Anda di halaman 1dari 6

Kriteria Evaluasi Respon Tumor Solid (RECIST) versi 1.

1
pada kanker paru: Perbandingan dengan RECIST versi 1.0
– Sebuah Studi Retrospektif.

Tujuan dan Objektif

Penilaian perubahan beban tumor merupakan aspek penting saat melakukan evaluasi klinis dari
terapi kanker yang telah diberikan. Pada awalnya, kriteria respon tumor dari WHO dianggap
sebagai pedoman standar untuk penilaian respon tumor. Pada tahun 2000, Kriteria Evaluasi
Respon Tumor Solid (RECIST) diperkenalkan oleh kelompok kerja RECIST. Pedoman
RECIST lebih menggunakan pengukuran unidimensional daripada pengukuran bidimensional
yang digunakan dalam kriteria respon tumor dari WHO.2 Kriteria RECIST mendefinisikan
ukuran minimum lesi yang terukur dan memberikan petunjuk berapa banyak lesi yang harus
diikuti (hingga 10, dengan maksimum 5 per organ). Kemudian Kriteria RECIST dianggap
sebagai pedoman standar untuk penilaian respon tumor.3,4 Namun beberapa masalah ditemukan
dalam penggunaan kriteria RECIST, diantaranya jumlah total lesi yang akan dinilai, penilaian
kelenjar getah bening, dan penggunaan teknologi pencitraan yang lebih baru seperti seperti
multidetector computed tomography (MDCT) dan positron emission tomography (PET).5 Pada
tahun 2009, pedoman RECIST versi 1.1 yang telah direvisi diterbitkan dengan adanya
perubahan berupa pengurangan jumlah lesi target, penilaian ukuran kelenjar getah bening dan
klarifikasi perkembangan penyakit.

Empat perubahan terkait pencitraan utama dimasukkan kedalam RECIST 1.1 dibandingkan
dengan RECIST versi 1.0 (Tabel 1).6 Jumlah lesi target yang akan dinilai dari maksimum 10
menjadi maksimum 5 dan dari 5 per organ menjadi 2 per organ. Penilaian ukuran kelenjar getah
bening oleh lesi # 15 mm pada sumbu pendek dianggap dapat diukur dan dianggap sebagai lesi
target dalam RECIST 1.1. Tidak ada pedoman yang jelas yang disediakan untuk menilai
kelenjar getah bening di RECIST 1.0. Klarifikasi perkembangan penyakit dan dimasukkannya
PET FDG dalam penilaian lesi baru juga termasuk dalam RECIST 1.1.

RECIST 1.1 menunjukkan kesepakatan dengan RECIST 1.0 yang hampir sempurna dalam
penilaian respon tumor pada pasien dengan tumor padat pada populasi barat dengan uji
klinis.7,8,9 Namun perbandingan antara RECIST 1.0 dan RECIST 1.1 pada populasi Indian tidak
diteliti atau didokumentasikan dengan baik. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan
pengukuran CT-scan dan respon tumor berdasarkan RECIST 1.1 dan RECIST 1.0 pada pasien
populasi Indian dengan kanker paru.

Tabel 1. Perbedaan antara RECIST 1.1 dan RECIST 1.0.6


Pedoman RECIST RECIST 1.1 RECIST 1.0
Jumlah lesi target Hingga 2 per organ; hingga Hingga 5 per organ; hingga
total 5. 10 total
Penilaian kelenjar getah Pengukuran sumbu pendek Tidak ada pedoman yang
bening harus digunakan dan dicatat; jelas yang disediakan
lesi target # 15 mm; # 10mm
tetapi < 15 mm, bukan lesi
target; < 10 mm, Non
patologis.
Klarifikasi perkembangan Diperlukan peningkatan dari Peningkatan 20% dari
penyakit jumlah lesi target 20% dan jumlah lesi target (tidak ada
peningkatan absolut 5 mm. peningkatan ukuran absolut
minimum yang diperlukan)
PET FDG scan Hanya digunakan pada Tidak digunakan
deteksi lesi baru.

Metode dan bahan

Penelitian ini adalah penelitian observasional retrospektif yang dilakukan di Departemen


Pencitraan, Pusat Kanker Regional, Trivandrum. Penelitian ini disetujui oleh Pusat Tinjauan
Kelembagaan Pusat Kanker Regional (IRB). Pasien kanker paru yang menerima kemoterapi,
dan memiliki hasil gambaran CT-scan awal dan Ct-scan lanjutan yang diambil di lembaga kami
antara bulan September 2013 hingga Februari 2014 (6 bulan) dimasukkan sebagai subjek
penelitian.

40 pasien yang memenuhi syarat dilibatkan dalam penelitian ini. Rincian demografis dan
pengobatan pasien dicatat dari sistem informasi rumah sakit. Pengukuran tumor dan penilaian
respon dilakukan menggunakan RECIST 1.0 dan RECIST 1.1 secara independen
menggunakan alat pengukuran di PACS workstation (Centricity, GE Healthcare). Variabel
yang dianalisis adalah jumlah lesi target yang terlibat, persentase perubahan pada pengukuran
CT-scan lanjutan, jumlah diameter terbesar dari lesi target dan keseluruhan respon tumor antara
RECIST 1.0 dan RECIST 1.1.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak statistik SPSS.20. Untuk
mengukur perbedaan rata-rata pada jumlah lesi target yang terlibat dan jumlah diameter
terbesar dari lesi target antara kedua kelompok, menggunakan uji t berpasangan. Persentase
perubahan pengukuran relatif CT-scan lanjutan terhadap CT-scan awal antara dua kelompok
dibandingkan dengan menggunakan korelasi Pearson. Konkordansi keseluruhan respon tumor
antara kedua kelompok dinilai menggunakan nilai kappa.

Hasil

40 pasien kanker paru (36 laki-laki, 4 perempuan) sedang dalam kemoterapi dengan
pemeriksaan CT-scan awal dan CT-scan lanjutan dianalisis. Usia rata-rata pasien adalah 58,52
dengan rentang 32 hingga 73. Variabel yang dianalisis adalah jumlah lesi target, jumlah
diameter terbesar dari lesi target, persentase perubahan lesi target pada CT-scan lanjutan dan
respons keseluruhan.

1. Jumlah lesi target:

Jumlah lesi target menurut RECIST versi 1.1 menurun pada 23 pasien (57,5%) dibandingkan
dengan jumlah menurut RECIST versi 1.0.

Jumlah lesi target menurut RECIST 1.0 berkisar dari 1 sampai 9 (rata-rata - 2,45 ± 1,65),
sedangkan jumlah lesi target menurut RECIST 1.1 berkisar dari 1 hingga 5 (rata-rata - 1,55 ±
0,9) (Gambar 1).

Jumlah lesi target menggunakan RECIST 1.1 secara signifikan lebih rendah daripada
menggunakan RECIST 1.0 (p < 0,0001, uji t berpasangan) dengan selisih rata-rata 0,9.

Gambar 1. Jumlah lesi target.


2. Jumlah diameter terbesar dari lesi target:

Jumlah diameter terbesar dari lesi target pada CT-scan awal menggunakan RECIST 1.1 (rata-
rata - 58,40 ± 35,54 mm) jauh lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan RECIST 1,0
(rata-rata - 71,29 ± 46,39 mm), dengan perbedaan rata-rata 12,9 mm (p < 0,0001, uji t
berpasangan) (Gambar 2).

Gambar 2: Jumlah dari dimensi terbesar.


3. Persentase perubahan lesi target pada CT-scan:

Persentase perubahan lesi target pada CT-scan lanjutan antara RECIST 1.1 dan RECIST 1.0
dalam jumlah diameter terbesar dari lesi target menunjukkan korelasi yang tinggi (r = 0,985
dan r2 = 0,97, korelasi Pearson) (Gambar 3).
Gambar 3: Persentase perubahan pada CT-scan lanjutan.
4. Respons keseluruhan:

Ada kesepakatan yang mendekati sempurna pada penilaian respon tumor menggunakan CT-
scan antara RECIST 1.1 dan RECIST 1.0, dengan nilai kappa 0,954 (P < 0,0001). Hanya satu
pasien dengan penyakit yang stabil berdasarkan RECIST 1.0 yang direklasifikasi sebagai
penyakit progresif oleh RECIST 1.1.

Kesimpulan

Studi ini menunjukkan penurunan yang signifikan dalam jumlah lesi target menurut RECIST
1.1 dibandingkan dengan RECIST 1.0. Karena kriteria maksimum 2 lesi target per organ dan
kriteria kelenjar getah bening (kelenjar getah bening # 15 mm dalam pengukuran sumbu
pendek dianggap penyakit yang dapat terukur) dapat mengurangi jumlah lesi target dan telah
terbukti pada 23 dari 40 pasien. Demikian pula jumlah diameter terbesar dari lesi target juga
menunjukkan nilai yang berkurang secara signifikan dengan perbedaan rata-rata 12,9 mm.
Perubahan persentase pada CT-scan lanjutan menunjukkan korelasi yang sempurna antara
RECIST 1.1 dan RECIST 1.0. Pada 39 dari 40 pasien menunjukkan tingkat respons
keseluruhan yang sama (24 penyakit stabil, 10 penyakit progresif dan 5 respon parsial) dengan
korelasi kappa 0,954 (P < 0,0001). Hanya 1 pasien dengan penyakit stabil berdasarkan RECIST
1.0 yang direklasifikasi sebagai penyakit progresif oleh RECIST 1.1.

Dengan menggunakan RECIST 1.1 terdapat pengurangan yang signifikan pada jumlah lesi
target yang perlu dinilai. Terlepas dari lesi target yang menurun, RECIST 1.1 menunjukkan
kesepakatan yang hampir sempurna dalam penilaian respons dibandingkan dengan RECIST
1.0 pada pasien populasi Indian dengan kanker paru. Studi ini memberikan bukti untuk akurasi
RECIST versi 1.1 dan merekomendasikan hal yang sama untuk penilaian respons tumor.

Informasi Personal
Referensi
[1] Miller AB, Hoogstraten B, Staquet M, Winkler A. Reporting results of cancer treatment.
Cancer. 1981;47:207-14.
[2] Therasse P, Arbuck SG, Eisenhauer EA, Wanders J, Kaplan RS, Rubinstein L, et al. New
guidelines to evaluate the response to treatment in solid tumors. European Organization
for Research and Treatment of Cancer, National Cancer Institute of the United States,
National Cancer Institute of Canada. J Natl Cancer Inst 2000;92:205 16.
[3] Trillet-Lenoir V, Freyer G, Kaemmerlen P, Fond A, Pellet O, Lombard-Bohas C, et al.
Assessment of tumor response to chemotherapy for metastatic colorectal cancer: accuracy
of the RECIST criteria. Br J Radiol. 2002;75:903-8.
[4] Park JO, Lee SI, Song SY, Kim K, Kim WS, Jung CW, et al. Measuring response in solid
tumors: comparison of RECIST and WHO response criteria. Jpn J Clin Oncol.
2003;33:533-7.
[5] Sargent DJ, Rubinstein L, Schwartz L, et al. Validation of novel imaging methodologies
for use as cancer clinical trial endpoints. Eur J Cancer 2009;45:290-9.
[6] Eisenhauer EA, Therasse P, Bogaerts J, et al. New response evaluation criteria in solid
tumors: revised RECIST guideline (version 1.1). Eur J Cancer 2009; 45:228 247
[7] Sun JM, Ahn MJ, Park MJ, et al. Accuracy of RECIST 1.1 for non-small cell lung cancer
treated with EGFR tyrosine kinase inhibitors. Lung Cancer 2010;69:105-9.
[8] Nishino M, Jackman DM, Hatabu H, et al. New Response Evaluation Criteria in Solid
Tumors (RECIST) Guidelines for advanced non-small cell lung cancer: comparison with
original RECIST and impact on assessment of tumor response to target therapy. AJR Am
J Roentgenol 2010;195:W221-8.
[9] Nishino M, Cardarella S, Jackman DM, et al. RECIST 1.1 in NSCLC patients with EGFR
mutations treated with EGFR tyrosine kinase inhibitors: comparison with RECIST 1.0.
AJR Am J Roentgenol 2013;201:W64-71.

Anda mungkin juga menyukai