Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia ialah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dalam
keadaan yang paling sempurna dari pada makhluk ciptaan yang lain karena
diibekali oleh akal pikiran dan hawa nafsu secara sekaligus, manusia juga
diberikan amanat oleh Allah SWT untuk menjadi pemimpin dan perawat
bumi tempat tinggal manusia.
Manusia juga dilahirkan dalam keadaan fitrah dan memiliki insting
untuk beragama, namun dikemudian orang tuanyalah yang menjadikan
manusia tersebut majusi, nasrani atau pun islam, hal ini juga sesuai dengan
hadits yang nabi sampaikan. Karena telah dibuktikan bahwa manusia
memang dalam dunia ini dan kehidupan sehari-hari memang membutuhkan
agama dan membutuhkn tempat bersandar, dalam hal ini ialah tuhan.
Motivasi yang terdapat dalam diri manusia memiliki berbagai macam
jenis dan unsur-unsur yang dapat mempengaruhinya, terlebih lagi motivasi
dalam beragama seseorang dan bagaimana memaknai agama sebagai suatu
kebutuhan manusia itu sendiri.
Atas dasar pendahuluan diatas dalam makalah ini pemakalah akan
mencoba menyajikan tema tentang motivasi beragama dalam kajian psikologi
agama berdasarkan literature-literatur yang kami dapatkan.

B. Tujuan Masalah
Dari penjelasan diatas dapat diambil tujuan masalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui tentang pengertian motivasi
2. Dapat mengetahui motivasi dalam psikologi barat
3. Dapat mengetahui spritual islam
4. Dapat mengetahui fungsi spritual

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Motivasi Spiritual
Secara etimologi kata “sprit” berasal dari kata Latin “spiritus”,
yang diantaranya berarti “roh, jiwa, sukma, kesadaran diri, wujud tak
berbadan, nafas hidup, nyawa hidup.” Dalam perkembangannya, selanjutnya
kata spirit diartikan secara lebih luas lagi. Para filosuf, mengonotasian “spirit”
dengan (1) kekuatan yang menganimasi dan memberi energi pada cosmos, (2)
kesadaran yang berkaitan dengan kemampuan, keinginan, dan intelegensi, (3)
makhluk immaterial, (4) wujud ideal akal pikiran (intelektualitas, rasionalitas,
moralitas, kesucian atau keilahian). Sedangkan kecerdasan adalah
kemampuan untuk memahami sesuatu. Spiritual Quotient adalah kesadaran
tentang gambaran besar atau gambaran menyeluruh tentang diri seseorang
dan jagat raya (Imam Supriyono, 2006: 75).
Sedangkan Menurut Oxford English Dictionary, kata spiritual diartikan
persembahan, dimensi supranatural, berbeda dengan dimensi fisik, perasaan
atu pernyataan jiwa, kekudusan, sesuatu yang suci, pemikiran yang
intelektual dan berkualitas, adanya perkembangan pemikiran danperasaan,
adanya perasaan humor, ada perubahan hidup, dan berhubngan dengan
organisasi keagamaan. Sedangkan berdasarkan etimologinya, spiritual berarti
sesuatu yang mendasar, penting, dan mampu menggerakkan serta memimpin
cara berpikir dan bertingkah laku seseorang.

B. Motivasi Spritual Dalam Islam


Menurut Anshari (1993) menjelaskan bahwa motivasi spiritual seorang
muslim terbagi menjadi tiga:
1. motivasi akidah,
2. motivasi ibadah dan
3. motivasi muamalat.

2
Motivasi akidah adalah keyakinan hidup, yaitu pengikraran yang
bertolak dari hati. Jadi, motivasi akidah dapat ditafsirkan sebagai motivasi
dari dalam yang muncul akibat kekuatan akidah tersebut. Allport dan Ross
(1967, dalam Beit Hallahmi, B & Argyle, 1997) lebih menyebut motivasi
akidah tersebut sebagai sikap intrinsik. Dimensi akidah ini menunjuk pada
seberapa besar tingkat keyakinan muslim terhadap ajaran-ajaran yang bersifat
fundamental dan dogmatik. Isi dimensi keimanan mencakup iman kepada
Allah, para Malaikat, Rasul-Rasul, kitab Allah, surga dan neraka, serta qadha
dan qadar. Ibadah merupakan tata aturan Illahi yang mengatur hubungan
ritual langsung antara hamba Allah dengan Tuhannya yang tata caranya
ditentukan secara rinci dalam Al Qur’an dan Sunnah Rasul (Anshari, 1993).
Sedangkan motivasi ibadah merupakan motivasi yang tidak pernah
dilakukan oleh orang yang tidak memiliki agama, seperti sholat, doa, dan
puasa. Ibadah selalu bertitik tolak dari aqidah. Jika dikaitkan dengan kegiatan
bekerja, ibadah masih beradadalam taraf proses, sedangkan output dari ibadah
adalah muamalat. Muamalat merupakan tata aturan Illahi yang mengatur
hubungan manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan benda atau
materi (Anshari,1993). Motivasi muamalat ini berarti mengatur kebutuhan
manusia seperti: kebutuhan primer (kebutuhan pokok), sekunder
(kesenangan) dengan kewajiban untuk dapat meningkatkan kinerja dan
kebutuhan primer (kemewahan) yang dilarang oleh Islam. Oleh karenanya
manusia diharapkan dapat bekerja dan berproduksi sebagai bagian dari
muamalat menuju tercapainya rahmatan lil alamin.
Cara Menumbuhkan Motivasi Spiritual
Adapun cara yang ditempuh untuk menumbuhkan motivasi spiritual dalam
pandangan islam adalah:
1. Bertanya dan belajar kepada ahlinya (QS. An-Nahl:43)
2. Hanya berharap dan ditunjukan kepada Allah swt
3. Firman Allah swt: QS.
4. Bimbingan ajaran islam dalam memenuhi rasa lapar dan haus
5. Memelihara kelangsungan jiwa

3
6. Mengendalikan motivasi pemilikan
7. Mengendalikan motivasi agresif
Menurut Frederick Mc Donald yang dikutip oleh Wasty Soemanto
memberikan sebuah definisi tentang motivasi sebagai suatu perubahan tenaga
di dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan
reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. Definisi ini ditandai dengan tiga
hal yaitu;
1. Motivasi dimulai dengan perubahan tenaga dalam diri seseorang
Kita berasumsi bahwa setiap perubahan motivasi mengakibatkan
beberapa perubahan tenaga di dalam sistem neurofisiologis dari pada
organisme manusia.
2. Motivasi itu ditandai oleh dorongan afektif
Dorongan afektif ini tidak mesti kuat, dorongan afektif yang kuat,
sering nyata dalam tingkah laku. Di lain pihak ada pula dorongan
afektif yang sulit diamati.
3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan
Orang yang termotivasi, membuat reaksi-reaksi yang mengarahkan
dirinya kepada usaha mencapai tujuan, untuk mengurangi ketegangan
yang ditimbulkan oleh perubahan tenaga dalam dirinya. Dengan kata
lain motivasi memimpin ke arah reaksi-reaksi mencapai tujuan
Dengan ketiga tanda di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu
sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan
terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia,
kemudian bertindak atau melakukan sesuatu semua ini di dorong
karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Motivasi dapat
didefinisikan dengan segala sesuatu yang menjadi pendorong untuk
memenuhi kebutuhan. Menurut M. Usman Najati sebagaimana dikutip
oleh Abdul Rahman Sholeh, motivasi adalah kekuatan penggerak yang
membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan
tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Dari

4
pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi
memiliki 3 komponen pokok yaitu;
1. Menggerakkan. Dalam hal ini motivasi menimbulkan kekuatan
pada individu, membawa seseorang untuk bertindak dengan cara
tertentu.
2. Mengarahkan. Berarti motivasi mengarahkan tingkah laku. Dengan
demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku
individu diarahkan terhadap sesuatu.
3. Menopang. Artinya, motivasi digunakan untuk menjaga dan
menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan
intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan
individu
Dari beberapa pengertian tentang motivasi di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa motivasi adalah keseluruhan daya penggerak dalam
diri seseorang karena adanya kebutuhan atau keinginan yang
mendorongnya untuk melakukan aktifitas atau kegiatan- kegiatan
tertentu dan memberikan arah dalam mencapai tujuan, baik yang
didorong atau dirangsang dari luar maupun dari dalam dirinya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi seseorang
timbul karena adanya kebutuhan sehingga menyebabkan
keseimbangan dalam jiwa seseorang terganggu, padahal motivasi
merupakan hal yang tidak bisa diamati akan tetapi sesuatu hal yang
dapat disimpulkan lewat tingkah laku seseorang dalam berbuat atau
beraktifitas tersebut dilatarbelakangi oleh motif, disebut jaga tingkah
laku bermotivasi.
Dalam perumusan mengenai tingkah laku bermotivasi tersebut
dapat diketahui unsur-unsurnya yaitu kebutuhan yang merupakan dasar
dari adanya motif, kemudian diwujudkan dalam tingkah laku atau
aktifitas dan diarahkan untuk mencapai tujuan, yang mana hal tersebut
dilakukan berulang ulang atau sesering mungkin apabila hal tersebut
memuaskan.

5
Antara kebutuhan, tingkah laku atau perbuatan, tujuan dan
kepuasan terdapat hubungan dan kaitan yang erat. setiap perbuatan
atau aktifitas disebabkan oleh motivasi. Adanya motivasi karena
seseorang merasakan adanya kebutuhan dan untuk mencapai tujuan.
Apabila tujuan tersebut tercapai maka akan merasa puas. Aktifitas
yang memberikan kepuasan terhadap suatu kebutuhan cenderung untuk
diulang kembali.
Berdasarkan berbagai pengertian di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa yang dimaksud motivasi adalah suatu kebutuhan
yang mendorong perbuatan atau perilaku yang bertujuan perbuatan
sadar, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri orang itu,
termasuk keyakinan, rangsangan lingkungan, situasi dan keadaan atau
kejadian dari suatu gerakan atau perbuatan. Lebih singkatnya motivasi
adalah suatu persiapan untuk mencapai tujuan tertentu. Atau minat dan
antusias seseorang untuk melakukan sesuatu.
Niat yang kedua dalam arti tujuan adalah maksud dari sesuatu
perbuatan (motif). Niat dalam pengertian motif mempunyai dua fungsi
:
1. Menentukan nilai hukum (wajib, sunat , makruh dan haram) ,
yaitu untuk sesuatu amal yang tidak ditentukan secara tegas hukumnya
dalam Al-Quran dan as-Sunah.
2. Menentukan kualitas pahala dari sesuatu perbuatan-perbuatan
yang tertinggi ikhlas dan perbuatan terendah riya. Ketika motivasi
dikaitkan dengan niat dan niat dikaitkan dengan keikhlasan maka hal
ini sangat sulit diukur, namun yang perlu digaris bawahi terlepas dari
keikhlasan dan riya ketika motivasi itu dibahas dan dibicarakan maka
ada persamaannya yaitu sama–sama sulit diklaim secara mutlak namun
hanya bisa diprediksi kemungkinannya.
Harta mempunyai peranan dalam memenuhi kebutuhan manusia.
Urutan pemuasan kebutuhan tersebut sebagai berikut :
1) Kebutuhan pangan dan papan

6
2) Kebutuhan kesehatan dan pendidikan
3) Kebutuhan bagi kelengkapan hidup
4) Kebutuhan posisi, status dan pengaruh sosial Mengenai
motivasi kekuasaan,

al-Quran menengarai yang artinya : ”dijadikan indah pada (pandangan)


manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita,
anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup
di dunia, dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (syurga).
Motivasi Berkompetensi Berkompetensi (berlomba-lomba)
merupakan dorongan psikologis yang diperoleh dengan mempelajari
lingkungan dan kultur yang tumbuh di dalamnya. Manusia biasa
berkompetensi dalam ekonomi, keilmuan, kebudayaan, sosial dan
sebagainya. Al-Quran menganjurkan manusia agar berkompetensi
dalam ketakwaan, amal shaleh, berpegang pada prinsip-prinsip
kemanusiaan, dan mengikuti manhaj Ilahi dalam hubungan dengan
sang pencipta dan sesama manusia sehingga memperoleh ampunan dan
keridhan Allah SWT.
Motivasi Kerja Motivasi kerja dimiliki oleh setiap manusia, tetapi
ada sebagian orang yang lebih giat bekerja daripada yang lain.
Kebanyakan orang mau bekerja lebih keras jika tidak menemui
hambatan merealisasikan apa yang diharapkan. Selama dorongan kerja
itu kuat, semakin besar peluang individu untuk lebih konsisten pada
tujuan kerja. Ada juga yang menyukai dorongan kerja tanpa
mengharapkan imbalan, sebab ia menemukan kesenangan dan
kebahagiaan dalam perolehan kondisi yang dihadapi dan dalam
mengatasi situasi yang sulit.

7
C. Fungsi Spritual
Kecerdasan bukan hanya cerdas secara intelektual (IQ). Tetapi untuk
menjadi orang yang bisa mengatasi tantangan dan agar tidak terbawa arus
zaman, maka seseorang bukan hanya memerlukan kecerdasan intelektual (IQ)
saja, namun juga harus memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan
spiritual (SQ) yang tinggi.
Kecerdasan intelektual (IQ) akan membawa Anda pada cara
mendapatkan materi, mencari solusi, dan memecahkan masalah. Sementara
kecerdasan emosional (EQ) akan membuat Anda dapat merasakan
kebahagian dan kesuksesan, sedangkan kecerdasan spiritual (SQ) akan
membawa Anda menemukan kebijaksanaan dalam memaknai hidup.
Kecerdasan spiritual (SQ) sering dianggap sebagai kecerdasan tertinggi
dari kecerdasan-kecerdasan lain dalam multiple intellegence seperti
kecerdasan fisik (PQ), kecerdasan intelektual (IQ) maupun kecerdasan
emosional (EQ). Orang yang telah memiliki kecerdasan spiritual (SQ) akan
mampu mengerti makna dibalik setiap kejadian dalam hidupnya dan
menyikapi segala sesuatu yang terjadi pada dirinya dengan positif sehingga
mampu menjadi orang yang bijaksana dalam menjalani kehidupan.
Kecerdasan spiritual (SQ) sendiri adalah kecerdasan batin dari pikiran
dan jiwa untuk membangun diri menjadi manusia seutuhnya dengan selalu
berfikir positif dalam menyikapi setiap kejadian yang dialaminya. Orang
yang memiliki kecerdasan spiritual (SQ) akan mampu memaknai penderitaan
hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah, bahkan
penderitaan yang dialaminya.
Memiliki kecerdasan spiritual (SQ) yang tinggi akan memberikan
banyak manfaat dalam kehidupan Anda. Berikut adalah manfaat yang bisa
Anda dapatkan dari kecerdasan spiritual (SQ).
Manfaat kecerdasan spiritual (SQ):
1. Membantu Anda melihat hal-hal dari sudut pandang yang lebih luas dan
kompleks
2. Membantu berpikir lebih jernih

8
3. Membuat pikiran lebih tenang
4. Membuka wawasan dan motivasi Anda tentang bagaimana cara memaknai
hidup
5. Menurunkan sifat egoisme dalam diri Anda
6. Memunculkan sikap menghargai orang lain dengan menempatkan orang
lain diposisi yang lebih tinggi dari pada diri sendiri
7. Menyadari pentingnya nilai-nilai kehidupan seperti keadilan, kejujuran,
kebenaran dan kehormatan
8. Memunculkan sikap belas kasih terhadap orang lain
9. Memunculkan sikap selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki
10. Memunculkan rasa cinta kasih terhadap diri sendiri, orang lain maupun
pada alam semesta.
Selain mendapatkan manfaat seperti di atas, dengan memiliki kecerdasan
spiritual (SQ), Anda akan mampu berfikir positif untuk mejadi orang yang
lebih baik sehingga mampu menjadi pribadi yang utuh, mampu bangkit dari
kegagalan, tidak terpuruk dalam penderitaan dan mampu menjadi motivator
bagi diri sendiri dan orang lain sehingga mampu menjadi orang yang
bijaksana dalam menjalani dan menyikapi kehidupan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Motivasi atau dorongan beragama ialah merupakan dorongan psikis yang
mempunyai landasan ilmiah dalam watak kejadian manusia. Dalam relung
jiwanya manusia merasakan adanya dorongan untuk mencari dan memikirkan
sang penciptanya dan pencipta alam semesta, dorongan untuk
menyembahnya, meminta pertolongan kepadanya setiap kali ia ditimpa
malapetaka dan bencana.
Macam-macam motivasi ada tiga yaitu : motivasi spiritual yang terdiri
dari (motivasi memelihara diri dari kemusyrikan, kekufuran dan
kemunafikan), motivasi fisiologis yang terdiri dari (motivasi pemeliharaan
diri dan motivasi kepada kelangsungan jenis) dan motivasi psikologis yang
terdiri dari (motivasi memiliki, motivasi agresif).
Agama terhadap manusia mempunyai tiga fungsi penting yakni Agama
sebagai petunjuk bagi manusia, Agama sebagai motivasi perbuatan moral,
Agama dan kesehatan mental, sedangkan tingkatan motivasi itu sendiri ada
tiga yaitu motivasi hewani, motivasi insani dan motivasi rabbani.

10
DAFTAR PUSTAKA

WJS.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka,


1985
Faizah, Lalu muhsin effendi, Psikologi Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2006
Hamdani bakran Ad-Dzakiy, Psikologi Kenabian, Yogyakarta, Pustaka Al-Quran,
2005
Suisyanto, Pengantar Filsafat Dakwah, Yogyakarta , Teras, 2006
Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2007

11

Anda mungkin juga menyukai