BUDIDAYA TERPADU
A. Pendahuluan
Budidaya terpadu ikan dengan peternakan atau dengan pertanian adalah pemeliharaan
ikan dan komoditas lain dalam lahan dan waktu yang sama. Tujuan budidaya terpadu
adalah memaksimalkan pemanfaatan sumberdaya lahan dan air, mengefisiensikan modal,
tenaga dan waktu guna menghasilkan Iebih dan satu komoditas.
Budidaya ikan bersama ternak maupun dengan pertanian (mina-padi) telah lama
dikenal dan dipraktekkan pembudidaya ikan di Indonesia. Ada dua konsep pendekatan
pengembangan budidaya ikan dengan ternak di masa depan, yakni pertama budidaya ikan
merupakan satu cara prosesing Iimbah ternak yang biasa nya mengotori lingkungan
(pandangan dan bau) dan kedua Iimbah (kotoran dan sisa pakan) dapat menjadi pakan dan
budidaya ikan membutuhkannya. Oleh karena itu keuntungan lain dari budidaya mina-ternak
adalah substitusi pakan dan pupuk dan efisiensi dalam transportasi pupuk karena tersedia di
lokasi serta pengendalian polusi limbah ternak. Namun dalam pengembangan budidaya
ikan-ternak menghadapi kendala/masalah kualitas air yang jelek akibat proses dekomposisi
limbah, penggunaan obat untuk pengendalian penyakit ternak dan estetika.
Berbeda dengan budidaya terpadu ikan bersama padi, disamping menghasilkan dua
komoditas, juga hasil padinya meningkat 15-20% dibanding tanpa ikan. Kenaikan hasil padi
tersebut karena kotoran ikan menjadi pupuk, aktivitas ikan dalam mencari makanan
memberikan aerasi pada tanaman padi, pentumbuhan gulma dan hama dikendalikan oleh
ikan. Masalah yang dihadapi dalam pengembangan budidaya mina-padi adalah banyaknya
hama seperti wregul, ular, belut dan burung, penggunaan obat untuk pengendalian hama
dan penyakit padi. Disamping itu, umur padi yang pendek (sekitar 70 hari), menyebabkan
waktu untuk pemeliharaan juga relatif pendek. OIeh karena itu, bila untuk menghasilkan ikan
konsumsi harus diteban benih ukuran glondongan, sedangkan untuk pendederan adalah
sangat tepat.
Budidaya ikan di sawah, selain sistem budidaya terpadu mina-padi juga sistem palawija
dan sebagai penyelang. Pemeliharaan ikan sistem palawija dilakukan sebagai pergiliran
tanaman di antara dua musim tanam karena air melimpah dan guna memutus siklus hidup
penyakit padi. Sementara pemeliharaan ikan sebagai penyelang dimaksud untuk mengisi
waktu sesudah sawah diolah sampai tanam bibit atau sesudah panen padi sampai
pengolahan. Budidaya ikan terpadu dengan pertanian juga dilakukan dengan pemeliharaan
ikan bersama tanaman kangkung (Ipomea reptans) dan genjer (Limnochans flava) di kolam.
2. Kandang ternak
Model dan ukuran kandang ternak disesuaikan dengan jenis ternak, jumlah dan ukuran
ternak serta pengelolaannya. Paling ideal apabila kandang diletakkan di atas air sehingga
kotorannya dapat masuk langsung ke air kolam. Meskipun demikian tempat jatuhnya
kotoran ternak harus ditanggul menjadi kolam kecil yang dapat dibuka dan ditutup, sehingga
penyebaran kotoran temak dan hasH pembongkarannya dapat dikendalikan sehingga
menjadi tempat pembentukan makanan (kitchen pond). Letak kandang harusnya pada
pematang dekat pintu air keluar dengan rnaksud ingkungan air yang baik eap ersedia di sisi
air rnasuk dan unkuk dapat membuang fimbah langsung ke luar ketika ternak diobati.
b. Ikan-Itik
Pemeliharaan terpadu ikan dan itik dilakukan menggunakan kolam ukuran 400 m,
kedalaman air 0,7-0,9 m. Pemeliharaan terpadu ikan-itik, pada siang hari itiknya dibiarkan ke
mencari makan di kolam. Jumlah itik yang dipelihara 750-1.250 ekor/ha. Itik diberi pakan
komersial kandungan protein kasar 21% secara ad libitum. Benih ikan yang ditebar 20.000
ekor/ha, ukuran 3-5 cm (nila 85%, karper 14% gabus 1%) tanpa pemberian pakan.
Kombinasi pemeliharaan 750 itik dan 20.000 ikan menghasilkan 1.690 kg/ha ikan selama 90
hari.
c. Ikan-Babi
Pemeliharaan terpadu ikan dan babi juga dilakukan menggunakan kolam ukuran 400 m 2,
kedalaman air 0,7-0,9 m. Pemeliharaan terpadu ikan-babi, babinya tetap terkandang.
Jumlah babi yang dipelihara 40-60 ekor/ha, ukuran 18-20 kg/ekor. Babi diberi pakan babi
komersial secara ad libitum. Benih ikan yang ditebar 20.000 ekor/ha, ukuran 3-5 cm (nila
85%, karper 14%, gabus 1%) tanpa pemberian pakan.
Produksi ikan semakin naik dengan banyak jumlah babi dan ikan yang dipelihara.
Kombinasi 60 ekor babi dan 20.000 ikan menghasilkan ikan tertinggi. Produksi ikan dalam
90 hari berkisar 958 - 1.950 kg/ha.
C. Mina-Padi
1. Sawah
Dipilih sawah yang subur, cukup miring, aman dan mudah diawasi. Salah satu masalah
dalam pengembangan budidaya mina-padi adalah keamanan dan hewan lingsang (wregul)
yang biasanya menyerang bergerombol dan menghabiskan ikan piaran. Luas petakan
sawah 500 - 2000 m2. Untuk dapat menampung dan menahan air, pematangnya diperkuat
dan diperlebar, yakni tinggi 50-70 cm, lebar atas 40-50 cm. Dilengkapi caren lebar 40-50 cm,
2. Padi
Jenis padi yang ditanam adalah varietas unggul tahan wereng (VUTW) umur total 90-
120 hari. Padi disemaikan dulu dan setelah umur 20-25 hari ditanam dengan jarak tanam
antar baris 25 cm dan antar rumpun 20 cm. Tiap rumpun terdiri atas 3-4 batang bibit.
3. Ikan
Pada dasarnya semua jenis ikan air tawar tahan hidup dalam air sawah, seperti: tawes,
karper, gurameh, nila, lele, nilem dan sebagainya. Sistem budidaya dilakukan secara
polikultur atau monokultur. Memperhatikan umur padi yang pendek, maka waktu
pemeliharaan yang tersedia juga pendek, yaitu sekitar 70 hari. Benih ikan ditebar sesudah
padi lilir, air mulai dinaikkan.
4. Pemeliharaan
Pengecekan air merupakan pekerjaan utama dengan memasukkan air ke dalam petakan
dan mengontrol bila ada kebocoran. Kedalaman air harus disesuikan dengan pertumbuhan
padi. Bersamaan dengan kontrol air juga kontrol hama, terutama bila ada ular, belut dan
burung harus Iangsung dimatikan atau diusir. Pengairan: tergantung pertumbuhan padi,
pada awal dan saat padi menguning kedalaman air 5 cm, kemudian dinaikkan 25 cm di
plataran dan caren 45-75 cm.
Pemeliharaan padi sesuai rekomendasi, pemupukan, penyiangan, pengendalian hama
secara terpadu (PHT). Pemupukan organik (pupuk kandang atau hijauan) dilakukan pada
awal. Pupuk anorganik berupa N (30%) dan P (50%) ketika tanam, disusul N (35%) dan P
(50 %) antara umur padi 30-50 han atau sesudah penyiangan pertama dan terakhir N (35%)
umur sekitar 70 hari atau pada akhir pertumbuhan vegetatif atau menjelang pertumbuhan
generatif. Penyiangan (1) dilakukan 15-20 hari sejak ditanam kemudian dipupuk (1). Apabila
masih terdapat pertumbuhan gulma bisa dilakukan penyiangan ke 2 dan dipupuk susulan
dengan Urea dan TSP.
6. Produksi
Produktivitas sawah yang diusahakan mina-padi dilaporkan oleh banyak peneliti adalah
3-5 ton/ha padi dan ikan 200-300 kg/ha tanpa pemberian pakan (Singh dkk. 1980). Produksi
padi rata-rata 3,9 ton dicapai dan pemeliharaan terpadu padi dan udang galah yang
dipelihara sejak juvenil dengan kepadatan 1-2,5 ekor/m2, produksinya rata-rata 60 kg/ha
(Rustadi 1979) tanpa pemberian pakan. Pemeliharaan nila hitam bersama padi kepadatan 1
ekor/m2 ukuran 15 g/ekor selama 93 hari menghasilkan 207 kg/ha dengan laju sintasan
57,5%, sedangkan dengan pakan tambahan hasilnya bisa mencapai 589 kg/ha.
Pemeliharaan campuran nila (75%) dan karper (25%) pada kepadatan 1,5 ekor/m2 dengan
pemberian pakan tambahan bisa bisa naik 692 kg/ha (Dela Cruz 1980). Pemeliharaan padi
adalah pengolahan tanah, penyiangan, pemupukan dan tentunya pengairan. Pemupukan
terdiri atas 150 kg/ha NPK dan 75 kg/ha urea, produksi padi berkisar 3,5 - 6,9 ton. Pakan
tambahan berupa katul/dedak halus. Untuk pendederan benih kepadatan 25-30 ribu/ha
ukuran 1 cm, setelah pemeliharaan 20-30 hari menghasilkan benih ukuran 3-5 cm dengan
laju sintasan 30-50 %.
7. Budidaya Ikan-Padi-Ternak
Budidaya terpadu bisa berkembang menjadi Iebih dan dua komoditas, yaitu ikan-babi-
ayam dan ikan-padi-ternak. Ikan yang dipelihara di kolam mendapatkan pupuk Iimbah dan
ternak babi, ternak babi sendiri mendapatkan pakan dan sisa pakan dan kotoran ayam.
Sementara budidaya ikan-padi-ternak adalah kotoran ternak disamping menjadi makanan
ikan dan pupuk bagi ikan maupun tanaman padi. Kombinasi tanaman padi dengan 100 ekor
kambing dan 7500 ekor ikan ukuran 20-30 gram/ekor menghasilkan produksi ikan dan
keuntungan yang tertinggi (Rustadi1984). Produksi padi mencapai 6,6-7,1 ton/ha, (tanpa
kambing hanya 5,5 ton/ha), produksi ikan 343 kg/ha dan kambing tumbuh naik 10% selama
70 hari.
D. Rangkuman
Budidaya ikan terpadu adalah pemeliharaan ikan dalam lahan dan waktu yang sama
dengan komoditas peternakan ataupun pertanian pangan dan dilakukan masing-masing
dalam kolam dan sawah. Sistem budidaya ikan-ternak ataupun ikan padi merupakan proses
E. Latihan Soal-soal
1. Apa tujuan dan manfaat budidaya ikan air tawar terpadu baik dengan pemeliharaan
ternak maupun dengan tanaman padi?
2. Bagaimana mekanisme kotoran ternak menjadi makanan ikan dan masalah apa yang
timbul dalam budidaya terpadu ikan-ternak?
3. Persiapan apa saja yang harus dilakukan untuk budidaya ikan bersama padi?
4. Apa sebab dalam budidaya terpadu ikan bersama padi, hasil padinya naik meskipun
Iahannya berkurang karena digunakan untuk caren (kemalir)?
5. Sebutkan secara ringkas dan berurutan teknik budidaya ikan bersama padi?.
Cruz, E. M., and Z. H., Shehadeh, 1980. Preliminary Results on Integrated Pig-Fish and
Duck-Fish Production Test. In Integrated Agnculture-Aquaculture Farming Systems.
R.S.V. Pullin and Z.H. Shehadeh (eds.) Proc. Of the ICLARMSEARCA, Manila 6-9
August 1979. p 225-256.
Hopkins, K. D., and E.M. Cruz., 1982. The ICLARM-CLU integrated animal-fish farming
project: final report. FAC-CLSU — ICLARM Tech.Report 5 Manila, 96 p.
Rustadi, 1979. Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Hasil Udang Galah (M. rosenbergii)
pada Pemeliharaan Bersama Padi dengan Teknik Sawah Berbeda. Skripsi S1 Fak.
Pertanian UGM. 7 hal.
Rustadi, 1984. Integrated Rice-Fish-Sheep Farming System. Tesis Master of Science.,
Central Luzon State University, Philippines.