MAKALAH Tentang PENDOKUMENTASIAN KB
MAKALAH Tentang PENDOKUMENTASIAN KB
MAKALAH
Tentang
PENDOKUMENTASIAN KB
Oleh :
Linda Liyarni
130201014
Dosen Pembimbing :
Rika Armalini, SST
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana dengan Akseptor baru KB suntik
3 bulanan.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian pada Ny. “N“ meliputi data subyektif dan obyektif.
b. Menegakkan diagnosa kebidanan dan menidentifikasi masalah kebidanan berdasarkan data
subyektif dan obyektif.
c. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan diagnosa kebidanan dan masalah
yang ada.
d. Melaksanakan implementasi dari rencana yang telah disusun.
e. Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep KB
1. Pengertian
a. KB Secara Umum
Suatu usaha mengatur banyaknya kelahiran sedemikian rupa, sehingga bagi ibu
maupun bayinya dan bagi ayahnya serta keluarga dan masyarakat yang bersangkutan tidak
menimbulkan kerugaian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.
b. KB Secara Khusus
Suatu tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya pembuahan atau mencegah
pertemuan antara sel mani dan ovarium.(Manuaba , 1998)
2. Jenis Suntikan KB
a. Upyhon Company ( 1958 )
1) Depo provera yang mengandung medoxy progesterone asetat 150mg
2) Cyclofem yang mengandung medoxy progesterone asetat 50 mg dan komponen estrogen.
(Manuaba, 1998)
b. Schering AG ( 1957 )
1) Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah
25 mg dan 5 mg estradiol spionat. Diberikan injeksi IM sebulan sekali ( cyclofem ).
50 mg norition enantat dan 5 mg estradiol valerat. Diberikan secara IM sebulan sekali.
2) Suntikan Progestin
Depo medioksiprogesteron asetat (DMPA); Depo provera injeksi secara IM tiap 3 bulan
sekali, mengandung 150 mg DMPA
Depo noretisteran enantat ( Depo Noristerat ); mengandung 200 mg noretindron enantat,
diberikan setiap 2 bulan sekali untuk suntikan pertama sampai ke empat dan untuk suntikan
kelima dan suntikan pertama sampai ke empat dan untuk suntikan kelima dan selanjutnya
berinterval 3 bulan.
5. Keterbatasan
1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
a. Siklus haid yang memendek atau memanjang.
b. Perdarahan yang banyak atau sedikit.
c. Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak ( spotting ).
d. Tidak haid sama sekali
2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk
suntikan).
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu–waktu sebelum suntikan berikut.
4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
5. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
6. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B atau
virus HIV.
7. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan :
a. Kekeringan pada vagina
b. Gangguan emosi (jarang terjadi).
c. Perubahan pada lipit serum.
d. Nervositas, jerawat.
e. Menurunkan libido.
f. Menurunkan kepadatan tulang.
g. Sakit kepala.
6. Efek Samping dan cara penanganan
1. Gangguan Haid.
a. Gejala dan keluhan : amenorhea, spoting, metrorrhagia,
Menorrhagia
b. Penanggulangan :
Konseling è akibat pengaruh hormonat tidak berlangsung lama
Bila ingin haid beri pil KB hari 1 – 11, 3 tablet per hari, selanjutnya 1 tablet per hari selama 5
hari.
2. Depresi ( Jarang terjadi )
a. Gejala dan keluhan : lesu, tidak semangat dalam bekerja.
b. Penanggulangan :
o Konseling è hindari perasaan bersalah.
o Pengobatan è terapi psikologis, vitamin.
3. Keputihan
a. Gejala dan keluhan : flour albus yang berlebihan, gangguan rasa nyaman, tidak berbahaya
kecuali ada bau, panas dan gatal.
b. Penanggulangan :
Konseling è cari penyebab.
Pengobatan è konsulasi medis, terapi.
4. Jerawat
a. Gejala : timbul jerawat di wajah / badan, dapat infeksi ataupun tidak.
b. Penanggulangan :
konseling dan vitamin E dosis tinggi
5. Perubahan Libido
a. Gejala : meningkat dan menurunkan libido bersifat dan sulit dinilai
b. Penanggulangan :
Pengobatan medis tidak dianjurkan.
6. Perubahan Berat Badan
a. Gejala dan keluhan : berat badan bertambah setelah pemakaian
b. KB karena sifat hormone resisten
7. Hematomae
a. Gejala dan keluhan : warna biru dan nyeri akibat suntikan
b. Penanggulangan :
Konseling : mungkin bisa terjadi.
Pengobatan : kompres dingin selama 2 hari, kemudian kompres panas sampai warna kembali
normal.
7. Indikasi KB Suntik Depoprogestin
1. Usia reproduksi.
2. Nulipara dan telah memiliki anak.
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi.
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
6. Setelah abortus atau keguguran.
7. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
8. Perokok.
9. Tekanan Darah < 180 / 110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau
anemia bulan sabit.
10. Menggunakan obat untuk epilepsy atau obat tuberkulosis
11. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
12. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
13. Anemia defisiensi besi.
14. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi.
8. Kontra Indikasi
1. Hamil atau dicurigai hamil.
2. Perdarahan pervoginam yang belum jelas penyebabnya.
3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
4. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
5. Diabetes Melitus disertai komplikasi.
9. Waktu dan menggunakan
1. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
2. Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu
tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantikan dengan
kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrsepsi hormonal sebelumnya secara
benar dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat diberikan tidak menunggu sampai
haid berikutnya datang.
5. Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis
kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal
kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
6. Ibu yang ingin menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat
segera diberikan, asal ibu tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid
berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 haid, ibu tersebut selama 7 hari suntikan
tidak boleh melakukan hubungan seksual.
7. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama dapat
diberikan pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid atau dapat diberikan setiap saat
setelah hari ke 7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil.
8. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat diberikan
setiap saat asal ibu tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
10. Teknik Penyuntikan
1. Injeksi dalampada musculus gluteus maximus atau musculus gleteur deltoideus.
2. Tidak melakukan masase agar tidak mengurangi keefektifan obat.
2. Identifikasi Diagnosa/Masalah
Diagnosa : Ny. “....“ P...... Ab....... dengan akseptor baru KB Suntik 3 bulanan,
diperoleh dengan didasarkan pada :
1. Data subyektif
2. Data Obyektif
3. Identifikasi Masalah Potensial
Masalah potensial yang mungkin terjadi pada kontrasepsi KB Suntik yaitu efek
samping yang ditimbulkan dan keluhan dari pasien.
4. Identifikasi KebutuhanSegera
Menentukan tindakan yang akan segera dilakukan berdasarkan pada masalah
potensial yang terjadi (kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya).
5. Intervensi
DX : Ny. “....“ P...... Ab....... dengan akseptor baru KB Suntik 3 bulanan g
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu mendapatkan pelayanan KB suntik 3
bulanan sesuai dengan yang diinginkan ibu
Kriteria hasil : Ibu dapat menggunakan KB suntik 3 bulanan dan program KB yang ibu gunakan berhasil
sesuai dengan tujuan
Intervensi
1. Nilai kembali status kesehatan klien
R/ Status kesehatan sangat menentukan ketepatan akan tindakan yang dilakukan.
2. Kaji keluhan – keluhan subyektif ibu.
R/ Keluhan yang diungkapkan dapat menjadi parameter untuk menetukan apakah tindakan
boleh dilakukan atau tidak.
3. Bina hubungan baik dengan ibu.
R/ Persiapan yang baik akan mendukung keberhasilan tindakan yang akan dilakukan.
4. Siapkan spuit 3 cc, vial Depoprogestin dan kocok sehingga endapan bercampur.
R/ Menempatkan kadar homogen sehingga kadar maksimal.
5. Siapkan ruangan tertutup dan klien.
R/ Ruangan yang aman dan nyaman akan mempermudah prosedur kerja dan privasi klien
dapat terjaga.
6. Lakukan penyuntikkan secara IM sesuai prosedur.
R/ Tindakan sesuai prosedur akan menekan / mengurangi terjadinya komplikasi.
7. Buang alat – alat dan sampah ke tempat yang disediakan
R/ Menjaga kebersihan dan kerapian.
8. Beritahu klien untuk segera datang ke tenaga kesehatan apabila dirasakan ada keluhan.
R/ Penanganan yang cepat dan tepat akan menghindari timbulnya komplikasi yang berlanjut.
9. Beritahu klien tanggal kembali untuk suntik ulang dan catat di kartu KB klien.
R/ Informasi yang tepat dapat menghindari kesalahan atau kelainan yang mungkin terjadi.
10. Ingatkan klien agar kembali tepat waktu untuk suntik ulang.
R/ Untuk menghindari kegagalan kontrasepsi.
11. Berikan kartu akseptor KB dan minta klien untuk membawanya lagi saat suntik ulang.
R/ Sebagai tanda bukti dan acuan dalam memberikan petunjuk penyuntikan berikutnya
6. Implementasi
Pada langkah ini bidan memberikan intervensi langsung baik mandiri maupun
kolaborasi :
1. Melihat kartu KB ibu untuk mengetahui jenis KB suntik apa yang dipakai, dan tanggal,
waktu untuk kembali suntik. Kaji BB dan TD ibu.
2. Menanyakan pada ibu apakah selama menggunakan KB suntik, ibu merasa ada keluhan atau
tidak.
3. Sapa ibu dengan ramah dan beritahu ibu keadaannya cukup baik untuk dilakukan suntik KB
ulangan.
4. Mengkocok vial Depoprogestin, disinfeksi tutup vial dengan kapas alkohol, masukkan
larutan Depoprogestin dalam spuit 3 cc, pastikan tidak ada gelembung udara dalam tabung
spuit.
5. Membeeritahu ibu untuk berbaring telungkup pada tempat tidur periksa, tutup tirai supaya
ibu merassa nyaman dan terlindungi privasinya.
6. Mendisinfeksi daerah pantat klien (1/3 sias) dengan kapas alkohol. Suntikkan secara IM
dengan sudut 90 0, lakukan aspirasi, semprotkan atau suntikkan DMPA secara perlahan –
lahan, fiksasi dengan kapas alkohol kemudian keluarkan jarumnya.
7. Membuang alat – alat ke tempat yang telah disediakan.
8. Setelah selesai beritahu ibu untuk segera kembali bila ibu merasakan keluhan seperti pusing
atau lainnya ke tenaga kesehatan.
9. Mengecek kembali kartu KB ibu, pastikan tanggal ibu kembali untuk suntik ulang.
10. Mengingatkan ibu untuk kembali pada tanggal yang telah ditetapkan untuk suntik ulang dan
anjurkan ibu agar tidak terlambat untuk suntik.
11. Memberi kembali kartu KB pada ibu dan ingatkan ibu untuk membawa kembali kartunya bila
waktu suntik tiba.
7. Evaluasi
Pada langkah ini bidan menilai kembali dari seluruh asuhan yang telah diberikan
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.5 Intervensi
x : Ny. “N“ P1001 Ab000 Akseptor baru KB suntik 3 bulanan
ujuan : Ibu mendapatkan pelayanan KB Suntik 3 bulanan
iteria Hasil :
Ibu mendapat pelayanan suntik KB Suntik 3 bulanan sesuai keinginan ibu
Ibu mengetahui kapan suntik ulang.
1. Nilai kembali status kesehatan klien
R/ Status kesehatan sangat menentukan ketepatan akan tindakan yang dilakukan.
2. Kaji keluhan – keluhan subyektif ibu.
R/ Keluhan yang diungkapkan dapat menjadi parameter untuk menetukan apakah tindakan
boleh dilakukan atau tidak.
3. Bina hubungan baik dengan ibu.
R/ Persiapan yang baik akan mendukung keberhasilan tindakan yang akan dilakukan.
4. Siapkan spuit 3 cc, vial Depoprogestin dan kocok sehingga endapan bercampur.
R/ Menempatkan kadar homogen sehingga kadar maksimal.
5. Siapkan ruangan tertutup dan klien.
R/ Ruangan yang aman dan nyaman akan mempermudah prosedur kerja dan privasi klien
dapat terjaga.
6. Lakukan penyuntikkan secara IM sesuai prosedur.
R/ Tindakan sesuai prosedur akan menekan / mengurangi terjadinya komplikasi.
7. Buang alat – alat dan sampah ke tempat yang disediakan
R/ Menjaga kebersihan, kerapian serta kontaminasi kuman.
8. Beritahu klien untuk segera datang ke tenaga kesehatan apabila dirasakan ada keluhan.
R/ Penanganan yang cepat dan tepat akan menghindari timbulnya komplikasi yang
berlanjut.
9. Beritahu klien tanggal kembali untuk suntik ulang dan catat di kartu KB klien.
R/ Informasi yang tepat dapat menghindari kesalahan atau kelainan yang mungkin terjadi.
10. Ingatkan klien agar kembali tepat waktu untuk suntik ulang.
R/ Untuk menghindari kegagalan kontrasepsi.
11. Berikan kartu akseptor KB dan minta klien untuk membawanya lagi saat suntik ulang.
R/ Sebagai tanda bukti dan acuan dalam memberikan petunjuk penyuntikan berikutnya
3.6 Implementasi
1. Mengkaji berat badan dan tekanan darah
- BB 48,5 kg
- TD 130/90 mmHg
2. Menyapa ibu dengan ramah dan beritahu ibu keadaannya cukup baik untuk dilakukan suntik
KB.
3. Kocok vial KB suntik 3 bulanan, disinfeksi tutup vial dengan kapas alkohol, masukkan
larutan KB suntik dalam spuit 3 cc, pastikan tidak ada gelembung udara dalam tabung spuit.
4. Beritahu ibu untuk berbaring telungkup pada tempat tidur periksa, tutup tirai supaya ibu
merassa nyaman dan terlindungi privasinya.
5. Mendisinfeksi daerah pantat klien (1/3 sias) dengan kapas alkohol. Suntikkan secara IM
dengan sudut 90 0, lakukan aspirasi, semprotkan atau suntikkan DMPA secara perlahan –
lahan, fiksasi dengan kapas alkohol kemudian keluarkan jarumnya.
6. Membuang spuit dan jarum bekas pakai ke sampah medis yang telah disediakan.
7. Setelah selesai penyuntikan beritahu ibu untuk segera kembali bila ibu merasakan keluhan
seperti pusing atau lainnya ke tenaga kesehatan.
8. Melihat kembali kartu KB ibu, pastikan tanggal ibu kembali untuk suntik ulang.
(tanggal 10 Januari 2012).
9. Mengingatkan ibu untuk kembali pada tanggal 10 Januari 2012 untuk suntik ulang dan
anjurkan ibu agar tidak terlambat untuk suntik.
10. Memberi kembali kartu KB pada ibu dan ingatkan ibu untuk membawa kembali kartunya bila
waktu suntik tiba.
3.7 Evaluasi
Tanggal 18 oktober 2011
Jam 10.20 WIB
1. Ibu mengatakan telah disuntik KB 3 bulanan
2. Ibu akan kembali suntik ulang tanggal 10 januari 2011
3. Ibu mengatakan bila ada keluhan akan segera memeriksakan diri ke Tenaga kesehatan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat
bersifat sementara atau permanent. Kontrasepsi suntik di Indonesia merupakan salah satu
kontrasepsi yang popular. Jenis suntikan progestin adalah Depo medioksiprogesteron asetat
(DMPA) injeksi secara IM tiap 3 bulan sekali, mengandung 150 mg DMPA.
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. “N“ P1001 Ab000 dengan Akseptor baru
KB suntik 3 bulanan, penulis menyimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus di
lapangan baik dalam pengkajian, pemeriksaan maupun konseling sehingga Asuhan
Kebidanan yang diberikan baik secara mandiri maupun kolaborasi bisa membawa klien pada
kenyamanan dan kepuasan klien.
4.2 Saran
1. Bagi petugas kesehatan :
Diharapkan dalam memberikan asuhan / pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan klien.
Diharapkan petugas mempunyai pengetahuan dan kemampuan serta ketrampilan dalam
melakukan tindakan asuhan kebidanan pada klien.
Memberi waktu kepada klien dan keluarga untuk bertanya serta memberikan keterangan dan
informasi yang jelas dan tepat.
2. Bagi Keluarga :
Keluarga diharapkan selalu bekerjasama dengan petugas kesehatan dalam proses pelayanan
kesehatan sehingga asuhan dapat berjalan dengan baik.
Melaksanakan saran dan petunjuk yang diberikan oleh petugas kesehatan.
Segera datang / memeriksakan diri kepada petugas kesehatan jika mengalami suatu kelainan
atau ketidaknyamanan.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gede.2000. Ilmu Kebidanan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo Sarwono. 2003. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal. Yayasan Bina
Pustaka.:Jakarta.
Saifuddin Bari.A. 2001.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: YBP-SP.
Hartono, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan