Anda di halaman 1dari 6

Jurnal PSIK – FK Unsyiah Hilman Syarif

ISSN : 2087-2879
PENGARUH TERAPI AKUPRESUR TERHADAP MUAL MUNTAH AKUT
AKIBAT KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER;
A RANDOMIZED CLINICAL TRIAL
The Effect of Accupressure Therapy for Acute Nausea Vomiting in Patients with Cancer
Chemotherapy; A Randomized Clinical Trial
Hilman Syarif
Bagian Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah, PSIK-FK Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Medical Surgical Nursing Department, School of Nursing, Faculty of Medicine,
Syiah Kuala University, Banda Aceh
E-mail: hilmansyariflubis@yahoo.co.id

ABSTRAK
Akupresur merupakan salah satu terapi komplementer pada pasien yang mengalami mual muntah akut akibat
kemoterapi. Tindakan tersebut dapat menurunkan mual muntah akut akibat kemoterapi, tetapi di Indonesia
belum diapilkasikan untuk menurunkan mual muntah akibat kemoterapi. Tujuan riset ini untuk
mengidentifikasi pengaruh akupresur terhadap mual muntah akut pada pasien kanker di RSUPN Cipto
Mangunkusumo dan RSUP Fatmawati Jakarta. Penelitian ini merupakan randomized clinical trial dengan
metode single blind. Pengambilan sampel dengan cara concecutive sampling dan penentuan kelompok
intervensi dan kontrol menggunakan randomisasi alokasi subjek sederhana. Sampel penelitian berjumlah 44
orang responden, terdiri dari 22 responden sebagai kelompok intervensi yang dilakukan terapi akupresur
sebanyak tiga kali sehari, dan 22 responden sebagai kelompok kontrol. Pengujian perbedaan penurunan rata-
rata skor mual, muntah dan mual muntah akut pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol menggunakan
uji T test. Hasil penelitian menunjukkan penurunan rata- rata mual muntah akut setelah akupresur pada
kelompok intervensi signifikan lebih besar dibanding dengan kelompok kontrol (p value=0,000). Kesimpulan
secara signifikan akupresur dapat menurunkan mual muntah akut akibat kemoterapi pada pasien kanker yang
dilakukan akupresur dibandingkan dengan kelompok kontrol. Disarankan kepada manejemen rumah sakit
terutama manajemen keperawatan agar menerapkan akupresur sebagai bagian dari intervensi keperawatan
dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami mual muntah akut akibat kemoterapi.

Kata Kunci: Akupresur, Kemoterapi, Mual Muntah Akut

ABSTRACT
Acupressure is one of the complementary theraphies for patients with acute chemotherapy-induced nausea
and vomiting (CINV). The objective the study was to identify the effect of acupressure to acute CINV on
patients with cancer at RSUPN Cipto Mangunkusumo and RSUP Fatmawati in Jakarta This research was a
randomized clinical trial with single blind method. A concecutive sampling was used as the sample
collection method and simple randomization allocation subject used to identify sampel in intervention or
control group. The number of samples was 44 respondents, consisted of twenty two subjects who were given
an acupressure theraphy, three times a day; and the remaining was as the control group.. A t-test was
employed to examine the differences of the mean nausea scores and vomiting scores. Also, to examine the
nausea and vomiting scores between the intervention and the control groups. Further, result also showed
that there is a signifant decrease of the mean acute nausea and vomiting scores after acupressure between
the two groups (p value=0,000). The conclusion was that the acupressure can decrease acute CINV on
patients with cancer significantly in intervention group if compared with control group. Based on the
findings, recommendation is directed to hospital management especially nursing management to apply
acupressure as a nursing intervention to patients with acute CINV.

Keywords: Acupressure, Chemotherapy, Acute Nausea and Vomiting.

PENDAHULUAN didiagnosa pada tahun 2006 di Amerika,


Kanker merupakan ancaman serius satu dari empat kematian adalah karena
kesehatan masyarakat karena insiden dan kanker dan lebih dari 1500 orang meninggal
angka kematiannya terus meningkat. karena kanker setiap harinya (LeMone &
Menurut American Cancer Society (ACS), Burke, 2008). Di Indonesia, lebih kurang 6%
sekitar 1.399.790 kasus baru kanker atau 13,2 juta jiwa penduduk Indonesia

137
Idea Nursing Journal Vol. II No. 2

menderita penyakit kanker dan memerlukan Data dari Grunberg (2004) menunjukkan
pengobatan sejak dini. Angka tersebut sekitar 60% pasien yang mendapatkan
hampir sama dengan beberapa negara kemoterapi melaporkan mengalami mual
berkembang lainnya. Kanker merupakan akut dan 30% mengalami muntah akut
penyebab kematian ke-5 di Indonesia, meskipun sudah menggunakan antiemetik
setelah jantung, stroke, saluran pernafasan regimen terbaru.
dan diare (DepkesRI, 2006). Dalam mengatasi mual muntah akibat
Banyak terapi yang dilakukan kemoterapi, salah satu terapi komplementer
terhadap kanker, diantaranya kemoterapi yang dapat dilakukan adalah dengan
yang umumnya digunakan untuk terapi akupresur. Stimulasi atau penekanan yang
sistemik dan kanker dengan metastasis klinis dilakukan pada titik P6 dan St36 diyakini
ataupun subklinis. Pada kanker stadium akan memperbaiki aliran energi di lambung
lanjut lokal, kemoterapi sering menjadi satu- sehingga dapat mengurangi gangguan pada
satunya metode pilihan yang efektif. Hingga lambung termasuk mual muntah (Dibble,
saat ini obat anti kanker jenis kemoterapi Luce, Cooper ., & Israel, 2007). Tarcin,
yang sudah dapat digunakan secara klinis Gurbuz, Pocan, Keskin., & Demirturk
mencapai 70 jenis lebih (Desen, 2008). (2004) mengemukakan informasi lain bahwa
Obat kemoterapi sering menimbulkan stimulasi pada titik P6 bermanfaat dalam
efek samping bagi pasien terutama mual peningkatan pengeluaran beta endorpin di
muntah dan dengan derajat yang bervariasi. hipofise di sekitar Chemoreseptor Trigger
Obat golongan Cisplatin, Carmustin dan Zone (CTZ). Beta endorpin merupakan salah
Cyclophospamid merupakan obat yang satu antiemetik endogen yang dapat
mempunyai derajat potensiasi muntah yang menghambat impuls mual muntah di pusat
tinggi. Lebih dari 90% pasien yang muntah dan CTZ (Samad, Afshan & Kamal,
menggunakan obat golongan ini mengalami 2003).
muntah (Hesket, 2008). Berdasarkan pengamatan peneliti,
Gejala mual muntah merupakan salah akupresur belum pernah diaplikasikan untuk
satu efek samping yang berat akibat mengatasi mual muntah akibat kemoterapi di
pemberian obat kanker atau kemoterapi. RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RSUP
Kondisi ini dapat menjadi sesuatu yang Fatmawati Jakarta. Peneliti juga belum
membuat stres pada pasien yang terkadang pernah menemukan data penelitian yang
membuat pasien memilih untuk dilakukan untuk menguji pengaruh
menghentikan siklus terapi dan berpotensi akupresur untuk mengatasi mual muntah
untuk mempengaruhi harapan hidup dimasa akut akibat kemoterapi di Indonesia.
depan. Disamping itu, jika efek samping ini
Paparan diatas menjadi latar belakang
tidak ditangani dengan baik, maka mual
peneliti untuk melakukan penelitian. Tujuan
muntah dapat menyebabkan terjadinya
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit dan
pengaruh akupresur terhadap mual muntah
resiko aspirasi pneumonia (Hesket, 2008;
akut akibat kemoterapi pada pasien kanker
Ignatavicius & Workman, 2008).
di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RSUP
Mual muntah akibat kemoterapi atau
Fatmawati Jakarta.
Chemotherapy-induced nausea and vomiting
(CINV) dikategorikan dalam tiga jenis
berdasarkan waktu terjadinya sehubungan METODE PENELITIAN
dengan pemberian kemoterapi yaitu acute, Desain penelitian adalah randomized
delayed, anticipatory (Grunberg, 2004; clinical trial dengan metode single blind.
Hesket, 2008). Penelitian ini mengidentifikasi pengaruh
Saat ini telah banyak terapi yang akupresur terhadap mual muntah akut akibat
dikembangkan untuk mengatasi mual kemoterapi pada pasien kanker di RSUPN
muntah dengan indeks terapi yang Cipto Mangunkusumo dan RSUP Fatmawati
bervariasi. Meskipun telah diberikan Jakarta. Kritera inklusi responden penelitian
antiemetik, CINV khususnya mual masih adalah : 1). Usia diatas 18 tahun. 2).
merupakan respon yang sering dijumpai. Kooperatif. 3). Dalam kondisi sadar, dapat

138
Idea Nursing Journal Hilman Syarif

berorientasi pada tempat, waktu dan orang.


4). Pasien dapat membaca dan menulis.5). HASIL PENELITIAN
Rute pemberian kemoterapi melalui Analisa Univariat
intravena. Sementara Kriteria eksklusi Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia
responden adalah : 1) Mengalami Variabel Mean SD N Min- 95%
anticipatory nausea and vomiting. 2). mak CI
Riwayat penggunaan alkohol. 3). Riwayat
mual muntah akibat perjalanan atau Usia 43,75 10,7 44 19-61 40,48-
6 47,02
kehamilan. 4). Penderita kanker saluran
cerna, hati dan pankreas. 5). Kontraindikasi
akupresur. 5). Pemberian kemoterapi pada Tabel 1. menunjukkan usia responden
siklus kelima atau lebih. penelitian ini paling rendah 19 tahun dan
maksimum berusia 61 tahun. Rata-rata usia
Sampel diambil secara concecutive responden adalah 43,75 tahun, dengan
sampling dan randomisasi alokasi subjek standar deviasi 10,76. Dari estimasi diyakini
diaplikasikan untuk menentukan kelompok bahwa rata-rata usia responden penelitian
intervensi dan kontrol. Dari 44 total sampel, diantara 40,48 sampai dengan 47,02 tahun.
22 pada kelompok intervensi dan 22 pada
kelompok kontrol. Kelompok intervensi Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
mendapatkan terapi antiemetik standar dan Kelamin, Kemoterapi, Antiemetik, Sistem
dilakukan akupresur 3 kali sehari pada Pemberian Kemoterapi Dan Siklus Kemoterapi
waktu 25 menit sebelum kemoterapi serta 6 No Variabel Total(%)
dan 12 jam setelah kemoterapi. Sementara 1 Jenis Kelamin
kelompok kontrol hanya mendapatkan terapi Laki-laki 16(36,4)
standar. Perempuan 28(63,6)
Pengukuran mual muntah dilakukan
2 Kemoterapi
pada 12 dan 24 jam setelah mendapat
Emetogenik Sedang 15(34,1)
kemoterapi pada dua siklus yang berbeda.
Emetogenik Tinggi 29(65,9)
Data pretest didapatkan pada satu siklus
dimana kedua kelompok tidak dilakukan 3 Antiemetik
intervensi. Data postest didapatkan pada Indeks tinggi 44(100)
siklus berikutnya dimana kelompok
4 Metode Pemberian
intervensi dilakukan akupresur sebanyak Singleday 24(54,5)
3x sehari, sementara kelompok kontrol tidak Multiday 20(45,5)
dilakukan akupresur.
Kuesioner Mual Muntah (KMM) 5 Siklus Kemoterapi
digunakan untuk mengukur mual muntah 1 8(18,2)
2 13(29,5)
yang dimodifikasi dari Rhodes Index
3 14(31,8)
Nausea, Vomiting and Retching.
4 9(20,5)
Pengisian kuesioner dibantu dengan gelas
ukur dan kuesioner penilaian distres yang Tabel 2 menunjukkan sebagian besar
dimodifikasi dari State-Trait Anxiety (63,6%) responden berjenis kelamin
Inventory yang dipopulerkan Spielberg. perempuan, begitu juga pada kelompok
Berdasarkan hasil uji validitas kontrol (68,2%) maupun kelompok
menggunakan Pearson dan uji reliabilitas intervensi (59,1%). Sisanya berjenis kelamin
menggunakan Alpha-Cronbach didapatkan laki-laki yaitu sebanyak 36,4%.
semua item pertanyaan valid (r>0,349). Sebagian besar responden (65,9%)
Uji reliabilitas pada semua item tersebut, menggunakan kemoterapi dengan derajat
didapatkan bahwa semua pertanyaan emetogenik tinggi. Sisanya sebesar 34,1%
reliabel, dengan nilai r Alpha 0,911, responden menggunakan kemoterapi dengan
angka ini lebih besar dibandingkan dengan derajat emetogenik sedang.
t tabel. Analisis bivariat menggunakan t Seluruh responden (100%)
pooled test dan t paired test. menggunakan antiemetik dengan indeks

139
Idea Nursing Journal Vol. II No. 2

terapi tinggi, baik pada kelompok kontrol Rata-rata mual muntah setelah
dan kelompok intervensi. Tidak ada dilakukan akupresur pada kelompok
responden yang menggunakan antiemetik intervensi adalah 5,64 dengan SD=2,700
dengan indeks terapi rendah, baik pada sedangkan kelompok yang tidak dilakukan
kelompok kontrol maupun kelompok akupresur mual muntahnya adalah 9,89
intervensi. dengan SD=3,418. Analisis lebih lanjut
Sebagian besar responden (54,5%) menunjukkan adanya perbedaan yang
menggunakan kemoterapi dengan sistem bermakna/ signifikan rata-rata mual muntah
pemberian singleday. Sisanya sebesar 45,5% pada kelompok intervensi dengan kelompok
responden menggunakan kemoterapi dengan kontrol (α<0,05).
metode pemberian multiday.
Berdasarkan siklus kemoterapi PEMBAHASAN
responden hampir merata untuk masing-
Rata-rata skor mual muntah setelah
masing siklus. Paling banyak responden
dilakukan akupresur berbeda secara
berada pada siklus ketiga yaitu 14 orang
signifikan antara kelompok yang dilakukan
(31,8%), sedangkan untuk siklus pertama,
akupresur dengan kelompok yang tidak
kedua dan keempat masing-masing 18,2%,
dilakukan akupresur (p value=0,000). Hasil
29,5% dan 20,25%.
penelitian ini mendukung hipotesis
Analisa Bivariat penelitian yaitu rata-rata skor mual muntah
akut pada kelompok intervensi lebih rendah
Tabel 3. Perbandingan Rerata Skor Mual,
Muntah dan Mual Muntah Setelah Akupresur daripada kelompok kontrol. Hasil penelitian
Pada Kelompok Intervensi dan Kontrol ini telah menunjukkan bahwa akupresur
Variabel Kelompok Mean SD p yang dilakukan pada responden yang
value mendapatkan kemoterapi atau kelompok
intervensi dapat menurunkan skor mual
Skor Mual Intervensi 3,55 1,471 0,000* muntah akut sebesar 3,72. Hal yang
Kontrol 5,68 2,009
sebaliknya terjadi pada kelompok kontrol,
yaitu peningkatan skor mual muntah sebesar
Skor Intervensi 2,09 1,716 0,001* 0,27.
Muntah
Kontrol 4,05 1,889 Hasil penelitian ini telah
menunjukkan bahwa akupresur yang
Skor Mual Intervensi 5,64 2,700 0,000* dilakukan dapat menurunkan skor mual
Muntah muntah akut secara signifikan pada
responden yang mengalami mual muntah
Rata-rata mual setelah dilakukan akut akibat kemoterapi. Sehingga dapat
akupresur pada kelompok intervensi adalah disimpulkan bahwa akupresur merupakan
3,55 dengan SD=1,471 sedangkan kelompok intervensi yang efektif dalam rangka
yang tidak dilakukan akupresur mualnya menurunkan mual pada pasien kanker yang
adalah 5,68 dengan SD=2,009. Analisis mendapat kemoterapi. Temuan ini sesuai
lebih lanjut menunjukkan adanya perbedaan dengan temuan Dibble, et al., (2007) yang
yang bermakna/ signifikan rata-rata mual mengatakan akupresur merupakan salah satu
pada kelompok yang dilakukan akupresur tindakan yang tepat dalam manajemen mual
dengan yang tidak dilakukan (α<0,05). muntah akibat kemoterapi.
Rata-rata muntah setelah dilakukan Hasil penelitian ini telah
akupresur pada kelompok intervensi adalah menunjukkan bahwa akupresur yang
2,09 dengan SD=1,716 sedangkan kelompok dilakukan pada responden yang
yang tidak dilakukan akupresur muntahnya mendapatkan kemoterapi atau kelompok
adalah 4,05 dengan SD=1,889. Analisis intervensi dapat menurunkan skor mual
lebih lanjut menunjukkan adanya perbedaan muntah akut sebesar 3,72. Penelitian lain
yang bermakna/ signifikan rata-rata muntah yang senada dengan temuan ini dilakukan
pada kelompok yang dilakukan akupresur oleh Molassiotis, et al. (2007) di Inggris.
dengan yang tidak dilakukan (α<0,05). Penelitian tersebut membandingkan mual

140
Idea Nursing Journal Hilman Syarif

dan muntah pada 36 responden wanita yang intensitas mual dan muntah bila
mendapat kemoterapi karena kanker dibandingkan dengan kelompok kontrol.
payudara. Responden dibagi ke dalam dua Temuan pada penelitian ini juga tidak
kelompok yaitu kelompok eksperimen yang jauh berbeda dengan temuan penelitian yang
mendapat akupresur pada titik P6 dan dilakukan oleh Roscoe, et al. (2003).
kelompok kontrol yang tidak dilakukan Penelitian dengan desain RCT tersebut
akupresur. Hasil penelitian menunjukkan dilakukan pada 739 responden yang
bahwa didapatkan angka pengalaman mual mendapatkan kemoterapi karena kanker.
dan muntah yang signifikan lebih rendah Responden dibagi kedalam tiga kelompok
pada kelompok eksperimen dibandingkan yaitu kelompok akupresur, kelompok
dengan kelompok kontrol. Rata-rata akustimulasi dan kelompok plasebo. Hasil
pengalaman mual muntah pada kelompok akhir menunjukkan bahwa responden yang
intervensi sebesar 1,53 dan pada kelompok dilakukan akupresur pada titik P6 mengalami
kontrol sebesar 3,66 (p=0,001). penurunan muntah akut yang signifikan
Penelitian lain yang mendukung hasil dibandingkan dengan kelompok
penelitian ini adalah penelitian Dibble, et al. akustimulasi dan kelompok placebo
(2007) yang membandingkan perbedaan (p<0,005).
mual muntah akibat kemoterapi pada 160 Menurut pandangan peneliti,
orang wanita. Responden dibagi ke dalam akupresur dapat menurunkan mual muntah
tiga kelompok yang terdiri dari kelompok akut akibat kemoterapi melalui efek yang
yang mendapat akupresur, placebo dihasilkan manipulasi pada titik akupresur
akupresur dan mendapat perawatan yang tersebut. Manipulasi pada titik akupresur P6
biasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dan St36 dapat memberikan manfaat berupa
terdapat perbedaan intensitas mual dan perbaikan energi yang ada di meridian limpa
muntah yang signifikan pada kelompok yang dan lambung, sehingga memperkuat sel-sel
mendapat akupresur bila dibandingkan saluran pencernaan terhadap efek
dengan kelompok plasebo dan kelompok kemoterapi yang dapat menurunkan
yang mendapatkan perawatan yang biasa, rangsang mual muntah ke pusat muntah.
dan tidak ada perbedaan yang signifikan Manipulasi tersebut juga dapat
pada kelompok plasebo akupresur dan meningkatkan peningkatan beta endorpin di
kelompok yang mendapatkan perawatan hipofise yang dapat menjadi antiemetik
yang biasa. alami melalui kerjanya menurunkan impuls
Penelitian yang dapat dijadikan mual muntah di chemoreseptor trigger zone
sebagai pendukung penelitian ini juga (CTZ) dan pusat muntah.
pernah dilakukan Dibble, et al. (2000). Pendapat ini didukung dengan hasil
Tujuan penelitian mereka adalah untuk penelitian Dibble, et al. (2007) yang
membandingkan perbedaan mual muntah mengatakan bahwa penurunan mual muntah
diantara pasien yang mendapatkan terjadi karena stimulasi berupa penekanan
antiemetik allopatik dengan pasien yang pada titik P6 dan St36 memberikan efek terapi
mendapatkan antiemetik allopatik ditambah di tubuh. Stimulasi yang dilakukan dapat
dengan akupresur. Penelitian ini dilakukan memperbaiki aliran energi di lambung
pada 17 orang wanita rawat jalan yang sehingga dapat mengurangi gangguan pada
mendapat kemoterapi di klinik onkologi, lambung termasuk mual muntah. Pendapat
delapan orang diantaranya sebagai lain juga dikemukakan oleh Tarcin, et al.
kelompok yang mendapat terapi akupresur (2004) dan Samad, Afshan., & Kamal
selama maksimal tiga menit setiap pagi dan (2003) bahwa stimulasi pada titik P6 dapat
sesuai kebutuhan untuk menyembuhkan meningkatkan pengeluaran beta endorpin di
gejala. Hasil penelitian menunjukkan skor hipofise, yang berada di sekitar CTZ,
pengalaman mual akut pada kelompok dimana beta endorpin merupakan salah satu
intervensi adalah 1,8 dan pada kelompok antiemetik endogen yang dapat menghambat
kontrol adalah 5,0. Penelitian menghasilkan impuls mual muntah di pusat muntah dan
kesimpulan ada perbedaan yang signifikan CTZ. Berdasarkan penemuan tersebut,
secara statistik dalam pengalaman mual serta diharapkan agar akupresur dapat

141
Idea Nursing Journal Vol. II No. 2

diaplikasikan untuk membantu pasien dalam Ignatavicius, D.D., & Workman, M.L.
rangka menurunkan mual muntah akibat (2006). Medical Surgical Nursing;
kemoterapi. Critical Thinking for Collaborative
Care. 5th edition. Philadelphia: W.B.
KEPUSTAKAAN Sounders Company

Collin, K.B., & Thomas, D.J. (2004). LeMone, P. & Burke, K. (2008). Medical
Acupuncture and Acupressure for the Surgical Nursing: Critical Thinking in
Management of Chemotherapy- Client Care. 4th edition. USA:
Induced Nausea and Vomiting. Pearson prentice hall
Journal of the American Academy of
Nurse Practitioner. 16(2), 76-80. Molassiotis, A., Helin, A.M., Dabbour, R.,
& Hummerston, S. (2007). The
DepkesRI. (2006). Enam persen penduduk Effects of P6 Acupressure in the
RI menderita kanker. Diakses dari Profilaxis of Chemotherapy Related
http://www.depkes.go.id/index.php?o Nausea and Vomiting in Breast
ption=news&task =viewarticle&sid Cancer Patients. Complementary
=1736Itemid=2 tanggal 23 Desember Therapies in Medicine. 15(1), 3-12
2008
Roscoe, J.A., Morrow, G.R., Hickok, J.T.,
Desen, W. (2008). Buku Ajar Onkologi Bushunow, P., Pierce, H.I., Flynn,
Medik. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit P.J., et al. (2003). The Efficacy of
FKUI. Acupressure and Acustimulation
Wrist Bands for the Relief of
Dibble, S.L., Luce, J., Cooper, B,A., & Chemotherapy-induced Nausea and
Israel, J. (2007). Acupressure for Vomiting; A University of Rochester
Chemoterapy-induced Nausea and Cancer Center Community Clinical
Vomiting: A Randomized Clinical Oncology Program Multicenter Study.
Trial. Oncology Nursing Forum. 34(4) Journal of Pain and Symptom
813-820 Management. 26(2), 731-742

Grunberg, S.M. (2004). Chemotherapy- Sukanta, P. O. (2008). Terapi pijat


induced Nausea and Vomiting: tangan. Jakarta: Penebar plus
Prevention, Detection, and Treatment-
How are We Doing?. The Journal of Tarcin, O., Gurbuz, A.K., Pocan, S.,
Supportive Oncology. 2(1), 1-12 Keskin, O., & Demirturk, L.
(2004). Acustimulation of the
Hesket, P. J. (2008). Chemotherapy-induced
Neiguan Point during Gastroscopy:
Nausea and Vomiting. The New
England Journal of Medicine.
Its Effect on Nausea and Retching.
358(23), 2482-2494. The Turkish Journal of
Gastroenterology. 15(4), 258-262

142

Anda mungkin juga menyukai