(Penyakt Hodgkin)
Limfoma Hodgkin merupakan bagian dari limfoma maligna (keganasan primer jaringan
limfoid yang bersifat padat). Sel ganas pada penyakit Hodgkin berasal dari sistem
limforetikular ditandai dengan adanya sel Reed-strenberg pada organ yang terkena. Limfosit
yang merupakan bagian integral poliferasi sel pada penyakit ini diduga merupakan
manifestasi reaksi kekebalan seluler terhadap sel ganas tersebut. Lebih jarang terjadi pada
anak dibandingkan limfoma non Hodgkin. Faktor resiko diduga berhubugan dengan infeksi
virus Eipstein-Barr, Radiasi, dan faktor genetik.
Epidemiologi
Di negara maju seperti Amerika utara, Eropa, dan Oseania angka kejadian sebesar 7 kasus/
1.000.000 penduduk. Sedamgkam di Asia lebih rendah, kejadian limfoma hodgkin sering
dihubungkan dengan infeksi virus Ebstein-Barr (EBV). Prevalens EBV tinggi di negara
Afrika seperti Kenya sehingga angka kejadian limfoma hodgkin akan meningkat di negara
tersebut.
Diagnosis
Anamnesis
- Pembengkakan yang tidak nyeri dari I atau lebih kelenjar getah bening superfisial.
Pada 60-80% kasus mengenai kelenjar getah bening servikal, pada 60% kasus
berhubungan dengan keterlibatan mediastinum
- Demam hilang timbul, timbul (intermiten)
- Berkeringat malam
- Anoreksia, penurunan berat badan
- Rasa lelah
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium: pemeriksaan darah rutin, SGOT/SGPT, alkali fosfatase, LDH, urea N
kreatin, asam urat, copper, LED, fibrinogen
- Biopsi jaringan yang adekuat
- Histopatologi: ditemukan sel Reed-Sternberg
- Aspirasi sumsum tulang
- Sitologi cairan serebrospinal
- Sitologi caira pleura, peritoneum atau perikardium
- Radiologi
- foto toraks, totmografi mediastinum
- survei tulang
- USG atau CT-scan daerah leher dan abdomen
- Sitogenetik
Diagnosis banding
Limfoma non-Hodgkin
Tata laksana
Kemoterapi
Radiasi
Suportif
Prognosis
Tergantung stadium penyakit. Makin dini penyakit dapat ditemukan, makin baik
prognosisnya.
Limfoma non Hodgkin
Limfoma non Hodgkin merupakan bagian dari limfoma maligna (keganasan primer jaringan
limfoid yang bersifat padat) yang berupa tumor ganas yang disebabkan poliferasi ganas sel-
sel jaringan limfoid dari seri limfosit. Meski limfoma maligna umumnya terbatas pada
jaringan limfoid, pada anak tidak jarang ditemukan keterlibatan sumsum tulang, sedangkan
keterlibatan tulang dan susunan syaraf jarang terjadi.
Di Eropa dan Amerika Serikat insiden limfoma non-hodgkin terjadi pada 6-7% dari seluruh
penyakit keganasan pada anak, merupakan penyakit keganasan ketiga terbanyak pada anak
dengan insiden sekitar 10,5 persejuta. Limfoma non hodgkin mencakup 45% dari seluruh
limfoma pada anak dan remaja dibawah usia 20 tahun.
Sebanyak 35% tumor primernya berlokasi di daerah abdomen, 13% di daerah kepala dan
leher, faktor resiko berupa genetik, imunosupresi pasca transplantasi, obat-obatan
(diferulhidantoin), radiasi, dan infeksi virus (EBV,HIV)
Diagnosis
Anamnesis
- Abdomen: nyeri perut, mual dan muntah, konstipasi atau diare, teraba massa,
perdarahan saluran cerna akut, ikterus, gejala-gejala intususepsi
- Kepala dan leher: limfadenopati servikal dan pembengkakan kelenjar parotis,
pembengkakan rahang, obstruksi hidung, rinore
- Midiastinum: sesak nafas, ortopneu, pusing, nyeri kepala, disfagia, epistaksis, sinkop,
penurunan kesadaran (sindrom vena cava superior)
- Keluhan umum: demam, penurunan berat badan, anemia
Pemeriksaan fisik
Diagnosis banding
- Limfoma hodgkin
- Neuroblastoma
Tata laksana
- Kemoterapi
- Kombinasi vinkristin, adriamisin, siklofosfamid, prednison, metotreksat, 6-
merkaptopurin
Radio terapi
Hanya dilakukan untuk mencegah terjadinya relaps pada penderita dengan tumor kelenjar
mesenterial atau terdapat sisa tumor yang 5> cm
Bedah
Hidrasi dan alkalinisasi urin, alopurinol, nutrisi, transfusi komponen darah, antibiotik,
dukungan psikososial.