Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN PERDARAHAN

ANTEPARTUM

A. Pengkajian

1. Identitas klien
a) Nama Ibu :Ny. A
b) Umur : 27 tahun
c) Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia
d) Agama : Islam
e) Pendidikan : S1
f) Pekerjaan : PNS
g) Alamat : Jl. Mawar no.16
Magelang
h) Nama Suami : Tn. B
i) Umur : 28 tahun
j) Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia
k) Agama : Islam
l) Pendidikan : S1
m) Pekerjaan : PNS
n) Alamat : Jl. Mawar no.16 Magelang

2. Riwayat Sosial
a) Status Perkawinan : Menikah
b) Perkawinan ke : Pertama
c) Umur ketika menikah :
1) Istri : 25 tahun
2) Suami : 26 tahun
d) Lama menikah : 2 tahun

3. Anamnesa / Data Subjektif


a) Pada Tanggal : 10 Maret 2014
b) Waktu : 09.00 WIB
c) Tempat : Ruang Melati
d) Kunjungan ke : Pertama
e) Alasan kunjungan : Ada keluhan
f) Keluhan Utama : Terjadi perdarahan secara tiba-
tiba dan berulang dengan volume yang banyak dan terdapat
stolsel (darah beku) pada kehamilan 28 minggu.
2. Riwayat Menstruasi
a) Menarche : 12 th
b) Siklus Haid : 28 hari
c) Teratur/ tidak teratur : Teratur
d) Sifat darah : Encer
e) Banyak : 3x ganti pembalut
f) Lamanya : 7 hari
g) Klien mengatakan bahwa ia mengalami dismenorhoe

3. Riwayat Persalinan
a) Kemungkinan abortus
b) Kemungkinan pernah melakukan curettage

4. Riwayat nifas
a) Klien mengatakan bahwa darah nifasnya berbau amis
b) Banyak darah nifas yaitu 2 kali ganti duk besar
c) Terdapat colostrum

5. Riwayat Kehamilan Sekarang


a) HPHT : 22 Agustus 2014
b) Keluhan pada
1) Trimester I :-
2) Trimester II :-
3) Trimester III : adanya perdarahan tanpa
disertai rasa nyeri
c) Keluhan – keluhan yang dirasakan
1) Klien merasa lelah bisa terlalu lama berdiri atau jalan.
2) Klien merasa mual dan ingin muntah setiap akan makan
atau bau makanan.
3) Terjadi perdarahan minimal atau sampai mengancam
kehidupan
4) Perdarahan berwarna gelap atau merah terang
5) Tidak terdapat atau terdapat nyeri pada rahim

6. Obat-obatan yang dikonsumsi selama kehamilan


Klien mengatakan tidak mengonsumsi obat-obatan selama masa
kehamilan.
7. Diet
a. Makan
1) Frekuensi : 3 x/hari
2) Perubahan makan yang dialami : 2 x/hari
3) Cara mengatasi : makan makanan yang
disukai
b. Minum
1) Frekuensi : 8 gelas/hari
2) Perubahan yang dialami : 10 gelas/hari

8. Pola Eliminasi
a. BAK
1) Frekuensi : 3 x/hari
2) Warna : bening
3) Banyaknya : 1500 ml
b. BAB
1) Frekuensi : 1 x/hari
2) Warna : kuning kecoklatan
3) Konsistensi : lembek
4) Keluhan : sulit BAB
5) Cara mengatasi : makan buah pepaya

9. Pola Istirahat dan Tidur


a. Tidur siang
Frekuensi : 1 jam
b. Tidur malam
Frekuensi : 7 jam

10. Seksualitas
Coitus/senggama : 1 x/minggu

11. Aktifitas Sehari-hari


a. Pekerjaan : ibu rumah tangga
b. Kegiatan : mencuci piring

12. Riwayat Penyakit Keluarga


□ Jantung :
□ Skizoprenia :
□ Hipertensi : seringkali ada
□ DM :
13. Penyimpangan Perilaku Hidup Sehat
a. Klien mengatakan bahwa ia tidak merokok
b. Klien mengatakan bahwa ia tidak mengonsumsi minuman
Keras
c. Klien mengatakan bahwa ia tidak mengonsumsi obat-obat
terlarang

14. Data Psikologi


a. Status emosional : klien mengatakan bahwa ia
sensitif (mudah marah atau tersinggung) terhadap perkataan
orang lain.
b. Klien mengatakan bahwa kehamilannya direncanakan dan
diterima

15. Riwayat Penyakit Sistemik Yang Pernah Diderita


□ Jantung :
□ Ginjal :
□ Asma/TBC Paru :
□ Hepatitis :
□ Epilepsi :
□ Gamelli :
□ Lain-lain :

16. Pemeriksaan Fisik / Head To Toe (Data Objektif)


a. Keadaan Umum :
b. Keadaan Vital :
1) TD : 120/80 mmHg
2) HR : 70 x/menit
3) RR : 26 x/menit
4) T : 36,5C
c. Berat badan
1) BB sebelum hamil : 48 kg
2) BB sekarang : 58 kg
d. Rambut
Laju pertumbuhan rambut berkurang.
e. Kulit
1) Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu
dan linea nigra.
2) Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen
dan paha.
f. Kulit
1) Telapak kaki dan tangan tampak kemerahan
2) Jumlah keringat meningkat
3) Kulit berminyak dan berjerawat
4) Terdapat gars-garis putih pada kulit (striae gravidarum)
g. Wajah
1) Pucat
2) Bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada pipi dan dahi
(Chloasma gravidarum).
3) Tidak terlihat adanya oedema
h. Mata
1) Sklera klien tampak anemis
2) Konjungtiva klien tampak ikterik
3) Kelopak mata klien tampak tidak Oedema
i. Hidung
Tidak terlihat adanya polip, sekret, dan sinositis pada klien
:
j. Mulut dan gigi
1) Lidah klien tampak sedikit kotor
2) Tonsil klien tidak terlihat bengkak
3) Tidak terdapat stomatitis
4) Gigi klien tidak caries dan tidak berlubang
5) Gusi klien tampak tebal dan merah
k. Telinga
1) Telinga klien tampak simetris
2) Tidak terdapat serumen
l. Leher
1) Kelenjar tiroid klien tidak Bengkak
2) Pembuluh limfe klien tidak membesar
m. Dada
1) Letak payudara simetris
2) Hyperpigmentasi areola mamae
3) Puting susu menonjol
4) Terdapat colostrum
5) Bunyi nafas vesikuler, jenis pernapasan thoracoabdominal
n. Aksila
1) Pembengkakan kelenjar (hypoma) : Tidak Ada
2) Kebersihan : Sedikit Kotor
o. Abdomen
1) Inspeksi
a) Tidak terdapat bekas luka operasi
b) Terdapat Linea nigra di garis tengah perut
c) Terjadi M. Rectus abdominis terbelah kiri-kanan pada
trisemester ketiga kehamilan
d) Terdapat Striae Gravidarum
e) Bising usus berkurang
2) Palpasi
a) Tonus meningkat dan terdapat nyeri tekan
b) Terdapat strie gravidarum (garis yang terlihat pada
kulit perut wanita hamil).
c) Leopold I : Janin sering belum cukup bulan,
jadi fundus uteri masih rendah.
d) Leopold II : Sering dijumpai kesalahan letak
e) Leopold III : Bagian terbawah janin belum
turun, apabila letak kepala biasanya kepala masih
goyang atau terapung(floating) atau mengolak diatas
pintu atas panggul.
f) Leopold IV : Kepala janin belum masuk pintu
atas panggul
3) Auskultasi
4) Perkusi :Reflek lutut +/+
p. Genetalia
Vulva dan Vagina
1) Tidak terdapat varices
2) Warna kemerahan
3) Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna
kebiruan ( tanda Chandwick )
q. Perineum : Tidak terdapat bekas luka parut.
r. Anus
Tidak terdapat hemoroid
s. Ekstremitas
1) Inspeksi
a) Ekstremitas Atas
Tangan dan jari tidak Oedema
b) Ektremitas Bawah
- Tibia kaki :
- Varices :
2) Perkusi
Refleks patela : kanan positif dan kiri positif
17. Pemeriksaan Laboratorium
a. HB :
b. WBc :
c. RBc :
d. Rh :
e. Uji silang darah :

18. Pemeriksaan Penunjang


Hasil pemeriksaan ultrasonograafi :
a. Lokasi plasenta : abnormal segmen bawah rahim
b. Posisi janin : seringkali transversal, sungsang atau oblik

B. Diagnosa keperawatan
1. Kehilangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
vaskular berlebihan.
2. Perfusi jaringan, perubahan, uteroplasenta berhubungan dengan
hipovolemia
3. Ketakutan berhubungan dengan ancaman kematian pada diri
sendiri/janin
4. Risiko cidera pada ibu berhubungan dengan hipoksia
jaringan/organ, profil darah abnormal, kerusakan ssistem imun
5. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi otot/dilatasi serviks,
trauma jaringan (ruptur tuba fallopi)
6. Risiko tinggi kelebihan volume cairan berhubungan dengan
penggantian kehilangan cairan berlebih/cepat
7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan
dan tidak mengenal sumber-sumber informasi
C. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


1 Kekurangan Setelah dilakukan Mandiri Mandiri
volume cairan tindakan keperawatan 1. Melakukan evaluasi, 1. Perkiraan kehilangan darah membantu membedakan
berhubungan selama 2x24 jam melaporkan, dan diagnosa. Seiap gram peningkatan berat pembalut
dengan diharapkan kekurangan mencatat jumlah serta sama dengan kehilangan kira-kira 1 ml darah.
kehilangan volume cairan pada klien sifat kehilangan darah.
vaskular dapat diatasi dengan Melakukan perhitungan
berlebihan kriteria hasil : pembalut, bila
a. Tanda-tanda vital diperlukan. 2. Perdarahan dapat berhenti dengan reduksi aktivitas.
stabil 2. Melakukan tirah baring. Peningkatan abdomen atau orgasme (yang
b. Pengisian kapiler Instruksikan klien untuk meningkatakan aktivitas uterus) dapat merangsang
cepat menghindari valsava perdarahan.
c. Sensorium tepat manuver dan koitus.
d. Haluaran dan 3. Memposisikan klien 3. Menjamin keadekuatan darah yang tersedia untuk
berat jenis urin dengan tepat. Telentang otak, peninggian panggul menghindari kompresi vena
adekuat dengan panggul kava. Posisi semi fowler memungkinkan janin
ditinggikan atau posisi bertindak sebagai tampon sedangkan posisi
semi fowler pada Trendelenburg dapat menurunkan keadaan
plasenta previa. pernafasan ibu.
Menghindarkan dari
posisi trendelenburg.
4. Mencatat tanda-tanda 4. Membantu menentukan beratnya kehilangan darah,
vital, pengisian kapiler meskipun sianosis dan perubahan pada tekanan darah
pada dasar kuku, warna dan nadi adalah tanda-tanda lanjut dari kehilangan
mukosa/kulit dan suhu. sirkulasi dan atau terjadinya syok. Selain itu juga untuk
Bila ada, mengukur memantau keadekuatan pengganti cairan.
tekanan vena sentral.
5. Memantau aktivitas 5. Membantu menentukan sifat hemoragi dan
uterus, status janin, dan kemungkinan hasil dari peristiwa hemoragi. Nyeri
adanya nyeri tekan tekan biasanya ada pada kehamilan ek-topik yang
abdomen. ruptur atau abrupsi plasenta.
6. Menghindari 6. Untuk menghindari hemoragi, khususnya bila plasenta
pemeriksaan rektal atau previa marginal atau total terjadi.
vagina 7. Menentukan luasnya kehilangan cairan dan
7. Memantau masukan atau menunjukkan perfusi ginjal
haluaran seperti berat
jenis urin setiap jam 8. Bunyi nafas adventisius menunjukkan ketidaktepatan
8. Meng-auskultasi bunyi /kelebihan penggantian.
nafas
Kolaborasi
Kolaborasi 1. Menentukan jumlah darah yang hilang dan dapat
1. Meninjau ulang pe- memberi informasi mengenai penyebab. Ht harus
meriksaan darah cepat: dipertahankan diatas 30% untuk mendukung transport
HDL, jenis dan oksigen dan nutrien.
pencocokan silang, titer
rH, kadar fibrinogen,
hitung trombosit, APTT,
PT, dan kadar HCG
2. Berikan larutan 2. Meningkatkan volume darah sirkulasi dan mengatasi
intravena, ekspander gejala-gejala syok
plasma, darah lengkap,
atau sel-sel kemasan
sesuai indikasi
2 Perubahan Setelah dilakukan Mandiri Mandiri
perfusi tindakan keperawatan 1. Memperhatikan status 1. Kejadian perdarahan potensial merusak hasil
jaringan selama 3x24 jam fisiologis ibu, status kehamilan, kemungkinan menyebabkan hipovolemia
berhubungan diharapkan perubahan sirkulasi, dan volume atau hipoksia uteroplasenta.
dengan perfusi jaringan pada darah. 2. Mengkaji berlanjutnya hipoksia janin. Pada awalnya,
hipovelemia klien dapat diatasi 2. Meng-auskultasi dan janin berespons pada penurunan kadar oksigen
dengan kriteria hasil : melaporkan DJJ, dengan takikardi dan peningkatan gerakan. Bila tetap
Perfusi adekuat mencatat brakikardia defisit, menyebabkan terjadinya bradikardi dan
dibuktikan dengan DJJ atau takikardia. Mencatat penurunan aktivitas terjadi.
dan aktivitas DBN normal juga perubahan pada
seta tes nonstres reaktif aktivitas janin
(NST) (hipoaktivitas atau
hiperaktivitas). 3. Bila kontraksi uterus disertai dilatasi serviks, tirah
3. Mencatat kehilangan baring dan medikasi mungkin medikasi tidak efektif
darah ibu mungkin dan dalam mempertahankan kehamilan. Kehilangan darah
adanya kontraksi uterus. secara berlebihan pada ibu dapat menurunkan perusi
plasenta.
4. Mencatat perkiraan 4. PTK memberikan perkiraan untuk menentukan
tanggal kehilangan (PTK) viabilitas janin.
dan tinggi fundus
5. Menganjurkan tirah 5. Menghilangkan tekanan pada vena kava inferior dan
baring pada posisi miring meningkatkan sirkulasi plasenta/janin dan pertukaran
kiri oksigen

Kolaborasi
Kolaborasi 1. Meningkatkan ketersediaan oksigen untuk janin.
1. Memberikan suplemen Janin melepaskan oksigen pada tingkat selular
oksigen pada klien lebih cepat dari orang dewasa dan jumlah sel
darah merah janin juga lebih besar daripada orang
dewasa, sehingga memungkinkan mengalami
hipoksia.
2. Melakukan NST sesuai 2. Mengevaluasi secara elektronik respons DJJ
indikasi terhadap gerakan janin, bermanfaat dalam
menetukan kesejahteraan janin (tes reaktif) versus
hipoksia (nonreaktif).
3. Mengganti kehilangan 3. Mempertahankan volume sirkulasi yang adekuat
darah/cairan ibu untuk transport oksigen.

3 Ketakutan Setelah dilakukan Mandiri : Mandiri :


berhubungan tindakan keperawatan 1. Mendiskusikan situasi 1. Memberikan informasi tentang reaksi individu
dengan selama 3x24 jam dan pemahaman tentang terhadap apa yang terjadi.
ancaman diharapkan ketakutan situasi dengan klien dan
kematian pada pada klien dapat diatasi pasangan 2. Menandakan tingkat rasa takut yang sedang dialami
diri sendiri dan dengan kriteria hasil : 2. Memantau respon verbal klien/pasangan.
janin a. Mendiskusikan dan nonverbal 3. Meningkatkan rasa kontrol terhadap situasi dan
ketakutan mengenai klien/pasangan memberikan kesempatan pada klien untuk
diri sendiri, janin, dan 3. Mendengarkan masalah mengembangkan solusi sendiri.
masa depan klien dan dengarkan
kehamilan, mengenai secara aktif 4. Pengetahuan akan membantu klien mengatasi apa
ketakutan yang sehat 4. Memberikan informasi yang sedang terjadi dengan lebih efektif. Informasi
dan tidak sehat dalam bentuk verbal dan tertulis nantinya memungkinkan klien untuk
b. Mengungkapkan tertulis, dan beri meninjau ulang informasi karena akibat tingkat
pengetahuan situasi kesempatan klien untuk stres, klien tidak dapat mengasimilasi informasi.
yang akurat mengajukan pertanyaan, Jawaban yang jujur dapat meningkatkan
c. Mendemonstrasikan jawab pertanyaan pemahaman dengan lebih baik serta menurunkan
pemecahan masalah dengan jujur rasa takut.
dan penggunaan 5. Melibatkan klien dalam 5. Menjadi mampu melakukan sesuatu untuk
sumber-sumber perencanaan dan membantu mengontrol situasi dapat menurunkan
secara efektif berpartisipasi dalam rasa takut.
d. Melaporkan/menunju perawatan sebanyak
kkan berkurangnya mungkin
ketakutan dan/atau 6. Menjelaskan prosedur
prilaku yang dan arti gejala-gejala 6. Pengetahuan dapat membantu menurunkan rasa
menunjukkan takut dan meningkatkan rasa kontrol terhadap
ketakutan situasi.

4 Resiko tinggi Setelah dilakukan Mandiri : Mandiri :


cedera tindakan keperawatan 1. Mengkaji jumlah darah 1. Hemoragi berlebihan dan menetap dapat
berhubungan selama 3x24 diharapkan yang hilang dan mengancam hidup klien atau mengakibatkan infeksi
dengan resiko tinggi cedera pada memantau tanda/ gejala pascapartum, anemia pascapartum, KID, gagal
hipoksia klien dapat diatasi syok. (Rujuk pada DK: ginjal, atau nekrosis hipofisis yang disebabkan oleh
jaringan/organ, dengan kriteria hasil: Kekurangan Volume hipoksia jaringan dan malnutrisi.
profil darah a. Tetap afebris Cairan [kehilangan aktif])
abnormal, b. Menunjukkan profil 2. Mencatat suhu, hitung 2. Kehilangan darah berlebihan dengan penurunan Hb
kerusakan darah dengan SDP, dan bau serta meningkatkan risiko klien untuk terkena infeksi.
sistem imun hitung SDP, Hb, warna rabas vagina,
dan pemeriksaan dapatkan kultur bila
koagulasi DBN dibutuhkan
normal 3. Mencatat 3. Penurunan perfusi ginjal mengakibatkan penurunan
c. Mempertahankan masukan/haluaran urin. haluaran urin. Lobus anterior hipofisis, yang
haluaran urin yang Catat berat jenis urin membesar selama kehamilan, bila terjadi hemoragi
tepat untuk situasi berisiko terhadap sindrom Sheehan.
individu 4. Pengenalan dan intervensi dini dapat mencegah
4. Memantau respons situasi yang mengancam hidup.
merugikan pada
pemberian produk darah,
seperti alergi atau reaksi
hemolisis; atasi per 5. Menandakan perbedaan atau perubahan pada
protokol koagulasi.
5. Memeriksa petekie atau
perdarahan dari gusi
atau sisi intravena pada 6. Komplikasi seperti hepatitis dan human
klien immunodeficiency virus (HIV)/AIDS dapat tidak
6. Memberikan informasi bermanifestasi selama perawatan di rumah sakit,
tentang risiko tetapi mungkin memerlukan tindakan pada hari-hari
penerimaan produk berikutnya.
darah
Kolaborasi :
1. Meyakinkan bahwa produk yang tepat akan tersedia
Kolaborasi: bila diperlukan penggantian darah.
1. Mendapatkan golongan
darah dan pencocokan 2. Mempertahankan volume sirkulasi untuk mengatasi
silang kehilangan cairan atau syok.
2. Memberikan penggantian 3. KID dengan disertai penurunan kadar fibrinogen
cairan dan terjadinya FSP dapat terjadi sebagai respons
3. Memantau pemeriksaan terhadap pelepasan tromboplastin dari jaringan
koagulasi (mis., APTT, plasenta dan/atau janin mati. Agar supaya terjadi
jumlah trombosit, kadar pembentukan bekuan, kadar fibrinogen harus
fibrinogen, FSP/FDP) kurang dari 100 mg/dl.
4. Kriopresipitat menggantikan faktor-faktor
4. Memberikan pembekuan pada klien dengan KID. Pemberian
kriopresipitat dan plasma trombosit selama masih dikonsumsi adalah
beku segar sesuai kontroversial, karena ini dapat memperlama siklus
indikasi. Menghindari pembekuan, mengakibatkan reduksi lanjut dari
pemberian trombosit bila faktor-faktor pembekuan dan meningkatkan
konsumsi masih terjadi kongesti seta stasis vena.
(misal bila kadar
trombosit turun) 5. Heparin dapat digunakan pada KID di kasus
5. Memberikan heparin, bila kematian janin, atau kematian satu janin pada
diindikasikan kehamilan multipel, atau untuk memblok siklus
pembekuan dengan melindungi hemoragi samapi
terjadi perbaikan pembedahan
6. Mungkin diindikasikan untuk mencegah atau
6. Memberikan antibiotik meminimalkan infeksi.
secara parenteral 7. Menghentikan hemoragi dan menurunkan
7. Mengatasi masalah kemungkinan cedera pada ibu
dasar (misal
pembedahan untuk
abrupsi plasenta atau
kehamilan ektopik, tirah
baring di rumah untuk
plasenta previa)
5 Nyeri akut Setelah dilakukan Mandiri Mandiri
berhubungan tindakan keperawatan 1. Menentukan sifat, lokasi, 1. Membantu dalam mendiagnosa dan memilih
dengan selama 1x24 jam dan duras inyeri. tindakan. Ketidaknyamanan dihubungkan dengan
kontraksi diharapkan nyeri pada Mengkaji kontraksi aborsi spontan dan mola hitidosa karena kontraksi
otot/dilatasi klien dapat diatasi uterus,, hemoragi retro uterus, yang mungkin diperberat oleh infus
serviks, dengan kriteria hasil : plasenta, atau nyeri oksitosin. Ruptur kehamilan ektopik
trauma a. Melaporkan nyeri tekan abdomen mengakibatkan nyeri hebat, karena hemoragi
jaringan /ketidaknyamanan tersembunyi saat tuba fallopi ruptur ke dalam
(ruptur tuba hilang atau rongga abdomen. Abrupsi plasenta disertai
fallopi) terkontrol dengan nyeri berat, khususnya bila terjadi
b. Mendemonstrasika hemoragi retroplasenta tersembunyi.
n penggunaan 2. Mengkaji stres psikologis 2. Ansietas sebagai respon terhadap situasi darurat
keterampilan klien/pasangan dan dapat memperberat derajat ketidaknyamanan
relaksasi / aktivitas respons emosional karena sindrom ketegangan-takut-nyeri.
hiburan terhadap kejadian
3. Memberikan lingkungan 3. Dapat membantu dalam menurunkan tingkat
yang tenang dan aktivitas ansietas dan karenanya mereduksi
untuk mengalihkan rasa ketidaknyamanan.
nyeri. Menginstruksikan
klien menggunakan
metode relaksasi (misal
napas dalam, visualisasi,
distraksi).
4.
Kolaborasi
1. Memberikan narkotik Kolaborasi
atau sedatif; berikan 1. Meningkatkan kenyamanan; menurunkan risiko
obat-obatan praoperatif komplikasi pembedahan.
bila prosedur
pembedahan
diindikasikan 2. Tindakan terhadap penyimpangan dasar akan
2. Menyiapkan untuk menghilangkan nyeri.
prosedur bedah, bila
diindikasikan
6 Resiko tinggi Setelah dilakukan Mandiri : Mandiri :
kehilangan tindakan keperawatan 1. Memantau adanya 1. Bila penggantian cairan berlebihan, gejala beban
volume cairan selama 1x24 jam peningkatan TD dan kerja sirkulasi berlebihan dan kesulitan pernapasan
berhubungan diharapkan nadi; catat tanda-tanda dapat terjadi. Selain itu, klien dengan abrupsi
dengan resikokekurangan volume pernapasan seperti plasenta yang sudah hipertensi, beresiko terhadap
penggantian cairan pada klien dapat dispnea, krekels, atau menifestasi respon negatif penggantian cairan ,
kehilangan diatasi dengan kriteria ronki seperti pada klien dangan gangguan fungsi jantung.
cairan yang hasil : 2. Masukan dan haluaran harus kira-kira sama dengan
berlebihan Menunjukkan TD, nadi, 2. Memantau dengan volume sirkulasi stabil. Haluaran urin meningkat dan
berat jenis urin, dan cermat kecepatan infus berat jenis menurun bila perfusi ginjal dan volume
tanda-tanda neurologis secara manual atau sirkulasi kembali normal.
DBN, tanpa kesulitan secara elektrik. Catat
pernapasan masukan/ haluaran. Ukur 3. Perbahan perilaku dapat menjadi tanda awal dari
berat jenis urin. edema serebral karena retensi cairan.
3. Kaji status neurolis,
perhatikan perubahan
perilaku atau
peningkatan kepekaan. Kolaborasi :
1. Kadar Ht dapat menandakan jumlah kehilangan
Kolaborasi : darah dan dapat digunakan untuk menentukan
1. Mengkaji kadar Ht kebutuhan dan keadekuatan penggantian.
7 Kurang Setelah dilakukan Mandiri : Mandiri :
pengetahuan tindakan keperawatan 1. Menjelaskan tindakan 1. Memberikan informasi, memperjelas kesalahan
berhubungan selama 3x24 jam dan rasional yang konsep, dan dapat membantu menurunkan stres
dengan kurang diharapkan ditentukan untuk kondisi yang berhubungan.
pemajanan kurangnyapengetahuan hemoragi. Beri
dan tidak pada klien dapat diatasi penguatan informasi
mengenal dengan kriteria hasil : yang diberikan oleh
sumber- a. Berpartisipasi pemberi perawatan
sumber dalam proses kesehatan lain 2. Memberikan klarifikasi dari konsep yang salah,
informasi belajar 2. Memberikan kesempatan identifikasi masalah-masalah, dan kesempatan
ditandai b. Mengungkapkan, bagi klien untuk untuk mulai mengembangkan keterampilan koping.
dengan dalam istilah mengajukan pertanyaan
meminta sederhana, dan mengungkapkan
informasi, patofisiologi dan kesalahan konsep 3. Memberikan informasi tentang kemungkinan
pernyataan implikasi situasi 3. Mendiskusikan komplikasi dan meningkatkan harapan realistis dan
yang salah klinis kemungkinan implikasi kerja sama dengan aturan tindakan.
konsep, jangka pendek pada
ketidak ibu/janin dari keadaan
tepatan atau perdarahan 4. Kadar HCG harus dipantau selama 1 tahun setelah
perilaku 4. Meninjau ulang implikasi pengeluaran mola hidatidosa. Bila kadar tetap
berlebihan jangka panjang terhadap tinggi, kemoterapi diindikasikan, karena beresiko
situasi yang memerlukan koriokarsinoma. Klien dengan aborsi spontan
evaluasi dan tindakan trimester kedua berulang dapat dilakukan prosedur
tambahan; misal mola Shirodkar-Barter. Klien dengan kehamilan ektopik
hidatidosa, disfungsi dapat mengalami kesulitan mempertahankan
serviks, atau kehamilan setelah pengangkatan tuba/ovarium yang sakit
ektopik

Anda mungkin juga menyukai