Anda di halaman 1dari 60

ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI PRODUKSI

CANNED PINEAPPLE DAN JUICE CONCENTRATE


DI PT GREAT GIANT PINEAPPLE

RIKI AGUSETIAWAN

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Penggunaan


Energi Produksi Canned Pineapple dan Juice Concentrate di PT Great Giant
Pineapple adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2016

Riki Agusetiawan
F34110039
ABSTRAK

RIKI AGUSETIAWAN. Anaslisis Penggunaan Energi Produksi Canned


Pineapple dan Juice Concentrate di PT Great Giant Pineapple. Dibimbing oleh
ANAS MIFTAH FAUZI

PT Great Giant Pineapple yang menggunakan sumber energi sebesar 95.675


ton bahan bakar batubara atau setara dengan 1.657.966 GJ/tahun wajib melakukan
konservasi energi melalui manajemen energi sesuai dengan PP No.70 Tahun 2009
Pasal 12 Ayat 2. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sumber energi awal dan
energi yang digunakan di factory, departemen cannery dan departemen konsentrat
serta peluang penghematan energi. Metode yang digunakan meliputi perhitungan
energi listrik, energi uap, energi bahan bakar dan analisis peluang penghematan
energi. Penggunaan energi terbesar di factory adalah pada area Cannery (46,95%),
Concentrate (34,21%), dan Mill juice (18,10%). Jumlah kebutuhan energi rata-
rata produksi canned pineapple 0,0475 GJ/Sc, pineapple juice concentrate 0,074
GJ/gallon dan deionized clarified pineapple concentrate 0,055 GJ/gallon.
Penggunaan energi terbesar terdapat pada penggunaan uap dengan nilai energi
diatas 80% untuk ketiga produk.

Kata kunci: cannery, energi, konsentrat, listrik, uap

ABSTRACT

RIKI AGUSETIAWAN. Analysis of Energy Use for Canned Pineapple and Juice
Concentrate Production at PT Great Giant Pineapple. Supervised by MIFTAH
ANAS FAUZI
PT Great Giant Pineapple that consumes energy sources amounted to
95.675 tons of coal or equivalen to 1.657.966 GJ/year is monitory conserf energy
consumption through energy management in accordance with regulation 70 of
2009 Article 12, paragraph 2. The purpose of this study was to determine the
initial sources of energy and the level of consumption energy within the plant,
particulary in cannery, concentrates department and opportunity for saving energy.
Methods used in this study included the calculation of electrical energy, steam,
and fuel consumption and analysis of the opportunity for saving energy. The
result of calculating shows that Cannery department is the highest amount of
energy (46.95%), followed by, Concentrate (34.21%), and Mill juice (18.10%).
The total average energy required for the production of canned pineapple is
0.0475 GJ / Sc, pineapple juice concentrate 0,074 GJ / gallon and deionized
clarified pineapple concentrate 0.055 GJ / gallon. The biggest use of energy is
found in steam usage with energy value above 80% for all three products.
Keywords: cannery, energy, concentration, power, steam
ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI PRODUKSI
CANNED PINEAPPLE DAN JUICE CONCENTRATE
DI PT GREAT GIANT PINEAPPLE

RIKI AGUSETIAWAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERNIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
Judul Skripsi : Analisis Penggunaan Energi Produksi Canned Pineapple dan Juice
Concentrate di PT Great Giant Pineapple
Nama : Riki Agusetiawan
NIM : F34110039

Disetujui oleh

Prof.Dr.Ir.Anas Miftah Fauzi, M.Eng


Pembimbing I

Diketahui oleh

Prof.Dr.Ir.Nastiti Siswi Indrasti


Ketua Departemen

Tanggal Lulus:
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian
yang mulai dilaksanakan sejak bulan Februari 2015 ini berjudul Analisis
Penggunaan Energi Produksi Canned Pineapple dan Juice Concentrate di PT
Great Giant Pineapple Lampung Tengah.
Penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan atas dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih disampaikan kepada:
1. Bapak Ir. Ketut Isatriyanto sebagai pembimbing lapang I, bapak Ketut Harta
Mahendra dan bapak Banu Adi sebagai pembimbing lapang II, dan semua
rekan departemen QA, Produksi, dan Power Plant yang selalu memberikan
arahan, dukungan, dan kesempatan penelitian di PT Great Giant Pineapple
Lampung Tengah pada periode 16 Februari – 9 Juli 2015
2. Bapak Prof.Dr.Ir. Anas Miftah Fauzi, M.Eng selaku pembimbing yang
senantiasa membimbing dan mengarahkan dalam menyelesaikan skripsi, serta
memberikan banyak ilmu dan pelajaran moral yang sangat bermanfaat
3. Segenap dosen dan staf Departemen Teknologi Industri Pertanian yang
senantiasa memberikan kritik, saran, dan pelayanan yang terbaik
4. Keluarga Penulis: Jaya Surip, Rum Sila Wati, Dedi Afriyansyah, Sapri Anto,
Widia Meila Sari, Merry Tanziela, Zakiya Raisa Putri, M. Rumy Rahman
Syaqiri, Fauziah Luthfiani dan keluarga besar lain atas segala dukungan moral,
material dan spiritual
5. Rekan satu angkatan, Teknologi Industri Pertanian angkatan 48
(TINFORMERS) yang selalu berbagi suka dan duka khususnya kelompok
praktikum P2
6. Keluarga LDF Fateta Kabinet Merah Saga, Bidik Misi IPB, PPSDMS, Aksel
25, Wisma Griya Bella Satu, Tim Futsal Tinformers, Tim Futsal Bidik
Konveksi, Tim Futsal Champion dan semua rekan yang selalu menyemangati
dan menginspirasi
7. Keluarga GGP khususnya departemen QA : Pak Wardoyo, Mbak Jum, Mbak
Khod, Mbak Narmi, Bu Mimin, Mbak Tri Muryanti, Mas Tri, Mas Irfan, Mas
Andra, Bang Hendrik, Kak Andino, Kak Aji, bapak Wiyono beserta ibu dan
semua pihak yang selalu menyemangati dimana tidak bisa saya sebutkan satu
persatu.
8. Semua pihak yang selalu membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kemajuan Indonesia yang lebih baik
dan bermartabat.

Bogor, Desember 2016

Riki Agusetiawan
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
METODE 4
Kerangka Pemikiran 4
Teknik Pengumpulan Data 6
Teknik Analisis Data 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 7
Kebutuhan Energi Awal 7
Departemen Cannery 9
Departemen Concentrate 18
Peluang Penghematan dan Konservasi Energi 23

SIMPULAN DAN SARAN 24


Simpulan 24
Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 25
GLOSARIUM 27
LAMPIRAN 30
RIWAYAT HIDUP 48
DAFTAR TABEL

1 Spesifikasi Mesin Cooker 15


2 Penggunaan energi listrik untuk lampu penerangan di cannery 17
3 Penggunaan energi listrik untuk lampu penerangan di concentrate 21
4 Penggunaan energi listrik untuk lampu penerangan di mill juice 22
5 Rekapitulasi kemungkinan penghematan pada departemen cannery dan
concentrate 23

DAFTAR GAMBAR

1 Tahapan proses pengalengan nanas 2


2 Diagram alir penelitian 5
3 Nilai konversi energi batubara dari tahun 2011-2014 8
4 Tonase bahan baku nanas dari tahun 2011-2014 8
5 Indeks energi batubara dengan bahan baku nanas 8
6 Konsumsi energi area factory 9
7 Jenis input energi cannery 10
8 Energi total cannery dari tahun 2011-2014 10
9 Grafik produksi standar case canned pineapple 11
10 Grafik indeks cannery 11
11 Grafik penggunaan energi pada alat dan mesin di lokasi raw material 12
12 Grafik penggunaan energi pada alat dan mesin di lokasi ginaca 13
13 Grafik penggunaan energi pada alat dan mesin di lokasi line preparasi 13
14 Grafik penggunaan energi pada alat dan mesin di lokasi seamer 14
15 Grafik penggunaan energi pada alat dan mesin di lokasi cooker 16
16 Grafik penggunaan energi pada alat dan mesin di lokasi selection 16
17 Jenis input energi (a) di lokasi konsentrat produk PJC (b) di lokasi mill
juice produks DCPC 18
18 Indeks energi (a) GJ/gallon PJC) (b) GJ/gallon DCPC 19
19 Konsumsi energi alat dan mesin (a) area concentrate (b) area mill juice 20

DAFTAR LAMPIRAN

1. Diagram alir pembuatan nanas kaleng (Canned Pineapple) 30


2. Diagram alir pembuatan Pineapple Juice Concentrate 31
3. Diagram alir pembuatan Deionized Clarified Pineapple Concentrate 32
4. Perhitungan efisiensi lampu penerangan 34
5. Tabel peluang penghematan pada departemen cannery dan concentrate 37
6. Data aktual di lokasi Raw Material 39
7. Data aktual di lokasi Ginaca 40
8. Data aktual di lokasi Line Preparasi 41
9. Data aktual di lokasi Seamer 42
10. Data aktual di lokasi Cooker 43
11. Data aktual di lokasi Selection 45
12. Data aktual di lokasi Concentrate 46
13. Data aktual di lokasi Mill Juice 47
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu penyebab dari pertumbuhan perekonomian adalah


berkembangnya sektor industri nasional. Perkembangan sektor industri ini secara
langsung akan meningkatkan kebutuhan energi nasional. Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam buku kajian Indonesia Energy Outlook
memberikan dua buah skenario penjelasan untuk memberikan data dan
informasi perkembangan energi di Indonesia. BAU (Business As Usual) dan KEN
(Kebijakan Energi Nasional) menjelaskan skenario perkembangan permintaan
energi dalam kurun waktu 2011-2030 akan didominasi oleh sektor industri. Pada
periode 2011-2030 permintaan energi final secara keseluruhan (termasuk
biomassa rumah tangga) diperkirakan meningkat dari 156 juta TOE (Tonnes Oil
Equivalent) di tahun 2011 menjadi 587 juta TOE di tahun 2030 atau tumbuh rata-
rata 7,2% per tahun. Pada periode tersebut pertumbuhan permintaan energi rata-
rata tahunan menurut sektor adalah sebagai berikut : industri 9,8%, transportasi
6,0%, rumah tangga 3,3%, komersial 9,6%, dan lainnya 8,4%. Dari pertumbuhan
tersebut, pada tahun 2030 pangsa permintaan energi final akan didominasi oleh
sektor industri (50,2%), diikuti oleh transportasi (20,2%), rumah tangga (15,0%),
komersial (4,8%) dan lainnya (3,3%).
Permintaan energi di sektor industri ini terkait dengan penggunaan energi
untuk keperluan sistem produksi yang menggunakan jenis energi berupa tenaga
listrik pada umumnya. Permintaan tenaga listrik dipenuhi dari PT PLN (Persero)
atau pembangkit sendiri (captive) dengan bahan bakar minyak (BBM), gas, LPG
atau batubara bahkan sebagian industri menggunakan limbah biomassa untuk
pembangkit tenaga listrik. Kebutuhan energi termal dapat dipenuhi melalui
pembakaran batubara, biomassa, BBM dan gas. Berdasarkan skenario BAU dan
KEN permintaan energi sektor industri meningkat dari 49,9 juta TOE pada tahun
2011 menjadi 294,8 juta TOE pada tahun 2030 atau rata rata tahunan
pertumbuhan 9,8% per tahun. Pertumbuhan permintaan energi sektor industri
menurut jenis energi finalnya adalah batubara (9,5%), listrik (10,3%), gas bumi
(11,4%), LPG (9,3%), biomassa (7,0%) dan BBM (9,3%), dengan pertumbuhan
tersebut jenis energi final di sektor industri pada tahun 2030 akan didominasi oleh
batubara (36,3%) di ikuti oleh gas (31,5%), BBM (14,8%), listrik (9,7%) dan
biomassa (7,5%). Pangsa jenis energi disektor industri tahun 2030 tersebut
berbeda cukup signifikan dibandingkan kondisi saat ini, khususnya pangsa
panggunaan batubara dan gas yang cukup besar.
Adanya persyaratan regulasi tentang manajemen energi yang diatur dalam
PP No.70 Tahun 2009 Pasal 12 ayat 2 menyebutkan pengguna sumber energi dan
pengguna energi yang menggunakan sumber energi dan/atau enegi lebih besar
atau sama dengan 6.000 setara ton minyak per tahun (251.400 GJ/tahun) wajib
melakukan konservasi energi melalui manajemen energi. Berdasarkan peraturan
tersebut PT Great Giant Pineapple yang menggunakan sumber energi sebesar
95.675 ton bahan bakar batubara atau setara dengan 1.657.966 GJ/tahun wajib
melakukan konservasi energi melalui manajemen energi.
2

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sumber energi awal dan
energi yang masuk di factory, jumlah penggunaan energi pada produk canned
pineapple dan juice concentrate, menentukan pengguna energi terbesar dan
mengidentifikasi peluang penghematan yang masih dapat dilakukan.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah memberikan gambaran penggunaan energi di


PT Great Giant Pineapple dan memberikan rekomendasi peluang penghematan
kepada PT Great Giant Pineapple.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:


1. Wilayah studi adalah Departemen Cannery, Departemen Concentrate dan
Departemen Coal Generator (Cogen) dengan data-data konsumsi energi yang
di gunakan setiap hari dan di akumulasikan dalam 1 tahun.
2. Pelaku utama dari penelitian ini adalah pihak pihak yang terkait dengan data-
data yang dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran konsumsi energi di PT
Great Giant Pineapple.
3. Analisa energi dalam penelitian ini dibatasi pada konsumsi energi dari steam
dan listrik untuk menghasilkan produk canned pineapple dan juice concentrate
pada masing masing departemen.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengalengan Buah Nanas

Pujimulyani (2009) menjelaskan bahwa nanas (Ananas comosus)


merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang dikonsumsi dalam bentuk
segar atau dikalengkan. Tujuan dilakukannya pengalengan yaitu mengawetkan
makanan untuk menghindari perubahan warna, tekstur, kimia, dan mikrobiologis.
Tahapan proses pengalengan nanas ditunjukkan pada gambar 1 berikut:

Pemanenan Blanching

Pencucian Pengisian

Pemilahan (Sortasi) Exhausting

Pengupasan Penututupan Kaleng

Preparasi Sterilisasi
Gambar 1 Tahapan proses pengalengan nanas
3

Energi

Kebutuhan energi di sektor industri pertanian, pertanian dalam arti luas


adalah mencakup pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan
perikanan darat. Sektor pertanian memerlukan masukan energi untuk kegiatan
produksi dan penunjang produksi. Masukan energi diperlukan pada setiap tahapan
kegiatan industri pertanian mulai dari budidaya sampai dengan pengolahan
produk hingga menjadi produk yang siap dikonsumsi.
Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Energi
dalam bidang pertanian atau industri pertanian dapat dibagi kedalam 3 bentuk
yaitu energi langsung, energi tidak langsung dan energi biologis, namun perhatian
khusus dalam studi ini adalah energi langsung dan energi tidak langsung.

1. Energi Langsung
Menurut Abdullah et al. (1987), yang dimaksud dengan energi langsung
adalah bentuk energi yang digunakan secara langsung pada proses produksi, yaitu
energi listrik dan energi bahan bakar. Menurut Richard C. (1980) dalam Muslih
(1993), energi langsung adalah energi bahan bakar yang digunakan sebagai
sumber energi dalam proses produksi. Sedangkan menurut Alifah (1994), energi
langsung merupakan energi pelengkap yang digunakan secara langsung dalam
proses produksi, termasuk didalamnya bahan bakar dan listrik.
Energi listrik umumnya digunakan untuk menggerakkan motor listrik,
penerangan, dan alat transportasi produk. Penggunaan energi listrik pada tiap jenis
industri tidak sama. Hal ini tergantung dari jenis dan peralatan produksi yang
digunakan.
Selain listrik, energi langsung yang digunakan pada pengolahan hasil
pertanian adalah bahan bakar. Energi bahan bakar terdiri dari energi bahan bakar
padat, bahan bakar cair dan bahan bakar gas. energi bahan bakar digunakan
sebagai sumber energi untuk menggerakkan operasi mekanik baik didalam pabrik
maupun untuk transportasi di luar pabrik. Selain itu energi bahan bakar juga dapat
digunakan sebagai pembangkit listrik.

2. Energi Tidak Langsung


Energi tidak langsung adalah energi yang digunakan untuk membentuk
barang atau memberikan servis selain energi dari listrik dan energi bahan bakar.
Energi tidak langsung dapat berupa materi penyusun produk, mesin-mesin dan
energi manusia. Jumlah energi langsung dan tidak langsung yang telah digunakan
untuk memproduksi suatu barang disebut embodied energy (Cahyono dan Priyo
1999).
Analisis penggunaan energi merupakan salah satu bagian dari proses audit
energi untuk menghitung jumlah energi yang digunakan dalam sebuah proses
produksi pada suatu sistem secara keseluruhan (Koneba 1999). Menurut Suryadi
(1994), kajian analisis energi bertujuan untuk mempelajari penggunaan energi
pada suatu proses produksi meliputi jumlah energi yang dibutuhkan, bentuk
energi yang digunakan, aliran energi dan kandungan energi spesifik dari sebuah
proses produksi. Dari hasil analisis energi ini dapat diketahui penggunaan energi
secara keseluruhan dan dapat dijadikan acuan untuk melakukan audit energi jika
ditemukan penggunaan energi yang kurang efisien.
4

Untuk menganalisis karakteristik pemakaian energi dari sebuah sistem pada


dasarnya terdiri dari 4 tahap sebagai berikut (Nugroho 1991 dalam Fitria 1996) :
1. Pengenalan proses dan fungsi komponen yang ada dalam sistem.
2. Pengumpulan data operasi masukan dan keluaran tiap komponen sistem.
3. Audit energi dari sistem dengan melibatkan neraca massa dan neraca energi.
4. Penyajian hasil analisis.

Menurut Hugot (1986), metode yang umumnya digunakan untuk melakukan


analisis energi adalah :
1. Menentukan batasan sistem yang akan dianalisis, sehingga semua input dan
output yang termasuk dalam sistem akan dapat dianalisis.
2. Mengidentifikasi dan menghitung semua input energi yang termasuk dalam
batasan sistem, dengan mengacu pada selang waktu atau unit output tertentu.
3. Menentukan semua input energi yang digunakan dalam proses produksi.
4. Mengidentifikasi dan menghitung semua output.
5. Menerapkan hasil analisis penggunaan energi dalam proses produksi untuk
audit energi dengan analisis ekonomi dan teknologi baru.

METODE

Kerangka Pemikiran

Analisis energi merupakan salah satu langkah penting untuk mengetahui


penggunaan energi dalam sebuah sistem, karena dapat digunakan untuk
melakukan kontrol terhadap penggunaan energi secara keseluruhan. Analisis
energi merupakan langkah awal dari audit energi karena dengan analisis energi
dapat diketahui besarnya input energi yang dibutuhkan dan besarnya kehilangan
energi yang terjadi sehingga dapat dilakukan kemungkinan-kemungkinan
perbaikan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi.
Menurut Waterland (1982), ada beberapa studi yang dapat dilakukan untuk
audit energi dalam kerangka manajemen energi. Studi tersebut antara lain adalah
studi lingkup pendahuluan, studi inventarisasi pengguna energi dan peralatan
sistem energi, studi sumber energi, studi energi secara menyeluruh, studi energi
khusus, dan studi energi berkelanjutan.
Analisis energi yang dilakukan pada penelitian ini termasuk kedalam studi
energi khusus yang dilakukan dalam lingkup proses produksi canned pineapple
dan juice concentrate. Studi khusus ini diawali dengan persiapan dalam
pengumpulan data dilapangan, persiapan ini meliputi segala kebutuhan yang
diperlukan saat berada dilapangan, kemudian melakukan orientasi dan survey
terhadap departemen-departemen yang akan dijadikan sebagai objek penelitian,
pengambilan data yang ditemani oleh pihak perusahaan sekaligus melakukan
wawancara dilapangan, mulai untuk menganalisis sumber awal energi yang ada di
perusahaan dan mengidentifikasi tahapan proses/alat dan mesin yang
mengkonsumsi energi cukup besar, melakukan perhitungan energi per unit
produksi, setelah itu melakukan penyusunan alternatif yang lebih efisien dan
5

memberikan rekomendasi. Diagram alir penelitian digambarkan pada Gambar 2


sebagai berikut :

Mulai

Pengumpulan data lapangan

Data/Informasi :
Survey dan Wawancara

Identifikasi sumber awal bahan bakar


yang digunakan

Identifikasi tahapan proses/mesin yang


mengeluarkan nilai energi

Perhitungan nilai energi per unit


produksi

Pengkajian peluang penghematan


melalui diskusi dengan pihak terkait

Rekomendasi peluang penghematan

Selesai

Gambar 2 Diagram alir penelitian


6

Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer berupa pengukuran konsumsi energi terhadap alat dan
mesin yang ada dilapangan, pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat
Amperemeter yang disediakan oleh pihak perusahaan, melakukan wawancara
langsung kepada teknisi dilapangan meliputi cara kerja mesin dan waktu kerja
mesin dalam sehari. Data sekunder berupa data pendukung dari data primer yang
meliputi data penggunaan energi di Indonesia khususnya pada sektor industri, data
penggunaan bahan bakar energi. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka dan
laporan internal perusahaan.

Teknis Analisis Data

1. Perhitungan Penggunaan Energi Listrik


Besarnya perhitungan energi listrik dimulai dari tahapan awal proses pemilihan
bahan baku sesuai ukuran di lokasi Raw material sampai dengan proses seleksi
kaleng nanas sesuai ukuran di lokasi Selection dihitung dengan persamaan
berikut (GGP 2015):

V × I × 𝐶𝑜𝑠 𝑝ℎ𝑖 × t × 1,73 × 3,6


EL =
106

Keterangan : EL = Energi listrik yang digunakan (GJ)


t = Waktu (jam)
V = Tegangan (volt)
I = Arus (ampere)
Cos phi = Faktor daya (%)
1 kWh = 3,6 x 106 joule

2. Perhitungan Penggunaan Energi Uap


Besarnya perhitungan energi uap hanya pada lokasi Seamer dan Cooker dan
dihitung dengan persamaan berikut (GGP 2015) :

JU × NU
EU =
106

Keterangan : EU = Energi uap yang dihasilkan (GJ)


JU = Jumlah penggunaan uap (Kg)
NU = Nilai entalphi uap (KJ/Kg)
7

3. Perhitungan Penggunaan Energi Bahan Bakar


Besarnya perhitungan energi bahan bakar haya pada area Coal Generator dan
dihitung dengan persamaan berikut (GGP 2015):
JBB × NB
EBB =
103

Keterangan : EBB = Jumlah energi bahan bakar yang digunakan (GJ)


JBB = Jumlah penggunaan bahan bakar
NBB = Nilai kalori solar (Kkal/kg)

4. Analisis Peluang Penghematan


Analisis peluang penghematan energi dilakukan setelah melakukan sejumlah
perhitungan kebutuhan energi pada departemen-departemen yang terkait.
Analisis ini dilaksanakan melalui pengkajian dan diskusi dengan pihak-pihak
yang terkait baik teknisi dilapangan maupun jajaran kepala bagian yang
bertanggung jawab terhadap lokasi yang bersangkutan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kebutuhan Energi Awal (Sumber Energi Perusahaan)


Kebutuhan supplay energi awal dari PT Great Giant Pineapple adalah
berasal dari Coal Generator Department. Departemen ini memberikan energi
berupa suplai uap dari hasil pembakaran bahan baku batubara pada 3 mesin boiler
yang ada, uap hasil ini kemudian di kirim ke turbin untuk dikonversi menjadi
energi listrik yang selanjutnya digunakan pada area factory di PT Great Giant
Pineapple.
Jenis batubara yang digunakan oleh PT GGP adalah jenis batubara Sub-
Bituminous. Menurut Departemen Pertambangan dan Energi, Batubara Sub-
Bituminous adalah batubara yang meiliki sifat-sifat fisik diantara batubara jenis
lignit dan bituminous. Batubara ini memiliki nilai kalor 4.166 kkal/kg hingga
5.700 kkal/kg, dan sering digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik
tenaga uap. Sedangkan nilai kalor pada jenis batubara ini yang digunakan di PT
GGP adalah sebesar 4.126-5.563 kkal/kg atau senilai dengan 0,017-0,023 GJ/kg,
untuk perhitungan konversi pada data penelitian ini, menggunakan Nilai Nett dari
batubara yaitu 4.126 kkal/kg.
Beberapa grafik berikut menunjukkan grafik penggunaan bahan bakar
batubara pertahun (selama 4 tahun terakhir) dimana nilai tersebut sudah di
konversi menjadi satuan energi (GJ) dan ditunjukkan pada Gambar 3, grafik
jumlah tonase bahan baku nanas yang masuk ke departemen factory ditunjukkan
pada Gambar 4, serta grafik indeks energi dari bahan bakar batubara dengan
bahan baku ditunjukkan pada Gambar 5.
8

2.500.000
2.000.000
Energi (GJ) 1.500.000
1.000.000
500.000
-
2011 2012 2013 2014
Waktu (Tahun)
Gambar 3 Nilai konversi energi dari batubara pertahun.

515.200
513.600
Bahan Baku (Ton)

512.000
510.400
508.800
507.200
505.600
504.000
2011 2012 2013 2014
Waktu (Tahun)

Gambar 4 Tonase bahan baku nanas pertahun

5,00
Indeks energi batubara

4,00
3,00 3,95
(GJ/Ton)

3,51
3,23
2,00 2,79
1,00
0,00
2011 2012 2013 2014
Waktu (Tahun)

Gambar 5 Indeks energi batubara dengan bahan baku nanas

Dari grafik indeks yang ditunjukkan oleh Gambar 5 diketahui bahwa indeks
energi dari tahun 2011-2013 penggunaan energi dengan bahan bakar batubara
jenis sub-bituminous mengalami penurunan padahal tonase bahan baku nanas
yang dikirim dari lahan mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan suplai energi
dari cogen mendapat tambahan energi yang dihasilkan dari energi biogas. Energi
9

biogas ini sendiri didapat dari pengolahan limbah pabrik yang ada di PT Great
Giant Pineapple.
Energi yang di proses di departemen cogen selanjutnya akan dikirim ke
area factory, dimana pada area factory ini terdapat beberapa departemen yang
membutuhkan energi berupa listrik dan steam. Gambar 6 menunjukkan grafik
penggunaaan energi pada departemen yang ada di area factory.

542.536 100%
46,95%
434.029 80%

Akumulasi (%)
Energi (GJ)

325.522 34,21% 60%

217.014 40%
18,10%
108.507 20%
0,32% 0,31% 0,11%
- 0%

Energi Total
Akumulasi (%)
Area Departemen

Gambar 6 Konsumsi energi area Factory

Dari grafik tersebut dapat terlihat bahwa tiga departemen yang tinggi
penggunaan energi dari cogen. Area cannery atau area produksi canned pineapple
(nanas kaleng) paling tinggi penggunaan energi, diikuti area concentrate (bahan
baku core nanas dan nanas reject) dan mill juice (bahan baku kulit nanas) dengan
produk juice concentrate. Hal ini menunjukkan bahwa tiga area ini merupakan
area dengan penggunaan energi terbesar dan menjadi pokok permasalahan
konsumsi energi yang ada di factory.

1. Departemen Cannery
Cannery adalah departemen yang memproduksi nanas kaleng (canned
pineapple), sebuah proses dimana buah nanas segar diolah menjadi suatu produk
berupa nanas kaleng. Nanas kaleng merupakan produk yang dibuat dengan bahan
utama nanas dan dicampur dengan larutan sirup sehingga menghasilkan rasa
manis keasaman. Adapun flowchart pembuatan nanas kaleng terdapat pada
Lampiran 1.
10

Jenis input energi di Cannery berdasarkan besarnya penggunaan energi yang


di konsumsi adalah sebagai berikut :

solar; listrik;
1,69% 14,44%

uap;
83,88%

Gambar 7 Jenis Input Energi Cannery

Dari diagram lingkaran tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan steam


mendominasi konsumsi energi pada departemen cannery. Persentase sebesar
83,88% konsumsi energi dari steam digunakan pada mesin cooker dan seamer
yang ada di area cannery, kemudian dilanjutkan dengan penggunaan listrik
sebesar 14,44%. Penggunaan energi listrik ini dimulai dari lokasi raw material
sampai ke lokasi selection. Penggunaan energi berikutnya adalah energi solar
dimana hanya digunakan untuk bahan bakar kendaraan forklif di lokasi selection.
Kendaraan ini berfungsi untuk memindahkan produk nanas kaleng dari lokasi
selection ke lokasi penyimpanan produk.
Gambar 8 menunjukkan grafik konsumsi energi total dari tahun 2011
sampai tahun 2014 pada departemen cannery.

486.000
432.000
378.000
324.000
Energi (GJ)

270.000
216.000
162.000
108.000
54.000
-
2011 2012 2013 2014
Waktu (Tahun)

Gambar 8 Energi total dari tahun 2011-2014 departemen cannery

Grafik tersebut menunjukkan bahwa penggunaan energi setiap tahunnya


dimulai dari tahun 2011 mengalami peningkatan hingga tahun 2014 pada
departemen cannery. Peningkatan ini dikarenakan mesin mesin pada area cannery
11

telah mengalami penurunan efisiensi sehingga lebih banyak membutuhkan suplai


energi dari cogen untuk dapat memaksimalkan kinerja mesin. Sedangkan pada
gambar 9 menunjukkan grafik produksi nanas kaleng dalam satuan standar case
mengalami penurunan dari tahun 2011-2013 dan kembali meningkat di tahun
2014. Hal ini dapat dikarenakan oleh jumlah bahan baku nanas yang masuk ke
lokasi raw material ataupun dikarenakan terlalu banyak buah nanas reject yang
tidak dapat diolah menjadi nanas kaleng.

8.600.000
Jumlah Produksi (Sc)

8.400.000
8.200.000
8.000.000
7.800.000
7.600.000
7.400.000
2011 2012 2013 2014
Waktu (Tahun)

Gambar 9 Grafik produksi standar case nanas kaleng

Dari kedua grafik tersebut maka dapat dibuat indeks energi (GJ/Sc) yang
menunjukkan nilai energi produksi pada departemen cannery. Grafik indeks
energi per satuan standar case pada departemen cannery sebagai berikut :

0,060
Indeks energi (GJ/Sc)

0,050
0,040
0,030
0,020
0,010
0,000
2011 2012 2013 2014

Waktu (Tahun)

Gambar 10 Grafik indeks energi cannery

Gambar 10 menunjukkan indeks energi dari perbandingan nilai energi yang


dikonsumsi oleh departemen cannery dengan produksi nanas kaleng dimana pada
tahun 2011 indeks energi sebesar 0,041 GJ/Sc dan mengalami peningkatan sampai
12

tiga tahun berikutnya dengan nilai indeks masing-masing 0.045 GJ/Sc; 0.051
GJ/Sc; 0.053 GJ/Sc.
Sejumlah energi yang di suplai dari departemen cogen ke departemen
cannery, digunakan atau di konsumsi oleh bagian bagian area/lokasi yang ada di
cannery, Beberapa lokasi yang ada di cannery beserta penjelasan penggunaan
energi yang dikonsumsi oleh masing masing lokasi adalah sebagai berikut :

1. Raw material
Lokasi Raw material adalah tempat dimana bahan baku berupa buah nanas
segar dikumpulkan dalam suatu muatan tempat yang bernama rak bin dumper
kemudian dilakukan pencucian buah dengan tambahan larutan campuran antara
air dengan klorin, larutan ini berfungsi untuk pengurangan/pencegahan mikrobial,
penjernihan air dan pembersihan kotoran agar cepat lepas dari kulit nanas.
Pembersihan ini dilakukan dengan memberikan air yang bertekanan ke buah
nanas yang masuk di lokasi ini. setelah dilakukan pencucian buah nanas tadi
langsung di pilih sesuai ukuran/grading yang ada. Pada lokasi ini energi yang
dikunsumsi hanya berupa energi listrik untuk digunakan pada masing masing alat.

4,50
4,00
3,50
Energi (GJ)

3,00
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
-

Mesin di lokasi Raw material

Gambar 11 Grafik penggunaan energi pada alat dan mesin di lokasi Raw
material.

Penggunaan energi khususnya listrik/elektrik dengan konsumsi energi


terbesar pada lokasi raw material ini adalah mesin RCR (Raw material Supplay
Conveyor) yang menggunakan energi sebesar 3,49 GJ/hari dengan jumlah mesin
yang digunakan sebanyak 17 mesin dengan spesifikasi arus maksimal yang
terpakai sebesar 6,12 A, tegangan 380 V, daya terpasang 7,5 Hp dan jam operasi
perhari selama 20 jam. Mesin ini berfungsi untuk memindahkan buah nanas
dengan ukuran tertentu (diameter 95 mm, 82 mm, 75 mm, 72 mm, dan 65 mm)
dari lokasi pemisahan buah berdasarkan ukuran ke lokasi Ginaca.

2. Ginaca
Lokasi ginaca adalah tempat pengupasan kulit buah nanas segar hasil dari
pemilihan ukuran di lokasi raw material, ginaca sendiri adalah nama mesin yang
13

digunakan untuk mengupas kulit buah nanas menjadi ukuran sesuai diameter yang
telah ditetapkan. Grafik penggunaan energi pada mesin di lokasi ginaca pada
Gambar 12 :

7,00
6,00
Energi (GJ)

5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
-
GMN KPR KPR CPR SCR SCR SCR CRJ CRJ CQC FRT
01 02-04
Mesin di Ginaca

Gambar 12 Grafik penggunaan energi pada alat dan mesin di lokasi Ginaca

Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa mesin KPR 02-04


(Kompressor 02-04) adalah mesin yang paling besar penggunaan energi pada
lokasi ini, hal ini dapat terlihat dari besarnya nilai energi yang dikonsumsi yaitu
sebesar 6,46 GJ/hari, nilai ini adalah nilai total energi yang terpakai oleh ketiga
mesin kompressor dengan memakai arus maksimal 56,9 A, daya terpasang 75 Hp
dan tegangan 380 V dimana waktu operasi kerja mesin selama 18 jam, mesin ini
berguna untuk meningkatkan tekanan guna membantu mendorong buah nanas
untuk sampai ke lokasi Line Preparasi.

3. Line Preparasi
Lokasi ini adalah lokasi pemilihan buah nanas yang telah dikupas dan
dipotong sesuai dengan ketebalannya masing masing untuk selanjutnya
digabungkan sesuai dengan kriteria warna yang telah ditentukan. Grafik
penggunaan energi pada alat dan mesin pada lokasi line preparasi pada Gambar
13 :
5,00

4,00
Energi (GJ)

3,00

2,00

1,00

-
TPC CLM 1 CLM 2 JRC SKS MTC CYR CSR MGR
Mesin di lokasi Line Preparasi

Gambar 13 Grafik penggunaan energi pada alat dan mesin di lokasi Line
Preparasi
14

Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa mesin CLM1 (Can


Loader Machine) adalah mesin dengan penggunaan energi tertinggi pada lokasi
ini, mesin dengan daya terpasang 2 Hp dan berjumlah 60 mesin yang terpakai
mengkonsumsi energi sebesar 4, 75 GJ/hari dengan arus 2A dan tegangan 380 V
serta memakai waktu operasi kerja mesin selama 19 jam perhari, alat ini berfungsi
untuk memisahkan core buah nanas dengan produk nanas slice dan untuk
memasukkan produk nanas kedalam kaleng.

4. Seamer
Lokasi ini adalah lokasi dimana nanas yang sudah dimasukkan ke dalam
kaleng untuk selanjutnya ditambahkan sirup lalu dilakukan penutupan kaleng,
beberapa jenis sirup yang ditambahkan adalah natural juice, light syrup dan heavy
syrup. Pada lokasi ini terdapat dua jenis input energi yang dikonsumsi, yaitu
energi steam/uap dan energi listrik/elektrik. Energi steam dibutuhkan untuk
memberikan perlakuan panas pada bahan yang dapat dilakukan dengan merendam
bahan dalam air panas atau pemberian uap air panas pada bahan, tujuannya adalah
untuk mengurangi kontaminasi bakteri serta mengaktivasi enzim. Suhu yang
digunakan untuk proses ini adalah 70-80oC. Pengisisan larutan pengisi dilakukan
setelah bahan dimasukkan kedalam kaleng.. Tujuan dilakukan penambahan
larutan pengisi adalah menambah flavor, mengisi sela-sela kaleng dan
mempercepat penetrasi panas (Pujimulyani 2009).
Grafik penggunaan energi pada alat dan mesin di lokasi seamer pada
Gambar 14 :

4,00
3,50
Energi (GJ)

3,00
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
-

Mesin di Lokasi Seamer

Gambar 14 Grafik penggunaan energi pada alat dan mesin di lokasi Seamer

Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui mesin yang penggunaan energi


paling tinggi adalah mesin VPP 03-06 (Pompa Vakum). Mesin yang berfungsi
untuk memberi vakum pada produk dan memberi tekanan untuk mengisi media ke
dalam kaleng ini mengkonsumsi energi sebesar 3,347 GJ/hari dengan hanya 1
mesin yang terpakai, energi sebesar ini dikarenakan daya terpasang dari mesin ini
yaitu 177 Hp dengan arus perhari 230A dan tegangan 380V dengan waktu operasi
19 jam.
15

5. Cooker
Lokasi cooker adalah lokasi pemasakan produk atau lokasi sterilisasi yang
bertujuan untuk membunuh semua mikroorganisme dalam kaleng dan
memperbaiki tekstur, flavor, dan kenampakan produk. Cooker adalah mesin yang
digunakan untuk memasak produk dalam suhu tinggi. Pada lokasi cooker juga
terdapat dua jenis input energi yang digunakan yaitu steam dan listrik, nilai
konsumsi uap diperoleh dari konsumsi perhari steam yang digunakan oleh cooker
dan seamer dan akumulasikan selama 1 tahun yaitu sebesar 371,191 GJ/tahun ,
nilai ini didapat dari konversi konsumsi uap dalam kg yang tercatat pada alat
pembaca steam yang hanya ada satu pada departemen cannery, sehingga hal ini
menyulitkan untuk menghitung konsumsi energi uap dari masing-masing cooker
dan seamer yang ada di departemen cannery, sedangkan untuk konsumsi energi
listrik dapat dihitung untuk tiap tiap mesin yang digunakan,
Pada lokasi ini terdapat banyak jenis cooker yang digunakan sesuai dengan
spesifikasi dan fungsinya masing-masing.
Tabel 1 Spesifikasi Mesin Cooker

Suhu (oC)
Jenis Cooker Kode Alat Kapasitas/speed Cooker Cooler
Continous Cooker Cooler 001 CCO 5501 195 can/menit 99-101 32-40
Continous Cooker Cooler 002 CCO 5502 120 can/menit 99-101 32-40
Continous Cooker Cooler 003 CCO 5503 130 can/menit 99-101 32-40
Cooker Italy 001 CIY 5501 185 can/menit 99-101 32-40
Cooker Italy 002 CIY 5502 190 can/menit 99-101 32-40
Cooker Italy 003 CIY 5503 190 can/menit 99-101 32-40
FMC 200
Food Machinary 001 5501 can/menit 99-101 32-40
FMC
Food Machinary 002 5502 225 can/menit 99-101 32-40
FMC 103-
Food Machinary 003 5503 70 can/menit 105 32-40
FMC 105-
Food Machinary 004 5504 70 can/menit 108 32-40
FMC
Food Machinary 005 5505 250 can/menit 97-99 32-40
Low Temperature Cooker Cooler
002 LTC 5502 50 can/menit 99-102 32-40
16

Gambar 15 menunjukkan grafik penggunaan energi pada alat dan mesin


yang ada pada lokasi cooker.

9,00
7,50
Energi (GJ)

6,00
4,50
3,00
1,50
-

TCN

SCR
CCC 5501-03
FMC 5505

TNK
CMP 5505
CMP 5506
CMP 5507
P.CT 01

EBT #1
FMC 5501-04

CMP 5508-09
LTC 5501
LTC 5502
VCR 5501-08

VPP 01-02
VPP 03-06

EBT #2 IN-OUT
CIY 5501-03

MTC
VLA
Mesin di Lokasi Cooker

Gambar 15 Grafik penggunaan energi pada alat dan mesin di lokasi Cooker

Berdasarkan grafik terlihat bahwa penggunaan energi terbesar pada lokasi


ini adalah jenis mesin kompressor dengan konsumsi energi sebesar 8,27 GJ/hari
dengan data terbaca yaitu arus 36,8A dan tegangan 380 V, jumlah mesin ada 2
dengan daya terpasang masing masing 60 Hp, waktu pengoperasian selama 24
jam. Mesin berfungsi untuk membantu proses pemasakan dan mengatur suhu
temperatur dalam cooker.

6. Selection
Lokasi ini adalah tempat produk nanas kaleng diseleksi dan dikumpulkan
sesuai dengan ukuran masing-masing dan siap disusun dengan palletizer untuk
selanjutnya dikirim ke ruang penyimpanan sebelum diberi label. Lokasi ini
adalah lokasi akhir dari proses yang ada pada departemen cannery. Konsumsi
energi pada alat dan mesin yang ada pada lokasi ini dapat ditunjukkan oleh
Gambar 16 :
3
2,5
Energi (GJ)

2
1,5
1
0,5
0

Mesin di Lokasi Selection

Gambar 16 Grafik penggunaan energi pada alat dan mesin di lokasi Selection
17

Grafik tersebut menunjukkan bahwa mesin yang besar akan konsumsi


energi listrik yaitu Lifter yang berfungsi untuk membantu menurunkan posisi
produk nanas kaleng dalam satu palet, mesin ini menggunakan arus sebesar 1,8 A
tegangan 380V dan jam operasi mesin 20 jam dengan jumlah mesin sebanyak 24
mesin sehingga menghasilkan energi sehari sebesar 2,51 GJ/hari.
Konsumsi energi listrik untuk lampu penerangan pada masing-masing lokasi
di departemen cannery ditunjukkan oleh Tabel 2 berikut:

Tabel 2 Penggunaan energi listrik untuk lampu penerangan

Daya Daya
Nama Jumlah Waktu Energi
Lokasi terpasang terukur
Alat alat (jam) (GJ/hari)
(watt) (watt)
Lampu
Raw
TL 9 80 576 20 0,041
material
2X40
Lampu
43 400 13760 20 0,991
HPI 400

Lampu
Ginaca TL 51 80 3264 20 0,235
2X40
Lampu
3 400 960 20 0,069
HPI 400

Lampu
Line
TL 435 80 27840 20 2,004
Preparasi
2X40

Lampu
Seamer TL 89 80 5696 20 0,41
2X40

Lampu
Cooker TL 58 80 3712 20 0,267
2X40
Lampu
22 400 7040 20 0,507
HPI 400

Lampu
Selection TL 72 80 4608 20 0,332
2X40
Lampu
4 400 1280 20 0,092
HPI 400
18

Pada Tabel 2 menunjukkan penggunaan energi listrik khususnya lampu


penerangan pada masing-masing lokasi yang ada di departemen cannery.
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa lokasi line preparasi
merupakan lokasi yang mengkonsumsi energi paling tinggi yaitu sebesar 2,004
GJ/hari yang menggunakan jenis lampu TL (Tubular Lamp), hal ini dikarenakan
jumlah lampu jenis ini lebih banyak digunakan pada lokasi line preparasi dan
memiliki daya terukur yang besar yaitu 27.840 watt. Lampu TL (Tubular Lamp)
adalah lampu listrik yang memanfaatkan gas neon dan lapisan flourescent sebagai
pemendar cahaya pada saat dialiri arus listrik (Kadir 1982).

2. Departemen Konsentrat
Departemen konsentrat adalah departemen yang berfokus pada pemanfaatan
limbah hasil pengolahan di departemen cannery, diantaranya core nanas, nanas
reject dan kulit nanas. Produk dari departemen ini berupa juice dengan derajat
kemanisan yang berbeda-beda, yaitu produk Pineapple Juice Concentrate (PJC)
yang diproduksi di area Concentrate dan Deionized Clarified Pineapple
Concentrate (DCPC) yang di produksi di area Mill juice dengan kriteria derajat
brix dari produk adalah 60o brix, 65o brix dan 72o brix. Produk ini di simpan
dalam drum dengan satuan 55 us gallon. Adapun flowchart pembuatan juice
konsentrat (PJC dan DCPC) terdapat pada lampiran 2 dan lampiran 3.
Jenis input energi pada departemen konsentrat berdasarkan besarnya
penggunaan energi yang dikonsumsi pada Gambar 17:

Solar ; 1,99% Listrik;


14,37%

Uap; 83,64%

(a)

Listrik;
10,79%

Uap; 89,21%

(b)
Gambar 17 Jenis Input Energi (a) pada Lokasi Konsentrat produk PJC (b) pada
Lokasi Mill juice produk DCPC
19

Berdasarkan grafik tersebut tersebut terlihat bahwa konsumsi uap tinggi


pada kedua area, 83,64% konsumsi steam di area Concentrate dan 89,21%
konsumsi steam di area Mill juice, sedangkan untuk konsumsi energi listrik di
area Concentrate 14,37% dan 10,79% di area Mill juice. Hal ini memungkinkan
karena beberapa alat dan mesin pada departemen konsentrat menggunakan energi
uap untuk proses pengolahan menjadi juice seperti diantaranya mesin preheater
atau mesin pemanas bahan diawal, mesin UHT dan mesin evaporator.

0,080
Indeks Energi (GJ/gallon)

0,076 0,079
0,077
0,076
0,072

0,068

0,064 0,067

0,060
2011 2012 2013 2014
Waktu (Tahun)

(a)

0,070

0,060
0,064
Indeks Energi (GJ/gallon)

0,050
0,054 0,055
0,040 0,050

0,030

0,020

0,010

0,000
2011 2012 2013 2014
Waktu (Tahun)
(b)

Gambar 18 (a) Indeks energi (GJ/gallon PJC) di Concentrate (b) Indeks


energi (GJ/gallon DCPC) di Mill juice
20

Gambar 18 (a) menunjukan bahwa nilai energi yang di konsumsi oleh


departemen konsentrat pada area concentrate dan nilai indeks tertinggi pada tahun
2013 yaitu sebesar 0,079 GJ/gallon PJC dan terendah pada tahun 2011 yaitu
sebesar 0,067 GJ/gallon PJC. Penggunaan energi tahunan selama 4 tahun ini
menunjukkan peningkatan konsumsi energi sedangkan pada gambar 18 (b)
menunjukkan bahwa terjadi penurunan nilai konsumsi energi dari tahun 2011-
2013 dan kembali meningkat satu tahun setelahnya, hal ini dikarenakan nilai
indeks menunjukkan hasil nilai perbandingan antara energi (GJ) dengan produksi
produk (gallon DCPC) dimana baik nilai energi maupun nilai produksi gallon
sama-sama mengalami peningkatan.
Grafik penggunaan energi pada alat dan mesin di area concentrate dan mill
juice pada Gambar 19 :

10,00
8,00
Energi (GJ)

6,00
4,00
2,00
-

EVC 001 (7)


Agitator 2

P.Vakum 02
CT 01
CT 02
P.90
P.91

FCT 01
FCT 02
MCL 03
MCL 04

Agitator 01
Agitator 02
Agitator 03
Agitator 04
UHT 1
UHT 2
P.Chiller 11 Kw

SAB 001 (2)

FRR 001
P.1 - P.14

SMC 001 (2)

Storage tank Utilize Evaporasi Chiller Blending UHT Froozen


Tank Room
(a)

16,00
Energi (GJ)

12,00

8,00

4,00

(b)
Gambar 19 Konsumsi energi alat dan mesin (a) lokasi concentrate (b) lokasi
mill juice
21

Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa gambar 19 (a) menunjukkan


konsumsi energi terbesar pada area concentrate adalah frozen room yang
berfungsi untuk mendinginkan produk dari departemen konsentrat (PJC dan
DCPC) dan sekaligus sebagai warehouse dari produk, ruangan ini mengkonsumsi
nilai total energi perhari nya sebesar 16,64 GJ/hari, namun jika secara spesifik
mesin yang digunakan pada ruangan ini dengan penggunaan energi paling besar
yaitu mesin SMC 001 dan SMC 002 dimana 2 mesin ini mengkonsumsi energi
sebesar 9,5 GJ/hari dengan data terbaca yaitu arus 209 A, tegangan 380 V dan
jam operasi selama 24 jam. Sedangkan pada gambar 19 (b) menunjukkan mesin
yang paling besar penggunaan energinya pada area mill juice adalah mesin DCR
(Decanter) yang berjumlah 3 mesin dengan arus terbaca 107,4 A, tegangan 380 V
dan jam kerja mesin selama 20 jam. Mesin ini mengkonsumsi energi setiap
harinya sebesar 12,20 GJ/hari yang berfungsi untuk memisahkan antara juice dan
pulp dari bubur kulit nanas.

Tabel 3 Penggunaan energi pada lampu penerangan area concentrate

daya daya
Nama Jumlah waktu energi
Lokasi terpasang terukur
Alat alat (12jam) (GJ/hari)
(watt) (watt)
Lampu
Concentrate TL 8 20 128 12 0,0055
1X20

Lampu
TL 1 40 32 12 0,0014
1X40

Lampu
TL 105 80 6720 12 0,2903
2X40

Lampu
TL 2 120 192 12 0,0083
3X40

Lampu
4 15 48 12 0,0021
Lilin

Lampu
29 400 9280 12 0,4001
HPI 400

Lampu
4 500 1600 12 0,0691
HPI 500
22

Pada Tabel 3 menunjukkan penggunaan energi listrik pada lampu


penerangan di area concentrate dimana jenis lampu HPI 400 mengkonsumsi
energi terbesar, lampu ini mempunyai daya terpasang sebesar 400 watt dan daya
terukur untuk semua lampu sejenis sebesar 9.280 watt, energi yang dikonsumsi
dari lampu ini sebesar 0,4001 GJ/hari. Lampu HPI atau lampu Metal Halide
adalah lampu yang sebagian besar dari cahaya yang dihasilkan oleh radiasi dari
campuran uap logam dan penguraian halide (halide thallium, indium atau
natrium).

Tabel 4 Penggunaan energi pada lampu penerangan area mill juice

daya daya
Nama Jumlah terpasang terukur waktu energi
Lokasi Alat alat (watt) (watt) (20jam) (GJ/hari)
Mill Lampu
juice TL 2X40 25 80 1600 12 0,069

Lampu
HPI 400 20 400 6400 12 0,276

Lampu
Mercuri 144 250 28800 12 1,244

Pada Tabel 4 terlihat bahwa penggunaan energi listrik terbesar pada lampu
penerangan yaitu jenis lampu merkuri yang mengkonsumsi energi perhari sebesar
1,244 GJ/hari. Lampu ini terpasang disejumlah tempat pada area mill juice.
Lampu merkuri memiliki prinsip kerja yang sama dengan lampu flouresen, yaitu
cahaya dipancarkan berdasarkan terjadinya loncatan elektron didalam tabung
sedangkan konstruksinya berbeda dengan lampu flouresen. Lampu merkuri terdiri
dari dua tabung yaitu tabung dalam dari gelas kuarsa dan bohlam luar.
23

3. Peluang Penghematan dan Konservasi Energi

Tabel 5 Rekapitulasi beberapa kemungkinan penghematan di departemen


cannery dan concentrate

Jenis Peluang
Departemen Lokasi Energi Penghematan Keterangan
Raw listrik ada lampu penerangan
Cannery material

Ginaca listrik ada lampu penerangan

Line listrik ada lampu penerangan


preparasi

Seamer steam ada flowmeter steam


listrik ada lampu penerangan

Cooker steam ada flowmeter steam dan


regulator steam
listrik ada lampu penerangan

Selection listrik ada lampu penerangan

Concentrate Concentrate steam tidak ada


listrik ada lampu penerangan

Mill juice steam tidak ada


listrik ada lampu penerangan

Coal Power Plant bahan tidak ada


Generator bakar
batubara

Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan energi pada proses produksi


canned pineapple dan juice concentrate dapat diketahui bahwa masih terdapat
kemungkinan untuk melakukan usaha konservasi energi terhadap beberapa
penggunaan bahan masukan energi. Konservasi energi tidak harus
mengoperasikan alat di pabrik atau sistem tanpa menggunakan energi atau
mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan. Akan tetapi konservasi energi berarti
mengurangi atau menghilangkan sumber pemborosan energi, sehingga pada
tingkat produksi yang sama dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan dengan
menggunakan jumlah energi yang optimal.
Beberapa peluang penghematan yang masih dapat dilakukan oleh perusahan
diantaranya pemasangan masing-masing satu alat flowmeter pada setiap cooker.
24

Pemasangan flowmeter ini berguna untuk mengetahui secara rinci dan tepat
penggunaan energi steam sehingga lebih memudahkan teknisi untuk menghitung
konsumsi steam perhari dan mengidentifikasi kebocoran/permasalahan cooker
yang terjadi. Pemasangan regulator steam pada jenis cooker CIY 5503 dan CIY
5502 yang berfungsi untuk mengatur jumlah masuknya steam agar kondisi suhu
tetap stabil didalam cooker (99-101oC). Tabel peluang penghematan dapat dilihat
pada Lampiran 5.
Energi listrik merupakan salah satu masukan energi yang penggunaannya
untuk perusahaan cukup tinggi sehingga penghematan energi listrik perlu
dilakukan. Peluang penghematan energi listrik pada pabrik pengolahan terdiri dari
penghematan penggunaan energi listrik untuk menjalankan motor listrik dan
penerangan pabrik. Penghematan energi listrik dapat dilakukan dengan melakukan
antara lain menyalakan peralatan ketika beban kerja penuh dan segera
memadamkan bila tidak digunakan. Selain itu juga pergantian motor-motor listrik
yang bekerja di luar karakteristik. Hal ini dilakukan karena kondisi motor listrik
sudah melampaui umur ekonomis mesin sedangkan penghematan energi listrik
untuk lampu penerangan dapat dilakukan dengan mengurangi penerangan ketika
tersedia cahaya alamiah dan pergantian lampu dengan daya yang rendah tetapi
efisiensi tinggi, seperti pergantian lampu TL (80 watt) ke lampu LED (40 watt)
pada lokasi Line preparasi yang menghemat energi sebesar 50%. Perhitungan
efisiensi lampu penerangan dapat dilihat pada Lampiran 4. Penghematan terhadap
penggunaan steam dan listrik akan berimplikasi pada penghematan bahan bakar
batu bara, karena steam dan listrik dihasilkan dari proses pemanasan batubara
yang terjadi di departemen coal generator.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Sumber energi di Factory (Steam dan Listrik) berasal dari Coal Generator
Department yang menggunakan bahan bakar batu bara jenis Subituminus dengan
nilai kalori 4126 kkal/kg dimana penggunaan energi terbesar di Factory adalah
pada area Cannery (46,95%), Concentrate (34,21%), dan Mill juice (18,10%).
penggunaan energi terbesar terdapat pada penggunaan Steam Uap dengan nilai
energi diatas 80% untuk ketiga produk. Jumlah intensitas kebutuhan energi untuk
produksi Canned Pineapple dari tahun 2011-2014 mengalami peningkatan,
dimana pada tahun 2014 indeks konsumsi energinya tertinggi yaitu sebesar 0,053
GJ/Sc. Input energi terbesar yaitu pada Uap sebesar 83,88%, Listrik sebesar
14,44%, dan Solar 1,69%. Penggunaan steam banyak digunakan pada mesin
Cooker dan penggunaan listrik terbesar digunakan terdapat pada mesin
Kompressor.
Jumlah kebutuhan energi rata-rata produksi Pineapple Juice Concentrate
adalah 0,074 GJ/gallon. Dan energi produksi Deionized Clarified Pineapple
Concentrate adalah 0,055 GJ/gallon. Input energi pada produk Pineapple Juice
25

Concentrate yaitu Uap sebesar 83,64%, Listrik sebesar 14,37%, dan Solar 1,99%.
Dan input energi pada produk Deionized Clarified Pineapple Concentrate yaitu
Uap sebesar 89,21% dan Listrik sebesar 10,79%. Penggunaan listrik terbesar pada
departemen konsentrat terdapat pada mesin Decanter pada area Mill juice.
Penghematan terhadap penggunaan steam dan listrik akan berimplikasi peda pada
penghematan bahan bakar batu bara, karena steam dan listrik dihasilkan dari
proses pemanasan batubara yang terjadi di departemen coal generator.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait perhitungan konsumsi uap


untuk masing masing cooker di departemen cannery agar dapat diketahui nilai
detail secara terperinci terkait penggunaan energi yang terbesar pada suatu
area/departemen sehingga dapat dilakukan usaha-usaha penghematan yang lebih
baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah K, Kohar A, Siregar N, Wulandari D. 1987. Energi dan Listrik Pertanian.


JICA-DGHE. IPB Project ADAET : JTA-9a (132). Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Alifah. 1994. Audit Energi dan Penentuan Efisiensi Energi dalam Proses Produksi
Susu Bubuk dan Susu Evaporasi di PT. Ultrindo, Jakarta [Skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor
Cahyono, Priyo D. 1999. Audit Energi pada Proses Produksi Gula Tebu di PT.
Pabrik Gula Krebet baru I [Skripsi]. Malang (ID): Unversitas Brawijaya
Fitria M. 1996. Audit Energi Pada Proses Produksi Kayu Lapis di PT Rimba
Sunkyong Padang, Sumatera Barat [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Hugot E. 1986. Handbook of Cane Sugar Engineering. New York (US): Elsevier
Publishing Company.
[GGP] Great Giant Pineapple. 2015. Dokumen Quality Assuranc. Lampung (ID) :
GGP.
[Kementerian ESDM] Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2012.
Kajian Indonesia Energy Outlook. Pusat Data dan Informasi Energi dan
Sumber Daya Mineral. Jakarta (ID): Kementerian ESDM
Kadir A. 1982. Energi : Sumberdaya, Inovasi, Tenaga Listrik, Potensi Ekonomi.
Jakarta (ID): UI Press
Koneba. 1999. Manajemen Energi di Industri. Jakarta (ID): PT KONEBA
Lestari E. 2003. Audit Energi Pada Pengolahan Susu Cair Menjadi Susu Bubuk di
PT. Ultrindo Intijaya Jakarta [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Muslih. 1993. Analisis Energi dan Ekonomi Pada Perencanaan Panen Padi Secara
Mekanis [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
26

Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi. Jakarta (ID): Sekretariat
Negara.
Pujimulyani D. 2009. Teknologi Pengolahan Sayur-Sayuran dan Buah-Buahan.
Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.
Suryadi. 1994. Audit Energi Pada Proses Produksi Pupuk Urea di PT. Pupuk
Kujang (Persero) Cikampek, Kabupaten Daerah Tingkat II Karawang, Jawa
Barat [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Waterland, AF. 1982. Energy Auditing: A Systematic Search for Energy-Saving
Opportunities. New York (US): John Wiley and Sons Interscience Pub.
27

Glosarium

Cannery : Departemen yang memproduksi nanas kaleng atau canned pineapple.


Concentrate : Departemen yang memproduksi Pineapple Juice Concentrate (PJC)
yang bahan bakunya dari core nanas dan nanas reject dari pengolahan di
departemen cannery.
Mill Juice : Bagian dari departemen concentrate yang memproduksi Deionized
Clarified Juice Pineapple (DCPC) yang bahan bakunya dari kulit nanas
hasil dari proses di lokasi ginaca.
Canned Pineapple : Produk utama dari PT Great Giant Pineapple yang berupa
nanas kaleng dengan spesifikasi tertentu.
Standar Case : Besaran satuan dalam produksi pengalengan nanas.
Gallon : Besaran satuan dalam produksi PJC dan DCPC.

Nama-nama mesin di Lokasi Raw Material :


RBD : Rak Bin Dumper : Bak penampung bahan baku nanas dari lahan
Creane RBD : Creane Rak Bin Dumper : Pengungkit bak penampung bahan baku
nanas.
SCY : Supplay Conveyor : Konveyor bahan baku dari RBD ke tempat pencucian
bahan baku.
RMC : Raw Material Conveyor : Konveyor bahan baku dari tempat pencucian ke
tempat pemilihan ukuran.
PGR : Pineapple Greader : Mesin yang berfungsi memisahkan ukuran buah
nanas.(95 mm, 82 mm, 75 mm, 72 mm, 65 mm).
RCR : Raw Material Supplay Conveyor : Konveyor bahan baku dari tempat
pemisahan ukuran buah ke lokasi Ginaca
WSC : Wood Slide Conveyor : Konveyor bahan baku dari lokasi pemisahan
ukuran ke konveyor RMD
SPC : Small Pineapple Conveyor : Konveyor khusus bahan baku nanas yang
berukuran kecil (dibawah 65 mm)
POM : POM Penggerak Scroll
CRJ : Conveyor Riject : Konveyor bahan baku nanas di luar karakteristik.
CPT : Conveyor Peneomat : Konveyor bahan baku nanas
RMD : Raw Material Distribusi Conveyor : Konveyor distribusi bahan baku
nanas dari tempat pemisahan buah ke PFC
PFC : Pinepple Feed Conveyor : Konveyor bahan baku nanas yang sesuai
karakteristik ke lokasi Ginaca (ukuran 95 mm, 82 mm dan 75 mm).

Nama-nama mesin di Lokasi Ginaca :


GMN : Ginaca Machine : Mesin yang berfungsi memotong buah nanas sesuai
ukuran diameter
KPR : Compressor : Kompressor penambah tekanan pada mesin Ginaca
CPR : Choper : Pisau yang memotong dan memisahkan kulit nanas dengan buah
nanas sesuai diameter
SCR : Screw : Mesin untuk mengangkut kulit nanas hasil pengupasan.
CQC : Conveyor QC : Konveyor bahan baku nanas yang mengarah pada QC
FRT : Conveyor Fruit : Konveyor bahan baku nanas yang menuju ke Lokasi Line
preparasi
28

Nama-nama mesin di Lokasi Line Preparasi :


TPC : Triming Pineapple Conveyor : Konveyor pemotong buah nanas dengan
ketebalan yang sama
CLM : Can Loader Machine : Mesin pengisi buah nanas ke dalam kaleng.
JRC : Juice Conveyor : Konveyor yang membawa buah nanas yang tidak sesuai
warna ke lokasi Concentrate
SKS : Single Knife Slicer : Pisau pemotong buah nanas sesuai ketebalan yang
telah ditentukan.
MTC : Habasit Conveyor : Konveyor buah nanas untuk produk tidbits dan chank.
CYR : Crush Conveyor : Konveyor yang membawa nanas tidak sesuai warna dan
karakteristik menuju mesin Crusher
CSR : Crusher : Mesin penghancur buah nanas menjadi seperti bubur.

Nama-nama mesin di Lokasi Seamer :


VPP : Vaccum Pump : Pompa vakum pemberi tekanan pada mesin seamer.
LCN : Lifter Can : Mesin pengangkat nanas kaleng untuk selanjutnya ke mesin
seamer
ACC : Accumulator : Akumulator pada mesin seamer.
SAS : Seamer Angelus : Seamer pengisi sirup untuk nanas kaleng
TCN : Top Chain

Nama-nama mesin di Lokasi Cooker :


FMC : Food Machinary : Salah satu mesin pemasak untuk nanas kaleng untuk
jenis kaleng A1, A2.5, A10
CCC : Continous Cooker Cooler : Salah satu mesin pemasak nanas kaleng untuk
jenis kaleng A2 CR
CIY : Cooker Italy : Mesin Pemasak buatan Italy untuk jenis kaleng A2 non CR,
A1
LTC : Low Themperature Cooker Cooler : Mesin pemasak nanas kaleng untuk
jenis kaleng A1.5, A2 CR, A2 non CR.
VCR : Vertikal Conveyor : Konveyor vertikal dari konveyor lokasi seamer ke
mesin pemasak nanas kaleng.
CMP : Compressor : Kompresor pada lokasi cooker untuk proses pemasakan dan
mengatur suhu temparatur dalam cooker
MTC : Magnetic Conveyor
SCR : Drain Screw
TNK : Blending Tank
EBT : Exhaust Box : Bak/Mesin pemasak untuk cocktail.

Nama-nama mesin di Lokasi Selection :


PLT : Palletizer : alat pallet untuk mengangkut nanas kaleng ke lokasi warehouse.
CWR : Can Washer
DPL : Greader Depalletezing

Nama-nama mesin di Lokasi Concentrate :


P.90-91: Pompa no.90 dan no.91 : Pompa bagian juice
29

CT : Cooling Tower : Mesin untuk mendinginkan air atau sirkulasi air agar
didapatkan air dingin sebagai media pendingin refrigran.
FCT : Fan Cooling Tower : Kipas yang membantu Cooling Tower untuk
pertukaran suhu/uap.
Pump FMC : Pompa mesin FMC.
MCL : Chiller Machine : Mesin pendingin yang berfungsi untuk mendinginkan
air pada sisi evaporator.
BFR : Brown Finisher
CPI : Compressor : Kompresor pada lokasi concentrate
DCR : Decanter : Mesin yang berfungsi untuk memisahkan antara juice dan pulp
dari bubur kulit nanas
Pump 104 : Pompa no.104
Pump Deionized : Pompa untuk produk DCPC
Pump Pasteurized : Pompa pasteurisasi dari tempat juice plant.
RPS : Rietz Press : Mesin Pengepres nanas riject untuk mendapatkan hasil juice
yang lebih maksimal
RDI : Rietz Deintegrator
30

Lampiran 1 Diagram alir produk canned pineapple (PT Great Giant Pineapple
2015)

● Empty Can Supply

♦ End Can/Lid Supply


Ρ Packaging Material

˗..˗..˗ Number of CCP


31

Lampiran 2 Diagram alir produk pineapple juice concentrate (PT Great Giant
Pineapple 2015)
32

Lampiran 3 Diagram alir produk deionized clarified pineapple concentrate (PT


Great Giant Pineapple 2015)

A
33

Lanjutan Diagram alir produk deionized clarified pineapple concentrate (PT Great
Giant Pineapple 2015)

A
34

Lampiran 4. Perhitungan efisiensi lampu penerangan

1. Lampu TL (lokasi Line preparasi)


Daya terpasang : 80 watt
Daya terukur : 64 watt (efisiensi 80%)
Waktu operasi : 20 jam
Jumlah alat/mesin : 435 alat/lampu
3 ×6 ×
Energi (kWh) : = 556,8 ℎ

6, ×36
Energi (GJ/hari) : = 2,004 ℎ

2. Lampu LED
Daya terpasang : 40 watt
Daya terukur : 32 watt (efisiensi 80%)
Waktu operasi : 20 jam
Jumlah alat/mesin : 435 alat/lampu

3 ×3 ×
Energi (kWh) : = 278,4 ℎ

, ×36
Energi (GJ/hari) : = 1,002 ℎ

,
Efisiensi Lampu : × 100 = × 100 = 50
,
35

Tabel Perhitungan dan Perbandingan Biaya Lampu LED dan Lampu TL

Harga Umur Pakai Waktu Ekonomis


Jenis Jumlah Terpakai Satuan (jam) Total Harga (tahun) Biaya Investasi
TL 80
2 282.150.000
watt 855 165.000 20.000 141.075.000

LED 40
4
watt 855 250.000 35.000 213.750.000 213.750.000
Ket : https://www.indotrading.com/product/philips-tl-x-p334185.aspx
Merk Lampu : Philip

Tabel Keuntungan dan Kekurangan Lampu LED dan Lampu TL

LED TL
Keuntungan Kekurangan Keuntungan Kekurangan
 Mempunyai efisiensi  Saat ini harganya masih  Efikasi (lm/W) tinggi  Output cahaya terpengaruh oleh suhu dan
lumen per watt tinggi. relatif mahal  Awet (umur panjang) kelembapan.
 Mempunyai warna yang  Terpengaruh oleh suhu. hingga 20.000 jam  Tidak mudah mengatur intensitas cahayanya
dapat disesuaikan  Peka terhadap tegangan dengan asumsi dengan menggunakan dimmer.
dengan kebutuhan tanpa listrik. penyalaan 3 jam  Warna keputihan cenderung tidak alami,
menambah filter  Kualitas warna sering setiap penyalaan). terutama untuk warna kulit.
sehingga menghemat menyebabkan warna Makin sering  Kecerobohan pemasangan balast sering
biaya. objek tidak alami karena dihidup-matikan menibulkan bunyi dengung yang mengganggu
 Ukurannya kecil >2 mm2 spektrum cahaya LED umur semakin pendek. dan melelahkan.
36

sehingga dapat berbeda dengan lampu  Bentuk lampu yang  Balast akan mengeluarkan cukup banyak panas
digabung-gabungkan pijar dan matahari emmanjang menerangi yang membebani mesin pengondisi udara (air
tanpa memerlukan  Blue hazard, lampu LED area yang lebih luas conditioner).
banyak ruang biru dan putih diduga dengan cahaya baur.  Menimbulkan efek cahaya yang bergetar pada
 Dapat dihidup-matikan memancarkan cahaya di  Untuk penerangan arus bolak-balik (ac) sedang pada lampu
dengan cepat atas persyaratan sehingga yang tidak fluoresen arus searah (dc), efek ini tidak
 Dapat dihidup-matikan dapat mengganggu menghendaki tampak.
tanpa mengurangi umur. kesehatan mata. bayangan, lampu  Semakin banyak jumlah lampu dalam 1
 Mudah dipasang  Blue pollution, lampu fluoresen lebih baik luminer, efisiensi semakin rendah karena
dimmer. LED putih memancarkan dibanding lampu pijar. cahaya yang terhalang, terperangkap, serta
 Mati perlahan-lahan, gelombang warna biru  Warna cahaya yang panas yang timbul. Sebuah lampu fluoresen
tidak mendadak. yang sangat kuat sehingga cenderung putih yang terbuka memiliki efisiensi 95%,
dapat mengganggu dingin sedangkan 4 lampu fluoresen yang dijejalkan
 Berumur panjang lingkungan. menguntungkan untuk pada 1 luminer hanya akan mempunyai efisiensi
35.000-50.000 jam daerah tropis lembap, 64%.
 Tahan goncangan karena secara  Efisiensi lampu akan meningkat bila suhu
 Dapat difokuskan psikologis akan dipertahankan tidak lebih dari 400 C. Oleh
dengan mudah tanpa alat emnyejukkan ruangan. karena itu luminer harus berventilasi. Untuk
tambahan pemakaian di bangunan pengondisi udara
 Tidak mengandung sentral, amat baik bila diusahakan luminer
merkuri terpadu dengan sistem aliran udara dingin.
37

Lampiran 5 Tabel Peluang Penghematan yang dapat dilakukan

Departemen Lokasi Kondisi Sekarang Peluang Penghematan keterangan


Raw Pemakaian lampu TL Pergantian lampu TL ke lampu LED Mampu menghemat energi sebesar 50%
Cannery
material untuk penerangan

Pemakaian lampu TL Pergantian lampu TL ke lampu LED Mampu menghemat energi sebesar 50%
Ginaca
untuk penerangan

Line Pemakaian lampu TL Pergantian lampu TL ke lampu LED Mampu menghemat energi sebesar 50%
preparasi untuk penerangan

Pemasangan masing-masing Pemasangan Flowmeter ini berguna


flowmeter pada setiap mesin untuk mengetahui secara rinci dan teat
Hanya terdapat 1 penggunaan energi steam sehingga lebih
Seamer
flowmeter steam memudahkan teknisi lapangan untuk
menghitung konsumsi steam perhari dan
mengidentifikasi keboocoran
Pemakaian lampu TL
Pergantian lampu TL ke lampu LED Mampu menghemat energi sebesar 50%
untuk penerangan

Pemasangan masing-masing Pemasangan Flowmeter ini berguna


flowmeter pada setiap mesin untuk mengetahui secara rinci dan teat
Hanya terdapat 1 penggunaan energi steam sehingga lebih
Cooker
flowmeter steam memudahkan teknisi lapangan untuk
menghitung konsumsi steam perhari dan
mengidentifikasi keboocoran
38

Lanjutan
Departemen Lokasi Kondisi Sekarang Peluang Penghematan keterangan
Pemasangan regulator steam pada Pemasangan regulator berfungsi untuk
Cooker jenis CIY 5503
jenis cooker CIY 5503 dan CIY 5502 mengatur jumlah masuknya steam agar
dan CIY 5502 belum
kondisi suhu tetap stabil di dalam
terdapat regulator steam
cooker.
Pemakaian lampu TL
Pergantian lampu TL ke lampu LED Mampu menghemat energi sebesar 50%
untuk penerangan

Pemakaian lampu TL Pergantian lampu TL ke lampu LED Mampu menghemat energi sebesar 50%
Selection
untuk penerangan

Concentrate Concentrate Tidak ada - -


Pemakaian lampu TL Pergantian lampu TL ke lampu LED Mampu menghemat energi sebesar 50%
untuk penerangan

Mill juice Tidak ada - -


Pemakaian lampu TL Pergantian lampu TL ke lampu LED Mampu menghemat energi sebesar 50%
untuk penerangan
39

Lampiran 6 Data aktual di lokasi Raw Material

Jumlah
Arus Terukur arus
terpakai
Daya x Daya Energi
terpasang Jumlah Nilai arus jumlah terukur Cannery Energi
Lokasi Kode Unit (Hp) alat I1 I2 Volt (rata-rata) alat (watt) t (jam) (kwh) (GJ)
Raw
Material RBD 15 5 15,25 17,25 380 16,25 81,25 42731,0 20 855 3,08
Creane
RBD 2 5 1,9 1,14 380 1,52 7,6 3997,0 20 80 0,29
SCY 15 5 15,1 18,1 380 16,6 83 43651,4 20 873 3,14
RMC 15 3 8,1 11,76 380 9,93 29,79 15667,2 20 313 1,13
PGR 7,5 6 6,4 4,72 380 5,56 33,36 17544,7 20 351 1,26
RCR 7,5 17 6,4 5,84 380 6,12 104,04 54716,7 20 1.094 3,94
WSC 7,5 5 7,4 10,28 380 8,84 44,2 23245,7 20 465 1,67
SPC 03 15 1 7,87 10,15 380 9,01 9,01 4738,5 20 95 0,34
SPC
01,02,04 5 3 3,1 6,98 380 5,04 15,12 7951,9 20 159 0,57
POM 3 2 4,3 3,92 380 4,11 8,22 4323,1 20 86 0,31
CRJ 7,5 1 7,4 4,6 380 6 6 3155,5 20 63 0,23
CPT 7,5 1 6,4 5,6 380 6 6 3155,5 20 63 0,23
RMD 30 2 24,1 25,4 380 24,75 49,5 26033,0 20 521 1,87
PFC 2 9 2 3,4 380 2,7 24,3 12779,9 20 256 0,92
3 4 2,4 2,84 380 2,62 10,48 5511,6 20 110 0,40
40

Lampiran 7. Data aktual di lokasi Ginaca

Arus Terukur Jumlah


arus
terpakai
Daya Nilai x Daya Energi
Kode terpasang Jumlah arus jumlah terukur Cannery Energi
Lokasi Unit (Hp) alat I1 I2 Volt rata-rata alat (watt) t (jam) (kwh) (GJ)
Ginaca GMN 3 29 3,1 3,9 380 3,5 101,5 53380,9 18 961 3,46
KPR 01 170 1 71 86,8 380 78,9 78,9 41495,1 20 830 2,99
KPR
02-04 75 3 52,1 61,7 380 56,9 170,7 89774,5 20 1.795 6,46
CPR 100 3 29,3 31,1 380 30,2 90,6 47648,4 20 953 3,43
SCR 20 4 12,1 11,4 380 11,75 47 24718,2 20 494 1,78
SCR 7,5 8 5,67 7,35 380 6,51 52,08 27389,9 20 548 1,97
SCR 5 1 4,31 6,09 380 5,2 5,2 2734,8 20 55 0,20
CRJ 20 1 14,8 15,2 380 15 15 7888,8 20 158 0,57
CRJ 7,5 2 6,41 6,99 380 6,7 13,4 7047,3 20 141 0,51
CQC 5 2 5,45 7,05 380 6,25 12,5 6574,0 20 131 0,47
FRT 2 5 2,13 1,27 380 1,7 8,5 4470,3 20 89 0,32
41

Lampiran 8. Data aktual di lokasi Line preparasi

Arus Terukur Jumlah


arus
terpakai
Daya Nilai x Daya Energi
Kode terpasang Jumlah arus jumlah terukur Cannery Energi
Lokasi Unit (Hp) alat I1 I2 Volt rata-rata alat (watt) t (jam) (kwh) (GJ)
Line
Preparasi TPC 3 23 2,7 2,44 380 2,57 59,11 31087,13 20 622 2,24
CLM 1 2 60 2,1 2,3 380 2,2 132 69421,44 19 1.319 4,75
CLM 2 0,5 60 0,87 0,99 380 0,93 55,8 29346,34 19 558 2,01
JRC 20 2 13,5 13,1 380 13,3 26,6 13989,47 20 280 1,01
SKS 2 27 1,9 2,04 380 1,97 53,19 27973,68 20 559 2,01
MTC 2 20 2,4 1,38 380 1,89 37,8 19879,78 20 398 1,43
CYR 3 4 2,4 3,2 380 2,8 11,2 5890,30 20 118 0,42
CSR 2 3 2,87 1,43 380 2,15 6,45 3392,18 20 68 0,24
MGR 5 1 2,89 2,11 380 2,5 2,5 1314,80 20 26 0,09
42

Lampiran 9. Data aktual di lokasi Seamer

Daya jumlah arus Energi


Kode terpasang jumlah Arus Terukur rata- terpakai x jumlah daya terukur t Cannery Energi
Lokasi Unit (Hp) alat I1 I2 Volt rata alat (watt) (waktu) (kwh) (GJ)
Seamer LCN 2 14 2,4 2,3 380 2,35 32,9 17302,8 19 329 1,18
ACC #1 3 13 2,89 2,09 380 2,49 32,37 17024,0 19 323 1,16
SAS #1 10 6 7,3 9,42 380 8,36 50,16 26380,1 19 501 1,80
SAS #2 7,5 5 7,4 5 380 6,2 31 16303,5 19 310 1,12
ACC #2 2 15 1,9 2,28 380 2,09 31,35 16487,6 19 313 1,13
Pompa
Media 2 12 1,89 1,89 380 1,89 22,68 11927,9 19 227 0,82
TCN 2 6 2,12 2,6 380 2,36 14,16 7447,0 19 141 0,51
Sealer
#1 3 4 2,82 2,98 380 2,9 11,6 6100,7 19 116 0,42
Sealer
#2 10 4 7,8 9,5 380 8,65 34,6 18196,8 19 346 1,24
P.01 10 5 8,09 10,07 380 9,08 45,4 23876,8 19 454 1,63
P.02 7,5 1 6,87 6,13 380 6,5 6,5 3418,5 19 65 0,23
P.03 5 1 3,2 4,2 380 3,7 3,7 1945,9 19 37 0,13
Chiler 3 1 2,45 2,95 380 2,7 2,7 1420,0 19 27 0,10
VPP 01-
02 60 2 35,4 38,2 380 36,8 73,6 38707,7 24 929 3,34
VPP 03-
06 20 4 16,7 19,96 380 18,33 73,32 38560,5 24 925 3,33
Lampiran 10 Data aktual di lokasi Cooker
43

daya Arus Terukur jumlah arus energi


Kode terpasang jumlah terpakai + daya terukur t Cannery energi
Lokasi Unit (Hp) alat I1 I2 Volt rata-rata jumlah alat (watt) (jam) (kwh) (GJ)
FMC
Cooker 5501-04 15 4 12,03 11,97 380 12 48 25244,2 24 605,86 2,18
FMC
5505 3 1 2,1 1,9 380 2 2 1051,8 24 25,24 0,09
CCC
5501-03 7,5 3 6,03 7,09 380 6,56 19,68 10350,1 24 248,40 0,89
CIY
5501-03 5 3 3,7 3,76 380 3,73 11,19 5885,0 24 141,24 0,51
LTC 5501 5 1 3,54 3,66 380 3,6 3,6 1893,3 24 45,44 0,16
LTC 5502 7,5 1 6,03 6,57 380 6,3 6,3 3313,3 24 79,52 0,29
VCR
5501-08 2 8 1,76 1,86 380 1,81 14,48 7615,3 24 182,77 0,66
TCN 2 3 1,8 2 380 1,9 5,7 2997,7 24 71,95 0,26
P.CT 01 20 6 11,01 10,39 380 10,7 64,2 33764,1 24 810,34 2,92
VPP 01-
02 60 2 35,4 38,2 380 36,8 73,6 38707,7 24 928,99 3,34
VPP 03-
06 20 4 16,7 19,96 380 18,33 73,32 38560,5 24 925,45 3,33
EBT #1 3 6 2,45 2,91 380 2,68 16,08 8456,8 24 202,96 0,73
EBT #2
IN-OUT 2 12 1,56 2,36 380 1,96 23,52 12369,6 24 296,87 1,07
MTC 2 7 1,7 1,78 380 1,74 12,18 6405,7 24 153,74 0,55
VLA 1 16 1,38 1,44 380 1,41 22,56 11864,8 24 284,75 1,03
SCR 2 6 1,95 2,15 380 2,05 12,3 6468,8 24 155,25 0,56
44

daya Jumlah arus Energi


Kode terpasang jumlah terpakai + Daya terukur t cannery Energi
Lokasi Unit (Hp) alat I1 I2 Volt rata-rata jumlah alat (watt) (jam) (kwh) (GJ)
Cooker TNK 2 4 1,71 1,75 380 1,73 6,92 3639,4 24 87,34 0,31
CMP
5505 75 1 67,06 60,94 380 64 64 33658,9 19 639,52 2,30
CMP
5506 177 1 244,1 215,9 380 230 230 120961,6 19 2298,27 8,27
CMP
5507 15 1 9,05 9,35 380 9,2 9,2 4838,5 19 91,93 0,33
CMP
5508-09 20 2 12,5 7,5 380 10 20 10518,4 19 199,85 0,72
45

Lampiran 11. Data aktual di lokasi Selection

daya Arus Terukur jumlah arus energi


terpasang jumlah Arus terpakai + jumlah daya terukur t Cannery energi
Lokasi Kode Unit (Hp) alat I1 I2 Volt rata-rata alat (watt) (jam) (kwh) (GJ)
Selection PLT 01-05 2 5 1,75 1,81 380 1,78 8,9 4680,7 20 94 0,34
ACM 2 24 1,8 1,8 380 1,8 43,2 22719,7 20 454 1,64
Lifter 3 24 2,15 3,37 380 2,76 66,24 34836,9 20 697 2,51
elevator 2 24 1,8 1,5 380 1,65 39,6 20826,4 20 417 1,50
Grafiti Roll 2 24 2,5 1,06 380 1,78 42,72 22467,3 20 449 1,62
Sliding 2 9 1,8 1,8 380 1,8 16,2 8519,9 20 170 0,61
TCN 2 16 1,7 2,22 380 1,96 31,36 16492,9 20 330 1,19
VLA 2 6 1,85 1,87 380 1,86 11,16 5869,3 20 117 0,42
MTC 2 4 1,75 1,85 380 1,8 7,2 3786,6 20 76 0,27
CWR 2 11 1,65 1,43 380 1,54 16,94 8909,1 20 178 0,64
DPL 2 6 1,32 2,3 380 1,81 10,86 5711,5 20 114 0,41
ACM 1 5 1,14 1,14 380 1,14 5,7 2997,7 20 60 0,22
Rantai In-
Out 2 12 1,85 1,87 380 1,86 22,32 11738,5 20 235 0,85
46

Lampiran 12. Data aktual di lokasi Concentrate


daya pasang arus terukur tegangan daya terukur t energi concetrate energi
proses kode alat (Hp) (ampere) (volt) (watt) (jam) (kWh) (GJ)
Storage tank P.90 15 9,5 380 4996,24 20 99,92 0,36
P.91 15 6,5 380 3418,48 20 68,37 0,25
Agitator 2 5 5,8 380 3050,336 20 61,01 0,22
Evaporasi P.1 - P.14 128,1 380 67370,352 20 1347,41 4,85
Utilize Evaporasi P.Vakum 02 75 75,6 380 39759,552 20 795,19 2,86
CT 01 250 161 380 84673,12 20 1693,46 6,10
CT 02 250 116,7 380 61374,864 20 1227,50 4,42
FCT 01 30 37,7 380 19827,184 20 396,54 1,43
FCT 02 30 29,4 380 15462,048 20 309,24 1,11
Chiller MCL 03 150 149 380 78362,08 20 1567,24 5,64
MCL 04 150 158,4 380 83305,728 20 1666,11 6,00
P.Chiller 11
Kw 15 20,5 380 10781,36 20 215,63 0,78
Blending Tank Agitator 01 5 3,2 380 1682,944 20 33,66 0,12
Agitator 02 5 3,4 380 1788,128 20 35,76 0,13
Agitator 03 5 3,3 380 1735,536 20 34,71 0,12
Agitator 04 10 8,9 380 4680,688 20 93,61 0,34
UHT UHT 1 7,8 380 4102,176 20 82,04 0,30
UHT 2 9,8 380 5154,016 20 103,08 0,37
Froozen
Compressor SAB 001 (2) 150 147 380 77310,24 24 1855,45 6,68
SMC 001 (2) 270 209 380 109917,28 24 2638,01 9,50
EVC 001 (7) 5 4,6 380 2419,232 24 58,06 0,21
FRR 001 4 5,7 380 2997,744 24 71,95 0,26
47

Lampiran 13. Data aktual di lokasi Mill Juice

kode daya pasang arus terukur tegangan Cos Fi x jumlah daya terukur energi concetrate energi
proses alat (Hp) (ampere) (volt) akar 3 alat (watt) t (jam) (kWh) (GJ)
Mill
Juice BFR 20 18 380 1,61 4 37866,2 20 757,3 2,73
CPI 15 15,4 380 1,61 4 32396,7 20 647,9 2,33
DCR 120 107,4 380 1,61 3 169451,4 20 3.389,0 12,20
Pump
104 50 44,4 380 1,61 3 70052,5 20 1.401,1 5,04
Pump
FMC 17 19 380 1,61 4 39969,9 20 799,4 2,88
Pump
Deioniz
ed 25 14,5 380 1,61 7 53380,9 20 1.067,6 3,84
Pump
Pasteuri
zed 5 4,2 380 1,61 7 15462,0 20 309,2 1,11
RPS 20 10 380 1,61 15 78888,0 20 1.577,8 5,68
RDI 40 19,4 380 1,61 6 61217,1 20 1.224,3 4,41
SCR 10 6,2 380 1,61 6 19564,2 20 391,3 1,41
48

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 12 Agustus 1991 di


Prabumulih, Sumatra Selatan. Penulis merupakan anak ke-
4 dari 4 orang bersaudara dari pasangan Jaya Surip dan
Rum Sila Wati. Pendidikan formal yang ditempuh dimulai
dari SD Negri 44 Prabumulih. Pada tahun 2005 penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Yayasan Bakti
Prabumulih dan setelah lulus penulis melanjutkan
pendidikan di SMA Negri 3 Prabumulih.
Pada tahun 2011 penulis diterima di Program Strata-
1 Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN
Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Teknologi Industri
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selama
menempuh pendidikan di IPB penulis aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan,
diantaranya anggota Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri (Himalogin) IPB,
pengurus Forum Bina Islami (FBI) Fateta periode 2013-2014, Santri beasiswa
PPSDMS Nurul Fikri Cabang Bogor, Panitia Agroindustrial Fair Nasional, dan
Asisten Praktikum Agama Islam Institut Pertanian Bogor.
Penulis melakukan Praktik lapang pada bulan Juli hingga bulan Agustus
2014 di PT Sinar Alam Permai Banyuasin Sumatera Selatan dengan judul Kajian
Penerapan Proses Produksi Bersih Pada Produksi Minyak Goreng Fortune di PT
Sinar Alam Permai. Penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Fakultas
Teknologi Pertanian, dengan judul Analisis Penggunaan Energi Produksi Canned
Pineapple dan Juice Concentrate di PT Great Giant Pineapple dibimbing oleh
Prof.Dr.Ir.Anas Miftah Fauzi, M.Eng.

Anda mungkin juga menyukai