Riadi Wirawan
Abstrak: Aktivasi sistem hemostasis dapat mengakibatkan terjadinya trombosis dan emboli
yang mengakibatkan gangguan sirkulasi darah khususnya ke otak dan otot jantung. Kelainan
fungsi trombosit dapat mengakibatkan terlambatnya atau abnormalitas pembentukan sumbat
trombosit. Salah satu uji laboratorium khusus untuk fungsi trombosit adalah agregasi trombosit
dengan agonis ADP. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketelitian within run dan nilai
rujukan agregasi trombosit dengan ADP pada orang Indonesia dewasa normal di Jakarta
menggunakan agregometer Chrono-Log model 490.
Kata kunci: Fungsi trombosit, ADP, agregometer Chrono-Log.
Riadi Wirawan
Abstract: Activation of the hemostatic system may cause thrombosis and embolism, which can
reduce blood flow to critical organs such as the brain and myocardium. Abnormal platelet
function may lead to prolonged or abnormal formation of primary hemostatic plug. Platelet
function can be detected with special test such as platelet aggregation test with ADP agonist. The
aim of this study is to know the precision within run and normal range of aggregation test with
ADP in Indonesian population normal adult in Jakarta using Chrono-Log aggregometer model
490.
Key words: Platelet function, ADP, Chrono-Log agregometer.
metoda turbidimetrik menurut Born yang didasarkan pada batas atas transmisi 100% dengan PPP dan batas bawah
perubahan transmisi cahaya. Sebelum penambahan platelet transmisi 0% dengan PRP (trace 1, 2, 3 dan 4).
agonist (agregator), transmisi cahaya melalui PRP rendah Masukkan reagen ADP 1, 2, 5 dan 10 mM masing-masing
karena trombosit masih tersuspensi homogen dalam PRP. konsentrasi ke dalam kuvet yang telah berisi PRP. Pada
Setelah penambahan agonist maka trombosit akan mengalami layar komputer akan tampak grafik dari keempat hasil
agregasi kemudian agregat trombosit tersebut mengendap, agregasi trombosit dengan warna yang berbeda. Hasil
sehingga plasma menjadi jernih akibatnya transmisi cahaya agregasi akan tampak pada layar secara otomatik di-
meningkat.4,5,7 nyatakan dalam persen.
Dari 100 subjek laki-laki dan 100 subjek perempuan yang agonist ADP 1, 2, 5 dan 10 µM pada laki-laki dan perempuan
memenuhi kriteria masukan dan tolakan masing-masing 90 digabung, didapatkan sebaran data tidak normal seperti
orang. Distribusi data agregasi trombosit pada laki-laki dan terlihat pada tabel 4.
perempuan berdasarkan uji K-S didapatkan sebaran data
tidak normal pada agonist ADP 1, 2, 5 mM (p<0,05) sedangkan Tabel 4. Hasil Uji Distribusi Data Agregasi Trombosit Gabu-
dengan agonist ADP 10 mM didapatkan sebaran data nor- ngan Laki-laki dan Perempuan
mal (p>0,05) seperti terlihat pada tabel 2.
Agonist ADP p
1 µM <0,0001
Tabel 2. Sebaran Data Agregasi Trombosit Laki-laki dan Pe-
2 µM 0,001
rempuan Berdasarkan Uji K-S
5 µM <0,0001
10 µM 0,005
Agonist ADP Jenis kelamin p
Keterangan: p<0,05 distribusi data tidak normal
1 µM Laki-laki 0,019
Perempuan 0,003
2 µM Laki-laki 0,011
Perempuan 0,070 Karena distribusi data agregasi trombosit laki-laki dan
5 µM Laki-laki 0,036 perempuan tidak normal, ukuran pemusatan menggunakan
Perempuan 0,006 median seperti terlihat pada tabel 5.
10 µM Laki-laki 0,080
Perempuan 0,200
Tabel 5. Nilai Median Agregasi Trombosit Gabungan Laki-laki
Keterangan: sebaran data tidak normal jika p<0,05 dan Perempuan
Keterangan:
pA: jika p<0,05 sebaran data tidak normal
pB : jika p< 0,05 tidak ada perbedaaan bermakna data agregasi trombosit
laki-laki dan perempuan
Glikoprotein Ib yang terganggu pada sindroma Bernard- Setelah itu terjadi aktivasi trombosit yang menimbulkan
Soulier dan glikoprotein IIb/IIIa yang terganggu pada throm- perubahan bentuk trombosit yang menyebabkan terjadinya
basthenia sangat penting untuk pelekatan trombosit dengan penglepasan isi granula α dan dense granules seperti ADP,
faktor von Willebrand (VWF) dan subendotel vaskuler. serotonin, katekolamin serta ekspresi dari reseptor GPIIb-
Glikoprotein IIb/IIIa juga merupakan reseptor fibrinogen IIIa. Tahap terakhir pada proses pembentukan sumbat trom-
yang sangat penting pada proses agregasi trombosit. Lapisan bosit adalah terjadinya agregasi trombosit yang melibatkan
membran fosfolipid yang dikenal sebagai platelet factor 3 fibrinogen/faktor von Willebrand.3,4,8,10
penting untuk merubah faktor pembekuan X menjadi Xa dan Pelepasan zat yang berasal dari trombosit terjadi bila
protrombin menjadi trombin. Di bagian dalam trombosit trombosit dirangsang dengan asam arakhidonat, ADP,
terdapat dense granule electron dan granula α. Dense gra- adrenalin, kolagen atau ristosetin. Zat yang merangsang
nule berisi ADP, kalsium dan serotonin, sedangkan granula aktivitas trombosit dikenal sebagai platelet agonist. Plate-
α berisi platelet factor 4, platelet-derived growth factor let agonist yang dipakai dapat berupa ADP, kolagen, epi-
(PDGF), tromboglobulin b, fibrinogen, VWF, faktor nephrin, asam arakhidonat dan ristosetin.3,4,6,9 Proses agregasi
pembekuan fibrinogen dan V. Dense tubular system berisi adalah suatu proses yang menyebabkan trombosit saling
kalsium dan diduga merupakan tempat pembentukan pros- melekat satu sama lain. Pemeriksaan agregasi trombosit
taglandin & tromboksan A2.3,8 merupakan salah satu uji dalam laboratorium untuk menilai
faal trombosit, terutama pada pasien dengan jumlah trombosit
yang normal tetapi disertai perdarahan atau pasien dengan
trombosit yang normal dengan kecenderungan mengalami
trombosis.4,6
Pemeriksaan agregasi trombosit dapat dikerjakan dengan
bermacam-macam cara, tetapi yang paling sering dikerjakan
adalah cara turbidimetrik menurut Born yang didasarkan pada
perubahan transmisi cahaya seperti terlihat pada gambar
5.5,7,9,10 Agregometer Chrono-Log model 490 adalah alat yang
dipakai untuk pemeriksaan agregasi trombosit berdasarkan
prinsip tersebut. Dengan cara tersebut hasil pemeriksaan
agregasi trombosit disajikan dalam bentuk kurva yang
menggambarkan perubahan transmisi cahaya.7
Refleks vasokonstriksi
KERUSAKAN VASKULER
tingkatkan, akan dihasilkan agregasi bersifat ireversibel monal meningkatkan agregasi trombosit yang kemungkinan
dengan bentuk kurva yang bifasik. Hal ini terjadi karena disebabkan oleh estrogen. Pada perokok, nikotin menghambat
proses agregasi primer yang disebabkan oleh ADP eksogen, sintesis PGI2 yang menyebabkan hambatan terhadap agregasi
diikuti oleh agregasi sekunder yang disebabkan oleh trombosit.4
pelepasan ADP endogen dari trombosit. Dengan kadar ADP Obat yang dapat menghambat agregasi trombosit antara
yang lebih tinggi lagi akan diperoleh kurva yang monofasik, lain aspirin, sulphinpyrazone, dipiridamol, thienopyridine
karena gelombang primer dan sekunder menjadi satu seperti clopidogrel, glycoprotein blockers seperti abciximab dan
terlihat pada gambar 1. Oleh karena itu pengukuran agregasi dekstran. Aspirin dan sulphinpyrazone mengurangi aktivasi
trombosit menggunakan kadar ADP tinggi tidak dapat trombosit dengan menghambat kerja siklooksigenase,
membedakan trombosit normal dengan hiperaktif. Pada sehingga sintesa prostaglandin dan tromboksan A2 menjadi
penelitian ini dipakai agonist ADP dengan konsentrasi 1, 2, 5 terhambat. Hambatan yang terjadi akibat pemakaian aspirin
dan 10 mM.4,5,9 bersifat irreversible karena berlangsung seumur hidup
trombosit. Dekstran dan abciximab menghambat agregasi
trombosit dengan menduduki reseptor glikoprotein (GP).
Dipiridamol menghambat kerja fosfodiesterase, sehingga
terjadi peningkatan siklik AMP yang menghambat reaksi
penglepasan. Thienopiridini clopidogrel bekerja menduduki
reseptor platelet adenosin.3,4
Keterangan:
A. agregasi yang irreversible (kurva monofasik)
B. agregasi dengan 2 fase (kurva bifasik)
C. agregasi primer yang diikuti dengan deagregasi
D. tidak ada agregasi.
Tabel 6. Obat yang Mempengaruhi Agregasi Trombosit Adalah Obat Golongan Non Steroid Anti Inflamasi dan Suplemen-Diet
yaitu dengan CV 9,8%; 4,8%; 13,2% dan 12,1% berturut- trigliserida, HDL dan LDL kolesterol. Alat yang digunakan
turut untuk agonist ADP 1, 2, 5 dan 10 mM. pada penelitian Suryaningsih adalah PACKS-4 dengan reagen
Perbedaan hasil penelitian ini dengan peneliti terdahulu yang dibuat sendiri, sedangkan pada penelitian ini digunakan
mungkin disebabkan subyek penelitian, alat dan reagen yang agregometer Chrono-Log model 490 dengan menggunakan
dipakai berbeda.12 Pada penelitian Suryaningsih diper- reagen ADP komersial Chrono-Par & Chrono-Lume.
gunakan darah dari calon donor Unit Transfusi Darah PMI Penelitian agregasi trombosit yang dilakukan terhadap
sebanyak 100 orang laki-laki dan perempuan dengan 100 contoh darah laki-laki dan 100 contoh darah perempuan
pemeriksaan penyaring kadar glukosa darah dan kadar didapatkan 90 contoh darah laki-laki dan 90 contoh darah
kolesterol, sedangkan pada penelitian ini digunakan subjek perempuan yang memenuhi kriteria masukan dan tolakan.
90 laki-laki dan 90 perempuan yang melakukan uji kesehatan Data dari 90 contoh darah kelompok laki-laki dan 90 contoh
dengan pemeriksaan penyaring laboratorium yang lebih darah kelompok perempuan tidak menunjukan perbedaan
lengkap, seperti pemeriksaan hematologi, urin, kimia darah bermakna, sehingga kedua kelompok tersebut digabung dan
meliputi uji kreatinin, gula darah, faal hati, kadar kolesterol, didapatkan nilai rujukan agregasi trombosit dengan agonist
ADP 1, 2, 5 dan 10 mM berturut-turut 3-15%; 11-36%; 25- 2. Handin RI. Bleeding and thrombosis. In:Kasper DL et al, eds.
68% dan 49-84%. Harrison’s principles of internal medicine. 16 th ed. New
York:McGraw-Hill. 2005.p.337-43.
3. Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH. Essential haematology. 4th
Kesimpulan ed. Oxford: Blackwell Science; 2001.p.286-7.
4. Gawaz M. Blood platelets. 1st ed. Stuttgart: Georg Thieme Verlag;
Telah dilakukan penelitian agregasi trombosit terhadap
2001.p.42-9;92-3.
90 laki-laki dan 90 perempuan berumur 20-50 tahun, subyek 5. Chrono-log. Instruction manual for the Chronolog model 490
berasal dari pemeriksaan kesehatan di RS MMC Jakarta. optical aggregometer. 1st ed. Leiden: Havertown.
Subyek yang diambil untuk penelitian adalah mereka yang 6. Chrono-Par and Chrono-Lume reagents for platelet function
testing and secretion studies in whole blood and platelet rich
tidak merokok, tidak menggunakan kontrasepsi hormonal,
plasma, e-mail: chronology@chronolog.com
tidak menderita diabetes melitus, bukan pasien dengan 7. Shiffmann FJ. Hematologic pathophysiologic. 1st ed. Philadel-
kelainan ginjal dan tidak makan obat serta hasil pemeriksaan phia: Lippincott-Raven; 1998.p.130-5.
penyaring laboratorium hematologi, urin, kimia darah nor- 8. Fritsma GA. Tests of platelet number and function. In: Corriveau
DM, Fritsma GA, eds. 1st ed. Hemostasis and thrombosis. Phila-
mal.
delphia: Lippincott comp; 1988.p.278-300.
Hasil uji ketelitian within run dengan agregometer 9. Sirridge MS. Laboratory evaluation of hemostasis. 2nd ed. Lon-
Chrono-Log model 490 menggunakan agonist ADP 1, 2, 5 don: Henry Kimpton Publisher; 1974.p.1-19.
dan 10 mM berturut-turut 9,8%; 4,8%; 13,2% dan 12,1%. Nilai 10. Yamanaka M. Blood platelets. 1st ed. Kobe: Sysmex Corporation.
2000.p.58-66
rujukan agregasi maksimal pada 90 laki-laki dan 90 perempuan
11. Mustard JF, Packham MA. Platelets and diabetes mellitus. N Engl
berumur 20-50 tahun tidak berbeda bermakna dengan J Med. 1980;10:665-7.
menggunakan agonist ADP 1, 2, 5 dan 10 mM berturut-turut 12. Suryaningsih V, Timan IS. Pemeriksaan agregasi trombosit dengan
3-15%; 11-36%; 25-68% dan 49-84%. reagen ADP menggunakan alat PACKS-4. Bagian Patologi Klinik
FKUI-RSCM. 1996.
Daftar Pustaka
1. Canon CP, Brownwald E. Unstable angina and non-ST-elevation HQ
myocardial infarction. In: Kasper DL et al, eds. Harrison’s prin-
ciples of internal medicine.16 th ed. New York:McGraw-Hill.
2005.p.1444-8.