Anda di halaman 1dari 22

Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin

Senin, 16 April 2012


Makalah K3 Industri Sektor Informal "Penjual Es Kelapa Muda"

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Jayadinata (1999:146), Karakteristik sektor informal yaitu bentuknya tidak
terorganisir, kebanyakan usaha sendiri, cara kerja tidak teratur, biaya dari diri sendiri atau
sumber tak resmi, dapatlah diketahui betapa banyaknya jumlah anggota masyarakat memilih tipe
usaha ini, karena mudah dijadikan sebagai lapangan kerja bagi masyarakat strata ekonomi rendah
yang banyak terdapat di negara kita terutama pada kota besar maupun kecil.
Sejak terjadinya krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1998 banyak sekali kegiatan
ekonomi yang cenderung beralih pada sektor informal. Kegiatan ekonomi sektor informal salah
satunya pedagang kaki lima. Bisa dilihat hampir semua kota-kotabesar di Indonesia berkembang
sangat pesat. Terlebih selama krisis moneter menyebabkan banyak industri gulung tikar,
sehingga banyak terjadi pemutusan hubungan kerja. Hal ini pada gilirannya menambah
penggangguran baru, yang nantinya muncul fenomena-fenomena baru pedagang kaki lima
sebagai jalan keluarnya dari pengangguran.
Kemampuan sektor informal dalam menampung tenaga kerja didukung oleh faktor-faktor
yang ada. Faktor utama adalah sifat dari sektor ini yang tidak memerlukan persyaratan dan
tingkat keterampilan, sektor modal kerja, pendidikan ataupun sarana yang dipergunakan
semuanya serba sederhana dan mudah dijangkau oleh semua anggota masyarakat atau mereka
yang belum memiliki pekerjaan dapat terlibat didalamnya. Salah satu sektor yang kini menjadi
perhatian pemerintah Sulawesi Selatanadalah sektor tenaga kerja yang sifatnya informal. Sektor
kerja informal ini beroperasi pada tempat-tempat tertentu di setiap pusat keramaian kota
Makassar.
Selama ini banyak pekerja sektor informal di daerah ini belum mendapat perlindungan dan
jaminan hidup layak saat dalam bekerja. Ketika mengalami kecelakaan saat bekerja, si pekerja
informal menanggung sendiri biaya berobat. Keselamatan raga maupun jiwa mereka tak ada
yang menjamin.
Begitu pun saat mereka jatuh sakit atau memasuki hari tua, nasib pekerja informal tak
ubahnya seperti anak tiri. Ketika pekerja formal mendapat bantuan dari jamsostek saat menebus
biaya berobat, seorang pekerja informal menanggung sendiri sehingga beban hidup terasa
bertambah berat. Bagi mereka yang mampu tak menjadi masalah, tetapi untuk pekerja dengan
penghasilan pas-pasan, tentu ini menjadi taruhan bagi kesejahteraan mereka. Pekerja informal
tentu berbeda dengan mereka yang bekerja di sektor formal. Jumlah tenaga kerja Indonesia di
sektor informal cenderung menurun akibat semakin banyaknya pengusaha menerapkan sistem
outsourcing atau buruh kontrak. Kebanyakan dari pedagang kaki lima ini tidak mempunyai
pengetahuan apapun tentang apa itu sebenarnya kesehatan dan keselamatan kerja.
Perkembangan pedagang kali lima dari waktu kewaktu sangat pesat jumlahnya, karena
pedagang kaki lima dapat lebih mudah untuk dijumpai konsumennnya dari pada pedagang resmi
yang kebanyakan bertempat tetap. Situasi tempat dan keramaian dapat dimanfaatkan untuk
mencari rejeki halal sebagai pedagang kaki lima, misalnya makanan dengan memanfaatkan
keterampilan yang dimiliki dapat dipakai sebagai salah satu modal untuk mencari ataupun
menambah penghasilan. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa sektor informal pedagang
kaki lima mempunyai peranan yang sangat besar untuk meningkatkan perekonomian terutama
masyarakat ekonomi lemah dan sektor ini juga menyerap tenaga kerja yang mempunyai keahlian
yang relatif minim.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada pedagang kaki lima
khususnya pada penjual es kelapa muda?
C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui penerapan kesehatan dan
keselamatan kerja pada PKL khususnya penjual es kelapa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. GAMBARAN LOKASI
PKL khususnya penjual es kelapa muda ini terletak di pinggiran Jl. ST. Alauddin, tepat di
depan Kampus 1 Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
1. SEJARAH PENDIRIAN
Kios es kelapa muda ini didirikan oleh bapak Hasan (56 tahun). Usaha ini digelutinya sejak
tahun 2005, awal didirikannya kios ini diawali atas dasar coba-coba. Akan tetapi beliau melihat
adanya peluang yang akan memberikan untung yang lumayan, akhirnya beliau kemudian
melanjutkan usahanya tersebut sampai sekarang. Apalagi lokasi kiosnya sangat strategis karena
terletak di pinggiran jalan poros ST. Alauddin dan tepat di depan UIN Alauddin Makassar.
2. JUMLAH TENAGA KERJA
Mulai dari awal dirintisnya hingga sekarang pak hasan bekerja di kios tersebut bersama
istrinya yang bernama ibu Aminah (55 tahun) serta gerobaknya yang berukuran tak cukup dua
meter, belasan gelas khusus, seperangkat kursi plastik ala kadarnya, puluhan kelapa muda, es
batu, cairan gula merah, dan beberapa kaleng susu kental manis, ia pun memulai bisnisnya
dengan semangat dan sejumput harapan, semoga dagangannya laris.
Berjualan dari jam 8 pagi hingga jam 10 malam. Ia menjual es kelapa mudanya
dengan harga pergelas 5.000 rupiah. Dipotong biaya bahan baku. Beliau tidak mengaji tenga
kerja karena, beliau berpikir untung yang didapatkan tidak terlalu banyak. Sehingga beliau
memutuskan untuk berkerja hanya dengan sang istri yang sekali-sekali dibantu oleh anak-
anaknya.
3. PROSES PRODUKSI
Awal produksi pembuatan es kelapa muda dimulai dengan pembelian kelapa muda, apabila
ada pelanggan yang singgah, maka beliau akan membelah buah kelapa tersebut dengan parang,
kemudian mengeroknya dengan tutup botol. Setelah itu, hasil kerokan di masukkan ke dalam
gelas kemudian ditambahkan es batu, susu dan gula merah untuk menambah rasa manis dan
tambahkan air kelapa untuk memberi rasa yang lebih nikmat.
No Kegiatan Potensi Hazardz Upaya Pencegahan
1 Saat membelah kelapa Luka/teriris/terpotong Pakai sarung tangan
Kaki keram karena Pakai tempat duduk
lama jongkok agar kaki tidak
tertindis
Sakit punggung Pakai tempat duduk
agar
posisi ergonomis
2 Saat berjualan Panas Kipas angin
Debu dan polusi Pakai masker
dari kendaraan
Pengambilan es Mengambil dengan
batu dengan tangan sendok
Kontaminasi bahan Menutup jualan
jualan dengan dengan kain bersih
semut, kecoa dan ataupun penutup
lalat serta asap-asap lain yang bias
kendaraan yang menghindarkan
lewat minuman dari
kontaminasi semut,
kecoa ataupun lalat
serta polusi yang
dihasilkan
kendaraan yang
lewat

B. TINJAUAN UMUM
a. Tinjauan umum tentang buah kelapa muda
1. Pengertian kelapa muda
Kelapa muda adalah salah satu produk kelapa yang bernilai ekonomi tinggi, karena
mengandung nilai gizi yang tinggi dan sangat baik untuk kesehatan manusia. Di negaranegara
tropis, seperti India dan Bangladesh dilaporkan bahwa sepertiga produksi buah kelapanya
digunakan untuk konsumsi kelapa muda, terutama air kelapa untuk minuman sehat. Buah kelapa
yang dipanen untuk kelapa muda adalah yang berumur 7 - 8 bulan, bahkan pada saat suhu udara
yang sangat tinggi di Bangladesh, konsumsi kelapa muda meningkat terutama untuk air kelapa
sebagai pengganti air tubuh yang hilang, yaitu buah kelapa yang berumur 6 - 6,5 bulan. Buah
kelapa pada umur ini belum membentuk daging buah, sehingga yang dikonsumsi memang hanya
air kelapanya, bahkan kadar sukrosa masih sangat rendah (Dono, 2009)
Indonesia kaya akan berbagai jenis kelapa dan umumnya buah kelapa muda diambil dari
jenis kelapa Dalam, sedangkan di India, Thailand dan Vietnam umumnya digunakan kelapa
Genjah. Kelapa Genjah dari segi morfologi buah tidak terlalu besar, sehingga sesuaiuntuk
konsumsi kelapa muda (Dono, 2009).
Berbeda dengan buah kelapa tua yang pemanfaatannya sangat beranekaragam, daging buah
kelapa muda umur 7 - 8 bulan umumnya hanya terbatas sebagai bahan baku untuk minuman es
kelapa. Sedangkan air kelapa muda dikonsumsi langsung sebagai minuman segar bersama
dengan daging buahnya atau dicampur buah-buahan segar lainnya. Komponen daging buah dan
air kelapa terkandung potensi gizi yang cukup baik (Dono, 2009).
Es kelapa muda merupakan minuman khas Indonesia Es kelapa muda Indonesia tidak hanya
memberikan sensasi rasa manis dan kelapa yang penuh unsur sehat. Es kelapa muda yang disuka
kebanyakan yang dicampur dengan susu dan kelapanya dipotong-potong kecil
(http://forum.republika.co.id/showthread.php?3252-Es-Kelapa-Muda-dan-Cendol-Jadi )
b. Tinjauan Umum Tentang Pembuatan Es Kelapa Muda
Dalam pembuatan es kelapa muda ada beberapa bahan yang harus disiapkan yaitu
1. Daging kelapa muda
Daging kelapa muda yang rasanya gurih, mengandung lemak sekitar 5,59 - 7,86%, protein
1,29 - 1,701%, abu 0,51 - 2,64, karbohidrat 3,39 - 6,67%, serat pangan 2,25 - 3,53% dan air
85,26 - 87,24% (Dono, 2009).
Jika dibandingkan dengan produk tanaman hortikultura, maka kadar air, lemak dan protein
daging buah kelapa muda mendekati komposisi buah alpukat, yakni kadar air 84,3%, lemak
6,5% dan protein 0,9%. Mungkin dengan kemiripan ini, sehingga mengkonsumsi kelapa muda
sering ditambah dengan gula merah, sama dengan kebiasaan konsumen yang mengkonsumsi
buah alpukat. Untuk mengetahui mutu lemak dapat dilihat dari susunan asam lemaknya.
Sedangkan untuk mengetahui mutu protein dapat dilihat dari susunan asam amino (Dono, 2009).
Asam lemak omega 9 dan omega 6 terdapat secara alami dalam beberapa jenis bahan pangan
nabati. Saat ini media masa gencar mengiklankan produk-produk yang mengandung omega 9
dan omega 6 disertai keunggulan-keunggulannya. Omega 6 adalah salah satu jenis asam lemak
esensial yang harus diperoleh dari makanan karena tidak dapat dimetabolisme dalam tubuh. Di
dalam tubuh omega 6 akan dimetabolisme menjadi Asam Arakidonat (AA). AA dan linoleat
(omega 6) menduduki urutan ke-2 dan ke-3 dari keempat jenis asam lemak yang menunjang
kecerdasan otak. Asam dokosahexanoat (Docosahexaenoic acid, DHA) berada pada urutan
pertama dan asam linolenat (omega 3) pada urutan keempat. Asam linolenat termasuk esensial
yang harus diperoleh dari makanan dan dalam tubuh akan dimetabolisme menjadi DHA. Berat
asam lemak omega 9 daging kelapa muda berkisar 805 -1187 mg/butir, sedangkan omega 6
berkisar 172 - 403 g/butir. Selanjutnya kandungan asam amino esensial adalah threonin/THR
(0,39 - 0,79%), tirosin/ TYR (0,54 - 2,58%), methionin/MET (0,04 - 0,37%), valin/VAL (0,72 -
0,95%), fenilalanin/PHE (0,60 - 0,74%), ileusin/ILE (0,49 - 0,69%), leusin/LEU (0,11 - 1,19%),
lisin/LYS (0,01 - 0,76%), histidin/ HIS (0,25 - 0,37%) dan arginin/ ARG (1,22 - 2,94%). HIS dan
ARG tidak esensial untuk orang dewasa, tetapi esensial untuk anak-anak. Asam amino glutamat
(GLU) berkisar 3,59 - 4,02 %, meskipun tidak esensial tetapi merupakan nutrisi otak (Dono,
2009).
2. Air kelapa muda
Air kelapa muda bila diminum segar rasanya manis karena mengandung total gula 5,6%,
selain itu memiliki sejumlah makro dan mikromineral, juga mengandung vitamin dan protein
meskipun dalam jumlah yang kecil. Kandungan protein air kelapa muda meskipun hanya 0,1%,
tetapi ARG (12,75%), ALA (2,41%), CYS (1,17%), dan SER (0,91%), merupakan 4 jenis asam
amino yang lebih tinggi dibanding yang terkandung pada protein susu sapi. Selanjutnya dari 12
jenis asam amino pada air kelapa, 7 di antaranya adalah esensial, yaitu : ARG, LEU, LYS, TYR,
HIS, PHE dan CYS. Sedangkan GLU adalah jenis asam amino tertinggi dan seperti yang
dijelaskan pada nilai gizi daging buah kelapa muda, GLU (14,50%) juga yang paling tinggi
dimana asam amino tersebut merupakan nutrisi penting untuk otak. Komposisi mineral
berturutturut dari yang paling tinggi adalah Kalium (7,300 mg/l), Chlorida (1,830 mg/l), Kalsium
(994 mg/l), Nitrogen (432 mg/l), Magnesium (262 mg/l) dan Fosfor (186 mg/l). Selain itu
mengandung sejumlah vitamin, di antaranya vitamin C (2,2 - 3,4 mg/100 ml) (Dono, 2009).
Manfaat kelapa muda untuk kesehatan yaitu Air kelapa muda (tender coconut water) secara
teknis merupakan cairan endosperm, kaya nutrisi dan alami. Minuman air kelapa muda dapat
mengatasi masyarakat di daerah tropis dalam menghadapi pengaruh udara panas. Berikut ini
sejumlah sifat dan khasiat dari air kelapa muda dalam mengatasi berbagai jenis penyakit,
diantaranya : 1) Baik sebagai makanan bayi yang menderita gangguan yang berhubungan dengan
usus, 2) Mencegah dehidrasi, 3) Mengandung senyawa organik yang memiliki sifat-sifat
pertumbuhan, 4) Menjaga tubuh tetap dingin, 5) Mencegah tubuh dari biang keringat, yang dapat
menyebabkan cacar air, campak dan lain-lain, 6) Dapat membunuh cacing dalam usus, 7)
Adanya sifat garam albumen membuat air kelapa muda sebagai minuman baik untuk kasus
kolera, 8) Merupakan minuman tonik yang terbaik untuk orang sakit dan manula, 9) Perawatan
bagi orang yang kekurangan nutrisi, 10) Diuretic, 11) Efektif dalam perawatan ginjal dan batu
ginjal, 12) Dapat disuntik melalui urat nadi pada keadaan darurat (sebagai infus), 13) Sebagai
substitusi plasma darah yang steril, tidak menghasilkan panas, tidak merusak sel darah merah
dan siap diterima tubuh, 14) Membantu penyerapan yang cepat terhadap obat dan membuat
konsentrasi puncak dalam darah menjadi lebih mudah karena adanya efek elektrolitik, 15)
Pencegah infeksi saluran air kencing dan menghilangkan pengaruh mineral yang bersifat racun
(Dono, 2009).
Hasil penelitian yang dilakukan Universitas Kerala di India menyebutkan orang yang
menderita penyakit jantung mungkin bias dikurangi risiko terjadinya komplikasi jantung dengan
minum air kelapa muda secara rutin. Penelitian itu dilakukan terhadap tikus sebagai uji coba,
karena tikus memiliki struktur jantung yang sama dengan manusia. Dari penelitian itu
menunjukkan bahwa tikus tersebutmeningkat daya tahannya terhadap serangan penyakit jantung
setelah diberi minum air kelapa muda. Dari 24 ekor tikus yang diuji cobakan, 12 ekor yang diberi
air kelapa muda ternyata terhindar dari masalah jantung, hal ini karena dalam air kelapa
mengandung kalium (K), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Selanjutnya dilaporkan juga,
bahwa mengkonsumsi K yang tinggi dapat menurunkan hipertensi. Hanya saja di Indonesia
belum ada data konsumsi K dalam sehari, sedangkan di negara maju diperkirakan 4 – 11
g/orang/hari (bentuk KCl). Juga dapat menjadi minuman ideal untuk penderita diabetes (Dono,
2009).
Mengingat peranan gizi daging dan air kelapa sangat beragam untuk membantu memenuhi
kebutuhan gizi dan juga memiliki banyak khasiat, maka perlu penanganan khusus untuk buah
kelapa muda, sehingga lebih banyak konsumen yang mengkonsumsi buah kelapa muda,
dibanding buah-buahan impor yang banyak beredar di Indonesia (Dono, 2009).
3. Gula merah
Gula merah atau gula Jawa biasanya diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari
nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren,
dan siwalan. Bunga (mayang) yang belum mekar diikat kuat (kadang-kadang dipres dengan dua
batang kayu) pada bagian pangkalnya sehingga proses pemekaran bunga menjadi terhambat. Sari
makanan yang seharusnya dipakai untuk pemekaran bunga menumpuk menjadi cairan gula.
Mayang membengkak. Setelah proses pembengkakan berhenti, batang mayang diiris-iris untuk
mengeluarkan cairan gula secara bertahap. Cairan biasanya ditampung dengan timba yang
terbuat dari daun pohon palma tersebut. Cairan yang ditampung diambil secara bertahap,
biasanya 2-3 kali. Cairan ini kemudian dipanaskan dengan api sampai kental. Setelah benar-
benar kental, cairan dituangkan ke mangkok-mangkok yang terbuat dari daun palma dan siap
dipasarkan. Gula merah sebagian besar dipakai sebagai bahan baku kecap manis. Gula merah
digunakan sebagai pemanis pada es kelapa muda.
4. Gula pasir/tebu
Gula tebu kebanyakan dipasarkan dalam bentuk gula kristal curah. Pertama tama bahan
mentah dihancurkan dan diperas, sarinya dikumpulkan dan disaring, cairan yang terbentuk
kemudian ditambahkan bahan tambahan (biasanya menggunakan kalsium oksida) untuk
menghilangkan ketidakkemurnian, campuran tersebut kemudian diputihkan dengan belerang
dioksida. Campuran yang terbentuk kemudian dididihkan, endapan dan sampah yang
mengambang kemudian dapat dipisahkan. Setelah cukup murni, cairan didinginkan dan
dikristalkan (biasanya sambil diaduk) untuk memproduksi gula yang dapat dituang ke cetakan.
Sebuah mesin sentrifugal juga dapat digunakan pada proses kristalisasi. Gula ini digunakan
sebagai penambah rasa manis pada makanan.
5. Susu kental maniz
Susu kental, atau lebih umum susu kental manis, adalah susu sapi yang airnya dihilangkan
dan ditambahkan gula, sehingga menghasilkan susu yang sangat kental dan dapat bertahan
selama satu tahun bila tidak dibuka. Susu kental manis sering ditambahkan pada hidangan
penutup, pada umumnya kue. Di Rusia, susu kental manis dikenal sebagai "cгущёнка"
(sguschyonka). susu kental manis ini umumnya tidak cocok untuk bayi atau anak-anak karena
sudah ditambahkan gula dan lemak pada kandungan susu telah dikurangi.
Susu kental manis ini biasanya ditambahkan sebagai pewarna dan penambah rasa manis pada
es kelapa, khususnya pada susu coklat.

6. Es batu kristal
Es batu Kristal merupakan es batu yang berbentuk Kristal yang dicampurkan pada es kelapa
untuk untuk memberi efek rasa dingin pada minuman tersebut. Agar pelanggan yang
mengkonsumsi merasa segar kembali.
Dalam pembuatan es kelapa muda, digunakan beberapa alat yaitu:
1. Parang
Digunakan untuk membelah kelapa yang akan dikeruk isinya
2. Tutup botol
Digunakan untuk mengeruk isi kelapa muda
3. Gelas
Digunakan sebagai wadah atau tempat penyimpanan daging kelapa muda yang telah dikeruk.
4. Sendok
Digunakan untuk mengaduk es kelapa muda yang telah dibuat.
c. Tinjauan Umum Tentang Cara Pembuatan Es Kelapa Muda
Cara pembuatan es kelapa muda yaitu:
 Bahan :
2 buah kelapa muda
Air kelapa muda dari 2 buah kelapa muda
Susu kental manis
Gula merah dan gula pasir/tebu
Es batu
 Cara Membuat :
a. Keruk daging buah kelapa dengan sendok atau dengan serutan buah
b. Campur daging buah kelapa, air kelapa,susu kental manis dan gula merah yang telah dikeruk
c. Tambahan es batu saat dihidangkan

d. Tinjauan Umum Tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja


1. Pengertian Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6), mengartikan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman
baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik
atau tempat kerja tersebut.
Menurut Mangkunegara (2002, p.170), bahwa indikator penyebab keselamatan kerja adalah:
a. Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:
1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan
keamanannya.
2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak
3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
b. Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:
1. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
2. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik Pengaturan penerangan.
Tujuan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja :
Secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga.
Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak membawa keselamatan kerja, atau
perbuatan yang tidak selamat. Kecelakaan kerja dapat didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau
kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi kecelakaan
kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara
menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab kecelakaan dan
atau mengadakan pengawasan yang ketat. (Silalahi, 1995)
Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan
yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
mengungkapkan sebab-akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat
dilakukan atau tidak.
Menurut Mangkunegara (2002, p.165) bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja
adalah sebagai berikut:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik,
sosial, dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
2. Determinan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Determinan kesehatan kerja mencakup:
1. Beban kerja
Beban kerja merupakan beban yang ditanggung oleh para pekerja. Beban kerja terdiri dua yaitu;
a. beban fisik, contoh pada kuli bangunan
b. beban mental dan sosial, contoh pada pegawai perusahaan.
2. Beban tambahan
Beban yang diterima pekerja akibat lingkungan yang mengganggu pekerja.ada lima faktor beban
tambahan yaitu;
a. faktor fisik, contoh pencahayaan yang kurang, suhu udara yang terlalu tinggi atau terlalu rendah,
kebisingan, dan sebagainya.
b. faktor kimia, bahan-bahan kimia. Contoh: bau gas, uap atau asap, debu, dan sebagainya.
c. faktor biologi, binatang atau hewan dan tumbuhan yang menyebabkan pandangan tidak enak.
Contoh: nyamuk, lalat, taman yang tidak teratur dan sebagainya.
d. faktor fisiologis, peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh pekerja.f
e. faktor sosial-psikologis, suasana kerja yang tidak harmonis. Contoh: gossip, cemburu, dan
sebagainya.
3. Kemapuan Kerja
Kemampuan kerja merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan. Kemampuan
kerja setiap pekerja bebeda. Kemampuan kerja ditentukan umur, gizi, keturunan, dan sebagainya.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengetahuan Tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja


Dari hasil penelitian yang telah saya lakukan, saya mendapatkan bahwa penjual es kelapa
muda yang terletak di pinggiran jalan sultan alauddin tidak mempunyai pengetahuan tentang
kesehatan dan keselamatan kerja.
B. Kondisi Lingkungan Kerja
1. Potensial Hazards Lingkungan Fisik
Di kios es kelapa muda tersebut sudah ada pencahayaan yang akan membantu pak hasan
dalam bekerja, tetapi cahayanya tidak terlalu terang sehingga agak menyulitkan beliau saat
membelah kelapa pada saat malam hari. Agar menghindari bahaya supaya tangannya tidak
terkena parang saat membelah buah kelapa pada malam hari maka harusnya pencahayaannya
ditambah.
Pak hasan juga rentan terkena bising karena kiosnya terletak dipinggir jalan raya yang setiap
harinya dilewati oleh berpuluh-puluh kendaraan dari arah manapun yang dapat akan dapat
mengganggu ketenangan kerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi
bahkan kebisingan yang serius dapat mengakibatkan kematian. Semakin lama telinga mendengar
kebisingan, makin buruk pula dampak yang diakibatkannya, diantaranya adalah pendengaran
dapat semakin berkurang. Oleh karena itu sebaiknya beliau memakai penutup telinga untuk
mengurangi efek dari bising tersebut.
Untuk menghindari agar rambut dan sejenisnya tidak jatuh pada es kelapa, maka sebaiknya
beliau memakai penutup kepala, celemek agar baju yang dipakai tidak ikut kotor serta memakai
pakaian pendek untuk menghindari agar pakaian tidak tercelup pada minuman yang dibuat.
2. Potensial Hazards Lingkungan Kimia
Karena kios es kelapa muda ini terletak di pinggiran jalan maka debu dan polusi asap
kendaraan sangat rentan pada tubuh sang penjual. Partikel debu akan berada di udara dalam
waktu yang relatif lama dalam keadaan melayang layang di udara kemudian masuk ke dalam
tubuh manusia melalui pernafasan. Selain dapat membahayakan terhadap kesehatan juga dapat
mengganggu daya tembus pandang mata dan dapat mengadakan berbagai reaksi kimia sehingga
komposisi debu di udara menjadi partikel yang sangat rumit karena merupakan campuran dari
berbagai bahan dengan ukuran dan bentuk yang relatif berbeda beda. Oleh karena itu, untuk
meminimalisir dampak debu dan polusi udara maka sebaiknya pak hasan memperbaiki struktur
bangunan kios agar lebih tertutup atau dengan memakai masker.
3. Potensial Hazards Lingkungan Biologis
Di kios es kelapa muda tersebut rentan terhadap binatang-binatang kecil seperti semut, kecoa
dan lalat yang juga dapat membawa bibit penyakit pada tubuh manusia. Sebaiknya pak hasan
rutin mensterilkan tempat-tempat yang rawan didatangi binatang-binatang kecil tersebut serta
memakai alas kaki untuk menghindari mikroorganisme yang ada di tanah tempat sekitar beliau
berjualan.
4. Potensial Hazards Lingkungan Fisiologis
Sebaiknya pak hasan memperhatikan posisinya pada saat bekerja, misalnya posisi yang baik
dan ergonomis pada saat membelah kelapa dan proses pembuatan es kelapa tersebut untuk
menghindari rasa lelah. Dan sebaiknya beliau memperhatikan jam kerjanya. Karena berdasarkan
pengakuannya, pak hasan mulai bekerja pada pukul 8 pagi sampai dengan pukul 10 malam.
5. Potensial Hazards Lingkungan Psikologis
Dalam usaha kios ini, pak hasan mengaku sering dilanda kecemasan. Beliau takut jika
dagangannya tidak laku. Beliau juga sering dilanda stress apabila penghasilan atau
pemasukannya lebih sedikit dibandingkan dengan pengeluarannya.
C. Penggunaan Alat Pelindung Diri
Berdasarkan penelitian yang telah saya lakukan, penjual tidak memakai alat pelindung diri.
Sebaiknya beliau memakai tutup kepala untuk mencegah rambutnya jatuh pada es kelapa yang
dibuat, masker untuk menghindari debu dan polusi dari jalan raya, sarung tangan saat membuat
es kelapa serta memakai kain pada saat membelah kelapa untuk menghindari lecet pada tangan.
D. Pencegahan/Pengendalian Kecelakaan Kerja
a. Dari Lingkungan Fisik
Penerangan yang cukup dan diatur dengan baik juga akan membantu menciptakan
lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga dapat memelihara kegairahan kerja.
Telah kita ketahui hampir semua pelaksanaan pekerjaan melibatkan fungsi mata, dimana sering
kita temui jenis pekerjaan yang memerlukan tingkat penerangan tertentu agar tenaga kerja dapat
dengan jelas mengamati obyek yang sedang dikerjakan. Intensitas penerangan yang sesuai
dengan jenis pekerjaannnya jelas akan dapat meningkatkan produktivitas kerja.

b. Dari Lingkungan Kimia


Debu dan polusi yang berada disekitar kios dapat diminimalisir dengan pemakaian masker
oleh penjual es kelapa.
Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari kandungan
senyawa kimianya tergantung dari kondisi mengemudi, jenis mesin, alat pengendali emisi bahan
bakar, suhu operasi dan faktor lain yang semuanya ini membuat pola emisi menjadi rumit.
Jenis bahan bakar pencemar yang dikeluarkan oleh mesin dengan bahan bakar bensin
maupun bahan bakar solar sebenarnya sama saja, hanya berbeda proporsinya karena perbedaan
cara operasi mesin. Secara visual selalu terlihat asap dari knalpot kendaraan bermotor dengan
bahan bakar solar, yang umumnya tidak terlihat pada kendaraan bermotor dengan bahan bakar
bensin.
Walaupun gas buang kendaraan bermotor terutama terdiri dari senyawa yang tidak berbahaya
seperti nitrogen, karbon dioksida dan upa air, tetapi didalamnya terkandung juga senyawa lain
dengan jumlah yang cukup be sar yang dapat membahayakan gas buang membahayakan
kesehatan maupun lingkungan. Bahan pencemar yang terutama terdapat didalam gas buang
buang kendaraan bermotor adalah karbon monoksida (CO), berbagai senyawa hindrokarbon,
berbagai oksida nitrogen (NOx) dan sulfur (SOx), dan partikulat debu termasuk timbel (PB).
Bahan bakar tertentu seperti hidrokarbon dan timbel organik, dilepaskan keudara karena adanya
penguapan dari sistem bahan bakar. Lalu lintas kendaraan bermotor, juga dapat meningkatkan
kadar partikular debu yang berasal dari permukaan jalan, komponen ban dan rem.
Setelah berada di udara, beberapa senyawa yang terkandung dalam gas buang kendaraan
bermotor dapat berubah karena terjadinya suatu reaksi, misalnya dengan sinar matahari dan uap
air, atau juga antara senyawa-senyawa tersebut satu sama lain.
Proses reaksi tersebut ada yang berlangsung cepat dan terjadi saat itu juga di lingkungan
jalan raya, dan adapula yang berlangsung dengan lambat. Reaksi kimia di atmosfer kadangkala
berlangsung dalam sua tu rantai reaksi yang panjang dan rumit, dan menghasilkan produk akhir
yang dapat lebih aktif atau lebih lemah dibandingkan senyawa aslinya. Sebagai contoh, adanya
reaksi di udara yang mengubah nitrogen monoksida (NO) yang terkandung di dalam gas buang
kendaraan bermotor menjadi nitrogen dioksida (NO2 ) yang lebih reaktif, dan reaksi kimia antara
berbagai oksida nitrogen dengan senyawa hidrokarbon yang menghasilkan ozon dan oksida lain,
yang dapat menyebabkan asap awan fotokimi (photochemical smog). Pembentukan smog ini
kadang tidak terjadi di tempat asal sumber (kota), tetapi dapat terbentuk di pinggiran kota. Jarak
pembentukan smog ini tergantung pada kondisi reaksi dan kecepatan angin.
Pengaruh bahan pencemar yang dapat menyebabkan meningkatnya resiko atau penyakit atau
kondisi medik lainnya pada seseorang ataupun kelompok orang. Pengaruh ini tidak dibatasi
hanya pada pengaruhnya terhadap penyakit yang dapat dibuktikan secara klinik saja, tetapi juga
pada pengaruh yang pada suatu mungkin juga dipengaruhi faktor lainnya seperti umur misalnya.
Telah banyak bukti bahwa anak-anak dan para lanjut usia merupakan kelompok yang
mempunyai resiko tinggi di dalam peristiwa pencemaran udara. Anak-anak lebih peka terhadap
infeksi saluran pernafasan dibandingkan dengan orang dewasa, dan fungsi paru-paru nya juga
berbeda. Para usia lanjut masuk di dalam kategori kelompok resiko tinggi karena penyesuaian
kapasitas dan fungsi paru-paru menurun, dan pertahanan imunitasnya melemah. Karena kapasitas
paru-paru dari penderita penyakit jantung dan paru-paru juga rendah, kelompok ini juga sangat
peka terhadap pencemaran udara.
Berdasarkan sifat kimia dan perilakunya di lingkungan, dampak bahan pencemar yang
terkandung di dalam gas buang kendaraan bermotor digolongkan sebagai berikut :
1. Bahan-bahan pencemar yang terutama mengganggu saluran pernafasan. Yang
termasuk dalam golongan ini adalah oksida sulfur, partikulat, oksida nitrogen,
ozon dan oksida lainnya.
2. Bahan-bahan pencemar yang menimbulkan pengaruh racun sistemik, seperti hidrokarbon
monoksida dan timbel/timah hitam.
3. Bahan-bahan pencemar yang dicurigai menimbulkan kanker seperti hidrokarbon.
4. Kondisi yang mengganggu kenyamanan seperti kebisingan, debu jalanan, dll.
c. Dari Lingkungan Biologis
Kecoa merupakan Merupakan vektor pembawa penyakit seperti : diare, keracunan makanan
akibat bakteri Staphylococcus sp., dll serta merupakan Indikator kurang baiknya sanitasi di
tempat tersebut.
Semut merupakan binatang kecil yang selalu meninggalkan jejak berupa feromon yang
merupakan alat petunjuk bagi semut lain untuk mengikuti jejak rekannya. Semut sangat tertarik
dengan makanan yang aromatik dan manis. Menyukai tempat-tempat yang lembab dan sarang
biasanya terdapat pada celah dekat sumber makanan baik yang berupa cairan maupun padat.
Beberapa species semut dapat menggigit dan menyengat, keberadaannya mengganggu
kehidupan manusia, serta menimbulkan pemandangan atau dekorasi ruangan menjadi tidak sedap
dipandang.
Lalat merupakan binatang kecil yang aktif hanya di siang hari, sedangkan pada malam hari
mereka akan beristirahat di tempat-tempat : tanaman, pagar, langit-langit, kabel listrik dan sudut
bangunan. Lokasi istirahatnya tidak jauh dari lokasi mereka mencari makanan. Biasanya 1 – 3
meter di atas permukaan tanah.
Sesuai dengan bentuk mulutnya lalat hanya makan dalam bentuk cairan atau makanan basah
dengan cara menghisap. Air merupakan sesuatu yang vital bagi kehidupan lalat, karena tanpa air
lalat hanya dapat hidup tidak lebih dari 48 jam, lalat sangat menyukai berbagai macam sayuran
dan buah-buahan, daging segar, ikan, sisa makanan, sampah, kotoran manusia dan kotoran
binatang serta ingkai dimana umumnya lalat dapat meletakkan telurnya.
Masalah yang dapat ditimbulkan yaitu merupakan vektor pembawa penyakit seperti :
thypoid, demam dan kolera. Mengkontaminasi makanan dan minuman., keberadaannya
mengganggu kehidupan manusia.
d. Lingkungan Fisiologis
Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha menyerasikan pekerjaan dan
lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan efisiensi
yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal mungkin.
Beban fisik yang dibenarkan umumnya tidak melebihi 30-40% kemampuan maksimum
seorang pekerja dalam waktu 8 jam sehari. Untuk mengukur kemampuan kerja maksimum
digunakan pengukuran denyut nadi yang diusahakan tidak melebihi 30-40 kali per menit di atas
denyut nadi sebelum bekerja. Di Indonesia beban fisik untuk mengangkat dan mengangkut yang
dilakukan seorang pekerja dianjurkan agar tidak melebihi dari 40 kg setiap kali mengangkat atau
mengangkut.
Sikap pekerjaan harus selalu diupayakan agar merupakan sikap ergonomik. Sikap yang tidak
alamiah harus dihindari dan jika hal ini tidak mungkin dilaksanakan harus diusahakan agar beban
statis menjadi sekecil-kecilnya. Untuk membantu tercapainya sikap tubuh yang ergonomik sering
diperlukan pula tempat duduk dan meja kerja yang kriterianya disesuaikan dengan ukuran
anthropometri pekerja.
e. Lingkungan Psikologis
Untuk meningkatkan pendapatannya, pak hasan harus menjaga kebersihan kiosnya agar
pelanggan tertarik untuk singgah. Serta meningkatkan promosi agar pendapatan lebih meningkat
lagi.
f. Fasilitas Kesehatan
Selama bekerja di kios tersebut, pak hasan dan istri tidak pernah mengalami penyakit yang
serius. Mereka kebanyakan mengalami rasa pegal dan kelelahan saat bekerja karena waktu
bekerja mereka sekitar 15 jam/hari tanpa ada yang menggantikan.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah saya lakukan, dapat disimpulkan bahwa lingkungan yang
dapat menimbulkan kecelakaan kerja pada:
a. Lingkungan fisik yaitu pencahayaan yang tidak terlalu terang sehingga agak menyulitkan beliau
saat membelah kelapa pada saat malam hari. Agar menghindari bahaya supaya tangannya tidak
terkena parang saat membelah buah kelapa pada malam hari maka harusnya pencahayaannya
ditambah. Selain itu beliau juga rentan terkena bising karena kiosnya terletak dipinggir jalan raya
yang setiap harinya dilewati oleh berpuluh-puluh kendaraan dari arah manapun yang dapat akan
dapat mengganggu ketenangan kerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan
komunikasi. Oleh karena itu sebaiknya beliau memakai penutup telinga untuk mengurangi efek
dari bising tersebut. Untuk menghindari agar rambut dan sejenisnya tidak jatuh pada es kelapa,
maka sebaiknya beliau memakai penutup kepala, celemek agar baju yang dipakai tidak ikut kotor
serta memakai pakaian pendek untuk menghindari agar pakaian tidak tercelup pada minuman
yang dibuat.
b. Lingkungan kimia yaitu Karena kios es kelapa muda ini terletak di pinggiran jalan maka debu
dan polusi asap kendaraan sangat rentan pada tubuh sang penjual. Oleh karena itu, untuk
meminimalisir dampak debu dan polusi udara maka sebaiknya pak hasan memperbaiki struktur
bangunan kios agar lebih tertutup atau dengan memakai masker.
c. Lingkungan biologi yaitu Di kios es kelapa muda tersebut rentan terhadap binatang-binatang
kecil seperti semut, kecoa dan lalat yang juga dapat membawa bibit penyakit pada tubuh
manusia. Sebaiknya pak hasan rutin mensterilkan tempat-tempat yang rawan didatangi binatang-
binatang kecil tersebut.
d. Lingkungan fisiologis yaitu Sebaiknya pak hasan memperhatikan posisinya pada saat bekerja,
misalnya posisi yang baik dan ergonomis pada saat membelah kelapa dan proses pembuatan es
kelapa tersebut untuk menghindari rasa lelah. Dan sebaiknya beliau memperhatikan jam
kerjanya. Karena berdasarkan pengakuannya, pak hasan mulai bekerja pada pukul 8 pagi sampai
dengan pukul 10 malam.
e. Lingkungan psikologis yaitu sering dilanda kecemasan. Beliau takut jika dagangannya tidak
laku. Beliau juga sering dilanda stress apabila penghasilan atau pemasukannya lebih sedikit
dibandingkan dengan pengeluarannya.
Mengenai pengetahuan tentang K3, beliau tidak mengetahui apa itu K3 dan sama sekali belum
menerapkannya.
B. SARAN
Meskipun usaha ini tergolong kecil, tetapi itu bukan merupakan alasan bagi pemilik kios
untuk tidak menerapkan K3 pada usahanya. Dan pemilik usaha setidaknya mengetahui sedikit
tentang masalah K3.
DAFTAR PUSTAKA

 Bennefond, A., Harman, M., Hakola, T., Sallinen, M., Kandolin, I., dan Virkkala, J. (2006).
Interaction of age with shift-related sleep-wakefulness, sleepiness, performance and social life,
experimental aging research, 32, 185-208.
 http://makalahkesehatankerja.info/pelayanan-kesehatan-kerja-di-indonesia/
 http://ajago.blogspot.com/2007/12/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-di.html
 Silalahi, B. N.B.S., dan Silallahi, R. B. (1991). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
 Suardi R. (2005). Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, Penerbit PPM, Jakarta.
 Suma’mur P. K. (1993). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Haji Masagung,
Jakarta.
 file:///J:/pengertian-keehatan-dan-keselamatan.html
 file:///J:/resep-es-kelapa-muda.html
file:///J:/Gula_merah.htm

Anda mungkin juga menyukai