Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL


HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

Purniaty Kamahi1, Sudirman2, H. Muhammad Nur3


1STIKES Nani Hasanuddin Makassar
2STIKES Nani Hasanuddin Makassar
3Poltekkes Kemenkes Makassar

ABSTRAK

Halusinasi merupakan persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata dimana
klien menginterpretasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus atau rangsangan dari luar. Perubahan
sikap dan peningkatan keterampilan akan membantu klien dalam meningkatkan kemampuan
mengontrol halusinasi. Pemberian asuhan keperawatan di rumah sakit dapat membantu klien dalam
mengontrol halusinasi dan hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan asuhan keperawatan pada klien
halusinasi terhadap kemampuan klien mengontrol halusinasi. Penelitian ini menggunakan rancangan
one-group pra-post test design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang dengan menggunakan
purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara. Data yang
terkumpul diolah dan dianalisis dengan menggunakan komputer di program microsoft excel dan
progream statistik (SPSS) versi 16.00. Analisis data mencakup analisis karakteristik umum responden
berdasarkan umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, penerapan askep, sikap dan keterampilan.
Sedangkan pada analisis bivariat dilakukan denga uji chi square (p<α 0,05) untuk mengetahui
pengaruh antara kedua variabel. Hasil analisis bivariat didapatkan bahwa ada pengaruh penerapan
asuhan keperawatan terhadap sikap dalam mengontrol halusinasi (p=0,028) dan ada pengaruh
penerapan asuhan keperawatan terhadap keterampilan dalam mengontrol halusinasi (p=0,018).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh penerapan asuhan keperawatan terhadap
sikap dan keterampilan dalam mengontrol halusinasi pada klien di RSKD Dadi Makassar.

Kata Kunci : Penerapan Asuhan Keperawatan Jiwa, Kemampuan Mengontrol Halusinasi.

PENDAHULUAN penyerapan (persepsi) panca indera tanpa


Perawat jiwa dalam melaksanakan adanya rangsangan dari luar yang dapat
asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa meliputi semua sistem penginderaan dimana
didasarkan pada suatu model konsep. Model terjadi pada saat kesadaran individu itu
merupakan suatu cara untuk mengorganisasi penuh/baik. Menurut May Durant Thomas
kumpulan pengetahuan yang kompleks. (1991) dalam Andre (2009) halusinasi secara
Penggunaan model merupakan dasar juga umum dapat ditemukan pada pasien gangguan
untuk perawat (terapis) dalam praktek jiwa seperti: skhizofrenia, depresi, delirium dan
keperawatan. Perawat sebagai terapis perlu kondisi yang berhubungan dengan
mengetahui model konsep dan dapat memilih penggunaan alkohol dan substansi lingkungan.
untuk menggunakan model yang sesuai Dan berdasarkan hasil pengkajian pada pasien
dengan pandangan pengetahuan perawat di beberapa rumah sakit jiwa di pulau Jawa
terhadap situasi dan kondisi klien ditemukan 85% pasien dengan kasus
(perkembangan kesehatan klien) (Erlinafsiah, halusinasi.
2010). Perawat pskiatri harus belajar mengenai Berdasarkan hasil rekapitulasi data di
struktur dan fungsi dari otak, mencakup proses RSKD Dadi Makassar, terhitung jumlah pasien
neurotransmisi untuk lebih memahami etiologi, dengan gangguan halusinasi pada tahun 2010
mempelajarinya agar lebih cepat efektif dalam sebanyak 12.914 orang pasien dan pada tahun
strategi intervensi gangguan psikiatri (Direja, 2011 jumlah pasien menurun menjadi 11.410
A.H.S, 2011). orang sedangkan pada tahun 2012 jumlahnya
Penerapan asuhan keperawatan secara meningkat menjadi 14.008 orang.
sistematis salah satunya dilakukan pada Menurut Irmansyah, salah seorang
pasien dengan gangguan persepsi sensori: psikiater dari Universitas Indonesia, gejala
halusinasi. Halusinasi adalah gangguan seseorang yang menderita masalah kejiwaan

649
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 6 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721
sebenarnya bisa diketahui sejak dini. Dengan Dalam pengumpulan data ini dilakukan
demikian, pengobatannya juga dapat dengan menggunakan teknik observasi dan
diupayakan dengan segera. Pada tahun 2008 wawancara. Lembar observasi penelitian
data sepuluh besar angka kesakitan rawat inap dikembangkan menjadi 5 item pengamatan dan
di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung bulan setiap pengamatan diperlukan pilihan
Juli tahun 2008 terhadap 351 pasien dan untuk alternatif jawaban (ya) dan (tidak), cara
rawat inap terdapat 189 (53,84%) pasien yang mengukur kemampuan klien mengontrol
mengalami skizofrenia. Sedangkan di ruang halusinasi ini dengan memberi skor pada
Kutilang pada bulan Juli tahun 2008 terdapat 32 jawaban responden. Adapun skor jawaban (ya)
pasien rawat inap diantaranya halusinasi 22 = 2 dan (tidak) = 1, kemudian dijumlahkan dan
(68,75%), isolasi sosial 6 (18,75%), harga diri jumlah merupakan petunjuk bagaimana
rendah 2 (6,25%), resiko bunuh diri 1 (3,125%), kemampuan klien mengontrol halusinasi.
dan waham 1 (3,125%) (Arief, 2009). Dilakukan dengan observasi dan
Proses keperawatan di rumah sakit jiwa wawancara terhadap klien halusinasi diruang
memiliki masalah yang hampir sama dengan Kenanga dan Kenari di RSKD Dadi Makassar
rumah sakit umum. Ditemukan beberapa dengan prosedur:
kesulitan dalam penerapan asuhan 1. Peneliti mencari sampel berdasarkan
keperawatan yaitu belum ada formulir kriteria inklusi
pengkajian yang seragam, kemampuan 2. Dilakukan pre-tes bersama kepala ruangan
melaksanakan proses keperawatan yang untuk mengetahui kemampuan klien
belum memadai, pelaksanaan proses mengontrol halusinasi dengan
keperawatan masih dirasakan sebagai beban menggunakan lembar observasi
(Keliat &Akemat, 2012). Masalah inipun terjadi 3. Peneliti dibantu oleh mahasiswa profesi
di RSKD Dadi Makassar khususnya di ruang dalam memberikan perlakuan berupa
rawat intermediated, dari hasil wawancara penerapan asuhan keperawatan halusinasi
dengan beberapa perawat dijelaskan bahwa 4. Peneliti melakukan post-tes untuk
pelaksanaan penerapan asuhan keperawatan mengevaluasi kemampuan klien
belum terlaksana dengan maksimal mengontrol halusinasi dengan
dikarenakan tenaga perawat yang tidak menggunakan lembar observasi.
seimbang dengan jumlah pasien. 5. Lembar observasi yang telah diisi, diperiksa
Berdasarkan uraian di atas dan hasil kembali kelengkapannya.
penelitian sebelumnya, peneliti merasa tertarik
melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Langkah Pengolahan data
Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Klien Prosedur pengolahan data yang
Halusinasi Terhadap Kemampuan Klien dilakukan adalah:
Mengontrol Halusinasi di RSKD Dadi 1. Editing
Makassar. Setelah lembar observasi diisi
kemudian dikumpulkan dalam bentuk data
BAHAN DAN METODE data dilakukan pengecekan dengan
Lokasi, populasi, dan sampel memeriksa kelengkapan data,
Bentuk penelitian yang digunakan kesinambungan dan keseragaman data.
penulis adalah dengan rancangan pra-pasca 2. Koding
test dalam satu kelompok (one-group pra-post Untuk memudahkan pengolahan
test design) yaitu mengungkapkan hubungan data, semua jawaban atau data
sebab akibat dengan cara melibatkan satu disederhanakan yaitu dengan memberi
kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi simbol-simbol tertentu untuk setiap
sebelum dilakukan intervensi kemudian jawaban.
diobservasi lagi setelah intervensi 3. Tabulasi
(Nursalam,2011). Penelitian ini dilaksanakan di Pengelompokan data ke dalam suatu
Ruang Perawatan Kenanga dan Nyiur RSKD tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki
Dadi Makassar. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan skala Guttman
pada tanggal 4 april sampai tanggal 2 Juni kemudian data dianalisis secara statistik.
2013. Populasi terjangkau dalam penelitian ini
yaitu semua klien dengan gangguan jiwa Analisis Data
halusinasi di RSKD Dadi Makassar. Sampel Menguraikan dengan cara memberikan
dalam penelitian ini adalah penderita gangguan interpretasi terhadap data yang terkumpul,
halusinasi di RSKD Dadi Makassar adalah 32 menggunakan kode statistik komputer SPSS
responden. versi 16.00 dengan menggunakan uji chi
square.
Pengumpulan Data

650
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 6 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721
HASIL PENELITIAN Agama n %
1. Analisis Univariat Islam 28 87,5
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan
Umur di RSKD Dadi Makassar Tahun 2013 Kristen 4 12,5
Umur Responden n % Total 32 100
10 s/d 25 Tahun 5 15,6 Berdasarkan tabel 4, maka diketahui
26 s/d 40 Tahun 21 65,6 bahwa dari total 32 responden 28 orang
41 s/d 55 Tahun 6 18,8 (87,5%) yang beragama Islam sedangkan
Total 32 100 4 orang (12,5%) lainnya beragama Kristen.

Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan


Dari tabel 1, maka diketahui bahwa
Pendidikan di RSKD Dadi Makassar Tahun
umur responden yang paling banyak adalah
2013
kelompok 26 s/d 40 tahun dengan jumlah
responden sebanyak 21 orang (65,6%) Pendidikan n %
sedangkan umur responden yang paling SMA 11 34,4
sedikit adalah 10 s/d 25 tahun dengan SMP 13 40,6
jumlah responden sebanyak 5 orang
SD 8 25
(15,6%).
Total 32 100
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin di RSKD Dadi Makassar Berdasarkan tabel 5, maka diketahui
Tahun 2013 bahwa kelompok pendidikan responden
yang terbanyak adalah SMP dengan jumlah
Jenis Kelamin n %
responden sebanyak 13 orang (40,6%)
Laki-laki 25 78,1 sedangkan pendidikan responden yang
paling sedikit adalah SD dengan jumlah
Perempuan 7 21,9
responden sebanyak 8 orang (25 %).
Total 32 100
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan
Berdasarkan tabel 2, maka diketahui Penerapan Asuhan Keperawatan di RSKD
bahwa dari total 32 responden 25 orang Dadi Makassar Tahun 2013
(78,1%) responden berjenis kelamin laki-laki Penerapan Askep n %
sedangkan 7 orang (21,9%) lainnya berjenis
Baik 20 62,5,
kelamin perempuan.
Cukup 12 37,5
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan
Total 32 100
Suku di RSKD Dadi Makassar Tahun 2013
Suku n %
Berdasarkan tabel 6, maka diketahui
Makassar 2 6,2 bahwa responden dengan penerapan askep
Toraja 4 12,5 yang baik sebanyak 20 orang (62,5%)
sedangkan responden dengan penerapan
Bugis 26 81,2 askep yang cukup baik sebanyak 12 orang
Total 32 100 (37,5%) responden.

Dari tabel 3 maka diketahui bahwa Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan


suku responden yang paling banyak adalah Sikap dalam Mengontrol Halusinasi pada
yang bersuku Bugis dengan responden 26 Pre Test di RSKD Dadi Makassar Tahun
orang (81,2%) sedangkan suku responden 2013
yang paling sedikit adalah yang bersuku Sikap n %
Makassar dengan responden 2 orang
(6.2%). Baik 14 43,8
Cukup 18 56,2
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan
Agama di RSKD Dadi Makassar Tahun Total 32 100
2013
Berdasarkan tabel 7, maka diketahui
bahwa sikap responden dalam mengontrol
halusinasi pada saat pre test yang dalam

651
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 6 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721
kategori baik sebanyak 14 responden 2. Analisis Bivariat
(43,8%) sedangkan yang dalam ketegori Tabel 11 Pengaruh Penerapan Asuhan
cukup sebanyak 18 respoden (56,2%). Keperawatan terhadap Sikap dalam
Mengontrol Halusinasi di RSKD Dadi
Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan Makassar Tahun 2013
Keterampilan dalam Mengontrol Halusinasi Sikap
Penerapan Total
pada Pre Test di RSKD Dadi Makassar Asuhan Baik Cukup
Tahun 2013 Keperawatan n % n % n %
Keterampilan n %
Baik 13 40,6 7 21,9 20 62,5
Baik 13 40,6
Cukup 3 9,4 9 28,1 12 37,5
Cukup 19 59,4
Total 32 100 Total 16 50 16 50 32 100
p = 0,028
Pada tabel 8, maka bahwa
keterampilan responden dalam mengontrol Berdasarkan tabel 11, maka
halusinasi pada saat pre test yang dalam diketahui bahwa pada penerapan asuhan
kategori baik sebanyak 13 responden keperawatan yang baik terdapat 13
(40,6%) sedangkan yang dalam ketegori responden (40,6%) yang memiliki sikap baik
cukup sebanyak 19 respoden (59,4%) dan 7 responden (21,8%) yang memiliki
sikap cukup sedangkan pada penerapan
Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan asuhan keperawatan yang cukup terdapat 3
Sikap dalam Mengontrol Halusinasi pada responden (9,4%) yang memiliki sikap baik
Post Test di RSKD Dadi Makassar Tahun dan 9 responden (28,1%) yang memiliki
2013 sikap cukup.
Setelah dilakukan analisis uji statistic
Sikap n %
didapatkan nilai p = 0.028 dimana p<α 0.05,
Baik 16 50 maka dengan demikian dapat disimpulkan
Cukup 16 50 bahwa ada pengaruh yang signifikan
pemberian asuhan keperawatan terhadap
Total 32 100
sikap dalam mengontrol halusinasi.
Berdasarkan tabel 9, maka diketahui Tabel 12 Pengaruh Penerapan Asuhan
bahwa sikap responden dalam mengontrol Keperawatan terhadap Keterampilan dalam
halusinasi pada saat post test yang dalam Mengontrol Halusinasi di RSKD Dadi
kategori baik sebanyak 16 responden (50%) Makassar Tahun 2013
sedangkan yang dalam ketegori cukup Keterampilan Total
sebanyak 16 respoden (50%). Penerapan
Asuhan Baik Cukup
Keperawatan n % n % n %
Tabel 10 Distribusi Responden Berdasarkan
Keterampilan dalam Mengontrol Halusinasi Baik 8 12 37,5 20 62,5
25
pada Post Test di RSKD Dadi Makassar Cukup 10 31,2 2 6,2 12 37,5
Tahun 2013 Total 18 56,2 14 43,8 32 100
Keterampilan n % p = 0,018
Baik 18 56,2
Cukup 14 48,3 Berdasarkan tabel 12, maka
Total 32 100 diketahui bahwa pada penerapan asuhan
keperawatan yang baik terdapat 8
Berdasarkan tabel 10, maka responden (25%) yang memiliki
diketahui bahwa keterampilan responden keterampilan baik dan 12 responden
dalam mengontrol halusinasi pada saat post (37,5%) yang memiliki keterampilan cukup
test yang dalam kategori baik sebanyak 18 sedangkan pada penerapan asuhan
responden (56,2%) sedangkan yang dalam keperawatan yang cukup terdapat 10
ketegori cukup sebanyak 14 respoden responden (31,2%) yang memiliki
(48,3%). keterampilan baik dan 2 responden (6,2%)
yang memiliki keterampilan cukup.
Setelah dilakukan analisis uji statistik
didapatkan nilai p = 0.018 dimana p<α 0.05,
maka dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh yang signifikan

652
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 6 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721
pemberian asuhan keperawatan terhadap Dengan mengacu pada hasil
keterampilan dalam mengontrol halusinasi. penelitian dan teori-teori diatas maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa ada
PEMBAHASAN pengaruh yang signifikan pemberian
1. Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan asuhan keperawatan terhadap sikap dalam
Terhadap Sikap Dalam Mengontrol mengontrol halusinasi.
Halusinasi. 2. Pengaruh Penerapan Asuhan
Pada tabel 11 dijelaskan bahwa pada Kepertawatan Terhadap Keterampilan
penerapan asuhan keperawatan yang baik Dalam Mengontrol Halusinasi.
terdapat 13 responden (40,6%) yang Berdasarkan tabel 8 dan 9 dapat
memiliki sikap baik dan 7 responden disimpulkan bahwa keterampilan responden
(21,8%) yang memiliki sikap cukup dalam mengontrol halusinasi pada saat pre
sedangkan pada penerapan asuhan test yang dalam kategori baik sebanyak 13
keperawatan yang cukup terdapat 3 responden(40,6%) meningkat menjadi 18
responden (9,4%) yang memiliki sikap baik responden (56,2%) pada post test setelah
dan 9 responden (28,1%) yang memiliki diberikan asuhan keperawatan. Sedangkan
sikap cukup. keterampilan responden dalam mengontrol
Berdasarkan tabel 7 dan 8 maka halusinasi pada pre test yang dalam
dapat disimpulkan bahwa sikap responden ketegori cukup sebanyak 19 respoden
dalam mengontrol halusinasi pada saat pre (59,4%) menurun pada post test yaitu
test yang dalam kategori baik sebanyak 14 sebanyak 14 respoden (48,3%) setelah
responden (43,8%) mengalami peningkatan dilakukan asuhan keperawatan.
setelah dilakukan pemberian asuhan Pada analisis uji statistik didapatkan
keperawatan dimana bertambah menjadi 16 nilai p = 0.018 dimana p<α 0.05, maka dapat
orang (50%) sedangkan yang dalam disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
ketegori cukup pada pre test sebanyak 18 signifikan pemberian asuhan keperawatan
respoden (56,2%) berkurang menjadi16 terhadap keterampilan dalam mengontrol
respoden (50%). halusinasi.
Pada analisis uji statistic didapatkan Keterampilan (skill) adalah
nilai p = 0.028 dimana p<α 0.05, maka kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dan mental. Kompetensi keterampilan
ada pengaruh yang signifikan pemberian mental meliputi pemikiran analitis
asuhan keperawatan terhadap sikap dalam (memproses pengetahuan atau data,
mengontrol halusinasi. menentukan sebab dan pengaruh serta
Menurut Stuart Sunden asuhan mengorganisasi data dan rencana) juga
keperawatan adalah proses dinamik yang pemikiran konseptual (pengenalan pola
melibatkan perubahan dalam status data yang kompleks (Nursalam, Ferry
kesehatan klien sepanjang waktu, pemicu Efendi, 2008).
kebutuhan terhadap data baru, berbagai Berdasarkan penelitian yang
diagnosa dan modifikasi rencana asuhan dilakukan oleh Iis Tri Rusniati di RSJD Dr.
(Y. Iyus 2011). Amino Gondohutomo Semarang (2010)
Menurut Newkom seorang ahli dari mengatakan bahwa setelah perawat
psikologis, yang dikutip oleh (Notoatmodjo, mengajarkan teknik-teknik yang dilakukan
2012) menyatakan bahwa sikap itu untuk menghindari halusinasi, keterampilan
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk pasien meningkat dan mampu mengontrol
bertindak, dan bukan merupakan suatu atau mengatasi halusinasi.
tindakan atau aktifitas, akan tetapi Dengan mengacu pada hasil
merupakan presdiposisi tindakan suatu penelitian dan teori diatas maka dapat
perilaku. disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
Berdasarkan penelitian yang signifikan pemberian asuhan keperawatan
dilakukan oleh Iis Tri Rusniati di RSJD Dr. terhadap keterampilan dalam mengontrol
Amino Gondohutomo Semarang (2010) halusinasi.
mengatakan bahwa setelah perawat
mengkaji dan menentukkan masalah, KESIMPULAN
mengajarkan strategi dan cara–cara untuk 1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari
menghindari halusinasi, mendorong dan pemberian asuhan keperawatan terhadap
memberikan motivasi serta penguatan, sikap dalam mengontrol halusinasi pada
pasien berkeinginan atau berniat untuk klien di RSKD Dadi Makassar. Hal ini
menghindari terjadinya halusinasi. dibuktikan dengan hasil analisis uji statistic
didapatkan nilai p = 0.028 dimana p<α 0.05,

653
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 6 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721
2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari intervensi protap keperawatan pada
pemberian asuhan keperawatan terhadap masalah keperawatan dengan gangguan
keterampilan dalam mengontrol halusinasi persepsi sensori: halusinasi karena hal ini
pada klien di RSKD Dadi Makassar dengan telah terbukti pada penelitian yang telah
hasil analisis uji statistic didapatkan nilaip = dilakukan oleh peneliti di RSKD. Dadi
0.018 dimana p<α 0.05. Makassar.
2. Untuk penelitian selanjutnya agar mengkaji
SARAN lebih mendalam tentang penerapan asuhan
Berdasarkan hasil yang dicapai dalam keperawatan pada pasien halusinasi
penelitian ini, ada beberapa hal yang perlu terhadap kemampuan klien mengontrol
disarankan oleh penulis yakni : halusinasi agar ditemukan ide atau pikiran-
1. Untuk perawat sebaiknya melakukan pikiran baru dalam pengembangan ilmu
penerapan asuhan keperawatan sesuai keperawatan khususnya departemen jiwa.

DAFTAR PUSTAKA

Direja, A.H.S, 2011. “Asuhan Keperawatan jiwa”. Nuha medika: Yogyakarta

Erlinafsiah. 2010. “Modal Perawat dalam Praktik keperawatan Jiwa”. Tran Info Media: Jakarta Timur

Keliat, B, A. & Akemat. 2012. Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Penerbit: EGC. Jakarta.

Notoatmodjo. Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan,Penerbit: PT. RINEKA CIPTA,Jakarta.

Notoatmodjo. Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehehatan,Penerbit: PT. RINEKA CIPTA,Jakarta.

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, ed. 2. Salemba Medika.
Jakarta.

Stuart & Sundeen. 2007. Buku Saku Keperwatan Jiwa, Edisi 3. EGC: Jakarta.
S,Trimelia. 2011. “Asuhan Keperawatan Klien Halusinasi”. Penerbit: Trans Info Media: Jakarta Timur.

Sumber data laporan RSKD Dadi Makassar 2012.

Yosep, I. 2011. Keperawatan jiwa Edisi revisi.Penerbit: PT. Refika Aditama. Bandung.

654
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 6 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721

Anda mungkin juga menyukai