Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah ucap syukur kami kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan buku Manajemen Pendidikan ini. Bentuk
maupun isi buku ini sangat sederhana. Semoga buku ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu sumber acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam mempelajari manajemen pendidikan.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada ayah dan ibu kami
dan kepada semua pihak yang telah memberi kontribusi dalam
penyelesaian buku ini baik. Buku ini berisi tentang konsep dasar
manajemen pendidikan, tugas dan tanggung jawab manajemen
pendidikan, fungsi-fungsi manajemen, konsep manajemen
pendidikan di tingkat sekolah dasar

Akhir kata kami sampaikan permintaan maaf karena pasti masih


terdapat kekurangan dalam buku ini untuk itu kritik dan saran
terhadap penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Semoga buku
ini dapat memberi maanfaat bagi pembaca khususnya dan bagi
semua pihak yang membutuhkan.

Penulis,

Novitasasi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR vii


DAFTAR ISI viii
KONSEP DASAR MANAJEMEN
BAB I PENDIDIKAN 1
A. Pengertian Manajemen Pendidikan 1
B. Unsur-Unsur Manajemen Pendidikan 4
C. Tujuan Dan Manfaat Manajemen Pendidikan 5
D. Pembagian Manajemen 6
E. Komposisi Keterampilan Manajemen 7
F. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan 8
G. Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan 12
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
BAB II MANAJEMEN
PENDIDIKAN 14
A. Konsep Dasar Kepala Sekolah 14
B. Syarat-Syarat Menjadi Kepala Sekolah 15
C. Ciri-Ciri Kepala Sekolah Efektif 17
D. Tugas Dan Tangggung Jawab Kepala Sekolah 18
E. Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Manajer 20
F. Peran Kepala Sekolah 22
BAB III FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN 24
A. Perencanaan 24
B. Pengorganisasian 26
C. Penggerakkan 28
D. Pengawasan 29
DAFTAR PUSTAKA

vii
KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKan

A. PENGERTIAN MANAJEMEN
1.Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa latin dari kata “manus” yang
artinya “tangan” dan “agere” yang berarti “ melakukan”. Kata-kata
ini digabung menjadi “managere” yang bermakna menangani
sesuatu, mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti apa yang
diinginkan dengan mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada
(Asmendri 2012: 1). Setiap ahli memberikan pandangan yang
berbeda tentang batasan Manajemen , karena itu tidak mudah
memberikan arti yang universal yang dapat diterima seemua orang,
namun demikkian dari pikiran-pikiran ahli tentang definisi
Manajemen kebanyakan menyatakan bahwa Manajemen merupakan
suatu proses tertentu yang menggunakan kemampuan atau keahlian
untuk mencapai suatu tujuan yang didalam pelaksanaannya dapat
mengikutialur keilmuan secara ilmiah dapat pula menonjolkan
kekhasan atau gaya manajer dalam mendayagunakan kemampuan
orang. Dengan demikian terdapat tiga focus untuk mengartikan
Manajemen yaitu:
1. Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang
selanjutnya menjadi cikal bakal. Manajemen sebagai suatu
profesi. Manajemen sebagai suatu ilmu menekankan perhatian
kepada keterampilan dan kemampuan manajerial yang
diklasifikasikan menjadi kemampuan atau keterampilan teknikal,
manusiawi dan konseptual.
2. Manajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langkah
yang sistematis dan terpadu sebagai aktivitas menajemen.
3. Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (style)
seseorang dalam menggunakan atau memberdayakan orang lain
untuk mencapai tujuan.Berikut merupakan definisi manajemen
dari beberapa ahli :
1. James AF.Stoner (1992:8) adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
2. Harsey dan Blanchard (1988:9): merupakan suatu proses
bagaimana pencapaian sasaran organisasi melalui
kepemimpinan. Sudjana (2000 : 77) : Manajemen merupakan
rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang
berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam
pelaksanaannya memiliki hubungan dan saling keterkaitan
dengan lainnya. Hal tersebut dilaksanakan oleh orang atau
beberapa orang yang ada dalam organisasi dan diberi tugas
untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
3. Manajemen menurut Terry (1986) adalah kemampuan
mengarahkan dan mencapai hasil yang diinginkan dengan
tujuan dari usaha-usaha manusia dan sumber lainnya.

Manajemen dalam artian sempit sebagai penyusunan dan pencatatan


data dan informasi secara sistematis dengan tujuan supaya dapat
menyediakan keterangan serta memudahkan memperolehnya
kembali secara keseluruhan dalam hubungan satu sama lainnya.
Dari pemikiran-pemikiran para ahli tersebut, menurut penulis
manajemen merupakan ilmu dan seni dalam mengatur,
mengendalikan, mengkomunikasikan dan memanfaatkan semua
sumber daya yang ada dalam organisasi dengan memanfaatkan
fungsi-fungsi manajemen (Planing, Organizing, Actuating,
Controling) agar organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif dan
efesien.
Banyak pendapat mengenai fungsi manajemen, diantaranya sebagai
berikut :
a. Henry Fayol, fungsi manajemen yaitu planning, organizing,
commanding, coordinating, dan controlling.
b. George R. Terry, fungsi manajemen adalah planning, organizing,
actuating, dan controlling.
c. Luther Gulllich, fungsi manajemen yaitu planning, organizing,
staffing, directing, coordinating, reporting, dan controlling.
d. Ernest Dale, fungsi manajemen yaitu planning, organizing,
staffing, directing, innovating, representing, dan controlling.
e. Koonts & O’donnol, fungsi manajemen yaitu planning,
organizing, staffing, directing, controlling.
f. Oey Liang Lee, fungsi manajemen yaitu planning, organizing,
directing, coordinating,Controlling.
Dalam pembahasan ini akan diperinci empat fungsi yang paling
penting yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling.
1. Planning (Fungsi Perencanaan)
Planning merupakan suatu aktivitas menyusun, tujuan perusahaan
lalu dilanjutkan dengan menyusun berbagai rencana-rencana guna
mencapai tujuan perusahaan yang sudah ditentukan. Planning
dilaksanakan dalam penentuan tujuan organisasi scara keseluruhan
dan merupakan langkah yang terbaik untuk mencapai tujuannya itu.
pihak manajer mengevaluasi berbagaii rencana alternatif sebelum
pengambilan tindakan kemudian menelaah rencana yang terpilih
apakah sesuai dan bisa dipergunakan untuk mencapai tujuan.
Perencanaan adalah proses awal yang paling penting dari seluruh
fungsi manajemen, karena fungsi yang lain tak akan bisa bejalan
tanpa planning Ada beberapa aktivitas dalam fungsi perencanaan
a. Menetapkan arah tujuan serta target bisnis
b. Menyusun strategi dalam pencapaian tujuan dan target tersebut
c. Menentukan sumber daya yang dibutuhkan
d. Menetapkan standar kesuksesan dalam pencapaian suatu tujuan
dan target bisnis

Pembagian perencanaan
Perencanaan (planning) dari sudut pandang jenjang manajemen bisa
dibagi beberapa jenjang:

1. Top Level Planning (perencanaan jenjang atas), perencanaan


dalam jenjang ini bersifat strategis. memberikan petunjuk umum,
rumusan tujuan, pengambilan keputusan serta memberikan
pentunjuk pola penyelesaian dan sifatnya menyeluruh. top level
planning ini penekanannya pada tujuan jangka panjang organisasi
dan tentu saja menjadi tangung-jawab manajemen puncak.
2. Middle Level Planning (perencanaan jenjang menengah), dalam
jenjang perencanaan ini sifatnya lebih administratif meliputi
berbagai cara menempuh tujuan dari sebuah perencanaan
dijalankan. dan tanggungjawab perencanaan level ii berada pada
manajemen menengah
3. Low Level Planning (perencanaan jenjang bawah) perencanaan
ini memfokuskan diri dalam menghasilkan sehingga planing ini
mengarah kepada aktivitas operasional. dan perencanaan ini
menjadi tanggung-jawab manajemen pelaksana

2. Organizing (Fungsi Pengorganisasian)


Organizing adalah suatu aktivitas penagturan dalam sumber daya
manusia dan sumber daya fisik yang lainnya yang dimiliki oleh
perusahaan untuk bisa melaksanakan rencana yang sudah ditetapkan
dan mencapai tujuan utama perusahaan. Dalam bahasa yang lebih
sederhana organizing merupakan seluruh proses dalam
mengelompokkan semua orang, alat, tugas tanggung-jawab dan
wewenang yang dimiliki sedemikian rupa hingga memunculkan
kesatuan yang bisa digerakkan dalam mencapai tujuan.
Organizing dapat membuat manajer mudah dalam melaksanakan
pengawasan serta penentuan personil yang diperlukan untuk
menjalankan tugas yang sudah dibagi bagi. pengorganisasian bisa
dijalankan dengan menetukan tugas apa yg harus dikerjakan, siapa
personil yang menjalankannya, bagaimana tugasnya dikelompokkan,
siapa yang harus bertanggung jawab terhadap tugas tersebut. dibawah
ini adalah aktivitas aktivitas yang ada dalam Organizing (fungsi
pengorganisasian).
a. Mengalokasikann sumber daya, menyusun dan menetapkan
tugas-tugas serta menetepkan prosedur yang dibutuhkan
b. Menetapkan strukutur perusahaan yang menujukan adanya garis
kewenangan serta tanggung-jawab
c. Aktivitas perekrutan, menyeleksi orang, pelatihan serta
pengembangan tenaga kerja
d. Aktivitas penempatan tenaga kerja dalam posisi yang pas dan
paling tepat.

3. Directing (Fungsi Pengarahan)


Directing alias fungsi pengarahan merupakan fungsi untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja dengan optimal dan
menciptakan suasana lingkungan kerja yang dinamis, sehat dan yang
lainnya. Ada beberapa aktivitas yang dilakukan pada fungsi
pengarahan:
a. Mengimplementasikan suatu proses kepemimpinan,
penbimbingan, dan memberikan motivasi kepada pekerja suapay
bisa bekerja dengan efektif serta efisien dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan
b. Memberi tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan
c. Menjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkan

4. Controlling (Fungsi Pengendalian / Pengawasan)


Controling merupakan kegiatan dalam menilai suatu kinerja
yang berdasarkan pada standar yang sudah dibuat perubahan
atau suatu perbaikan apabila dibutuhkan. aktivitas dalam
fungsi pengendalian ini misalnya:

a. Mengevaluasii keberhasilan dalam proses mencapai tujuan dan


target mengikuti indikator yang sudah ditetapkan
b. Menempuh langka klarifikasi serta koreksi atas terjadinya
penyimpangan yang ditemukan
c. Memberi alternatif solusi atas masalah yang terjadi dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan

Controlling atau fungsi pengawasan bisa berjalan dengan efektif jika


hal hal ini diperhatikan:

1. Routing (jalur), manajer harus bisa menetapkan cara atau jalur


guna bisa mengetahui letak diaman sesuatu sering terjadi suatu
kesalahan
2. Scheduling (Penetapan waktu), dalam penetapan waktu, manajer
harus bisa menetapkan dengan tugas kapan semestinya
pengawasan itu dijalankan. terkadang, pengawasan yang
dijadwal tidak efisien dalam menemukan suatu kesalahan, dan
seblaiknya yang dilakukan secara mendadak terkadang malah
lebih berguna.
3. Dispatching (Perintah pelaksanaan), adalah pengawasan yang
berupa suatu perintah pelaksanaan pada pekerjaan yang bertujuan
suatu pekerjaan itu bisa selesai tepat waktu. dengan perintah
seperti ini pelaksanaan suatu pekerjaan bisa terhindar dari
kondisi yang terkatung katung, jadi pada akhirnya bisa
diidentifikasikan siapa yang telah berbuat kesalahan
4. Follow Up (tindak lanjut) apabila pemimpin menemukan
kesalahan maka seharusnya pemimpin tersebut mancari solusi
atas permasalahan itu. dengan memberi peringatan pada pekerja
yang dengan sengaja ataupun tidak sengaja berbuat kesalahan
dan memberikan petunjuk supaya kesalahan yang sama tak
terulang lagi.
2. Pengertian Pendidikan
Pendidikan (education) secara semantik berasal dari bahasa yunani
paidagogia yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Pedagogos
adalah seorang nelayan atau bujang dalam zaman yunani kuno yang
pekerjaannya menjemput dan mengantar anak-anak ke d dari
sekolah. Selain itu, di rumahnya anak tersebut selalu dalam
pengawasan dan penjagaan para paedagogos. Istilah ini berasal dari
kata paedos yang berarti anak, dan agogos yang berarti saya
membimbing atau memimpin.

Menurut Langeveld (1971: 5) pendidikan adalah setiap usaha,


pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak
tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu
anak agar cukup, cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
Pengaruh ini datangnya dari orang dewasa (orang yang diciptakan
oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari
dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.
Dalam perspektif keindonesiaan, pengertian, fungsi, dan tujuan
pendidikan dirumuskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 dan 3 “pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, dan akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
3.Pengertian Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan adalah suatu penataan bidang garapan
pendidikan yang dilakukan melaluiaktivitas perencanaan,
pengorganisasian, pengkomonikasian, pemotivasia, penganggaran
pengendalian, penhawasan, penilaian dan pelaporan secara
sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.
Manajemen pendidikan menurut Purwanto (1970: 9) adalah semua
kegiatan sekolah dari yang meliputi usaha-usaha besar, seperti
mengenai perumusan policy, pengarahan usaha-usaha besar,
koordinasi, konsultasi, korespondensi, kontrol perlengkapan, dan
seterusnya sampai kepada usaha-usaha kecil dan sederhana, seperti
menjaga sekolah dan sebagainya. Menurut Usman (2004: 8)
manajemen pendidikan adalah seni dan ilmu mengelola sumber daya
pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Nawawi (1983: 11) mengemukakan bahwa manajemen
pendidikan adalah ilmu terapan dalam bidang pendidikan yang
merupakan rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian
usaha kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan
secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di lingkungan
tertentu terutama lembaga pendidikan formal.
Dari pendapat para ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa
Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian
kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama
sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan,
untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan
menggunakan fungsi-fungi manajemen agar tercapainya tujuan
secara efektif dan efisien.

B. Tujuan Manajemen Pendidikan


Dilakukan Manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara
sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga
mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efisien.

Perkembangan teori manajemen


1. Teori manajemen klasik
Teori ini memandang bahwa segala sesuatu dalam aktivitas organisasi dan
manajemen didapatkan atas target yang secra kuantitas dapat diukur yang
meliputi:
a. Target waktu
b. Target output/hasil
c. Target biaya, dan
d. Target lain yang secara rasional dapat teridentifikasi dan terukur.
Maka teori ini menekankan adanya standard baku bagi setiap aktivitas
manajemen yang meliputi :
a. Standard waktu
b. Standard output
c. Standard biaya, dan
d. Standard system dan prosedur
Berikut ini teori manajemen klasik menurut para ahli:
a.Robert Owen (1771-1858) Owen berkesimpulan bahwa manajer harus
menjadi pembaharu (reformer). Beliau melihat peranan pekerja sebagai yang
cukup penting sebagai aset perusahaan. Pekerja bukan saja merupakan input,
tetapi merupakan sumber daya perusahaan yang signifikan. Ia juga
memperbaiki kondisi pekerjanya, dengan mendirikan perumahan (tempat
tinggal) yang lebih baik. Beliau juga mendirikan toko, yang mana pekerjanya
tidak kesusahan dan dapat membeli kebutuhan dengan harga murah.
Ia juga mengurangi jam kerja dari 15 jam menjadi 10,5 jam, dan menolah
pekerja dibawah umur 10 tahun. Owen berpendapat dengan memperbaiki
kondisi kerja atau invertasi pada sumber daya manusia, perusahaan dapat
meningkatkan output dan juga keuntungan. Disamping itu Owen juga
memperkenalkan sistem penilaian terbuka dan dilakukan setiap hari. Dengan
cara seperti itu manajer diharapkan bisa melokalisir masalah yang ada
dengan cepat.
1) Charles Babbage (1792-1871)
Babbage merupakan profesor matematika di Inggris. Dengan metode
kuantitatifnya beliau percaya :Bahwa prinsip-prinsip ilmiah dapat
diterapkan untuk meningkatkan efisiensi produksi, produksi naik biaya
operasi turun
2) Pembagian Kerja (division of labor); dengan ini kerja/operasi
pabriknya bisa dianalisis secara terpisah. Dengan cara semacam ini pula
training bisa dilakukan dengan lebih mudah.
3) Dengan melakukan pekerjaan yang sama secara berulang-ulang, maka
pekerja akan semakin terampil dan berarti semakin efisien.
2) Teori Manajemen Ilmiah
a.Federick Winslow Taylor (1856-1915)
Federick Taylor disebut sebagai bapak manajemen ilmiah. Taylor
memfokuskan perhatiannya pada studi waktu untuk setiap pekerjaan
(time and motion study); dari sini ia mengembangkan analisis kerja.
Taylor kemudian memperkenalkan sistem pembayaran differential
(differential rate).
b. Frank B. Gilberth (1868-1924) dan Lillian Gilberth
(1887-1972)
Keduanya adalah suami istri yang mempunyai minat
yangsama terhadap manajemen. Menurut Frank
pergerakan yang dapat dihilangkan akan mengurangi
kelelahan. Semangat kerja akan naik karena bermanfaat
secara fisik pada karyawan. Sedang Lilian memberikan
kontribusi pada lapangan psikologi industri dan
manajemen personalia. Beliau percaya bahwa tujuan
akhir manajemen ilmiah adalah membantu pekerja
mencapai potensi penuhnya sebagai seorang manusia.
c. Henry L. Gantt (1861-1919)
Gantt melakukan perbaikan metode sistem penggajian
Taylor (differential system) karena menurutnya metode
tersebut kurang memotivasi kerja. Sistem Pengawasan
(supervisor) diterapkannya sebagai upaya untuk memacu
semangat kerja karyawan. Disamping itu Gantt juga
memperkenalkan sistem penilaian terbuka yang awalnya
merupakan ide Owen. Gantt chart (bagan Gantt)
kemudian populer dan gigunakan untuk perencanaan,
yaitu mencatat scedul (jadwal) pekerja tertentu.

3. Teori Manajemen Organisasi


a. Henry Fayol (1841-1925)
Henry Fayol merupakan industrialis Prancis, ia sering
disebut sebagai bapak aliran manajemen klasik karena
upaya “mensistematisir” studi manajerial. Menurut
Fayol, praktek manajemen dapat dikelompokkan ke
dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi dan
dianalisis. Dan selanjutnya analisis tersebut dapat
dipelajari oleh manajer lain atau calon manajer.
Fayol adalah orang yang pertama mengelompokkan
kegiatan menajerial dalam 4 fungsi manajemen, yaitu :
(1) Perencanaan, (2) Pengorganisasian, (3) Pengarahan,
dan (4) Pengendalian. Fayol percaya bahwa manajer
bukan dilahirkan tetapi diajarkan. Manajemen bisa
dipelajari dan dipraktekkan secara efektif apabila prinsip-
prinsip dasarnya dipahami.
a. Max Weber (1864-1920)
Max Weber adalah seorang ahli sosiologi Jerman yang mengembangkan
teori birokrasi. Menurutnya, suatu organisasi yang terdiri dari ribuan
anggota membutuhkan aturan jelas untuk anggota organisasi tersebut.
Organisasi yang ideal adalah birokrasi dimana aktivitas dan tujuan
diturunkan secara rasional dan pembagian kerja disebut dengan jelas.
Birokrasi didasarkan pada aturan yang rasional yang dapat dipakai untuk
mendesain struktur organisasi yang jelas.
Konsep birokrasi Weber berlainan dengan pengertian birokrasi populer,
dimana orang cnderung mengartikan kata birokrasi dengan konotasi
negatif, yaitu organisasi yang lamban, tidak reponsif terhadap
perubahan.
b. Mary Parker Follet (1868-1933)
Mary Parker Follet agak berbeda sedikit dengan pendahulunya karena
memasukkan elemen manusia dan struktur organisasi kedalam
analisisnya. Elemen tersebut kemudian muncul dalam teori perilaku dan
hubungan manusia. Follet percaya bahwa seseorang akan menjadi
manusia sepenuhnya apabila manusia menjadi anggota suatu kelompok.
Konsekuensinya, Follet percaya bahwa manajemen dan pekerja
mempunyai kepentingan yang sama, karena menjadi anggota organisasi
yang sama.
Selanjutnya Follet mengembangkan model perilaku pengendalian
organisasi dimana seseorang dikendalikan oleh tiga hal, yaitu :
a. Pengendalian diri (dari orang tersebut);
b. Pengendalian kelompok (dari kelompok);
c. Pengendalian bersama (dari orang tersebut dan dari kelompok).

c. Chester I Barnard (1886-1961)


Bernard mengambangkan teori organisasi, menurutnya orang yang
datang keorganisasi formal (seperti perusahaan) karena ingin mencapai
tujuan yang tidak dapat dicapai sendiri. Pada waktu mereka berusaha
mencapai tujuan organisasi, mereka juga akan berusaha mencapai
tujuannya sendiri. Organisasi bisa berjalan dengan efektif apabila
keseimbangan tujuan organisasi dengan tujuan anggotanya dapat terjaga.
Bernard percaya bahwa keseimbangan antara tujuan organisasi dengan
individu dapat dijaga apabila manajer mengerti konsep wilayah
penerimaan (zone of acceptance), dimana pekerja akan menerima
instruksi atasannya tanpa mempertanyakan otoritas manajemen.
4.Teori Manajemen Kontemporer.
Beberapa pendekatan sudah dibicarakan dimuka, dimana pendekatan-pendekatan
tersebut mengalami perkembangan. Ada beberapa perkembangan yang cenderung
mengintegrasikan pendekatan-pendekatan sebelumnya, menjadikan batas-batas
pendekatan yang telah dibicarakan menjadi tidak jelas. Namun demikian ada
pendekatan yang tetap berakar pada pendekatan-pendekatan tertentu. Bagian
berikut ini akan membicarakan pendekatan baru dalam manajemen :
1) Pendekatan Sistem
Sistem dapat diartikan sebagai gabungan sub-sub sistem yang saling berkaitan.
Organisasi sebagai suatu sistem akan dipandang secara keseluruhan, terdiri dari
bagian-bagian yang berkaitan (sub-sistem), dan sistem/organisasi tersebut akan
berinteraksi dengan lingkungan.

2) Pendekatan Situasional (Contingency)


Pendekatan ini menganggap bahwa efektivitas manajemen tergantung pada situasi
yang melatarbelakanginya. Prinsip manajemen yang sukses pada situasi tertentu,
belum tentu efektif apabila digunakan di situasi lainnya. Tugas manajer adalah
mencari teknik yang paling baik untuk mencapai tujuan organisasi, dengan melihat
situasi, kondisi, dan waktu yang tertentu.
Pendekatan situasional memberikan “resep praktis” terhadap persoalan manajemen.
Tidak mengherankan jika pendekatan ini dikembangkan manajer, konsultan, atau
peneliti yang banyak berkecimpung dengan dunia nyata. Pendekatan ini menyadarkan
manajer bahwa kompleksitas situasi manajerial, membuat manajer fleksibel atau
sensitif dalam memilih teknik-teknik manajemen yang terbaik berdasarkan situasi
yang ada.
Namun pendekatan ini dalam perkembangannya dikritik karena tidak menawarkan
sesuatu yang baru. Pendekatan ini juga belum dapat dikatakan sebagai aliran atau
disiplin manajemen baru, yang mempunyai batas-batas yang jelas.

3) Pendekatan Hubungan Manusia Baru (Neo-Human Relation)


Pendekatan ini berusaha mengintegrasikan sis positif manusia dan manajemen ilmiah.
Pendekatan ini melihat bahwa manusia merupakan makhluk yang emosional, intuitif,
dan kreatif. Dengan memahami kedudukan manusia tersebut, prinsip manajemen
dapat dikembangkan lebih lanjut. Tokoh yang dapat disebut mewakili aliran ini adalah
W. Edwadr Deming, yang mengembangkan prinsip-prinsip manajemen seperti Fayol
yang berfokus pada kualitas kerja dan hubungan antar karyawan.
Dalam perjalanannya pendekatan ini masih membutuhkan waktu untuk sampai
dikatakan sebagai aliran manajemen baru. Meskipun demikian pendekatan tersebut
cukup populer baik dilingkungan akademis maupun praktis. Ide-ide pendekatan
tersebut banyak mempengaruhi praktek manajemen saat ini.
B. UNSUR-UNSUR MANAJEMEN PENDIDIKAN

Unsur manajemen terdiri dari “7M+1 I” menurut Usman (2009)


dan Henry Fayol 6 M yaitu sebagai berikut.

1. Man (Manusia), berperan sebagai man power


dalam organisasi atau perusahaan, diperlukan
untuk memimpin, menggerakkan
karyawan/bawahan, serta memberikan tenaga
dan pikiran untuk kemajuan dan kontinuitas
lembaga. Sumbangan tenaga manusia di sini
dapat pula dinamakan sebagai leadership atau
kewirausahaan;

2. Material (Barang), material digunakan sebagai


proses produksi dalam suatu perusahaan atau
organisasi, dapat terdiri dari bahan baku, bahan
setengah jadi, atau barang jadi;

3. Machine (Mesin), merupakan kebutuhan pokok


dalam melancarkan jalannya suatu organisasi.
Mesin berupa peralatan yang digunakan oleh
suatu instansi atau lembaga. Baik itu peralatan
yang modren maupun peratan yang masih
bersifat konvensional;

4. Money (Uang), Money/modal dibagi menjadi 2,


yaitu modal tetap berupa tanah,
gedung/bangunan, mesin dan modal kerja
berupa kas, piutang
5. Method (Metode), pemilihan dan penggunaan
metode yang tepat digunakan sebagai aturan
atau cara-cara tertentu yang bertujuan untuk
menghindari terjadinya inefisiensi dan
pemborosan. Dalam lembaga pendidikan,
metode pembelajaran yang dibentuk oleh
seorang guru sangat diperlukan dalam
menerangkan pelajaran. Karena metode yang
dipakai akan memengaruhi peserta didik dalam
memahami pelajaran;

6. Market (Pasar), adalah tempat bertemunya


penjual dan pembeli untuk mengadakan
transaksi, dalam lembaga pendidikan market
berupa tempat terjadinya interaksi antara
pendidik dengan peserta didik maupun dengan
stakeholders yang ada dalam lingkup lembaga
tersebut.

7. Minute (Waktu), merupakan waktu yang


dipergunakan dan dimanfatkan dalam
pencapaian visi dan misi suatu lembaga secara
efektif dan efisien.
~ 4~
Dalam teori organisasi klasik yang pertama kali diperkenalkan oleh

Fayol (1949), manajemen membahas hal-hal sebagai berikut:

1. Technical yaitu kegiatan memproduksi dan


mengorganisasikannya. Dalam kaitannya dengan
pendidikan, lembaga pendidikan melakukan
kegiatan menghasilkan lulusan lembaga
pendidikan yang siap bekerja.

2. Commercial yaitu kegiatan membeli bahan dan


menjual produk. Dalam lembaga pendidikan,
kegiatan ini berkaitan dengan penjaringan anak
didik dan mengelolanya dengan pendidikan,
sehingga hasilnya akan bermanfaat untuk anak
didik dan masyarakat.

3. Financial yaitu kegiatan pembelanjaan. Lembaga


pendidikan membutuhkan pendanaan untuk
mengadakan sarana dan prasarana serta
pelaksanaan pendidikan.

4. Security yaitu kegiatan menjaga keamanan.


Kaitannya dengan pendidikan terletak pada sistem
pengamanan lingkungan pendidikan secara
internal dan eksternal, dan sistem pengamanan diri
dari pengaruh lingkungan dan kebudayaan yang
merusak moral dan budaya melalui pendidikan
agama dan akhlak.
5. Accountancy yaitu kegiatan akuntansi. Lembaga
pendidikan melibatkan kegiatan perhitungan
pemasukan dana dan pengeluaran yang baik,
sistematis, akurat dan efisien. Tidak melakukan
kegiatan yang menghambur-hamburkan uang.
6. Managerial yaitu melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen. Pendidikan membutuhkan
perencanaan dan pengelolaan yang baik,
sebagaimana pengorganisasian dan pengordinasian
untuk semua kegiatan kependidikan.

Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan menurut Kurniadin


dan Machali (2012: 125) antara lain 1) terwujudnya suasana belajar
dan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,
menyenangkan (PAIKEM); 2) terciptanya peserta didik yang aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan negara; 3) terpenuhinya salah satu dari empat
kompetensi tenaga

Anda mungkin juga menyukai