Anda di halaman 1dari 19

BAB I

DASAR TEORI

1. Gangguan Psikotik Akut (F23)


1.1 Definisi
Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu
menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku
kacau/aneh.
1.2 Pedoman Diagnostik
Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminka urutan prioritas yang
diberikan untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas yang
dipakai ialah:
a. Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka waktu gejala-
gejala psikotik menjadinyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek
kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk periode prodromal yang
gejalanya sering tidak jelas) sebagai cirri khas yang menentukan seluruh
kelompok
b. Adanya sindrom yang khas (berupa “polimormif” = beraneka ragam dan
berubah cepat, atau “schizophrenia-like” = gejala yang khas)
c. Adanya stress akut yang berkaitan (tidak selalu ada, sehingga dispesifikan
dengan karakter ke 5;0 .x0=Tanpa penyerta stress akut; .xi=Dengan penyerta
stress akut). Kesulitan atau problem yang berkepanjangan tidak boleh
dimasukkan sebagai sumber stress dalam konteks ini
d. Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung;
 Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi criteria episode manic
(F.30) atau episode depresif (F32), walaupun perubahan emosional dan gejala-
gejala afektif individual dapat menonjol dari waktu ke waktu.

1
 Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium, atau dimensia.
Tidak merupakan intoksikasi akibat penggunaan alcohol atau obat-obatan.

1.3 Beberapa Gangguan Psikotik akut


1. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia (F23.0)
a. Onset harus akut (dari suatu keadaan non psikotik sampai keadaan psikotik
yang jelas dalam kurun waktu 2 minggu atau kurang);
b. Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham yang berubah dalam jenis
dan intensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari yang sama ;
c. Harus ada keadaan emosional yang beranekaragamnya ;
d. Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satupun dari gejala itu ada
secara cukup konsisten dapat memenuhi kriteria skizofrenia atau episode
manik atau episode depresif.
2. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan Gejala Skizofrenia (F23.1)
i. Memenuhi kriteria yang khas untuk gangguan psikotik polimorfik akut.
ii. Disertai gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk diagnosis Skizofrenia
yang harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak munculnya gambaran
klinis psikotik itu secara jelas.
iii. Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk lebih dari 1 bulan maka
diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia.
3. Gangguan Psikotik Lir – Skizofrenia Akut (F23.2)
Suatu gangguan psikotik akut dengan gejala yang stabil dan memenuhi kriteria
skizofrenia, tetapi hanya berlangsung kurang dari satu bulan lamanya.
Pedoman Diagnosis ;
1) Onset psikotiknya akut (dua minggu atau kurang)
2) Memenuhi kriteria skizofrenia, tetapi lamanya kurang 1 bulan.
3) Tidak memenuhi kriteria psikosis pilimorfik akut.
4. Gangguan Psikotik Akut Lainnya dengan Predominan Waham (F23.3)

2
Gambaran klinis berupa waham dan halusinasi yang cukup stabil, tetapi tidak
memenuhi skizofrenia. Sering berupa waham kejaran dan waham rujukan, dan
halusinasi pendengaran.
1.4 Penanganan Gangguan Psikotik Akut
Farmakoterapi
 Obat utama Antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik :
 Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai 3 kali sehari, atau Chlorpromazine
100-200 mg, 1 sampai 3 kali sehari
 Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek
samping, walaupun beberapa pasien mungkin memerlukan dosis
yang lebih tinggi
 Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama dengan neuroleptika untuk
mengendalikan agitasi akut (misalnya: lorazepam 1-2 mg, 1 sampai 3 kali
sehari)
 Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah
gejala hilang.
 Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa ditanggulangi dengan
suntikan benzodiazepine atau obat antiparkinson
 Kegelisahan motorik berat (Akatisia), bisa ditanggulangi dengan
pengurangan dosis terapi atau pemberian beta-bloker
 Gejala parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa ditanggulangi dengan
obat antiparkinson oral (misalnya, trihexyphenidil 2 mg 3 kali sehari)
Psikoterapi
 Psikoterapi individual, kelompok, dan keluarga
 Mengatasi stresor dan episode psikotik
 Mengembalikan harga diri dan kepercayaan
2. Gangguan Waham Menetap (F22)
A. Pengertian Waham Menetap

3
Sekelompok gangguan jiwa dengan waham-waham yang berlangsung lama,
dan merupakan satu-satunya gejala klinik yang khas atau yang mencolok serta
tidak dapat digolongkan sebagai gangguan organik, skizofrenik atau afektif.
B. Diagnosis Gangguan Waham Menetap
1 Gangguan Waham
Pedoman diagnosis gangguan waham
1) Merupakan satu-satunya gejala atau gejala yang paling mencolok
2) Sudah berlangsung paling sedikit 3 bulan dan khas pribadi
3) Bila terdapat gejala depresi, maka gejala waham harus tetap ada
pada saat depresinya hilang.
4) Tidak disebabkan penyakit otak, tidak terdapat halusinasi, dan
tanpa riwayat skizofrenia, dan tanpa riwayat skizofrenik

2. Gangguan Waham Menetap Lainnya


Gangguan waham menetap yang tidak memenuhi kriteria untuk
gangguan waham.
Termasuk :
 Gangguan waham dengan halusinasi yang tidak memenuhi
kriteria skizofrenia
 Gangguan waham menetap kurang 3 bulan
C. Perjalanan Penyakit Gangguan Waham Menetap
1. Kurang dari 25% menjadi skizofrenia
2. Kurang dari 10% menjadi gangguan afektif
3. 50% sembuh untuk waktu yang lama
4. 20% hanya penurun gejala
5. 30% tidak mengalami perubahan gejala
D. Cara Penanganan Pasien Gangguan Waham Menetap
Farmakoterapi

4
 Antipsikotik adalah obat terpilih untuk penanganan gangguan waham
menetap
 Mulai dengan dosis rendah anti psikotik (Haloperidol 2 mg) dan
naikan bertahap.
 Dosis maintenance biasanya rendah
 Bila gagal dengan anti psikotik, maka dihentikan
Psikoterapi
 Terapi individual lebih efektif dari terapi kelompok
 Terapi suportif berorientasi tilikan, kognitif, dan perilaku sering
afektif.
 Bina hubungan dan kepercayaan
 Hindari membicarakan waham pasien, dan tidak boleh meremehkan
ataupun mendukung isi waham tersebut.
Terapi Keluarga
 Target hubungan sosial yang baik.

OBAT ANTIPSIKOSIS
1. Haloperidol
Berguna untuk menenangkan keadaan mania pasien psikosis yang karena hal
tertentu tidak dapat diberi fenotiazin. Reaksi ekstrapiramidal timbul pada 80%
pasien yang diobati haloperidol. Oksipertin merupakan derivate butirofenon yang
banyak persamaannya dengan CPZ. Oksipertin berefek blockade adrenergic dan
anti emetic serta dapat menimbulkan parkinsonisme pada manusia dan katalepsi
pada hewan.
Farmakodinamik
Struktur haloperidol berbeda dengan fenotiazin, tetapi butirofenon
memperlihatkan banyk sifat fenotiazin. Pada orang normal, efek haloperidol mirip
fenotiazin piperazin. Haloperidol memperlihatkan antipsikosis yang kuat dan

5
efektif untuk fase mania penyakit manic dan manic depresif dan schizophrenia.
Efek fenotiazin piperazin dan butirofenon berbed secara kuantitatif karena
butirofenon selain menghambat efek dopamine, juga meningkatkan turn over
ratenya.
Indikasi
Skizofrenia akut & kronik, status ansietas, gelisah & psikis labil disertai dengan
mudah marah, menyerng, astenia, delusi, halusinasi.
Dosis
Dewasa dan anak <12 tahun; gejala sedang 0.5-2mg/hr 2-3x/hr, gejala berat 3-5
mg/hr 2-3x/hr.
Efek Samping
Hipertonia, gemetar pd otot, gerakan mata yang tak terkendali, hipotensi
ortostatik, galaktore.
2. Chlorpromazine
Indikasi
Skizofrenia & kondisi yang berhubungan dg psikosis, trankuilisasi & kontrol
darurat untuk gangguan perilaku, terapi tambahan untuk gangguan perilku karena
retardasi mental.
Dosis
Dewasa 10-25 mg tiap 4-6 jam. Psikosis 200-800 mg/hr. anak 0,5 mg/kgBB tiap
4-6 jam
Efek Samping
Ikterus, hipotensi postural & depresi pernapasan, diskrasia darah, distonia akut,
diskinesia tardiv, gangguan penglihatan, reaksi ekstrapiramidal (dosis tinggi)
3. Antipsikotik Atipikal ; Flufenazin Dekanoat, Trifluoperazin, Perfenazin,
Risperidon, Klozapin, Sulpirida, Olanzapin, Quetiapin fumarat.

6
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Usia : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Suku / warganegara : Jawa/ Indonesia
Alamat : Rogomulyo RT 06/01 Batu
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal pemeriksaan : 1 Februari 2012

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Riwayat psikiatri diperoleh dari hasil autoanamnesa dan alloanamnesa.
Alloanamnesis diperoleh dari: ( 01/02/2012)
Nama Ny. Sinta
Alamat Batu
Pekerjaan IRT
Pendidikan SMA
Umur 44 tahun
Agama Islam
Hubungan Istri pasien
Lama kenal 19 Tahun
Sifat perkenalan Hubungan suami-istri

7
A. Sebab dibawa ke Rumah Sakit
Alloanamnesis : Pasien dibawa ke RSJ Lawang pada tanggal 1 Februari 2012
karena pasien sering terlihat seperti ketakutan sampai tidak
mau pergi bekerja
Autoanamnesis : Tidak ada keluhan

B. Riwayat Gangguan Penyakit


Sejak 2 minggu pasien mengeluh takut, kadang-kadang seperti melihat
mayat dan didalam hatinya seperti ada suara menyuruhnya untuk mati. Dalam 2
minggu ini pasien sering tidak masuk kerja dan kadang-kadang memegangi
istrinya jika rasa takut mendera. Pasien sering berteriak jika ketakutan tidak
mau sendirian ingin selalu ada orang didekatnya, pasien juga susah tidur dan
tidak mau pergi bekerja. Makan dan minum masih mau, mandi masih mau bila
dipaksa. Akhirnya keluarga membawa pasien ke RSJ dr. Radjiman W. Lawang
untuk menjalani pemeriksaan.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Psikiatri
Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.
2. Medis Umum
Riwayat kejang demam disangkal
Riwayat epilepsi disangkal
Riwayat trauma kepala disangkal
Riwayat pingsan / kehilangan kesadaran sebelumnya disangkal
Riwayat alergi disangkal
Riwayat asma disangkal
3. Penggunaan Obat-obatan dan Alkohol
Riwayat pemakaian alkohol dan obat psikoaktif disangkal

8
D. Riwayat Premorbid
1. Prenatal dan perinatal
Pasien adalah anak yang diinginkan, merupakan anak keempat dari
tujuh bersaudara. Persalinan ditolong oleh dukun. Lahir spontan, Tidak ada
cacat bawaan atau kelainan lain. Lahir langsung menangis. Selama hamil
ibu tidak pernah sakit, tidak mengkonsumsi obat-obatan, alkohol atau
merokok. Usia kehamilan + 9 bulan, selama masa itu pasien dirawat dan
disusui oleh ibu kandung.
2. Masa anak awal
Pasien diasuh oleh orang tuanya. Pertumbuhan dan perkembangan
sesuai dengan usia. Riwayat kejang saat panas tinggi disangkal. Riwayat
perkembangan pada masa balita normal.
3. Masa anak pertengahan
Pasien dibiarkan bebas bermain, dan penurut. Pasien pernah tinggal
kelas waktu SD sebanyak 1 kali yaitu saat kelas 2 karena tidak dapat
mengikuti pelajaran. Pasien merupakan anak yang sedikit pendiam, tidak
bermasalah dalam bergaul dan tidak pernah berbuat kenakalan di sekolah.
4. Masa Kanak Akhir dan Remaja
Pasien mampu bergaul dengan baik, tidak bermasalah dengan teman-
teman yang seumur, hubungan dengan keluarga harmonis, tidak pernah
berurusan dengan kekerasan.
5. Masa Dewasa
Pasien bukan termasuk pribadi yang emosional dan lekas marah. Pasien
jarang menceritakan masalah pribadinya.
a. Riwayat Pekerjaan
Saat ini pasien bekerja disebuah perusahaan wiraswasta penghasilan
dirasakan kurang memenuhi kebutuhan keluarga.
b. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama islam sholat dijalankan 5 waktu.

9
c. Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah.
d. Riwayat Militer
Pasien belum pernah melihat suatu peperangan maupun mengikuti
kemiliteran.
e. Riwayat pelanggaran hukum
Tidak pernah terlibat dalam pelanggaran hukum.
f. Aktivitas sosial
Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya baik. Pasien tidak
mempunyai teman dekat.
g. Situasi Hidup Sekarang
Pasien tinggal bersama istri, satu orang anak, ibu dan adik
kandungnya. Untuk biaya berobat menggunakan biaya pribadi.
6. Riwayat Psikoseksual
Pasien tidak memilki kelainan dalam riwayat psikoseksual. Pasien
menyukai lawan jenis, tidak pernah mendapatkan pelecehan seksual atau
melakukan pelecehan seksual.
7. Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara, situasi dalam
keluarga cukup baik, dukungan dari keluarga selama pasien sakit cukup
baik. 2 tahun yang lalu paman pasien mengalami hal yang serupa dengan
kondisi pasien tapi sekarang sudah sembuh.
Genogram keluarga

10
III. STATUS MENTAL
A. Diskripsi Umum (01/02/2012)
1. Penampilan
Kulit sawo matang, tampak lebih tua dari umurnya, kebersihan cukup dan
kerapihan kurang.
2. Perilaku & aktifitas psikomotor
Selama pemeriksaan berlangsung, pasien tampak normoaktif. Pasien
terlihat sedikit gelisah dan sering memegangi tangan pemeriksa.
3. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
4. Mood dan Afek
Mood : labil
Afek : terbatas, tidak serasi

B. Pembicaraan
Jelas dan cukup spontan, berusaha menjawab semua pertanyaan pemeriksa
kadang logorhhea, intonasi suara cukup, volume suara kadang-kadang
menurun kadang meningkat tanpa penyebab yang jelas, nada suara seperti
ketakutan, artikulasi jelas. Kuantitas lebih, kualitas kurang.

C. Gangguan Persepsi :
Ilusi (+)
Riwayat halusinasi auditorik (+), yaitu berupa suara didalam hatinya yang
menyuruhnya untuk mati.

D. Pikiran
1. Bentuk pikir : non realistik
2. Arus pikir :
Kecepatan proses pikir : baik Sirkumstansialitas : tidak ada
Retardasi : tidak ada Blocking : tidak ada

11
Flight of ideas : tidak ada Perseverasi : tidak ada
Verbigerasi : tidak ada Asosiasi longgar : ada
Inkoherensi : tidak ada Jawaban irelevan : ada
3. Isi pikir :
Pola sentral : tidak ada Fobia : tidak ada
Obsesi : tidak ada Konfabulasi : tidak ada
Pikiran bermusuhan : tidak ada Rasa takut : ada
Pikiran bersalah : tidak ada Hipokondri : tidak ada
Rasa rendah diri : tidak ada Preokupasi : tidak ada
Kemiskinan isi pikir : tidak ada
Waham
Thought of echo : tidak ada
Thought of insertion : tidak ada
Thought of withdrawl : tidak ada
Thought of broadcasting : tidak ada
Delusion of control : tidak ada
Delusion of influence : tidak ada
Delusion of passivity : tidak ada
Delusion of perception : tidak ada
Waham kebesaran : tidak ada
Waham curiga : tidak ada
Waham dikejar : ada
Waham erotomania : tidak ada
Waham cemburu : tidak ada
Waham hipochondri : tidak ada
Waham magic mistik : tidak ada
Waham somatik : tidak ada

E. Sensorium dan kognitif

12
1. Kesadaran : jernih
2. Orientasi
Personal : baik
Tempat : kurang
Waktu : kurang
Situasional : kurang
3. Daya ingat
Segera : kurang
Jangka Pendek : cukup
Panjang / jauh : cukup
4. Konsentrasi dan perhatian : konsentrasi kurang
Perhatian : Distraktibilitas
5. Kapasitas untuk membaca dan menulis : cukup
6. Kemampuan visuospasial : cukup
7. Pikiran abstrak : kurang

F. Pengendalian impuls : baik

G. Tilikan : derajat 1
Derajat tilikan yang dimiliki pasien :
1. Menyangkal sepenuhnya bahwa ia mengalami penyakit/gangguan
2. Sedikit memahami adanya penyakit pada dirinya dan membutuhkan
pertolongan, dan pada saat yang bersamaan pasien sekaligus
menyangkalnya
3. Pasien menyadari dirinya sakit namun menyalahkan orang lain atau
penyebab eksternal atau faktor organik sebagai penyebabnya
4. Pasien menyadari dirinya sakit yang penyebabnya adalah sesuatu yang
tidak diketahui dari diri pasien.

13
5. Intellectual insight : pasien menerima kondisi dan gejala-gejala sebagai
bagian dari penyakitnya dan hal ini disebabkan oleh gangguan yang ada
dalam diri pasien, namun tidak menerapkan pemahamannya ini untuk
melakukan sesuatu selanjutnya (misalnya perubahan gaya hidup)
6. Emotional insight: pasien memahami kondisi yang ada dalam dirinya
seperti tilikan derajat 5, namun pasien juga memahami perasaan dan
tujuan yang ada pada diri pasien sendiri dan orang yang penting dalam
kehidupan pasien. Hal ini membuat perubahan perilaku pada pasien.

H. Pertimbangan : cukup
I . Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT (01/02/2011 )


A. Status Internus
1. Keadaan umum : baik
2. Berat/tinggi badan : 60 kg /170 cm
3. Kesadaran : kompos mentis
4. Tekanan darah / nadi : 130 / 80 mmHg / 80 x / menit
5. Pernafasan / suhu : 20 x / mnt / 36,7oC
6. Kepala : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
7. Leher : Dalam batas normal
8. Toraks : Cor : SI –SII murni, suara tambahan (-)
Pulmo : suara vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
9. Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), peristaltik (+) normal
10.Ekstremitas : Dalam batas normal
11.Lain-lain : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

B. Status Neurologi
1. GCS : E4 M6 V5

14
2. Gejala rangsang selaput otak : Negatif
3. Tanda-tanda efek samping ekstrapiramidal:
- Tremor tangan : Negatif
- Akatisia : Negatif
- Bradikinesia : Negatif
- Cara berjalan : Normal
- Keseimbangan : Baik
- Rigiditas : Negatif
4. Motorik : Kekuatan baik 555 555
555 555
5. Sensorik : Baik

Kesan : tidak ada kelainan

C. Laboratorium : (-)
D. Pemeriksaan lain: (-)

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Tn A, 45 tahun dibawa oleh keluarga ke RSJ Lawang karena sejak 2
minggu sebelum masuk rumah sakit seperti ketakutan, tidak mau bekerja karena
merasa takut, pasien mengatakan ada suara dalam hatinya yang menyuruhnya
untuk mati, seperti melihat mayat, dan selalu ingin ditemani karena merasa takut.
Suka melamun, dan suka bicara sendiri. Makan dan minum harus dipaksa, mandi
dipaksa. Akhirnya keluarga membawa pasien ke RSJ Lawang untuk menjalani
pemeriksaan. Dari alloanamnesis, autoanamnesis, dan pemeriksaan fisik tidak
didapatkan kelainan yang disebabkan oleh gangguan organik maupun akibat
penyalahgunaan alkohol maupun obat psikoaktif.
Keadaan Umum : tampak sehat, kebersihan cukup dan kerapihan kurang
Status Internus : tak ada kelainan

15
Status Neurologis : dalam batas normal
Pemeriksaan Status Mental:
Kesadaran : jernih
Kontak : (+), tidak wajar, tidak dapat dipertahankan
Perilaku : normoaktif
Verbalisasi : kualitas kurang dan kuantitas lebih
Mood : labil
Afek : terbatas, tidak serasi
Ggn persepsi : ilusi (+), riwayat halusinasi akustik (+)
Arus pikir : asosiasi longgar, jawaban irrelevan
Isi pikir : rasa takut (+), waham kejar (+)
Hendaya : dalam semua fungsi (peran, hubungan sosial, perawatan diri,
penggunaan waktu luang)

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK


Formulasi diagnostik didasarkan pada Pedoman Penggolongan Diagnosis
Gangguan Jiwa III. Onset penyakit 2 minggu jangka waktu gejala psikotik
menjadi nyata dan mengganggu aspek kehidupan sehari-hari. Adanya gejala
skizofrenik yang khas berupa halusinasi auditorik, waham dan ilusi. Tidak
diketahui berapa lama gangguan ini akan berlangsung. Tidak ada gangguan yang
memenuhi kriteria episode manik atau episode depresif. Tidak ada penyebab
organik dan bukan merupakan intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-
obatan. Maka diagnosis pasien ini adalah Gangguan Psikotik Akut.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL ( 01/02/2012)


A. Menurut PPDGJ-III
Aksis I : F.23 Gangguan Psikotik Akut
Aksis II : tidak ada kelainan
Aksis III : tidak ada kelainan

16
Aksis IV : Masalah dengan ekonomi : ekonomi kurang untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari
Aksis V : GAF mutakhir : 60

VIII. PROGNOSIS :
Pendukung ke arah baik Pendukung ke arah buruk
Genetik tidak ada Genetik ada
Onset akut Onset kronik
Usia tua Usia muda
Faktor pencetus jelas Faktor pencetus tidak jelas
Riwayat premorbid baik Riwayat premorbid buruk
Belum pernah sakit seperti ini Pernah sakit seperti ini
Menikah Tidak menikah
Suportif lingkungan ada Suportif lingkungan tidak ada
Tilikan baik Tilikan buruk
Status ekonomi baik Status ekonomi kurang
Prognosis: dubia ad bonam

17
X. PENATALAKSANAAN
A. Farmakoterapi :

B. Usul : ECT (Electro Convulsion Therapy)

C. Psikoterapi
 Terapi individual lebih efektif dari terapi kelompok
 Terapi suportif berorientasi tilikan, kognitif, dan perilaku sering
afektif.
 Bina hubungan dan kepercayaan
 Hindari membicarakan waham pasien, dan tidak boleh meremehkan
ataupun mendukung isi waham tersebut.
D. Terapi Keluarga
 Target hubungan sosial yang baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke-III, Depkes RI,


Jakarta, 1993
2. Maramis W.E. Ilmu Kedokteran Jiwa. Penerbit bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
FK- Universitas Airlangga. Surabaya, 1980.
3. Sinaga BR. Skizofrenia dan Diagnosis Banding. Balai Penerbit FKUI, Jakarta,
2007.

19

Anda mungkin juga menyukai