Modul Mikrobiologi Blok Digestive
Modul Mikrobiologi Blok Digestive
(Salmonella typhi)
Serologi adalah telaah ilmu tentang reaksi antara antigen dengan antibodi di
dalam serum. Reaksi serologi dapat digunakan sebagai :
1. Menentukan antigen atau antibodi apabila salah satu dari hal tersebut telah diketahui
2. Mengukur titer atau kadar
Tes serologi berdasarkan pada terjadinya ikatan antigen antibodi. Serum
penderita yang diduga mengandung suatu antibodi, direaksikan dengan antigen yang sudah
diketahui jenisnya. Apabila terjadi reaksi (reaksi positif), berarti penderita sebel;umnya
telah pernah terinfeksi oleh antigen tersebut. Jumlah antibodi (titer antibodi) yang terdapat
di dalam serum penderita dapat dipakai sebagai dasar untuk diagnosa penyakitnya.
Contoh, reaksi Widall dipakai untuk mendiagnosis penyakit typus abdominalis
yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Selain dapat dipakai untuk menentukan jenis
kuman yang diasingkan dari penderita, juga dapat digunakan untuk menentukan golongan
darah sebelum melakukan transfusi darah, memilih donor yang tepat pada transplantasi
jaringan.
Salmonella typhi mempunyai tiga macam antigen, yaitu : O antigen (somatik
antigen), H antigen (flagellar antigen) dan Vi antigen (virulensi antigen) ada juga pustaka
menambahkan K antigen (kapsul antigen).
Pada reaksi aglutinasinya :
1. Aglutinasi O berbentuk butir-butir pasir yang tidak hilang apabila dikocok
2. Aglutinasi H berbentuk butir-butir pasir yang hilang apabila dikocok
3. Aglutinasi Vi berbentuk awan
Reaksi Widall adalah reaksi serum (sero-test) untuk mengetahui ada tidaknnya
antibodi terhadap Salmonella typhi, dengan jalan mereaksikan serum seseorang dengan
antigen O, H, dan Vi dari laboratorium. Apabila terjadi aglutinasi, dikatakan reaksi Widall
positif berarti serum orang tersebut mempunyai antibodi terhadap S. typhi, baik setelah
vaksinasi, setelah sembuh dari penyakit tifus ataupun sedang menderita tifus. Reaksi
Widall negatif artinya tidak memiliki antibodi terhadap S. typhi.
Reaksi Widall dipakai untuk menegakkan diagnosis penyeakit tifus abdominalis.
Peninggian titer aglutinin O menunjukkan adanya infeksi yang aktif, peninggian titer
aglutinin H disebabkan vaksinasi dan peninggian titer aglutinin Vi menunjukkan karier.
Antigen adalah zat yang dapat merangsang terbentuknya antibodi apabila
dimasukkan dalam jaringan tubuh Antibodi adalah zat yang dihasilkan tubuh setelah
dimasuki suatu antigen. Antibodi ini dapat berupa antibakteri, antivirus maupun antitoksin,
bergantung dari antigen yang masuk.
Sifat antigen :
1. selalu berupa protein yang mempunyai berat molekul lebih dari 10.000
2. tidak mudah hancur dan terurai oleh cairan-cairan tubuh (darah, limfa dan
sebagainya)
Sifat antibodi :
1. terdiri dari suatu zat yang menempel pada gamma globulin
2. berada dalam keadaan larut dalam cairan badan (serum)
3. dapat direaksikan dengan antigen secara spesifik
4. dibuat dalam reticulo endothelial system (sumsum tulang, kelenjar limfa, liver)
5. antibodi bersifat thermolabil dan tidak tahan apabila kena sinar matahari, karena itu
harus disimpan pada tempat yang dingin dan gelap.
Sel bakteri, virus maupun toksinnya yang terdiri atas protein akan bertindak
sebagai antigen apabila sehingga merangsang dibentuknya antibodi. Beberapa jenis
karbohidrat dan lemak, apabila masuk dalam jaringan tubuh tidak akan bersifat antigen,
tetapi apabila berikatan dengan suatu protein akan bersifat antigen, sehingga merangsang
terbentuknya antibodi. Karbohidrat atau lemak yang dapat berikatan dengan protein dan
bersifat antigen disebut HAPTEN.
Obat-obat tertentu apabila diberikan kepada seseorang yang sensitiv, dapat
merupakan hapten karena berikatan dengan protein tubuh sehingga merangsang
dibentuknya antibodi. Misalnya, seseorang menjadi alergi terhadap obat sulfa atau
penisilin.
Istilah Reaksi Antigen dengan Antibodi
E. coli merupakan flora normal, hidup komersial di dalam kolon manusia dan di
duga membantu pembuatan vitamin K yang penting untuk pembekuan darah. E. coli dapat
digunakan untuk/sebagai indikator pencemaran air oleh tinja, terutama untuk air yang
digunakan keperluan rumah tangga. E. coli dapat menyebabkan epidemi penyakit saluran
pencernaan, seperti kolera, tipus, disentri dan penyakit cacing.
PROSEDUR ENUMERASI
1) Sampel urin dilakukan pengenceran sampai 10-5, dengan cara :
a. 1 mL urin dimasukkan dalam aquadest/garam fisiologis steril 9 mL menggunakan
mikropipet biru (1000 µL) sebagai pengenceran 10-1 (I)
b. 1 mL pengenceran 10-1 (I) dimasukkan dalam aquadest/garam fisiologis steril 9 mL
menggunakan mikropipet biru (1000 µL) sebagai pengenceran 10-2 (II)
c. 1 mL pengenceran 10-2 (II) dimasukkan dalam aquadest/garam fisiologis steril 9 mL
menggunakan mikropipet biru (1000 µL) sebagai pengenceran 10-2 (III) seterusnya
sampai pengenceran 10-5.
2) Dua pengenceran terakhir dilakukan penanaman dengan duplo (masing–masing
pengenceran 2 cawan) pada media Mc Conkey Agar cawan secara spread plate (100
µL)
3) Inkubasi dilakukan selama 2 x 24 jam pada suhu 370C.
4) Dihitung jumlah pertumbuhan koloni E. coli (koloni sedang, merah bata/tua, smooth,
keping/sedikit cembung) pada masing-masing cawan.
5). Pertumbuhan koloni dihitung dengan metode Total Plate Count (TPC), yaitu :
jumlah koloni (CFU / mL) a x 1 / n x faktor koreksi
Keterangan :
a : jumlah koloni
n : faktor pengenceran (10-1, 10-2, 10-3 dst)
faktor koreksi : metode penanaman (Spread plate : 10; pour plate : 1) (Lay, 1994).