BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Jayadinata (1999:146), Karakteristik sektor informal yaitu bentuknya tidak
terorganisir, kebanyakan usaha sendiri, cara kerja tidak teratur, biaya dari diri sendiri atau
sumber tak resmi, dapatlah diketahui betapa banyaknya jumlah anggota masyarakat memilih tipe
usaha ini, karena mudah dijadikan sebagai lapangan kerja bagi masyarakat strata ekonomi rendah
yang banyak terdapat di negara kita terutama pada kota besar maupun kecil.
Sejak terjadinya krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1998 banyak sekali kegiatan
ekonomi yang cenderung beralih pada sektor informal. Kegiatan ekonomi sektor informal salah
satunya pedagang kaki lima. Bisa dilihat hampir semua kota-kotabesar di Indonesia berkembang
sangat pesat. Terlebih selama krisis moneter menyebabkan banyak industri gulung tikar,
sehingga banyak terjadi pemutusan hubungan kerja. Hal ini pada gilirannya menambah
penggangguran baru, yang nantinya muncul fenomena-fenomena baru pedagang kaki lima
sebagai jalan keluarnya dari pengangguran.
Kemampuan sektor informal dalam menampung tenaga kerja didukung oleh faktor-faktor
yang ada. Faktor utama adalah sifat dari sektor ini yang tidak memerlukan persyaratan dan
tingkat keterampilan, sektor modal kerja, pendidikan ataupun sarana yang dipergunakan
semuanya serba sederhana dan mudah dijangkau oleh semua anggota masyarakat atau mereka
yang belum memiliki pekerjaan dapat terlibat didalamnya. Salah satu sektor yang kini menjadi
perhatian pemerintah Sulawesi Selatanadalah sektor tenaga kerja yang sifatnya informal. Sektor
kerja informal ini beroperasi pada tempat-tempat tertentu di setiap pusat keramaian kota
Makassar.
Selama ini banyak pekerja sektor informal di daerah ini belum mendapat perlindungan dan
jaminan hidup layak saat dalam bekerja. Ketika mengalami kecelakaan saat bekerja, si pekerja
informal menanggung sendiri biaya berobat. Keselamatan raga maupun jiwa mereka tak ada
yang menjamin.
Begitu pun saat mereka jatuh sakit atau memasuki hari tua, nasib pekerja informal tak
ubahnya seperti anak tiri. Ketika pekerja formal mendapat bantuan dari jamsostek saat menebus
biaya berobat, seorang pekerja informal menanggung sendiri sehingga beban hidup terasa
bertambah berat. Bagi mereka yang mampu tak menjadi masalah, tetapi untuk pekerja dengan
penghasilan pas-pasan, tentu ini menjadi taruhan bagi kesejahteraan mereka. Pekerja informal
tentu berbeda dengan mereka yang bekerja di sektor formal. Jumlah tenaga kerja Indonesia di
sektor informal cenderung menurun akibat semakin banyaknya pengusaha menerapkan sistem
outsourcing atau buruh kontrak. Kebanyakan dari pedagang kaki lima ini tidak mempunyai
pengetahuan apapun tentang apa itu sebenarnya kesehatan dan keselamatan kerja.
Perkembangan pedagang kali lima dari waktu kewaktu sangat pesat jumlahnya, karena
pedagang kaki lima dapat lebih mudah untuk dijumpai konsumennnya dari pada pedagang resmi
yang kebanyakan bertempat tetap. Situasi tempat dan keramaian dapat dimanfaatkan untuk
mencari rejeki halal sebagai pedagang kaki lima, misalnya makanan dengan memanfaatkan
keterampilan yang dimiliki dapat dipakai sebagai salah satu modal untuk mencari ataupun
menambah penghasilan. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa sektor informal pedagang
kaki lima mempunyai peranan yang sangat besar untuk meningkatkan perekonomian terutama
masyarakat ekonomi lemah dan sektor ini juga menyerap tenaga kerja yang mempunyai keahlian
yang relatif minim.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada pedagang kaki lima
khususnya pada penjual es kelapa muda?
C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui penerapan kesehatan dan
keselamatan kerja pada PKL khususnya penjual es kelapa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. GAMBARAN LOKASI
PKL khususnya penjual es kelapa muda ini terletak di pinggiran Jl. ST. Alauddin, tepat di
depan Kampus 1 Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
1. SEJARAH PENDIRIAN
Kios es kelapa muda ini didirikan oleh bapak Hasan (56 tahun). Usaha ini digelutinya sejak
tahun 2005, awal didirikannya kios ini diawali atas dasar coba-coba. Akan tetapi beliau melihat
adanya peluang yang akan memberikan untung yang lumayan, akhirnya beliau kemudian
melanjutkan usahanya tersebut sampai sekarang. Apalagi lokasi kiosnya sangat strategis karena
terletak di pinggiran jalan poros ST. Alauddin dan tepat di depan UIN Alauddin Makassar.
2. JUMLAH TENAGA KERJA
Mulai dari awal dirintisnya hingga sekarang pak hasan bekerja di kios tersebut bersama
istrinya yang bernama ibu Aminah (55 tahun) serta gerobaknya yang berukuran tak cukup dua
meter, belasan gelas khusus, seperangkat kursi plastik ala kadarnya, puluhan kelapa muda, es
batu, cairan gula merah, dan beberapa kaleng susu kental manis, ia pun memulai bisnisnya
dengan semangat dan sejumput harapan, semoga dagangannya laris.
Berjualan dari jam 8 pagi hingga jam 10 malam. Ia menjual es kelapa mudanya
dengan harga pergelas 5.000 rupiah. Dipotong biaya bahan baku. Beliau tidak mengaji tenga
kerja karena, beliau berpikir untung yang didapatkan tidak terlalu banyak. Sehingga beliau
memutuskan untuk berkerja hanya dengan sang istri yang sekali-sekali dibantu oleh anak-
anaknya.
3. PROSES PRODUKSI
Awal produksi pembuatan es kelapa muda dimulai dengan pembelian kelapa muda, apabila
ada pelanggan yang singgah, maka beliau akan membelah buah kelapa tersebut dengan parang,
kemudian mengeroknya dengan tutup botol. Setelah itu, hasil kerokan di masukkan ke dalam
gelas kemudian ditambahkan es batu, susu dan gula merah untuk menambah rasa manis dan
tambahkan air kelapa untuk memberi rasa yang lebih nikmat.
No Kegiatan Potensi Hazardz Upaya Pencegahan
1 Saat membelah kelapa Luka/teriris/terpotong Pakai sarung tangan
Kaki keram karena Pakai tempat duduk
lama jongkok agar kaki tidak
tertindis
Sakit punggung Pakai tempat duduk
agar
posisi ergonomis
2 Saat berjualan Panas Kipas angin
Debu dan polusi Pakai masker
dari kendaraan
Pengambilan es Mengambil dengan
batu dengan tangan sendok
Kontaminasi bahan Menutup jualan
jualan dengan dengan kain bersih
semut, kecoa dan ataupun penutup
lalat serta asap-asap lain yang bias
kendaraan yang menghindarkan
lewat minuman dari
kontaminasi semut,
kecoa ataupun lalat
serta polusi yang
dihasilkan
kendaraan yang
lewat
B. TINJAUAN UMUM
a. Tinjauan umum tentang buah kelapa muda
1. Pengertian kelapa muda
Kelapa muda adalah salah satu produk kelapa yang bernilai ekonomi tinggi, karena
mengandung nilai gizi yang tinggi dan sangat baik untuk kesehatan manusia. Di negaranegara
tropis, seperti India dan Bangladesh dilaporkan bahwa sepertiga produksi buah kelapanya
digunakan untuk konsumsi kelapa muda, terutama air kelapa untuk minuman sehat. Buah kelapa
yang dipanen untuk kelapa muda adalah yang berumur 7 - 8 bulan, bahkan pada saat suhu udara
yang sangat tinggi di Bangladesh, konsumsi kelapa muda meningkat terutama untuk air kelapa
sebagai pengganti air tubuh yang hilang, yaitu buah kelapa yang berumur 6 - 6,5 bulan. Buah
kelapa pada umur ini belum membentuk daging buah, sehingga yang dikonsumsi memang hanya
air kelapanya, bahkan kadar sukrosa masih sangat rendah (Dono, 2009)
Indonesia kaya akan berbagai jenis kelapa dan umumnya buah kelapa muda diambil dari
jenis kelapa Dalam, sedangkan di India, Thailand dan Vietnam umumnya digunakan kelapa
Genjah. Kelapa Genjah dari segi morfologi buah tidak terlalu besar, sehingga sesuaiuntuk
konsumsi kelapa muda (Dono, 2009).
Berbeda dengan buah kelapa tua yang pemanfaatannya sangat beranekaragam, daging buah
kelapa muda umur 7 - 8 bulan umumnya hanya terbatas sebagai bahan baku untuk minuman es
kelapa. Sedangkan air kelapa muda dikonsumsi langsung sebagai minuman segar bersama
dengan daging buahnya atau dicampur buah-buahan segar lainnya. Komponen daging buah dan
air kelapa terkandung potensi gizi yang cukup baik (Dono, 2009).
Es kelapa muda merupakan minuman khas Indonesia Es kelapa muda Indonesia tidak hanya
memberikan sensasi rasa manis dan kelapa yang penuh unsur sehat. Es kelapa muda yang disuka
kebanyakan yang dicampur dengan susu dan kelapanya dipotong-potong kecil
(http://forum.republika.co.id/showthread.php?3252-Es-Kelapa-Muda-dan-Cendol-Jadi )
b. Tinjauan Umum Tentang Pembuatan Es Kelapa Muda
Dalam pembuatan es kelapa muda ada beberapa bahan yang harus disiapkan yaitu
1. Daging kelapa muda
Daging kelapa muda yang rasanya gurih, mengandung lemak sekitar 5,59 - 7,86%, protein
1,29 - 1,701%, abu 0,51 - 2,64, karbohidrat 3,39 - 6,67%, serat pangan 2,25 - 3,53% dan air
85,26 - 87,24% (Dono, 2009).
Jika dibandingkan dengan produk tanaman hortikultura, maka kadar air, lemak dan protein
daging buah kelapa muda mendekati komposisi buah alpukat, yakni kadar air 84,3%, lemak
6,5% dan protein 0,9%. Mungkin dengan kemiripan ini, sehingga mengkonsumsi kelapa muda
sering ditambah dengan gula merah, sama dengan kebiasaan konsumen yang mengkonsumsi
buah alpukat. Untuk mengetahui mutu lemak dapat dilihat dari susunan asam lemaknya.
Sedangkan untuk mengetahui mutu protein dapat dilihat dari susunan asam amino (Dono, 2009).
Asam lemak omega 9 dan omega 6 terdapat secara alami dalam beberapa jenis bahan pangan
nabati. Saat ini media masa gencar mengiklankan produk-produk yang mengandung omega 9
dan omega 6 disertai keunggulan-keunggulannya. Omega 6 adalah salah satu jenis asam lemak
esensial yang harus diperoleh dari makanan karena tidak dapat dimetabolisme dalam tubuh. Di
dalam tubuh omega 6 akan dimetabolisme menjadi Asam Arakidonat (AA). AA dan linoleat
(omega 6) menduduki urutan ke-2 dan ke-3 dari keempat jenis asam lemak yang menunjang
kecerdasan otak. Asam dokosahexanoat (Docosahexaenoic acid, DHA) berada pada urutan
pertama dan asam linolenat (omega 3) pada urutan keempat. Asam linolenat termasuk esensial
yang harus diperoleh dari makanan dan dalam tubuh akan dimetabolisme menjadi DHA. Berat
asam lemak omega 9 daging kelapa muda berkisar 805 -1187 mg/butir, sedangkan omega 6
berkisar 172 - 403 g/butir. Selanjutnya kandungan asam amino esensial adalah threonin/THR
(0,39 - 0,79%), tirosin/ TYR (0,54 - 2,58%), methionin/MET (0,04 - 0,37%), valin/VAL (0,72 -
0,95%), fenilalanin/PHE (0,60 - 0,74%), ileusin/ILE (0,49 - 0,69%), leusin/LEU (0,11 - 1,19%),
lisin/LYS (0,01 - 0,76%), histidin/ HIS (0,25 - 0,37%) dan arginin/ ARG (1,22 - 2,94%). HIS dan
ARG tidak esensial untuk orang dewasa, tetapi esensial untuk anak-anak. Asam amino glutamat
(GLU) berkisar 3,59 - 4,02 %, meskipun tidak esensial tetapi merupakan nutrisi otak (Dono,
2009).
2. Air kelapa muda
Air kelapa muda bila diminum segar rasanya manis karena mengandung total gula 5,6%,
selain itu memiliki sejumlah makro dan mikromineral, juga mengandung vitamin dan protein
meskipun dalam jumlah yang kecil. Kandungan protein air kelapa muda meskipun hanya 0,1%,
tetapi ARG (12,75%), ALA (2,41%), CYS (1,17%), dan SER (0,91%), merupakan 4 jenis asam
amino yang lebih tinggi dibanding yang terkandung pada protein susu sapi. Selanjutnya dari 12
jenis asam amino pada air kelapa, 7 di antaranya adalah esensial, yaitu : ARG, LEU, LYS, TYR,
HIS, PHE dan CYS. Sedangkan GLU adalah jenis asam amino tertinggi dan seperti yang
dijelaskan pada nilai gizi daging buah kelapa muda, GLU (14,50%) juga yang paling tinggi
dimana asam amino tersebut merupakan nutrisi penting untuk otak. Komposisi mineral
berturutturut dari yang paling tinggi adalah Kalium (7,300 mg/l), Chlorida (1,830 mg/l), Kalsium
(994 mg/l), Nitrogen (432 mg/l), Magnesium (262 mg/l) dan Fosfor (186 mg/l). Selain itu
mengandung sejumlah vitamin, di antaranya vitamin C (2,2 - 3,4 mg/100 ml) (Dono, 2009).
Manfaat kelapa muda untuk kesehatan yaitu Air kelapa muda (tender coconut water) secara
teknis merupakan cairan endosperm, kaya nutrisi dan alami. Minuman air kelapa muda dapat
mengatasi masyarakat di daerah tropis dalam menghadapi pengaruh udara panas. Berikut ini
sejumlah sifat dan khasiat dari air kelapa muda dalam mengatasi berbagai jenis penyakit,
diantaranya : 1) Baik sebagai makanan bayi yang menderita gangguan yang berhubungan dengan
usus, 2) Mencegah dehidrasi, 3) Mengandung senyawa organik yang memiliki sifat-sifat
pertumbuhan, 4) Menjaga tubuh tetap dingin, 5) Mencegah tubuh dari biang keringat, yang dapat
menyebabkan cacar air, campak dan lain-lain, 6) Dapat membunuh cacing dalam usus, 7)
Adanya sifat garam albumen membuat air kelapa muda sebagai minuman baik untuk kasus
kolera, 8) Merupakan minuman tonik yang terbaik untuk orang sakit dan manula, 9) Perawatan
bagi orang yang kekurangan nutrisi, 10) Diuretic, 11) Efektif dalam perawatan ginjal dan batu
ginjal, 12) Dapat disuntik melalui urat nadi pada keadaan darurat (sebagai infus), 13) Sebagai
substitusi plasma darah yang steril, tidak menghasilkan panas, tidak merusak sel darah merah
dan siap diterima tubuh, 14) Membantu penyerapan yang cepat terhadap obat dan membuat
konsentrasi puncak dalam darah menjadi lebih mudah karena adanya efek elektrolitik, 15)
Pencegah infeksi saluran air kencing dan menghilangkan pengaruh mineral yang bersifat racun
(Dono, 2009).
Hasil penelitian yang dilakukan Universitas Kerala di India menyebutkan orang yang
menderita penyakit jantung mungkin bias dikurangi risiko terjadinya komplikasi jantung dengan
minum air kelapa muda secara rutin. Penelitian itu dilakukan terhadap tikus sebagai uji coba,
karena tikus memiliki struktur jantung yang sama dengan manusia. Dari penelitian itu
menunjukkan bahwa tikus tersebutmeningkat daya tahannya terhadap serangan penyakit jantung
setelah diberi minum air kelapa muda. Dari 24 ekor tikus yang diuji cobakan, 12 ekor yang diberi
air kelapa muda ternyata terhindar dari masalah jantung, hal ini karena dalam air kelapa
mengandung kalium (K), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Selanjutnya dilaporkan juga,
bahwa mengkonsumsi K yang tinggi dapat menurunkan hipertensi. Hanya saja di Indonesia
belum ada data konsumsi K dalam sehari, sedangkan di negara maju diperkirakan 4 – 11
g/orang/hari (bentuk KCl). Juga dapat menjadi minuman ideal untuk penderita diabetes (Dono,
2009).
Mengingat peranan gizi daging dan air kelapa sangat beragam untuk membantu memenuhi
kebutuhan gizi dan juga memiliki banyak khasiat, maka perlu penanganan khusus untuk buah
kelapa muda, sehingga lebih banyak konsumen yang mengkonsumsi buah kelapa muda,
dibanding buah-buahan impor yang banyak beredar di Indonesia (Dono, 2009).
3. Gula merah
Gula merah atau gula Jawa biasanya diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari
nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren,
dan siwalan. Bunga (mayang) yang belum mekar diikat kuat (kadang-kadang dipres dengan dua
batang kayu) pada bagian pangkalnya sehingga proses pemekaran bunga menjadi terhambat. Sari
makanan yang seharusnya dipakai untuk pemekaran bunga menumpuk menjadi cairan gula.
Mayang membengkak. Setelah proses pembengkakan berhenti, batang mayang diiris-iris untuk
mengeluarkan cairan gula secara bertahap. Cairan biasanya ditampung dengan timba yang
terbuat dari daun pohon palma tersebut. Cairan yang ditampung diambil secara bertahap,
biasanya 2-3 kali. Cairan ini kemudian dipanaskan dengan api sampai kental. Setelah benar-
benar kental, cairan dituangkan ke mangkok-mangkok yang terbuat dari daun palma dan siap
dipasarkan. Gula merah sebagian besar dipakai sebagai bahan baku kecap manis. Gula merah
digunakan sebagai pemanis pada es kelapa muda.
4. Gula pasir/tebu
Gula tebu kebanyakan dipasarkan dalam bentuk gula kristal curah. Pertama tama bahan
mentah dihancurkan dan diperas, sarinya dikumpulkan dan disaring, cairan yang terbentuk
kemudian ditambahkan bahan tambahan (biasanya menggunakan kalsium oksida) untuk
menghilangkan ketidakkemurnian, campuran tersebut kemudian diputihkan dengan belerang
dioksida. Campuran yang terbentuk kemudian dididihkan, endapan dan sampah yang
mengambang kemudian dapat dipisahkan. Setelah cukup murni, cairan didinginkan dan
dikristalkan (biasanya sambil diaduk) untuk memproduksi gula yang dapat dituang ke cetakan.
Sebuah mesin sentrifugal juga dapat digunakan pada proses kristalisasi. Gula ini digunakan
sebagai penambah rasa manis pada makanan.
5. Susu kental maniz
Susu kental, atau lebih umum susu kental manis, adalah susu sapi yang airnya dihilangkan
dan ditambahkan gula, sehingga menghasilkan susu yang sangat kental dan dapat bertahan
selama satu tahun bila tidak dibuka. Susu kental manis sering ditambahkan pada hidangan
penutup, pada umumnya kue. Di Rusia, susu kental manis dikenal sebagai "cгущёнка"
(sguschyonka). susu kental manis ini umumnya tidak cocok untuk bayi atau anak-anak karena
sudah ditambahkan gula dan lemak pada kandungan susu telah dikurangi.
Susu kental manis ini biasanya ditambahkan sebagai pewarna dan penambah rasa manis pada
es kelapa, khususnya pada susu coklat.
6. Es batu kristal
Es batu Kristal merupakan es batu yang berbentuk Kristal yang dicampurkan pada es kelapa
untuk untuk memberi efek rasa dingin pada minuman tersebut. Agar pelanggan yang
mengkonsumsi merasa segar kembali.
Dalam pembuatan es kelapa muda, digunakan beberapa alat yaitu:
1. Parang
Digunakan untuk membelah kelapa yang akan dikeruk isinya
2. Tutup botol
Digunakan untuk mengeruk isi kelapa muda
3. Gelas
Digunakan sebagai wadah atau tempat penyimpanan daging kelapa muda yang telah dikeruk.
4. Sendok
Digunakan untuk mengaduk es kelapa muda yang telah dibuat.
c. Tinjauan Umum Tentang Cara Pembuatan Es Kelapa Muda
Cara pembuatan es kelapa muda yaitu:
Bahan :
2 buah kelapa muda
Air kelapa muda dari 2 buah kelapa muda
Susu kental manis
Gula merah dan gula pasir/tebu
Es batu
Cara Membuat :
a. Keruk daging buah kelapa dengan sendok atau dengan serutan buah
b. Campur daging buah kelapa, air kelapa,susu kental manis dan gula merah yang telah dikeruk
c. Tambahan es batu saat dihidangkan
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah saya lakukan, dapat disimpulkan bahwa lingkungan yang
dapat menimbulkan kecelakaan kerja pada:
a. Lingkungan fisik yaitu pencahayaan yang tidak terlalu terang sehingga agak menyulitkan beliau
saat membelah kelapa pada saat malam hari. Agar menghindari bahaya supaya tangannya tidak
terkena parang saat membelah buah kelapa pada malam hari maka harusnya pencahayaannya
ditambah. Selain itu beliau juga rentan terkena bising karena kiosnya terletak dipinggir jalan raya
yang setiap harinya dilewati oleh berpuluh-puluh kendaraan dari arah manapun yang dapat akan
dapat mengganggu ketenangan kerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan
komunikasi. Oleh karena itu sebaiknya beliau memakai penutup telinga untuk mengurangi efek
dari bising tersebut. Untuk menghindari agar rambut dan sejenisnya tidak jatuh pada es kelapa,
maka sebaiknya beliau memakai penutup kepala, celemek agar baju yang dipakai tidak ikut kotor
serta memakai pakaian pendek untuk menghindari agar pakaian tidak tercelup pada minuman
yang dibuat.
b. Lingkungan kimia yaitu Karena kios es kelapa muda ini terletak di pinggiran jalan maka debu
dan polusi asap kendaraan sangat rentan pada tubuh sang penjual. Oleh karena itu, untuk
meminimalisir dampak debu dan polusi udara maka sebaiknya pak hasan memperbaiki struktur
bangunan kios agar lebih tertutup atau dengan memakai masker.
c. Lingkungan biologi yaitu Di kios es kelapa muda tersebut rentan terhadap binatang-binatang
kecil seperti semut, kecoa dan lalat yang juga dapat membawa bibit penyakit pada tubuh
manusia. Sebaiknya pak hasan rutin mensterilkan tempat-tempat yang rawan didatangi binatang-
binatang kecil tersebut.
d. Lingkungan fisiologis yaitu Sebaiknya pak hasan memperhatikan posisinya pada saat bekerja,
misalnya posisi yang baik dan ergonomis pada saat membelah kelapa dan proses pembuatan es
kelapa tersebut untuk menghindari rasa lelah. Dan sebaiknya beliau memperhatikan jam
kerjanya. Karena berdasarkan pengakuannya, pak hasan mulai bekerja pada pukul 8 pagi sampai
dengan pukul 10 malam.
e. Lingkungan psikologis yaitu sering dilanda kecemasan. Beliau takut jika dagangannya tidak
laku. Beliau juga sering dilanda stress apabila penghasilan atau pemasukannya lebih sedikit
dibandingkan dengan pengeluarannya.
Mengenai pengetahuan tentang K3, beliau tidak mengetahui apa itu K3 dan sama sekali belum
menerapkannya.
B. SARAN
Meskipun usaha ini tergolong kecil, tetapi itu bukan merupakan alasan bagi pemilik kios
untuk tidak menerapkan K3 pada usahanya. Dan pemilik usaha setidaknya mengetahui sedikit
tentang masalah K3.
DAFTAR PUSTAKA
Bennefond, A., Harman, M., Hakola, T., Sallinen, M., Kandolin, I., dan Virkkala, J. (2006).
Interaction of age with shift-related sleep-wakefulness, sleepiness, performance and social life,
experimental aging research, 32, 185-208.
http://makalahkesehatankerja.info/pelayanan-kesehatan-kerja-di-indonesia/
http://ajago.blogspot.com/2007/12/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-di.html
Silalahi, B. N.B.S., dan Silallahi, R. B. (1991). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Suardi R. (2005). Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, Penerbit PPM, Jakarta.
Suma’mur P. K. (1993). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Haji Masagung,
Jakarta.
file:///J:/pengertian-keehatan-dan-keselamatan.html
file:///J:/resep-es-kelapa-muda.html
file:///J:/Gula_merah.htm