A. DASAR KEBUTUHAN
Keluarga merupakan bagian dari sub sistem pendidikan luar sekolah. Keluarga
juga termasuk kedalam tri pusat pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantoro yang
kita kenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional, mengungkapkan sistem “Tri
Centra” dengan mengatakan “Didalam hidupnya anak-anak adalah tiga tempat
pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya, yaitu:
keluarga, sekolah dan masyarakat.”
Sudjana (1991:43) mengungkapkan trikondisi/pusat pendidikan tersebut
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari keterkaitan antara kedua sub sistem
pendidikan sekolah dan sub sistem pendidikan luar sekolah. Dan bagan berikut ini,
akan terlihat ketiga pusat pendidikan tersebut menggambarkan rentetan keterkaitan
antara sub sistem pendidikan luar sekolah ( PLS) dan sistem pendidikan sekolah
(PS).
B. DASAR YURIDIS
1. Undang-Undang nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak;
2. Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaran Pendidikan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 81 tahun 2013 tentang
Pendirian Satuan Pendidikan Nonformal
8. Rencana Strategi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Renstra
Kemendikbud) Tahun 2015 - 2019;
C. TUJUAN
1. Tujuan Program
a. Tersosialisasikannya program pendidikan keluarga secara komprehensif
kepada para pemangku kepentingan dari tingkat desa/kelurahan sampai
kabupaten/kota.
b. Memberikan informasi tentang dukungan dan peran serta pemerintah
dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan
penyelenggaraan pendidikankeorangtuaan.
c. Memberikan panduan atau tuntunan yang komprehensif mengenai
program dan prosedur penyelenggaraan pendidikan keluarga
d. Menyiapkan para orang tua agar memiliki kecakapan dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan sebagai pendidik
pertama dan utama bagi anak keturunannya yang berorientasi kepada
tuntunan agama dan tuntutan kemajuan/perkembangan zaman;
2. Tujuan Panduan
a. Sebagai masukan kepada pemerintah pusat dalam merumuskan regulasi/
kebijakan
b. Sebagai masukan/ dukungan bagi pemerintah Propinsi sebagai eksekutor
dalam merencanakan dan melaksanakan program melalui dukungan APBD
Propinsi dan atau APBD Kabupaten/Kota
c. Panduan bagi penilik dalam melaksanakan penjaminan mutu program
tingkat kecamatan
d. Panduan bagi perangkat desa dalam menyiapkan sasaran program
e. Panduan bagi satuan PNFI untuk penyelenggaraan Program layanan
pendidikan keorangtuaan
BAB II PENDIDIKAN KEORANGTUAAN
A. PENGERTIAN
Pendidikan Keorangtuaan adalah pendidikan sepanjang hayat yang memberi
dukungan kepada para orang tua dalam mendidik dan membesarkan anak,
membentuk watak serta peradaban yang bermartabat, beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan yang Maha Esa serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu bagi seorang
anak, orang tua/keluarga selain tempat pertama dan utama bagi pertumbuhan dan
perkembangan juga sebagai pembentukan kharakter.
A. PESERTA DIDIK
1. Syarat/Kriteria
b. Orang tua (memiliki anak maksimal usia 18 tahun) atau calon orang tua;
a. Pembinaan Orangtua
d. Pembinaan Keluarga
2. Kalender/lama pembelajaran:
a. 48 jam @ 45 menit;
C. PROSES
1. Tahap 1 pengungkapan dan internalisasi pengalaman dan pengetahuan yang
telah dimiliki para orang tua/peserta didik dalam hal mendampingi dan
membimbing semua pertumbuhan, memberikan perhatian, waktu dan dukungan
kebutuhan fisik, emosi dan sosial, keterampilan kerumahtanggaan melalui sajian
berbagai media formula diskusi;
2. Tahap 2 penguatan/pembulatan oleh fasilitator/nara sumber terhadap
pengalaman dan pengetahuan orang tua/peserta didik dalam mendampingi dan
membimbing semua pertumbuhan, memberikan perhatian, waktu dan dukungan
kebutuhan fisik, emosi dan sosial, keterampilan kerumahtanggaan;
D. KOMPETENSI LULUSAN
1. Memiliki kemampuan melaksanakan peran orangtua dalam keluarga.
Syarat/kriteria
Tugas:
a. Mengidentifikasi kebutuhan nyata berdasarkan topik/tema pembelajaran;
b. Memfasilitasi peserta didik untuk musyawarah jadwal dan program
pembelajaran;
c. Menyusun program pembelajaran bagi kelompoknya;
d. Melaksanakan pembelajaran sebagai nara sumber dan/atau fasilitator
dan/atau mediator;
e. Melakukan evaluasi hasil pasca (dampak) pembelajaran;
f. Melaporkan perkembangan dan hasil pembelajaran.
g. Menindaklanjuti hasil pembelajarannya
2. Tenaga Kependidikan
Syarat/kriteria
Tugas:
a. Memfasilitasi penyediaan tempat dan bahan/media pembelajaran;
F. SARANA PRASARANA
1. Sarana pembelajaran
b. Bahan bacaan, berupa modul, buku, film sebagai pengetahuan ideal untuk
penguatan pengalaman dan pengetahuan peserta didik dalam mendampingi
dan membimbing semua pertumbuhan, memberikan perhatian, waktu dan
dukungan kebutuhan fisik, emosi dan sosial, serta keterampilan
kerumahtanggaan.
2. Prasarana pembelajaran
Ruangan/tempat pembelajaran:
a. yang dapat mengoptimalkan interaksi 10 orang diantara peserta didik dan
fasilitator/nara sumber dengan cara lesehan;
b. terang tanpa bantuan lampu penerangan, tersedia ventilasi yang dapat
mengatur sirkulasi udara/tidak pengap.
c. Penataan ruangan, pengaturan meja, kursi dan peralatan lainnya hendaknya
memungkinkan terjadinya interaksi sosial
G. PENGELOLAAN
Pengelolaan pendidikan keorangtuaan pada tingkat satuan/penyelenggara:
H. PEMBIAYAAN
Biaya operasional, mencakup komponen:
1. Honor:
I. PENILAIAN
Penilaian ditujukan pada efek (dampak) berkenaan dengan aspek perubahan,
perbaikan atau peningkatan setelah mengikuti pembelajaran pada diri orang tua
yang menjadi peserta didik pendidikan keorangtuaan dan pada anak-anaknya dan
anggota keluarga lain dalam keluarga sebagai sasaran langsung pendidikan
keluarga atau penerapan hasil pembelajaran.
A. UNSUR PEMERAN
1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Direktorat Jenderal PAUD
Dikmas;
2. Kepala Seksi yang menangani pendidikan keluarga pada Bidang PAUD Dikmas
Dinas Pendidikan Propinsi;
3. Kepala Seksi, Penilik yang menangani pendidikan keluarga pada Bidang PAUD
Dikmas, Pamong Belajar pada UPTD SKB, Dinas Pendidikan Kabupaten
Kota;
4. UPT Pendidikan yang berkedudukan di Kecamatan dan Kepala Seksi/Sub Bag
yang menganani seksi pemberdayaan masyarakatpada Kantor Camat;
5. Urusan kesejahteraan rakyat/pendidikan pada Desa/Kelurahan; Ketua dan/atau
kader RW/RT
6. Pendidik dan tenaga kependidikan pada PKBM, Majlis Ta’lim, lembaga
pendidikan formal (SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA) UPTD SKB.
C. KEMITRAAN
Kemitraan antar pelaku pendidikan yang terdiri dari tiga unsure, yaitu keluarga,
sekolah (satuan pendidikan), dan masyarakat yang dalam hal ini diwakili oleh komite
sekolah, dapat digambarkan apabila setiap unsure dapat melaksanakan fungsi dan
perannya secara baik. Kemitraan ini ditujukan untuk mewujudkan ekosistem pendidikan
yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi peserta didik. Oleh karena itu, manfaat
dari kemitraan ketiga unsur tersebut harus mengarah pada peserta didik. Model kemitraan
tersebut dapat digambarkan seperti berikut.
Model Jalinan Kemitraan
Keluarga-Satuan Pendidikan-Masyarakat
BAB V PROSES PENYELENGGARAAN
A. PENYIAPAN PROGRAM
1. Identifikasi dan penetapan penyelenggara program
a. Tujuan:
Memperoleh lembaga calon penyelenggara program
b. Sasaran
Organisasi masyarakat, seperti PKK, Karang Taruna, kelompok-kelompok
pengajian, dan lembaga lainnya yang potensial dapat dan memenuhi syarat
sebagai penyelenggara program
c. Cara
Wawancara kepada para pengelola lembaga yang bersangkutan berkenaan
dengan
1) Identitas lembaga
2) Kesiapan/kesanggupan menyelenggarakan program
d. Alat/intrumen
Pedoman wawancara
e. Pengolahan dan penetapan lembaga penyelenggara
f. Pelaksana/petugas
1) Unsur terkait perangkat UPT dan atau Seksi Pemberdayaan Masyarakat
Kecamatan
2) Unsur terkait perangkat Desa/Kelurahan
2. Identifikasi kebutuhan program:
a. Identifikasi dilaksanakan dengan :
1) Melibatkan seluruh pihak terkait (stakeholder) terutama pihak yang terkena
dampak langsung atas kegiatan itu
2) Membangun dan mengembangkan suatu model kompetensi atau prestasi
ideal yang diharapkan
3) Menyediakan berbagai pengalaman yang dibutuhkan
4) Lakukan perbandingan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang ada,
misalkan kompetensi tertentu
b. Identifikasi calon peserta didik dan kebutuhan belajar peserta didik
1) Tujuan
Untuk mempereoleh:
a) peserta didik yan memenuhi syarat pada komponen peserta didik
b) daftar kebutuhan belajar peserta didik sebagai bahan/muatan
pembelajaran
2) aspek identifikasi:
a) identitas calon, meliputi: nama, tempat tanggal lahir/umur, jenis
kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, alamat tempat tinggal, cara
mendidik anak, cara belajar memperoleh pengetahuan dan/atau
pengalaman dalam mendidik anak)
b) identitas anak, meliputi (usia, pendidikan, kebiasaan keseharian di
dalam dan/atau di luar rumah
c) lingkungan sekitar, meliputi: suasana pergaulan, kebiasaan sehari-hari
para orang tua, anak-anak, remaja
3) Cara identifikasi
a) Wawancara berkaitan dengan
b) Pengamatan berkenaan dengan
4) Alat/instrumen
a) Pedoman wawancara
b) Pedoman pengamatan
5) Pengolahan hasil dan penetuan prioritas calon peserta didik, kebutuhan
belajar,
6) Pelaksana/petugas adalah lembaga masyarakat/pemerintah yang telah
ditetapkan sebagai penyelenggara program
Bila kebutuhan telah tersusun kemudian dilakukan penentuan tujuan yang akan
dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkan kegiatan belajar yang mana
yang akan dilaksanakan. Dengan demikian dapat kiranya dikatakan bahwa
keikutsertaan warga belajar dalam perencanaan itu merupakan kegiatan warga
belajar bersama dengan sumber belajar dalam menyusun program belajar.
Perencanaan yang memerlukan keikutsertaan warga belajar termasuk pada
penentuan kegiatan seperti :
a. Penentuan tujuan yang akan dicapai, dengan menerjemahkan kebutuhan-
kebutuhan yang telah diidentifikasi ke dalam tujuan yang diharapkan dan ke
dalam materi pembelajaran
b. Mengidentifikasi kegiatan, artinya berbagai aktifitas yang dapat dilakukan
bersama-sama dalam program pendidikan keluarga ini.
c. Antisipasi hambatan yang akan dihadapi serta cara penanggulangannya secara
bersama sama dalam kontrak belajar di awal kegiatan.
d. Penetapan sumber-sumber dan cara pengalokasiannya, artinya segala macam
sumber belajar, potensi dan pengaturan dilakukan secara terbuka dan bersama
sama. Termasuk juga menentukan pembagian tugas dan tanggung jawab yang
jelas di antara pihak terkait siapa melakukan apa dan kapan.
e. Menetapkan cara mengukur/kriteria keberhasilan suatu program. Disepakati
mengenai ukuran-ukuran capaian belajar yang diharapkan sesuai dengan
tujuan belajar.
Dalam perencanaan pembelajaran hendaknya melibatkan semua pihak terkait,
terutama yang akan terkena dampak langsung atas kegiatan pembelajaran tersebut.
Tampaknya ada suatu "hukum" atau setidak-tidaknya suatu kecenderungan dari sifat
manusia bahwa mereka akan merasa 'committed' terhadap suatu keputusan apabila
mereka terlibat dan berperanserta dalam pengambilan keputusan
Selanjutnya menentukan Jadwal pembelajaran: materi, waktu (hari, tanggal, bulan,
tahun), pendidik dan tempat.
6. Penetapan satuan dan sistem layanan
Maksudnya adalah memastikan bahwa pembelajaran dalam program pendidikan
keorangtuaan dapat dilaksanakan dengan alternatif satuan dan siatem layanan,
seperti melalui kelompok belajar, majelis ta’lim, kursus, pelatihan. Hal yang paling
pokok dalam menetapkan satuan dan sistem layanan yaitu:
a. Jumlah jam minimal terpenuhi;
b. Materi pembelajaran yang dibutuhkan peserta didik disajikan secara memadai
sesuai jadwal pembelajaran yang telah disusun;
c. Hasil pembelajaran tercapai secara maksimal sesuai tujuan pembelajaran yang
direncanakan.
B. PELAKSANAAN PROGRAM
1. Penyiapan lembaga penyelenggara
a. Tujuan
Lembaga penyelenggara:
1) memahami tentang penyelenggaraan pendidikan keorangtuaan
2) mampu melaksanakan identifikasi calon pendidik dan tenaga kependidikan
pendidikan keorangtuaan
b. Materi
1) penyelenggaraan pendidikan keorangtuaan
2) Teknis identifikasi calon pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan
keorangtuaan
c. Cara
Orientasi
d. Waktu
15 jam @ 45 menit
e. Pelaksana
UPTD SKB
Tenaga Kependidikan
a. Tujuan
1) Memahami tentang penyelenggaraan pendidikan keorangtuaan
2) Mampu mengelola pembelajaran
b. Materi
1) penyelenggaraan pendidikan keorangtuaan
2) pengelolaan penyelenggaraan program
c. Cara
orientasi
d. Waktu
20 jam @ 45 menit
e. Pelaksana
UPTD SKB
sendiri (Self Evaluation). Artinya peserta didik bisa melakukan refleksi diri dan
melihat dirinya, bahkan mungkin bertanya kepada orang lain tentang dirinya,
apakah ada perubahan atau tidak.
3) Perubahan positif perilaku merupakan tolok ukur keberhasilan. Misalnya
c. Instrumen
1) Pedoman pengamatan dalam bentuk ceklis pernyataan
2) Pedoman wawancara dalam bentuk pertanyaan
3) Kuesioner
d. Waktu
Minimal 1 (satu) minggu setelah selesai 1 (satu) topik pembelajaran