset dan progesivitas penyakit periodontal. Infeksi polimikroba yang
merupakan bakteri gram negatif anaerob. Spesies –spesies bakteri tersebut antara
jaringan periodontal.
Spesies bakteri yang berkolonisasi di dalam sulkus gingiva ini harus bisa
melekat dengan kuat supaya tidak terlepas oleh aliran cairan di dalam sulkus
gingiva ini. Sulkus gingiva dan poket periodontal selalu basah oleh cairan sulkus
gingiva, yang mengalir dari dasar poket (Nisengard dkk., 2006)
lebih baik. Semua pelayan kesehatan, termasuk dokter gigi, perlu mendeteksi dan
(CRP), fibrinogen dan leukosit dari lesi periodontal secara intermitten mencapai
inflamasi sistemik yaitu CRP, antibodi sistemik yang semua ini dapat
jantung (Saini dkk., 2010). C-reaktive protein (CRP) ini merupakan suatu plasma
protein fase akut yang terdapat pada plasma manusia sehat yang kadarnya
meningkat selama inflamasi akut dan kronis (Fay, 2010). Selain itu juga nilai CRP
meliputi kenyamanan, fungsi, dan estetik yang dapat dipertahankan baik oleh
pasien itu sendiri maupun dokter gigi. Tujuan perawatan pada gingivitis dan
mulut, Scaling dan Root planing (SRP) dan pemberian antibiotik untuk mencegah,
menghentikan serta mengeliminasi penyakit periodontal yang merupakan intial
subgingiva. Bila plak dan kalkulus ini terletak pada permukaan email yang teratur,
scaling saja cukup untuk mengeluarkan plak dan kalkulus dari permukaan email
ini sampai permukaannya menjadi bersih dan halus. Plak dan kalkulus yang
kalkulus subgingiva terdapat bakteri-bakteri dan endotoxin, oleh karena itu harus
dihilangkan. Bila dentin terbuka, bakteri bisa masuk ke dalam tubuli dentin.
Prosedur penghilangan sisa kalkulus dan sementum pada akar gigi sehingga
permukaannya menjadi halus, bersih dan licin dinamakan root planing (Pattison
Scaling dan root planing (SRP) telah lama diketahui sangat efektif dalam
perawatan penyakit periodontal (Plemons & Eden, 2004). Scaling dan root
dari bakteri gram negatif anaerob menjadi bakteri fakultatif gram positif yang
biasa ditemukan pada kondisi periodontal yang sehat. Setelah dilakukan tindakan
SRP terjadi pengurangan Spirochaeta, motile rods dan putative pathogen seperti
eliminasi inflamasi secara klinis (Pattison & Pattison, 2006) tetapi menurut Slots
berhasil dengan perawatan SRP serta pada pasien dengan penyakit periodontal
akibat penyakit sistemik sebagai profilaksis pada tindakan periodontal non bedah
dengan jangkauan yang luas pada bakteri gram negatif dan gram positif fakultatif
patogen periodontal (Ahmed, 2009). Pada penelitian yang dilakukan oleh Tozum
ciprofloksasin mencapai konsentrasi 4-8 kali lebih tinggi dalam cairan sulkus
gingiva daripada serum darah dan antibiotik ini efektif memasuki jaringan lunak
lebih baik daripada ampisilin. Dengan dosis per oral yang sama, amoksisilin
mencapai kadar dalam darah yang tingginya kira-kira 2 kali lebih tinggi daripada
yang dicapai ampisilin, sedang masa paruh kedua obat ini hampir sama
mempunyai efek antiinfeksi berspektrum luas terhadap bakteri gram positif dan
mukopeptida yang diperlukan untuk sintesa dinding sel mikroba. Akibat adanya
tekanan osmotik yang lebih tinggi di dalam sel kuman dari pada di luar sel, maka
kerusakan dinding sel ini akan menyebabkan lisis, yang merupakan dasar efek
bakterisidal pada kuman yang peka (Setiabudy & Gan, 2001). Penisilin
merupakan suatu compound beta lactam yang bersifat bakterisidal yang dapat
menghambat sintesa dinding sel bakteri. Tanpa adanya dinding sel ini, maka
bakteri tersebut tidak bisa bertahan hidup. Amoksisilin juga merupakan salah satu