Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS JASA EKOSISTEM MANGROVE DALAM MENGURANGI EROSI PANTAI DI

SEBAGIAN PESISIR KECAMATAN REMBANG


KABUPATEN REMBANG

Dhika Dwi Anggraini


dhikadwia@gmail.com

Muh Aris Marfai


arismarfai@ugm.ac.id

Abstrak
Rembang is one of district located in coastal area that have a marine potential. However, the
marine potential is also followed by the coastal disaster. The aim of this research are to know the
services of mangrove ecosystem in mangrove area, calculate the value of mangrove ecosystem services
for reducing coastal erosion, and compare the value of mangrove ecosystem. The identification of
ecosystem services is obtained from interviews and field observations and the assessment of mangrove
ecosystem services using economic valuation approach. The results of this research show that mangrove
ecosystems have provisioning services, regulation services, and cultural services. Providing services
such as produce sources of feed for organisms in the ecosystem or for the community, regulation services
in the form of pond protection from coastal erosion, and cultural services in the form of tourism
activities. The value of ecosystem services in each village has different values. The largest value of
ecosystem services is in Desa Tireman is Rp.6.691.321.600 / year.

Keywords: mangrove ecosystem, ecosystem services, coastal erosion risk reduction, Economic valuation

Abstrak
Kabupaten Rembang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di wilayah pesisir yang
memiliki potensi sumberdaya laut yang melimpah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jasa
ekosistem mangrove di kawasan mangrove Kecamatan Rembang, menghitung besarnya nilai jasa
ekosistem mangrove dalam pengurangan erosi pantai, dan membandingkan nilai ekosistem mangrove.
Identifikasi jasa ekosistem diperoleh dari hasil lapangan sedangkan penilaian jasa ekosistem mangrove
menggunakan pendekatan valuasi ekonomi. Pendekatan valuasi ekonomi digunakan untuk mengetahui
nilai jasa ekosistem. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekosistem mangrove di sebagian
Kecamatan Rembang memiliki jasa penyedia, jasa regulasi, dan jasa budaya. Jasa penyedia berupa
kegiatan penghasil sumber pakan bagi organisme di dalam ekosistem ataupun bagi masyarakat sekitar,
jasa regulasi berupa pelindung tambak dari erosi pantai, dan jasa budaya yang hanya ditemukan d Desa
Pasarbanggi berupa kegiatan pariwisata. Nilai dari jasa ekosistem di masing-masing desa mempunyai
nilai yang berbeda-beda. Nilai jasa ekosistem terbesar terdapat di Desa Tireman dengan nilai sebesar
Rp.6.691.321.600/tahun.

Kata kunci : ekosistem mangrove, jasa ekosistem, pengurangan risiko erosi pantai,
total economic value

PENDAHULUAN Bencana kepesisiran menjadi hal yang harus


Kabupaten Rembang merupakan salah diwaspadai bagi daerah yang berada di wilayah
satu dari sekian kabupaten yang memiliki garis pesisir. Pada pertengahan tahun 1964, pesisir
pantai. Wilayah pesisirnya seluas 355,95 km2 sepanjang Kabupaten Rembang, termasuk desa
atau sekitar 35% dari luas seluruh wilayah Pasar Banggi, daratan pinggir pantai yang
Kabupaten Rembang (Damastuti, 2015). Selain umumnya berupa tambak telah habis terkena
sumberdaya yang melimpah, kawasan pesisir erosi pantai (rembang.dosen.unimus.ac.id,
juga memiliki ancaman bencana. Ancaman 2012).
tersebut seperti, bencana tsunami, banjir rob, Dampak yang lebih besar dari sebuah
penurunan muka tanah, erosi pantai, dll. bencana dapat dikurangi dengan sebuah mitigasi
1
bencana yang berkelanjutan. Salah satu Teknik Pengolahan Data
terobosan terbaru dalam mitigasi bencana yang Pengidentifikasian jasa ekosistem
sedang dikembangkan oleh banyak daerah yaitu didasarkan dari naskah MEA (2005) dimana
memanajemen ekosistem pesisir. Hal ini pengidentifikasian dibagi menjadi tiga jasa yaitu
mengingat prinsip dari Manajemen Berbasis jasa penyedia, jasa regulasi, dan jasa budaya.
Ekosistem (MBE) adalah memahami gambaran Penilaian jasa ekosistem di Desa Pasarbanggi,
besar, mengenali koneksi, dan berusaha untuk Tireman, dan Kabongan Kidul menggunakan
mempertahankan elemen ekosistem dan proses- pendeketan valuasi ekonomi yaitu dengan
proses yang menghubungkannya (Guerry, menghitung nilai ekonomi total dari jasa
2005). ekosistem mangrove. Penilaian tersebut
Hutan mangrove merupakan ekosistem berdasarkan pada nilai dari masing-masing
utama pendukung kehidupan yang penting di kegiatan yang teridentifikasi dalam jasa
wilayah pesisir dan lautan. Setiap ekosistem ekosistem.
memiliki nilai manfaat baik manfaat langsung
maupun tidak langsung berupa jasa ekosistem. Teknik Analisis
Jasa ekosistem adalah proses ekologi atau Analisis data penelitian dilakukan
komponen ekosistem yang berpotensi menggunakan dua teknik analisis yaitu analisis
memberikan aliran manfaat bagi masyarakat. statistik deskriptif dan komparatif. Analisis
Millenium Ecosystem Assessment (2005) statistik deskriptif digunakan untuk
mengklasifikasikan jasa ekosistem dalam empat menjabarkan hasil perhitungan jasa ekosistem
kategori utama yaitu provisioning services, mangrove sedangkan analisis komparatif
regulating services , dan cultural services. Oleh digunalan untuk membandingkan jasa ekosistem
karena itu, untuk mewujudkan pembangunan mangrove pada tiga daerah yaitu Desa
yang berkelanjutan dengan konsep MBE dan Pasarbanggi, Desa Kabongan Lor, dan Desa
jasa ekosistem di Kabupaten Rembang terutama Tireman.
di Kecamatan Rembang perlu dilakukannya
analisis jasa ekosistem mangrove di sebagian HASIL DAN PEMBAHASAN
pesisir Kecamatan Rembang agar pemerintah Salah satu ekosistem tropis yang sedang
maupun masyarakat dapat mengetahui manfaat dikembangkan sebagai salah satu
atau jasa-jasa yang dimiliki oleh hutan penanggulangan bencana adalah ekosistem
mangrove tersebut sehingga hutan tersebut mangrove. Manajemen Berbasis Ekosistem
dapat terus dilestarikan dan dijadikan sebagai (MBE) adalah memahami gambaran besar,
benteng dalam pengurangan risiko bencana mengenali koneksi, dan berusaha untuk
terutama bencana kepesisiran serta dapat mempertahankan elemen ekosistem dan proses-
menjadi acuan dalam manajemen bencana untuk proses yang menghubungkannya (Guerry,
daerah dengan karakteristik yang serupa. Tujuan 2005). Konsep manajemen tersebut juga dapat
dari penelitian ini adalah mengetahui jasa dijadikan dasar dalam manajemen bencana
ekosistem mangrove di kawasan mangrove berbasis ekosistem atau yang biasa dikenal
Kecamatan Rembang, menghitung besarnya dengan Ecosystem Based Disaster Risk
nilai jasa ekosistem mangrove dalam Reduction (Eco-DRR) (Triyanti dkk, 2016).
pengurangan erosi pantai, dan membandingkan Ekosistem yang dijadikan sebagai dasar
nilai ekosistem mangrove. pembangunan juga mempunyai berbagai
manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat
METODE PENELITIAN sekitar ekosistem. Manfaat yang diberikan oleh
Data yang Dikumpulkan ekosistempun beragam, baik manfaat langsung
Data yang dikumpulkan dibagi menjadi ataupun manfaat tidak langsung.
dua macam yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer mencakup seluruh hasil wawancara Identifikasi Jasa Ekosistem
dan pengamatan langsung di lapangan. Data Pengidentifikasian jasa ekosistem
sekunder berupa data yang dikumpulkan dari mangrove bertujuan untuk memudahkan
hasil studi literatur, telaah pustaka, dan data pengelompokan manfaat yang diberikan oleh
instansional. ekosistem tersebut. Pengelompokan jasa
didasarkan pada naskah MEA (2005) dimana
2
jasa tersebut dikelompokkan menjadi tiga (2016) masyarakat Desa Kabongan Lor
macam jasa yaitu jasa penyedia/produksi, jasa didominasi bekerja sebagai nelayan sehingga
regulasi/pengaturan, serta jasa budaya. tidak banyak masyarakat yang memanfaatkan
Rangkuman dari identifikasi jasa ekosistem hutan mangrove untuk memenuhi kebutuhan
disajikan pada Tabel 1. pangan sehari-hari.
DEWHA (2009) menjelaskan bahwa
a. Jasa Penyedia/Produksi jasa penyedia tidak selalu berbicara terkait
Jasa penyedia/produksi merupakan pemanfaatan organisme yang hidup didalam
jasa/manfaat yang diberikan oleh ekosistem sebuah ekosistem. Selain memanfaatkan
mangrove berupa barang dan jasa. Aktivitas organisme yang hidup di ekosistem mangrove,
yang dihasilkan berupa penyedia pangan untuk pemanfaatan bagian dari pohon mangrove juga
masyarakat sekitar dalam bentuk tempat dapat kategorikan dalam kegiatan jasa
penghasil tiram, kepiting, dan cacing untuk penyedia. Akan tetapi, berdasarkan hasil
Desa Pasarbanggi dan Tireman. Desa wawancara, pengolahan bagian pohon
Kabongan Lor tidak memiliki jasa penyedia mangrove seperti batang, daun, dan biji sedang
atau produksi dikarenakan luasan hutan berada ditahap percobaan sehingga hasil olahan
mangrove yang kecil sehingga biota yang dapat produk-produk tersebut belum dapat
dimanfaatkan sebagai bahan makanan tidak dikomersilkan.
banyak. Selain itu, berdasarkan data BPS

Tabel 1. Identifikasi Jasa Ekosistem di Desa Pasarbanggi, Tireman, dan Kabongan Lor
Nama Desa Jenis Jasa Contoh Kegiatan
Jasa Penyedia/Produksi a. Penyedia pangan (Tiram,
Ikan, Kepiting, dan cacing)
Jasa Regulasi/Pengaturan a. Pemecah gelombang
b. Pelindung tambak dari erosi
Desa
pantai
Pasarbanggi
c. Penyedia keaneragaman
hayati
d. Penghasil karbon
Jasa Budaya Penyediaan peluang wisata
Jasa Penyedia/Produksi a. Penyedia pangan (Tiram,
Kepiting, dan Cacing)
Jasa Regulasi/Pengaturan a. Pemecah gelombang
b. Pelindung tambak dari erosi
Desa Tireman pantai
c. Penyedia keaneragaman
hayati
d. Penghasil karbon
Jasa Budaya -
Jasa Penyedia/Produksi -
Jasa Regulasi/Pengaturan a. Pemecah gelombang
b. Pelindung tambak dari erosi
Desa pantai
Kabongan Lor c. Penyedia keaneragaman
hayati
d. Penghasil karbon
Jasa Budaya -
Sumber: Hasil olah data, 2016

3
b. Jasa pengatur atau regulasi seiring dengan kesadaran masyarakat akan
Jasa kedua adalah jasa regulasi atau keberlangsungan dari suatu ekosistem.
pengatur dapat dijumpai di ketiga desa. Berdasarkan pengamatan di lapangan, jasa
Jasa regulasi/pengatur merupakan hasil penyedia peluang wisata hanya ditemukan
kemampuan ekosistem mengatur iklim, di Desa Pasarbanggi. Pemanfaatan wisata
siklus air dan biokimia, proses permukaan oleh masyarakat Desa Pasarbanggi mulai
tanah, dan berbagai proses biologis aktif tahun 2015. Berdasarkan hasil
(DEWHA, 2009). Bentuk aktivitas dari wawancara dengan pengelola wisata,
jasa regulasi atau pengatur diketiga desa wisata Jembatan Merah Mangrove
berupa pemecah gelombang yang Pasarbanggi berawal dari pembuatan
sekaligus melindungi tambak dari erosi infrastruktur jembatan saat pemantauan
pantai, penyedia keaneragaman hayati, dan gubernur dalam rangka peresmian objek
penghasil karbon. restorasi ekosistem mangrove tahun 2015
Pemecah gelombang berfungsi yang hingga saat ini terus berkembang.
untuk mengurangi kekuatan gelombang Pertumbuhan pariwisata ekosistem
laut yang menghantam ke daratan. mangrove di Desa Pasarbanggi diikuti juga
Berkurangnya kekuatan gelombang dengan munculnya lapangan pekerjaan
selanjutnya akan mempengaruhi baru yang dapat meningkatkan
berkurangnya kejadian erosi pantai. Jasa perekonomian masyarakat sekitar seperti
pengurangaan erosi pantai di Desa penjaga parkir, warung, penjualan bibit
Pasarbanggi, Tireman, dan Kabongan Lor mangrove, dll.
dapat dibuktikan dengan perubahan garis
pantai di Kecamatan Rembang dari tahun Nilai jasa ekosistem
1995 sampai 2015. Pengamatan perubahan Penilaian jasa ekosistem bertujuan
garis pantai di Kecamatan Rembang untuk mengetahui seberapa pentingnya
menggunakan pengolahan citra Landsat 5 suatu ekosistem. Semakin besar nilai yang
TM dan Landsat 8 OLI TIRS dengan diperoleh dari ekosistem tersebut semakin
metode on-screen digitation. penting pula suatu ekosistem bagi
Penyedia keaneragaman hayati keberlangsungan masyarakat sekitar.
dapat dilihat dari adanya penelitian yang Produk yang dihasilkan oleh sebuah
di lakukan oleh Puspita (2015). ekosistem memiliki nilai yang berbeda-
Berdasarkan penelitian tersebut terdapat berbeda sesuai dengan kebutuhan
beberapa jenis tanaman pesisir yang dapat masyarakat. Penilaian jasa ekosistem yang
ditemui di Desa Pasarbanggi dimana jenis dilakukan menggunakan pendekatan
tersebut juga biasa dijumpai di Desa valuasi ekonomi. Valuasi ekonomi
Tireman dan Kabongan Lor. Jasa pengatur merupakan salah satu metode penilaian
atau regulasi dari ekosistem mangrove suatu sumberdaya dengan pendeketana
salah satunya adalah penghasil karbon. ekonomi (Suparmoko dkk, 2014).
Akan tetapi, jasa ekosistem mangrove
dalam mengatur karbon pada penelitian ini a. Nilai jasa penyedia/produksi
tidak diteliti lebih rinci karena keterbatasan Ekosistem mangrove sebagai
data. penyedia pangan diartikan bahwa
ekosistem tersebut menjadi penghasil
c. Jasa budaya sumber pangan bagi masyarakat sekitar.
Jasa budaya yaitu jasa yang terkait Nilai jasa ekosistem sebagai penyedia
dengan manfaat yang manusia dapatkan pangan didapat dari harga beli atau harga
melalui hiburan, pengembangan pasar dari Tiram, Kepiting, dan cacing.
penalaran, relaksasi dan refleksi spiritual Produk-produk tersebut dipilih
(Hein at al, 2006). Jasa budaya juga bisa dikarenakan ketiganya merupakan produk
dikatakan sebagai bonus yang muncul dominan yang biasa dicari oleh masyarakat

4
sekitar baik sebagai bahan makanan sehari- tambak dari erosi pantai, dan menjaga
hari ataupun dijual. Nilai jasa penyedia keanekaragaman hayati.
dari ekosistem mangrove disajikan pada
Gambar 1. i. Nilai pemecah gelombang
Penentuan biaya pemecah
Nilai Jual Produk Ekosistem gelombang didasarkan pada Analisis
Mangrove Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) bidang
pekerjaan umum yang dikeluarkan oleh
120,000,000 BALITBANG PU (2012). Berdasarkan
100,000,000 AHSP didapat biaya pembangunan
80,000,000
infrastruktur pemecah gelombang (break
Nilai (Rp).

water) ukuran 150 x 20 x 5 m (panjang x


60,000,000 lebar x tinggi) sebesar
40,000,000 Rp2.921.147.000,00. Apabila nilai
20,000,000 tersebut dikonversikan untuk ekosistem
mangrove di ketiga desa maka didapat nilai
0
sepanjang Rp.46.609.626.790 dengan
Pasarbanggi Tireman Kabongan Lor
panjang garis pantai sebesar 2393,39 m
Tiram Kepiting Cacing untuk Desa Pasarbanggi,
Rp.36.206.448.610 dengan panjang garis
Gambar 1. Grafik Nilai jual produk ekosistem pantai sepanjang 1859,19m untuk Desa
mangrove di ketiga desa Tireman, dan Rp. 1.818.472.430 dengan
panjang garis pantai sepanjang 933,78m
b. Nilai Jasa Pengatur atau Regulasi untuk Desa Kabongan Lor.
Erosi pantai merupakan salah satu
ancaman besar bagi masyarakat yang ii. Nilai pelindung tambak dari erosi
tinggal di pesisir. Bagi masyarakat pantai
Rembang terutama Desa Pasarbanggi, Pemanfaatan tambak di ketiga desa
Tireman, dan Kabongan Lor, erosi pantai dibagi menjadi dua macam, yaitu
menyebabkan jebolnya tanggul tambak pemanfaatan tambak tradisional dan
yang berimbas pada rusaknya tambak modern. Jenis pemanfaatan tambak
masyarakat. Berkembangnya ekosistem disajikan pada Gamabr 2.
mangrove di Kecamatan Rembang
merupakan salah satu gambaran adaptasi (A) (B)
masyarakat pesisir Rembang terhadap
erosi pantai yang terjadi. Berdasarkan hasil
wawancara dan identifikasi lapangan, jasa
pengatur yang dimiliki oleh ekosistem
mangrove di Desa Pasarbanggi, Tireman, Gambar 2 Jenis pemanfaatan tambak, (A)
dan Kabongan Lor terbagi menjadi tiga Tambak tradisional, (B) Tambak modern
manfaat. Ketiga manfaat tersebut antara Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016
lain pemecah gelombang, pelindung

5
Tabel 2. Nilai Produksi Tambak di Ketiga Desa
Nilai Produksi
Nilai Produksi Tambak Intensif TOTAL
Desa/Kelurahan Tambak Tradisional
Udang (Rp.) (Rp.)
(Rp.)
Pasarbanggi 2.316.600.000 3.430.000.000 5.746.600.000
Tireman 445.500.000 6.059.666.340 6.505.166.340
Kabongan Lor 222.750.000 0 222.750.000
Sumber: Hasil olah data, 2016

Nilai jual produksi yang dimiliki bahwa semakin luas suatu ekosistem
ketiga desa berbeda-beda. Nilai produksi mangrove, maka nilai ekonomi
masing-masing jenis tambak di setiap desa biodiversitasnya juga semakin besar.
disajikan pada Tabel 2. Nilai produksi Penelitian serupa pernah dilakukan oleh
tambak paling besar berada di Desa Hanifa dkk, 2013 di Desa Pasarbanggi
Tireman. Hal ini berarti apabila ekosistem yang menghitung nilai biodiversitas
mangrove rusak atau hilang, maka desa ekosistem amngrove menggunakan
yang memiliki kerugian terbesar akibat pendekatan Ruitenbeek. Akan tetapi, hasil
erosi pantai berada di Desa Tireman yang diperoleh berbeda dengan penelitian
meskipun potensi dampak terbesar berada tersebut dikarenakan nilai tukar rupiah dan
di Desa Pasarbanggi yang memiliki garis luasan hutan mangrove dari Desa
pantai terpanjang dibanding ketiga desa. Pasarbanggi yang berubah.
Nilai produksi tambak juga dapat diartikan
semakin besar nilai produksi tambak, maka c. Nilai jasa budaya
semakin besar pula jasa regulasi ekosistem Jasa budaya ekosistem mangrove
mangrove dalam mengurangi erosi pantai di yang berkembang di sebagian kecamatan
desa tersebut. Rembang yaitu di Desa Pasarbanggi,
Tireman, dan Kabongan Lor berupa
iii. Nilai keanekaragaman hayati kegiatan wisata. Menurut Harahab (2010),
Keanekaragam hayati (biological- metode penilaian jasa budaya dapat
diversity atau biodiversity) adalah semua menggunakan pengukuran menggunakan
makhluk hidup di bumi (tumbuhan, hewan, biaya perjalanan wisatawan ataupun
dan mikroorganisme) termasuk menggunakan pemasukan dari kegiatan
keanekaragaman genetik yang wisata. Penilaian jasa budaya di Desa
dikandungnya dan keanekaragaman Pasarbanggi menggunakan pendekatan
ekosistem yang dibentuknya (DITR,2007 pemasukan dari kegiatan wisata yang
dalam Kusmana, 2015). Nilai berlangsung. Kegiatan wisata tersebut
keanekaragaman hayati diperoleh dari seperti penarikan parkir, penjualan bibit
perhitungan yang mengacu pada penelitian mangrove, dan hasil persewaan lapak atau
nilai biodiversity Ruitenbeek (1992) yaitu warung disekitar tempat wisata. Penilaian
sebesar US$ 15 ha/tahun, yang kemudian jasa budaya melalui kegiatan pariwisata di
diaplikasikan pada setiap daerah kajian. Desa Pasarbanggi menunjukkan bahwa
Penyesuaian dengan daerah kajian diawali kegiatan tersebut dapat meningkatkan
dengan compound nilai agar perhitungan pendapatan yang signifikan bagi desa.
dapat mendekati akurat. Berdasarkan perhitungan nilai jasa budaya
Nilai ekonomi biodiversitas pada Tabel 4.14. didapat nilai jasa budaya
terbesar berada di Desa Pasarbanggi di Desa Pasarbanggi sebesar Rp.
sebesar Rp. 8.115.504,9 ha/tahun. Nilai 117.241.000/tahun. Nilai tersebut belum
ekonomi di ketiga desa berbeda-beda menggambarkan keseluruhan pendapatan
sebanding dengan luasan hutan mangrove yang didapat dari kegiatan wisata di Desa
yang ada. Hal tersebut membuktikan Pasarbanggi.
6
(2016) menjelaskan bahwa adaptasi
Perbandingan Jasa Ekosistem masyarakat di Desa Kabongan Lor terhadap
Kawasan ekosistem mangrove di bencana kepesisiran tidak berbasis pada
Kecamatan Rembang mencakup tiga ekosistem sehingga ekosistem mangrove di
daerah administrasi yaitu Desa desa tersebut sangat terbatas jumlahnya.
Pasarbanggi, Tireman, dan Kabongan Lor. Desa Pasarbanggi, Tireman, dan
Meskipun berbeda batas administrasi, Kabongan Lor memiliki nilai jasa regulasi
dampak ekosistem mangrove yang berupa pengurangan dampak erosi pantai.
dirasakan oleh ketiga desapun saling Hal ini serupa dengan penelitian yang
berkaitan. dilakukan oleh Satriagasa (2015) yang
Nilai jasa ekosistem mangrove menghitung jasa ekosistem kepesisiran di
terbesar berada di Desa Pasarbanggi yaitu DIY dalam mengurangi risiko bencana
sebesar Rp. 46.950.333.295/tahun dengan yang mungkin terjadi. Dalam hal ini,
luasan hutan mangrove sebesar 15,43 ha. ekosistem mangrove di sebagaian
Desa Tireman memiliki nilai jasa ekosistem Kecamatan Rembang memiliki nilai lebih
sebesar Rp. 36.396.858.856/tahun. Desa sebagai pengurang risiko bencana
lainnya yaitu Desa Kabongan Lor memiliki terutaman ancaman erosi pantai sehingga
nilai jasa ekosistem terendah sebesar nilai ekonomi dari jasa ekosistem yang ada
Rp.1.819.235.066,56/tahun dikarenakan sebenarnya lebih besar dari sekadar
luasan tambak maupun luasan hutan pengetahuan dan kepentingan pariwisata.
mangrove di desa tersebut memiliki luasan Nilai jasa ekositem disajikan pada Tabel 3.
yang kecil. Selain itu, berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Marfai, dkk

Tabel 3. Nilai Jasa Ekosistem di Ketiga Desa


Desa Jenis Jasa Bentuk Kegiatan Nilai (Rp)

Jasa Produksi Penyedia Pangan 215.350.000

Pemecah gelombang 46.609.626.790


Pasarbanggi Jasa Pengatur

Keaneragaman Hayati 8.115.504,90

Jasa Budaya Wisata


117241000
TOTAL 46.950.333.295

Jasa Penyedia Penyedia Pangan 186.150.000

Pemecah gelombang 36.206.448.610


Tireman Jasa Pengatur
Keaneragaman Hayati 4.260.245,60

Jasa Budaya Wisata 0

TOTAL 36.396.858.856
Jasa Penyedia Penyedia Pangan 0
Kabongan Lor
Jasa Pengatur Pemecah gelombang 1.818.472.430

7
Desa Jenis Jasa Bentuk Kegiatan Nilai (Rp)
Keaneragaman Hayati 762.636,56
Jasa Budaya Wisata 0
TOTAL 1.819.235.066,56
Sumber: Hasil olah data, 2016
jasa budaya hanya ditemukan di Desa
Manfaat penghitungan penilaian Pasarbanggi. Kegiatan pada jasa
jasa ekosistem juga dapat diaplikasikan penyedia berupa pemanfaatan biota
dalam manajemen risiko bencana berbasis yang hidup pada ekosistem mangrove
ekosistem (Eco-DRR). Berdasarkan hasil oleh masyarakat, sedangkan kegiatan
KTT Rio Earth pada tahun 1992, sebuah pada jasa regulasi berupa manfaat
pendekatan ekosistem didefinisikan pemecah gelombang, pelindung
sebagai strategi pengelolaan terpadu tambak serta pendukung
sumberdaya lahan, air, dan sumberdaya keanekaragaman hayati.
untuk mengenalkan konservasi dan 2. Nilai jasa ekosistem dalam mengurangi
pemanfaatan berkelanjutan dalam suatu erosi pantai diketiga desa berbeda-beda
ekosistem. Akan tetapi, perhitungan tidak menggunakan pendekatan pemecah
berhenti sampai ditemukannya nilai gelombang. Desa Pasarbanggi
ekonomi-ekologi ekosistem mangrove memiliki nilai jasa regulasi berupa
dalam sebuah perencanaan wilayah pesisir. pemecah gelombang sebesar Rp.
Tetapi perlu dilanjutkan pada perhitungan 46.609.626.790/tahun, untuk Desa
yang lain berkaitan dengan alternatif Tireman sebesar Rp.
kegiatan yang dapat dilakukan di sekitar 36.206.448.610/tahun, dan Desa
ekosistem mangrove sebagai pusat Kabongan Lor sebesar Rp.
perencanaan yang berbasis pada 1.818.472.430/tahun.
manajemen bencana. Dengan fungsi yang 3. Nilai jasa ekosistem terbesar berada di
sedemikian penting, maka keberadaan Desa Pasarbanggi dimana di desa
ekosistem mangrove harus menjadi bagian tersebut mempunyai jasa yang tidak
pertimbangan dalam pengembangan dan dimiliki oleh kedua desa lainnya yaitu
tata ruang wilayah pesisir, oleh karena itu berupa jasa budaya. Jasa budaya pada
diperlukan pula strategi konservasi yang Desa Pasarbanggi dapat dikatakan
tepat agar semua kegiatan baik fisik, sosial, sebagai bonus yang muncul seiring
maupun ekonomi dapat berjalan selaras dan dengan kesadaran masyarakat akan
harmoni. keberlangsungan dari suatu ekosistem.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan hasil peneilitian ini, dapat Badan Pusat Statistik. 2016. Kecamatan
disimpulkan beberapa hal mengenai Rembang dalam Angka Tahun 2015.
analisis jasa ekosistem mangrove dalam Rembang: Badan Pusat Statistik
mengurangi erosi pantai di sebagian pesisir Damastuti, P. 2015. Kesesuaian Ekologis
Kecamatan Rembang, Kabupaten Hutan Mangrove untuk Ekowisata dan
Rembang. Silvofishery di Pantai Utara, Rembang,
1. Jenis jasa ekosistem mangrove di Jawa Tengah. Tesis. Yogyakarta:
Kecamatan Rembang terbagi menjadi Program Pasca Sarjana Fakultas
tiga macam, yaitu jasa penyedia, Kehutanan Universitas Gadjah Mada
regulasi, dan budaya. Jasa penyedia Department of the Environment, Water,
ditemukan pada dua desa yaitu Desa Heritage, and the Arts. 2009.
Pasarbanggi dan Tireman, jasa regulasi Ecosystem Services: Key Concepts and
ditemukan di semua desa, sedangkan Applications, Occasional Paper No 1.
Canberra: Department of the
8
Environment, Water, Heritage, and the Triyanti, A. Chu, Eric. 2016. An Ecosystem
Arts Approach to Disaster Risk Reduction:
Guerry, A.D. 2005. Icarus and Daedalus: The Challenges of Multileve
Conceptual and Tactical Lessons for Governance. Brief for GSDR
Marine Ecosystem-Based
Management. Jurnal Front Ecol
Environ 2005; 3(4): 202–211
Hein, Lars, Kris van Koppen, Rudolf S. de
Groot, Ekko C. van Ierland. 2006.
Spatial scales, stakeholders and the
valuation of ecosystem services,
Ecological Economics (2006); 57:
209– 228
Kusmana, C. 2015. Makalah Utama:
Keanekaragaman Hayati
(Biodiversitas) Sebagai Elemen Kunci
Ekosistem Kota Hijau. Prosiding
Seminar Nasional Masy Biodiversity
Indonesia Vol.1 Nomor 8 Hal 1747-
1755.
Marfai, M.A., Cahyadi, A., Anggraini,
D.D., Apriyana, D. 2016. Dinamika
Pantai Pasarbanggi: Dampak
Perubahan Garis Pantai dan Startegi
Adaptasi Masyarakat Lokal. Laporan
Hibah Penelitian Dosen Departemen.
Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM
Millenium Ecosystem Assessment. 2005.
Ecosystem And Human Well-Being :
Current State and Trends. Volume
Wasington : Islandpres
Puspita, P.P.S. 2015. Konsep
Pengembangan Ekowisata Mangrove
Berbasis Masyarakat di Desa
Pasarbanggi, Kabupaten Rembang.
Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian IPB
Ruitenbeek, H.J. 1992. Mangrove
Management: An Economic Analysis
of Management Options with a Focus
on Bintuni Bay, Irian Jaya. Jakarta:
EMDI/KLH
Satriagasa, CM. 2015. Analisis Jasa
Ekosistem Kawasan Kepesisiran
Daerah Istimewa Yogyakarta dalam
Pengurangan Risiko Bencana. Tesis.
Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM
Suparmoko, Sudirman, D., Setyarko, Y.,
Wibowo, H.S. 2014. Valuasi Ekonomi
Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
Yogyakarta: BPFE

Anda mungkin juga menyukai