Proposal Tadoc 566095c06055b
Proposal Tadoc 566095c06055b
Oleh
M. HAFANDY
03111002118
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2015
1. Judul :
2. Pengusul :
a. Nama : M.Hafandy
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIM : 03111002118
d. Semester : VIII (Delapan)
e. Fakultas/ Jurusan : Teknik/ Teknik Pertambangan
f. Alamat e-Mail : hafandymuhammad@yahoo.co.id
g. Contact Person : 08999032893
Menyetujui :
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan
B. BIDANG ILMU
Teknik Pertambangan
C. LATAR BELAKANG
PT Bukit Asam (Persero), Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang pertambangan yaitu khususnya tambang batubara. Umumnya batubara
yang ditambang digunakan sebagai bahan bakar untuk Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU) dan pabrik semen. Seiring berjalannya kegiatan penambagan
batubara dilakukan akan ada dampak lingkungan yang akan menyebabkan
terjadinya air asam tambang, hal ini dikarenakan karena kurangnya penanganan
yang baik terhadap overburden. Air asam tambang merupakan salah satu dampak
kegiatan pertambangan yang apabila sudah terbentuk sangat sulit untuk
mencegahnya dan dapat berlangsung dalam kurun yang waktu yang sangat lama
melampaui umur tambang. Air asam tambang bisa menyebabkan proses kegiatan
pertambangan akan terhenti serta apabila tidak dilakukan proses pengelolaan air
asam tambang bisa sangat membahayakan kesehatan manusia serta berdampak
buruk terhadap lingkungan sekitarnya.
Air asam tambang terjadi karena tersedianya mineral sulfida – sumber
sulfur/asam, (oksigen dalam udara) – pengoksidasi, dan air sebagai pencuci hasil
oksidasi. Proses tejadinya air asam tambang yaitu bila teroksidasinya mineral -
mineral sulfida yang terdapat pada batuan hasil galian dengan air (H2O) dan
oksigen (O2). Oksidasi logam sulfida inilah yang nantinya akan dapat membentuk
asam.
Analisis mengenai penanganan overburden perlu dilakukan agar dapat
mencegah terjadinya air asam tambang yang tidak akan menggangu proses
kegiatan pertambangan sehingga rencana produksi dapat tercapai. Dengan begitu
untuk menghidari itu terjadinya diperlukan penanganan yang khusus terhadap
overburden.
D. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan memiliki beberapa tujuan yaitu :
E. PERMASALAHAN
Pada penelitian ini yang menjadi rumusan masalah meliputi kurangnya
penanganan khusus terhadap overburden mulai dari penimbunan overburden
yang kurang baik, penanganan overburden yang kurang maksimal serta metode
penanganan overburden yang kurang tepat sehingga apabila penanganan
overburden ini tidak dilakukan secara khusus akan menyebabkan terbentuknya air
asam tambang.
F. PEMBATASAN MASALAH
Ruang lingkup pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah analisis
penanganan overburden untuk mencegah terjadinya air asam tambang pada Unit
Banko Barat PT. Bukit Asam (Persero), Tbk, Tanjung Enim Sumatera Selatan.
Selain itu penelitian ini juga hanya melakukan pengamatan terhadap penanganan
overburden tidak sampai ke pengolahan air asam tambangnya.
G. MANFAAT
Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui penanganan overburden
untuk mencegah terjadinya air asam tambang sehingga perusahaan dapat
menerapkan metode penanganan overburden yang tepat untuk mencegah
terjadinya air asam tambang yang dapat memberikan kerugian bagi perusahaan,
seperti aktivitas penambangan tidak berjalan yang mengakibatkan rencana
produksi tidak akan tercapai, serta dampak buruk terhadap lingkungan disekitar.
H. METODELOGI PENELITIAN
Di dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggabungkan antara
teori dengan data-data lapangan. Sehingga dari keduanya didapat pendekatan
penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu:
1. Pengumpulan data, yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data primer, yaitu data yang diambil dari pengamatan lapangan
dengan menentukan secara sistematis data yang dibutuhkan.
b. Data sekunder, yaitu data yang diambil dari literatur dan
referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian ini.
2. Pengolahan data
Pengolahan data merupakan perubahan dari data mentah yang
diambil dari lapangan, disusun berdasrkan urutan, ditabulasi,
kemudian di hitung nilai-nilai yang diperlukan seperti nilai rata-rata,
rumus luasan dan bangun ruang, dan hasilnya nanti akan digunakan
sebagai masukan-masukan dalam perhitungan selanjutnya.
3. Pembahasan
Setelah dilakukan pengolahan data, tahap selanjutnya adalah
pembahasan. Pembahasan dilakukan terhadap hasil pengolahan data
yang telah dilakukan. Pembahasan dapat dilakukan menggunakan
metode-metode penelitian yang telah ada atau pun berupa analisa
terhadap pengolahan data yang telah dilakukan. Pembahsan
sebaiknya dilakukan secara akurat dan teliti sehingga akan diperoleh
kesimpulan yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
4. Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil biasanya harus didasarkan pada metode-
metode penarikan kesimpulan yang telah ada sehingga kesimpulan
yang dihasilkan dapat menjadi dasar bagi penelitian yang sama di
masa yang akan datang. Biasanya setelah kesimpulan terdapat pula
suatu saran. Saran yang diberikan sebaiknya dapat memberikan solusi
terhadap suatu penelitian yang telah dilakukan.
Orientasi Lapangan
Permasalahan :
1. Bagaimana penimbunan Overburden yang baik untuk mencegah terjadinya
air asam tambang ?
2. Penanganan Overburden yang bagaimana yang dapat mencegah terjadinya
air asam tambang ?
3. Bagaimana menentukan metode penanganan overburden yang dapat
mencegah terjadinya air asam tambang ?
Data Primer Data Sekunder
Pengolahan Data
Pembahasan
Kesimpulan :
1. Didapat penanganan overburden yang baik yang dapat mencegah
terjadinya air asam tambang
2. Didapat metode penanganan yang tepat untuk mencegah terjadinya
air asam tambang
3. Didapat karakteristik GAMBAR H.1
dari overburden yang menyebabkan
terjadinya air asam tambang
DIAGRAM ALIR PENELITIAN
I. TINJAUAN PUSTAKA
1. Overburden
Overburden merupakan lapisan tanah atau batuan penutup yang menutupi
bahan galian (batubara, emas, dll) dan biasanya terdiri dari lapisan top soil, sub
soil, dan lapisan tanah inti (clay stone, sand stone, dll). Lapisan top soil adalah
lapisan yang mengandung banyak unsur hara, dimana lapisan ini nantinya akan
digunakan sebagai lapisan penutup saat tambang tidak beraktifitas atau berhenti
untuk dilakukan reklamasi atau penanaman tumbuhan kembali (Dory, 2014).
Adapun klasifikasi material overburden di Pertambangan sebagai berikut :
a. Material Lunak.
Yaitu jenis material Overburden yang paling mudah diambil atau mudah
digali. Material ini memiliki angka rippabilitas antara 0 sampai 50 meter per detik.
Contoh jenis ini adalah materal yang memiliki sedikit kandungan air (pasir, tanah
biasa,) dan material yang mengandung banyak air (pasir lempung, lumpur, quick
sand). Cara pengambilan material Overvurden jenis ini bisa diambil langsung
dengan digali (direct digging) dengan menggunakan alat seperti Excavator,
Shovel, atau jenis alat gali lainnya (Dory, 2014)..
b. Material agak keras.
Material yang memiliki angka rippabilitas antara 50 sampai 80 m/s.
Contoh material jenis ini seperti pasir bercampur kerikil, pasir yang kasar dan
juga kerikil lepas. Cara pengambilan material agak keras masih bisa dilakukan
dengan direct digging menggunakan alat gali Excavator, Shovel, dll (Dory, 2014).
c. Material setengah keras.
Material jenis ini memiliki angka rippabilitas antara 800 sampai 1250 m/s.
Contoh jenis material seperti ini adalah shale (serpihan), claystone (batuan
lempung), batuan kerikil yang tersemen agak kompak, batuan beku yang melapuk
sedang sampai berat, serta batuan yang memiliki banyak rekahan. Material kelas
ini bisa digali dengan bantuan alat seperti Ripper (Alat garu) (Dory, 2014).
d. Material yang agak keras sampai material keras.
Material dengan angka rippabilitas antara 1250 sampai 3000 m/s. Contoh
material jenis ini seperti sandstone (batu pasir), limestone (batu gamping kapur),
vulcanic tuff (batu lempeng), breksi, batuan beku yang tersemen sangat kompak.
Material jenis ini tidak bisa diambil dengan hanya alat gali seperti excavator,
shovel, ripper, dsb. Material jenis ini lebih cocok diambil dengan metode blasting
atau peledakan (Dory, 2014)..
e. Material keras.
Material jenis ini memiliki angka rippabilitas antara 3000 sampai 4000
m/s. Contoh material Overburden jenis ini antara lain, batuan beku andesit granite,
batuan metamorpik seperti kuarsa, dan batuan keras lainnya. Material ini bisa
digali dan diambil dengan menggunakan metode blasting (Dory, 2014)..
f. Material massive.
Material dengan angka rippabilitas di atas 4000 m/s dan merupakan
material paling keras saat diambil atau digali. Material massive bisa diambil
dengan metode peledakan (Dory, 2014)..
Menurut Ali, R.K., and Retno, D., (2007) adapun langkah-langkah dalam
metode pencampuran bahan dan basa:
1. melakukan pengeboran dan peledakan untuk mengekspos asam bahan,
2. menghilangkan bahan asam dengan loader atau dozer,
3. mencampurkan asam dan bahan alkali,
4. menyelesaikan reklamasi dan revegetasi secepat mungkin.
Menurut Ali, R.K., and Retno, D., (2007) adapun langkah-langkah dalam
metode perendaman:
1. melakukan pengeboran dan peledakan untuk mengekspos asam bahan,
2. menghilangkan bahan asam dengan loader atau dozer,
3. membangun tempat pembuangan di pengurukan tersebut di mana:
- Di lantai pit mining
- Di bawah permukaan air akhir untuk dikembangkan dalam pengurukan pasca
tambang
- Dalam hidrologi 'tidak ada aliran' zona
- Keluar dari zona aliran mungkin setidaknya 10 meter di bawah permukaan
4. Tambahkan bahan alkali untuk mengurangi pembentukan asam,
5. Lengkapi reklamasi dan revegetasi secepat mungkin,
d. Metode enkapsulasi
Metode ini meliputi memproduksi asam bahan dengan bahan kedap
membatasi dari udara dan air. Marszalek (1996) menunjukkan materi yang bias
menjadi kapal sintetis atau mungkin liat sebuah materi atau bahan padat lainnya
yang menghasilkan lapisan dengan konduktivitas hidrolik rendah (Gambar 5.3).
Menurut Ali, R.K., and Retno, D., (2007) adapun tujuan dari metode
enkapsulasi yaitu sebagai berikut :
1) untuk mengurangi paparan oksigen
2) untuk mengurangi kontak dengan air dan dengan demikian mengurangi potensi
rembesan terkontaminasi. Setelah penempatan, pemadatan dan pengobatan
dengan bahan alkali jika diperlukan, bahan asam memproduksi kemudian
ditutup dengan top soil. Bahan ini juga dipadatkan di atas bahan asam
memproduksi.
f. JADWAL PELAKSANAAN
Rencana pelaksanaan kerja skripsi adalah mulai tanggal 25 Mei 2015
sampai dengan 25 Juli 2015 dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut:
Minggu
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Orientasi Lapangan
h. DAFTAR PUSTAKA
Ali, R.K., and Retno, D., 2007. Indonesian Mining Journal : overburden
threatment technology in acid mine drainage prevention. R & D Centre
for Mineral and Coal Technology. Vol.10 No.08 : 29-37.
Dory, M., 2014. Pertambangan : Klasifikasi Overburden di Tambang. Jakarta
Gautama RS. 2007. Pidato Guru Besar ITB: Pengelolaan air asam tambang: aspek
penting menuju pertambangan berwawasan lingkungan.
Marzalek, A. S., 1996. Preventative and Remedial Environmental Engineering.
The Institute of Engineers Australia, Barton ACT 2600. Australia.
Perry, E,1985. Overburden Analysis. In Proceedings, Symposium in surface
mining, Hydrology, Sedimentology and Reclamation, University of
Lexington, KY.
Rudy Sayoga Pratama, 2012. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara :
Pengelolaan Air Asam Tambang. Puslitbang Teknologi Mineral dan
Batubara.Vol.15, No.02 : 78-90.
Skousen, J.G., Sencindiver, J.C., and Smith, R.M., 1987.: A review of procedures
for surface mining and reclamation in areas with acid-producing
materials, Technology Engineering Journal . EWRC 871,West Virginia
University, Morgantown,WV.40 pp.
U.S. Environmental Protection Agency. Coal Remining Journal : Best
Management Practices Guidance Manual. December 2001. Office of
Water Office of Science and Technology Engineering and Analysis
Division.Washington DC.
Watzlaf, G.R. 1997. Passive treatment of acid mine drainage in down-flow
limestone systems. Austin, TX.