Anda di halaman 1dari 107

d’Master Learning Center

MATEMATIKA IPA

1. EKSPONEN DAN LOGARITMA

A. EKSPONEN
Definisi
Jika a adalah suatu bilangan real dan n suatu bilangan bulat positif (bilangan asli), maka:

Dengan:
a = bilangan pokok (basis) dan n = pangkat atau eksponen
1. Sifat-sifat Bilangan dengan Pangkat Bulat Positif
Jika m, n, dan p adalah bilang bulat positif, , a,bЄR_, maka:

2. Persamaan Eksponen

• g(x) = h(x)
• f(x) = 1
• f(x) = –1, g(x) dan h(x) sama-sama genap/ganjil
• f(x) = 0, g(x) dan h(x) sama-sama positif
3. Pertidaksamaan Eksponen
Jika maka berlaku:
• f(x) > g(x) , untuk a > 1
• f(x) < g(x) , untuk 0 < a < 1

1
d’Master Learning Center

B. BENTUK AKAR
Sifat-sifat Bentuk Akar

C. LOGARITMA
Logaritma adalah invers dari perpangkatan, yaitu mencari pangkat dari suatu bilangan
pokok, sehingga hasilnya sesuai dengan yang telah diketahui.

Di mana:
1. a dinamakan bilangan pokok dengan 0 < a < 1 atau a > 1,
2. b dinamakan numerus, yaitu bilangan yang dicari logaritmanya, dengan b > 0,
3. c dinamakan hasil logaritma.
1. Sifat-Sifat Logaritma
Dalam logaritma berlaku sifat-sifat sebagai berikut:

2. Persamaan Logaritma

3. Pertidaksamaan Logaritma
Jika, maka berlaku:
I. Syarat Basis:
Untuk 0 < a < 1
f (x) ≥ g(x)
Untuk a > 1
f (x) ≤ g(x)
II. Syarat Numerus:
1. f(x) > 0
2. g(x) > 0

2. PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT

A. PERSAMAAN KUADRAT
Bentuk umum persamaan kuadrat adalah

2
d’Master Learning Center

dengan a, b, c bilangan real dan a≠0.


1. Jenis-jenis Akar
Persamaan kuadrat ax2+bx+c=0 mempunyai:
1. akar real jika D ≥ 0,
2. akar real berlainan jika D>0,
3. akar real kembar jika D=0,
4. akar imajiner/ khayal jika D<0, dengan D=b-4ac.

2. Jumlah dan Hasil Kali Akar-akar


Diketahui x₁ dan x₂ adalah akar-akar dari persamaan kuadrat ax2+bx+c=0, maka:

3. Sifat-sifat Akar Persamaan Kuadrat


Diketahui persamaan kuadrat ax2+bx+c=0 dengan x1 dan x2 akar-akarnya, maka sifat akar-
akar persamaan kuadrat yang diketahui:
1. Kedua akarnya positif, jika:

2. Kedua akarnya negatif, jika:

3. Kedua akarnya berlainan tanda, jika:

4. Kedua akarnya berlawanan, jika:

5. Kedua akarnya berkebalikan, jika:

4. Menentukan Persamaan Kuadrat


Persamaan kuadrat baru yang akarnya α dan β adalah

B. FUNGSI KUADRAT
Fungsi f yang didefinisikan sebagai f (x)= ax2+ bx+ c di mana a,b,c ϵ R dan a≠0 didefinisikan
sebagai fungsi kuadrat.

1. Hubungan a, b, c, dan D
Fungsi kuadrat f (x)= ax2+ bx+ c didapat hubungan:
a. “a” menentukan keterbukaan kurva.
i. a > 0 parabola terbuka ke atas.

3
d’Master Learning Center

ii. a < 0 parabola terbuka ke bawah.

b. Jika a · b > 0 maka puncak berada di sebelah kiri sumbu y.


Jika a · b < 0 maka puncak berada di sebelah kanan sumbu y.

c. “c” menentukan titik potong dengan sumbu y.


i. c > 0 parabola memotong sumbu y positif.
ii. c = 0 parabola memotong sumbu y di (0, 0).
iii. c < 0 parabola memotong sumbu y negatif.

d. “D = b2 - 4ac” menentukan titik potong dengan sumbu x.


i. D > 0 parabola memotong sumbu x di dua titik.
ii. D = 0 parabola menyinggung sumbu x.
iii. D < 0 parabola tidak memotong sumbu x.
2. Nilai Ekstrem Dari Fungsi Kuadrat
Fungsi kuadrat f (x)= ax2+ bx+ c mempunyai:
1. Sumbu simetri:

2. Nilai ekstrem:

Nilai ekstrem maksimum jika a < 0.


Nilai ekstrem minimum jika a > 0.
3. Menyusun Persamaan Fungsi Kuadrat
a. Diketahui titik puncak (xp, yp) dan titik lain

b. Diketahui titik potong dengan sumbu x, (x1,0)xdan (x2,0) serta titik lain

c. Diketahui tiga titik pada parabola

4. Definit
a. Definit Positif
Suatu fungsi kuadrat yang selalu bernilai positif untuk semua x disebut definit positif. Syarat:
D < 0 dan a > 0
b. Definit Negatif
4
d’Master Learning Center

Suatu fungsi kuadrat yang selalu bernilai negatif untuk semua x disebut definit negatif.
Syarat: D < 0 dan a < 0

3. PERTIDAKSAMAAN

A. SIFAT UMUM
Sifat yang berlaku pada pertidaksamaan, untuk a, b, c, dan d _R adalah sebagai berikut.
1. a > b maka a + c > b + c
2. a > b, c > d maka a + c > b + d
3. a > b, b > c maka a > c
4. a > b, c > 0 maka a·c > b·c
5. a > b, c < 0 maka a·c < b·c
6. a > b, a > 0, b > 0 maka a2 > b2
7. a > b, a < 0, b < 0 maka a2 < b2
𝑎
8. 𝑏 > 0 maka a, b > 0 atau a, b < 0
B. PENYELESAIAN PERTIDAKSAMAAN
∎ Tanda koefisien pangkat tertinggi sama dengan tanda pada ruas yang paling kanan.
∎ Pangkat genap memiliki tanda yang sama.
∎ Pangkat ganjil memiliki tanda yang berlawanan.

C. PENYELESAIAN PERTIDAKSAMAAN BENTUK AKAR


Langkah penyelesaian:
1. Kuadratkan kedua ruas.
2. Syarat di dalam akar harus ≥ 0.

D. PENYELESAIAN PERTIDAKSAMAAN BENTUK NILAI MUTLAK


Nilai mutlak untuk xϵR didefinisikan:

Beberapa sifat penyelesaian pertidaksamaan mutlak:

4. LOGIKA MATEMATIKA

A. DEFINISI
- Pernyataan (proposisi) adalah suatu kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak
sekaligus benar dan salah.
- Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variabel dan menjadi pernyataan jika variabel
tersebut diganti konstanta dalam himpunan semestanya.
5
d’Master Learning Center

Beberapa operator yang digunakan dalam logika.

B. NILAI DAN TABEL KEBENARAN

C. NEGASI/INGKARAN

D. EKUIVALENSI
Pernyataan yang mempunyai nilai kebenaran sama. Contoh:

E. KONVERS, INVERS, DAN KONTRAPOSISI


- Konvers dari implikasi p q adalah q p

- Invers dari implikasi p q adalah ~p ~q


- Kontraposisi dari implikasi p q adalah ~q ~p

F. PENARIKAN KESIMPULAN

5. SISTEM PERSAMAAN DAN PERSAMAAN GARIS


A. SISTEM PERSAMAAN
Sistem persamaan dapat diselesaikan dengan :
∎ Metode eliminasi ∎ Metode substitusi ∎ Metode campuran

B. PERSAMAAN GARIS

6
d’Master Learning Center

1. Melalui titik (x1 , y1) dengan gradien m, berlaku:

2. Garis yang melalui (x1 , y1) dan (x2, y2), berlaku:

3. Memotong sumbu x di titik (b, 0) dan sumbu y di titik (0, a) berlaku:

C. HUBUNGAN ANTARA DUA GARIS


Diketahui garis g : y = m1x + c1 dan garis h : y = m2x+ c2 maka
- Garis g dan h sejajar jika m1 = m2
- Garis g dan h berpotongan tegak lurus jika m1 · m2 = -1
- Garis g dan h berpotongan dan membentuk sudut sebesar a dengan

6. STATISTIKA DAN PELUANG

A. STATISTIKA
̅)
1. Rata-rata/mean (𝒙
Data tunggal:
n = banyak data,
xi = data ke-i,
i = 1, 2, 3, …, n.

Data kelompok:

fi = banyak data xi,


n = f1+ f 2 + f3 +... f n.

2. Modus (Mo)
Modus adalah data dengan frekuensi paling banyak atau data yang paling sering muncul.
∎ Data tunggal:
Contoh: Diketahui data: 3, 3, 6, 8, 7, 9, 9, 7, 5, 7, 7, 7. Modus dari data tersebut adalah 7.
∎ Data kelompok:

tb = tepi bawah kelas modus


d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
7
d’Master Learning Center

c = panjang kelas
3. Median (Me/Q2)
Median adalah nilai tengah dari data yang telah diurutkan. Median bisa disebut juga kuartil 2
atau kuartl tengah.
Data tunggal:
Jika n ganjil maka:

Jika n genap maka:

Data kelompok:
tb = tepi bawah kelas yang memuat Me/Q2
∑ f = jumlah seluruh frekuensi sebelum kelas Me
Fk = frekuensi kelas yang memuat Me

4. Kuartil
Nilai yang membagi sekumpulan data yang telah terurut menjadi 4 bagian.
Data kelompok:
Kuartil bawah (Q1):

Kuartil atas (Q3):

Dengan:
tb1 /tb3 = tepi bawah kelas yang memuat Q1 /Q3
(∑f)1 / (∑f)3 = jumlah frekuensi sebelum Q1/Q3
f1 / f3 = frekuensi kelas yang memuat Q1/Q3
5. Jangkauan (J)
∎ Jangkauan atau range dirumuskan dengan:

∎ Jangkauan antarkuartil (H):

∎ Jangkauan semi antarkuartil (Qd):

6. Simpangan rata-rata (SR)


Data tunggal : Data kelompok:

8
d’Master Learning Center

7. Ragam/variansi (R)
Data tunggal: Data kelompok:

8. Simpangan baku/deviasi standar (S)


Data tunggal Data kelompok:

9. Perubahan data
Bila masing-masing data diubah dengan nilai yang sama, berlaku
Catatan:
- Yang termasuk ukuran
pemusatan adalah: 𝑥̅ , Mo,
Me, Q1.

- Yang termasuk ukuran


penyebaran adalah: J, H,
Qd, S, R.

B. PELUANG
Aturan Perkalian
Misalkan terdapat n tempat tersedia dengan:
∎ A1 adalah banyak cara untuk mengisi tempat pertama.
∎ A2 adalah banyak cara untuk mengisi tempat kedua setelah tempat pertama terisi.
∎ A3 adalah banyak cara untuk mengisi tempat ketiga setelah tempat pertama dan kedua terisi.
·
·
·
∎ An adalah banyak cara untuk mengisi tempat ke-n setelah tempat pertama, kedua, ..., ke (n – 1)
terisi.
Banyak cara untuk mengisi n tempat yang tersedia secara keseluruhan adalah:
A1 × A2 × A3 × ... ×In
Notasi Faktorial
n! = 1 × 2 × 3 ×... (n – 1) × n
1! = 0! = 1
dengan n bilangan asli
1. Permutasi
∎ Permutasi dari sekumpulan unsur-unsur adalah cara penyusunan unsur-unsur yang berbeda
dengan memperhatikan urutannya (AB ≠ BA).
∎ Rumus dan notasi yang digunakan dalam permutasi adalah:
- Banyaknya permutasi n unsur yang diambil dari n unsur adalah P(n, r) = n!
- Banyaknya permutasi r unsur yang diambil dari n unsur:
9
d’Master Learning Center

∎ Permutasi k unsur dengan terdapat m unsur yang sama, n unsur yang sama dan l unsur yang
sama adalah:

∎ Banyaknya permutasi siklis (lingkaran) dari n unsur adalah

2. Kombinasi
∎ Kombinasi dari sekumpulan unsur-unsur dengan cara penyusunan unsur-unsur yang berbeda
tanpa memperhatikan urutan-nya (AB = BA).
∎ Kombinasi k unsur dari n unsur dilambangkan dengan nCk atau
C (n, k ).
∎ Banyaknya kombinasi k unsur yang diambil dari n unsur adalah

3. Peluang Kejadian
Peluang kejadian A ditulis P(A), ditentukan dengan rumus:
n(S) = banyaknya anggota semesta
n(A) = banyaknya anggota A
P(A) = peluang kejadian A

4. Peluang Komplemen Suatu Kejadian


Misalkan Ac adalah komplemen kejadian A, maka

5. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian


Frekuensi harapan kejadian A dari n kali percobaan adalah

6. Peluang Kejadian Majemuk


a. Gabungan Dua Kejadian
Untuk setiap kejadian A dan B berlaku

b. Kejadian Saling Lepas


Dua kejadian A dan B dikatakan kejadian saling lepas bila A dan B tidak punya irisan, yang
berakibat P(A∩B)= 0, sehingga

c. Kejadian Saling Bebas


A dan B disebut dua kejadian saling bebas bila kejadian yang satu tidak dipengaruhi
kejadian lainnya.

7. TRIGONOMETRI

Dalam sebuah segitiga ABC berlaku hubungan:

10
d’Master Learning Center

A. SUDUT-SUDUT ISTIMEWA

B. SUDUT-SUDUT
BERELASI

C. DENTITAS TRIGONOMETRI

11
d’Master Learning Center

Dalam trigonometri juga berlaku sifat-sifat:

D. ATURAN SINUS DAN COSINUS


Pada setiap segitiga sembarang ABC berlaku aturan sinus dan aturan cosinus, yaitu:

Aturan Sinus Aturan Cosinus

E. MENGHITUNG LUAS SEGITIGA


Jika pada suatu segitiga ABC diketahui besar sudut dan dua sisi yang mengapit sudut, maka
berlaku hubungan:

F. RUMUS JUMLAH DAN SELISIH SUDUT

G. RUMUS PERKALIAN SINUS-COSINUS

12
d’Master Learning Center

H. PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN TRIGONOMETRI


a. Sinus

b. Cosinus c. Tan

k = ..., –1, 0, 1, 2, …

8. DIMENSI TIGA

A. JARAK
∎ Jarak Antara Dua Titik
Adalah panjang garis lurus yang menghubungkan kedua titik itu.

Panjang ruas garis AB menunjukkan jarak antara titik A dan titik B.


∎ Jarak Titik ke Garis
Adalah panjang garis tegak lurus dari titik ke garis.

AB menunjukkan jarak antara titik A dan garis g yang ditunjukkan oleh ruas garis AB yang tegak
lurus g.

∎ Jarak antara Titik dengan Bidang


Adalah panjang garis tegak lurus dari titik ke bidang atau panjang garis lurus dari titik ke titik
proyeksinya pada bidang.

Jarak antara P dan bidang ditunjukkan oleh garis m yang tegak


lurus bidang.

B. SUDUT
∎ Sudut Dua Garis Bersilangan
Misalkan garis g dan h bersilangan maka cara melukis sudut antara garis g dan h adalah:
- lukis garis g’ yang sejajar g dan memotong h,
- sudutnya = sudut antara garis g’ dan h.
∎ Sudut Antara Garis g dan Bidang V
Langkah:
13
d’Master Learning Center

- proyeksikan garis g ke bidang V, sebut hasilnya g’,


- sudutnya = sudut antara garis g dan g’.
∎ Sudut Antara Dua Bidang
Langkah:
- tentukan perpotongan antara bidang V dan W sebut l,
- lukis garis di bidang V tegak lurus l, sebut g,
- lukis garis di bidang W tegak lurus l, sebut h,
- sudutnya = sudut antara garis g dan h.

9. LINGKARAN

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap suatu titik tertentu.

A. PERSAMAAN LINGKARAN
∎ Persamaan lingkaran dengan pusat (0,0) dan jari jari = r.

∎ Persamaan lingkaran dengan pusat (a, b) dan jari-jari = r.

∎ Persamaan lingkaran dengan pusat (0, b) dan menyinggung sumbu x:

14
d’Master Learning Center

∎ Persamaan lingkaran dengan pusat (a, 0) dan menyinggung sumbu y:

∎ Persamaan lingkaran dengan pusat (a, b) dan menyinggung garis px + qy + r = 0.

Jari-jari lingkaran adalah d.

1. Persamaan Umum Lingkaran

𝐴 𝐵 𝐴2 𝐵2
Pusat, (− 2 , − 2 ) dan jari-jari 𝑟 = √ 4 + 4
−𝑐
2. Kedudukan Titik Terhadap Lingkaran
Diketahui sebuah lingkaran dengan persamaan L: x2 + y2 + 2ax + 2by + c = 0 dan sebuah titik
A(x1, y1). Kedudukan titik A(x1, y1) terhadap lingkaran L adalah

K > 0 maka titik A(x1, y1) berada di luar lingkaran.


K < 0 maka titik A(x1, y1) berada di dalam lingkaran.
K = 0 maka titik A(x1, y1) berada pada lingkaran.

B. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PADA LINGKARAN


1. Diketahui titik singgungnya
∎ Persamaan garis singgung pada lingkaran x2 + y2 = r2 di titik (x1, y1). Rumus:

∎ Persamaan garis singgung pada lingkaran (x−a)2 + (y−b)2 = r2 di titik (x1, y1). Rumus

∎ Persamaan garis singgung di titik P(x1, y1) pada lingkaran: x2 + y2 + 2ax + 2by + c = 0. Rumus:

2. Diketahui gradien m
∎ Persamaan garis singgung dengan gradien m pada lingkaran yang berpusat di titik O(0,0) dan
jari–jari r. Rumus:

15
d’Master Learning Center

∎ Persamaan garis singgung dengan gradien m pada lingkaran (x – a)2 + (y – b)2 = r2. Rumus:

C. HUBUNGAN GARIS DENGAN LINGKARAN


Diberikan garis g : y = mx + n dan lingkaran: L≡ x2 + y2 = r2. Hubungan antara garis g dan
lingkaran L dapat diselidiki dengan cara:
∎ Substitusi garis g ke L.
∎ Selanjutnya, ada 3 kemungkinan yang terjadi, yaitu:
1. D > 0, maka garis memotong lingkaran pada dua
titik,
2. D = 0, maka garis memotong lingkaran pada satu
titik (garis menyinggung lingkaran),
3. D < 0, maka garis tidak menyinggung
lingkaran.

10 SUKU BANYAK

Bentuk umum:

dengan an ≠ 0, n bilangan cacah. an, an-1, an-2, ... , a1, a0 disebut koefisien-koefisien suku banyak dari
masing-masing peubah (variabel) x yang merupakan konstanta real dan an ≠ 0. Sedangkan a0 disebut
suku tetap (konstanta).

A. NILAI SUKU BANYAK


Nilai dari f(k) dapat dicari dengan
1. Cara Substitusi
Jika f(x) = x4 – 2x3 + x + 5 maka nilai suku banyak tersebut untuk x = 1 adalah
f(1) = (1)4 – 2.( 1)3 + 1 + 5 = 5
2. Metode Horner
Jika ax3 + bx2 + cx + d adalah suku banyak maka f(h) diperoleh cara sebagai berikut.

B. PEMBAGIAN SUKU BANYAK


Jika suatu suku banyak f(x) berderajat n dibagi oleh suku banyak g(x) berderajat kurang dari n, maka
didapat suatu hasil bagi h(x) dan sisa pembagian s(x), secara matematis pembagian ini dapat ditulis:
f(x) = h(x) g(x) + s(x)
Keterangan:
f(x) = yang dibagi berderajat n
g(x) = pembagi berderajat k
h(x) = hasil bagi berderajat (n – k)
s(x) = sisa berderajat (k – 1)
Catatan: k < n

16
d’Master Learning Center

C. TEOREMA SISA
∎ Suatu suku banyak f(x) jika dibagi (x – a) maka sisanya = f(a).
∎ Suatu suku banyak f(x) jika dibagi (x + a) maka sisanya = f(–a).
𝑎
∎ Suatu suku banyak f(x) jika dibagi (ax – b) maka sisanya = f ( ).
𝑏
∎ Jika (x – a) habis dibagi/faktor dari suku banyak f(x) maka f(a) = 0.

D. TEOREMA FAKTOR
∎ Jika f(a) = S = 0, sehingga a merupakan pembuat nol suku banyak f(x), maka (x – a)
adalah faktor dari suku banyak f(k).
∎ Jika pada suku banyak f(x) berlaku f(a) = 0 dan f(b) = 0, maka f(x) habis dibagi (x – a) (x – b).
∎ Jika (x – a) adalah faktor dari f(x), maka x = a adalah akar dari f(x).

E. OPERASI AKAR-AKAR PADA SUKU BANYAK


∎ Fungsi derajat tiga: ax3 + bx2 + cx + d = 0

∎ Fungsi derajat empat: ax4 + bx3 + cx2 + dx + e = 0

11. FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS

Relasi dari himpunan A ke himpunan B terjadi jika ada anggota A dan B yang berpasangan. Himpunan
A disebut domain/daerah asal, himpunan B disebut daerah kawan/kodomain, dan himpunan
bagian B yang berpasangan dengan A disebut daerah hasil atau range. Fungsi adalah suatu relasi yang
mengawankan setiap anggota domain dengan tepat satu kawan dengan anggota kodomain ditulis f : A
→B.

A. FUNGSI KOMPOSISI

17
d’Master Learning Center

Sifat-sifat fungsi komposisi:


∎ f○g≠g○f
∎ f○(g○h)=(f○g)○h=f○g○h
∎I adalah fungsi identtasi di mana I(x) = x, maka berlaku
I○ f = f ○ I dan f ○ f -1= f -1○ f = I

B. FUNGSI INVERS
Suatu fungsi mempunyai fungsi invers jika fungsi itu berkorespondensi satu-satu. Invers fungsi
f(x)-1 dinotasikan

Sehingga jika f(x) = y maka f-1 (y) = x. Fungsi invers berlaku:

Rumus,

C. INVERS KOMPOSISI FUNGSI

Sifat:

12. LIMIT

A. TEOREMA LIMIT
∎ Jika f(x) = k, maka lim 𝑓(𝑥) = 𝑘 , dengan k konstanta, k dan a ϵ real
𝑥→𝑎
∎ Jika f(x) = x, maka lim 𝑓(𝑥) = 𝑎
𝑥→𝑎
∎ lim { 𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)} = lim 𝑓(𝑥) ± lim 𝑔(𝑥)
𝑥→𝑎 𝑥→𝑎 𝑥→𝑎
∎ lim 𝑘. 𝑓(𝑥) = 𝑘. lim 𝑓(𝑥), k konstanta
𝑥→𝑎 𝑥→𝑎
∎ lim { 𝑓(𝑥). 𝑔(𝑥)} = lim 𝑓(𝑥). lim 𝑔(𝑥)
𝑥→𝑎 𝑥→𝑎 𝑥→𝑎
𝑓(𝑥) lim 𝑓(𝑥)
𝑥→𝑎
∎ lim = , lim 𝑔(𝑥) ≠ 0
𝑥→𝑎 𝑔(𝑥) lim 𝑔(𝑥) 𝑥→𝑎
𝑥→𝑎
2
∎ lim {𝑓(𝑥)}2 = {lim 𝑓(𝑥)}
𝑥→𝑎 𝑥→𝑎
B. LIMIT ALJABAR
𝟎
1. Bentuk
𝟎

18
d’Master Learning Center

a. Dengan pemfaktoran.
b. Dengan aturan L’Hospital diperoleh:


2. Bentuk tak tentu

𝑎
∎ Untuk n = m ⇒ L = 𝑝
∎ Untuk n > m ⇒ L = ∞
∎ Untuk n < m ⇒ L = 0
3. Bentuk tak tentu ∞ - ∞
Rumus cepat:

C. LIMIT TRIGONOMETRI

Beberapa rumus bantu:


1. sin2 x + cos2 x = 1
2. sin2 x = 2 sin x cos x
3. cos 2x = cos2 x – sin2 x
4. 1 – cos 2x = 2 sin2 x
5. 1 + cos 2x = 2cos2 x
13. TURUNAN

A. DEFINISI

B. RUMUS DASAR
1. Turunan suatu konstanta c.
Jika y = c maka y’ = 0
2. Turunan perkalian fungsi dan konstanta.
Jika y = c f(x) maka y’ = c f’ (x)
3. Turunan penjumlahan/pengurangan fungsi.
Jika y = u(x) ± v(x) maka y’ = u’(x) ± v’(x)
4. Turunan perkalian fungsi.
Jika y = u(x).v(x) maka y’ = u’(x).v(x) + u(x) v’(x)

19
d’Master Learning Center

5. Turunan pembagian fungsi.

6. Turunan fungsi komposisi (dalil rantai).

7. Turunan fungsi pangkat.

Turunan Trigonometri

C. PENERAPAN TURUNAN
∎ Gradien (m) garis singgung di titik (x1, y1) pada kurva f(x)

∎ Gradien = nilai turunan pertama f(x) ketika x = x1.


m =f ’(x1)
Persamaan garis singgungnya:
y – y1 =m( x – x1 )
∎ Interval fungsi naik dan interval fungsi turun
Kurva naik jika: f’(x) > 0
Kurva turun jika: f’(x) < 0
∎ Keadaan stasioner
Bila keadaan stasioner terjadi di titik (x1,y1) maka f’(x1) = 0. y1 = f(x1) disebut nilai stasioner.
Jadi nilai maksimal/minimum adalah . (x1,f(x1))
Catatan:
Titik stasioner sama artinya dengan titik puncak/titik balik.

14. INTEGRAL

Integral adalah anti turunan.

20
d’Master Learning Center

A. RUMUS DASAR
B. INTEGRAL SUBSTITUSI

C. INTEGRAL PARSIAL

D. LUAS DAERAH
E. VOLUME BENDA PUTAR
Jika y1 dan y2 dua fungsi kontnu pada p ≤ x ≤ q, maka volume benda putar yang dibatasi oleh y1
dan y2 bila diputar terhadap sumbu x.

Jika x1 dan x2 dua fungsi kontnu pada r ≤ x ≤ s, maka volume benda putar yang dibatasi oleh x1 dan
x2 terhadap sumbu y.

15. INTEGRAL

21
d’Master Learning Center

Program linear adalah salah satu bagian dari matematika terapan yang dapat memecahkan berbagai
persoalan sehari-hari, di mana model matematika terdiri atas pertidaksamaan-pertdaksamaan linier
yang mempunyai banyak penyelesaian, satu atau lebih memberikan hasil yang paling baik
(penyelesaian optimum).
∎ Masalah tersebut disajikan dalam bentuk model matematika kendala/syarat/masalah berupa sistem
pertidaksamaan linear.
∎ Hasil yang optmum ditentukan dengan terlebih dahulu membuat model matematika. Sasaran
program berupa sebuah fungsi linier yang disebut fungsi sasaran/tujuan/objektif.
A. MENENTUKAN HIMPUNAN PENYELESAIAN
Daerah (himpunan) penyelesaian pertidaksamaan Ax + By + C ≥ 0 atau Ax + By + C ≤ 0 dapat
ditentukan sebagai berikut.
∎ Jadikan A (koefsien x) bernilai positf.
∎ Jika tanda pertidaksamaan ≥ , maka daerah penyelesaian di sebelah kanan garis Ax + By + C = 0.
∎ Jika tanda pertidaksamaan ≤ , maka daerah penyelesaian di sebelah kiri garis Ax + By + C = 0.
B. NILAI OPTIMUM FUNGSI OBJEKTIF
Hasil optimum terletak pada/di sekitar titik pojok atau pada garis batas daerah penyelesaian sistem
pertidaksamaan, dengan demikian nilai optimum (maksimum/minimum) fungsi objektif dapat
ditentukan dengan:
∎ Penggunaan Garis Selidik
Jika fungsi objektif f (x,y) = Ax + By + C, maka garis selidiknya adalah Ax + By + C = k.
∎ Nilai maksimum terjadi di titik pojok/garis batas paling kanan yang dilintasi garis
selidik.
∎ Nilai minimum terjadi di titik pojok/garis batas paling kiri yang dilintasi garis selidik.
∎ Pengujian Titik Pojok
Jika fungsi objektif f (x,y) = Ax + By + C disubstitusi dengan seluruh koordinat titik pojok, maka hasil
yang terbesar/terkecil merupakan nilai optimum dari fungsi objektif tersebut.

16. BARISAN DAN DERET

A. BARISAN ARITMATIKA
Barisan dengan selisih di antara dua suku yang berurutan besarnya sama.
Contoh: 2, 4, 6, 8, ... → selisih 2.

Jika U1, U2, U3,...,Un merupakan suku-suku pada barisan aritmatika maka:
∎ Suku pertama = U1 = a
∎ Beda → b = U2 − U1 = U3 − U2 = ... = Un-1 − Un

∎ Suku ke-n
∎ Jumlah n suku pertama (Sn)

B. BARISAN GEOMETRI
22
d’Master Learning Center

Barisan dengan rasio antara 2 suku yang berurutan adalah sama.


Contoh: 1, 2, 4, 8, ... → rasio 2
Jika U1, U2, U3,...,Un merupakan suku-suku pada barisan geometri, maka:
∎ Suku pertama = U1 = a
𝑈2 𝑈3 𝑈𝑛
∎ Rasio ⇒ 𝑟 = = = ⋯=
𝑈1 𝑈2 𝑈𝑛−1
∎ Suku ke-n

∎ Jumlah n suku pertama

C. DERET GEOMETRI TAK HINGGA


∎ Rumus jumlah deret geometri tak hingga:

∎ Jumlah tak hingga dari suku-suku ganjil:


∎ Jumlah tak hingga dari suku-suku genap:
∎ Rasio deret geometri tak hingga:
Deret geometri mempunyai jumlah/limit/konvergen jika -1 < r < 1 ⇔ |r| < 1.

17. MATRIKS

Matriks adalah kumpulan elemen–elemen yang disusun dalam baris dan kolom.
Contoh:
Dengan:
a11: anggota matriks A pada baris ke-1 dan kolom ke-1
amn: anggota matriks A pada baris ke-m dan kolom ke-n

Ordo dari matriks dinyatakan oleh banyaknya baris dan kolom. Pada matriks A, karena banyak baris
= m dan banyak kolom = n, maka matriks A memiliki ordo m × n, dan ditulis Amn.

Kesamaan Matriks
Dua buah matriks dikatakan sama jika:
1. ordonya sama
2. anggota yang seletak harus sama

23
d’Master Learning Center

Contoh:

Jika A = B, maka

Transpose Matriks
Jika pada satu matriks baris diubah menjadi kolom dan kolom diubah menjadi baris, maka akan
didapat satu matriks baru yang disebut transpose matriks.

B. DETERMINAN
Determinan hanya dimiliki matriks-matriks persegi.
∎ Matriks 2 × 2: A

Determinan matriks A: det A = |A| = ad − bc


∎ Matriks 3 × 3: B

Determinan matriks B:

=(aei + bfg + cdh) – (gec + hfa + idb)

C. INVERS
∎ Suatu matriks mempunyai invers jika determinannya tidak nol.

∎ Matriks A disebut matriks singular jika det A = 0



∎ Dengan :

I = Matriks Identitas.

18. VEKTOR

Vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah. Notasi vektor: 𝑎̅, 𝑏̅, 𝑐̅ dan seterusnya.

𝑎̅ dibaca “vektor a”.


24
d’Master Learning Center

Vektor posisi adalah vektor dengan titik pangkalnya adalah pusat koordinat.
̅̅̅̅ = 𝑎
Vektor posisi dari titik A adalah 𝑂𝐴 ̅.
̅̅̅̅ = 𝑏̅ − 𝑎̅ .
Sehingga dari definisi vektor posisi 𝐴𝐵
Dua vektor dikatakan sama jika mempunyai besar dan arah yang sama.
A. OPERASI-OPERASI PADA VEKTOR

1.

2. Panjang vektor 𝑎̅ dinotasikan sebagai |𝑎̅| = √𝑎1 2 + 𝑎2 2 + 𝑎3 2


3. Jika 𝑎̅ = (𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 ) dan 𝑏̅ = (𝑏1 , 𝑏2 , 𝑏3 ) maka 𝑎̅ + 𝑏̅ = (𝑎1 + 𝑏1 , 𝑎2 + 𝑏2 , 𝑎3 + 𝑏3 )
4. Jika k adalah skalar, dan 𝑎̅ = (𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 ) maka 𝑘𝑎̅ = (𝑘𝑎1 , 𝑘𝑎2 , 𝑘𝑎3 )
Vektor Satuan
∎ Vektor satuan adalah vektor yang besarnya satu satuan.
∎ Vektor satuan searah sumbu x adalah i = (1, 0, 0) dan vektor satuan searah sumbu y
adalah j = (0, 1, 0)dan vektor satuan searah sumbu z adalah k = (0, 0, 1).
𝑎̅
∎ Vektor satuan dari 𝑎̅ adalah .
|𝑎̅|
Rumus Pembagian Ruas Garis
Jika 𝑝̅ adalah vektor posisi dari titik P yang membagi garis AB dengan
perbandingan ̅̅̅̅
𝐴𝑃 : ̅̅̅̅
𝑃𝐵 = m : n, maka

B. PERKALIAN TITIK/SKALAR (DOT PRODUCT)


∎ Diketahui dan

∎ Diketahui |𝑎̅| , |𝑏̅| dan ∠(𝑎̅, 𝑏̅) = ∝ maka

C. PROYEKSI

Bila 𝑐̅ adalah vektor proyeksi 𝑎̅ pada 𝑏̅ maka :

25
d’Master Learning Center

∎ Besar 𝑐̅ (panjang vektor proyeksi 𝑎̅ pada 𝑏̅ ):

∎ Vektor 𝑐̅ proyeksi vektor 𝑎̅ pada 𝑏̅ :

19. TRANSFORMASI GEOMETRI

Jika suatu transformasi dapat disajikan sebagai matrik


maka dengan

A. TRANSLASI
Translasi (pergeseran) yaitu pemindahan suatu objek sepanjang garis lurus dengan arah dan jarak
tertentu.
Jika sembarang titik P(x,y) ditranslasi dengan matriks 𝑇 =
𝑎 𝑥′ 𝑥 𝑎
( ) maka( ) = (𝑦) + ( ) Jadi P’(x +a , y + b).
𝑏 𝑦′ 𝑏

B. REFLEKSI/PENCERMINAN
∎ Pencerminan titik P(x,y) terhadap sumbu x menghasilkan bayangan P’(x, –y).

Matriks transformasinya adalah

∎ Pencerminan titik P(x,y) terhadap sumbu y menghasilkan bayangan P’(–x, y).

Matriks transformasinya adalah

∎ Pencerminan titik P(x,y) terhadap sumbu y = x menghasilkan bayangan P’(y, x).

Matriks transformasinya adalah

∎ Pencerminan titik P(x,y) terhadap garis y = –x menghasilkan bayangan P’(–y, –x)

Matriks transformasinya adalah

∎ Matriks refleksi terhadap garis y = x + k

26
d’Master Learning Center

∎ Matriks refleksi terhadap y = –x + k

∎ Refleksi terhadap garis x = h

∎ Refleksi terhadap garis y = k

∎ Refleksi terhadap garis x = h lalu y = k


∎ Pencerminan terhadap dua garis yang saling berpotongan Pencerminan terhadap dua
garis yang berpotongan yaitu garis y1 = m1x+c1 dan y2 = m2x+c2 akan menghasilkan rotasi
dengan:
a. pusat di titik potong dua garis,
b. besar sudut rotasi sama dengan dua kali lipat sudut antara kedua garis,
c. arah rotasi sama dengan arah dari garis pertama ke garis kedua.
Jika α sudut yang dibentuk antara garis y1 = m1x+c1 dan y2 = m2x+c2 maka,

C. ROTASI
Rotasi (perputaran) pada bidang geometri ditentukan oleh titik pusat,
besar sudut, dan arah sudut rotasi. Suatu rotasi dikatakan memiliki arah positif jika rotasi itu
berlawanan arah dengan arah putaran jarum jam, berlaku sebaliknya.
∎ Rotasi dengan pusat (0, 0) sebesar α

∎ Rotasi dengan pusat (a,b) sebesar α

D. DILATASI
Dilatasi adalah suatu transformasi yang mengubah ukuran (memperbesar atau memperkecil)
suatu bangun, tetapi tidak mengubah bentuk bangun yang bersangkutan. Dilatasi ditentukan oleh
titik pusat dan faktor dilatasi (faktor skala).
∎ Matriks transformasi dilatasi dengan faktor skala k adalah

∎ Dilatasi dengan pusat (0, 0) dengan faktor skala k

27
d’Master Learning Center

∎Dilatasi dengan pusat (a, b) dengan faktor skala k

E. KOMPOSISI TRANSFORMASI
Jika transformasi T1 bersesuaian dengan matriks M1 dan transformasi T2 bersesuaian dengan
matriks M2, maka transformasi T1 lalu transformasi T2 ditulis T2 T1 bersesuaian dengan matriks M2
.M1 .

KIMIA

1. STOIKIOMETRI

1.1 KONSEP MOL


MOL = Gram / Ar atau Mr
= Jlh Partikel / L(L= Bil.Avogadro)
= Molaritas x volume larutan
= V(STP) / 22,4 L
1.2 RUMUS KIMIA
Rumus Empiris ( RE )
Rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom unsur yang menyusun suatu senyawa
Menentukan RE senyawa
cari gram atau persen unsur-unsur penyusun senyawa bagi dengan Ar masing-masing,
sehingga diperoleh perbandingan terkecil.
Rumus Molekul (RM)
Rumus yang menyatakan jumlah atom-atom unsur yang menyusun suatu suatu senyawa.
Menentukan RM suatu senyawa harus diketahui terlebih dahulu :
a. RE Senyawa
b. Mr senyawa
1.3 HUKUM PERBANDINGAN TETAP (HUKUM PROUST)
Senyawa AxBy
𝑋 . 𝐴𝑟 𝐴
Massa A = 𝑥 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑥𝐵𝑦
𝑀𝑟 𝐴𝑥𝐵𝑦
𝑋 . 𝐴𝑟 𝐵
Massa B = 𝑥 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑥𝐵𝑦
𝑀𝑟 𝐴𝑥𝐵𝑦
1.4 PERSAMAAN REAKSI
28
d’Master Learning Center

aA + bB cC + dD
A, B = Reaktan
C, D = Produk
Perbandingan Koefisien Reaksi (PKR)
a:b:c:d
𝐾𝑜𝑒𝑓 𝑅𝑥 𝑑𝑖𝑡
Mol dit = 𝑥 𝑚𝑜𝑙 𝑑𝑖𝑘
𝐾𝑜𝑒𝑓 𝑅𝑥 𝑑𝑖𝑘
Jika mol zat-zat tidak sebanding dengan koefisien, maka yang kita gunakan hanya mol yang habis
saja, yaitu mol yang hasil bagi terhadap koefisiennya paling kecil

1.5 HUKUM – HUKUM GAS


Keadaan standar STP adalah suhu 0o C (273 K) dan tekanan 1 atm ( 76 cmHg). Pada STP setiap
1 mol gas apa saja mempunyai volum 22,4 liter ( 22,4 dm3)
Liter STP = mol x 22,4 L mol-1
Jika bukan STP, pengubahan mol menjadi volum atau sebaliknya harus menggunakan
gas pembanding.

1.6 HUKUM AVOGADRO

Mol gas I Mol gas II


=
Volum gas I Volum gas II
Jika hanya ada data volum, gunakan hukum gay lusac
“ Perbandingan Vgas = Perbandingan Koef. Reaksi “

SOAL LATIHAN
1. Jika massa atom H = 1 ; S = 32 dan bilangan Avogadro = 2 x 1023, maka dalam 0,4 mol H2S terdapat
….
A. 13,6 gram H2S
B. 12,8 gram S
C. 2,4 x 1023 molukel H2S
D. 4,8 x 1023 atom H
E. 4,8 x 1023 molukel H2S
2. Suatu oksida nitrogren mengandung 36,37% berat oksigen ( N = 14 ; O =16). Rumus oksida nitrogen
itu adalah…
A. NO D. N2O3
B. NO2 E. N2O5
C. N2O

3. Jika 38 gram MgSO4.xH2O dipanaskan akan dihasilkan 20 gram senyawa anhidrat (H = 1 ; O = 15;
Mg = 24; S = 32). Harga x adalah..
A. 2 B. 3 C. 4 D. 5 E. 6
4. Jika pada STP 4,25 gram suatu gas bervolum 2,8 liter, Mr gas tersebut adalah….
A. 26 B. 28 C. 30 D. 32 E. 34

29
d’Master Learning Center

5. Pada suhu dan tekanan yang sama 2 gram gas X2 mempunyai volum 1 liter, dan 7,5 gram gas etana
( C=12 ; H = 1) mempunyai volum 10 liter. Massa atom relatif X
adalah…
A. 20 B. 25 C. 40 D. 50 E. 80

2. STRUKTUR ATOM, SISTEM PERIODIK DAN IKATAN KIMIA

2.1 PARTIKEL – PARTIKEL ATOM


Partikel Muatan Lokasi dalam atom
Proton (p) +1 Di dalam inti
Neutron (n) 0 Di dalam inti
Electron (e) -1 Mengelilingi inti

Massa Atom (A) = jumlah proton + neutron Nomor atom (Z)


Jumlah neutron = A - Z
Atom netral: jumlah elektron = proton
Ion positif : jumlah elektron < proton
Ion Negatif : jumlah elektron > proton
2.2 KONFIGURASI ELEKTRON
Elektron – elektron mengelilingi inti pada jalur-jalur lintasan yang disebut kulit (tingkat
energi)
Satu kulit terdiri atas subkulit-subkulit
Satu subkulit terdiri atas orbital-orbital
Satu orbital menampung maks 2 elektron
Jenis-jenis subkulit
Subkulit s : terdiri 1 orbital ( maksimal 2 elektron)
Subkulit p : terdiri 3 orbital ( maksimal 6 elektron)
Subkulit d : terdiri 5 orbital ( maksimal 10 elektron)
Subkulit f : terdiri 7 orbital ( maksimal 14 elektron )
Prinsip Aufbau :
Elektoron-elektron terlebih dahulu mengisi subkulit yang berenergi rendah , baru kemudian mengisi
sub kulit yang berenergi tinggi.

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10
5p6 6s2 4f14 5d10 6p6 7s2 5f14 6d10 7p6

Catatan :
Sub kulit d cenderung penuh (d-10) atau setengah- penuh (d5),
sehingga struktur d4 dan d9 tidak dimiliki atom-atom.

Diagram orbital
Dua elektron dalam satu orbital berotasi dalam arah yang
berlawanan. Oleh karena itu, kedua elektron tersebut
dilambangkan sebagai dua anak panah yang berlawanan
arah.
30
d’Master Learning Center

Dalam pengisian orbital-orbital, berlaku aturan hund : elektron-elektron cenderung tidak


berpasangan

2.3 BILANGAN KUANTUM


Bilangan kuantum adalah bilangan-bilangan yang menyatakan lokasi suatu elektron dalam atom,
sehingga elektron tersebut eksklusif (dapat dibedakan) dari elektron-elektron yang lain.

Setiap elektron harus memiliki empat buah bilangan kuantum :


Bilangan kuantum utama (n ) = nomor kulit
Bilangan kuantum azimuth (l ) = no.subkulit
Subkulit s (l = 0)
Subkulit p (l = 1)
Subkulit d (l = 2)
Subkulit f (l = 3)
Bilangan kuantum magnetik (m )= no. orbital harga m berkisar –l smpai +l
Bilangan kuantum spin (s ) = arah rotasi
s=+½ s=-½
2.4 PERIODE DAN GOLONGAN
Unsur-unsur yang jumlah kulitnya sama terletak pada periode (baris) yang sama.
Nomor periode = Jumlah kulit
Unsur-unsur yang struktur elektron terluarnya sama terletak pada golongan (kolom) yang sama.
Untuk menentukan nomor golongan, unsur-unsur dibagi menjadi tiga kelompok :
unsur-unsur utama
unsur-unsur transisi
unsur-unsur transisi-dalam
1. Unsur-unsur utama (Gol A)
Unsur – unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada sub kulit s atau p
No. golongan = jumlah electron valensi
Golongan Nama golongan Electron valensi
IA Alkali s1
II A Alkali tanah s2

III A Boron s2p1


IV A Karbon s2p2

VA Nitrogen s2p3
VI A Oksigen s2p4
VII A Halogen s2p5

VII A Gas mulia s2p6

Catatan : 2He 1s1 Helium termasuk gas mulia (golongan VIII A)


2. Unsur-unsur transisi ( Gol B)
Unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada sub kulit d
No. golongan = jumlah elektron s + d
Catatan :

31
d’Master Learning Center

Jika s + d=9 golongan VIII B


Jika s + d = 10 golongan VIII B
Jika s + d = 11 Golongan I B
Jika s + d = 12 Golongan II B

3. Unsur-unsur transisi dalam.


Unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada subkulit f
a. unsur-unsur lantanoida : berakhir pada 4f
b. unsur-unsur aktinoida : berakhir pada 5f

2.5 SIFAT-SIFAT PERIODIK


1. Jari-jari atom
Jarak dari inti sampai kulit terluar.
Kekanan semakin kecil
Kebawah semakin besar

2. Energi ionisasi
Energi yang diperlukan untuk melepas elektron terluar
Energi ionisasi kecil = mudah melepas electron
Kekanan semakin besar
Kebawah semakin kecil
3. keelektronegatifan
Kemampuan atom untuk menarik (menangkap) elektron..
Keelektronegatifan besar = mudah menangkap elektron.
Kekanan semakin besar
Kebawah semakin kecil
4. Sifat logam
Kekanan semakin berkurang
Kebawah semakin bertambah
5. Kereaktifan
Unsur-unsur logam kebawah semakin reaktif
Unsur-unsur non logam kebawah semakin tidak reaktif
6. Titik leleh dan titik didih
Unsur-unsur logam kebawah semakin rendah
Unsur-unsur non logam semakin kebawah semakin tinggi
2.6 IKATAN ION DAN IKATAN KOVALEN
Kaidah Oktet
Sebagian besar atom-atom cenderung memiliki delapan elektron di kulit terluar
Atom-atom 1H, 2He, 3Li, 3Be, dan 5B hanya ingin memiliki dua elektron

Dua Jenis ikatan kimia yang utama :


Ikatan Ion (elektrovalen), Yaitu ikatan terjadi karena perpindahan elektron
Ikatan Ion terbentuk antara logam ( atom yang melepaskan elektron) dengan bukan logam (
atom yang menangkap elektron )

32
d’Master Learning Center

Ikatan Kovalen, Yaitu ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama.
Ikatan kovalen terbentuk antara sesama atom bulan logam (sama-sama ingin menangkap
elektron)
Jika elektron terluar 1,2 atau 3 atom melepaskan elektron
Jika elektron terluar 3, 4, 5, 6 atau 7 atom menangkap elektron
Jika elektron terluar 8, susunan elektron stabil
2.7. KEPOLARAN IKATAN
Suatu ikatan kovalen disebut polar, apabila pasangan elektron ikatan (PEI) tertarik lebih kuat
kesalah satu atom, yaitu yang keelektronegatifannya lebih besar.
Semakin besar selisih keelektronegatifan, maka semakin polar
Suatu ikatan kovalen disebut non polar, apabila PEI tertarik sama kuat kesemua atom.
Ada dua kelompok molekul non polar :
1. Molekul-molekul unsur (atomnya sejenis)
2. Molekul-molekul senyawa yang simetris, yaitu molekul-molekul yang atom pusatnya tidak
memiliki PEB (pasangan elektron bebas )

2.8 IKATAN HIDROGEN


Ikatan hidrogen adalah ikatan antara atom yang sangat elektronegatif ( F, O, N ) dengan atom H
yang berlainan molekul.
Senyawa-senyawa yang antar molekulnya ada ikatan hidrogen memiliki titik didih yang tinggi

SOAL LATIHAN
1. Jika atom bromin mempunyai nomor atom 35 dan massa atom 80, maka jumlah proton,
neutron, dn elektron dalam ion bromida berturut – turut adalah ….
A. 35, 80, 35 D. 36, 45, 36
B. 35, 45, 35 E. 35, 36, 45
C. 35, 45, 36
2. Nomor atom kobalt adalah 27. Dalam ion Co3+, konfigurasi elektron adalah….
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d9
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d7 4s2
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d4 4s2
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s1
3. Nomor atom P, Q, R dan S adalah 6, 9, 11 dan 18. pasangan unsur yang diharapkan dapat membentuk
ikantan ion adalah….
A. P dan Q D. S dan R
B. R dan Q E. P dan S
C. Q dan S
4. Unsur A yang bernomor atom 38 bersenyawa dengan unsur B yang bernomor atom 53. senyawa dan
ikatan yang terbentuk adalah….
A. AB2 ion D. A2B ion
B. AB2 kovalen E. A2B kovalen

33
d’Master Learning Center

C. A2B3 kovalen
5. Molekul dibawah ini yang bersifat nonpolar adalah…
A. H2O C. NH3 B. SIO2 D. CH4 E. PCl3

3. TERMOKIMIA DAN LAJU REAKSI

3.1 PERUBAHAN ENTALPI


Entalpi (H) adalah energi yang terkandung dalam suatu zat. Suatu reaksi kimia selalu disertai
oleh perubahan entalpi (∆H ).
Ada dua jenis reaksi kimia :
Reaksi ENDOTERM, yaitu reaksi yang memerlukan energi (menyerap kalor), sehingga ∆H
positif.
Reaksi EKSOTERM, yaitu reaksi yang menghasilkan energi (melepas kalor), sehingga ∆H
negatif.
Hal-hal penting mengenai ∆H
Setiap reaksi kimia yang dilengkapi harga ∆H, koefisien reaksi selalu menyatakan jumlah mol. Harga
∆H tergantung pada jumlah zat.

Jika reaksi dibalik tanda ∆H harus dibalik Jika reaksi dikali x, harga ∆H harus dikali x
Harga H tidak tergantung pada
jumlah tahap reaksi. (Hukum Hess)
3.2 ENTALPI PEMBENTUKAN DAN ENTALPI PEMBAKARAN
Entalpi pembentukan (∆Hf ) adalah ∆H reaksi pembentukan 1 mol suatu senyawa langsung dari
unsur-unsurnya..
Catatan penting mengenai (∆Hf )
Unsur-unsur mempunyai ∆Hf = nol
Harga ∆H suatu reaksi dapat dihitung apabila ∆Hf semua zat diketahui.
H = Σ ∆Hf kanan - Σ ∆Hf kiri

Entalpi Pembakaran (∆Hc ) adalah reaksi pembakaran 1 mol suatu zat dengan gas O2.

3.3 ENERGI IKAT


Energi ikat ( D ) adalah energi yang dibutuhkan untuk memutuskan 1 mol ikatan menjadi atom-
atomnya dalam keadaan gas.
H = Σ D kiri - Σ D kanan
3.4 LAJU REAKSI
Suatu reaksi berlangsung cepat, apabila tumbukan – tumbukan antar partikel banyak dan sering
terjadi. Akan tetapi, tidak semua tumbukan menghasilkan reaksi, sebab pertikel-partikel yang
bertumbukan harus mempunyai energi yang cukup.
Energi Aktifasi ( Ea ) adalah energi minimal yang harus dimiliki atau diberikan kepada partikel agar
tumbukan menghasilkan reaksi.

Semakin rendah Ea , semakin cepat reaksi berlangsung.


34
d’Master Learning Center

Faktor – factor yang mempercepat reaksi :


Memperluas permukaan (menghaluskan) zat padat.
Memperbesar konsentrasi (memekatkan) larutan.
memperbesar tekanan (memampatkan) gas
menaikkan suhu (memperbesar energi kinetik) gas
Menambahkan katalis ( menurunkan Ea )

Pengaruh suhu
Jika suhu dinaikkan aoC, reaksi b kali lebih cepat (waktu berkurang setengahnya) = b∆t/a kali semula

3.5 ORDE REAKSI


Orde reaksi adalah bilangan pangkat yang menyatakan naiknya laju reaksi akibat naiknya
konsentrasi..
Jika konsentrasi salah satu zat dinaikkan a kali, dan ternyata laju reaksi naik b kali, maka :
V = k [A]m [B]n
Orde reaksi = m + n
v = laju reaksi
k = tetapan laju reaksi
m= orde reaksi terhadap A
n = orde reaksi terhadap B
SOAL LATIHAN
1. Data percobaan untuk reaksi A + B AB adalah sebagai berikut :
[A] [B] Laju reaksi
mol/liter mol/liter Mol L-1 s-1
0,10 0,05 20
0,30 0,05 180
0,10 0,20 320
Orde reaksi terhadap A dan B berturut-berturut adalah……
A. 2 dan 4 D. 1 dan 2
B. 2 dan 2 E. 1 dan 1
C. 2 dan 1
2. Bagi reaksi A + B AB adalah sebagai berikut :
[A] [B] Laju reaksi
mol/liter mol/liter Mol L-1 s-1
35
d’Master Learning Center

P q s
2p q 4s
3p 2q 18s
Persamaan laju reaksi adalah …
A. = k [A] [B] D. = k [A]2[B]2
B. = k [A]2[B]½ E. = k [A] [B]2
C. = k [A]2[B]
3. Bagi reaksi A + B AB adalah sebagai berikut :
[A] [B] waktu
0,5 M 0,2 M 2 jam
0,5 M 0,8 M 1 jam
0,5 M 0,9 M 20 menit
Orde reaksi adalah …..
A. 1 B. 1,5 C. 2 D. 2,5 E. 3

4. KESETIMBANGAN KIMIA

4.1 TETAPAN KESETIMBANGAN KC


Reaksi kesetimbangan adalah reaksi dimana zat-zat hasil reaksi dapat bereaksi kembali untuk
membentuk zat-zat semula.
Reaksi berlangsung dua arah (reversible)
mA + nB pC + qD
Pada saat kesetimbangan, terdapat harga tetapan kesetimbangan (KC atau Kp )
[𝐶]𝑝 [𝐷]𝑞
Kc=
[𝐴]𝑚 [𝐷]𝑛
Jika K>1, produk yang terbentuk banyak jika K<1, produk yang terbentuk sedikit.
Harga K hanya dipengaruhi suhu Selama suhu tetap, maka harga K tetap. Harga K hanya berubah
jika suhu berubah
Reaksi endoterm : K berbanding lurus dengan suhu
Reaksi eksoterm : K berbanding terbalik dengan suhu
Jika reaksi dibalik, K menjadi 1/K Jika reaksi dikali x, K menjadi Kx
Jika reaksi-reaksi dijumlahkan, harga-harga K dikalikan

4.2 TETAPAN KESETIMBANGAN KP


Tekanan parsial (p)= tekanan tiap gas
Tekanan Total ( P ) = Tekanan campuran gas
𝑚𝑜𝑙 𝑔𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡
P= 𝑥𝑃
𝑚𝑜𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑔𝑎𝑠
mA + nB pC + qD
[𝐶]𝑝 [𝐷]𝑞
Kc=
[𝐴]𝑚 [𝐷]𝑛

36
d’Master Learning Center

[𝑝𝐶]𝑝 [𝑝𝐷]𝑞
Kp=
[𝑝𝐴]𝑚 [𝑝𝐷]𝑛
Yang masuk rumus KC hanyalah gas dan zat terlarut
Yang masuk rumus Kp hanyalah gas
Hubungan Kp dan KC :
Kp = KC (RT)∆n

4.3 PERGESERAN KESETIMBANGAN


Asas Le Chatelier
Jika terhadap suatu kesetimbangan dilakukan suatu aksi (tindakan), maka reaksi akan bergeser
untuk menghilangkan pengaruh aksi tersebut.

AKSI YANG DILAKUKAN ARAH PERGESERAN

1. Konsentrasi salah satu zat ditambah 1. bergeser dari arah zat tersebut
SOAL
2. Konsentrasi salah satu zat dikurangi 2. bergeser kearah zat tersebut
LATIHAN
3. Suhu dinaikkan 3.bergeser kereaksi endoterm 1. Bagi reaksi
N2(g) + 3H2(g)
4. suhu diturunkan 4. bergeser ke reaksi eksoterm
2NH3(g)
5.tekanan diperbesar (Volume diperkecil ) 5.bergeser ke mol gas terkecil ∆H = -22 kkal ,
6. tekanan diperkecil (Volume diperbesar ) 6. bergeser ke mol gas terbesar konstanta
kesetimbangan
akan mengecil apabila….
A. Suhu dinaikkan D. Ditambah gas NH3
B. Suhu diturunkan E. Tekanan diperkecil
C. Tekanan diperbesar
2. Tetapan kesetimbangan 2A + B C + D adalah 4. Jika pada suhu tetap volum diubah menjadi
setengah kali volum asal, tetapan kesetimbangan adalah ….
A. 1 B. 2 C. 4 D. 8 E. 16
3. Pada reaksi 2X(g) 3Y(g) Kp = 1/8 , tekanan parsial X pada kesetimbangan adalah 8 atm.
Tekanan parsial Y adalah…
A. 0,5 atm B. 1 atm C. 2 atm D. 6 atm E. 8 atm
4. Reaksi kesetimbangan : 2HI(g) H2(g) + I2(g) Sebanyak 0,1 mol HI dipanaskan sehingga
terbentuk 0,02 mol I2. derajat disosiasi HI….
A. 0,2 B. 0,3 C. 0,4 D. 0,5 E. 0,6

5. LARUTAN

1. FRAKSI MOL
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝐴
Fraksi Mol =
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
2. KEMOLARAN
M = n/v
3. KEMOLALAN

37
d’Master Learning Center

m = n x 1000/P
4. PENGENCERAN
M1.V1 = M2.V2
5. SIFAT KOLIGATIF
PENURUNAN TEKANAN UAP ∆p )
∆p = X . po
PENURUNAN TITIK BEKU ( ∆Tf )
∆Tf = Kf . m
TEKANAN OSMOTIK ( Π )
Π=MRT
PENURUNAN TEKANAN UAP
∆P = P0 x X
Keempat sifat koligatif larutan berikut hanya berlaku untuk larutan non elektrolit, apabila larutan
elektrolit perlu di kali faktor van hoff (i)
Ii = 1 + (n -1 ) 𝑎
6. pH LARUTAN
pX = - log X
Jika X = 10-a, maka pX = a
Jika X = b x 10-a, maka pX = a = log b
Larutan netral : [H+] = 10-7 M atau pH = 7
Larutan asam : [H+] > 10-7 M atau pH < 7
Larutan Basa : [H+] < 10-7 M atau pH > 7
ASAM KUAT : [H+] = a. Ma
ASAM LEMAH : [H+] = Ka x Ma
SOAL LATIHAN
-5
1. Asam lemah HA, pHnya= 3. KaHA = 1x10 Konsentrasi HA adalah....
A. 0,1 M D. 0,0001 M
B. 0,01 M E. 0,00001 M
C. 0,001 M
2. Perhatikan data uji pH dua buah air limbah berikut!
No. Indikator Trayek pH Warna Limbah 1 Limbah 2

1 Metil merah 4,2 - 6,3 Merah - Kuning Merah Kuning

2 Bromtimol biru 6,0 - 7,6 Kuning - Biru Kuning Biru

3 Fenolftalein 8,3 - 10,0 Tak berwarna - Merah Tak berwarna Merah

Dari hasil pengujian maka pH air limbah 1 dan 2 berturut-turut adalah....


A. 4,2 ≤ pH ≤ 8,3, dan pH ≥ 10,0
B. pH ≤ 4,2 dan 6,3 ≤ pH ≤ 10,0
C. pH ≤ 8,3 dan pH ≥ 10,0
D. 4,2 ≤ pH ≤ 8,3 dan 6,3 ≤ pH ≤ 10,00

38
d’Master Learning Center

E. pH ≤ 4,2 dan pH ≥ 10,0


3. Perhatikan data uji pH beberapa larutan!
Larutan yang merupakan larutan penyangga
adalah…
A. P dan Q
B. Q dan R
C. R dan S
D. R dan T
E. S dan T
4. Beberapa campuran penyangga berikut:
(1). NH3(aq) dan NH4Cl(aq)
(2). HCN(aq) dan NaCN(aq)
(3). H2PO4 – (aq) dan HPO42 –(aq)
(4). CH3COOH(aq) dan CH3COONa(aq)
(5). H2CO3(aq) dan HCO3 – (aq)
Komponen larutan penyangga dalam cairan luar sel adalah…..
A. (1) D. (4)
B. (2) E. (5)
C. (3)
5. Jika 50 mL CH3COOH 0,1 M direaksikan dengan 50 mL NaOH 0,1 M menghasilkan garam sesuai
reaksi:
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l). pH larutan yang terjadi jika diketahui Ka
CH3COOH = 10–5 adalah….
A. 6 – log 7,1 D. 8 – log 7,1
B. 6 + log 7,1 E. 9 – log 7,1
C. 8 + log 7,1

6. KOLOID

LARUTAN KOLOID SUSPENSI


homogen Heterogen tampak seperti homogen heterogen
dimensi: < 1 nm dimensi: 1 nm − 100nm dimensi: > 100 nm
tersebar merata cenderung mengendap membentuk endapan
jika didiamkan: tidak memisah jika didiamkan: tidak memisah jika didiamkan: memisah

tidak dapat dilihat dengan dapat dilihat dengan mikroskop Dapat dilihatdengan
mikroskop ultra ultra mikroskop biasa
jika disaring: tidak bisa jika disaring:bisa (saringan jika disaring:bisa
membran) (saringan biasa)

SIFAT-SIFAT KOLOID
Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah peristiwa menghamburnya cahaya, bila cahaya itu dipancarkan melalui
sistem koloid.

39
d’Master Learning Center

Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan dari partikel terdispersi dalam sistem koloid yang terjadi
karena adanya tumbukan antar partikel tersebut, gerakan ini sifatnya acak dan tidak berhenti.
Gerakan ini hanya dapat diamati dengan mikroskop ultra.
Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu proses pengamatan imigrasi atau berpindahnya partikel-partikel
dalam sistem koloid karena pengaruh medan listrik. Sifat ini digunakan untuk menentukan jenis
muatan koloid.
Adsorbsi
Adsorbsi adalah proses penyerapan bagian permukaan benda atau ion yang dilakukan sistem
koloid sehingga sistem koloid ini mempunyai muatan listrik. Sifat adsorbsi koloid digunakan
dalam berbagai proses seperti penjernihan air dan pemutihan gula.
Koagulasi
Suatu keadaan di mana partikel-partikel koloid membentuk suatu gumpalan yang lebih
besar. Penggumpalan ini karena beberapa faktor antara lain karena penambahan zat kimia atau
enzim tertentu.
JENIS-JENIS KOLOID
No Terdispersi Pendispersi Nama Contoh
1 Cair Gas Aerosol Cair Kabut, awan
2 Padat Gas Aerosol Padat Asap, debu
3 Gas Cair Buih Busa sabun, krim kocok
4 Cair Cair Emulsi Susu, minyak ikan, santan
5 Padat Cair Sol Tinta, cat, sol emas
6 Gas Padat Buih Padat Karet busa, batu apung
7 Cair Padat Emulsi Padat Mutiara, opal
8 Padat Padat Sol Padat Gelas warna, intan

7. REDUKSI OKSIDASI dan ELEKTROKIMIA

KONSEP REDUKSI OKSIDASI


1. Berdasarkan pengikatan atau pelepasan Oksigen
Reaksi Oksidasi = peristiwa pengikatan oksigen oleh suatu unsur atau senyawa, atau
bisa dikatakan penambahan kadar oksigen.
Reaksi Reduksi = peristiwa pelepasan oksigen oleh suatu senyawa, atau bisa dikatakan
pengurangan kadar oksigen.
OKSIDASI = mengikat Oksigen
REDUKSI = melepas Oksigen

2. Berdasarkan pengikatan atau pelepasan Elektron


Reaksi Oksidasi = peristiwa pelepasan elektron oleh suatu unsur atau senyawa. Reaksi
Reduksi = peristiwa pengikatan elektron oleh suatu unsur atau senyawa.
OKSIDASI = melepas Elektron
REDUKSI = mengikat Elektron
40
d’Master Learning Center

3. Berdasarkan bilangan oksidasi


Reaksi Oksidasi adalah meningkatnya bilangan oksidasi
Reaksi Reduksi adalah menurunnya bilangan oksidasi
OKSIDASI = peningkatan Bilangan Oksidasi
REDUKSI = penurunan Bilangan Oksidasi

Ada beberapa aturan bilangan oksidasi untuk menyelesaikan persoalan reaksi reduksi oksidasi
berdasarkan bilangan oksidasi :
Ag+ = bilangan oksidasinya +1
+
Cu = bilangan oksidasinya +4

► Atom logam mempunyai Bilangan Oksidasi positif sesuai muatannya, misalnya :


Cu2+ = bilangan oksidasinya +2
Na+ = bilangan oksidasinya +1
Fe2+ = bilangan oksidasinya +2
Fe3+ = bilangan oksidasinya +3
Pb2+ = bilangan oksidasinya +2
Pb4+
= bilangan oksidasinya +1
► Bilangan Oksidasi H dalam H2= 0, dalam senyawa lain mempunyai Bilangan Oksidasi =
+1, dalam senyawanya dengan logam (misal: NaH, KH, BaH) atom H mempunyai Bilangan
Oksidasi = –1.
► Atom O dalam O2 mempunyai Bilangan Oksidasi = 0, dalam senyawa F2O mempunyai
Bilangan Oksidasi = +2, dalam senyawa peroksida
(misal: Na2O2, H2O2) O mempunyai Bilangan Oksidasi = –1.
► Unsur bebas (misal :Na, O2, H2, Fe, Ca C dll) mempunyai Bilangan Oksidasi = 0
► F mempunyai Bilangan Oksidasi = –1

► Ion yang terdiri dari satu atom mempunyai Bilangan Oksidasi sesuai dengan muatannya,
misalnya S2–,Bilangan Oksidasinya = –2.
► Jumlah Bilangan Oksidasi total dalam suatu senyawa netral = nol
► Jumlah Bilangan Oksidasi total dalam suatu ion = muatan ionnya

MENYETARAKAN REAKSI REDUKSI OKSIDASI


1. METODE BILANGAN OKSIDASI (REAKSI ION)
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Menentukan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi
2. Menyetarakan unsur tersebut dengan koefisien yang sesuai
3. Menentukan peningkatan bilangan oksidasi dari reduktor dan penu-runan bilangan
oksidasi dari oksidator
jumlah perubahan bil-oks = jumlah atom x perubahannya
4. Menentukan koefisien yang sesuai untuk menyamakan jumlah perubahan bilangan

41
d’Master Learning Center

oksidasi
5. Menyetarakan muatan dengan menambahkan H+ ( suasana asam ) atau OH– ( suasana
basa )
6. Menyetarakan atom H dengan menambahkan H2O

Bila ada persamaan bukan dalam bentuk reaksi ion usahakan ubah ke dalam bentuk reaksi
ion.
2. METODE SETENGAH REAKSI (ION ELEKTRON)
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Tuliskan masing-masing setengah reaksinya.
2. Setarakan atom unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi
3. Setarakan oksigen dan kemudian hidrogen dengan ketentuan
Suasana ASAM / NETRAL
• Tambahkan 1 molekul H2O untuk setiap kekurangan 1 atom oksigen pada ruas
yang kekurangan oksigen tersebut
• Setarakan H dengan menambah ion H+ pada ruas yang lain
Suasana BASA
• Tambahkan 1 molekul H2O untuk setiap kelebihan 1 atom oksigen pada ruas
yang kelebihan oksigen tersebut
• Setarakan H dengan menambah ion OH– pada ruas yang lain
4. Setarakan muatan dengan menambahkan elektron dengan jumlah yang sesuai, bila
reaksi oksidasi tambahkan elektron di ruas kanan, bila reaksi reduksi tambahkan
elektron di ruas kiri Setarakan jumlah elektron kemudian selesaikan persamaan.

42
d’Master Learning Center

FISIKA
1. Optik Geometri
Optika merupakan cabang fisika yang mempelajari cahaya. Kita dapat melihat benda-benda
disekitar karena pantulan cahaya dari benda itu. Yang dibahas :
 cermin (datar, cekung,cembung)
 lensa (tebal,tipis)
 prisma.
Persamaan umum cermin :
f=½R
s = jarak benda ke cermin
s’ = jarak bayangan ke cermin
f = jarak titik fokus
R = jari-jari kelengkungan
Pembiasan
Proses perubahan arah cahaya karena melewati dua medium yang berbeda kerapatan optiknya.
Kerapatan optik dinyatakan dengan indeks bias. Indeks bias terbagi menjadi dua indeks bias
mutlak dan indeks bias relatif.

Indeks bias mutlak :


 .nx = indek bias mutlak medium
 .c = cepat rambat cahaya di ruang hampa
 .c = 3 x 108 m/s
 .vx = kecepatan cahaya dalam medium

43
d’Master Learning Center

Indeks bias relatif :

n = indek bias mutlak medium


c = kecepatan cahaya di ruang hampa 3x108 m/s
v = kecepatan cahaya dalam medium
n1-2 = indek bias relatif med 1 thd med 2
n2-1 = indek bias relatif med 2 thd med 1

Hukum pembiasan (Willebrord Snellius) 1621


 Sinar datang, sinar bias, garisnormal, bidang batas terletak pada satu bidang datar

 sinar dari medium rapat ke renggang dibiaskan menjauhi garis normal dan dari renggang ke
rapat dibiaskan mendekati garis normal

Contoh soal :
Sebuah benda diletakkan di muka cermin cekung yang mempunyai jarak titik api 15 cm. Agar
bayangan yang terbentuk 3 kali lebih besar dan nyata, maka benda harus diletakkan di depan
cermin sejauh…..
a. 10 cm b. 15 cm c. 20 cm d. 30 cm e. 45 cm
Penyelesaian

Latihan Soal
1. Seorang yang tingginya 160 cm bercermin pada cermin datar vertikal dengan jarak 1,2 meter
dari cermin. Panjang cermin minimum yang dibutuhkan agar orang tersebut dapat melihat
seluruh bayangannya adalah .... (dengan pemasangan yang tepat)
(A) 160 cm (B) 120 cm (C) 100 cm (D) 80 cm (E) 60 cm

44
d’Master Learning Center

2. Sebuah benda terletak di antara cermin cekung berjejari 8 cm dan suatu layar. Jika jarak
cermin ke layar adalah 20 cm dan bayangan benda terlihat jelas di layar, maka letak benda
adalah .... dari layar.
(A) 5 cm (B) 7 cm (C) 10 cm (D) 12 cm (E) 15 cm

3. Sebuah lensa diletakkan di antara suatu benda dan layar sehingga diperoleh bayangan benda
pada layar dengan tinggi dua kali tinggi benda. Jika jarak benda ke layar adalah 12 cm maka
jejari lensa adalah .... cm.
(A) 2,67 (B) 3,33 (C) 3,67 (D) 4,33 (E) 5,33
4. Sebuah lensa diletakkan di antara benda yang tingginya h dan layar sehingga diperoleh
bayangan pada layar yang tingginya 1/3 h. Jika lensa digeser akan diperoleh sekali lagi
bayangan yang jelas. Tinggi bayangan yang diperoleh adalah ....
(A) 1/3 h (B) h (C) 3 h (D) 4 h (E) 6 h

5. Seorang nenek dapat membaca denga jelas dengan menggunakan kacamata +2 dioptri.
Pernyataan yang benar adalah ....
(A) titik dekat nenek tersebut adalah 50 cm
(B) titik dekat nenek tersebut adalah 25 cm
(C) titik jauh nenek tersebut adalah 200 cm (D) titik jauh nenek tersebut 50 cm
(E) titik jauh nenek tersebut 25 cm

2. Radioaktivitas

Semua inti atom pada dasarnya tersusun atas proton dan neutron.
> proton yaitu partikel bermuatan positif dengan massa satu satuan massa atom
> neutron yaitu partikel tak bermuatan (netral dengan massa satu satuan massa atom. Berarti
massa suatu atom berkpnsentrasi
Massa proton dan massa neutron masing-masing besarnya :
mp = 1,007825 sma
mn = 1, 008665 sma
di mana :
1 sma = 1,6604 x 1027 kg
Suatu atom umumnya dilambangkan :
A
ZX
dimana :
X = nama atau simbol unsur atom
Z = nomor atom, menunjukkan banyaknya proton atau neutron
A = nomor massa, menunjukkan jumlah proton dan neutron
A – Z = banyaknya neutron dalam inti

A. TENAGA IKAT INTI


Dari percobaan ternyata massa diam dari inti-inti stabil selalu kurang dari jumlah massa
diam nukleon-nukleonnya. Penurunan massa diam tersebut dibebaskan adanya energy yang
dipakai untuk mempertahankan nucleon agar tetap terikat pada intinya. Energi ini disebut
Binding Energy (BE) atau tenaga inti. Dengan demikian BE merupakan selisih antara energy
diam nukleon-nukleon dengan energy diam inti.

45
d’Master Learning Center

BE = (Zmp)c2 + (Nmp)c2 – minti c2

Di mana mp , mn , dan minti masing-masing adalah massa diam proton, neutron dan inti atom
massa inti dapa diperoleh dari hubungan.

Minti = massa atom – Z . me

B. PELURUHAN INTI TAK STABIL


Inti-inti dalam keadaan tereksitasi akan menurunkan tingkat energinya ke keadaan dasar
sambil meluruh menjadi inti lain. Peluruhan akan diikuti pemancaran partikel a, b atau sinar g.
Inti yang meluruh disebut induk, sedangkan inti lain hasil peluruhannya disebut anak. Apapun
jenis inti, setiap terjadi peluruhan akan berlaku hokum peluruhan radioaktif. Setelah t detik
jumlah inti akan menjadi :
N = NO e-l t

No adalah jumlah inti mula-mula dan N adalh jumlah inti setelah meluruh.l disebut
konstanta peluruhan. Kecepatan peluruhan juga dapat dinyatakan dengan paruh waktu (T1/2).
(T1/2) didefinisikan sebagai selang waktu yang dibutuhkan inti untuk meluruh sehingga
jumlah inti menjadi separuhnya.
T1/2 = In 2 = 0,693
l l
Besaran lain untuk menunjukkan kecepatan peluruhan adalah waktu hidup terata (Tm)
Tm = 1/l

Jumlah peluruhan tiap satuan waktu disebut aktivitas


A = d N/dt = l N

Karena aktivitas sebanding dengan N, maka dapat diperoleh hubungan :


A = AO e-l t

Di mana Ao adalah aktivitas mula-mula, satuan aktivitas adalah Ci, dimana 1 Ci setara dengan
3,7. 1010 peluruhan tiap detik. Dari persamaan-persamaan di atas dapat diturunkan hubungan
lain antara jumlah inti yang meluruh dengan waktu paruh yaitu :
N = NO (1/2)n
Di mana : n = 1
T1/2

Contoh Soal
Suatu zat radioaktif meluruh dengan waktu paro 20 hari. Agar zat radioaktif hanya tinggal 1/8 saja
dari jumlah asalnya, maka diperlukan waktu....
A. 27,5 hari B. 30 hari C. 40 hari D. 60 hari E. 160 hari

46
d’Master Learning Center

Penyelesaian
T x 1/2 = 20 hari
Nt/No = 1/8
t =......
Lamanya peluruhan adalah

Latihan Soal:
2 2 3
1. 1𝐻+ 1𝐻 → 2𝐻𝑒 +𝑋
Apa partikel X yang dihasilkan dari reaksi nuklir di bawah :
(A) Positron (B) Elektron (C) Proton (D) Neutron (E) Partikel Alfa
2. Waktu paruh dari suatu partikel adalah 4 tahun. Berapa banyak bagian dari partikel yang
tersisa setelah 12 tahun?
(A) 1/2 (B) 1/3 (C) 1/4 (D) 1/8 (E) 1/12
3. Pada sebuah eksperimen efek fotolistrik, cahaya dengan sebuah frekuensi tertentu disinarkan
pada sebuah permukaan logam dan hasilnya adalah elektron dipancarkan oleh permukaan
logam. Mana yang mengakibatkan produksi elektron yang lebih banyak untuk tiap detik?
(A) Menambah frekuensi cahaya
(B) Mengurangi frekuensi cahaya
(C) Meningkatkan intensitas (tingkat terang) cahaya
(D) Mengurangi intensitas (tingkat terang) cahaya
(E) Meningkatkan panjang gelombang cahaya
4. Tungsten-176 memiliki waktu paruh 2.5 jam. Berapa waktu yang diperlukan tungsten-176
untuk meluruh hingga tersisa 1/10 nilai semula?
(A) 5 (B) 8.3 (C) 10 (D) 12.5 (E) 25
3. Relativitas

Gelombang mekanik seperti seperti gelombang bunyi memerlukan medium yang


berwujud yang berwujud padat, cair dan gas. Sedangkanuntuk perambatan gelombang
elektromagnetik atau cahaya para ahli menduga adanya sejensi medium yang disebut eter. Eter
ini ada di mana – mana, juga di hampa udara. Gelombang cahaya yang berasal dari matahari
sampai di bumi akan terjadi jika ada eter..

A. TEORI RELATIVITAS EINSTEIN


Dengan tiadanya teori eter di alam semesta ini Einstein pada tahun 1905 mengumumkan
teori relativitas yang terbagi atas dua bagian :
 Teori Relativitas khusus, yang menyangkut benda – benda yang bergerak beraturan
relative terhadap benda – banda lain
 Teori relativitas umum, yang menyangkut benda – benda yang bergerak dipepe rcepat
relative terhadap benda – benda lain
Teori Relativitas Khusus berdasarkan dua postulat yaitu :
 Postulat pertama
Hukum – hokum fisika boleh dinyatakan dengan susunan persamaan yang sama untuk
semua
Contoh :

47
d’Master Learning Center

Dua percobaan yang sama dilakukan masing – masing di atas kapal dan di daratan.
Percobaan – percobaan itu akan memberikan hasil yang sama dan tidak bergantung
pada kerangka acuan (kapal) dan kerangka acuan yang diam (daratan).
 Postulat ke dua :
Kecepatan cahaya di dalam ruang hampa untuk semua pengamat samadan tidak
tergantung pada gerak sumber cahaya ataupun pengamatnya.
Contoh :
Kecepatan cahaya di alam semesta dalam segala arah selalu sama. Tidak ada kecepatan
relative untuk cahaya dalam ruang hampa. Kecepatan cahaya dalam ruang hampa adalah
suatu tetapan universal.

B. RELATIVITAS KECEPATAN BENDA


Pengamatan terhadap orang yang berjalan di dalam gerbong kereta sesuai aturan Newton
dapat dituliskan dengan : jika kecepatan benda A terhadap benda B dinyatakan dengan VAB dan
kecepatan benda B terhadap benda C = VBC , maka kecepatan benda A terhadap benda benda
C dinyatakan dalam bentuk rumus :

VAC = VAB + VBC

Sedangkan menurut aturan Einstein , kecepatan benda A terhadap benda C dinyatakan


dalam bentuk rumus :

Untuk benda – benda dengan kecepatan yang jauh di bawah kecepatan cahaya kedua aturan
ini memberikan hasil perhitungan yang sama. Tetapi utnuk benda – benda yang mempunyai
kecepatan mendekati kecepatan cahaya aturan Einstein menunjukkan keunggulan.

keterangan :
l= Panjang benda bergerak yang diamati oleh pengamat yang diam (m)
lo = Panjang benda diam pada suatu pada suatu kerangka acuan (m)
v = Kecepatan benda terhadap kerangka acuan (m/s)
c = kecepatan cahaya (3 x 10 m/s)

sejajar dengan kecepatan (v), benda akan mengalami perubahan panjang. Dimana panjang
benda seolah – olah menyusut

C. DILATASI WAKTU
Menurut Einstein bahwa waktu adalah sesuatu yang relative. Di dalam suatu kerangka acuan
yang bergerak terhadap seorang pengamat yang diamterdapat lonceng yang menunjukkan
selang waktu ∆to. Selang waktu yang diamati oleh pengamat tersebut adalah ∆t lebih lamat
dari pada ∆to. Beda waktu yang merupakan perpanjangan waktu pengamatan bagi pengamat
diamdisebut dilatasi waktu. Menurut Einstein hubungan antara kedua selang waktu itu
dirumuskan dengan :

48
d’Master Learning Center

= Selang waktu yang diukur oleh pengamat yang relative bergerak (s)
= Selang waktu yang diukur oleh pengamat yang relative diam (s)
v = kecepatan relative pengmat yang bergerak terhadap pengamat yang diam (m/s)
c = kecepatan cahaya ( 3 x 108 m / s)

D. MASSA RELATIVISTIK
Untuk gerakan – gerakan benda dengan kecepatan relative kecil tidak terjadi perubahan
massa. Perubahan itu baru tampak jika kecepatannya mendekati kecepatan cahaya. Oleh
Einstein hubungan massa diam dan massa bergerak yang ditinjau oleh pengamat dirumuskan
sebagai berikut :
Keterangan :
m = Massa benda dalam keadaan bergerak (Kg)
mo = Massa benda dalam keadaan diam (Kg)
v = Kecepatan benda (m/s)
c = Kecepatan cahaya ( 3 x 108 m / s)

E. MOMENTUM RELATIVISTIK
Sebuah benda yang bermassa bergerak dengan kecepatan v menurut mekanika
klasik dirumuskan dengan p = mv. Jika kecepatan mendekati kecepatan cahaya maka
momentum benda akan mengalami perubahan. Pada saat itu momentum benda dikatan dengan
momentum Relativistik. Dimana dari persamaan mekanika klasik dapat digunakan massa
relativitas, sehingga persamaannya

Keterangan :
m = Massa benda dalam keadaan bergerak (Kg)
mo = Massa benda dalam keadaan diam (Kg)
v = Kecepatan benda (m/s)
c = Kecepatan cahaya ( 3 x 108 m / s)
p = momentum relativistic(Kg m/s )

F. ENERGI RELATIVISTIK
Menurut hukum Newton jika ada sebuah gaya terus menerus diperbesar maka percepatan
yang dihasilkan dapat melebihi kecepatan cahaya, sedangkan menurut teori Relativitas ini tidak
benar, sehingga untuk benda yang bergerak mendekati cahaya sehingga persamaan Energi
kineticnya :

Sehingga energi kinetik relativistic dapat dituliskan :

49
d’Master Learning Center

Energi merupakan hasil perkalian antara massa dan kuadrat kecepatan mutlak, Jadi ada
keseta raan antara massa dan energy. Bila partikel memiliki massa m , berrarti partikel tersebut
memiliki energy total sebesar :

E = m c2
Kesetaraan antara massa dan energy ini dikemukakan pertama kali oleh Einstein dan dikenl
dengan dengan Hukum Kesetaraan massa energy Einstein
kesimpulan :
Energi kinetic sebuah partikel yang bergerak relativistic ( mendekati kecepatan cahaya ) sama
dengan selisih antara antara en ergi total dengan energy diamnya.

Ek = E – Eo

Contoh Soal
Dua orang saudara kembar A dan B berusia 40 tahun. A melakukan perjalanan le suatu
bintang dengan kecepatan v = 0,8 c. Ketika kembali ke bumi, B berusia 70 tahun. Berapa usia si
A?
Jawab :Maka, usia A adalah 40 + 18 = 58 tahun. Berarti ia lebih muda 12 tahun.

Latihan Soal
1. Seorang penjelajah angkasa bergerak relatif terhadap bumi 0,6 kali kelajuan cahaya, yang
diukur dari kerangka acuan bumi. Dalam satu tahun yang diukur dari kerangka acuan bumi,
penjelajah angkasa itu akan ...
(A) Bertambah tua lebih dari satu tahun
(B) Bertambah tua kurang dari satu tahun
(C) Bertambah tua tepat satu tahun
(D) Tidak menua sama sekali
(E) Menjadi lebih muda

2. Prinsip ketidakpastian Heisenberg menyatakan bahwa ...


(A) Kita dapat mengukur posisi elektron hanya jika kita tahu momentum elektron itu
(B) Kita dapat mengukur momentum elektron hanya jika kita tahu posisi elektron itu
(C) Hanya satu elektron yang ada di tingkat energi terendah pada atom
(D) Cahaya dapat berperilaku seperti gelombang atau sebuah foton
(E) Ada batasan akurasi pengukurang untuk partikel partikel subatomic

50
d’Master Learning Center

3. Pengamat di Bumi berhasil mendeteksi sebuah pesawat UFO yang bergerak dengan kelajuan
0,9c selama 3 tahan. Berapa jauhkah jarak yang ditempuh pesawat (dalam tahun cahaya)
menurut pengamat di Bumi?

4. Usaha dan Energi

A. USAHA
Besar usaha oleh gaya konstan didefinisikan sebagai hasil besar komponen gaya pada arah
perpindahan dengan besarnya perpindahan yang dihasilkan.
Apabila usaha tersebut dirumuskan secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

W =Fs . S

Jika gaya yang bekerja membentuk sudut α dengan arah perpindahan, perhatikan gambar
dibawah ini.

Gambar 1 : Sebuah benda yang bermassa m ditarik dengan gaya F


membentuk sudut α dengan horisontal.

Komponen y, gaya yang searah dengan perpindahan :

F y = F cos α
Sesuai dengan rumus (1.1), Fs merupakan komponen gaya pada arah perpindahan, maka pada
rumus (1.1) Fs digantikan dengan F cos α dan dapat dituliskan sebagai:

W=Fy.s
W = F cos α s
W = F s cos α
B. ENERGI
Apabila permukaan bumi sebagai bidang potensial nol dan ketinggian tidak melebihi 1000
km (percepatan gravitasi tidak terlalu berbeda, dianggap konstan), perumusan energi potensial,
secara matematis dapat ditulis

Ep = m ∙ g ∙ h Keterangan :
Ep = energi potensial (joule)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian dari muka bumi (m)

51
d’Master Learning Center

1. Energi Kinetik
Sebuah benda yang bermassa m dan bergerak dengan laju v, mempunyai energi kinetik
sebesar Ek dengan kata lain , energi kinetik suatu benda adalah energi yang dipunyai benda yang
bergerak. Berarti setiap benda yang bergerak, mempunyai energi kinetik Ek , secara matematis,
energi kinetik dapat ditulis sebagai:

1
Ek = 2 m v2 Dimana:
m = massa benda (kg )
v = laju benda (m/s)
Ek = energi kinetik (joule )

Contoh Soal
Sebuah benda bermassa 4 kg mula-mula diam kemudian bergerak lurus dengan percepatan 3
m/s². Hitunglah usaha yang diubah menjadi energi kinetik setelah 3 detik!
Jawab

Latihan Soal
1. Sebuah gaya F = (3i + 4j) bekerja pada benda, hingga benda mengalami perpindahan S = (5i +
5j) meter. Besarnya usaha yang dilakukan gaya adalah .... joule.
(A) 35 (B) 24 (C) 22 (D) 20 (E) 17
2. Benda bermassa 5 kg bergerak dengan kecepatan 2 m/s, setelah bergerak 10 sekon
kecepatannya menjadi 8 m/s. Maka usaha yang diberikan pada balok adalah .... joule.
(A) 200 (B) 150 (C) 120 (D) 100 (E) 80
3. Sebuah mobil bermassa 4.000 kg melaju dengan kecepatan 72 km/jam. Kemudian direm
dengan gaya tetap hingga berhenti setelah menempuh jarak 5 meter. Besarnya gaya rem
yang bekerja pada mobil adalah .... N.
(A) 2,0 x 105 (B) 1,8 x 105 (C) 1,6 x 105 (D) 1,2 x 105 (E) 1,0 x 105

5. Momentum Dan Impuls

A. MOMENTUM

52
d’Master Learning Center

Momentum suatu benda yang bergerak adalah hasil perkalian antara massa benda dan
kecepatannya. Oleh karena itu, setiap benda yang bergerak memiliki momentum. Secara
matematis, momentum linear ditulis sebagai berikut:

p = m . v dimana :
p : momentum (besaran vektor)
m : massa (besaran skalar) dan v kecepatan (besaran vektor).

Arah dari momentum selalu searah dengan arah kecepatannya.

B. IMPULS
Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dan lamanya gaya tersebut bekerja. Secara
matematis dapat ditulis:

I = F . ∆t

Besar gaya disini konstan. Bila besar gaya tidak konstan maka penulisannya akan berbeda
(akan dipelajari nanti). Oleh karena itu dapat menggambarkan kurva yang menyatakan
hubungan antara F dengan t. Bila pada benda bekerja gaya konstan F dari selang waktu t1 ke
t2 maka kurva antara F dan t adalah impuls sama dengan perubahan momentum.

Sebuah benda bermassa m mula-mula bergerak dengan kecepatan v1 dan kemudian pada
benda bekerja gaya sebesar F searah kecepatan awal selama ∆t, dan kecepatan benda menjadi v2
.

C. HUBUNGAN MOMENTUM DAN IMPILS


Untuk menjabarkan hubungan antara Impuls dengan perubahan momentum, akan kita
ambil arah gerak mula-mula sebagai arah positif dengan menggunakan Hukum Newton II.

F = m a = m (v2 – v1 ) ∆t
F ∆t = m v2 - m v1

Ruas kiri merupakan impuls gaya dan ruas kanan menunjukkan perubahan momentum.
Impuls gaya pada suatu benda sama dengan perubahan momentum benda tersebut. Secara
matematis dituliskan sebagai:

F ∆t = m v2 - m v1
I = p2 - p1
I = ∆p

D. TUMBUKAN DAN HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM


Pada sebuah tumbukan selalu melibatkan paling sedikit dua buah benda. Misal bola biliar A
dan B. Sesaat sebelum tumbukan bola A, bergerak mendatar ke kanan dengan momentum
mAvA , dan bola B bergerak kekiri dengan momentum mBvB.

53
d’Master Learning Center

Pernyataan ini yang dikenal sebagai Hukum Kekekalan Momentum Linier. Secara matematis
untuk dua benda yang bertumbukan dapat dituliskan

PA + PB = P'A + P'B

atau

mAvA + mBvB = mAv'A + mBv'B

D. JENIS-JENIS TUMBUKAN
Jika ada dua benda yang bertumbukan dan tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-
benda, maka berlaku hukum kekekalan momentum. Akan tetapi energi kinetik totalnya
biasanya berubah. Hal ini akibat adanya perubahan energi kinetik menjadi bentuk kalor dan
atau bunyi pada saat tumbukan. Jenis tumbukan ini disebut tumbukan tidak lenting sebagian.
Bila setelah tumbukan kedua benda bergabung, disebut tumbukan tidak lenting sempurna. Ada
juga tumbukan dengan energi kinetik total tetap. Tumbukan jenis ini disebut tumbukan lenting
(sempurna). Jadi secara garis besar jenis- jenis tumbukan dapat diklasifikasikan ke dalam:
1. Tumbukan lenting (sempurna)
2. Tumbukan tidak lenting sebagian
3. Tumbukan tidak lenting sempurna
Contoh Soal
Di dalam permainan bola kasti, terdapat bola bermassa 0,5 Kg mula - mula bergerak dengan
kecepatan 2 m/s. kemudian bola tersebut di pukul dengan gaya F yang berlawanan dengan arah
gerak bola sehingga kecepatan bola berubah menjadi 6 m/s. Jika bola yang bersentuhan dengan
pemukul selama 0,01 detik, berapa perubahan momentum nya ?
Jawab :

Latihan Soal
1. Sebuah bola baseball bermassa 140 gr bergerak dengan kecepatan V = 5 m/s ke kiri. Setelah
dipukul, kecepatan bola berubah menjadi V = 10 m/s ke kanan. (untuk besaran vektor,
anggap positif jika ke kanan) Berapa momentum bola sebelum dipukul?
(A) -0,6 kg m/s (B) -0,7 kg m/s (C) -0,8 kg m/s (D) -0,9 kg m/s (E) -1,0 kg m/s

2. Manakah yang salah dari pernyataan berikut ini?

54
d’Master Learning Center

(A) Energi kinetik pada tumbukan lenting sempurna adalah kekal


(B) Energi kinetik pada tumbukan tidak lenting sempurna adalah kekal
(C) Momentum pada tumbukan lenting sempurna adalah kekal
(D) Momentum pada tumbukan tidak lenting sempurna adalah kekal
(E) Nilai koefisien restitusi paling rendah nol dan paling tinggi satu

3. Gerak dua benda sebelum bertumbukan terlihat pada gambar

m1 = 2 kg, m2 = 4 kg, V1 = 5 m/s, V2 = -3 m/s Jika terjadi tumbukan lenting sempurna,


berapa energi kinetik sistem setelah bertumbukan?
(A) 7,5 joule (B) 12,5 joule (C) 27,5 joule (D) 38 joule (E) 43 joule

7. Bunyi

Bunyi merupakan suatu rangsangan yang di-rasakan alat pendengaran. Sedangkan


Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang terjadi karena adanya rapatan dan
renggangan medium baik gas, cair, maupun padat . Contohnya ketika kita menjatuhkan benda
yang ringan, misalnya sesobek kertas di atas lantai.

A. CEPAT RAMBAT GELOMBANG BUNYI


Bunyi merambat dengan kecepatan berbeda, bergantung pada medium yang dilaluinya.
Secara umum, gelombang bunyi dalam suatu medium menjalar dengan laju:

v= √((modulus kekenyalan medium)/(kerapatan medium))

1. Cepat Rambat Gelombang Bunyi pada Gas

Adapun pada medium gas misalnya udara, laju bunyi dirumuskan:


Keterangan:
v = laju gelombang bunyi (m/s)
γ = konstanta laplace
R = tetapan gas ideal (8,314 J/ mol. K)
T = suhu mutlak gas (K)
M = massa molar gas (untuk udara bernilai 29×103 kg/mol)
2. Cepat Rambat Gelombang Bunyi pada Fluida
Laju gelombang bunyi dalam fluida dirumuskan dengan:
Keterangan:
v = laju gelombang bunyi (m/s)
B = modulus Bulk (Pa)
ρ = massa jenis fluida (kg/ m3)

55
d’Master Learning Center

3. Cepat Rambat Gelombang Bunyi pada Zat Padat


Pada medium zat padat, misalnya besi, laju bunyi dirumuskan sebagi berikut:

B. EFEK DOPPLER
Efek Doppler adalah peristiwa berubahnya frekuensi bunyi yang diterima oleh pendengar
karena adanya perubahan jarak (gerak relatif) antara sumber bunyi dan pendengar. Frekuensi
bunyi yang diterima pendengar lebih besar dari pada frekuensi sumbernya jika jarak antara
sumber dan pendengar semakin dekat. Sebaliknya, frekuensi bunyi yang diterima pendengar
lebih kecil dari pada frekuensi sumbernya jika jarak antara sumber dan pendengar semakin
jauh.
Secara matematis, frekuensi yang diterima pendengar memenuhi persamaan:

Dari persamaan tadi, Vp dan Vs dapat bernilai positif atau negatif dengan ketentuan sebagai
berikut:
I. Jika sumber bunyi atau pendengar tidak bergerak (diam) nilai dan selalu sama dengan nol.
II. Nilai positif jika pengamat mendekati sumber. Sebaliknya, bernilai negatif jika pengamat
menjauhi sumber.
III. Nilai positif jika sumber menjauhi pengamat. Sebaliknya, bernilai negatif jika sumber
mendekati pengamat.
C. FENOMENA DAWAI DAN PIPA ORGANA
1. Dawai
Seutas dawai atau senar yang kedua ujungnya terikat jika digetarkan akan membentuk gelombang
stasioner. Pola gelombang stasioner ketika terjadi nada dasar (harmonik pertama), nada atas
pertama ( harmonik kedua), dan nada atas kedua (harmonik ketiga) adalah seperti yang
ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

Frekuensi nada yang dihasilkan bergantung pada pola gelombang yang terbentuk pada dawai.
Berdasarkan gambar diatas, panjang gelombang nada dasar, nada dasar pertama, dan nada dasar
kedua berturut- turut 2L, L, dan 2/3L. Secara umum, ketiga panjang gelombang tersebut dapat
dinyatakan dengan persamaan:

56
d’Master Learning Center

λn= 2L/(n+1)

Dengan demikian, frekuensi nada yang dihasilkan dawai memenuhi persamaan:

Kecepatan rambat gelombang pada tali (dawai) memenuhi persamaan:


Menurut Mersenne, frekuensi dawai yang bergetar bergantung pada beberapa faktor, yaitu:
a. Panjang dawai, semakin pendek dawai semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan.
b. Tegangan dawai, semakin tegang dawai, semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan.
c. Massa jenis bahan dawai, semakin besar massa jenis bahan dawai, semakin rendah
frekuensi yang dihasilkan.
d. Penampang dawai, semakin besar luas penampang dawai, semakin rendah frekuensi yang
dihasilkan.

2. Pipa organa
Resonansi adalah bergetarnya suatu benda akibat benda lain yang bergetar. Contoh lain
peristiwa resonansi adalah pada pipa organa. Ada dua jenis pipa organa, yaitu pipa organa
terbuka dan pipa organa tertutup.
1) Pipa organa terbukApabila pipa organa ditiup maka udara- udara dalam pipa akan bergetar
sehingga menghasilkan bunyi. Gelombang yang terjadi merupakan gelombang longitudinal.
Pola gelombang stasioner yang terjadi pada nada dasar, nada atas pertama, dan nada atas kedua
adalah seperti pada gambar dibawah ini. (Prinsip)

Pola nada berikutnya merupakan penambahan setengah gelombang dari pola sebelumnya
dengan panjang pipa tetap. Dari gambar diatas, panjang gelombang nada dasar, nada atas
pertama, dan nada atas kedua berturut- turut 2 L, L , dan 2/3 L. Sama dengan pada adawai, ketiga
panjang gelombang ini dapat dinyatakan dengan persamaan:

λn= 2L /(n+1)

2) Pipa organa tertutup

57
d’Master Learning Center

Pola gelombang pada pipa organa tertutup adalah :

Dari gambar diatas. Panjang gelombang nada dasar, nada atas pertama dan nada atas kedua
berturut- turut 4L, 4/3 L, dan 4/5 L. Secara umum diperoleh :

λn= 4L/(2n+1)

D. INTENSITAS DAN TARAF INTENSITAS


1. Intensitas bunyi
Intensitas bunyi adalah daya rata- rata per satuan luas yang datang tegak lurus arah
rambatan.

keterangan:
I = intensitas bunyi (W/ m2)
P = daya sumber bunyi
A = luas (m2)

Jika sumber bunyi memancarkan bunyi secara isotropik (menyebar ke segala arah sama rata),
luas yang dimaksud sama dengan luas permukaan bola, yaitu:

2. Taraf intesitas bunyi


Taraf intensitas bunyi adalah perbandingan logaritmik antara intensitas bunyi dengan
intensitas ambang pendengaran.

Keterangan:
TI = taraf intensitas (dB)
I = intensitas (watt/m2)
Io = intensitas ambang pendengar (10-12 watt/m2)

Contoh Soal:
Dawai sepanjang 20 cm memiliki massa 20 gr. Jika ujung- ujung dawai diikat sehingga memiliki
tegangan 30 N, maka tentukan: Panjang gelombang pada nada atas keduanya.

58
d’Master Learning Center

Penyelesaian:
l = 60 cm = 0,6 m
m = 20 gr = 2 x 10-2 kg
F = 30 N
n = 2,
λ2=⋯?
λ2= 2L/(n+1)= (2 .0,6 m)/(2+1)= (1,2 m)/3 = 0,4 m

Latihan Soal
1. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 20 m/s menjauhi seorang pengamat yang diam.
Jika klakson mobil memancarkan gelombang berfrekuensi 600 Hz, berapakah frekuensi yang
akan didengar oleh pengamat? (Gunakan untuk kelajuan suara, v = 340 m/s)
(A) (34/36)(600 Hz) (B) (34/32)(600 Hz) (C) (36/34)(600 Hz)
(D) (32/34)(600 Hz) (E) (32/36)(600 Hz)

2. Seorang pendengar A berada di antara suatu sumber bunyi S yang menghasilkan bunyi
berfrekuensi f dan tembok pemantul bunyi T. Jika orang bergerak mendekati tembok maka ia
akan mendengar bunyi yang langsung dari sumber bunyi dengan frekuensi f1 dan bunyi dari
pantulan tembok f2. Pernyataan yang tidak benar adalah….
(A) f1 < f
(B) f = f2
(C) f2 < f1 (
D) A mendengar layangan dengan frekuensi f2 - f1
(E) A mendengar layangan dengan frekuensi f - f1. A

3. Sebuah pipa organ yang ditutup pada salah satu ujungnya, memiliki panjang 17 cm. Jika
kelajuan suara melalui udara adalah 340 m/s, berapakah frekuensi dasar dari pipa?
(A) 250 Hz (B) 500 Hz (C) 1.000 Hz (D) 1.500 Hz (E) 2.000 Hz

4. Sebuah gelombang gempa terasa di Malang dengan intensitas 6 x 105 W/m2. Sumber gempa
berasal dari suatu tempat yang berjarak 300 km dari Malang. Jika jarak antara Malang dan
Surabaya 100 km dan ketiga tempat itu membentuk segitiga siku-siku dengan sudut siku-
siku di Malang, maka identitas gempa yang terasa di Surabaya adalah ....
(A) 2 x 105 W/m2 (B) 3 x 105 W/m2 (C) 4,5 x 105 W/m2
(D) 5,4 x 105 W/m2 (E) 7,5 x 105 W/m2

8. Dualisme Gelombang Partikel


A. GEJALA FOTO LISTRIK
Yang dimaksud dengan gejala foto listrik adalah emisi (pancaran) elektron dari logam sebagai
akibat penyinaran gelombang elektromagnetik (cahaya) pada logam tersebut.
Cahaya biasa mampu melepaskan elektron dari logam-logam alkali.
Hasil-hasil percobaan yang seksama menunjukkan bahwa :
 Makin besar intensitas cahaya, semakin banyak elektron-elektron yang diemisikan.

59
d’Master Learning Center

 Kecepatan elektron-elektron yang diemisikan hanya bergantung kepada frekwensi


cahaya, makin besar frekwensi cahaya makin besar pula kecepatan elektron yang
diemisikan.
 Pada frekwensi cahaya yang tertentu (frekwensi batas) emisi elektron dari logam
tertentu sama.
Peristiwa-peristiwa di atas tidak dapat diungkap dengan teori cahaya Huygens.

Pada tahun 1901, Planck mengetengahkan hipotesa bahwa cahaya (gelombang


elektromagnetik) harus dianggap sebagai paket-paket energi yang disebut foton. Besar paket
energi tiap foton dirumuskan sebagai :

keterangan:
E = Energi tiap foton dalam Joule.
f = Frekwensi cahaya.
h = Tetapan Planck yang besarnya ( 6,625 .10 –34 J.det)

Cahaya yang intensitasnya besar memiliki foton dalam jumlah yang sangat banyak. Tiap-tiap
foton hanya melepaskan satu elektron. Kiranya mudah dipahami bahwa semakin besar
intensitas cahaya semakin banyak pula elektron-elektron yang diemisikan.

Tiap foton yang datang pada logam, sebagian energinya digunakan untuk melepaskan
elektron dan sebagian menjadi energi kinetik elektron. Jika energi yang diperlukan untuk
melepaskan elektron sebesar a dan energi yang menjadi energi kinetik sebesar Ek maka dapat
ditulis persamaan :

Dari persamaan nampak jelas, makin besar frekwensi cahaya, makin besar kecepatan yang
diperoleh elektron.

Bila frekuensi cahaya sedemikian sehingga


h.f = a
maka foton itu hanya mampu melepaskan elektron tanpa memberi energi kinetik pada
elektron. Penyinaran dengan cahaya yang frekuensi lebih kecil tidak akan menunjukkan gejala
foto listrik.
B. SIFAT KEMBAR CAHAYA
Gejala-gejala interferensi dan difraksi memperlihatkan sifat gelombang yang dimiliki cahaya,
dilain pihak cahaya memperlihatkan sifat sebagai paket-paket energi (foton).
Timbul suatu gagasan apakah foton itu dapat diartikan sebagai partikel-partikel.
Untuk menjawab pertanyaan ini A.H. Compton mempelajari tumbukan-tumbukan antara
foton dengan elektron.

60
d’Master Learning Center

Kesimpulan yang diperolehnya menunjukkan bahwa foton dapat berlaku sebagai partikel
dengan momentum.

Tidak ada keraguan lagi bahwa cahaya memiliki sifat kembar, sebagai gelombang dan sebagai
partikel.

C. HIPOTESA DE BROGLIE
Jika cahaya yang memiliki sifat gelombang, memiliki sifat partikel, maka wajarlah bila
partikel-partikel seperti elektron memiliki sifat gelombang, demikian hipotesa yang dikerjakan
oleh de Broglie (tahun 1892).

Panjang gelombang cahaya dengan frekuensi dan kecepatannya mempunyai hubungan


sebagai berikut :

Menurut Compton
Hubungan ini berlaku pula bagi partikel, demikian usul de Broglie. Menurut de Broglie, jika
ada partikel yang momentumnya p, maka partikel itu dapat bersifat sebagai gelombang dengan
panjang gelombang :

D. PERCOBAAN DAVISSON DAN GERMER


Jika partikel berlaku sebagai gelombang, harus dapat ditunjukkan bahwa partikel dapat
menimbulkan pola-pola difraksi seperti halnya pola-pola difraksi pada gelombang.

Pada tahun 1927 Davisson dan Germer memilih elektron sebagai partikel untuk menguji
hipotesa de Broglie. Elektron-elektron diperoleh dari filamen yang dipijarkan, kemudian
elektron-elektron itu dipercepat dalam medan listrik yang tegangannya 54 Volt. Setelah
dipercepat elektron-elektron memiliki energi kinetik.
Ek = 54 eV = 54 . 1,6 .10 –19 Joule
dimana:
Momentum elektron
p = mv = 4 .10 –24 kg m/det
Menurut de Broglie, panjang gelombang elektron

Contoh Soal

61
d’Master Learning Center

Permukaan benda pada suhu 37oC meradiasikan gelombang elektromagnetik . Bila nilai konstanta
Wien = 2,898 x 10 −3 m.K, maka panjang gelombang maksimum radiasi permukaaan adalah....
A. 8,898 x 10−6 m
B. 9,348 x 10−6 m
C. 9,752 x 10−6 m
D. 10,222 x 10−6 m
E. 1,212 x 10−6 m

Latihan Soal
1. Pada sebuah eksperimen efek fotolistrik, cahaya dengan sebuah frekuensi tertentu
disinarkan pada sebuah permukaan logam dan hasilnya adalah elektron dipancarkan oleh
permukaan logam. Mana yang mengakibatkan produksi elektron yang lebih banyak untuk
tiap detik?
(A) Menambah frekuensi cahaya
(B) Mengurangi frekuensi cahaya
(C) Meningkatkan intensitas (tingkat terang) cahaya
(D) Mengurangi intensitas (tingkat terang) cahaya
(E) Meningkatkan panjang gelombang cahaya

2. Prinsip ketidakpastian Heisenberg menyatakan bahwa ...


(A) Kita dapat mengukur posisi elektron hanya jika kita tahu momentum elektron itu
(B) Kita dapat mengukur momentum elektron hanya jika kita tahu posisi elektron itu
(C) Hanya satu elektron yang ada di tingkat energi terendah pada atom
(D) Cahaya dapat berperilaku seperti gelombang atau sebuah foton
(E) Ada batasan akurasi pengukurang untuk partikel partikel subatomic
3. Sebuah atom akan memancarkan foton apabila salah satu elektronnya :
(A) Meninggalkan atom
(B) Bertumbukan dengan elektron lain
(C) Bertukar tingkat energi dengan elektron yang lain
(D) Mengalami transisi ke tingkat energi yang lebih rendah
(E) Mengalami transisi ke tingkat energi yang lebih tinggi

9. Fluida Dinamis

Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk memudahkan
dalam mempelajari, fluida disini dianggap mempunyai kecepatan yang konstan terhadap waktu,
tidak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak
mengalami putaran-putaran). Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal yang berkaitan
dengan fluida dinamis ini.

Komponen-komponen dalam fluida dinamis

62
d’Master Learning Center

1. Debit (Q)
Debit aliran adalah jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu. Debit aliran
dapat dicari dengan persamaan berikut :

Keterangan :
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2)
V = laju aliran fluida (m/s)
t = selang waktu (s)

2. Persamaan Kontinuitas
Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di sembarang titik. Atau
jika ditinjau 2 tempat, maka: Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau :
a. Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang dialami
oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik per satuan
volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang
suatu garis arus. Hukum Bernoulli ditemukan oleh Daniel Bernoulli, seorang matematikawan Swiss
yang menemukannya pada 1700-an. Bernoulli menggunakan dasar matematika untuk merumuskan
hukumnya.Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi :

Keterangan :
P = tekanan air (Pa)
v = kecepatan air (m/s)
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian air

b. Penerapan Hukum Bernoulli


1. Teorema Toricelli (laju effluk)
Laju air yang menyembur dfari lubang sama dengan air yang jatuh bebas dari ketinggianh. Laju air
yang menyembur dari lubang dinamakan laju effluk. Fenomena ini dinamakan dengan teorema
Toricelli.
Keterangan :
A = luas kebocoran lubang (m/s)
h = ketinggian (m)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

2. Venturimeter

63
d’Master Learning Center

Venturimeter adalah sebuah alat yang bernama pipa venturi. Pipa venturi merupakan sebuah pipa
yang memiliki penampang bagian tengahnya lebih sempit dan diletakkan mendatar dengan
dilengkapi dengan pipa pengendali untuk mengetahui permukaan air yang ada sehingga besarnya
tekanan dapat diperhitungkan. Ada dua venturimeter yang akan kita pelajari, yaitu venturimeter
tanpa manometer dan venturimeter menggunakan manometer yang berisi zat cair lain.

3. Tabung pitot
Alat ukur yang dapat kita gunakan untuk mengukur kelajuan gas adalah tabung pitot. Perhatikan
gambar berikut.
Gas (misalnya udara) mengalir melalui lubanglubang di titik
a. Lubang-lubang ini sejajar dengan arah aliran dan dibuat cukup
jauh di belakang sehingga kelajuan dan tekanan gas di luar
lubang-lubang tersebut mempunyai nilai seperti halnya dengan
aliran bebas. Jadi, va = v (kelajuan gas) dan tekanan pada kaki kiri
manometer tabung pilot sama dengan tekanan aliran gas (Pa).
Lubang dari kaki kanan manometer tegak lurus terhadap
aliran sehingga kelajuan gas berkurang sampai ke nol di titik b
(vb = 0). Pada titik ini gas berada dalam keadaan diam. Tekanan
pada kaki kanan manometer sama dengan tekanan di titik b (pb). Beda ketinggian titik a dan b dapat
diabaikan (ha = hb), sehingga perbedaan tekanan yang terjadi menurut persamaan Bernoulli adalah

sebagai berikut :
Oleh karena itu, kecepatan aliran gas vA = v dapat dirumuskan sebagai berikut.

4. Penyemprot
Pada alat penyemprot alat nyamuk dan parfum, saat batang penghisap ditekan, udara akan
mengalir dengan kecepatan tinggi dfan melewati dimulut pipa. Akibatnya ,tekanan diujung mulut
pipa menjadi kecil. Perbedaan tekanan ini mengaklibatkan cairan didalam tangki naik dan
dihamburkan dengan halus oleh aliran udara dari tabung pengisap.

5. Pesawat Terbang
Gaya angkat pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa terbang karena
memanfaatkan hukum bernoulli yang membuat laju aliran udara tepat di bawah sayap, karena laju
aliran di atas lebih besar maka mengakibatkan tekanan di atas pesawat lebih kecil daripada tekanan
pesawat di bawah.
Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan sisi bagian
atas yang lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Perhatikan gambar dibawah. Garis arus
pada sisi bagian atas lebih rapat daripada sisi bagian bawahnya.

64
d’Master Learning Center

Artinya, kelajuan aliran udara pada sisi bagian atas pesawat v2 lebih besar daripada sisi bagian
bawah sayap v1. Sesuai dengan asas Bornoulli, tekanan pada sisi bagian atas p2 lebih kecil daripada
sisi bagian bawah p1 karena kelajuan udaranya lebih besar. Dengan A sebagai luas penampang
pesawat, maka besarnya gaya angkat dapat kita ketahui melalui persamaan berikut.
Keterangan :
ρ = massa jenis udara (kg/m3)
v1= kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s)
v2= kecepatan aliran udara pada bagian bawah pesawat (m/s)
F= Gaya angkat pesawat (N)

Pesawat terbang dapat terangkat ke atas jika gaya angkat lebih besar daripada berat pesawat. Jadi,
suatu pesawat dapat terbang atau tidak tergantung dari berat pesawat, kelajuan pesawat, dan ukuran
sayapnya. Makin besar kecepatan pesawat, makin besar kecepatan udara. Hal ini berarti gaya angkat
sayap pesawat makin besar. Demikian pula, makin besar ukuran sayap makin besar pula gaya
angkatnya. Supaya pesawat dapat terangkat, gaya angkat harus lebih besar daripada berat pesawat (F1
– F2) > m g. Jika pesawat telah berada pada ketinggian tertentu dan pilot ingin mempertahankan
ketinggiannya (melayang di udara), maka kelajuan pesawat harus diatur sedemikian rupa sehingga
gaya angkat sama dengan berat pesawat
(F1 – F2) = m g.

Contoh Soal
Sebuah selang karet menyemprotkan air vertikal ke atas sejauh 4,05 meter. Bila luas ujung selang
adalah 0,8 cm2, maka volume air yang keluar dari selang selama 1 menit adalah … liter
jawaban
Diketahui:
h = 4,05 m
A = 0,8cm2 = 8.10-5m2
t = 1menit = 60 sekon
ditanya: V = ….?
Jawab
Ep = m.g.h = ½ mv2
v = √2.g.h = √2.10.4,05 = 9 m/s
Q = A.v = 8.10-3.9 = 7,2.10-4 m3/s
V = Q.t = 7,2.10-4.60 = 432.10-4m3 = 43,2 L

Latihan Soal
1. Jantung memompa darah ke aorta yang memiliki jejari dalam 1,0 cm. Aorta kemudian
mensuplai 32 arteri utama. Jika laju aliran darah pada aorta 28 cm/s maka laju rata-rata

65
d’Master Learning Center

aliran darah pada setiap arteri adalah .... m/s (Anggap darah sebagai fluida ideal dan jejari
setiap arteri adalah 0,21 cm)
(A) 0,2 (B) 0,4 (C) 0,5 (D) 0,7 (E) 0,9
2. Sebuah bak diisi air setinggi 20 m. Di sisi bak dibuat satu buah lubang kecil yang berjarak 2
m dari dasar bak. Jarak horizontal yang dicapai air (x) adalah ....
(A) 6 m (B) 6,32 m (C) 12 m (D) 12,64 m (E) 37,94 m
3. Suatu pesawat terbang, terbang mendatar dengan kecepatan konstan. Jika terdapat beda
tekanan sebesar 500 Pascal antara permukaan bawah dan atas sayap pesawat yang luas
permukaannya masing-masing 100 m2 maka berat pesawat adalah .... kilo Newton.
(A) 100 (B) 90 (C) 80 (D) 70 (E) 50
4. Udara mengalir horizontal melalui sayap sehingga kecepatan di bagian atas pesawat 40m/s
dan di bagian bawahnya 30 m/s. Jika massa pesawat 300 kg dan luas penampang sayap 5m2,
maka besar gaya resultan pada pesawat adalah .... ( udara = 1,29kg/m3, g = 10 m/s)
(A) 625 N (B) 743 N (C) 760 N (D) 825 N (E) 900 N

10. Gelombang

Berdasarkan Mediumnya Gelombang dibagi dua, yaitu :


a. Gelombang Mekanik
Gelombang mekanik adalah gelombang yang dalam proses perambatannya memerlukan medium
(zat perantara) . Artinya jika tidak ada medium, maka gelombang tidak akan terjadi. Contohnya
adalah Gelombang Bunyi yang zat perantaranya udara, jadi jika tidak ada udara bunyi tidak akan
terdengar.
b. Gelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dalam proses perambatannya tidak
memerlukan medium (zat perantara). Artinya gelombang ini bisa merambat dalam keadaan
bagaimanapun tanpa memerlukan medium. Contohnya adalah gelombang cahaya yang terus ada
dan tidak memerlukan zat perantara.
Berdasarkan Arah Getar dan Arah Rambatnya, Gelombang dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Gelombang Transversal
Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah
rambatannya. Bentuk Getarannya berupa lembah dan bukit (dapat dilihat pada gambar di bawah).

Berdasarkan gambar di atas dapat saya jelaskan bahwa :


Arah rambat gelombang di atas adalah ke kiri dan ke kanan, sedangkan arah getarnya adalah ke
atas dan ke bawah. Jadi itulah yang dimaksud arah rambat tegak lurus dengan arah getarnya.
Contoh gelombang transversal :
– getaran sinar gitas yang dipetik

66
d’Master Learning Center

– getaran tali yang digoyang-goyangkan pada salah satu ujungnya

b. Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan arah getarannya.
Bentuk getarannya berupa rapatan dan renggangan (Dapat dilihat pada gambar di bawah).

Berdasarkan gambar kita ketahui bahwa :


Arah rambat gelombangnya ke kiri dan ke kanan, dan arah getarnya ke kiri dan ke kanan pula.
Oleh karena itu gelombang ini adalah gelombang longitudinal yang arah getar dan arah rambatnya
sejajar. Contoh gelombang ini adalah Gelombang bunyi, di udara yang dirambati gelombang ini akan
terjadi rapatan dan renggangan pada molekul-molekulnya, dan saat ada rambatan molekul-molekul
ini juga bergetar. Akan tetapi getaranya hanya sebatas gerak maju mundur dan tetap di titik
keseimbang, sehingga tidak membentuk bukit dan lembah.

Panjang Dan Cepat Rambat Gelombang


1. Panjang Gelombang
Panjang satu gelombang sama dengan jarak yang ditempuh dalam waktu satu periode.
1) Panjang gelombang dari gelombang transversal
Perhatikan ilustrasi berikut!

Pada gelombang transversal, satu gelombang terdiri atas 3 simpul dan 2 perut. Jarak antara dua
simpul atau dua perut yang berurutan disebut setengah panjang gelombang atau ½ λ (lambda),

2) Panjang gelombang dari gelombang longitudinal


Perhatikan ilustrasi berikut !

Pada gelombang longitudinal, satu gelombang (1l) terdiri dari 1 rapatan dan 1 reggangan.

67
d’Master Learning Center

2. Cepat Rambat Gelombang


Jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam satu sekon disebut cepat rambat gelombang. Cepat
rambat gelombang dilambangkan dengan v dan satuannya m/s atau m s-1. Hubungan antara v, f, λ,
dan T adalah sebagai berikut :

Keterangan:
λ= panjang gelombang , satuannya meter ( m )
v = kecepatan rambatan gelombang, satuannya meter / sekon ( ms–1 )
T = periode gelombang , satuannya detik atau sekon ( s )
f = frekuensi gelombang, satuannya 1/detik atau 1/sekon ( s-1 )
Contoh Soal
Sebuah gelombang merambat dengan kecepatan 340 m/s. Jika frekuensi gelombang adalah 50 Hz,
tentukan panjang gelombangnya!
Pembahasan:
Dik: ν = 340 m/s f = 50 Hz
Dit: λ = .....?

λ=ν/f
λ = 340 / 50
λ = 6,8 meter
Latihan Soal
1. Seorang wanita yang sedang berada di pantai dan mengamati gelombang pada ombak laut
melihat terdapat 4 gelombang dalam waktu 2 detik, dengan masing-masing gelombang
memiliki panjang gelombang 0,5 m. Kelajuan dari gelombang tersebut adalah….
(A) 0,25 m/s (B) 0,5 m/s (C) 1,0 m/s (D) 2,0 m/s (E) 4,0 m/s
2. Gelombang transversal pada tali horizontal dengan panjang gelombang 8 m merambat
dengan kelajuan 2 m/s. Pada t = 0, suatu titik yang memiliki perpindahan vertikal sejauh +A,
dimana A adalah amplituda gelombang. Pada waktu kapankah perpindahan vertikal titik
tersebut sejauh -A?
(A) t = 1/8 s (B) t = 1/4 s (C) t = 1/2 s (D) t = 2 s (E) t = 4 s
3. Kelelawar memancarkan sinyal 40 kHz dengan panjang gelombang 8,75 mm ke arah pohon
dan menerima pantulan suara 0,4 detik kemudian. Seberapa jauh kelelawar dari pohon?
(A) 35 m (B) 70 m (C) 105 m (D) 140 m (E) 175 m

11. Gerak Lurus

68
d’Master Learning Center

Gerak adalah perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan. Titik acuan sendiri didefinisikan
sebagai titik awal atau titik tempat pengamat.
Gerak bersifat relatif artinya gerak suatu benda sangat bergantung pada titik acuannya. Benda yang
bergerak dapat dikatakan tidak bergerak, sebgai contoh meja yang ada dibumi pasti dikatakan tidak
bergerak oleh manusia yang ada dibumi. Tetapi bila matahari yang melihat maka meja tersebut
bergerak bersama bumi mengelilingi matahari.
Contoh lain gerak relatif adalah B menggedong A dan C diam melihat B berjalan menjauhi C.
Menurut C maka A dan B bergerak karena ada perubahan posisi keduanya terhadap C. Sedangkan
menurut B adalah A tidak bergerak karena tidak ada perubahan posisi A terhadap B. Disinilah letak
kerelatifan gerak. Benda A yang dikatakan bergerak oleh C ternyata dikatakan tidak bergerak oleh B.
Lain lagi menurut A dan B maka C telah melakukan gerak semu.
Gerak semu adalah benda yang diam tetapi seolah-olah bergerak karena gerakan pengamat.
Contoh yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika kita naik mobil yang
berjalan maka pohon yang ada dipinggir jalan kelihatan bergerak. Ini berarti pohon telah melakukan
gerak semu. Gerakan semu pohon ini disebabkan karena kita yang melihat sambil bergerak.
Pembagian Gerak
Bedasarkan lintasannya gerak dibagi menjadi 3
1. Gerak lurus yaitu gerak yang lintasannya berbentuk lurus
2. Gerak parabola yaitu gerak yang lintasannya berbentuk parabola
3. Gerak melingkar yaitu gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran
Sedangkan berdasarkan percepatannya gerak dibagi menjadi 2
1. Gerak beraturan adalah gerak yang percepatannya sama dengan nol (a = 0) atau gerak yang
kecepatannya konstan.
2. Gerak berubah beraturan adalah gerak yang percepatannya konstan (a = konstan) atau gerak
yang kecepatannya berubah secara teratur
Pada kesempatan ini hanya akan kita bahas tentang gerak lurus saja. Gerak lurus sendiri dibagi
menjadi 2 :
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
adalah gerak gerak benda yang lintasannya lurus dan kecepatannya konstan (tetap). Contoh
gerak GLB adalah mobil yang bergerak pada jalan lurus dan berkecepatan tetap.
Persamaan yang digunakan pada GLB adalah sebagai berikut :
s = v.t
Keterangan :
s adalah jarak atau perpindahan (m)
v adalah kelajuan atau kecepatan (m/s)
t adalah waktu yang dibutuhkan (s)

Sebelum lebih lanjut membahas tentang gerak terlebih dahulu kita bahas tentang perbedaan
perpindahan dan jarak tempuh.
 Perpindahan adalah besarnya jarak yang diukur dari titik awal menuju titik akhir sedangkan Jarak
tempuh adalah Panjang lintasan yang ditempuh benda selama bergerak.

Sebuah benda bergerak dari A menuju B kemudian dia kembali ke C. Pada peristiwa di atas
Pepindahannya adalah AB – BC = 200 m – 90 m = 110 m. Sedangkan jarak yang ditempuh adalah AB +
BC = 200 m + 90 m = 290 m. Apabila perpindahan dan jarak itu berbeda maka antara kecepatan dan
kelajuan juga berbeda.

69
d’Master Learning Center

 Kecepatan didefinisikan sebagai besarnya perpindahan tiap satuan waktu dan Kelajuan
didefinisikan sebagai besarnya jarak yang ditempuh tiap satuan waktu. Perumusan yang digunakan
pada kecepatan dan kelajuan adalah sama.

Karena dalam hal ini yang kita bahas adalah gerak lurus maka besarnya perpindahan dan jarak
yang ditempuh adalah sama. Berdasarkan pada alasan ini maka untuk sementara supaya mudah dalam
membahas, kecepatan dan kelajuan dianggap sama.

Pada pembahasan GLB ada juga yang disebut dengan kecepatan rata-rata. Kecepatan rata-rata
didefinisikan besarnya perpindahan yang ditempuh dibagi dengan jumlah waktu yang diperlukan
selama benda bergerak.
Kecepatan rata-rata = Jumlah jarak atau perpindahan / jumlah waktu
Karena dalam kehidupan sehari-hari tidak memungkinkan adanya gerak lurus beraturan maka
diambillah kecepatan rata-rata untuk menentukan kecepatan pada gerak lurus beraturan.

2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


Adalah gerak lintasannya lurus dengan percepatan tetap dan kecepatan yang berubah secara
teratur. Contoh GLBB adalah gerak buah jatuh dari pohonnya, gerak benda dilempar ke atas.
GLBB dibagi menjadi 2 macam :
a. GLBB dipercepat
Adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makin cepat, contoh GLBB dipercepat
adalah gerak buah jatuh dari pohonnya. Grafik hubungan antara v terhadap t pada GLBB dipercepat
adalah Sedangkan Grafik hubungan antara s terhadap t pada GLBB dipercepat
b. GLBB diperlambat
Adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makin kecil (lambat). Contoh GLBB diperlambat
adalah gerak benda dilempar keatas.
 Grafik hubungan antara v terhadap t pada GLBB diperlambat
 Grafik hubungan antara s terhadap t pada GLBB diperlambat

Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan persamaan diatas adalah saat GLBB dipercepat
tanda yang digunakan adalah + . Untuk GLBB diperlambat tanda yang digunakan adalah -.
Catatan penting disini adalah nilai percepatan (a) yang dimasukkan pada GLBB diperlambat
bernilai positif karena dirumusnya sudah menggunakan tanda negatif.

Latihan Soal
1. Martin berangkat ke Bandung pukul 07.00 WIB dan harus tiba pukul 10.00 WIB. Bila jarak
Bandung-Jakarta adalah 240 km, maka laju rata-rata mobil yang dikendaraai Martin supaya
tidak terlambat adalah ….
(A) 30 km/jam (B) 60 km/jam (C) 80 km/jam
(D) 100 km/jam (E) 120 km/jam
2. Sandy dan agus bersiap-siap untuk berlari dari posisi start yang sama. Sandy berlari lebih
dahulu dengan kecepatan 7,2 km/jam. dua menit kemudian, Agus berlari dengan kecepatan
18 km/jam. Sandi akan tersusul oleh agus setelah keduanya menempuh jarak ….
(A) 200 m (B) 400 m (C) 800 m (D) 1600 m (E) 3200 m

70
d’Master Learning Center

3. Seseorang mengendarai mobil dengan kecepatan 90 km/jam, tiba-tiba melihat seorang


anak kecil di tengah jalan pada jarak 200 m di depannya, jika mobil di rem dengan
perlambatan maksimum sebesar 1,25 m/s2, maka terjadi peristiwa ….
(A) Mobil tepat akan berhenti di depan anak itu
(B) Mobil langsung berhenti
(C) Mobil berhenti jauh di depan anak itu
(D) Mobil berhenti sewaktu menabrak anak itu
(E) Mobil berhenti setelah menabrak anak itu
4. Pada waktu yang bersamaan dua buah bola dilempar ke atas, masing-masing dengan
kecepatan v1 = 10 m/s dan v2 = 20 m/s. Jarak antara kedua bola pada saat bola 1 mencapai
titik tertinggi adalah ….
(A) 30 m (B) 25 m (C) 20 m (D) 15 m (E) 10 m

12. Gerak harmonis sederhana

Simpangan Gerak Harmonik Sederhana


Simpangan gerak harmonik dapat diperoleh dengan
memproyeksikan kedudukan benda yang bergerak
melingkar beraturan pada diameter lingkaran.Dari
gambar diatas diketahui bahwa proyeksi kedudukan
benda (y) pada diameter lingkaran menghasilkan
fungsi sinus. Oleh karena itu, simpangan gerak
harmonik sederhana dirumuskan sebagai berikut.
y = A sin θ = A sin ωt
A adalah amplitudo, yaitu simpangan terjauh yang mampu dicapai benda.
θ adalah besarnya sudutfase yang dilalui benda.
Benda menempuh satu kali getaran (satu fase) apabila sudut yang ditempuh sebesar 2π radian (360°).
Apabila benda telah menempuh sudutfase sebesar 0O pada saat t = 0, rumus simpangan benda
menjadi:
y = A sin (ωt + θ0 )
oleh karena ω = 2π f t , persamaan simpanagan dapat ditulis sebagai berikut:
y = A sin (ωt + θ0 )
= A sin (2π f t + θ0 )
Kecepatan Gerak Harmonik Sederhana
Kecepatan merupakan turunan pertama dari fungsi posisi. Kecepatan gerak harmonik dapat diketahui
dengan menurunkan fungsi simpangan terhadap waktu. Secara matematis, kecepatan gerak harmonik
dirumuskan sebagai berikut.

Kecepatan maksimum vm terjadi ketika nilai cos (ωt + θ0 ) = 1.

71
d’Master Learning Center

Dengan demikian, kecepatan maksimumnya dirumuskan:


vm = Aω
Dari kecepatan maksimum tersebut, rumus kecepatan dapat ditulis menjadi:
V = vmcos (ωt + θ0 )
Hubungan antara kecepatan, amplitudo, dan simpangan pada gerak harmonik sederhana sebagai
berikut.

Percepatan Gerak Harmonik Sederhana


Percepatan sesaat merupakan turunan dari fungsi kecepatan. Dengan demikian, percepatan gerak
harmonik sederhana dirumuskan sebagai berikut.

Oleh karena A sin (ωt + θ0 ) merupakan fungsi y, persamaan percepatan gerak harmonik dapat ditulis
sebagai berikut.
ay = -ω2y
Tanda negatif menunjukkan bahwa arah percepatan selalu berlawanan dengan arah simpangan.
Percepatan maksimum gerak harmonik sederhana terjadi ketika nilai sin (ωt + θ0) = 1. Dengan
demikian, percepatan maksimum gerak harmonik sederhana dirumuskan:
a = -ω2
Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase Gerak Harmonik Sederhana
Simpangan benda pada gerak harmonik sederhana dirumuskan sebagai berikut.
y = A sin (ωt + θ0)
Besar sudut dalam fungsi sinus disebut sudut fase (θ). Sudut fase dalam gerak harmonik dirumuskan
sebagai berikut.

Fase (ϕ) dalam gerak harmoni dirumuskan berikut.

Beda fase (∆ϕ) dirumuskan:

Dua buah benda yang melakukan gerak harmonik akan sefase jika beda fase keduanya sama dengan
nol dan memiliki fase yang berlawanan jika beda fase keduanya sama dengan setengah.

72
d’Master Learning Center

Periode dan Frekuensi Gerak Harmonik Sederhana


Periode (T) adalah waktu yang diperlukan suatu benda untuk melakukan satu getaran lengkap.
Frekuensi (f) adalah banyak getaran yang dilakukan tiap satuan waktu. Satuan periode dalam SI adalah
sekon (s), sedangkan satuan frekuensi dalam SI adalah hertz (Hz) atau s-1. Dari kedua pengertian
tersebut, hubungan antara periode dan frekuensi sebagai berikut.

a. Periode dan Frekuensi Pegas


Gaya pemulih pegas :
Fp = – kx
Berdasarkan hukum II newton, F = ma , sehingga :

Dari persamaan percepatan gerak harmonik sederhana diperoleh bahwa a = ω2y. Oleh karena pegas
bergerak sepanjang sumbu X, percepatan pegas adalah a = -ω2x. Dari kedua persamaan di atas
diperoleh persamaan sebagai berikut.
Jadi, periode dan frekuensi pegas:

b. Periode dan Frekuensi Ayunan Sederhana


Besarnya gaya pemulih pada ayunan sederhana:
Fp = -mg sin θ
Berdasarkan hukum II newton, F = ma sehingga:

Percepatan gerak harmonic sederhana bernilai a = ω2y. persamaan tersebut menjadi

73
d’Master Learning Center

Periode dan frekuensi ayunan sederhana sebagai berikut.


Energi Gerak Harmonik
Benda yang bergerak harmonik memiliki energi potensial dan energi kinetik. Jumlah kedua energi ini
disebut energi mekanik.
a. Energi Potensial Gerak Harmonik
Energi potensial dapat dirumuskan atas dasar perubahan gaya yang bekerja pada gerak harmonik.

Energi potensial berbanding lurus dengan simpangannya (F = ky). Energi potensial gerak harmonik
dirumuskan sebagai berikut.
Apabila diuraikan, energy potensial menjadi
Energy potensial maksimum ketika nilai sin2 ωt=1, ketika benda berada pada simpangan maksimum,
kecepatan benda = 0.

b. Energi Kinetik Gerak Harmonik


Energi kinetik gerak harmonik dirumuskan sebagai berikut.

Energy kinetic maksimum dicapai benda pada titik seimbangnya. Energy kinetic minimum dicapai
benda pada simpangan maksimum (titik balik). Energy kinetic maksimum dirumuskan sebagai
berikut.

c. Energi Mekanik
Energi mekanik yang terjadi pada benda yang bergetar harmonik tidak bergantung waktu dan tempat
sehingga energi mekanik yang terjadi pada benda- di mana pun adalah sama.

74
d’Master Learning Center

Superposisi Dua Gerak Harmonik


Sebuah benda memiliki kemampuan untuk melakukan dua getaran sekaligus. Dua getaran yang
dilakukan sebuah benda dapat segaris atau membentuk sudut. Apabila dua getaran dialami oleh
sebuah benda, simpangan benda atau titik itu merupakan jumlah dari setiap simpangan. Perpaduan
dua getaran tersebut dirumuskan sebagai berikut.

Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Gerak Harmonik, Pengertian, Rumus Dan
Bentuk Gerak Harmonik Sederhana. Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa
dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.

13. Gravitasi
.
A. Pengertian Hukum Gravitasi
Hukum ini diperkenalkan oleh seorang ahli fisika dan matematikawan asal Inggris bernama Isaac
Newton (1642-1727). Pada sejarahnya, Newton menemukan hukum ini ketika dia memperhatikan
peristiwa apel jatuh. Ketika itu dia berpikir ada suatu gaya belum diketahui yang menyebabkan benda
yang awalnya diam menjadi bergerak. Newton juga menyadari bahwa gaya itu juga yang menyebabkan
bulan selalu berada didekat bumi dan tetap dalam lintasan orbit yang mengelilingi bumi. Newton
menyebut gaya tersebut sebagai gaya ‘gravitasi’ dan menetapkan bahwa gaya ini pasti ada diantara
semua benda.

Pada sejarahnya, sebenarnya hukum gravitasi sudah pernah dipikirkan oleh orang-orang pada
zaman Yunani kuno dulu. Persoalan yang menjadi dasar pemikiran mereka tentang fenomena
gravitasi yaitu, pertama, mengapa benda-benda selalu jatuh ke permukaan tanah dan yang kedua
tentang pergerakan planet-planet. Ini juga merupakan pemikiran dasar Newton tentang gravitasi.
Namun, yang membedakan antar keduanya adalah orang-orang Yunani pada waktu itu menganggap
antara peristiwa benda yang jatuh dengan pergerakan planet merupakan dua hal yang berbeda.
Sedangkan Newton memandang kedua peristiwa tersebut disebabkan oleh satu hal saja dan diikat
oleh hukum yang sama yakni gaya gravitasi.

Gaya gravitasi adalah gaya tarik menarik antar dua benda yang memiliki massa. Gravitasi matahari
menyebabkan benda-benda disekitar matahari beredar mengelilinginya. Begitu juga dengan gravitasi
bumi yang menarik benda disekitarnya baik itu didalam atau diluar angkasa (bulan, meteor, satelit
dan sebagainya) asalkan benda tersebut memiliki massa.

Hukum gravitasi universal menyatakan bahwa setiap massa benda menarik massa benda lainnya
dengan gaya yang menghubungkan kedua benda. Besar gaya ini yaitu berbanding lurus dengan
perkalian kedua massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua massa benda
tersebut.

Jika dua buah benda bermassa m1 dan m2 dipisahkan oleh jarak R, maka besar gaya gravitasi antar
kedua benda adalah :

75
d’Master Learning Center

Keterangan :
F = gaya tarik gravitasi (N)
G = konstanta gravitasi umum (6,673 x 10–11 Nm2/kg2)
m1, m2 = massa masing-masing benda (kg)
R2 = jarak antara kedua benda (m)

Dua Benda Yang Mengalami Gravitasi

Pada gambar diatas, F12 merupakan gaya gravitasi yang dikerjakan m1 pada m2 sedangkan F21
merupakan gaya yang dikerjakan m2 pada m1. F12 bekerja pada m2 menuju m1, begitu juga sebaliknya
F21 bekerja pada m1 dan menarik m1 menuju m2. F12 dan F21 mempunyai besar yang sama dengan
arah yang saling berlawanan sehingga disebut dengan pasangan aksi reaksi. Pada gambar juga terdapat
unsur r, dimana r merupakan jarak antara pusat m1 dan pusat m2.

Pada gambar sudah terdeskripsikan bagaimana hubungan antara gaya, massa dan jarak. Namun,
ada yang kurang bila dilihat berdasarkan rumusnya yaitu nilai konstanta gravitasi umum. Nilai
konstanta gravitasi umum (G) ditentukan dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Henry Cavendish
pada tahun 1798 dengan menggunakan peralatan neraca Cavendish.
Neraca Cavendish

Seperti yang terlihat pada gambar diatas neraca Cavendish mempunyai dua bola kecil yang
bermassa masing-masing m1 yang diletakkan di ujung batang kecil yang digantungkan dengan seutas
tali. Selain bola kecil ada dua bola besar dengan massa m2. Pada bagian atas serat penggantung
diletakkan sebuah cermin kecil untuk memantulkan berkas cahaya yang akan diamati puntiran
seratnya. Dengan keberadaan gaya gravitasi antara kedua bola maka serat akan terpuntir. Puntiran ini
menggeser berkas cahaya pada skala pengukur. Setelah gaya antara dua massa dan massa masing-
masing bola terukur, maka akan didapatkan konstanta gravitasi umum seperti yang ditemukan
Cavendish yaitu sebesar 6,673 x 10–11 Nm2/kg2.

B. Aplikasi Hukum Gravitasi


Menghitung Massa Bumi
Massa bumi dapat dihitung dengan menggunakan nilai konstanta gravitasi umum (G). Berdasarkan
rumus dari percepatan gravitasi bumi, setelah diketahuinya besar jari-jari bumi yaitu R = 6,37 × 106 m
(bumi dianggap bulat sempurna) maka kita dapat menghitung massa bumi, dengan cara sebagai
berikut :

76
d’Master Learning Center

1. Menghitung Massa Matahari


Diketahui rata-rata jari-jari lintasan orbit bumi yaitu sebesar rB=1,5 x 1011m dan periode revolusi
bumi selama 1 tahun = 3 x 107 s. Berdasarkan itu, kita dapat mencari massa matahari dengan cara
sebagai berikut :

2. Menghitung Kecepatan Satelit


Satelit merupakan benda luar angkasa yang mengitari benda lainnya yang memiliki massa yang
lebih besar dari massa satelit tersebut, seperti bulan yang merupakan satelitnya bumi. Menghitung
kecepatan satelit dapat digunakan dalam dua cara yaitu dengan hukum gravitasi dan gaya sentrifugal.
Berdasar hukum kedua Newton kita dapat menghitung kecepatan satelit yaitu dengan memanfaatkan
nilai massa Bumi (M) dan jari-jari bumi (R). Rumus dan caranya yaitu sebagai berikut :

77
d’Master Learning Center

3. Menghitung Jarak Satelit yang Mengorbit Bumi


Dengan rumus gaya sentripetal dan rumus gaya gravitasi kita dapat mencari nilai dari jarak satelit
yang mengorbit bumi, yaitu sebagai berikut :

14. Induksi Magnetik

Induksi Elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya arus listrik akibat adanya perubahan fluks
magnetic. Fluks magnetic adalah banyaknya garis gaya magnet yang menembus suatu bidang.
Seorang ilmuwan dari Jerman yang bernama Michael Faraday memiliki gagasan bahwa medan magnet
dapat menghasilkan arus listrik. Pada tahun 1821 Michael Faraday membuktikan bahwa perubahan
medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Galvanometer merupakan alat yang dapat digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya arus listrik yang mengalir. Gaya gerak listrik yang timbul akibat
adanya perubahan jumlah garis-garis gaya magnet disebut GGL induksi, sedangkan arus yang
mengalir dinamakan arus induksi dan peristiwanya disebut induksi elektromagnetik.
Faktor yang mempengaruhi besar GGL induksi yaitu : (1) Kecepatan perubahan medan magnet,
Semakin cepat perubahan medan magnet, maka GGL induksi yang timbul semakin besar. (2)
Banyaknya lilitan, Semakin banyak lilitannya, maka GGL induksi yang timbul juga semakin besar. (3)
Kekuatan magnet, Semakin kuat gejala kemagnetannya, maka GGL induksi yang timbul juga semakin
besar.

78
d’Master Learning Center

Penerapan Induksi Elektromagnetik


Induksi elektromagnetik digunakan pada pembangkit energi listrik. Pembangkit energi listrik yang
menerapkan induksi elektromagnetik adalah generator dan dinamo.
1. Generator
Generator dibedakan menjadi dua, yaitu generator arus searah (DC), dan generator arus bolak-
balik (AC). Genarator AC sering disebut alternator. Ciri generator AC menggunakan cincin ganda,
sedangkan ciri generator DC menggunakan cincin belah (komutator). Bagian generator yang berputar
disebut rotor, sedangkan bagian generator yang tidak berputar disebut stator.
2. Dinamo
Dinamo dibedakan menjadi dua yaitu, dinamo arus searah (DC) dan dinamo arus bolak-balik (AC).
Prinsip kerja dinamo sama dengan generator yaitu memutar kumparan di dalam medan magnet atau
memutar magnet di dalam kumparan. Bagian dinamo yang berputar disebut rotor. Bagian dinamo
yang tidak bergerak disebut stator.
Perbedaan antara dinamo DC dengan dinamo AC terletak pada cincin yang digunakan. Pada dinamo
arus searah menggunakan satu cincin yang dibelah menjadi dua yang disebut cincin belah
(komutator). Cincin ini memungkinkan arus listrik yang dihasilkan pada rangkaian luar dinamo
berupa arus searah walaupun di dalam dinamo sendiri menghasilkan arus bolak-balik. Adapun, pada
dynamo arus bolak-balik menggunakan cincin ganda (dua cincin).

Rumus Induksi Elektromagnetik


1. FluksMagnet
Fluks magnet diartikan sebagai perkalian antara medan magnet B (baca: medan magnet)
dengan luas bidang A yang letakknya tegak lurus dengan induksi magnetnya. Secara matematis
rumus fluks adalah
Φ = BA

Faktanya, induksi magnet B tidak selalu tegak lurus pada bidang, bisa membentuk sudut tertentu.
Misalkan ada sebuah induksi medan magnet yang membentuk sudut teta dengan garis normal maka
besarnya fluks magnet yang dihasilkan adalah
Φ = BA cos θ
Φ= Fluks magnet
B = induksi magnet
A = luas bidang
θ = sudut antara arah induksi magnet B dengan arah garis normal bidang
2. Hukum Faraday
Hasil percobaan yang dilakukan faraday menghasilkan sebuah hukum yang berbunyi :

79
d’Master Learning Center

 Bila jumlah fluks magnet yang memasuki suatu kumparan berubah, maka pada ujung-ujung
kumparan timbul gaya gerak listrik induksi (ggl induksi)
 Besarnya gaya gerak listrik induksi bergantung pada laju perubahan fluks dan banyaknya
lilitan.
Secara matematis ggl yang dihasilkan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
ε = -N (ΔΦ/Δt)
(tanda negatif menunjukkan arah induksi)
dengan
ε = ggl induksi (volt)
N = jumlah lilitan
ΔΦ/Δt = laju perubahan fluks magnet
dari rumus di atas, untuk menimbulkan perubahan fluks magnet agar menghasilkan ggl induksi dapat
dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
 memperbesar perubahan induksi magnet B
 memperkecil luas bindang A yang ditembus oleh medan magnet.
 memperkecil sudut
3. Hukum Lenz
Hukum Lenz berbunyi “arus induksi akan muncul di dalam arah yang sedemikian rupa
sehingga arah induksi menentang perubahan yang dihasilkan. Dengan kata lain, arah arus induksi
yang terjadi dalam suatu penghantar menimbulkan medan magnet yang menentang penyebab
perubahan medan magnet tersebut”. Perhatikan gambar di bawah ini

Berdasarkan gambar di atas,


 arah v merupakan arah dari penyebab perubahan
 arah gaya lorentz FL akan selalu berlawanan dengan arah v
 dengan menggunakan aturan tangan kanan, maka diperoleh arah I dari P ke Q
Rumus Hukum Lenz
ε = B. l v
GGL Induksi Diri (Hukum Henry)
Apabila arus yang mengalir pada suatu penghantar berubah setiap waktu maka pada
penghantar tersebut kan terjai ggl induksi diri dan oleh Josep Henry dirumuskan sebagai:
ε = -L (dI/dt)
dengan:
ε = ggl induksi diri (volt)
L = induktansi diri
dI/dt = besarnya perubahan arus tiap satuan waktu (A/s)

80
d’Master Learning Center

Induksi diri (L) adalah ggl yang terjadi dalam suatu penghantar dan terterjadi perubahan kuat arus 1
A setiap detiknya. Besarnya induksi diri pada sebuah penghantar dirumuskan:
L = NΦ/I
dengan:
L = induktansi diri
N = jumlah lilitan kumparan
Φ = fluks magnet (Wb)
I = kuat arus

15. Listrik Dinamis

Listrik dinamis adalah aliran partikel bermuatan dalam bentuk arus listrik yang dapat
menghasilkan energi listrik. Listrik dapat mengalir dari titik berpotensial lebih tinggi ke
titik berpotensial lebih rendah apabila kedua titik tersebut terhubung dalam suatu rangkaian
tertutup.
Pada analisis rangkaian listrik dinamis hal yang perlu diperhatikan adalah komponen-komponen
rangkaian seperti sumber listrik dan tahanan, susunan rangkaian, dan hukum-hukum yang berlaku
pada rangkaian tersebut.
Hambatan Listrik
Hambatan atau resistor (R) adalah komponen yang berfungsi untuk mengatur besarnya arus listrik
yang mengalir melalui rangkaian. Besaran resistor disebut dengan resistansi yang memiliki satuan
Ohm (Ω). Ohm diambil dari nama fisikawan Jerman yaitu Georg Simon Ohm yang menemukan
hubungan langsung antara beda potensial dengan arus listrik yang dihasilkan. Alat ukur yang
digunakan untuk mengukur resistansi adalah ohmmeter.
Setiap bahan memiliki nilai resistansi yang berbeda-beda. Berdasar sifat resistivitas bahan, suatu
bahan dibagi menjadi tiga, yaitu konduktor, isolator, semikonduktor. Konduktor memiliki hambatan
yang kecil, sehingga dapat menghantarkan listrik dengan baik. Contohnya material-material logam
seperti besi, tembaga, alumunium, dan perak.
Isolator memiliki hambatan yang besar, sehingga tidak dapat menghantarkan listrik. Contohnya
kayu dan plastik. Sedangkan semikonduktor adalah material yang dapat bersifat sebagai konduktor,
juga isolator. Contohnya karbon, silikon, dan germanium. Pengaturan sifat semikonduktor dilakukan
dengan penambahan material lain dan pemberian tegangan listrik.
Dari sifat-sifat bahan tersebut, yang sering digunakan sebagai hambatan penghantar adalah
konduktor. Nilai hambatan bahan konduktor sebanding dengan panjang kawat (l), dan berbanding
terbalik dengan luas penampang kawat (A). Secara matematis, dapat dirumuskan sebagai berikut:

dimana adalah hambatan jenis, L adalah panjang penghantar, dan A adalah penampang
penghantar.
Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah hukum yang menyatakan bahwa perbedaan tegangan pada penghantar akan
sebanding dengan arus yang melewatinya. Konstata yang menghubungkan proporsionalitas tegangan-
arus disebut dengan tahanan. Secara matematis, hukum Ohm dinyatakan sebagai berikut:

81
d’Master Learning Center

dimana V adalah beda potensial (Volt), I adalah arus listrik (Ampere), dan R adalah besar tahanan
(Ohm). Untuk mempermudah mengingat rumus ini, hubungan ketiga variabel tersebut dapat
digambarkan dengan sebuah segitiga.

Hukum Sirkuit Kirchoff


Hukum Sirkuit Kirchoff adalah hukum yang menyatakan fenomena arus dan tegangan dalam
rangkaian listrik. Hukum Sirkuit Kirchoff 1 berkaitan dengan aliran arus ke titik rangkaian, dan
Hukum Sirkuit Kirchoff 2 berkaitan dengan perbedaan tegangan.
Hukum Sirkuit Kirchoff 1.
Bunyi dari Hukum Sirkuit Kirchoff 1 adalah “Pada setiap titik percabangan dalam sirkuit listrik, jumlah
dari arus yang masuk kedalam titik itu sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut. atau
Jumlah total arus pada sebuah titik adalah nol”. Secara matematis hukum Kirchoff 1 dinyatakan
dengan persamaan berikut:

atau

Nilai arus yang keluar diberikan tanda negatif, sedangkan nilai arus masuk diberikan tanda positif.
Gambar di samping menunjukkan aplikasi Kirchoff 1 pada analisis rangkaian listrik, dimana jumlah
arus masuk i2 dan i3 akan sama dengan jumlah arus keluar i1 dan i4.

Hukum Sirkuit Kirchoff 2


Bunyi dari Hukum Sirkuit Kirchoff 2 adalah “Jumlah terarah (melihat orientasi tanda positif dan
negatif) dari beda potensial listrik (tegangan) di sekitar sirkuit tertutup sama dengan nol, atau secara
lebih sederhana, jumlah dari gaya gerak listrik dalam lingkaran tertutup ekivalen dengan jumlah
turunnya potensial pada lingkaran itu.” Secara matematis Hukum Kirchoff 2 dinyatakan dengan
persamaan berikut:
atau
Analisis Rangkaian Listrik Dinamis
Pada analisis rangkaian listrik dinamis, terdapat beberapa terminologi penting yang harus
diperhatikan.
 Loop
Loop adalah siklus tertutup yang memiliki titik awal dan titik akhir di komponen yang
sama. Pada satu loop hanya ada satu arus listrik yang mengalir, dan nilai beda potensial yang ada di
komponen-komponen listrik loop tersebut bisa berbeda.

82
d’Master Learning Center

 Junction
Junction atau node adalah titik temu antara dua atau lebih komponen listrik. Node menjadi
tempat bertemunya arus-arus listrik yang berbeda besaran dan pada setiap node akan berlaku Hukum
Kirchoff 1.
Analisis rangkaian listrik dimulai mengidentifikasi loop dan junction yang ada pada rangkaian
tersebut. Untuk menganalisis loop dapat digunakan Hukum Kirchoff 2, dan untuk menganalisis
junction atau node digunakan Hukum Kirchoff 1.
Arah loop dapat ditentukan secara bebas, namun umumnya arah loop searah dengan arah arus
dari sumber tegangan paling dominan di rangkaian. Arus bertanda positif jika searah dengan loop
dan bertanda negatif jika berlawanan dengan arah loop. Pada komponen dengan GGL, GGL
bertanda positif jika kutub positifnya lebih dulu dijumpai loop dan sebaliknya GGL negatif jika
kutub negatifnya lebih dulu dijumpai loop.
Contoh analisis rangkaian listrik dapat dilakukan dengan gambar dibawah.
Catatan : I3 adalah arus dari titik A ke B

 Loop 1
 Terdapat sumber tegangan 10V (V1) yang memiliki GGL negatif karena kutub negatif
terlebih dahulu ditemui
 Terdapat Arus I1 yang searah dengan Loop, dan arus I3 yang searah dengan Loop
 Terdapat komponen R1 yang dialiri arus I1
 Terdapat komponen R2 yang dialiri arus I3
 Persamaan Kirchoff 2 di Loop 1:
 Loop 2
 Terdapat sumber tegangan 5V (V2) yang memiliki GGL positif karena kutub positif terlebih
dahulu ditemui
 Terdapat Arus I2 yang searah dengan Loop, dan arus I3 yang berlawanan dengan loop
 Terdapat komponen R2 yang dialiri arus I3
 Terdapat komponen R3 yang dialiri arus I2
 Persamaan Kirchoff 2 di Loop 2:
 Node A
 Terdapat arus masuk I1
 Terdapat keluar I2 dan I3
 Persamaan Kirchoff 1 di Node A:

16. Listrik Statis

Listrik statis adalah kumpulan muatan listrik dalam jumlah tertentu yang tetap (statis),
ketidakseimbangan muatan listrik di dalam atau permukaan benda. Muatan listrik akan tetap ada
sampai benda kehilangan dengan cara sebuah arus listrik melepaskan muatan listrik.

83
d’Master Learning Center

Disimpulkan dari hal ini bahwa listrik statis berhubungan dengan gejala kelistrikan yang diam alias
tidak mengalir. Listrik statis tidak bisa mengalir dari satu tempat ke tempat lain atau hanya bisa ada
sekejap pada suatu tempat, berbeda dengan Listrik Dinamis.
Konsep Dasar Listrik Statis
Kejadian seperti kenapa potongan kertas kecil bisa berinteraksi dengan penggaris yang telah
digosok-gosok bisa dijelaskan dengan konsep dasar listrik statis (muatan listrik) ini. Karena berbicara
mengenai listrik tentu tidak akan lepas dari muatan listrik, listrik statis (electrostatic) membahas
muatan listrik yang ada dalam keadaan statis (diam).

Muatan listrik muncul karena adanya perpindahan elektron dari satu benda ke benda lain. Terdapat
2 muatan listrik yaitu muatan positif dan muatan negatif, dikatakan bermuatan positif
apabila proton lebih banyak daripada jumlah elektron, dan begitupun sebaliknya. Sedangkan benda
yang tidak memiliki muatan disebut netral.
Benda yang mempunyai muatan yang sejenis akan saling tolak-menolak ketika didekatkan satu
sama lain, sebaliknya benda yang mempunyai muatan yang berbeda akan saling tarik-menarik.
Interaksi yang terjadi antar muatan listrik bisa dijelaskan dengan Gaya Coulomb,
Medan Listrik
Suatu muatan listrik dikatakan mempunyai medan listrik. Medan listrik adalah daerah di sekitar
benda yang bermuatan listrik yang masih mengalami gaya listrik. Atau bisa disebut medan listrik
adalah suatu daerah dimana gaya listrik masih bekerja. Medan listrik merupakan efek yang timbul oleh
muatan listrik dalam suatu benda.

Arah medan listrik dari sebuah benda bermuatan listrik bisa digambarkan dengan garis-garis gaya
listrik. Sebuah muatan positif mempunyai garis gaya listrik menjauhi (keluar)dari muatan tersebut.
Dan sebuah muatan negatif mempunyai garis gaya listrik mendekati (masuk) muatan negatif.
Rumus Listrik Statis
Berikut ini rumus-rumus listrik statis beserta uraian penjelasan.

84
d’Master Learning Center

85
d’Master Learning Center

BIOLOGI
1. BIOTEKNOLOGI

A. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi adalah penggunaan makhluk hidup dan proses di dalamnya untuk menghasilkan
produk tertentu. Dalam bioteknologi memanfaatkan bakteri, ragi, kapang, alga, sel tumbuhan atau
jaringan. Penerapan bioteknologi memadukan berbagai disiplin ilmu seperti mikrobiologi, biokimia,
genetika, biologi molekuler, kimia, rekayasa proses dan teknik kimia.

B. Macam Bioteknologi
Biteknologi dibedakan menjadi 2 yaitu :
 Bi0teknologi Konvensional
 Bioteknologi Modern

Berikut penjelasan lebih lanjutnya..


1. Bioteknologi konvensional
Merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme secara langsung untuk
memproduksi makanan.
2. Bioteknologi modern
Penggunaan mikroorganisme tidak langsung seperti bioteknologi konvensional, tetapi
menggunakan mikroorganisme yang direkayasa, sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.
Bioteknologi modern memanfaatkan organisme dalam tingkat seluler atau molekuler, misalnya
dalam teknologi reproduksi dan rekayasa genetika.
3. Rekayasa genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk
hidup baru dengan sifat yang sesuai dengan keinginan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan
gen atau rekombinasi DNA. Di bidang pertanian sering mendengar tanaman transgenik adalah
tanaman hasil rekayasa genetika sering disebut juga dengan istilah GMO (Genetically Modified
Organism), misalnya jagung, tomat, kentang, dll.

86
d’Master Learning Center

LATIHAN SOAL
1. Sel-sel hibridoma adalah hasil karya bioteknologi yang bertujuan untuk menghasilkan….
A. Antibodi monklonal C. Hormon
B. Antibodi poliklonal D. Vaksin
2. Rekayasa genetika dapat dilakukan dengan mengganti materi genetik sel mikroba dengan materi
gentika lain tadi dapat mengambil alih metabolisme sel mikroba, materi genetika sel mikroba
diganti tersebut adalah…..
A. rRNA C. tRNA
B. mRNA D. DNA
3. Salah satu enzim yang dapat digunakan dalam rekayasa genetika adalah endonuklease restriksi
yang biasa digunakan untuk memotong….
A. Melekul-molekul basa dalam DNA
B. Basa dengan basa komplemennya
C. Ikatan gula dengan basa
D. Molekul asam nukleat di daerah tertentu
4. Contoh hasil bioteknologi molekuler adalah…..
A. Bayi tabung C. Benih yang diradiasi
B. Domba kloning D. Kapas transgenik
5. Di bawah ini yang merupakan contoh penerapan bioteknologi yang melibatkan rekayasa
genetika adalah…
A. Pembuatan antibodi monoklonal
B. Pembuatan protein sel tunggal
C. Pemuliaan tanaman yang tahan hama
D. Teknik bayi tabung

2. BIOLOGI LINGKUNGAN & PENCEMARAN LINGKUNGAN

A. Pengertian Ekologi
Ekologi berasal dari bahasa Yunani “oikos” yang berarti rumah atau tempat hidup, dan “logos” yang
berarti ilmu. Secara harfiyah, ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau
kelompok organisme terhadap lingkungannya.

B. Ruang Lingkup Ekologi


Ruang lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistem, hingga biosfer.
1. Populasi
Populasi adalah kelompok individu-individu yang memiliki kesamaan genetik,dan berada
bersama-sama dalam tempat dan waktu yang sama.
2. Komunitas
Komunitas adalah kelompok populasi yang berada bersama-sama dalam tempat dan waktu
tertentu. Tingkatannya tergantung pada skala yang ditetapkan.

87
d’Master Learning Center

3. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang
membentuk sistem ekologi atau tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan
lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan
berinteraksi.

LATIHAN SOAL
1. Seorang tokoh ekologi pada gambar yang menggambarkan relung ekologi sebagai kedudukan
fungsional suatu organisme dalam komunitasnya adalah …
A. Charles Darwin D. Lamark
B. Louis Pasteur E. Ernzt Haeckel
C. Charles Elton
2. Pertumbuhan populasi baik populasi manusia maupun hewan hewan besar, penentu utama
dalam pertumbuhan populasi itu adalah …
A. Mortalitas dan potensi biotik
B. Sebaran umum dan natalitas
C. Natalitas dan densitas
D. Densitas dan potensi biotik
E. Natalitas dan mortalitas
3. Hubungan yang terjadi pada hewan beruang yang memangsa ikan salmon pada gambar sebagai
makanannya disebut hubungan ...
A. Memangsa D. Netral
B. Predasi E. Parasitisme
C. Komensalisme
4. Diantara makhluk hidup berikut ini yang termasuk komponen Detritivor adalah ...
A. Bakteri dan jamur D. Cacing tanah dan luing
B. Manusia E. Ikan
C. Tumbuhan hijau

88
d’Master Learning Center

5. Jika rumput teki menghalangi tumbuhnya rumput gajah karena tumbuhan ini menghasilkan zat
yang bersifat toksik. Disebut apakah interaksi tersebut...
A. Anabiosa D. Interaksi antar komponen biotik dan abiotik
B. Alelopati E. Intreaksi antar organisme
C. Interaksi antar komunitas

3. PENCEMARAN LINGKUNGAN

Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan
atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia
atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai dengan
peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan.Syarat-syarat suatu zat
disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup.
Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih
tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila :
1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.
2. Berada pada waktu yang tidak tepat.
3. Berada di tempat yang tidak tepat.

LATIHAN SOAL
1. Keuntungan dari mendaur ulang limbah organik atau anorganik bagi lingkungan, kecuali …
a) Untuk menjaga keseimbangan ekosistem
b) Untuk menghindari kerusakan lingkungan
c) Melestarikan kehidupan ekosistem
d) Menjaga agar ekosistem tetap labil
2. Sebab dari hujan dengan kadar keasaman tinggi adalah …
a. Lapisan ozon menipis
b. Gangguan ekosistem seperti kematian tanaman
c. Pemanasan bumi secara global
d. Peningkatan populasi alga di perairan
3. Berikut ini adalah tindakan untuk mengatasi kerusakan ozon supaya tidak parah, kecuali …
a. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
b. Memakai AC dengan kadar Freon yang rendah
c. Mendaur ulang gas Chloro fluoro Carbon (CFC)
d. Pemakaian AC di industri

89
d’Master Learning Center

4. DDT merupakan bahan kimia yang berbahaya jika dimanfaatkan dalam industri pertanian untuk
pemberantasan hama, sebab DDT mempunyai sifat berikut, kecuali …
a. Mudah larut dalam lemak
b. Bahan kimia yang tidak mudah terurai
d. Tidak dapat masuk ke dalam plankton
5. Bila kadar karbon dioksida di dalam komponen lingkungan menurun drastis maka komponen
biotik yang pertama kali kena dampaknya adalah …
a. Komponen dekomposer
b. Komponen produsen
c. Komponen herbivora
d. Komponen konsumen pertama

4. BIOLOGI SEL & REPRODUKSI SEL

A. Biologi Sel
Sel adalah unit terekcil yang terdapat pada mahluk hidup, kumpulan dari sel membentuk suatu
jaringan.Sel terdiri dari 2 macam yaitu sel prokariotik dan eukariotik.Perbedaannya adalah adanya
membran yang membungkus inti sel, sehingga membentuk kompartemen.

Fungsi organela-organel sebagai berikut :


1. Nukleus/inti sel fungsinya : sebagai pengatur seluruh aktifitas sel, mengandung materi genetik
(DNA)
2. RE (retikulum endoplasma) kasar : untuk sintesis protein
3. RE (retikulum endoplasma) halus : sebagai tempat penyimpanan Ca, untuk sintesis steroid.
Sitosol : cairan tempat organel melayang-layang
4. Mitokondria : penghasil ATP, untuk respirasi oksidatif
5. Ribosom : untuk sintesis protein, prosesprotein
6. Lisosom : mengandung enzim untuk pencernaan intrasel
7. Aparatus golgi :’packaging’ (pengemasan) protein untuk menjadi matang, penambahan suatu
subtansi pada protein, sebagai proses lanjutan protein setelah dari RE
8. Peroksisom : untuk pemecahan hidrogen peroksida
9. Sitoskeleton : jalur berpindahnya organella pada sel, terdiri dari:
10. Mikrotubulus : membentuk pergerakan kromosom, organel, silia, & flagela
11. Microfilament: membantu kontraksi otot, bentuk sel, & pergerakan sitoplasma

90
d’Master Learning Center

Makromolekul Utama Sel dan Subunit Penyusun Sel


1. Protein : tersusun dari sub unit asam amino
Struktur penyusunnya adalah gugus asam carboxyl, gugus amino, & rantai samping (menentukan
sifatnya).Protein merupakan suatu polimer asam amino (L-form) yang dihubungkan oleh ikatan
peptida.Satu protein mengandung 20 asam amino.

2. Asam nukleat (DNA & RNA) : tersusun dari sub unit nukleotid
Asam nukleat merupakan penyimpan informasi biologis yang herediter.Merupakan polimer
nukleotid yang tersusun dari cincin nitrogen, yang dihubungkan dengan ikatan fosfodiester antara
gugus phospat & gugus carboxyl.

3. Polisakarida : tersusun dari sub unit glukosa


Sebagai sumber energi sel yang disimpan dalam bentuk glikogen, jika dipecah akan melepas energi.

4. Lipid : tersusun dari sub unit asam lemak


Merupakan komponen penyusun membran sel. Tersusun atas rantai hidrokarbon yang hidrofobik
& tidak reaktif, serta gugus karboksil.Gugus karboksil bersifat hidrofillik, reaktif dan dapat
berikatan secara kovalen dengan molekul lainnya.Fungsinya adalah sebagai sumber energi yang
cukup tinggi yang disimpan di sitoplasma dalam bentuk triacylglycerol, dan membentuk membran
sel bilayer dalam bentuk fosfolipid yang bersifat ampifatik.

B. Reproduksi Sel
Sel bertambah banyak dengan cara membelah diri. Sel dalam tubuh manusia terus membelah dan
menggantikan sel yang telah lama dan rusak. Sel-sel tubuh tumbuh dan berkembang dengan
pembelahan sel. Sel-sel tubuh (sel somatis) misalnya sel otot, sel saraf, sel kulit, sel darah putih dan
lain-lain membelah diri dengan cara mitosis. Sedangkan sel-sel kelamin (sel gamet) yaitu ovum dan
spermatozoa membelah diri dengan cara meiosis.
A. PEMBELAHAN AMITOSIS ATAU BINER
Pembelahan secara amitosis berlangsung spontan tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel
tetapi melalui pembelahan biner oleh materi hereditas tidak terkemas di dalam inti.
Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada
bakteri, ganggang biru. Pembelahan amitosis terjadi, terutama karena sel bakteri tidak
memiliki membran inti yang membatasi nukleoplasma dengan sitoplasma.Selain itu, DNA yang
terdapat dalam sel relatif kecil dibandingkan dengan DNA sel eukariotik.DNA prokariotik

91
d’Master Learning Center

berbentuk sirkuler sehingga DNA tidak perlu dipaket menjadi kromosom-kromosom sebelum
pembelahan.
B. PEMBELAHAN SEL MITOTIK (secara miosis dan mitosis)
Pembelahan sel secara mitotik terbagi menjadi dua cara, yaitu mitosis dan meiosis berikut
ringkasannya.

1. Pembelahan mitosis
Pembelahan secara mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi melalui tahapan-tahapan
tertentu yang runut dan sesuai.Pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anak. Setiap sel anak
mengandung jumlah kromosom yang sama dengan induknya. Jadi dalam proses ini terjadi
proses copy (penyalinan).

Pembelahan Mitosis terdiri dari 4 fase utama:


a. Interfase
Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti atau replikasi DNA tetapi
belum membelah.
Tahap interfase terjadi selama dua jam, dan dibagi menjadi tiga bagian yaitu ;
 Gap 1, proses pertambahan volume
 Sintesis, proses replikasi DNA dan sintesis protein
 Gap dua, proses pembentukan organel sel anakan
b. Profase
Profase adalah tahap pertama mitosis.Pada tahap profase awal, butiran-butiran kecil tadi
menjadi benang benang halus, pipih, yang memanjang tak menentu atau benang
kromatin.Benang-benang kromatin tersebut membelah menjadi dua rangkap.Terjadi
dehidrasi dan pengendapan asam nukleat.

c. Metafase
Mikrotubul meluas menuju setiap ujung yang berlawanan dan membentuk spindle pole atau
mitotic center.
d. Anafase
Kedua buah kromatid kakak beradik memisahkan diri dan ditarik benang gelendong yang
dibentuk ditiap kutub sel yang berlawanan. Benang-benang tersusun dari suatu berkas halus
yang disebut fibril. Proses ini didahului oleh membelahnya sentromer atau kinetokor
membelah menjadi dua.
e. Telofase

92
d’Master Learning Center

Kromatid tunggal sampai di kutub kembali menjadi benang kromatin, membentuk dinding
inti kembali.Membran inti mulai terbentuk kembali di sekeliling kromosom.Nukleolus
muncul dan kromosom mulai menghilang.Saat telofase selesai dan membran sel baru (atau
dinding sel pada tanaman tingkat tinggi) sedang terbentuk, pembentukan nukleus sudah
hampir selesai.

2. Pembelahan miosis
Pembelahan secara meiosis adalah pembelahan sel yang juga melalui tahapan-tahapan
tertentu. Pembelahan ini terjadi pada proses pembentukan sel gamet (sel kelamin) pada organ
reproduktif.

I. Meosis I
Perbedaan antara mitosis dan meosis terutama tampak pada prosesnya dan hasil akhir yang
didapatkan. Berikut tahap meosis I :

II. Profase I

(1) Leptonema
Kromatin dari sel induk nampak seperti benang-benang panjang yang halus dan melingkar-
lingkar tak menentu serta memadat membentuk kromosom.

(2) Zygonema
Benang-benang kromatin berubah bentuknya dan menjadi batang-batang kromosom.
Masing-masing kromosom mencari pasangannya sendiri yang sama dan sebangun atau yang
serupa atau kromosom homolog. Proses berpasangan ini disebut sinapsis yang dimulai dari
sentromer. Sentrosom membelah menjadi dua sentriol kemudian menuju kutub yang
berlawanan.

(3) Pachynema
Benang-benang kromosom menjadi lebih tebal dan jelas.Tiap benang tampak double dan
strukturnya tetrad/bivalen.Masing-masing kromosom dari sepasang kromosom homolog
terdiri dari dua kromatid.Pada profase mitosis, kromosom-kromosom terpisah dan tidak
saling berhubungan.Dalam profase I moesis, kromosom-kromosom homolog berpasangan
sebagai bivalen, dan inilah yang dijumpai sebagai haploid.Pachynema merupakan tahap
yang sangat penting yaitu pindah silang atau crossing over.

(4) Diplonema

93
d’Master Learning Center

Fase ini ditandai dengan berpisahnya kromatid-kromatid yang semula berpasangan


membentuk bivalen.Berpisahnya kromatid-kromatid paling kuat terjadi pada bagain
sentromer.Akan tetapi bagian-bagian tertentu dari kromososm homolog tetap berdekatan
dan bagian ini disebut kiasma, karena tiap kiasma kromatid yang menjauhkan diri tampak
bersilang.Di tempat persilangan itu kromatid-kromatid tidak serupa putus.Ujung-ujung
kromatid yang putus tadi bersambungan. Proses penukaran segmen-segmen kromatid tidak
serupa dari pasangan kromosom homolog beserta gen-gen yang berangkai dinamakan
pindah silang.

(5) Diakenesis
Kromosom-kromosom terus memendek dan menebal.Letak geminus belum teratur.Tahap
ini diakhiri dengan menghilangnya membran inti, nucleolus dan terbentuknya spindel.

III. Metaphase I
Pada fase ini, membrane nucleus dan nucleolus menghilang.Terbentuk benang-benang
fragmoplas.Geminus dan sentromer dalam sel menempatkan diri pada bidang ekuator.

IV. Anaphase I
Terjadi reduksi kromosom.Kromosom homolog yang mengadakan sinapsis mulai bergerak
untuk berpisah.Tiap kromosom masih tersusun atas dua kromatid yang masih berhubungan
pada daerah sentromer.Tiap setengah geminus tersebut bergerak ke kutub dan berkumpul
pada kutub.

V. Telofase I
Kromosom-kromosom tiba di kutub spindel.Membrane inti dan nucleolus terbentuk lagi.Di
dalam selnya terbentuk dua inti.Masing-masing inti mengandung n kromosom.Sentriol
kembali menjadi sentomer.

VI. Interfase
Fase ini merupakan fase antara atau fase istirahat dari pembelahan meosis awal.Dimana sel
tidak aktif lagi membelah tetapi masih mempersiapkan untuk tahap profase II. Atau untuk
proses meosis II.

VII. Meosis II
Meosis II mrupakan tahap perbanyakan sel anak, dan tahapnya sama seperti pembelahan
mitosis.
VIII. Profase II
Kromatin memadat membentuk kromosom lalu membentuk kromatid.Sentrosomnya
membelah menjadi dua sentriol kemudian menuju kutub yang berlawanan.Inti sel mulai
menghilang.

IX. Metaphase II
Kromatid berjejer di ekuator.Lalu sentriol menjulurkan benang spindel yang berkaitan
dengan tiap kromatid.
94
d’Master Learning Center

X. Anaphase II
Kariokenesis atau pembelahan inti terjadi ketika kromatid dan sentromernya membelah
menjadi kromosom.Kromosom kemudian ditarik benang spindel.

XI. Telofase II
Inti sel mulai terbentuk kembali. Sentriol kembali menjadi sentromer dan terjadi proses
sitokinesis atau pembelahan sel. Hasil dari meosis II menghasilkan empat sel anak dengan
kromosom haploid n.

LATIHAN SOAL

1. Bagian sel yang umumnya dimiliki sel-sel protista, tumbuhan, dan fungi, tetapi tidak dimilki sel-
sel hewan lain adalah ….
a. Dinding sel d. Inti sel
b. Mitokondria e. Ribosom
c. Membran plasma
2. Berikut ini pernyataan yang tepat berkaitan dengan sel adalah …..
a. Plasma sel merupakan organel pengatur seluruh kegiatan sel
b. Dinding sel terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan
c. Sel hewan dan sel tumbuhan mempunyai sentriol
d. Sel hewan dan sel tumbuhan mempunyai plastida
e. Nukleus sel hewan dan sel tumbuhan berbungkus membran

3. Senyawa kimia protoplasma tersusun atas senyawa organik dan senyawa anorganik. Senyawa
organik penyusun protoplasma adalah …..
a. Sakarida, protein, lipid dan enzim
b. Glikolipid, karbohidrat, protein dan zat nukleotida
c. Protein, karbohidrat, lemak dan asam nukleat
d. Monosakarida, fosfolipid, glikoprotein dan basa nitrogen
e. Gliseraldehid, polisakarida, nukleoprotein dan asam nukleat
4. Komponen yang terdapat pada membran plasma adalah …..
a. Glikolipid d. Sterol
b. Glikoprotein e. Fosfolipid
c. Karbohidrat

95
d’Master Learning Center

5. Nukleus mengandung substansi genetik dalam bentuk …..


a. Ribosom d. Nukleoplasma
b. Kromatin e. Nukleolus
c. Selaput inti
6. Yang merupakan tahapan pembelahan dari anafase adalah gambar nomor …

A. 1 D. 4
B. 2 E. 2 dan 3
C. 3

7. Perhatikan proses tahapan pembelahan sel !!


Tahapan di bawah ini merupakan tahapan pembelahan pada proses profase I meiosis dan
berlangsung pada beberapa sub fase, yaitu :
1. Pakiten
2. Diakinesis
3. Diploten
4. Leptoten
5. Zigoten
Manakah urutan yang benar dari proses Profase I meiosis . . .
A. 4-1-5-3-2 D. 4-2-3-1-5
B. 4-5-3-2-1 E. 4-5-1-3-2
C. 4-3-2-1-5
8. Peristiwa yang terjadi pada profase dari meiosis I adalah …
A. Membelahnya sentromer menjadi 2
B. Meleburnya dinding inti
C. Terbentuknya benang-benang kromatin
D. Bergantinya kromatid kea rah kutub
E. Berkumpilnya kromosom di bidang equator
9. Label yang benar dari gambar spermatogenesis di atas adalah …
A. 1 spermatogonium, 4 spermatid
B. 1 spermatid, 3 spermatosit
C. 1 spermatogonium, 3 spermatosit
D. 1 spermatogonium, 4 sperma
E. 1 spermatid, 5 sperma

5. GENETIKA DAN EVOLUSI

1. Genetika
Untuk memahami genetika perlu diketahui beberapa konsep dasar berikut:

96
d’Master Learning Center

Genetika: ilmu yang mempelajari sifat-sifat yang diturunkan dari suatu generasi ke generasi
berikutnya.
DNA (Deoxyribonucleic acid): merupakan material kimia yang membawa informasi genetik.
Gen: suatu untaian atau potongan DNA yang bila ditranskripsi akan menjadi RNA
(Ribonucleic acid) dan yang mengkode satu rantai polipeptida.
Alel: gen-gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian pada kromosom homolog.
Dominan: gen yang dapat mengalahkan gen yang lain dalam pemunculan sifat.
Resesif: gen yang dapat dikalahkan oleh gen yang lain dalam pemunculan sifat.
Intermediet: interaksi antara dua gen yang sealel sehingga menghaslkan sifat antara dari
kedua gen tersebut.
Homozigot: sifat individu yang genotipnya terdiri dari gen-gen yang sama dengan
pasangannya (mis: RR, rr, AA, AABB dll).
Heterozigot: sifat individu yang genotipnya terdiri dari gen-gen yang berbeda dengan
pasangannya (mis: Rr, rR, Aa, AaBb dll).
Monohibrid: persilangan individu yang mempunyai satu sifat beda.
Dihibrid: persilangan individu yang mempunyai dua sifat beda.
Haploid: sel atau individu yang memiliki n kromosom (mis: sel gamet).
Diploid: sel atau individu yang memiliki 2n kromosom (mis: sel somatis).
Kromosom (chromosome): badan nukleoprotein (nucleoprotein body) yang berwarna gelap
dengan pewarnaan dasar, dapat diamati di bawah mikroskop selama pembelahan sel.
Kromosom mengandung gen-gen yang tersusun secara linear. Kromosom berasal dari chroma
berarti bewarna; soma berarti badan
Kromatin: jalinan benang-benang halus dalam plasma inti (chroma: bewarna; tin: benang).
Fenotip: karakter (sifat) yang dapat diamati atau dilahirkan (bentuk, warna, struktur, bunyi,
rasa dll).
Genotip: merupakan determinan (penentu) dari fenotip yang diberi lambang atau simbol
(mis: RR, gen pembawa warna merah; rr, gen pembawa warna putih).
Galur murni (pure line): suatu group individu dengan latar belakang genetik yang sama,
sering juga disebut sebagai strain (galur) atau varitas (varity) atau breed.
Mitosis: pembelahan sel yang menghasilkan sel anak yang mempunyai struktur sama dengan
sel induk( sel induk dan sel anak sama-sama 2n).
Meiosis: pembelahan sel yang menghasilkan sel anak yang mempunyai jumlah kromosom
separuh dari sel induk (kromosom sel induk 2n sedangkan krmosom sel anak n).
Replikasi: proses penggandaan jumlah DNA
Transkripsi: proses penurunan DNA menjadi RNA
Translasi: proses sintesis protein (yang melibatkan mRNA, tRNA, ribosom, asam amino dsb)
Rekayasa genetik: memanipulasi konstitusi (susunan) genetik untuk mendapatkan
kombinasi sifat keturunan yang diingnkan (mis: melalui DNA rekombinan).
DNA rekombinan: pemasukan gen spesifik ke dalam sel organisme melalui vektornya, atau
memasukkan (mencangkokan) gen spesifik ke dalam vektornya, lalu ditransformasikan ke
dalam sel inang.
Kloning: merupakan suatu proses yang menghasilkan klon. Klon adalah satu atau
sekelompok organisme atau sel atau gen yang diturunkan dari satu induk/tetua tanpa melalui
proses seksual. Klon mempunyai sifat (characteristic) yang sama secara genetik dengan
individu asalnya atau belahannya.
97
d’Master Learning Center

MENDEL
(Bapak Genetika)

HUKUM MENDEL I
Pada pembentukan gamet, gen-gen yang merupakan pasangan (gen-gen yang sealel)
akan disegregasikan (dipisahkan) ke dalam dua sel anak

HUKUM MENDEL II
Bila dua individu berbeda satu dengan yang lainnya dalam dua pasang sifat atau
lebih, maka diturunkan sifat yang sepasang tidak tergantung dari pasangan sifat yang
lain

Latihan Soal
1. Organisme bergenotipe Aa dihasilkan dari induk betina yang bergenotipe aa dan induk
jantan yang bergenotipe ...
A. aa
B. Aa
C. Aa atau aa
D. AA atau Aa
E. AA atau Aa atau aa
2. Asam nukleat yang terdapat pada virus adalah ...
A. rRNA
B. tRNA
C. DNA dan RNA
D. DNA atau RNA
E. RNA dan protein
3. Jika DNA sense AGA-CCG, maka untaian RNAd yang terbentuk adalah
A. AGA-CCG
B. TGT-CCG
C. UGU-CCG
D. UCU-GGC
E. ACA-GGC
4. Ikatan antara dua untaai DNA yang memiliki lebih banyak jumlah G-C adalah lebih kuat
dibandingkan dengan ikatan antara dua untai DNA yang lebih banyak jumlah A-T.
SEBAB

98
d’Master Learning Center

Pasangan G-C memiliki tiga ikatan hidrogen dan pasangan A-T memiliki dua ikatan
hidrogen.
5. Domba Dolly merupakan hasil kloning melalui teknik rekayasa, yaitu ...
1) Fertilisasi di luar tubuh betina.
2) Klon transfer inti sel sperma ke dalam sel telur
3) Pembuahan sel telur oleh sel sperma secara in vitro, kemudian embrio ditansfer ke
dalam rahim induk betina.
4) Pemasukan inti sel kelenjar susu domba donor ke dalam sel telur yang intinya telah
dirusak untuk menghasilkan embrio.

6. Evolusi

Evolusi adalah perubahan secara bertahap dalam waktu yang lama, akibat seleksi alam pada
variasi gen dalam suatu individu / spesies yang menghasilkan perkembangan spesies baru.

Teori evolusi Lamarck vs Darwin


(a) Lamarck dan (b) Darwin.

Teori evolusi Weismann vs Darwin


Weismann menguatkan teori Darwin, gen untuk leher panjang jerapah bersifat dominan, gen
untuk leher pendek bersifat resesif

Teori evolusi Lamarck vs Weismann


Weismann berpendapat bahwa perubahan sel tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak
diwariskan kepada keturunannya, sedangkan Lamarck berpendapat sebaliknya

Perbandingan Teori Evolusi Darwin, Weismann, dan Lamarck

99
d’Master Learning Center

Petunjuk evolusi
1. Variasi
Terjadinya variasi  petunjuk evolusi yang mengarah pada terbentuknya spesies-spesies baru.
“Jika individu yang telah mengalami perubahan, saat berada pada tempat yang berbeda dari
asalnya, dalam perkembangannya akan mengalami perubahan yang sifatnya menetap dan
akan makin berbeda dengan nenek moyang dari tempat asal-usulnya”.
2. Fosil
- Umur fosil ditentukan berdasarkan lapisan bumi tempat fosil ditemukan.
- Adanya perubahan bentuk fosil dari lapisan bumi yang tua ke lapisan bumi yang muda,
merupakan petunjuk evolusi.
3. Homologi
Homologi adalah organ yang punya bentuk asal sama, lalu berubah strukturnya, sehingga
fungsi menjadi berbeda.
4. Embriologi perbandingan
- Dalam embrio perbandingan, ada hubungan kekerabatan pada verteb yang ditunjukkan
dengan adanya persamaan bentuk perkembangan yang dialami dari zigot sampai embrio.
- Makin banyak persamaan yang dimiliki embrio-embrio menunjukkan makin dekatnya
hubungan kekerabatan.
5. Penyebaran geografis
Penyebaran geografis daerah–daerah biografi menekankan pada sejarah evolusi dari kelompok
organisme.

Latihan Soal
1. Syarat berlakunya Hukum Hardy-Weinberg adalah ...
A. Mutasi D. Perkawinan acak
B. Migrasi kecil E. Ukuran populasi
C. Seleksi alam
2. Berikut ini adalah pernyataan yang berhubungan dengan asal-usul kehidupan.
1. Timbulnya kehidupan hanya mungkin jika telah ada kehidupan sebelumnya.
2. Belatung tidak terbentuk dari daging yang membusuk.
3. Pada atmosfer purba, tidak terdapat unsur oksigen.
4. Zat hidung yang paling sederhana berkembang menjadi organisme yang lebih
kompleks dalam waktu berjuta-juta tahun.
Pernyataan di atas yang sesuai dengan teori Biologi modren adalah ...
A. 1 dan 2 D. 2 dan 4
B. 1 dan 3 E. 3 dan 4
C. 2 dan 3
3. Di bawah ini penganut biogenesis atau penentang generatio spontanea adalah ...
(1) Lazzaro Spallanzani
(2) Louis Pasteur
(3) Fransesco Redi
(4) Antoni Van Leuwonhoek

100
d’Master Learning Center

4. Ada dua point penting dari teori evolusi C.R. Darwin dalam bukunya yang berjudul “On
the origin of the species by means of natural selection”, diantaranya ...
(1) Fosil manusia sebagai petunjuk penting evolusi
(2) Makhluk hidup sekarang berasal dari makhluk hidup
(3) Manusia dan kera berasal dari nenek moyang yang sama
(4) Evolusi terjadi karena seleksi alam
5. Menurut hukum Hardy Weinberg frekuensi gen dari generasi ke generasi cenderung
berubah.
Sebab
Umumnya, populasi bersifat terbuka sehingga kemungkinan terjadi migrasi sangat besar.

7. Metabolisme

Metabolisme terbagi 2, yaitu katabolisme dan anabolisme. Berikut disajikan tabel perbedaannya.

Latihan Soal
1. Dari satu molekul glukosa yang masuk kedalam siklus Krebs menghasilkan ...
A. 2 asam piruvat, 2 NADH, 2 ATP
B. 2 asetil koA, 2 NADH, 2 CO2
C. 3 NADH, 1 FADH2, 1 ATP, 2 CO2
D. 6 NADH, 2 FADH2, 2 ATP, 4 CO2
E. 34 ATP, 6H2O

2. Pernyataan yang benar menyangkut P680 adalah ...


A. Disebut sebagai fotosistem I
B. Elektron siklik karena elektron yang dilepaskannya kembali
C. Elektron yang dilepaskan diterima oleh P700 sebagai elektron pengganti

101
d’Master Learning Center

D. Dapat berupa elektron siklik atau non siklik


E. Elektron yang dilepas bersama dengan H+ dari P700 mereduksi NADP

3. Pada reaksi terang forosintesis, energi cahaya diubah menjadi ATP dan ...
A. NAD+
B. FADH+
C. FADH2
D. NADPH
E. C6H12O6

4. Pada tumbuhan CAM, CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis masuk kedalam tubuh
tumbuhan pada ...
A. Siang hari melalui lentisel
B. Siang hari melalui stomata
C. Malam hari melalui stomata
D. Malam hari melalui lentisel
E. Setiap saat melalui stomata

5. Urutan tahap metabolisme glukosa menjadi CO2, H2O, dari ATP adalah ...
A. Glikolisis, betaoksidasi, dekarboksilasi asam ketokarboksilat, siklus asam sitrat
B. Glukoneogenesis, siklus Calvin, dekarboksilasi asam glukoronat, siklus Krebs
C. Glikolisis, dekarboksilasi asam piruvat, siklus asam sitrat, fosforilasi oksidatif
D. Glukoneogenesis, transaminasi, siklus urea, fosforilasi oksidatif
E. Glikolisis, deaminasi oksidatif, siklus Krebs, rantai respirasi

8. KORMOFITA BERBIJI

KORMOFITA BERBIJI (SPERMATOPHYTA)


Tumbuhan berbiji atau spermatophyta (Yunani, sperma = biji, phyton = tumbuhan)
merupakan kelompok tumbuhan yang mempunyai cirri khas, yaitu adanya suatu organ yang berupa
biji. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji, dan di dalamnya mengandung calon individu
baru yaitu, lembaga. Lembaga akan terjadi setelah terlebih dahulu terjadi peristiwa penyerbukan atau
persarian yang diikuti oleh pembuahan.
Ciri-ciri Spermatophyta
1. Mempunyai akar batang, dan daun sejati lengkap dengan berkas pengangkutnya sehingga
merupakan kelompok tumbuhan trakheophyta;
2. Mempunyai alat perkembangbiakan yang jelas antara jantan dan betina berupa bunga atau
strobilus, dan dalamnya terkandung embrio;
3. Generasi sporofitnya berupa tumbuhan dan generasi gametofit berupa bunga.

KLASIFIKASI
Berdasarkan kondisi bijijnya (letak bakal biji), Spermatophyta digolongkan menjadi tumbuhan
berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).

102
d’Master Learning Center

A. GYMNOSPERMAE
Gymnospermae adalah kelompok tumbuhan yang berbiji terbuka, di mana bakal biji tidak
dibungkus oleh daun buah, tetapi menempel pada daun buah.
I. Ciri-Ciri Umum Gymnospermae :
Ciri morfologi, antara lain sebagai berikut :
1. Berakar tunggang;
2. Batang tidak bercabang atau bercabang, berkayu, dan tumbuh tegak ke atas;
3. Berdaun sempit, tebal, dan kaku seperti jarum;
4. Biji terdapat dalam daun buah (makrosporofil) dan serbuk sari terdapat dalam bagian yang
lain (mikrosporofil), daun buah penghasil dan badang penghasil serbuk sari terpisah, dan
masing-masing disebut dengan strobillus.

Ciri-ciri anatomi meliputi sebagai berikut :


1. Akar berkambium dan mempunyai kaliptra;
2. Batang berkambium dan mempunyai floeterma atau sarung tepung; yaitu endodermis yang
mengandung zat tepung.
3. Pembuahan tunggal selang waktu antara penyerbukan dengan pembuahan relatif lama;
4. Berkas pembuluh angkut belum berfungsi secara sempurna karena masih berupa tracheid.

II. Reproduksi :
Gymnospermae bereproduksi secara generatif dengan biji, jarang bereproduksi secara vegetatif
alami. Siklus hidupnya dan gambar strobilus jantan dan betina dapat dilihat pada skema berikut.
Skema 1 Siklus hidup Gymnospermae

serbuk sari (mikrospora) makrospora (dalam bakal biji)

buluh serbuk sari arkegonium

zigot

embrio

tumbuhan baru

mikrosporofil makrosporofil

Gambar Strobilus
(daun buah) pada pohon pinus

103
d’Master Learning Center

(b) Strobilus jantan


(c) Strobilus betina

Manfaat Gymnospermae
1) Sebagai bahan untuk industri kertas, korek api, dan perabot rumah tangga : pinus
(Pinus merkusii) dan damar (Agathis alba)
2) Sebagai tanaman hias : pakis haji (Cycas rumhpii)
3) Sebagai bahan obat : balsam (Abies balsamea)
4) Sebagai bahan terpentin : getah pinus
5) Sebagai bahan makanan : melinjo (Gnetum gnemon)

B. ANGIOSPERMAE atau MAGNOLIOPHYTA (Tumbuhan Biji Tertutup)


Angiospermae adalah kelompok tumbuhan yang mempunyai biji tertutup oleh daging buah.
Kelompok tumbuhan ini mempunyai jumlah spesies yang paling besar.
I. Ciri-Ciri Umum Angiospermae :
Ciri-ciri morfologis tumbuhan Angiospermae ini, antara lain adalah :
1.Merupakan kromofita sejati, mempunyai akar, batang, dan daun sejati;
2. Memiliki bunga yang sesungguhnya, yaitu bunga yang telah memiliki kelopak, mahkota,
benangsari, dan putik;
Bunga dengan bakal biji yang terlindung dalam bakal buah
3. Daun tunggal atau majemuk dengan bentuk daunnya pipih, lebar, dan memilki sistem
pertulangan daun beraneka ragam ( a.l.menjari,menyirip);
4. Struktur akarnya berupa akar tunggang dan akar serabut;
5. Batang ada yang bercabang, ada yang tidak bercabang;
6. Pembuahan ganda, pembentukan embrio, dan endosperma berlangsung dalam waktu
yang hampir bersamaan.
III. Klasifikasi :
Tumbuhan Angiospermae berdasarkan perbedaan struktur generatif (jumlah keping biji} serta
struktur vegetatifnya (akar, batang dan daun) dibagi menjadi dua kelas, yaitu Monocotyledonae
(Liliopsida) dan Dicotyledonae (Magnoliopsida).
Tabel Perbedaan Dikotil dan Monokotil
Faktor pembeda Dikotil Monokotil
tersusun dalam sistem
Akar tersusun dalam sistem akar serabut
akar tunggang
mempunyai kambium tidak mempunyai kambium sehingga tidak
Batang dan akar
sehingga dapat membesar dapat membesar
susunan tulang daun susunan tulang daun sejajar atau
Daun
menyirip dan menjari melengkung
jumlah bagian bunga
jumlah bagian bunga umumnya 3 atau
Bunga umumnya 4, 5 atau
kelipatannya
kelipatannya

104
d’Master Learning Center

saat berkecambah
membelah dua saat berkecambah tetap utuh, tidak
Biji
memperlihatkan 2 daun membelah / memiliki satu kotiledon
lembaga (kotiledon)
tidak mempunyai sarung mempunyai sarung pelindung yaitu
Ujung akar lembaga
pelindung koleoriza
Ujung pucuk tidak mempunyai sarung mempunyai sarung pelindung yaitu
lembaga pelindung koleoptil
I. Kelas Monocotyledonae (Liliopsida)
Anggota monokotil yang telah teridentifikasi terdapat sekitar 50.000 spesies,
yang kebanyakan merupakan tumbuhan herba semusim atau tahunan, tetapi ada
beberapa yang berupa pohon (contohnya kelapa).
Contoh famili tumbuhan monokotil (Tumbuhan berkeping satu) :
a. Palmae/ Arecaceae (pinang-pinangan) : kelapa (Cocos nucifera) dan pinang (Areca catheu),
gebang (Corypha utan), Lontar (Borassus sudaica), salak (Salacca edulis), aren (Angenga pinata).
b. Graminae/Poaceae (rumput-rumputan) : padi (Oryza sativa) dan jagung (Zea mays), tebu
(Saccharum officinarum), alang-alang (Imperata cylindrica), rumput teki (Cyperus rotundus).
c. Musaceae (pisang-pisangan) : pisang (Musa pradisiaca).
d. Orchidaceae (anggrek-anggrekan) : anggrek bulan, Vanda/Anggrek tanah (Spathoglottis plicata).
e. Zingiberaceae (jahe-jahean) : jahe (Zingiber officinale), laos (Alpina galanga).
f. Liliaceae : lili (Lilium sp.), Agave (Agave sisalana), bawang merah (Allium ascolonicum ), bawang
putih (Allium sativum), lidah buaya (Aloe vera), lidah mertua (Sanseviera).
g. Aracae (Talas-talasan) : Iles-iles (Amorphophallus variabilis), keladi (Colocasia esculentum),
Anthurium (Anthurium ferrierense).
h. Pontederiaceae : Eceng gondok (Eichhornia crassipes).
i. Amaryllidaceae : sedap malam ( Polianthes tuberosa), Bakung (Crinum asiaticum).
j. Cannaceae : ganyong (Canna hybrida).
k. Pandanaceae : Pandan (Pandaus tectorius)

II. Kelas Dicotyledonae (Magnoliopsida)


Kelompok tumbuhan memiliki ciri-ciri yaitu dua keping biji (kotiledon), tulang daun
menjari atau menyirip, batang memiliki kambium untuk pertumbuhan
membesar/melebar,system perakaran serabut dan jumlah kelopak bunga kelipatan 4
(empat) atau 5(lima).
Beberapa contoh famili tumbuhan dikotil (Tumbuhan berkeping dua) :
a. Euphorbiaceae (jarak-jarakan) : ubi kayu (Manihot utilisima), dan jarak (Ricinus comunis).
b. Solanaceae (terung-terungan) : tomat (Lycopersicum esculentum) dan tembakau (Nicotiana
tabacum), kentang (Solanum tuberosum), kecubung (Datura sp.), terong (Solanum
melongena), lombok (Capsicum annuum).
c. Myrtaceae (jambu-jambu) : jambu air (Eugenia aquea) dan jambu biji (Psidium guajava).

105
d’Master Learning Center

d. Papilionaceae (kacang-kacangan) : kacang hijau (Phaseolus radiatus) kedelai dan kacang buncis
(Phaseolus vulgaris), kedelai (Soya max), kacang tanah (Arachis hypogea), Turi (Sesbandia
grandiflora).
e. Mimosaceae (petai-petaian) : putri malu (Mimosa pudica), pete (Parkia speciosa), pete
cina/lamtoro (Leucaena glauca).
f. Caesalpiniaceae (johar-joharan) : kembang merak (Caesalpinea pulcherima), Asam (Tamarindus
indica), flamboyan (Delonix regia).
g. Compositae (komposite) : bunga matahari (Helianthus annus), selada (Lactuca sativa), Aster.
h. Nymphaeaceae (sebangsa teratai) : teratai besar (Nelumbium nelumbo).
i. Piperaceae (sebangsa selada) : sirih (Piper betle), lada (Piper nigrum).
j. Moraceae (sebangsa murbei) : beringin (Ficus benyamina), karet (Ficus elastica).
k. Magnoliaceae ( sebangsa cempaka) : Cempaka kuning (Michelia champaca).
l. Annonaceae (sebangsa sirsak) : srikaya (Annona squamosa),sirsak (Annona muricata).
m. Anacardiaceae : mangga (Mangifera indica), jambu monyet (Anacardium occidentale).
n. Malvaceae (bangsa kapas) : bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis), waru (Hibiscus tiliaceus), kapas
(Gossypium obtusipfolium).
o. Rutaceae : jeruk keprok (Citrus nobilis), jeruk bali (Citrus maxima), jeruk nipis (Citrus
aurantifolia).
p. Convolvulaceae : kangkung (Ipomea aquatica), telo/ubi jalar (Ipomea batatas).
q. Cactaceae (bangsa kaktus ) : kaktus ( Opunintia sp.).
r. Cucurbitaceae : mentimun (Cucumis sativus), semangka (Citrullus vulgaris), waluh/ labu
(Cucurbita moschata).
s. Labiatae : lavender (Lavandula offinalis), kumis kucing (Orthosiphon grandiflorus).
t. Rosaceae : mawar (Rosa hybrida), apel (Malus sylvestris), pir (Pyrus communis), arbei (Fragaria
chiloensis)

Latihan Soal
1. Pernyataan ini yang bukan karakteristik Gymnospermae atau Angiospermae adalah ...
A. Alat reproduksi Angiospermae memiliki daging buah
B. Alat reproduksi Gymnospermae berupa strobilus/konus
C. Gymnospermae memiliki alat reproduksi yang kompleks.
D. Angiospermae memiliki alat reproduksi generatif berupa bunga
E. Gymnospermae tidak mempunyai ruangan pembungkus tempat biji berkembang

2. Masa pematangan benang sari dengan putik yang berbeda pada jagung disebut ...
A. Protogini D. Heterostili
B. Protandri E. Dioseus
C. Herkogamie

3. Tumbuhan Angiospermae berbeda dengan Gymnospermae baik secara struktur anatomi


maupun morfologinya., yang merupakan salah satu ciri tumbuhan Gymnospermae dan tidak
memiliki oleh Angiospermae adalah ....

106
d’Master Learning Center

A. Daun kecil, kaku dan tebal


B. Telah memiliki bunga yang sebenarnya
C. Sistem pertulangan daun jelas
D. Pembuahannya ganda
E. Mempunyai sistem pembuluh angkut

4. Perhatikan jenis tumbuhan berikut :


1. Oryza sativa 4. Tamarindus indica
2. Caesalpinea pulcherima 5. Zea mays
3. Cyperus rotundus 6. Helianthus annus
Tumbuhan yang termasuk kelas Dicotylae adalah ....
A. 1 – 2 – 3 D. 4 – 5 – 6
B. 2 – 3 – 4 E. 2 – 4 – 6
C. 3 – 4 – 5
5. Beberapa jenis Angiospermae dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat karena banyak
mengandung zat antibiotik. Salah satu di antaranya adalah …..
A. Piper betle D. Ficus elastica
B. Piper nigrum E. Saccharum officina
C. Ficus benyamina

107

Anda mungkin juga menyukai