Anda di halaman 1dari 3

Pemberian makan melalui OGT

Hari/tanggal : Senin, 1 Mei 2017


Ruangan : NICU RSD Idaman Banjarbaru
Tindakan Keperawatan / prosedur : Pemberian makan melalui OGT

A. Latar Belakang
By. Ny. SW dengan jenis kelamin laki-laki lahir pada tanggal 23 April 2017 pada pukul 07.10
wita dengan cara lahir spontan BK dengan BSC pada kala III dengan berat badan 800 gr, panjang badan
38 cm, lingkar kepala 26 cm, lingkar dada 23 cm, dan apgar score 1-3-5 dengan usia kehamilan 23 – 24
minggu dan riwayat kehamilan G2P1A0. Saat pengkajian pada hari senin, 1 Mei 2017 By. Ny. SW
berusia 8 hari dengan keluhan utama saat pengkajian bayi tampak lemah, aktivitas lemah. Riwayat
penyakit dahulu Bayi Ny. SW dilahirkan spontan BK dengan BSC pada kala III dengan apgar score 1-3-
5 (asfiksia ringan) dan BBLSR, ikterik. Riwayat penyakit keluarga, ibu memiliki riwayat kehamilan
G2P1A0 dengan spontan. Saat pengkajian didapatkan data yaitu bayi tampak lemah, ikterik pada seluruh
tubuh, bayi menangis lemah, dilakukan perawatan inkubator, dan terpasang OGT. Hasil pemeriksaan
TTV bayi yaitu N: 136 x/menit, RR: 36 x/menit, T: 36,7oC dan SpO2 : 99 %.
B. Definisi
Pemberian makan melalui OGT merupakan pemenuhan kebutuhan nutrisi kepada bayi/
neonatus karena tidak mampu secara oral, baik secara reflek primitive belum memadai ataupun karena
pernafasan cepat serta anomali pada saluran pencernaan bagian atas.
C. Indikasi
1. Pasien dengan masalah salauran pencernaan atas (stenosis esoagus, tumor mulit atau faring atau
juga esofagus dll)
2. Pasien yang tidak mampu menelan
3. Pasien pasca operasi pada hidung faring atau esophagus
4. Perdarahan GI (Gastrointestinal)
5. Trauma multiple, pada dada dan abdomen
6. Pemberian obat-obatan, cairan makanan
7. Pencegahan aspirasi penderita dengan intubasi jangka panjang. Operasi abdomen
8. Obstruksi saluran cerna
9. Bilas lambung
10. Pemeriksaan analisis getah lambung
D. Deskripsi tindakan
1. Identitas klien : By. Ny. SW
2. Diagnosa Medis : BBLSR
3. Tindakan keperawatan : Pemberian makan melalui OGT.
4. Diagnosa Keperawatan : Risiko kekurangan volume cairan tubuh
5. Data :
By. Ny. SW berusia 8 hari dengan keluhan utama saat pengkajian bayi tampak lemah, aktivitas
lemah. Saat pengkajian didapatkan data yaitu bayi tampak lemah, ikterik pada seluruh tubuh, bayi
menangis lemah, dilakukan perawatan inkubator, dan terpasang OGT. Hasil pemeriksaan TTV bayi
yaitu N: 136 x/menit, RR: 36 x/menit, T: 36,7oC dan SpO2 : 99 %.
Pemberian makan melalui OGT

6. Analisa sintesa (pathway)


E. T
Icterus neonatorum
Hemoglobin Hemo Bilverdin u
j
Peningkatan destruksi Pemecahan bilirubin Sebagian masuk u
eritrosit (ggn konjungsi berlebih kembali ke siklus Icterus pada sclera
bilirubin/ggn transport emerohepatik leher dan badan a
bilirubin/ peningkatan
siklus enteropetik) Hb Suplai bilirubin n
dan Eritrosit abnormal melebihi tampungan Peningkatan bilirubin Indikasi fototerapi
hepar unjongned dlm darah →
pengeluaran meconium
terlambat/obstruksi usus
Hepar tidak mampu →tinja berwarna pucat
Sinar dgn
melakukan konjugasi
intensitas tinggi

kurangnya
volume cairan
tubuh
tindakan
1. Memenuhi kebutuhan nutrisi secara adekuat.
2. Mencegah terjadinya aspirasi.
F. Pelaksanaan
1. Persiapan alat
a. Makanan cair/ susu hangat jumlah sesuai pesanan medik
b. Air putih
c. Gelas ukur/ botol susu
d. Spuit 5-10 cc
e. Stetoskop
f. Nibeken
g. Gelas berisi air hangat
2. Persiapan pasien
a. Jelaskan tujuan pemberian makanan melalui pipa NGT pada orang tua
b. Atur posisi bayi
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dan menyiapkan spuit
b. Menghangatkan sampai sesuai suhu ruangan
c. Memberikan posisi miring kek kanan dan dada lebih tinggi
d. Gunakan lipatan selimut dan tempatkan dibawah kepala dan bahu.
e. Mengkaji kepatenan posisi OGT
1) Aspirasi isi residu, bila jumlahnya lebih dari ¼ jumlah cairan sebelumnya masukkan kembali
dan tunda ½ -1 jam
2) Kaji karakteristik cairan yang keluar
3) Masukkan 1-2 cc udara ke dalam NGT dan Auskultasi suara di region epigastrik kemudia
aspirasi kembali
f. Melepas plunger dari spuit
g. Mengklem pipa NGT dan menghubungkan pipa NGT dengan spuit 5 cc
h. Menuangkan susu ke dalam spuit
i. k/p pada awal aliran, memberikan tekanan sedikit dengan plunger
j. mengatur kecepatan aliran
k. 5 cc tiap jam
l. Membilas dengan air putih 1-2 cc
Pemberian makan melalui OGT

m. Mengklem pipa NGT dan melepaskan spuit dari selang. Kemudian menutup segera pipa NGT
n. Merendam spuit dalam gelas berisi air hangat
o. Menepuk-neouk punggung bayi sampai sendawa
p. Memberikan posisi miring kekanan selama 1 jam
q. Membereskan/mengembalikan alat-alat
r. Mencuci tangan
G. Evaluasi
1. Bayi rileks.
2. Pemberian nutrisi melalui OGT telah dilakukan.
3. Bayi bersendawa.

Mengetahui Banjarbaru, 1 Mei 2017


Pembimbing Klinik Mahasiswa

.................................. Misbachul Munirul Ehwan

Anda mungkin juga menyukai