Mengapa Taburia?
Masalah kurang gizi mikro masih banyak terjadi di Indonesia terutama Anemia Gizi Besi,
Kurang Vitamin A dan Gangguan Akibat Kurang Yodium. Keadaan tersebut diantaranya
disebabkan karena kurangnya asupan gizi, pola asuh yang tidak tepat dan penyakit infeksi yang
diderita. Diperkirakan 100 juta penduduk Indonesia beresiko menderita Anemia Gizi Besi. Studi
tahun 2006 menunjukkan bahwa masih dijumpai ada 26,3% balita menderita Anemia Gizi Besi.
Untuk menanggulangi masalah kurang zat mikro ini, dilakukan intervensi melalui pemberian
Sprinkle atau yang kemudian disebut “Taburia”. Dari penelitian yang ada, intervensi multi
mikronutrien ternyata lebih efektif jika dibandingkan dengan memberikan mikronutrien tunggal
(single doze).
Apa itu Taburia?
Taburia adalah Tambahan Multivitamin dan Mineral untuk memenuhi kebutuhan Gizi dan
Tumbuh Kembang Balita umur 6-24 bulan.
1. Setiap anak mendapat 1 bungkus Taburia yang diberikan setiap 2 hari sekali.
2. Satu bungkus Taburia hanya diberikan untuk sekali makan saja pada waktu makan pagi.
Selama mengkonsumsi Taburia, ada kemungkinan tinja anak berwarna hitam. Hal tersebut tidak
masalah karena zat warna hitam disebabkan oleh zat besi yang dikandung dalam Taburia. Selain
itu adakalanya terjadi susah buang air besar. Hal ini dapat diatasi dengan memberi anak minum
air putih matang lebih banyak.
1. Simpan Taburia dalam wadah tertutup (kotak, toples) yang bersih, higienis, kering, tidak
lembab, dan aman dari serangga tikus, kecoa, cicak, semut dll.
2. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
3. Hindari terkena sinar matahari secara langsung. Taburia dinyatakan rusak apabila
bungkus berlubang/sobek, kempis, isinya menggumpal atau berubah warna.
4. Perhatikan tanggal kadaluarsa.
Peran ibu/pengasuh dan keluarga dalam pemberian Taburia adalah sebagai berikut:
1. Mengambil Taburia di Posyandu pada saat hari buka Posyandu, jika berhalangan dapat
mengambil Taburia di rumah kader.
2. Memeriksa tanggal kadaluarsa dan kondisi kemasan dari Taburia.
3. Menaburkan/mencampurkan satu bungkus Taburia pada makanan pokok dan diberikan
saat sarapan (makan pagi) 2 hari sekali untuk balitanya yang berusia 6-24 bulan.
4. Memastikan makanan yang telah ditaburi Taburia dimakan habis oleh balita.
5. Mencatat berapa bungkus Taburia yang diberikan kepada balita, dan melaporkan pada
kader saat penimbangan di Posyandu.
6. Menanyakan kepada petugas jika terjadi keluhan pada penggunaan Taburia.