Anda di halaman 1dari 20

HUBUNGAN ANTARA ETIKA MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA DAN KEBERSIHAN TOILET SC ( STUDENT CENTER )


( Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Lingkungan )

Dosen Pengampu : A. Silvan Erusani, ST., M.Sc

Disusun Oleh :
Kelompok 3 Pendidikan Biologi 6A
1. Aula Hani (11150161000002)
2. Qotrunada Laela (11150161000006)
3. Rexy Ismail Adha (11150161000011)
4. Tia Monica Hidayah (111501610000)
5. Mutiara El Zahrah (11150161000013)
6. Riky Setiawan (111501610000)
7. Abda ‘Ilma Rodiana (111501610000)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
ABSTRAK

Hubungan antara Etika Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Kebershan
Toilet Sc ( Student Center )

Kata kunci: Etika Lingkungan, Kebersihan, Sanitasi

Makalah ini disusun bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Etika Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Kebershan Toilet SC ( Student Center ).

Metode yang digunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam


penyusunan makalah ini adalah dengan menggunakan studi kepustakaan dan observasi
dimana pemakalah membuat kuesioner .

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan karunia-
Nya serta rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun makalah ini sehingga selesai
pada waktunya. Makalah yang berjudul “ Hubungan antara Etika Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Kebersihan Toilet Sc ( Student Center ) ” ini disusun untuk
menyelesaikan tugas Mata Kuliah Etika Lingkungan pembuatan makalah ini bertujuan agar
dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca
.Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Etika
Lingkungan Bapak A. Silvan Erusani, ST., M.Sc dan teman-teman yang telah memberikan
dukungan serta memberikan petunjuk dalam penyelesaian makalah ini.

Akhir kata semua penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu, diharapkan
kritik dan saran dari para pembaca menyempurnakan makalah selanjutnya.

Tangerang Selatan, Februari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1

B. Perumusan Masalah .................................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan Masalah ......................................................................................... 1

D. Manfaat Penulisan Makalah ....................................................................................... 2

E. Metode Penulisan Makalah ........................................................................................ 2

BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................................... 3

A. Teori Etika Lingkungan ............................................................................................ 3


B. Pengertian Kebersihan Lingkungan .......................................................................... 3
C. Standart Kelayakan Toilet Umum ............................................................................. 8
D. Pengertian Sanitasi .................................................................................................... 8
E. Hubungan antara Etika Seseorang dengan Kebersihan Toilet ................................ 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Wakttu Penelitian ......................................................................................
B. Metode Penelitian .........................................................................................................
C. Populasi dan Sampel .....................................................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data ...............................................................................................................................
B. Analisis Data .................................................................................................................
C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................................
BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 11
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah lingkungan adalah masalah yang sangat penting saat ini. Sikap merendahkan
kualitas lingkungan adalah langkah menuju kehancuran masa depan manusia. Kemudian
alam harus diperlakukan secara manusiawi dengan rasa tanggung jawab bersama. Masalah ini
memang tanggung jawab kolektif yang melibatkan setiap individu, keluarga, masyarakat dan
bangsa. Sebagai budaya, semua tindakan manusia idealnya harus didasarkan pada nilai-nilai
etika dan moral, dan ideal ini termasuk cara memperlakukan lingkungan. Untuk
menumbuhkan manajemen lingkungan yang bertanggung jawab sehingga harus menjadi
penting. Di sini kita menemukan nilai dasar etika lingkungan dalam menciptakan hubungan
yang berbudaya antara manusia dengan lingkungannya.
Salah satu permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan adalah mengenai
kebersihan, dalam hal ini kebersihan toilet. Kita tahu bahwa toilet merupakan ruang yang
menjadi tempat “buangan” sisa-sisa metabolisme tubuh manusia, yakni berupa feses maupun
urin. Feses dan urin merupakan medium yang akan menjadi tempat bakteri-bakteri patogen,
seperti Salmonella. Oleh karena itu, kebersihan toilet mutlak diperlukan.

B. Perumusan Masalah
1. Apa saja teori etika lingkungan?
2. Apa pengertian dari kebersihan lingkungan?
3. Bagaimana standart kelayakan toilet umum?
4. Apa pengertian sanitasi?
5. Bagaimana hubungan antara etika seseorang dengan kebersihan toilet?
C. Tujuan Perumusan Masalah
1. Mengetahui teori etika lingkungan.
2. Mengetahui pengertian dari kebersihan lingkungan.
3. Mengetahui standart kelayakan toilet umum.
4. Mengetahui tentang santasi.
5. Mengetahui hubungan antara etika seseorang dengan kebersihan toilet.

D. Manfaat Perumusan Masalah

1
Mengacu pada perumusan masalah yang telah di paparkan sebelumnya, adapun
manfaat dari penulisan makalah ini adalah mampu memperluas wawasan para
pembaca terkait

E. Metode Penulisan Masalah


Metode penulisan yang digunakan pemakalah adalah metode pustaka dan observasi.
Metode pustaka adalah metode yang mempelajarai dan mengumpulkan dari pustaka
yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun internet, sedangkan
observasi adalah teknik yang digunakan atau cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan terhadap objek. Pada
kesempatan ini, pemakalah menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data dari
responden.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Teori Etika Lingkungan


1. Antroposentrisme
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai
pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling
menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam
kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah
manusia dan kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat
perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai
dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh karenanya
alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan
dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam
tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
2. Biosentrisme
Pada biosentrisme, konsep etika dibatasi pada komunitas yang hidup (biosentrism),
seperti tumbuhan dan hewan. Sedang pada ekosentrisme, pemakaian etika
diperluas untuk mencakup komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism). Etika
lingkungan Biosentrisme adalah etika lingkungan yang lebih menekankan
kehidupan sebagai standar moral Sehingga bukan hanya manusia dan binatang saja
yang harus dihargai secara moral tetapi juga tumbuhan. Menurut Paul Taylor,
karenanya tumbuhan dan binatang secara moral dapat dirugikan dan atau
diuntungkan dalam proses perjuangan untuk hidup mereka sendiri, seperti
bertumbuh dan bereproduksi.
3. Ekosentrisme
Merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. Oleh karenanya
teori ini sering disamakan begitu saja karena terdapat banyak kesamaan. Yaitu
pada penekanannya atas pendobrakan cara pandang antroposentrisme yang
membatasi keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia. Keduanya
memperluas keberlakuan etika untukmencakup komunitas yang lebih luas.
4. Zoosentrisme
Etika lingkungan Zoosentrisme adalah etika yang menekankan perjuangan hak-hak
binatang, karenanya etika ini juga disebut etika pembebasan binatang. Tokoh

3
bidang etika ini adalah Charles Brich. Menurut etika ini, binatang mempunyai hak
untuk menikmati kesenangan karena mereka dapat merasa senang dan harus
dicegah dari penderitaan. Sehingga bagi para penganut etika ini, rasa senang dan
penderitaan binatang dijadikan salah satu standar moral. Menurut The Society for
the Prevention of Cruelty to Animals, perasaan senang dan menderita mewajibkan
manusia secara moral memperlakukan binatang dengan penuh belas kasih
5. Neo-Utilitarisme
Lingkungan neo-utilitarisme merupakan pengembangan etika utilitarisme Jeremy
Bentham yang menekankan kebaikan untuk semua. Dalam konteks etika
lingkungan maka kebaikan yang dimaksudkan, ditujukan untuk seluruh mahluk.
Tokoh yang mempelopori etika ini adalah Peter Singer. Dia beranggapan bahwa
menyakiti binatang dapat dianggap sebagai perbuatan tidak bermoral.
6. Anti-Spesiesme
Teori ini menuntut perlakuan yang sama bagi semua makhluk hidup, karena alasan
semuanya mempunyai kehidupan. Keberlakuan prinsip moral perlakuan yang sama
(equal treatment). Anti-spesiesme membela kepentingan dan kelangsungan hidup
spesies yang ada di bumi. Dasar pertmbangan teori ini adalah aspek sentience,
yaitu kemampuan untuk merasakan sakit, sedih, gembira dan seterusnya.Inti dari
teori biosentris adalah dan seluruh kehidupan di dalamnya, diberi bobot dan
pertimbangan moral yang sama.
7. Prudential and Instrumental Argument
Prudential Argument menekankan bahwa kelangsungan hidup dan kesejahteraan
manusia tergantung dari kualitas dan kelestarian lingkungan. Argumen
Instrumental adalah penggunaan nilai tertentu pada alam dan segala isinya, yakni
sebatas nilai instrumental. Dengan argumen ini, manusia mengembangkan sikap
hormat terhadap alam.
8. Non-antroposentrisme
Teori yang menyatakan manusia merupakan bagian dari alam, bukan di atas atau
terpisah dari alam.
9. The Free and Rational Being
Manusia lebih tinggi dan terhormat dibandingkan dengan mahkluk ciptaan lain
karena manusia adalah satu-satunya mahkluk bebas dan rasional, oleh karena itu
Tuhan menciptakan dan menyediakan segala sesuatu di bumi demi kepentingan
manusia. Manusia mampu mengkomunikasikan isi pikirannya dengan sesama

4
manusia melalui bahasa. Manusia diperbolehkan menggunakan mahkluk non-
rasional lainnya untuk mencapai tujuan hidup manusia, yaitu mencapai suatu
tatanan dunia yang rasional.
10. Teori Lingkungan yang Berpusat pada Kehidupan (Life-Centered Theory of
Environment)
Intinya adalah manusia mempunyai kewajiban moral terhadap alam yang
bersumber dan berdasarkan pada pertimbangan bahwa, kehidupan adalah sesuatu
yang bernilai. Etika ini diidasarkan pada hubungan yang khas anatara alam dan
manusia, dan nilai yang ada pada alam itu sendiri.

B. Pengertian Kebersihan Lingkungan


Pengertian kebersihan lingkungan adalah kegiatan menciptakan atau menjadikan
lingkungan yang bersih, indah, asri, nyaman, hijau dan enak dipandang mata. Kebersihan
lingkungan hendaknya tidak terpisahkan dari setiap manusia, lingkungan yang bersih akan
memberikan manfaat yang besar kepada manusia dan sebaliknya lingkungan yang kotor
akan memberikan masalah yang besar kepada manusia. Oleh sebab itu kita wajib menjaga
kebersihan lingkungan sekitar kita, mulai dari diri sendiri, mulai dari hal terkecil dan
mulai dari sekarang.

C. Standart Kelayakan Toilet Umum

Toilet Umum adalah sebuah ruangan yang dirancang khusus lengkap dengan kloset,
persediaan air dan perlengkapan lain yang bersih, aman dan higienis dimana masyarakat di
tempat-tempat domestik, komersial maupun publik dapat membuang hajat serta memenuh
kebutuhan fisik, sosial dan psikologis lainnya.
Toilet adalah fasilitas sanitasi untuk tempat buang air besar dan kecil, tempat cuci
tangan dan muka. Umum adalah tidak menyangkut yang khusus (semuanya) secara
menyeluruh. Toilet Umum adalah fasilitas sanitasi yang mengakomodasi kebutuhan
membuang hajat yang digunakan oleh masyarakat umum, tanpa membedakan usia maupun
jenis kelamin dari pengguna tersebut.
Berikut adalah persyaratan standart kelayakan toilet umum :
 Persyaratan Ruang :
1. Ruang untuk buang air besar (WC) : P = 80-90 cm, L = 150-160 cm, T = 220-240 cm
2. Ruang untuk buang air kecil (Urinoir) : L = 70-80 cm, T = 40-45 cm

5
 Sirkulasi Udara :
Mempunyai kelembaban 40 - 50 %, dengan taraf pergantian udara yang baik yaitu mencapai
angka 15 air-change per jam (dengan suhu normal toilet 20-27 derajat celcius)
 Pencahayaan :
Sistem pencahayaan toilet umum dapat menggunakan pencahayaan alami dan pencahayaan
buatan. Iluminasi standar 100 - 200 lux.
 Konstruksi Bangunan :
1. Lantai, kemiringan minimum lantai 1 % dari panjang atau lebar lantai.
2. Dinding, ubin keramik yang dipasang sebagai pelapis dinding, gysum tahan air atau bata
dengan lapisan tahan air.
3. Langit-langit, terbuat dari lembaran yang cukup kaku dan rangka yang kuat sehingga
memudahkan perawatan dan tidak kotor.

D. Lingkungan dan Etika


Dengan menggunakan filsafat Thomas Kuhn, Fritjof Capra, seorang ahli fisika yang
kemudian beralih menjadi filsuf yang menggeluti kritik ilmu pengetahuan atau filsafat ilmu
pengetahuan, dan melalui itu melahirkan berbagai telaah filosofis tentang lingkungan hidup,
menganggap krisis dan bencana lingkungan hidup yang kita alami dewasa inibersumber dari
apa yang disebutnya sebagai krisis pemahaman. “Krisis pemahaman ini bersumber dari
kenyataan bahwa kebanyakan di antara kita, secara khusus institusi-institusi sosial kita yang
besar, menganut cara pandang yang sudah ketinggalan zaman, sebuah pemahaman tentang
realitas yang sudah tidak memadai lagi dalam memahami dunia kita yang padat penduduk
dan berhubungan satu sama lain secara global ini”

Untuk keluar dari krisis dan bencana lingkungan hidup tersebut memang tersedia
berbagai jalan keluar. Akan tetapi, untuk itu dibutuhkan perubahan radikal dalam pemahaman
kita, dalam cara berpikir kita, dalam nilai kita. Sebagaimana yang telah kami kemukakan
dalam buku kami sebelumnya,yang dibutuhkan adalah sebuah perubahan paradigma dalam
cara kita berpikir tentang hakikat alam semesta dan perubahan radikal dalam perilaku kita
terhadap alam semesta.

Sebagaimana telah kami kemukakan juga dalam buku kami Etika Lingkungan Hidup,
terjadi perubahan atau pergeseran dari cara berpikir yang mekanistis-reduksionistis yang
mengunggulkan kemampuan rasional, analitis dan linear menuju cara pandang sistemis-
organis dan holistis-ekologis yang lebih menekankan kemampuan intuitif, sintesis, holistis

6
dan nonlinear. Bersamaan dengan itu terjadi pergeseran dan perubahan nilai serta perilaku
dari nilai dan perilaku yang ekspansif, kompetitif dengan menekankan kuantitas dalam pola
relasi yang mengutamakan dominasi menuju nilai dan perilaku yang lebih mengutamakan
konservasi, kerja sama serta menekankan kualitas dalam pola relasi yang saling melengkapi
dalam jaringan yang memperkaya satu sama lain serta saling menghargai dan memelihara.
Yang dibutuhkan adalah sebuah pendekatan baru terhadap alam, dari dominasi dan control
atas alam, kepada sikap hormat, kerja sama, dan bahkan dialog dengan alam untuk dapat
menangkap hakikat, keutuhan (integrity) dan keindahannya.

E. Pengertian Sanitasi
Sanitasi Lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup
perumahan, pembuangan kotoran, penyedian air bersih dan sebagainya. Sanitasi
lingkungan ditujukan untuk memenuhi persyaratan lingkungan yang sehat dan nyaman.
Upaya sanitasi dasar meliputi sarana pembuangan kotoran manusia, sarana pembuangan
sampah, saluran pembuangan air limbah, dan penyediaan air bersih. Sarana pembuangan
kotoran manusia atau yang biasa disebut jamban harus dimiliki oleh tiap keluarga yang
harus selalu terawat atau bersih dan sehat. Hal ini untuk mencegah pencemaran
lingkungan dari kotoran manusia dan sebagai tanda bahwa keluarga tersebut tidak BAB di
sembarang tempat. Sarana pembuangan sampah juga termasuk upaya sanitasi dasar karena
setiap manusia pasti meghasilkan sampah.

7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : Toilet Umum Student Center UIN Syarif Hadayatullah Jakarta
Waktu : Selasa, 20 Februari 2018
B. Metode Penelitian
Metode penelitian survey, wawancara, observasi.
C. Populasi dan Sampel
Populasi : Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sampel : 51 orang Mahasiswa secara acak

8
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kuesioner

9
10
B. Hasil Observasi
1. Kondisi toilet laki-laki di SC

11
2. Kondisi toilet perempuan di SC

12
C. Hasil Wawancara

Nama : Zakaria

Jabatan : Kepala Pengelola Student Center

1. Setiap 1 minggu berapa kali toilet sc dibersihkan?


Senin, Rabu, Kamis, dan Jumat. Jadi, Seminggu itu bisa 4 kali dan yang dibersihkan
itu tempat wudhu serta toilet laki-laki dan perempuan.

2. Berapa total petugas sc yang ada sampai saat ini?

Total petugas itu ada 3 orang.

3. Bagaimana tanggapan petugas sc terhadap mahasiswa/i UIN Jakarta yang kurang


menjaga kebersihan toilet sc?

Kesalnya luar biasa, padahal kami selaku petugas sc sudah memberikan


pemberitahuan untuk melepas alas kaki saat memasuki toilet sc dan tempat wudhu di
laki-laki maupun perempuan. Selanjutnya buang sampah pada tempatnya. Sepertinya
mahasiswa/i UIN Jakarta ini kurang adanya kesadaran untuk saling berkerjasama
membersihkan toilet sc.

13
C. Pembahasan Hasil Penelitian

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa tingkat kebersihan seseorang dapat dilihat dari
cara orang tersebut menggunakan fasilitas kamar mandi atau toilet. Dengan begitu, semakin
bersih seseorang dalam menggunakan toilet, maka semakin tinggi pula tingkat kebersihan diri
orang tersebut. Kebersihan toilet ini erat kaitannya dengan etika yang dimiliki seseorang
terhadap lingkungan. Etika ini salah satunya dapat dilihat dari cara seseorang menggunakan
toilet umum yang merupakan fasilitas bersama.
Penelitian sederhana ini berfokus untuk melihat sejauh mana etika mahasiswa UIN
Jakarta dalam menjaga kebersihan toilet, dalam hal ini toilet di Student Center. Pemilihan
lokasi penenelitian ini dikarenakan sesuai namanya, Student Center merupakan pusat
kegiatan mahasiswa UIN Jakarta. Berdasarkan hasil kuesioner, observasi, dan wawancara
dapat dikatakan bahwa secara garis besar etika mahasiswa UIN Jakarta dalam menjaga
kebersihan toilet masih rendah.
Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan secara langsung, dapat diketahui fasilitas
yang diberikan sudah cukup memadai. Hanya saja pada beberapa sudut toilet masih tampak
jorok dan kotor. Misalnya, pada beberapa ruang toilet, terdapat kloset yang belum disiram
oleh penggunanya. Tentu saja hal ini terbilang jorok. Selain itu, kondisi yang demikian tentu
dapat menimbulkan penyakit.
Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 50 sampel mahasiswa, diperoleh hasil bahwa
sekitar 74% mahasiswa menyatakan bahwa etika kebersihan di toilet sangatlah penting.
Selain itu, hampir 100% mahasiswa, menyatakan bahwa kebersihan toilet sangatlah penting.
Dengan begitu, pada dasarnya mahasiswa UIN Jakarta sudah mengetahui bahwa etika
kebersihan itu penting. Akan tetapi, jika melihat secara langsung kondisi toilet SC, yang
terjadi adalah kebalikannya.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap Kepala Pengelola Student Center, dapat
diketahui bahwa sebenarnya pihak pengelola sudah secara berkala memperhatikan kebersihan
toilet di Student Center. Hanya saja perilaku mahasiswa yang tidak memperhatikan etika,
membuat toilet menjadi kotor. Narasumber menyatakan bahwa, ia kesal luar biasa, padahal
petugas sc sudah memberikan pemberitahuan untuk melepas alas kaki saat memasuki toilet sc
dan tempat wudhu di laki-laki maupun perempuan. Selanjutnya buang sampah pada
tempatnya. Sepertinya mahasiswa/i UIN Jakarta ini kurang adanya kesadaran untuk saling
berkerjasama membersihkan toilet SC
.

14
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

- Kebanyakan para mahasiswa/i tidak peduli pada kebersihan toilet dikarenakan kebiasaan
yang buruk yang dapat membahayakan kesehatan mereka sendiri dan orang lain.
- Ketidakbersihan toilet kampus khususnya SC dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit.

B. Saran

- Jagalah kebersihan, karena kebersihan adalah sebagian dari iman dan kesehatan itu
sangat penting.

- Para pengguna toilet SC harus bertanggung jawab atas fasilitas yang telah diberikan di
kampus.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bintarto. 1997. Ekologi Manusia. Handout Kuliah Ekologi Manusia. Program S2 Filsafat
UGM.
Hardjasoemantri, Koesnadi. 2002. Hukum Tata Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
http://pustaka.pu.go.id/?q=content/standar-toilet-umum-indonesia
Keraf, Sonny A. 2014. Filsafat Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Kanisius.
Soemarwoto, Otto. 1998. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta:
Djambatan.

iv

Anda mungkin juga menyukai