Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

KONSEP DASAR MANAJEMEN

Mata kuliah : Pengantar Manajemen


Kode Mata Kuliah : ABKK 116
Semester : 1
SKS dan jumlah jam : 2 dan 4
Minggu : 1-2

1. Unit Kompetensi : Memahami konsep dasar manajemen.


2. Elemen Kompetensi : 1. Memahami Arti Manajemen.
2. Memahami Tingkatan Manajemen.
3. Memahami Keterampilan Manajemen.
4. Memahami Fungsi Manajemen
5. Memahami Tugas-Tugas Manajemen
6. Memahami Arti Manajer Profesional
3. Kriteria unjuk kerja : Mampu menjelaskan semua point elemen kompentensi dengan
tepat

PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan
organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen pada
dasarnya merupakan seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan
pencapaian tujuan. Dalam penyelesaian akan sesuatu tersebut, terdapat tiga faktor yang
terlibat:
1) Adanya penggunaan sumber daya organisasi, baik sumber daya manusia, maupun faktor-
faktor produksi lainnya. Atau sebagaimana menurut Griffin, sumber daya tersebut
meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam , sumber daya keuangan, serta
informasi.
2) Adanya proses yang bertahap mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengimplementasian, hingga pengendalian dan pengawasan.
3) Adanya seni dalam menyelesaikan pekerjaan.

Pertanyan diskusi : Apa manfaat manajemen bagi anda sendiri ?

PERAN MANAJEMEN DALAM ORGANISASI


Mengapa manajemen diperlukan? Agar tujuan dari organisasi dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Apa yang dimaksud dengan efektif dan efisien/ Efektif menurut Peter F.
Drucker adalah “ mengerjakan pekerjaan yang benar” (doing the right things). Sedangkan
efisien menurutnya adalah “mengerjakan pekerjaan dengan benar” (doing the things right).
Apa yang dimaksud dengan mengerjakan sesuatu yang benar atau tepat dan mengerjakan
sesuatu dengan benar atau tepat?
Dalam kegiaatan bisnis, terkadang kita melakukan pekerjaan yang tidak efektif
bahkan juga tidak efisien. Sebagai contoh, misalnya kita adalah seorang pebisnis telepon
seluler. Kita mengetahui (mengasumsikan) bahwa daerah A Masyarakatnya tidak begitu
memerlukan telepon seluler. Selain karena menutup diri dari kehidupan luar, juga
dikarenakan prioritas kehidupan mereka adalah untuk kebutuhan seperti sandang, pangan,
dan papan. Informasi lain yang bisa kita peroleh ternyata sinyal di daerah A kurang bagus,
sehingga sekiranya kita menggunakan telepon seluler di sana, maka sinyalnya tidak akan
tertangkap dengan jelas. Dari contoh ini, kita mengerjakan pekerjaan yang tidak efektif (tidak
tepat) sekiranya kita memaksakan diri menjual produk telepon seluler ke masyarakat A.

Mengapa?
Karena kita sudah dapat memprediksikan dari awal bahwa masyarakatnya tidak
begitu tertarik dan membutuhkan telepon seluler, di samping prioritas kebutuhan mereka
yang berbeda. Kita semakin tidak efektif sekaligus tidak efisien ketika memaksakan diri
untuk menjual produk telepon seluler tersebut ke daerah A dengan alasan sinyal yang lemah
dapat diperkuat dengan mendirikan pemancar di daerah A. Sinyal yang lemah bukan alasan
yang tepat mengapa masyarakat A cenderung tidak menggunakan telepon seluler (paling
tidak untuk jangka pendek), sehingga, jikapun didirikan pemancar di sana, maka hanya akan
memboroskan biaya dari kegiatan bisnis yang kita lakukan. Biaya semakin besar (tidak
efisien) untuk keputusan bisnis yang tidak tepat (tidak efektif).
Manajemen diperlukan sebagai upaya agar kegiatan bisnis dapat berjalan secara
efektif dan efisien. Agar manajemen yang dilakukan mengarah kepada kegiatan bisnis secara
efektif dan efisien, maka manajemen perlu dijelaskan berdasarkan fungsi-fungsi atau dikenal
sebagai fungsi-fungsi manajemen (managerial functions). Fungsi-fungsi tersebut
sebagaimana dikemukakan dalam defenisi di muka mencakup fungsi perencanaan, fungsi
pengorganisasian, fungsi pengimplementasian, serta fungsi pengendalian dan pengawasan.
Lebih lanjut mengenai fungsi-fungsi manajemen ini.

TINGKATAN MANAJEMEN
Tugas dan peranan dari setiap orang tersebut secara organisasional dibagi menjadi
beberapa tingkatan yang dinamakan sebagai tingkatan-tingkatan manajemen.
Tingkatan Manajemen menurut Nickles, Mc Hugh (1997):
Manajemen tingkat puncak atau top management. Contohnya direktur utama,
wakil direktur. Keahlian yang terutama diperlukan adalah keahlian konseptual, komunikasi,
pengambilan keputusan, manajemen global, dan manajemen waktu.
Manajemen tingkat menengah atau middle management., yang biasanya terdiri
dari para manejer, kepala divisi atau departemen atau kepala cabang. Untuk menajemen
tingkat menengah, keahlian yang diperlukan adalah keahlian konseptual, komunikasi,
pengambilan keputusan, manajemen waktu dan teknikal.
Manajemen supervisi, yang biasanya terdiri dari supervisi, ketua kelompok.
Diantara keahlian yang terutama perlu dimiliki adalah keahlian komunikasi, pengambilan
keputusan, manajemen waktu dan teknikal.
Manajemen non supervisi, yang biasanya terdiri dari para tenaga kerja tingkat
bawah pada umumnya seperti buruh, pekerja bangunan. Keahlian yang terutama perlu
dimiiki dalam level ini adalah keahlian teknikal, komunikasi, dan manajemen waktu.
Berikut ini gambar tingkatan manajemen :

Manajemen tingkat puncak

Manajemen tingkat menengah

Manajemen tingkat pertama

Manajemen tingkat bawah

Pekerjaan yang bersifat manajerial pada tingkat atas biasanya memerlukan lebih banyak
pengetahuan dan keahlian dalam bidang pemikiran dan kemanusiaan dari pada pengetahuan
dan keahlian dalam bidang teknis. Oleh karena itu dituntut daya fantasi, pengetahuan yang
luas dan kapasitas mental agar dapat melihat secara global.
Dari gambar diatas dapat dinyatakan bahwa top management dalam perusahaan perseroan
terbatas terdiri dari direksi dan dewan komisaris. Yang berfungsi sebagai middle
management ialah para kepala bagian atau kepala departemen. Lower management adalah
kepala seksi atau mandor pada tingkat management paling bawah. Terlihat pada gambar di
bawah ini yaitu bagian mengenai keterampilan yang diperlukan dalam berbagai tingkat
management suatu perusahaan.

FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
Usaha mental dan fisik yang diperlukan untuk memimpin, merencanakan, menyusun,
mengawasi Fungsi dalam hal ini adalah sejumlah kegiatan yang meliputi berbagai jenis
pekerjaan yang satu kelompok sehingga membentuk satu kesatuan administratif.
Sebagaimana dikatakan oleh Louis Allen di dalam bukunya “the Professional of
Management”. Manajemen adalah suatu jenis dapat digolongkan dalam pekerjaan khusus
yang menghendaki serta meneliti.
Menurut Allen Louis A, pekerjaan manager itu mencakup keempat fungsi yaitu:
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Memimpin
4. Mengawasi
Setiap manager atau pimpinan harus menjalankan keempat fungsi tersebut dalam
organisasi sehingga hasilnya merupakan suatu keseluruhan yang sistematik. Contohnya
setiap orang bisa merencanakan dan menyusun pekerjaannya tetapi jika cuma itu mereka
belum bisa disebut manager sebagaimana juga halnya seorang ibu tidak dapat kita namakan
sebagai dokter hanya karena kadang-kadang ibu itu memberi anaknya sesendok obat batuk.
Koontz Harold dan O’Donnel Cryil menyebutkan lima fungsi pokok dalam manajemen
yaitu :
1) Planning
2) Organizing
3) Staffing
4) Directing and Leading
5) Controlling
Menurut George R. Terry merumuskan fungsi manajemen menjadi empat fungsi berikut
ini :
1) Planning
2) Organizing
3) Actuating
4) Controlling
Menurut Nickles, McHugh and McHugh, maka beberapa kegiatan yang terkait
dengan fungsi Manajemen. (Ruang lingkup tugas seorang Manajer)
Fungsi Perencanaan (Planning)
o Menetapkan tujuan dan target bisnis.
o Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut.
o Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan.
o Menetapkan standard/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis.
Fungsi Pengorganisasian (Organization)
o Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan
prosedur yang diperlukan.
o Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan
tanggung jawab.
o Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan sumber daya
manusia/tenaga kerja.
o Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.
Fungsi Pengimplemetasian (Directing)
o Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi
kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan.
o Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan.
o Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.

Fungsi Pengawasan (Controlling)


o Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan.
o Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin
ditemukan.
o Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah terkait dengan pencapaian
tujuan dan target bisnis.
Sebagai contoh, marilah kita gunakan bisnis restoran. Untuk menjalankan kegiatan
bisnis restoran misalnya, yang termasuk dalam kegiatan perencanaan adalah ketika kita
menetapkan mengapa kegiatan bisnis restoran dilakukan, siapa yang akan dijadikan
konsumen, bagaimana keinginan konsumen tersebut, dan bagaimana agar kita dapat
memenuhinya. Apa yang ingin dicapai dari kegiatan bisnis tersebut kemudian dituangkan
dalam tujuan, strategi, dan rencana kerja kegiatan. Adapun yang termasuk dalam kegiatan
pengorganisasian adalah ketika kita menetapkan berapa banyak orang yang kita perlukan
untuk menjalankan bisnis restoran atau rumah makan, tugasnya apa saja, termasuk di
dalamnya bagaimana mendapatkan orang-orang tersebut untuk dapat bekerja bersama kita.
Yang tercakup dalam kegiatan pengimplementasian, misalnya adalah proses pengerjaan
yang dilakukan oleh setiap orang yang bekerja bersama kita, proses memotivasi orang-
orang agar bisa bekerja dengan berorientasi pada kualitas, proses bagaimana kita dapat
memahami setiap keluhan-keluhan yang mungkin disampaikan kepada kita. Kegiatan
pengendalian dan pengawasan meliputi, misalnya kegiatan pengecekan apakah para
pegawai kita telah melayani pelanggan dengan baik, apakah makanan yang disajikan tidak
basi, dan sebagainya.
Secara ringkas, gambar 4 pada halaman berikut ini mencoba menggambarkan
bagaimana kegiatan-kegiatan dalam setiap fungsi manajemen terkait satu sama lain dalam
pencapaian tujuan organisasi.
Fungsi Operasional Dari Manajemen
Pada pelaksanaannya, fungsi-fungsi yang dijalankan menurut tahapan tertentu akan
sangat berbeda-beda jika didasarkan pada fungsi operasionalnya. Secara operasional, fungsi
perencanaan (planning) untuk sumber daya manusia akan sangat berbeda dengan fungsi
perencanaan untuk sumber daya fisik/alam atau untuk keuangan. Demikian juga akan
berbeda jika dilihat dalam fungsi pengorganisasiannya, pengarahannya, hingga
pengawasannya. Belum lagi jika dilihat dari jenis organisasinya,

Planning: Organizing:
Penentuan tujuan Penetuan bagaimana
Dan bagaimana penyusun organisasi
Cara pencapaian dan aktivitas dapat
Yang baik dilakukan

Controling: Leading:
Fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan bagi organisasi
Monitoring dan Proses motivasi
politik akanperbaikan
berbeda aktivitas
dengan organisasi bisnis maupun organisasi
anggota social. Karena buku ini
organisasi
yang sedang
ditujukan terutama berjalan
untuk agar pembahasannya
organisasi bisnis, maka akan dibatasi planning dapat lebih pada
agar tujuan dapat dijalankan
organisasi tercapai
bisnis. Berdasarkan operasionalisasinya, maka manajemen organisasi bisnis.
Berdasarkan operasionalisasinya, maka manajemen organisasi bisnis dapat dibedakan
secara garis besar menjadi fungsi-fungsi sebagai berikut :
Menunjukkan arah tahapan dari setiap fungsi manajemen
 Manajemen Sumber Daya Manusia
Menunjukkan keterkaitan timbale balik antarfungsi
 Manajemen Produksi
manajemen
 Manajemen Pemasaran
 Manajemen Keuangan

MANAJER DAN PROFESIONALISME


Manajer adalah seorang yang bertindak sebagai perencana, pengorganisasi,
pengarah, pemotivasi serta pengendali orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
Untuk mencapai tujuan itu seorang Manajer harus mempunyai keterampilan yaitu :
1. Keterampilan teknis yaitu kemampuan untuk menggunakan pengetahuan,
metode,prosedur,teknik,dan akal yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.
2. Keterampilan manusiawi yaitu keterampilan untuk bekerjasama dengan pihak bawahan
dan atasan.
3. Keterampilan konseptual yaitu kemampuan untuk memahami jalannya perusahaan
untuk jangka panjang, keseluruhan organisasi bergerak kearah tujuan yang sudah
ditentukan.

Pertanyaan diskusi : apakah semua level manajer membutuhkan keterampilan


diatas?

Edgar H. Schein& Borje O. Saxberg dalm Stoner James A. F dan Charles Wankel,
1988 merumuskan ciri-ciri orang professional sebagai berikut:
1. Orang-orang professional mendasarkan keputusannya pada prinsip-prinsip umum,
sehingga banyaknya kursus dan program latihan manajemen menunjukkan bahwa
prinsip manajemen dapat dipercaya dan digunakan sebagai patokan khusus.
2. Orang-orang professional mencapai status profesionalnya melalui prestasi bukan
melalui favoritisme atau faktor lain yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.
Walaupun belum ada standard objektif yang disepakati untuk menilai prestasi
manajerial.
3. Orang-orang professional harus tunduk pada kode etik yang melindungi kliennya.
Namun karena keprofesionalannya pada bidang khusus sering kali klien terlalu
berharap adanya dan sebagai akibatnya manajer selalu pada posisi rawan.
4. Borje O. Saxberg menyatakan karakteristik keempat dari profesionalisme yaitu
pengabdian (dedication) atau keterikatan (commitment) sehingga dalam tiap bidang
orang-orang professional menggabungkan hidup dan pekerjaannya melalui pengabdian
dan keterikatan kepribadiannya.

Karakteristik Manajer Yang Berhasil


Menurut J. Sterling Livingstone dalam Stoner, James A. F dan Wankel Charles, 1988
ada tiga karakteristik yang dapat dikaitkan dengan manajer yang berhasil yaitu harus
memiliki:
1. Kebutuhan yang mengelola
Artinya hanya orang-orang yang ingin mempengaruhi prestasi orang lain dan merasa
puas kalau dapat melakukannya bisa menjadi manajer yang efektif.
2. Kebutuhan terhadap kekuasaan
Manajer yang baik mempunyai kebutuhan untuk mempengaruhi orang lain. Untuk
dapat melakukan ini dia tidak dapat mengandalkan otoritas kedudukannya tetapi pada
pengetahuan dan kemampuannya.
3. Kemampuan untuk empati
Manajer yang efektif membutuhkan kemampuan untuk memahami dan mengatasi
reaksi emosional orang lain yang sering tidak terungkapkan agar dapat menjalin kerja
sama.

Rangkuman
Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan cara
yang paling efektif dan efisien. Oleh karena itu dibutuhkan Manajemen yang
dikendalikan oleh para manajer. Manajer bertugas melaksanakan fungsi Manajemen
yang terdiri dari fungsi Perencanaan, fungsi Pengorganisasian, fungsi pengarahan dan
fungsi pengendalian/pengawasan. Untuk melaksanakan fungsi Manajemen ,Manajer
harus punya kualifikasi Profesional.

Metode pembelajaran : Ceramah, T.Jawab dan Latihan


Materi Latihan
1. Jelaskan pengalaman Saudara menggunakan manajemen untuk mencapai tujuan
2. Bandingkan ketiga level menajemen! Jelaskan apa yang menjadi perbedaannya!
3. Uraikan di mana perbedaan Top management dengan Lower management dalam
melaksanakan keterampilan management!
4. Uraikan apakah semua level manajemen melaksanakan fungsi-fungsi manajemen?
5. Jelaskan apa yang dilakukan oleh seorang manajer agar dia dapat menjadi seorang
manajer yang dikatakan berhasil!

Materi Test
1. Bandingkanlah orang yang menggunakan manajemen dengan orang yang tidak
menggunakan manajemen!
2. Bandingkanlah perusahaan yang menggunakan manajemen dengan orang yang tidak
menggunakan manajemen!

Referensi :
Yayat M.H, 2001, Dasar-dasar Manajemen, Grasindo
Ernie Trisnawati, 2006, Pengantar Manajemen, Prenada Media

MODUL 2
PERKEMBANGAN KONSEP
MANAJEMEN

Mata kuliah : Pengantar Manajemen


Kode Mata Kuliah : ABKK 116
Semester : 2
SKS dan jumlah jam : 4 jam/mg
Mata kuliah pendukung : -
Pendukung mata kuliah : Manajemen SDM
Dosen : Irwan M. Harahap, S. E., M.Si.
Minggu : 3-4
1. Unit Kompetensi : Memahami Perkembangan dan Pelopor Ilmu
manajemen
2. Elemen Kompetensi : 1. Memahami perkembangan konsep
manajemen
2. Memahami Pelopor Ilmu Manajemen
3. Kriteria kinerja : Mampu menjelaskan semua point-point
elemen kompentensi dengan tepat

PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN


Manajemen konvensional .
Artinya manajer di dalam menghadapi sesuatu masalah, memecahkan masalah
dengan berdasarkan pada tradisi. Manajer sangat memegang peranan penting, tetapi cara ini
kurang efektif dan kurang efisien untuk dijalankan.

Manajemen sistematis
Merupakan salah satu langkah menuju manajemen berdasarkan ilmu di dalam
memecahkan sesuatu masalah yang dihadapinya, manajer mendasarkan dirinya pada
pengalamannya dan juga pengalaman orang lain.
Manajemen secara Ilmu
Manajemen secara ilmu menetapkan dengan seksama persoalan-persoalan yang
dihadapi, membuat suatu patokan dengan seksama untuk bekerja, mengumpulkan bahan-
bahan untuk mencapai cara pemecahan sementara , serta memeriksa kembali cara pemecahan
itu. Dengan demikian, manajemen yang berdasarkan ilmu dengan cara berupa pengamatan
dan analisis yang logis, yang menuju pada suatu rencana yang efektif.
Menurut klasifikasi dari Harbinson dan Myer dalam bukunya “Management in
Industrial World” terdapat tiga managerial elite.
Patrimonial management
Ada pada perusahaan yang dimiliki oleh anggota-anggota keluarga, di dalam
kedudukan penting sebagian besar hierarki jabatan organisasi ditangan anggota-anggota
keluarga tersebut.
Political management
Suatu bentuk berupa kedudukan penting dan pokok dalam organisasi dipegang oleh
orang-orang yang mempunyai hubungan politik dan didasarkan oleh loyalitas kepada suatu
partai tertentu. Contoh kira-kira tahun 1920 di Rusia, tegasnya setelah revolusi Oktober 1917
pemimpin politik di Rusia tidak dapat mempercayakan lagi pelaksanaan program partainya
kepada manajer-manajer yang memegang peranan sebelum revolusi 1017. kemudian mereka
menetapkan anggota-anggota partai di atas para manajer, maksudnya agar mempunyai
pengaruh langsung atas pelaksanaan program.
Profesional management
Kedudukan yang strategis dan penting diserahkan kepada mereka yang memberikan
bukti atas kecakapannya. Jadi bukan didasarkan pada hubungan keluarga atau partai politik.
Pemberian kedudukan di dalam professional management ialah atas dasar jasa dan hasil yang
mereka berikan dalam mengembangkan suatu organisasi atau usaha.
Di Indonesia saat ini, bahkan di manapun ada kecondongan bahwa para manajer
merupakan suatu golongan profesi. Contoh manajemen sebagai profesi di Rusia dan Amerika
serikat. Di Rusia, para manajer yang melaksanakan rencana-rencana di berbagai bidang dan
kepada mereka yang diberikan tempat, fasilitas dan insentif yang besar sekali. Mereka diberi
‘bonus’ yang jauh lebih besar dari pada pekerja. Ini menyebabkan menjadi lebih ‘elite’.
Akhirnya, ditempatkanlah anggota-anggota partai diatas para manajer sehingga di Rusia
berlaku tipe profesi yang didasari pleh political management. Di Amerika Serikat tampak ada
suatu pemisahan dalam perusahaan-perusahaan antara sipemilik dan manajer sehingga
mempercepat timbulnya manajemen sebagai profesi.
Pertanyaan diskusi:
Dari ketiga jenis manajerial elite, manakah yang terbaik dan apakah alasanya?
Pelopor Ilmu Manajemen
Berikut ini para pionir (pioneer) scientific management yang sangat besar jasanya dan
meletakkan dasar- dasar manajemen secara ilmu. Pelopor tersebut digolongkan ke MAZHAB
KLASIK, MAZHAB PERILAKU, MAZHAB ILMU MANAJEMEN.
Kelompok mazhab klasik yaitu:
Charles Babbage (1792-1871)
Matematikawan atau mathematician University Cambrige, yang menaruh perhatian di
bidang Manajemen. Bukunya “The Economy for Manufacture”. Pendapatnya, ada prinsip-
prinsip manajemen dan itu ditentukan melalui pengalaman. Selain itu, ia menganjurkan
supaya terjadi pertukaran pengalaman, antara manajer dalam menerapkan prinsip-prinsip
manajemen. Demikian pula ia menaruh perhatian besar terhadap ‘Division of Labour”.
Masalah pembagian tugas/kerja ini menurutnya merupakan suatu prinsip utama dalam
ekonomi industri. Bila seseorang membatasi bidang pekerjaannya akan memudahkan dan
menambah gairah kerja.
Selanjutnya, ia mengemukakan beberapa kebaikan dari “division of labour’.
1. Tentang waktu yang dibutuhkan untuk belajar
2. Bila seseorang pindah dari suatu pekerjaan ke pekerjaan banyak waktu yang akan
terbuang.
3. Keahlian terus meningkat akibat proses yang berulang-ulang.
4. Karena perhatian yang terus menerus pada suatu objek, hal ini memungkinkan timbulnya
perhatian untuk memperbaiki alat-alatnya.
Frederick Winslow Taylor A. S. (1856-1915)
F. W. Taylor, manajer dan penasehat perusahaan sering dianggap sebagai Scientific
management. Buku “The Principles of Scientific Management” diterbitkan pada 1911.
Penemuannya terutama tentang efisiensi manusia bekerja dengan mesin-mesin
dengan jalan penyelidikan waktu dan gerak (time and motion studi), menjadi scientific
management antara lain dia mengemukakan empat prinsip, yaitu:
1. Melenyapkan sistem coba-coba untuk unsur-unsur para pekerja harus diterapkan
kemajuan ilmu PENGETAHUAN.
2. Memilih pekerja yang terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya melatih dan
mendidiknya.
3. Setiap petugas menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan.
4. Membagi pekerjaan yang sebaik-baiknya antara pemimpin dan petugas-petugas.

Mengenai posisi manajer, Taylor berpendapat sebagai berikut:


“…under scientifis is management, manager are more the servant of the men, the men are
servant of manager. I can say the sence of obligation on the part of the management than the
part of the men”.

Henry Fayol (1841-1925)


Pionir manajemen yang disejajarkan dengan F. W. Taylor adalah Henry Fayol dari
Prancis. Mereka bersama-sama berpendapat, ada prinsip-prinsip manajemen tertentu dan ini
dapat dipelajari dan diajarkan. Perbedaannya, Henry Fayol menjuruskan perhatiannya kepada
pimpinan tingkat atas, sedangkan Taylor menitikberatkan perhatiannya Pendapat itu
bertentangan dengan pendapat umum, seperti pegawai dianggap sebagai pelayan bagi
atasannya. Selanjutnya ia berpendapat, bahwa di dalam scientific management tugas manajer
adalah untuk mengetahui apa yang terbaik, yaitu dengan cara penganalisaan,
pengobservasian dan percobaan. Taylor mengadakan percobaan untuk mengetahui berat
muatan sekop terbaik agar dapat menyekop sebaik dan semudah-mudahnya. Di dalam
percobaan dari berat 38 pon menuju ke berat 34,28 dan 21 pon. Pada berat 21 pon ternyata
paling mudah dan dilakukan pekerja.
Dengan penyelidikan semacam ini, Taylor berhasil memisah-misahkan jabatan-
jabatan ke dalam bagian-bagian dan melatih orang untuk spesialisasi, sehingga mereka
semakin cakap dalam tugasnya masing-masing. Maka mulai penyelidikan keilmuan tentang
metode-metode data guna yang membawa revolusi manajemen. Namun, titik berat sebagian
besar para pekerja, dan sangat sedikit perhatian terhadap pekerja sehingga timbul kelesuan
gairah kerja. Sebagaimana disebutkan dalam pembicaraan bentuk-bentuk organisasiTaylor,
system organisasinya disebut organisasi fungsional dan sistem lainnya, sistem upah yang
disebut, “The kepada pimpinan menengah dan rendah. Pada tahun 1908 Fayol menerbitkan
bukunya “Administration Industrille et General”, yang kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris, “General and Industrial Management”. Buku ini merupakan hasil praktek
dan studi di bidang manajemen selama lebih dari 50 tahun.

PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN
1. Unity of Autority
2. Discipline
3. Unity of command
4. Unity of direction
5. Subordination of individual to general interacts
6. Remuneration
7. Centralization
8. Scale Chain
9. Order
10. Stability of tenure
11. Division of work
12. Prakarsa
13. Kestabilan Kaderisasi
14. Semangat kelompok
Henry Fayol, seorang industrialis Perancis, sesungguhnya merupakan kontributor
utama dalam kelompok ini. Menariknya, dia tidak dikenal oleh para pebisnis dan praktisi
manajemen selama hidupnya hingga bukunya yang berjudul General and Industrial
Management diterjemahkan ke bahasa inggris pada tahun 1930. berdasarkan pengalamannya,
manajemen sangat memerlukan proses pengarahan yang dilakukan secara sistematis di antara
pekerja dan manajer agar produktivitas organisasi secara keseluruhan meningkat. Jadi, tak
hanya produktivitas individu saja yang diubah, tetapi juga produktivitas antar individu, antar-
pekerja, dan termasuk juga antar-manajer. Selain kontribusinya tersebut, Fayol juga termasuk
tokoh pertama yang memperkenalkan kegiatan-kegiatan operasional dari sebuah perusahaan,
yaitu kegiatan teknis, kegiatan komersial, kegiatan keuangan, kegiatan keamanan, kegiatan
akuntansi dan kegiatan manajerial. Adapun kegiatan manajerial yang dimaksud adalah
kegiatan yang terdiri dari fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (Organizing), pemberian perintah (directing), pengkoordinasian
(coordinating), serta pengawasan dan pengendalian (controlling). Fayol meyakini bahwa
keseluruhan fungsi manajemen ini merupakan inti dari kegiatan manajemen. Jika kita
perhatikan pula, hamper seluruh buku-buku manajemen (tidak terkecuali buku yang sedang
Anda baca ini) sebagaimana keyakinannya, selalu memasukkan fungsi-fungsi manajemen
sebagai inti dari kegiatan manajemen dan merupakan kegiatan utama yang terkait dengan
tugas seorang manajer. Secara gambar, fungsi-fungsi manajemen yang dikenalkan oleh Fayol
ini diilustrasikan dalam Gambar 3. 3. pada halaman berikut ini.
Secara lebih rinci, untuk dapat menjalankan keseluruhan fungsi-fungsi manajemen
tersebut, maka Fayol memperkenalkan 14 prinsip yang mesti dijalankan agar keseluruhan
fungsi manajemen dapat dilaksanakan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara lebih
efektif dan efisien. Keempat belas prinsip tersebut, yaitu:

1. Wewenang-yaitu adanya hak untuk memberi perintah dan dipatuhi.


2. Disiplin-harus ada respek dan ketaatan pada peranan-peranan dan tujuan organisasi.
3. Kesatuan perintah-bahwa setiap pekerja hanya menerima intruksi tentang kegiatan
tertentu hanya dari seorang atasan.
4. Kesatuan pengarahan-kegiatan operasional dalam organisasi yang memiliki tujuan yang
sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.
5. Meletakkan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum kepentingan
perseorangan harus diupayakan agar senantiasa di bawah kepentingan organisasi. Artinya
prioritas harus didahulukan untuk kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi.
6. Balas jasa-kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil baik bagi
karyawan maupun pemilik.
7. Sentralisasi-adanya keseimbangan antara pendekatan sentralisasi dengan desentralisasi.
8. Garis wewenang (scalar system)-adanya garis wewenang dan perintah yang jelas.
9. Order-sumber daya organisasi termasuk sumber daya manusianya, harus ada pada waktu
dan tempat yang tepat. Penempatan orang-orang harus sesuai dengan pekerjaan yang
dikerjakan.
10. Keadilan perlakuan dalam organisasi harus ada dan tanpa diskriminasi
11. Stabilitas staf dalam organisasi-perlu adanya kestabilan dalam menjalankan organisasi,
tidak terlalu cepat ataupun tidak terlalu lambat.
12. Inisiatif-setiap pekerja harus diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya dan
diberi kebebasan untuk merencanakan dan menjalankan tugasnya secara kreatif walaupun
memungkinkan terjadi kesalahan.
13. Esprit de corps (semangat korps)-prinsip ini menekankan bahwa pada dasarnya
kesatuan adalah sebuah kekuatan. Pelaksanaan operasional organisasi perlu memiliki
kebanggaan, kesetiaan, dan rasa memiliki dari para anggota yang tercermin pada
semangat korps/kebersamaan.
14. Pembagian kerja
Selain Fayol, Lyndall Urwick menekankan pentingnya fungsi-fungsi manajemen
dalam kegiatan organisasi. Setelah menyelesaikan kariernya sebagai kepala angkatan
bersenjata di Inggris, Urwick lebih dikenal sebagai ahli dan konsultan manajemen. Diaa
melakukan integrasi atau penggabungan teori manajemen ilmiah sebagaimana dikenalkan
oleh Taylor dan pasangan Gilberth dengan apa yang telah dikenalkan oleh Taylor dan
pasangan Gilbert dengan apa yang telah dikenalkan oleh Fayol. Diantara kontribusinya
adalah lahirnya semacam panduan guidelines bagi pelaksanaan fungsi manajemen
terdahulu daripada kontribusinya mengenai fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi.
Sekalipun Max Weber hidup sezaman dengan Fayol dan Urwick, namun
kontribusinya dalam teori manajemen baru dikenali setelah tahun 1947, dimana karyanya
diterjemahkan ke bahasa Inggris pada tahun tersebut. Weber, seorang ahli sosiologi dari
Jerman, memberikan kontribusi mengenai pentingnya birokrasi dan prosedur dalam
kegiatan manajemen. Birokrasi dan prosedur merupakan salah satu kegiatan manajemen
yang harus dilakukan agar keseluruhan organisasi bisa dijalankan dengan lancar dan
mencapai tujuannya. Birokrasi juga merupakan alat untuk mengintegrasikan keseluruhan
struktur dalam sebuah organisasi sehingga antara satu sama lain nya dapat berjalan kea
rah tujuan yang sama sehingga organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Tokoh-tokoh yang lain


Demikian tokoh penting “Scientific management “ yang sebenarnya sebelum dasar-
dasar pemikiran kearah itu dirintis oleh Robert Owen (1771-1858). Hendry Meccalve (1874-
1917), seorang kapten militer yang memajukan dan menerapkan metode-metode yang
diterkannya. Menurut pendapatnya ada sesuatu “science of administration” atau ilmu
pengetahuan yang berdasarkan pada prinsip-prinsip. Prinsip-prinsip ini diperoleh dengan
pencatatan, pengawasan dan perbandingan.
Robert Owen dianggap sebagai “Bapak manajemen personalia”. Perhatiannya
dipusatkan baik kepada produksi mesin maupun faktor produksi tenaga kerja. Ia
menyimpulkan, bila dilakukan terhadap tenaga pekerja yang diberikan perawatan dan
perhatian oleh pimpinan seperti halnya perawatan mesin maka para pekerja merasa lebih
diperhatikan.
Mazhab perilaku
Para manajer menemukan bahwa dengan pendekatan klasik ,efesiensi produksi dan
keselarasan kerja yang sempurna tidak dapat terwujud. Seringkali para bawahan kurang
mengikuti pola prilaku yang rasional dalam bekerja. Para pakar dibawah ini berusaha
memperkuat teori organisasi klasik dengan wawasan sosiologi dan psikologi.
a. Hugo Munsterberg (1865-1916)
Dalam bukunya “Psychology and industrial efeciency” ditemukan bahwa
peningkatan produktifitas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Menemukan orang yang terbaik.
2. Menciptakan pekerjaan yang terbaik.
3. Menggunakan pengaruh psikologis untuk memotivasi bawahan.

b. Elton Mayo (1880-1949)


Para bawahan mau bekerja keras apabila mereka yakin bahwa kesejahteraan mereka
diperhatikan. Dan kelompok kerja informal memiliki pengaruh besar terhadap produktifitas.

Mazhab ilmu Manajemen


Munculnya mazhab ilmu manajemen dilatarbelakangi lahirnya riset operasi yang
dibentuk oleh pemerintah Inggris untuk menghadapi sejumlah permasalahan baru yang rumit
dalam peperangan yang harus segera dipecahkan.

Rangkuman
Seorang Manajer memecahkan masalah manajemen dapat dengan cara manajemen
konvensional, manajemen sistematis, atau manajemen secara Ilmu. Sistem managerial elite
dalam mengelola organisasi terdiri dari sistem patrimonial manajemen, political
management, professional management. Perkembangan konsep manajemen dipelopori oleh
aliran mazhab klasik yang pelopornya adalah Charles Babbage, Frederik W. Taylor, Henry
Fayol. Mazhab perilaku terdiri dari Hugo Munsterberg, Elton Mayo. Mazhab ilmu
manajemen dilahirkan oleh beberapa ahli yang tujuan untuk memecahkan masalah
manajemen.

Metode Pembelajaran : Ceramah, T.Jawab dan latihan

Materi latihan
1. Apa peranan manajer pada masa manajemen konvensional ?
2. Apa peranan manajer pada masa manajemen sistematis?
3. Apa peranan manajer pada masa manajemen secara ilmu?
4. Jelaskan bagaimana cirri-ciri manajemen pada patrimonial management, political
management, dan professional management
5. Dari ketiga jenis management pada no. 5 di atas, jelaskan jenis mana yang
terbaik
6. Apa kebaikan prinsip “Division Of Labour” ?
7. Apa kebaikan dari prinsip “Scientific Management”
8. Bagaimana pendapat Henry Fayol tentang management level pada organisasi 9.
Bagaimana pendapat Robert Owen tentang management ?

Materi Test
1. Bandingkan manajemen konvensional dengan manajemen sistematis.
2. Bandingkan pendapat Henry Fayol dengan pendapat F. W. Taylor.

Kunci jawaban
Kreteria penilaian : Skala penilaian 10-100 ; bobot soal : masing-masing 10
Referensi : Yayat M.H, 2001, Dasar-dasar Manajemen, Grasindo
MODUL 3
FUNGSI PERENCANAAN

Mata kuliah : Pengantar Manajemen


Kode Mata Kuliah : ABKK 116
Semester : 2 (dua)
SKS dan jumlah jam : 4 jam/mg
Mata kuliah pendukung : -
Pendukung mata kuliah : Manajemen SDM
Dosen : Irwan M. Harahap, S. E.
Minggu : 6-7
1. Unit Kompetensi : Memahami Fungsi Perencanaan
2. Elemen Kompetensi 1. Memahami Arti Perencanaan.
2. Memahami Tujuan Perencanaan
3. Memahami langkah Perencanaan
4. Memahami Jenis-Jenis Perencanaan
5. Memahami Hambatan Dalam
Perencanaan
3. Kriteria kinerja : Mampu menjelaskan semua elemen
Kompensi dengan baik

Pengertian Perencanaan (Planning)


Robbins dan Coulter (2002) mendefenisikan Perencanaan sebagai sebuah proses yang
dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan
organisasi tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang
menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi
hingga tercapainya tujuan organisasi. Planning is a process that involves defining the
organization’s goals, establishing an overall strategy for achieving those goals, and
developing a comprehensive set of plans to integrate and organizational work.
Hampir setiap orang maupun organisasi memiliki perencanaan. Apakah perencanaan
tersebut menyangkut kepentingan kehidupan pribadinya, maupun yang terkait dengan tujuan
organisasi yang ingin dicapai. Penulis mencoba melihat pengertian perencanaan ini dari tiga
hal, yaitu dari sisi proses, fungsi perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk
memilih tujuan dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai. Dari sisi fungsi
manajemen, perencanaan adalah fungsi di mana pimpinan menggunakan pengaruh atas
wewenangnya untuk menentukan atau mengubah tujuan dan kegiatan organisasi. Dari sisi
pengambilan keputusan, perencanaan merupakan pengambilan keputusan untuk jangka
waktu yang panjang atau yang akan datang mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana
melakukannya, bilamana dan siapa yang akan melakukannya, di mana keputusan yang
diambil belum tentu sesuai, hingga implementasi perencanaan tersebut dibuktikan di
kemudian hari.
Pada intinya, perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang
sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu
yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan
tertentu. Perencanaan yang baik adalah ketika apa yang dirumuskan ternyata dapat
direalisasikan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan yang buruk adalah ketika
apa yang dirumuskan dan ditetapkan ternyata tidak berjalan dalam implementasi, sehingga
tujuan informasi menjadi tidak terwujud. Terkait dengan hal tersebut di atas, George R. Terry
menyatakan bahwa untuk mengetahui apakah perencanaan itu baik atau tidak dapat dijawab
mengenai pertanyaan- pertanyaan dasar mengenai perencanaan, yaitu WHAT (Apa), WHY
(Mengapa), Where (Di mana), WHEN (Kapan), WHO (Siapa), dan How (Bagaimana).
Pertanyaan seputar What terkait dengan misalnya apa yang sesungguhnya yang menjadi
tujuan perusahaan dan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pertanyaan
seputar mengapa tujuan tersebut harus dicapi dan mengapa kegiatan yang terumuskan dalam
jawaban atas pertanyaan What perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pertanyaan
seputar Where adalah mengenai di mana kegiatan tersebut akan dilaksanakan. Pertanyaan
seputar When adalah kapan kegiatan tersebut harus dimulai dan diakhiri. Pertanyaan seputar
Who terkait dengan siapa yang akan melaksanakannya. Pertanyaan ini terkait misalnya
dengan kualifikasi orang yang akan melakukannya dari sisi latar belakang personal dan
keahlian. Pertanyaan terakhir yaitu seputar How terkait dengan bagaimana cara yang harus
dilakukan untuk melakukan kegiatan tersebut.
Tujuan Perencanaan
Pengertian di atas membawa kita kepada fungsi perencanaan dalam manajemen,
Robbins dan Coulter (2002) menjelaskan bahwa paling tidak ada empat fungsi dari
perencanaan, yaitu perencanaan berfungsi sebagai arahan, perencanaan meminimalkan
dampak dari perubahan, perencanaan meminimalkan pemborosan dan kesia-sian, serta
perencanaan menetapkan standard dalam pengawasan kualitas.
Perencanaan sebagai Pengarah
Perencanaan akan menghasilkan upaya untuk meraih sesuatu dengan cara yang lebih
terkoordinasi. Perusahaan yang tidak menjalankan perencanaan sangat mungkin untuk
mengalami konflik kepentingan, pemborosan sumber daya, dan ketidakberhasilan dalam
pencapaian tujuan karena bagian-bagian dari organisasi bekerja secara sendiri-sendiri tanpa
ada koordinasi yang jelas dan terarah. Perencanaan dalam hal ini memegang fungsi
pengarahan dari apa yang harus dicapai oleh organisasi.
Perencanaan sebagai Minimalisasi Ketidakpastian
Pada dasarnya segala sesuatu di dunia ini akan mengalami perubahan. Tidak ada yang
tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan seringkali sesuai dengan apa yang
kita perkirakan, akan tetapi tidak jarang pula malah diluar perkiraan kita, sehingga
menimbulkan ketidakpastian bagi perusahaan. Ketidakpastian inilah yang coba diminimalkan
melalui kegiatan perencanaan. Dengan adanya perencanaan, diharapkan ketidakpastian yang
mungkin akan terjadi di masa yang akan datang dapat diantisipasi jauh-jauh hari.
Perencanaan sebagai Minimalisasi Pemborosan Sumber Daya
Perencanaan juga berfungsi sebagai minimalisasi pembprosan sumber daya organisasi
yang digunakan. Jika perencanaan dikakukan dengan baik, maka jumlah sumber daya yang
diperlukan, dengan cara bagaimana penggunaannya, dan untuk penggunaan apa saja dengan
lebih baik dipersiapkan sebelum kegiatan dijalankan. Dengan demikian, pemborosan yang
terkait dengan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan akan bisa diminimalkan
sehingga tingkat efisiensi dari perusahaan akan meningkat.
Perencanaan sebagai Penetapan Standard dalam pengawasan Kualitas Perencanaan
berfungsi sebagai penetapan standard kualitas yang harus dicapai oleh perusahaan dan
diawasi pelaksanaannya dalam fungsi pengawasan manajemen. Dalam, perencanaan,
perusahaan membandingkan antara tujuan yang ingin dicapai dengan realisasi di lapangan,
mengevaluasi penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi, hingga mengambil
tindakan yang dianggap perlu untuk memperbaiki kinerja perusahaan. dengan pengertian
tersebut, maka perencanaan berfungsi sebagai penetapan standard kualitas yang ingin dicapai
perusahaan.

Persyaratan Perencanaan (Planning Requirements)


Perencanaan yang baik tentunya perlu dirumuskan. Perencanaan yang baik paling
tidak memiliki berbagai persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu factual atau realistis, logis
dan rasional, fleksibel, komitmen, dan komprehensif.

FAKTUAL ATAU REALISTIS. Perencanaan yang baik perlu memenuhi persyaratan


faktual atau realistis. Artinya apa yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan fakta yang
wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan.
LOGIS DAN RASIONAL. Perencanaan yang baik juga perlu untuk memenuhi syarat
logis dan rasional.

Jenis Rencana (Types of Plans)


Pada bagian awal disebutkan bahwa untuk dapat melakukan perencanaan, manajer
perlu merumuskan tujuan dan rencana. Jia di awal diperkenalkan bahwa tujuan memiliki
beberapa jenis dilihat dari berbagai segi, maka tujuan pun memiliki beberapa jenis dilihat
dari berbagai segi yang terkait, yaitu dari segi keluasan dan waktu (breath and time frame),
dari segi kejelasan (specificity), dan frekuensi (frequency of use).
Dari segi keluasan dan waktu, rencana dapat dibedakan menjadi rencana strtegis atau
bisa menjadi market leader rencana jangka panjang (strategic plans or long-terms plans),
rencana taktis atau jangka menengah (tactical plans or mid-terms plans) dan rencana
operasional atau jangka pendek (operational plans or short-terms plans). Rencana strategis
atau jangka panjang adalah rencana yang akan dijalankan oleh seluruh komponen dalam
organisasi atau perusahaan, dan dibuat dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara
keseluruhan (strategic goals or organizational objectives). Bagaimana agar perusahaan
dalam makanan siap saji disusun dalam rencana strategis ini. Adapun rencana taktis jangka
menengah adalah rencana yang dijalankan untuk mencapai tujuan jangka menengah dan
sebagai dorongan tercapainya tujuan jangka panjang. Bagaimana peningkatan pangsa pasar
sebesar 30 persen dirumuskan dalam perencanaan taktis atau jangka menengah ini. Rencana
operasional atau jangka pendek adalah rencana yang dijalankan untuk mencapai tujuan
jangka pendek, dan sebagai dorongan tercapainya tujuan jangka menengah. Bagaimana
peningkatan penjualan makanan siap saji di setiap outlet yang dimiliki perusahaan
dirumuskan dalam rencana ini.

Langkah-Langkah Perencanaan (dlm mengerjakan perencanaan)


1. Menentukan masalah (tujuan) secara jelas
Permasalahan harus digambarkan dengan jelas
2. Memperoleh informasi secara lengkap yang berhubungan dengan kegiatan.
Informasi dapat diperoleh dari pihak intern maupun ekstern
3. Analisis informasimenentukan rencana alternative
Tiap informasi diperiksa secara terpisah dalam hubungannya dengan informasi secara
keseluruhan
4. Memilih rencana yang diajukan
5. Mengatur urutan dan waktu rencana secara terperinci.

Hierarki Rencana dalam Organisasi


Ada dua jenis utama dari rencana, yaitu (1) rencana strategis, yang dirancang untuk
mencapai tujuan yang luas, yang menggambarkan hakikat eksistensi perusahaan dan (2)
rencana operasional yang memberi rincian tentang bagaimana rencana dilaksanakan (Stoner
James, A. F. 1998).
Rencana operasional juga ada dua jenis: (1) rencana sekali pakai atau “single-use
plans”, yang dikembangkan untuk mencapai tujuan khusus dari perusahaan yang akan
dibubarkan bila tujuan tercapai dan (2) rencana tetap atau “standing plan”, yang merupakan
pendekatan yang dibakukan untuk menangani situasi yang berulang kali terjadi.
Rencana Sekali Pakai
Rencana sekali pakai merupakan tindakan yang terinci yang tidak berulang dalam
bentuk yang sama pada waktu yang akan datang. Rencana ini bersifat temporer dan
incidental. Bentuk utama dari rencana sekali pakai adalah program, proyek dan anggaran.

Gambar : Hierarki Rencana Organisasi

TUJUAN

RENCANA STRATEGIS

RENCANA OPERASIONAL

UNTUK KEGIATAN UNTUK KEGIATAN YANG


YANG INSIDENTAL BERULANG

RENCANA SEKALI PAKAI


RENCANA TETAP

KEBIJAKAN
PROGRAM

ANGGARAN PROSEDUR DAN METODE


STANDARD

PROYEK

PERATURAN

Sumber: Stoner James, A. F. (1988)


Program
Sebuah program memperlihatkan:
(1) langkah utama yang diperlukan untuk mencapai tujuan,
(2) unit atau anggota organisasi yang bertanggung jawab
Untuk setiap langkah, dan
(3) urutan serta penjadwalan dari setiap langkah.

Proyek
Proyek adalah bagian dari program yang lebih kecil dan terpisah. Setiap proyek
memiliki lingkup yang terbatas dan petunjuk yang jelas tentang tugas dan waktu.
Anggaran
Anggaran merupakan pernyataan mengenai sumber daya keuangan yang disediakan
untuk kegiatan-kegiatan tertentu. Selama periode tetentu, anggaran menjadi salah satu alat
pengendalian kegiatan perusahaan karena membatasi pendanaan kegiatan. Anggaran merinci
pendapatan dan pengeluaran sehingga memberikan sasaran bagi kegiatan-kegiatan, seperti
penjualan, biaya tetap departemen atau investasi baru.
Rencana Tetap
Rencana tetap memberikan kesempatan kepada para manajer untuk menghemat waktu
yang digunakan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan terhadap kegiatan yang
berulang dengan menggunakan rencana yang dibakukan. Misalnya sebuah bank dengan
mudah dapat menolak atau menerima permohonan pinjaman, bila indikator analisis kredit,
jaminan tambahan dan informasi tentang nasabah yang bersangkutan sudah ada. Rencana
tetap kadang-kadang menguntungkan karena mengikat para manajer pada keputusan masa
lampau yang mungkin tidak sesuai lagi. Bentuk utama dari rencana tetap adalah kebijakan,
prosedur dan peraturan.
Kebijakan merupakan garis pedoman untuk pengambilan keputusan dan membatasi
keputusan yang dapat diterima dan harus ditolak. Alasan para manajer membuat kebijakan
adalah:
 kebijakan itu meningkatkan efektifitas organisasi;
 kebijakan mencerminkan nilai-nilai tertentu dari organisasi, misalnya pengaturan cara
berpakaian;
 kebijakan mampu menghilangkan kekacauan atau pertentangan pada tingkat yang lebih
rendah dalam organisasi.
Prosedur standard, suatu prosedur yang memberikan seperangkat petunjuk terinci untuk
melaksanakan urutan tindakan yang sering atau biasa bagian pembayaran (refund) dari
sebuah toko mempunyai kebijakan “pembayaran dengan tersenyum”.
Peraturan adalah pernyataan bahwa tindakan harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan
atau tidak boleh dilakukan dalam situasi tertentu.

Metode pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, dan latihan


Materi latihan.
1. Jelaskan apa persyaratan membuat perencanaan
2. Jelaskan langkah-langkah perencanaan
3. Jelaskan jenis-jenis perencanaan
4. Jelaskan apa tujuan perencanaan
5. Jelaskan apa arti perencanaan
6. Mencari, menemukan contoh contoh nyata dari Proyek, Program, Peraturan, Prosedur

Rangkuman
Fungsi perencanaan menjadi tugas penting seorang manajer, perencanaan adalah pedoman
pekerjaan yang harus dikerjakan seorang manajer. Tujuan perencanaan sebagai pangarah,
meminimalkan ketidakpastian,pemborosan sumber daya,dan sebagai standard dalam
pengawasan. Menyusun suatu rencana harus realistis dan rasional. Dari segi waktu rencana
dapat dibagi menjadi rencana jangka panjang(rencana strategis) dan rencana jangka
pendek(rencana taktis). Dari segi hirarki dalam organisasi rencana dibagi menjadi rencana
strategis dan rencana operasional.

Materi test
1. Jelaskan apa pengaruh perencanaan terhadap kinerja perusahaan.
2. Jandingkan program dengan standard. Jelaskan perbedaannya.
3. Bandingkan perencanaan tetap dan sekali pakai. Jelaskan apa perbedaannya.
Kunci jawaban.
Kreteria penilaian : Skala penilaian 10-100 ; Bobot soal : masing-masing 20 %.
Referensi : Yayat M.H. 2001, Dasar-Dasar Manajemen, Grasindo

Anda mungkin juga menyukai