2analisis Bonus Demografi Sebagai Kesempatan Memacu Perpercepatan Industri D
2analisis Bonus Demografi Sebagai Kesempatan Memacu Perpercepatan Industri D
Industri di Indonesia
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia dalam waktu dekat akan memiliki masa dimana banyaknya jumlah
penduduk usia produktif sehingga menurunkan rasio ketergantungan. Masa inilah yang
disebut dengan bonus demografi. Hal ini merupakan dampak dari adanya perlambatan
pertumbuhan penduduk yang terjadi di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir.
Perlambatan jumlah penduduk disebabkan oleh salah satunya adalah Angka Kelahiran di
Indonesia yang menurun.
Namun, pembangunan ini akan menjadi tidak berguna jika tidak dibarengi oleh
pembangunan modal manusia (Human Capital) yang mencakup pendidikan dan
kesehatan. Terlebih lagi, data dari BPS (Agustus, 2011) menunjukkan bahwa penduduk
usia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan
masih didominasi oleh lulusan SD ke bawah sebanyak 54,2 juta orang dengan persentase
49,40%. Jika dibandingkan dengan pekerja yang memiliki tingkat pendidikan yang relatif
tinggi tentunya proporsi ini masih sangat kecil. Tentunya pembangunan fisik sebagai
penunjang infrastruktur jika tidak dibarengi oleh pembangunan Human Capital akan
menjadi masalah besar pada masa bonus demografi. Disinilah sebenarnya terjadi
kesenjangan antara laju perkembangan industri dan juga Human Capital.
Dari adanya latar belakang tersebut, penulis merumuskan beberapa masalah, yaitu:
2
An Essay on the Principle of Population, Robert Malthus (1830)
3
Birdsal, N., C. Kelley, A., & W. Sinding, S. (2003). Population Matters. New York: Oxford University
Press.
2.2. Pasar Tenaga Kerja
Penduduk yang memasuki usia kerja (15-64 tahun) merupakan sumber daya
dalam menghasilkan output. Dalam ekonomi, tenaga kerja termasuk dalam input yang
memiliki pasar. Pasar Tenaga Kerja adalah seluruh aktivitas dari pelaku-pelaku untuk
mempertemukan pencari kerja dengan lowongan kerja, atau proses terjadinya
penempatan dan atau hubungan kerja melalui penyediaan dan penempatan tenaga kerja.
Pelaku-pelaku yang dimaksud di sini adalah pengusaha, pencari kerja dan pihak ketiga
yang membantu pengusaha dan pencari kerja untuk dapat saling berhubungan.
Sederhananya, pasar tenaga kerja adalah pasar yang mempertemukan penjual dan
pembeli tenaga kerja. Pasar Tenaga Kerja dapat digambarkan dalam kurva berikut,
dimana yang menjadi hargaadalah gaji (W):
3. ANALISIS
3.1. Peranan Human Capital dalam Industri
3.1.1. Pendidikan dan Alih Teknologi
Laju industri di Indonesia dalam dekade terakhir ini sudah bergerak dari sektor-
sektor riil (goods) menuju sektor-sektor pelayanan (service). Dari tabel di bawah,
dapat dilihat bahwa Industri sektor perdagangan, jasa, dan investasi merupakan salah
satu sektor dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia.
Frekuensi Perdagangan Saham Menurut Sektor (kali), 2012-2013
Melihat dari data dari tahun 2012 menuju 2013, angka frekuensi perdagangan
saham sektor tersebut di Indonesia memiliki kenaikan yang cukup besar yaitu sebesar
1.094.514 kali dengan kenaikan nilai perdagangannya yang naik sebesar 107.319.466
juta rupiah dan kapitalisasi pasar dengan kenaikan terbesar dari seluruh sektor
industri yakni sebesar 78.343 miliar rupiah. Hal ini mengindikasikan bahwa para
pemain saham sangat memperhitungkan industri perdagangan, jasa, dan investasi ini
sebagai industri yang sedang bertumbuh dan cenderung memiliki prospek yang baik.
Sebagaimana yang digambarkan pada grafik diatas perkembangan GDP per kapita
Taiwan dan Korea sudah meroket jauh meninggalkan negara – negara lain yang ada
digrafik tersebut walaupun baru 40 tahun GDP per kapitanya menyentuh angka 3000
US$ sedangkan negara – negara latin amerika yang sudah menyentuh angka 3000
US$ lebih lama namun posisi GDP per kapita tidak berkembang secara signifikan
atau cenderung stagnan.
Jika dikaitkan dengan Bonus Demografi, Demografi merupakan salah satu faktor
penting yang menyebabkan Middle Income Trap dan merupakan yang kedua paling
berpengaruh dibawah Legal Institutions. Faktor – faktor tersebut secara berurut dari
yang paling berpengaruh yaitu Legal Institutions, Demografi, Infrastruktur,
Lingkungan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi, dan Struktur Ekonomi. Pengaruh
Demografi sendiri meliputi adanya Demographic Dividend dan Demographic Debt
yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya.
Tahun
Negara 2010 2015 2020 2025 2030 2035
Indonesia 238.519 255.462 271.066 284.829 296.405 305.652
Industri paling menyerap tenaga kerja paling banyak d Indonesia per orang
Adapun untuk dapat menyerap tenaga kerja yang banyak diperlukan pula kualitas
dari sumber manusia yang baik. Salah satunya adalah dengan melakukan wajib
belajar 15 tahun, mempromosikan kembali sekolah menengah kejuruan, dan
mengadakan latihan atau kursus dengan membangun balai pelatihan tenaga kerja
didaerah.
Bonus demografi adalah bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat
dari besarnya proporsi penduduk produktif. Jika tidak disiapkan dengan baik,
“bonus” demografi ini dapat menjadi jebakan bagi Indonesia yang membuat
proses pengejaran keberhasilan negara lain semakin lama.
Pertanian adalah jenis industri padat karya yang memegang peran strategis
dalam ketenagakerjaan Indonesia. Berdasarkan data Sakernas tahun 2006,
penduduk Indonesia yang berkarir di bidang ini mencapai 42,039,250 orang dari
95,177,102 (44.2%) penduduk Indonesia yang bekerja. Data ini menujukan bahwa
hampir dari setengah tenaga kerja berada di bidang pertanian yang keuntungannya
bergantung dengan harga pangan. Kualitas sumber daya manusia petani di
Indonesia sendiri masih sangat rendah. Hal ini ditunjukan dari data bahwa 59.2%
petani tidak berhasil menamatkan SD, 32.1% tamatan SD, 5.7% tamatan SMP,
dan 2.9% tamatan SMA. Frekuensi pengulangan kerja petani membuat petani
dapat digolongkan menjadi tenaga kerja terlatih.
4.2. Rekomendasi
Melakukan pengalihan dana investasi dari sektor konsumtif ke sektor produktif terutama
industri padat karya (Industri pakaian/tekstil, minuman & makanan, serta furniture dsb.)
dan ke sektor pendidikan.
Memperbaiki iklim investasi dan birokrasi yang kondusif untuk membuka kesempatan
kerja produktif seluas-luasnya bagi masyarakat.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dengan program pendidikan
kejuruan, program pelatihan pekerja, perluasan jangkauan pendidikan dan kualitasnya.
Peningkatan industri kreatif nasional dengan mendukung ekonomi kreatif Indonesia
dan melakukan inovasi di sektor perindustrian Indonesia guna meningkatkan
produktifitas dengan Research and Development Program.
Memfokuskan pembangunan industri dasar sebagai penunjang aktivitas perekonomian.
Referensi:
1. Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI)
2. UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
3. Lembaga Demografi FEUI
4. http://www.kemenperin.go.id/statistik/ (diakses 23 April jam 13.30)
5. http://www.bps.go.id/ (diakses 22 April jam 14.05)
6. http://www.worldbank.org/in/news/press-release/ (diakses 23 April jam 16.43)
7. http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-definisi-macam-jenis-dan-penggolongan-
industri-di-indonesia-perekonomian-bisnis.html(diakses 21 April 2015 jam 21.35)
8. http://www.beritasatu.com/ekonomi/182140-bps-kondisi-ketenagakerjaan-di-indonesia-
semakin-membaik.html (diakses 22 Februari 2015 jam 23.46)
9. http://id.tradingeconomics.com/indonesia/gdp-per-capita (diakses 23 April jam 16.32)
10. Moertiningsih, Sri. (2005). BONUS DEMOGRAFI MENJELASKAN HUBUNGAN
ANTARA PERTUMBUHAN PENDUDUK DENGAN PERTUMBUHAN
EKONOMI. Pidato Pengukuhan Guru Besar.
11. Septami, Gisty Ajeng. (2015). PEMBANGUNAN SEKTOR INDUSTRI DAN
MANUFAKTUR DI INDONESIA GUNA MEMETIK BONUS DEMOGRAFI. Makalah
Seleksi Mahasiswa Berprestasi FEB UI 2015.
12. Oosthuizen, Morne. (2013). MAXIMISING SOUTH AFRICA’S DEMOGRAPHIC
DIVIDEND. Development Policy Research Unit Paper.
13. Mason, Andrew. (2005). DEMOGRAPHIC TRANSITION AND DEMOGRAPHIC
DIVIDENDS IN DEVELOPED AND DEVELOPING COUNTRIES. UNITED
NATIONS EXPERT GROUP MEETING ON SOCIAL AND ECONOMIC
IMPLICATIONS OF CHANGING POPULATION AGE STRUCTURES.
14. Aiyar,. S., Duval, R., Puy, D., Wu, Y., & Zhang, L. (2013). IMF Working Paper. Growth
Slowdowns and the Middle-Income Trap. Washington: International Monetary Fund.
Diakses pada April 21, 2015, dari
https://www.imf.org/external/pubs/ft/wp/2013/wp1371.pdf
15. Butler, Robert (2010, 24 Mei). Debt and the Demographics of Aging. International
Longevity Center, Washington Times. Diakses pada April 21, 2015, dari
http://www.cfr.org/aging/debt-demographics-aging/p22195
16. Economist Online (2012, 27 Maret). The Middle-Income Trap. Diakses pada April 21,
2015, dari http://www.economist.com/blogs/graphicdetail/2012/03/focus-3
17. Survei Angkatan Kerja Nasional Tahun 2013
18. Wei, Xing. (2012) From “Demographic Dividend” to “Demographic Debt”. Institute of
Social Development Research, NDRC Diakses pada April 21, 2015, dari
http://en.amr.gov.cn/en/Projects/ReportDetail.aspx?id=154
19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi
Kekayaan Intelektual serta Hasil Kegiatan Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan
Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan
20. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
21. http://eprints.undip.ac.id/16864/1/Investasi_Sumber_Daya_Manusia_Melalui_Pendidikan
....by_Hastarini_Dwi_Atmanti_%28OK%29.pdf diakses Jumat, 24 April 2015 pukul
12.30
22. http://www.idx.co.id/en-us/home/information/forinvestor/mutualfunds.aspx diakses
Jumat, 24 April 2015 pukul 12.35
23. Statistik Pasar Modal 2012 oleh Badan Pusat Statistik
24. Statistik Pasar Modal 2013 oleh Badan Pusat Statistik
25. Workforce Capability Framework Tool Kit oleh The Department of Human Services,
Victorian Government