LP Eliminasi Fekal
LP Eliminasi Fekal
Oleh:
Ni Putu Pande Satya Systa Dewi
1102105058
4. PATOFISIOLOGI
Hiperparatiroid
Hiperkalsemia
Resiko Konstipasi
5. PROSES DEFEKASI Diare
Defekasi adalah proses pembuangan tau pengeluaran sisa metabolisme berupa fases
dan flatus yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus. Proses defekasi terbagi
menjadi dua macam reflex yaitu:
1. Reflex defekasi intrinsic
Reflex ini berawal dari feses yang masuk ke rectum sehingga terjadi distensi
rectum, yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus mesentrikus dan
terjadilah gerakan peristaltic. Setelah feses sampai anus, secara sistematis sfingter
interna relaksasi, maka terjadilah defekasi.
2. Reflex defekasi parasimpatis
Fases yang masuk ke rectum akan merangsang saraf rectum yang kemudian
diteruskan ke jaras spinal. Dari jaras spinal kemudian di kembalikan ke kolon
desenden, sigmoid dan rektumyang menyebabkan intensifnya peristaltic, relaksasi
sfingter internal, maka terjadilah defekasi.
Dorongan feses juga di pengaruhi oleh kontraksi otot abdomen, tekanan diaragma,
dan kontraksi ototelevator. Defekasi di permudah oleh fleksi otot femur dan posisi
jongkok. Gas yang di hasikan dalam proses pencernaan normalnya 7-10 liter/24 jam.
Jenis gas yang terbanyak adalah CO², metana, H²S, O² dan nitrogen. Fases terdiri atas
75% air dan 2,5% materi padat. Fases normal berwarna kuning kecoklatan karena
pengaruh dari mikroorganisme. Konsistensinya lembek namun berbentuk.
7. Gaya hidup
Kebisaan untuk melatih pola buang air besar sejak kecil secara teratur, fasilitas buang
air besar dan kebiasaan menahan buang air besar.
8. Penyakit
Beberapa penyakit pencernaan dapat menimbulkan diare dan konstipasi.
9. Anastesi dan pembedahan
Anastesi umumdapat menghalangi impuls parasimpatis, sehingga kadang-kadang
dapat menyebabkan ileus usus kondisi ini dapat berlangsung selama 24-48 jam.
10. Nyeri
Pengalaman nyeri waktu buang air besar seperti adanya hemoroid, fraktur ospubis,
episiotomy akan mengurangi keinginan untuk buang air besar.
7. MASALAH-MASALAH ELIMINASI FEKAL
1. Konstipasi
Gangguan eliminasi yang diakibatkan adanya fases yang kering dan keras melalui
usus besar.
2. Impaksi fekal
Massa fases yang keras di lipatan rektun yang di akibatkan oleh retensi dan
akumulasi material fases yang berkepanjangan.
3. Diare
Keluarnya fases cairan dan meningkatnya frekwensi buang air besar akibat cepatnya
kimus melewati usus besar sehingga usus besar tidak mempunyai waktu yang cukup
untuk menyerapa air.
4. Inkontinensia alvi
Hilangnhya kemampuan otot uantuk mengontrol pengeluaran fases dan gas melalui
sfingter anus akibat kerusakan sfingter atau oersarafan daerah anus.
5. Kembung
Flatus yang berlebihan di daerah intenstinal sehingga menyebabkan distensi
intastinal.
6. Hemoroid
Pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan daerah tertentu.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan USG
b. Pemeriksaan foto rontgen
c. Pemeriksaan laboratorium urin dan feses
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Diare berhubungan dengan malabsorpsi
- Resiko konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas traktus
gastrointestinal
3. ASUHAN KEPERAWATAN
(terlampir)
4. EVALUASI
(terlampir)
ASUHAN KEPERAWATAN
EVALUASI
No Diagnosa Evaluasi
1 Diare berhubungan dengan - Pola eliminasi klien sudah teratur
- Konsistensi feces klien sudah lembut,
malabsorpsi
tidak keras, tidak berbentuk dan tidak
encer
- Warna feces klien normal tanpa terlihat
adanya pendarahan maupun yang lainnya
Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of
America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Guyton, Arthur C, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Panyakit, Edisi 3, Jakarta: EGC, 1997.
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby
Elseveir Acadamic Press, 2004.
Nanda International. Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan klassifikasi, Jakarata: EGC, 2009.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.Edisi 4. Salemba
Medika : Jakarta