Anda di halaman 1dari 18

REORIENTASI PERAN DAN FUNGSI GURU

DI ERA GLOBALISASI

Mata Kuliah : Kapita Selekta Pendidikan Islam


Dosen Pengampu : Bambang Irawan, M.Pd.

Disusun Oleh:
Muhammad Nurin Azmi (2015510058)
Wanti Herwanti (2015510077)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah kita panjatkan pada Allah SWT. yang telah
menciptakan manusia dan memuliakannya diatas makhluk-makhluk yang
lain.Juga tidak lupa pula shalawat dan salam atas pemimpin umat islam yakni
baginda besar Nabi Muhammad SAW, beserta para sahabat dan pengikunya
hingga akhir zaman.
Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah yang singkat ini dengan judul ” Reorientasi Peran dan Fungsi
Guru di era Globalisasi”.
Terima kasih kepada Bapak Bambang Irawan, M.Pd. selaku dosen mata
kuliah “Kapita Selekta Pendidikan Islam” yang telah membimbing kami dalam
pengerjaan makalah ini. Selain itu kami juga mengucapkan banyak terimakasih
kepada teman-teman PAI 2015, yang telah membaca dan mempelajari makalah
ini. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata
kuliah yang bersangkutan. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya, dan bagi kita semua selaku calon masa depan anak bangsa.

Jakarta, 17 Mei 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6
A. Pengertian Reorientasi Guru ............................................................................... 6
B. Peran Guru di Era Globalisasi ............................................................................ 7
C. Fungsi Guru di Era Globalisasi ......................................................................... 11
D. Reorientasi Visi Dan Misi Guru ........................................................................ 12
E. Implikasi Visi dan Misi Seorang Guru ............................................................. 16
BAB III............................................................................................................................. 17
PENUTUP........................................................................................................................ 17
A. KESIMPULAN ................................................................................................... 17
B. SARAN ................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini peran dan fungsi guru tengah mengalami perubahan secara
drastis dan mendasar sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan serta
budaya global yang mengutamakan ilmu dan tekhnologi, rasio dan panca
indra, dan materi yang berbasis anthropo-centris (mengandalkan
kemampuan manusia semata) yang mengarah pada sikap hidup
materialistik, hedonistik, sekularis, pragmatis, bahkan atheistik.
Dampak era globalisasi yang demikian itu pada tahap selanjutnya
mempengaruhi lahirnya perubahan orientasi visi, misi, peran, dan fungsi
guru.Penggunaan sains dan tekhnologi menyebabkan semakin mengecilnya
peran dan fungsi guru, karena banyaknya tugas-tugas keguruan seperti
penyampaian informasi dan pendidikan ketrampilan yang sudah tergantikan
tekhnologi. Demikian pula dimensi “sakralitas” dan “kekudusan” seorang
guru makin tergeser. Doa dan nasihatnya kurang lagi dimintakan, karena
peran guru beralih menjadi fungsi-fungsi kebendaan, seperti fungsi
fasilitator, katalisator, dan mediator.
Jabatan guru sebagai tenaga professional saat ini lebih dilihat sebagai
pekerjaan tukang yang tunduk pada hukum transaksional materialistik,
yakni mengukur peran, fungsi, dan tugasnya dari jabatan yang diberikan
kepadanya sebagai material atau bayaran yang diberikan kepadanya. Maka
hal ini tentu sangat menyedihkan, karena sebagaiman yang kita tahu bahwa
tugas dan peran guru sangatlah berpengaruh besar terhadap murid didiknya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengemukakan


rumusan masalah sebagai berikut:

4
5

1. Apa pengertian reorientasi guru?


2. Apa peran guru di era globalisasi?
3. Apa fungsi guru di era globalisasi?
4. Bagaimana reorientasi visi dan misi guru?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar dapat:

1. Mengetahui pengertian reorientasi guru.


2. Mengetahui peran guru di era globalisasi.
3. Mengetahui fungsi guru di era globalisasi.
4. Mengetahui reorientasi visi dan misi guru.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Reorientasi Guru

Kata reorientasi yang dimaksud adalah penijauan kembali terhadap


wawasan untuk menentukan suatu sikap.1 Guru adalah salah satu komponen
pendidikan yang memilki peran dan fungsi yang amat strategis.
Jadi reorientasi guru diera globalisasi adalah penijauan
terhadap wawasan seorang pendidik terhadap, bagaimana peran dan
fungsinya guru di era modern ini. Guru diera globalisasi adalah guru yang
mempunyai tugas memberikan pendidikan bermutu secara profesional.
Namun saat ini peran dan fungsi guru tengah menglami perubahan
secara drastis dan mendasar akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan serta
budaya global yang mengutamakan ilmu dan teknologi, rasio dan panca
indra, dan materi yang berbasis anthropo-centris (mengandalkan
kemampuan manusia semata).
Dampak era globalisasi yang demikian itu pada tahap selanjutnya
mempengaruhi lahirnya perubahan orientasi peran, dan fungsi guru,
penggunaan sains dan teknologi menyebabkan semakin kecilnya peran dan
fungsi guru, karena banyaknya tugas-tugas seperti penyampaian informasi
dan pendidikan keterampilan yang sudah tergantikan teknologi. Doa dan
nasihtnya kurang lagi dimintakan, karena peran guru beraligh menjadi
fungsi-fungsi kebendaan.
Jabatan guru sebagai tenaga profesional saat ini lebih dilihat sebagai
pekerja tukang yang tunduk pada hukum transaksioanal materialistik, yakni
mengukur peran dan fungsi dan tugas jabatan yang diberikan kepadanya
sebagai material atau bayaran yang diberikan kepadanya.2

1 https://kbbi.web.id/reorientasi
2 Wulandari, Fitri, Ahmadi, dkk. Reorientasi Peran dan Fungsi Guru di Era Globalisasi. (Paper
presented at STAI Auliaurrasyidin). Hlm. 4.

6
7

B. Peran Guru di Era Globalisasi

Guru di era global adalah guru yang mempunyai tugas memberikan


pendidikan bermutu secara profesional. Wardiman Djojonegoro dalam
konteks ini pernah menyatakan dalam makalahnya bahwa bangsa kita
menyiapkan diri untuk memiliki sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas.

Ciri SDM yang berkualitas tersebut adalah memiliki kemampuan


dalam menguasai keahlian dalam suatu bidang yang berkaitan dengan iptek,
mampu bekerja secara profesional dengan orientasi mutu dan keunggulan,
dan dapat menghasilkan karya-karya unggul yang mampu bersaing secara
global sebagai hasil dari keahlian. Sebagai tenaga pendidikan, guru
professional tidak lepas dari pencitraan yang diberikan dari orang lain.

Dalam kehidupan bermasyarakat di era global ini, guru di satu sisi


diharapkan lebih bermoral dan berakhlak daripada masyarakat umum tetapi
di sisi lain muncul problem baru sebagai tantangan manakala guru tidak
memiliki kemampuan materi untuk memiliki segala akses dan jaringan
informasi seperti TV, buku-buku, majalah, Koran, dan internet untuk
meningkatkan profesionalnyasekaligus memperkaya informasi mengenai
perkembangan pengetahuan dan berbagai dinamika kehidupan global,
sehingga sangat sulit dibayangkan guru dapat tampil lebih professional dan
memiliki tanggung jawab moral profesi sebagai konsekuensinya di era
global ini.

Pemerintah pun berupaya mengatasi problem tersebut dalam


meningkatkan profesionalitas guru dengan mengadakan sertifikasi guru
untuk meningkatkan kesejahteraanya. Perhatian pemerintah tersebut
diharapkan dapat memberi solusi terhadap persoalan dunia pendidikan
khususnya kepada guru untuk tetap berkomitmen meningkatkan kualitas
pembelajaran dan mutu pendidikan di era global sekarang ini. Menghadapi
tantangan demikian, diperlukan guru yang benar-benar profesional. Dalam
8

konteks ini Maka Giansar menawarkan kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru guna menghadapi era global yaitu:3

1. Kemampuan antisipasi

Kemampuan antisipasi merupakan kemampuan yang harus dimiliki


seorang pendidik untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya masalah
baik dalam proses pembelajaran maupun masalah yang mungkin timbul
diluar pembelajaran. Misalnya kemampuan antisipasi dapat dilakukan
dengan cara guru mempersiapkan sarana prasarana dan segala sesuatunya
agar tidak terjadi kendala dalam proses KBM.

2. Kemampuan mengenali dan mengatasi masalah

Seorang pendidik perlu melakukan pendekatan terhadap peserta


didiknya untuk dapat mengenali dan mengidentifikasi masalah yang
dihadapi oleh peserta didiknya baik itu yang berkaitan dengan akademi
maupun non akademi. Tidak hanya berhenti pada mengenali masalah saja,
namun juga dilakukan follow up pemilihan solusi dari masalah yang
dihadapi siswa dan melaksanakan solusi tersebut sehingga masalah peserta
didik dapat teratasi.

3. Kemampuan mengakomodasi

Seorang guru harus mampu mengakomodasi perbedaan yang terdapat


pada peserta didiknya. Perbedaan disini dapat berupa kebutuhan antara satu
individu dengan individu lain. Guru dapat mengakomodasi kebutuhan
peserta didik dalam kaitannya dengan pembelajaran seperti menyediakan
kebutuhan akan ilmu, dan sarana prasarana bila mampu.

4. Kemampuan melakukan reorientasi

Sikap terhadap suatu hal. Guru perlu menentukan acuan-acuan apa


saja yang akan dicapai Sebagai pendidik, guru harus mampu melakukan
reorientasi yaitu meninjau kembali suatu wawasan dan menetukan dan

3 Moh. Usman Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
9

membuat peserta didiknya yakin dan termotivasi untuk mencapai tujuan


tersebut.

5. Kompetensi generic (generic competences)

Kemampuan generik merupakan kemapuan yang harus dimiliki


seorang pendidik yang didalamnya mencakup strategi kognitif, dan dapat
pula dikenal dengan sebutan kemampuan kunci-kunci, kemampuan inti
(core skill), kemampuan essensial, dan kemampuan dasar. Kemampuan
generik antara lain meliputi : keterampilan komunikasi, kerja tim, pemecah
masalah, inisiatif dan usaha (initiative dan enterprise), merencanakan dan
mengorganisasi, menegemen diri, keterampilan belajar dan keterampilan
teknologi (Gibb dalam Rahman, 2008)

6. Keterampilan mengatur diri (managing self skills),

Mendorong diri sendiri untuk mau mengatur semua unsur kemampuan


pribadi, mengendalikan kemauan untuk mencapai hal-hal yang baik, dan
mengembangkan berbagai segi dari kehidupan pribadi agar lebih sempurna.
Bagaimana seseorang guru bisa menjadi seorang guru yang professional dan
berbudi luhur kalau ia tidak dapat mendorong, mengatur, mengendalikan,
dan mengembangkan semua sumber daya pribadinya. Oleh karena itu
keterampilan mengatur diri bagi seorang guru adalah sangat mutlak
diperlukan agar dapat menjalankan segala tugasnya dengan baik.

7. Keterampilan berkomunikasi (communicating skills),

Keterampilan berkomunikasi adalah keterampilan utama yang harus


dimiliki untuk mampu membina hubungan yang sehat dimana saja, di
lingkungan sosial, sekolah, usaha dan perkantoran, di kebun atau dimana
saja. Sebagian besar masalah yang timbul dalam kehidupan sosial adalah
masalah komunikasi. Jika keterampilan komunikasi dimiliki maka akan
sangat besar membantu meminimalisasi potensi konflik sekaligus membuka
peluang sukses
10

8. Kemampuan mengelola orang dan tugas (ability of managing people


and tasks)

kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat


mengelola peserta didiknya sekaligus tugas keguruanya agar dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Mengelola orang dengan mengenali
emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan
orang lain. Penguasaan keterampilan ini membuat kita lebih efektif

dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang disebut Stephen


Covey sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu
sebelum dimengerti. Keterampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan
dengan manusia secara efektif. Dari segi tugas, guru berfungsi memberikan
dorongan kepada siswa untuk dapat belajar lebih giat, dan memberikan
tugas kepada siswa sesuai dengan kemampuan dan perbedaan individual
peserta pendidik.

9. Kemampuan mobilisasi pengembangan dan perubahan (mobilizing


innovation and change).

Kemampuan mobilisasi perkembangan dan perubahan yaitu guru


berfungsi melakukan kegiatan kreatif, menemukan strategi, metode, cara-
cara, atau konsep-konsep yang baru dalam pengajaran agar pembelajaran
bermakna dan melahirkan pendidikan yang berkualitas.

Guru bertanggung jawab untuk mengarahkan perkembangan peserta


didik sebagai generasi muda yang akan menjadi pewaris masa depan dan
guru berperan untuk menyampaikan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi kepada masyarakat. Penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta semangat kompetitif juga meruapakan hal penting bagi guru-
guru yang profesional karena diharapkan mereka dapat membawa atau
mengantarkan peserta didiknya mengarungi dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk memasuki era global yang melek ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan sangat kompetitif.
11

C. Fungsi Guru di Era Globalisasi

Reorientasi fungsi guru pada saat ini sangat dibutuhkan, karena


dengan demikian fungsi guru dapat semakin ditingkatkan kualitasnya.
Adapun yang dimaksud antara lain:

1. Guru sebagai pendidik

Yang menjadi tokoh panutan yang menidentifikasi bagi para peserta


didik dan lingkungan. Oleh karena itu guru harus mempunyai standar
kualitas pribadi tertentu yang mencakup wibawa, tanggung jawab, mandiri
dan disiplin sesuai dengan keadaan jaman.

2. Guru sebagai pengajar

Didalam tugasnya guru membantu peerta didik yang sedang


berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum pernah diketahuinya,
membentuk kompentensi dan memahami materi standar yang dipelajarinya.
Guru sebagai pengajar harus terus mengikuti perkembangan teknologi,
sehingga apa yang disampaikan kepada murid adalah hal-hal yang baru dan
tidak ketinggalan jaman.

3. Guru sebagai Pembimbing

Guru sebagai pembimbing harus dapat membimbing peserta didiknya


harus merumuskan tujuan secara jelas, menerapkan waktu perjalanan yang
ditempuh sesuai dengan kebutuhan peserta ddik. Sebagai pembimbing
semua kegiatan yang dilakukan oleh guru harus berdasarkan kerja sama
yang baik antara guru dan peserta didik.

4. Guru sebagai Pengarah

Guru sebagai pengarah bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua.
Sebagai pengarah guru harus mampu mengantarkan peserta didik dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi mengarahkan peserta didik
dalam mengambil suatu keputusan dan menentukan jat idirinya.
12

5. Guru sebagai Pelatih

Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan


keterampilan, baik intelektual ataupun motorik sehingga menutut guru
bertindak sebagai pelatih, yang bertugas untuk melati peserta didik dalam
menentukan kompentensi dasar sesuai dengan kompentensi masing-masing
peserta didik.

6. Guru sebagai Penilai

Penilaian evaluasi sebagai aspek pembelajaran yang paling kompleks


karena banyak melibatkan latar belakang dan hubungan serta variabel lain
yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang tidak dapat
dipisahkan dalam setiap segi penilaian.4

D. Reorientasi Visi Dan Misi Guru

Dampak era globalisasi yang demikian itu pada tahap selanjutnya


mempengaruhi lahirnya perubahan orientasi visi, misi, peran, dan fungsi
guru. Penggunaan sains dan teknologi menyebabkan semakin mengecilnya
peran dan fungsi guru, karena banyaknya tugas-tugas keguruan seperti
penyampaian informasi dan pendidikan keterampilan yang sudah
tergantikan teknologi. Doa dan nasihatnya kurang lagi dimintakan, karena
peran guru beralih menjadi fungsi-fungsi kebendaan, seperti fungsi
fasilitator, katalisator, dan mediator.
Jabatan guru sebagai tenaga professional saat ini lebih dilihat sebagai
pekerjaan tukang yang tunduk pada hukum transaksional materialistik,
yakni mengukur peran, fungsi, dan tugasnya dari jabatan yang diberikan
kepadanya sebagai material atau bayaran yang diberikan kepadanya.
Sejalan dengan permasalahan yang ada, maka perlu kembali kepada
visi dan misi, seorang guru yaitu visi sebagai ulul al bab, al-ulama, al-
muzakki, ahl al-dzikr, dan al-rasikhuna fi al-‘ilm yang disesuaikan dengan

4 E. Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hlm. 32.
13

tantangan dan kebutuhan zaman. Visi dan misi ini diantaranya adalah
sebagai berikut:5

1. Visi dan misi ulil al-bab.

Berdasarkan petunjuk Al-Qur’an surah Al-Imran: 190-191 dapat


diketahui, bahwa visi guru sebagai ulil al-bab adalah menjadi orang yang
memiliki keseimbangan antara daya pikir dan daya nalar dengan daya zikir
dan spiritual. Dengan daya ini, maka seorang guru mengemban misi
mempergunakan dayanya itu secara optimal untuk melakukan amar ma’ruf
nahi munkar, sehingga keberadaannya tidak menjadi orang yang sia-sia.

ِ ‫ُوِل ْاْلَلْب‬ ِ ٍ ِ ِ ‫ضو‬ ِ َّ ‫إِ َّن ِِف خ ْل ِق‬


‫اب‬َ ِ ‫َّها ِر ََليَات ْل‬
َ ‫اخت ََلف اللَّْي ِل َوالن‬
ْ َ ِ ‫الس َم َاوات َو ْاْل َْر‬ َ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal.” (Ali Imran:190)

2. Visi dan misi al-ulama.


Berdasarkan petunjuk Al-Qur’an surah Fatir (35) ayat 27 diketahui
bahwa sebagai ulama ia menjadi orang yang mendalami ilmu pengetahuan
melalui kegiatan penelitian terhadap alam jagad raya fauna, flora, ruang
angkasa, geologi, fisika, dan sebagainya yang disertai keikutsertaan naluri
intuisi dan fitrah batinnya untuk menyadari bahwa jagad raya yang
dijadikan objek penelitiannya adalah ciptaan dari Allah SWT.

‫اْلِبَ ِال ُج َدد‬ ٍ ‫السم ِاء ماء فَأَخرجنَا بِِه ََثَر‬


ْ ‫ات ُمُْتَلِ ًفا أَلْ َوانُ َها ۚ َوِم َن‬ ِ
َ ْ َ ْ ً َ َ َّ ‫َن اللَّهَ أَنْ َزَل م َن‬
َّ ‫أَ ََلْ تَ َر أ‬

ِ ِ ِ
ُ ‫بيض َوُحُْر ُمُْتَلف أَلْ َوانُ َها َو َغَراب‬
‫يب ُسود‬
Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari
langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka
macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih

5 C. Sri Widayati. 2002. Reformasi Pendidikan Dasar. Jakarta: PT. Gramedia Sarana Indonesia.
Hlm. 35-36.
14

dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam
pekat. (Fatir:27)
Dengan demikian, seorang guru harus memiliki visi menjadi seorang
ilmuan yang senantiasa takut kepada Allah SWT, dan melaksanakan misi
untuk menggunakan ilmunya itu untuk kemajuan masyarakat sebagai
amanah Allah SWT.

3. Visi dan misi al-muzakki.


Bedasarkan petunjuk Al-Qur’an surah Al-Baqarah:129, dan Ali
Imran: 164, dijelaskan bahwa visi guru adalah al-muzakki yaitu menjadi
orang yang memiliki mental dan karakter yang mulia. Sedangkan misinya
adalah membersihkan dirinya dan anak didiknya dari pengaruh akhlak yang
buruk serta menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat yang dilarang
oleh Allah dan Rasulnya.

ۚ ‫ْم َة َويَُزِّكي ِه ْم‬ ِْ ‫ك وي علِّمهم الْ ِكتَاب و‬ ِ ِ ِ ِ ِ ْ ‫ربَّنَا وابْ َع‬


َ ‫اْلك‬ َ َ ُ ُ ُ َ ُ َ َ ‫ث فيه ْم َر ُس ًوًل مْن ُه ْم يَْت لُو َعلَْيه ْم آيَات‬ َ َ
ِ ْ ‫َّك أَنْت الْع ِزيز‬
‫يم‬
ُ ‫اْلَك‬ ُ َ َ َ ‫إِن‬
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan
mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan
mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-
Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
Kuasa lagi Maha Bijaksana. (Al-Baqarah:129)

‫ث فِي ِه ْم َر ُس ًوًل ِم ْن أَنْ ُف ِس ِه ْم يَْت لُو َعلَْي ِه ْم آيَاتِِه َويَُزِّكي ِه ْم‬


َ ‫ني إِ ْذ بَ َع‬ِِ
َ ‫لََق ْد َم َّن اللَّهُ َعلَى الْ ُم ْؤمن‬
‫ض ََل ٍل ُمبِني‬ ِ ِ ِْ ‫وي علِّمهم الْ ِكتَاب و‬
َ ‫ْم َة َوإِ ْن َكانُوا م ْن قَ ْب ُل لَفي‬
َ ‫اْلك‬ َ َ ُ ُ ُ َُ َ
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang
beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari
golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat
Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al
Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu,
mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Ali Imran: 164)
15

4. Visi dan misi ahl al-dzikr.


Bedasarkan petunjuk Al-Qur’an surah Al-Anbiya: 7, visi guru
sebagai ahl al-dzikr adalah menjadi orang yang menguasai ilmu
pengetahuan dan memiliki expert judgement, keahlian yang diakui
kepakarannya sehingga ia pantas menjadi tempat bertanya, menjadi rujukan,
dan memiliki otoritas untuk memberikan pembenaran atau pengakuan atas
berbagai temuan ilmiah. Sedangkan misinya adalah memperbaiki,
membimbing, meluruskan, dan mengigatkan serta memberikan keputusan
atas perilaku yang dilakukan anak didiknya.

‫ث فِي ِه ْم َر ُس ًوًل ِم ْن أَنْ ُف ِس ِه ْم يَْت لُو َعلَْي ِه ْم آيَاتِِه َويَُزِّكي ِه ْم‬


َ ‫ني إِ ْذ بَ َع‬ِِ
َ ‫قَ ْد َم َّن اللَّهُ َعلَى الْ ُم ْؤمن‬
‫ض ََل ٍل ُمبِني‬ ِ ِ ‫اْلِك‬ ِ
َ ‫ْم َة َوإِم ْن قَ ْب ُل لَفي‬ َ ‫َويُ َعلِّ ُم ُه ُم الْكتَا‬
َ ْ ‫ب َو‬
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang
beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari
golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat
Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al
Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu,
mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Al-Anbiya:7)

5. Visi dan misi al-rasikhuna fi al-‘ilm.


Berdasarkan petunjuk Al-Qur’an surah An-Nisa’:162, diketahui
bahwa visi al-rasikhuna fi al-‘ilm adalah menjadi orang yang memiliki
kemampuan bukan hanya pada dataran fakta dan data, inferensial, atau
prestechen terhadap data dan fakta tersebut.Sedangkan misinya adalah
memberi makna, semangat dan dorongan kepada anak didik dan masyarakat
sekitarnya agar meningkatkan kualitas hidup dengan cara menghayati,
memahami, dan mendalami makna yang terkandung didalamnya.
ِ
َ ‫ك َوَما أُنْ ِزَل ِم ْن قَ ْبل‬
ۚ‫ك‬ َ ‫الر ِاس ُخو َن ِِف الْعِْل ِم ِمْن ُه ْم َوالْ ُم ْؤِمنُو َن يُ ْؤِمنُو َن ِِبَا أُنْ ِزَل إِلَْي‬
َّ ‫َٰلَ ِك ِن‬
ِ ِ َ ِ‫الزَكا َة والْم ْؤِمنُو َن بِاللَّ ِه والْي وِم ْاَل ِخ ِر أُوَٰلَئ‬ ِِ
‫يما‬ ْ ‫ك َسنُ ْؤتي ِه ْم أ‬
ً ‫َجًرا َعظ‬ َْ َ ُ َ َّ ‫الص ََل َة َوالْ ُم ْؤتُو َن‬
َّ ‫ني‬
َ ‫َوالْ ُمقيم‬
16

“Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan


orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan
kepadamu (Al Quran), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan
orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami
berikan kepada mereka pahala yang besar.” (An-Nisa’:162)

E. Implikasi Visi dan Misi Seorang Guru

Visi dan misi seorang guru profesional yang berdasarkan perspektif


Islam tersebut akan memiliki implikasi yang luas. Implikasi tersebut antara
lain, ia akan menempatkan dirinya bukan hanya sebagai agen pembelanjaran
yang tunduk pada hukum transaksional professional, melainkan sebagai
pengembang misi suci, yakni menyelamatkan manusia dari kehancuran dan
membawanya menuju kepada kemajuan. Sejalan dengan itu, akan tercipta
pula pembelajaran yang efektif, yaitu: memahami situasi dalam belajar,
merencanakan pelajaran, merencanakan tugas-tugas, melaksanakan kegiatan
belajar mengajar, mengevaluasi kegiatan belajar mengajar, dan menindak
lanjuti.6
Guru yang memiliki visi dan misi Qur’ani akan memandang berbagai
ilmu pengetahuan sebagai satu kesatuan, membangun ilmu dengan
paradigma islami, menggunakan etika tauhid sebagai dasar kesatuan
keilmuan ilmu umum dan agama. Yaitu pandangan interkoneksitas antara
ilmu agama yang bersumberkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, ilmu
pengetahuan alam yang bersumberkan fenomena jagad raya, ilmu
pengetahuan social yang bersumberkan fenomena dan perilaku manusia,
ilmu humaniora yang bersumberkan akal, ilmu tasawuf yang bersumberkan
intuisi, dan berbagai keterampilan yang bersumberkan fisik dan panca
indra.7

6 A. Qodri Azizy. 2004. Melawan Globalisasi (Reinterpretasi Ajaran Islam; Persiapan SDM dan
Terciptanya Masyarakat Madani). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm. 23.
7 Abudin Nata, MA. 2012. Kapita Selekta Pendidikan Islam: Isu-Isu Kontemporer tentang
Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kata reorientasi yang dimaksud adalah penijauan kembali terhadap


wawasan untuk menentukan suatu sikap. Guru adalah salah satu komponen
pendidikan yang memilki peran dan fungsi yang amat strategis. Jadi
reorientasi guru diera globalisasi adalah penijauan terhadap wawasan
seorang pendidik terhadap, bagaimana peran dan fungsinya guru di era
modern ini.
Seorang guru memiliki peran dan fungsi yang amat strategis bahkan
menentukan tercapainya visi, misi, dan tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Atas dasar itu upaya peningkatan mutu pendidikan selalu bertitik tolak pada
peningkatan mutu guru sebagai tenaga profesional yang andal dan kredibel.
Seiring dengan lahirnya pola hidup hedonistik, materialistik,
sekuleristik, dan pragmatis sebagai dampak dari kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka telah menyebabkan terjadinya pergeseran
pada visi dan misi tugas keguruan yang tidak sejalan dengan tujuan
pendidikan dalam rangka membangun kehidupan yang makin beradab dan
bermartabat.
Konsep islam tentang guru sebagai al-ulama, al-muzakki, ulul al-bab,
ahl al-dzikr, dan al-rasikhuna fi al-‘ilm merupakan konsep yang akan
menyelamatkan guru dari berubahnya visi dan misi utama yang mulia, yakni
memajukan harkat dan martabat manusia.

B. SARAN

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata


sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan makalah ini sepenuhnya kami inginkan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Azizy, A. Qodri. 2004. Melawan Globalisasi (Reinterpretasi Ajaran Islam;


Persiapan SDM dan Terciptanya Masyarakat Madani). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif


dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nata, Abuddin. 2012. Kapita Selekta Pendidikan Islam: Isu-Isu Kontemporer


tentang Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

Usman, Moh. Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Widayati, C. Sri. 2002. Reformasi Pendidikan Dasar. Jakarta: PT. Gramedia


Sarana Indonesia.

Wulandari, Fitri, Ahmadi, dkk. Reorientasi Peran dan Fungsi Guru di Era
Globalisasi. (Paper presented at STAI Auliaurrasyidin).

-----------------. Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di


kbbi.web.id/reorientasi. Diakses 16 Mei 2018.

18

Anda mungkin juga menyukai