Nitrogen atau zat lemas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa
rasa dan merupakan gas diatomik bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur
atau senyawa lainnya. Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif bereaksi
dengan unsur lainnya.
Nitrogen mengisi 78,08 persen atmosfir Bumi dan terdapat dalam banyak jaringan
hidup. Zat lemas membentuk banyak senyawa penting seperti asam amino, amoniak, asam
nitrat, dan sianida. Nitrogen adalah zat non logam, dengan elektronegatifitas 3.0. Mempunyai
5 elektron di kulit terluarnya. Ikatan rangkap tiga dalam molekul gas nitrogen (N2) adalah
yang terkuat. Nitrogen mengembun pada suhu 77K (-196oC) pada tekanan atmosfir dan
membeku pada suhu 63K (-210oC).
Sifat umum nitrogen :
Nitrogen tidak berbau dan tidak berwarna.
Udara mengandung 78 % Nitrogen.
Nitrogen tidak menopang kehidupan,
Nitrogen tidak beracun.
Nitrogen tidak mudah terbakar dan tidak memperbesar pembakaran,
Disebut juga zat lemas
Dalam laboratorium gas nitrogen dapat dibuat dengan beberapa metode, umumnya
melibatkan oksidasi amonium dan amonia, yaitu pirolisis amonium nitrat atau pengaliran
amonia melalui tembaga oksida panas. Dekomposisi termal sodium azida, NaN3
menghasilkan unsur-unsurnya, Na dan N2 murni. Persamaannya adalah:
Selain dari pemanasan senyawa azida, nitrogen yang dapat dihasilkan dari pemanasan larutan
amonium nitrit ( NH4NO2 ) secara perlahan-lahan . Reaksinya adalah:
1
NH4NO2(aq) 2 H2O(l) + N2(g)
dipanaskan
Amonium nitrit yang digunakan dibuat dengan cara mereaksikan natrium nitrit dan amonium
klorida menurut reaksi berikut:
Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini didapati
berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun amonia memiliki
sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik
dan dapat merusak kesehatan. Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi dapat
menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian.
Pembuatan ammonia :
1. Gas amoniak dibuat menurut proses Haber & Bosch: N2 + 3 H2 → 2NH3 22,8 kal pada
suhu reaksi 530 oC dan tekanan 150 - 200 atm dengan katalis Fe2O3/Ni/Pt/Pd. Reaksi
tersebut merupakan reaksi eksoterm namun harus dilangsungkan pada suhu tinggi, hal ini
disebabkan karena kedua gas tersebut bersifat lembam. Gas nitrogen berasal dari udara
sedangkan hidrogen berasal dari cracking gas alam.
2. Pada zaman dahulu amoniak diperoleh sebagai hasil sampingan gas lampu (hasil
penyulingan kering batu bara) dalam bentuk garam sulfat atau karbonat, kemudian
dibebaskan dengan Ca(OH)2.
3. Di laboratorium, jika diperlukan gas amoniak dalam jumlah sedikit dapat dibuat dengan
membebaskan garam-garam amonium dengan kapur (mis. NH4Cl + Ca(OH)2).
Semua garam amonium dapat mengalami dekomposisi termal. Garam dengan anion bukan-
oksidator menghasilkan amonia dan asam-asam induknya menurut persamaan reaksi:
NH4Cl NH3 + HCl
NH4HCO3 NH3 + H2O
NH4HS NH3 + H2S
Sedangkan garam-garam dengan anion bersifat oksidator megalami dekomposisi swa
redoks jika dipanaskan. Dengan demikian, dalam reaksi tersebut atom nitrogen dalam
amonium teroksidasi, sedangkan atom nitrogen dalam nitrat tereduksi. Dekomposisi ini sangat
hebat, lebih-lebih pada temperatur tinggi akan terjadi redos lebih lanjut menjadi nitrogen
dengan biloks nol menurut persamaan reaksi:
2
2 NH4NO3 2N2 + 4H2O
Oleh karena itu, campuran antara amonium nitrat dengan senyawa-senyawa yang dapat
teroksidasi sangat berbahaya.
Reaksi lain untuk senyawa nitrogen adalah reaksi senyawa nitrit dengan asam pekat
dan kalium iodida. Dengan menambahkan asam dengan hati-hati akan dihasilkan uap nitrogen
dioksida yang coklat, dimana uap tersebut terjadi karena bersenyawanya nitrogen oksida
dengan oksigen dari udara. Dan dengan menambahkan suatu larutan nitrit ke dalam laruta
kalium iodida, yang dilanjutkan dengan mengasamkannya denga H2SO4, iod akan dibebaskan,
yang dapat diidentifikasi dengan munculnya warna biru yang dihasilkan dengan pasta kanji.
Selain nitrit, nitrogen dapat juga membentuk reaksi senyawa nitrat. Diantaranya
adalah reaksi senyawa nitrat dengan FeSO4. Bila melakukan reaksi ini yang dilakukan dengan
menuangkan 3-5 mL H2SO4 perlahan-lahan di dinding tabung, maka akan didapatkan sebuah
cincin coklat pada tempat dimana kedua cairan bertemu. Cincin ini disebabkan oleh
pembentukan [Fe(NO)]2+. Setelah dikocok dan dipanaskan, warna coklat ini hilang, Nitrogen
oksida dilepaskan, dan tinggallah larutan ion besi yang kuning.
1. Percobaan 1
gas
Hasil uji
3
2. Percobaan 2
Tabung 1 Tabung
2
Ditambahkan H2SO4 1M tetes Ditambahkan 2,5 ml aquades
demi tetes Dibagi 2
Diamati uap yang terjadi dan
warna larutan
Tabung a Tabung b
hasil
Ditambah 2,5 ml
aquades
Dikocok
Dibagi 2
Tabung c Tabung d
Diambil
Ditambah 2 tetes KI
+ 2 tetes amilum + 2
tetes H2SO4 1M
hasil
3. Percobaan 3
cincin
4
4. Percobaan 4
1 ml Larutan NH4OH 2 M
filtrat residu
endapan
5. Percobaan 5
gas
5
6. Percobaan 6
5 ml NH4OH pekat
Gas I Gas II
6
VII. Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc
1 Larutan NaNO 2 Larutan NH Cl 4
sebelum : NaNO2(aq)+NH4Cl(aq)→ Gas nitrogen dapat dibuat
(0,3 gram dalam 10 (0,3 gram dalam 10
ml air)
NaNO2 : Kristal tidak NaCl(aq) + N2(g)↑+ dari larutan NaNO2
ml air)
Dimasukkan ke Dimasukkan ke berwarna 2H2O(l) dengan NH4Cl
dalam erlenmeyer dalam corong pisah NH4Cl : serbuk berwarna putih Gas nitrogen dideteksi
pipa samping
Larutan NaNO2: tidak dengan padamnya nyala
Labu suling dan corong pisah dirangkai
berwarna api
Labu dihangatkan
Kran corong pisah dibuka hati-hati Aquades: tidak berwarna
gas Sesudah:
NH4Cl + air: larutan tidak
Ditampung di dalam gelas ukur berisi air
yang diletakkan terbalik berwarna
Diukur volume gas NaNO2 + air: larutan tidak
Diuji dengan sebilah kayu menyala besar
diamati berwarna
Larutan NaNO2+ larutan
Hasil
NH4Cl + dihangatkan:
uji
gelembung gas
Diuji dengan sebilah kayu
menyala: api padam
7
2 0,25 gram NaNO2 Sebelum: NaNO2(s) + H2O(l) → NaNO2 dapat bereaksi
NaNO2: Kristal tidak berwarna NaNO2(aq) dengan H2SO4
Dilarutkan ke dalam 2,5 ml air H2SO4: larutan tidak berwarna menghasilkan gas NO
KI: larutan tidak berwarna
Dibagi menjadi 2 tabung
Tabung 1 NaNO2 dapat bereaksi
Amilum; larutan berwarna 2NaNO2(aq) + H2SO4(aq) dengan KI menghasilkan
merah muda → 2Na2SO4(aq) + gas NO
Tabung 1 Tabung
2 Sesudah: 2NO2(g)↑+ H2(g)
Ditambahkan H2SO4 1M tetes
demi tetes
Ditambahkan 2,5 ml aquades
Dibagi 2
NaNO2 + aquades: larutan
Diamati uap yang terjadi dan tidak berwarna Tabung 2
warna larutan
Tabung 1 +H2SO4: larutan 2NaNO2(aq) +
tidak berwarna 2H2SO4(aq) +KI(aq)→
hasil
Tabung Tabung
b Tabung 2 +aquades: larutan K2SO4(aq) + Na2SO4(aq) +
a
Ditambah 2,5 ml tidak berwarna I2(aq)+ 2NO(g)↑+
aquades
Dikocok Tabung b +aquades: larutan 2H2O(g)
Dibagi 2
tidak berwarna
Dikocok:larutan tidak
berwarna
Tabung Tabung
d
Tabung d + KI: larutan tidak
c
Diambil
berwarna
Ditambah 2 tetes KI
+ 2 tetes amilum +
Ditambah amilum; larutan
2 tetes H2SO4 1M tidak berwarna
Ditambah H2SO4: larutan
hasil
berwarna biru kehitaman
8
3 0,5 mL FeSO4 0,2M
Sebelum: 2NO3- + 4 H2SO4 + 6 terbentuk cincin tengguli
Larutan NaNO2
(0,3 gram dalam 10 ml HNO3 encer: larutan tidak 2+
Fe2+ 6Fe3+ + 2NO (Fe[NO] ) berwarna
air)
berwarna (g) + 4SO42- + 4H2O kuning
Dimasukkan pada tabung
reaksi 1
Dimasukkan dalam tabung
reaksi 2
H2SO4 pekat: larutan tidak
Ditambah H2SO4 pekat (1 berwarna
Dituangkan pada tabung 1
Fe2+ + NO (g)
ml) melalui dinding tabung
FeSO4: larutan tidak berwarna
didinginkan [Fe(NO)]2+
Sesudah:
HNO3 encer + H2SO4: larutan
cincin
tidak berwarna
didinginkan: larutan tidak
berwarna
ditambah FeSO4: terbentuk
cincin trengguli berwarna
kuning
9
4 Sebelum: 2NH4OH(aq) + H2S(g) → reaksi antara NH4OH
1 ml Larutan NH4OH pekat: larutan tidak (NH4)2S(aq) + 2H2O(l) dengan gas H2S,
NH4OH 2 M berwarna ammonium, bunga
Dimasukkan dalam tabung Gas H2S: tidak berwarna (NH4)2S(aq)+ 2HCl(aq) → belerang menghasilkan
reaksi Ammonium:larutan tidak NH4Cl(aq) + H2S↑(g) larutan berwarna kuning
Dialiri gas H2S berwarna dan endapan belerang
Ditambah ammonium 0,1 M Bunga belerang: serbuk kuning FeS(s)+ HCl(aq) → berwarna kuning
Dikocok larutan dengan HCl pekat: larutan tidak FeCl2(aq) + H2S↑(g)
bunga belerang berwarna
disaring
filtrat resid Sesudah
u NH4OH pekat + Gas H2S:
Diamati warna larutan tidak berwarna
larutan Ditambah ammonium: larutan
Ditambah HCl encer tidak berwarna
0,1 M sampai timbul Ditambah bunga belerang:
endapan endapan larutan berwarna kuning
Filtrate+ HCl: tidak terbentuk
endapan kuning
10
5 Larutan NH4Cl 4 M + Ca(OH)2
Sebelum: NH4Cl(aq)+ Ca(OH)2(s) → Reaksi antara NH4Cl
NH4Cl: larutan tidak berwarna CaCl2(aq) + 2NH3(g) + dan Ca(OH)2
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi Ca(OH)2: serbuk putih H2O(aq) menghasilkan gas NH3
HCl: larutan tidak berwarna
Dipanaskan perlahan-lahan
Kertas lakmus merah diatas tabung
bersifat basa yang
Diamati 2NH3(aq)+ HCl(aq) → ditunjukkan dengan
Dimasukkan pengaduk kaca yangtelah dicelupkan kedalam HCl NH4Cl(aq) perubahan kertas lakmus
pekat
Sesudah
diamati NH4Cl+ Ca(OH)2 : larutan merah menjadi biru
keruh
gas
Dipanaskan: timbul gas keruh
Diuji kertas lakmus: merah
jadi biru
Ditambah HCl: timbul gas
6 Sebelum: NH4OH(aq) → NH3(g) ↑ + Gas ammonia dari
5 ml NH4OH pekat NH4OH pekat: larutan tidak H2O(aq) pemanasan NH4OH
berwarna bersifat basa yang
Dimasukkan ke erlenmeyer 200 ml
Dipanaskan perlahan-lahan HCl pekat: larutan tidak NH3(g) ↑ + HCl(aq) → ditunjukkan dengan
Gas ditampung dalam tabung reaksikering berwarna NH4Cl(aq) terbentuknya larutan
yang ditutup dengan penutup karet
diuji Aquades: larutan tidak berwarna merah muda
berwarna NH3(g) ↑ + H2O(aq)→
Indikator PP: larutan tidak NH4OH(aq)
Gas I Gas II
berwarna
Dimasukkan pengaduk kaca yang sudah Tabung berisi gas
dicelupkan HCl pekat diletakkan terbalik di
diamati atas gelas kimia Sesudah
berisi air (10 ml) NH4OH + dipanaskan: timbul
Hasil uji Ditambah indikator
PP 2 tetes gas
Gas I + HCl: timbul gas
Hasil uji Gas II + PP: larutan berwarna
merah muda
11
VIII. Pembahasan
Pada percobaan ini bertujuan untuk menganalisa tentang nitrogen, amonia, dan
senyawanya. Percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan gas nitrogen.
Pertama, larutan NaNO2 dimasukkan dalam tabung suling kemudian ditambahkan dengan
larutan NH4Cl. Penambahan dilakukan dengan menggunakan corong pisah, sambil
dihangatkan. Sehingga terjadi reaksi:
NaNO2(aq)+NH4Cl(aq)→ NaCl(aq) + N2(g)↑+ 2H2O(l)
Gas yang keluar ditampung pada gelas ukur yang diletakkan terbalik pada bak berisi
air. Kemudian gas yang tertampung diuji dengan nyala api, hasilnya nyala api pada kayu
padam, sesuai dengan persamaan reaksi berikut:
N2(g) + O2(g) → 2NO(g)
Hal ini mengindikasikan salah satu sifat gas nitrogen yaitu sangat tidak reaktif jika
direaksikan dengan unsur atau senyawa lainnya. Sehingga sebilah kayu yang memiliki nyala
api ketika dialiri dengan gas nitrogen akan langsung padam karena sifat ketidakreaktifan yang
dimiliki gas nitrogen.
Pada percobaan kedua dilarutkan 0,25 gram NaNO2 kedalam 2,5 mL aquades,
kemudian dibagi kedalam 2 tabung. Pada tabung pertama ditambahkan larutan H2SO4 1M
sebanyak 3 tetes, pada tabung 1 terjadi pembentukan gas NO2, reaksi yang terjadi:
2NaNO2(aq) + H2SO4(aq) → 2Na2SO4(aq) + 2NO2(g)↑+ H2(g)
+3 oksidasi +2
2NaNO2(aq) + 2KI(aq) + 4H2SO4(aq) 4KHSO4(aq) + I2(aq) + 2NO(g) + 2H2O(l)
-1 reduksi 0
Pada percobaan ini terjadi pembentukan gas NO ditandai dengan terjadinya perubahan warna
larutan menjadi biru kehitaman karena reaksi antara amilum dengan I2 yang terbentuk.
Reaksinya :
12
Pada percobaan ketiga 1 mL larutan HNO3 encer direaksikan dengan 1 mL H2SO4
pekat, kemudian ditambahkan larutan FeSO4 sehingga terjadi reaksi pengkhelatan, yang
ditandai dengan terbentuknya cincin tengguli berwarna kuning. Reaksi yang terjadi :
Pada percbaan keempat yang bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat nitrogen dan
senyawanya, langkah percobaanya adalah dengan memasukkan NH4OH 2 M berupa larutan
tidak berwarna ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya dialiri gas H2S yang berbau menyengat
melalui selang. Gas H2S diperoleh dari penambahan HCl pekat kedalam tabung yang berisi
batu FeS yang berwarna hitam, dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
Larutan NH4OH 2M setelah dialiri gas H2S tetap tidak berwarna, sesuai dengan
persamaan reaksi berikut:
Setelah ditambah NH4OH 0.1 M dan dikocok dengan bunga belerang berupa serbuk
berwarna kuning, larutan berubah warna menjadi kuning. Setelah disaring dihasilkan filtrate
berupa larutan berwarna kuning dan residu berupa endapan kuning, dengan persamaan reaksi
sebagai berikut:
Filtrat yang diperoleh selanjutnya ditambah dengan HCl encer berupa larutan tidak
berwarna, pada percobaan ini seharusnya terbentuk endapan berwarna kuning. Namun, pada
percobaan yang telah dilakukan tidak terjadi pembentukan endapan. Hal tersebut mungkin
dikarenakan kesalahan praktikan dalam melakukan penambahan pereaksi.
13
Pada percobaan kelima yang bertujuan untuk mengidentifikasi gas ammonia (NH3)
yang bersifat basa dari reaksi garam amonium klorida ((NH4Cl) dengan serbuk Ca(OH)2.
Langkah yang dilakukan adalah dengan memasukkan NH4Cl 4 M dalam tabung reaksi dan
menambahkan seujung sendok kecil Ca(OH)2 berupa serbuk putih dan dihasilkan larutan
berwarna putih. Kemudian larutan tersebut dipanaskan dan diuji dengan kertas lakmus merah
dan biru serta pengaduk yang telah dicelupkan dalam HCl pekat. Saat dipanaskan, larutan
berwarna putih keruh dan timbul gelembung gas, yakni gas NH3 yang dapat membirukan
kertas lakmus merah, yang artinya gas tersebut bersifat basa. Proses pemanasanan juga
menghasilkan bau yang menyengat yang menandakan terbentuknya gas NH3. Dengan
persamaan reaksi sebagai berikut:
Selanjutnya, pengaduk yang telah dicelupkan HCl pekat dimasukkan ke dalam tabung
reaksi., dan terbentuk asap putih. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
Pada percobaan keenam yang bertujuan untuk membuat gas ammonia (NH 3) di dalam
laboratorium dan mengetahui sifat-sifat gas ammonia. Pertama, 5 mL NH4OH berupa larutan
tidak berwarna dimasukkan ke dalam erlenmeyer berparuh dan dipanaskan perlahan-lahan
mengahasilkan larutan tidak berwarna, dan terbentuk gas selama beberapa menit, sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
dipanas kan
NH4OH(aq) NH3↑(g) + H2O(l)
Gas yang terbentuk selanjutnya ditampung dalam tabung reaksi kering yang ditutup
dengan karet penutup yang dihubungkan dengan selang. Setelah gas terbentuk maka
dilakukan pengujian yang pertama di uji dengan menggunakan pengaduk kaca yang sudah
dicelupkan pada HCl pekat. Hasilnya timbul asap putih. Hal tersebut membuktikan bahwa
dalam tabung reaksi tersebut terdapat gas NH3. Persamaan reaksinya adalah :
NH3↑(g) + HCl(aq) NH4Cl (aq)
Pengujian yang kedua adalah dengan mengalirkan gas yang dihasilkan ke dalam air
yang sudah diberi indikator Phenophtalein. Air berubah dari tak berwarna menjadi merah
muda. Hal ini menunjukkan bahwa NH3 bersifat basa, yang mana indicator phenolphthalein
merupakan indicator basa yang mempunyai rentang pH 8,3 sampai 10, sehingga indicator PP
ini akan bekerja hanya pada larutan basa yang mengubaha warna larutan basa menjadi merah
muda.
14
IX. Kesimpulan
Dari percobaan-percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Gas nitrogen dapat dibuat dilaboratorium dengan cara mereaksikan larutan NaNO2
dengan NH4Cl dengan pemanasan. Gas nitrogen sangat tidak reaktif jika bereaksi
dengan unsur atau senyawa lain. Dan jika diuji dengan nyala api, nyala api tersebut
akan padam yang membuktikan sifat ketidakreaktifan gas nitrogen.
2. Gas NO yang bereaksi dengan udara (O2) akan membentuk senyawa gas NO2.
3. Nitrogen dapat membentuk senyawa kompleks dengan Fe yaitu [Fe (NO)2]2+ yang
dibuktikan dengan terbentuknya cincin tengguli yang berwarna kuning .
4. NH4OH Jika dialiri dengan gas H2S dan direaksikan dengan bunga belerang (S)
akan terbentuk endapan kuning yaitu endapan (NH4)2S.
5. NH4Cl jika dieaksikan dengan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) akan terbentuk gas
NH3 yang bersifat basa karena mengubah lakmus merah menjadi biru.
6. Pembuatan gas NH3 di laboratorium dengan memanaskan NH4OH menghasilkan
das amonia bersifat basa yang dibuktikan dengan perubahan warna menjadi merah
muda pada air yang telah dicampur dengan indikator pp.
X. Jawaban Pertanyaan
Selain dari pemanasan senyawa azida, nitrogen yang dapat dihasilkan dari pemanasan
larutan amonium nitrit ( NH4NO2 ) secara perlahan-lahan . Reaksinya adalah:
NH4NO2(aq) 2 H2O(l) + N2(g)
dipanaskan
Amonium nitrit yang digunakan dibuat dengan cara mereaksikan natrium nitrit dan
amonium kloridam menurut reaksi berikut:
15
NaNO2(aq) + NH4Cl (aq) NH4NO2(aq)+ NaCl(aq)
dipanaskan
Pembuatan Amonia
Gas amoniak dibuat menurut proses Haber & Bosch: N2 + 3 H2 → 2NH3 22,8 kal pada
suhu reaksi 530 oC dan tekanan 150 - 200 atm dengan katalis Fe2O3/Ni/Pt/Pd. Reaksi
tersebut merupakan reaksi eksoterm namun harus dilangsungkan pada suhu tinggi, hal ini
disebabkan karena kedua gas tersebut bersifat lembam. Gas nitrogen berasal dari udara
sedangkan hidrogen berasal dari cracking gas alam.
Pada zaman dahulu amoniak diperoleh sebagai hasil sampingan gas lampu (hasil
penyulingan kering batu bara) dalam bentuk garam sulfat atau karbonat, kemudian
dibebaskan dengan Ca(OH)2.
Di laboratorium, jika diperlukan gas amoniak dalam jumlah sedikit dapat dibuat dengan
membebaskan garam-garam amonium dengan kapur (mis. NH4Cl + Ca(OH)2).
16
c. Nitrogen yang terdapat dalam persenyawaan yang dengan lambat terurai oleh
mikroflora tanah.
3. Tulislah persamaan reaksi semua percobaan di atas!
Jawab:
Reaksi NaNO2 dan NH4Cl
NaNO2(aq) + NH4Cl(aq) NaCl(aq) + N2(g) + 2H2O(aq)
Reaksi tabung I:
2NaNO2(aq) + H2SO4(aq) Na2SO4(aq) + 2NO(g) + H2O(aq)
2NO + O2 2NO2
Reaksi tabung II:
2NaNO2(aq)+H2SO4(aq)+2KI(aq) Na2SO4(aq)+K2SO4(aq)+2NO(g)+I2(aq)+H2O(aq)
Reaksi HNO3 dan H2SO4
2HNO3(aq) + H2SO4(aq) H2SO4(aq) + 2NO(g) + H2O(aq)
Pembentukan cincin tengguli:
FeSO4(aq) + NO(g) [Fe(NO)2]SO4
17
2. Dalam rumah tangga banyak digunakan dalam campuran obat pembersih sendok garpu
perak dan barang logam lainnya.
3. Dalam PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) digunakan untuk obat sengatan
serangga untuk menetralkan asam racunnya.
4. Dalam aneka industri digunakan sebagai bahan dasar pembuatan asam nitrat, Na-
karbonat, pupuk ZA, pengisi mesin pendingin (pengganti freon), pengawet lateks, dan
lain-lain.
Lutfi, Achmad, dkk. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II. Surabaya: UNESA
Press.
Sugiyarto, Kristian H. 2004. Common Textbook Kimia Anorganik I. Yogyakarta: UNY Press.
Vogel. 1979. Texbook Of Macro And Semimicro Qualitatif Inorganic Analysis Fifth Edition.
London: Longman Group Limited.
Hadyana; Pudjaatmaka. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Edisi kelima. Jakarta:
Kalman Media Pustaka.
Mengetahui,
( ) ( )
18