R UMUR 26
TAHUN P2A0 DENGAN LUKA JAHITAN PERINEUM DERAJAT I DI
BPM SRI HARYANTI SUKOHARJO
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyebab kematian terbesar kematian ibu di indonesia adalah perdarahan (60%), abortus
(10%), infeksi (9 %), toxemia (7 %), akibat meningkatnya angka kematian ibu (AKI) ini
disebabkan juga karena ibu mengalami komplikasi tidak mampu mendapatkan pertolongan.
Setelah itu, dikarenakan oleh keempat keterlembatan mengenai tanda bahaya, keterlambatan
dalam mencapai sarana pelayanan yang tepat disarana pelayanan memadai dan keterlambatan
dalam memperoleh pelayanan yang tepat disarana eksehatan.
Masa nifas adalah dimulai setelah melahirkan plasenta berakhir ketika alat-alat
kandungan berakhir seperti keadaan sebelum hamil. Asuhan masa nifas diperlukan
dalamperiode ini karena merupakan massa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan
bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa
nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Saifuddin, 2002).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul “ASUHAN
KEBIDANAN IBU NIFAS PADA Ny.R UMUR 26 TAHUN P2A0 DENGAN HEATING
PERINEUM DERAJAT I DI BPM SRI HARYANTI SUKOHARJO.”
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dapat melakuakn asuhan kebidanan pada ibu dengan nifas normal menggunakan 7 langkah
manajemen varney dan melakukan pendokumentasian menggunakan SOAP secara
komperhensif.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif pada Ny. R umur 26
tahun dengan Heating Perineum Derajat I di BPM Sri Haryanti Sukoharjo.
b. Dapat membuat interpretasi data dengan tepat pada pada Ny. R umur 26 tahun dengan
Heating Perineum Derajat I di BPM Sri Haryanti Sukoharjo
c. Dapat menentukan diagnosa/masalah potensial dan antisipasi pada Ny. R umur 26 tahun
dengan Heating Perineum Derajat I di BPM Sri Haryanti Sukoharjo.
d. Dapat menentukan tindakan segera yang tepat untuk pada Ny. R umur 26 tahun dengan
Heating Perineum Derajat I di BPM Sri Haryanti Sukoharjo.
e. Dapat membuat perencanaan tindakan yang tepat untuk pada Ny. R umur 26 tahun dengan
Heating Perineum Derajat I di BPM Sri Haryanti Sukoharjo
f. Dapat melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik pada Ny. R umur 26
tahun dengan Heating Perineum Derajat I di BPM Sri Haryanti Sukoharjo
g. Dapat melakuakn evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan dari awal sampai akhir pada
Ny. R umur 26 tahun dengan Heating Perineum Derajat I di BPM Sri Haryanti Sukoharjo
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Nifas
Masa nifas (Puerperium) adalah masa pulihnya kembali mulai dari partus selesai sampai
kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu.
C. Fisiologi Nifas
Menurut Mochtar pada ibu nifas akan mengalami sebagai berikut:
1. Involusio
Adalah pulihnya kembali alat-alat genetalia dan jalan lahir setelah plasenta lahir sampai
mencapai keadaan seperti prahamil
a. Involusio rahim
Pengertian rahim, karena :
Isi darah dalam rahim telah keluar
Otot – otot dinding rahim mengecil oleh proses autolysis (penghancuran jaringan otot)
dimana zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi dan kemudian dibuang dengan air
kencing
Para : 2, A : 0, Hidup : 2
Usia Kehamilan : 40 minggu
Kelainan selama hamil: tidak ada
Tanggal persalinan : 5 Juni 2013 Jam : 16.15 WIB
Jenis persalinan : normal
Perdarahan : Kala I : - cc
Kala II : 75 cc
Kala III : 100 cc
Kala IV : 50 cc
Jumlah : 225 cc
j. Data Psikologi
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik Kesadaran : CM
Vital Sign : TD : 120/80 mmHg N : 84 x/ menit
S : 370C R : 20x/ menit
BB sebelum hamil : 53 kg
BB sekarang : 62 kg
TB : 158 cm
LILA : 27 cm
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala dan Leher
Rambut : warna hitam, bersih, pertumbuhan baik, kulit kepala tidak
ada lesi
Wajah : tidak ada oedem, simetris
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada
secret
Hidung : bersih, tidak ada polip, simetris, tidak ada secret
Mulut : bersih, warna kemerahan, siemtris
Gigi : gigi tidak ada caries, tidak ada karang gigi
Gusi : warna kemerahan, tidak ada oedem
Bibir : warna merah, ada kelembapan, simetris, tidak ada lesi
Telinga : bersih,tidak ada serumen
Leher : Kelenjar thyroid : tidak ada pembengkakan
Kelenjar Parotis : tidak ada pembengkakan
Bentuk : simetris
Massa : tidak ada massa
Kekakuan : tidak ada
Dada
Auskultasi jantung : normal
Auskultasi paru : normal
Bentuk : simetris
Payudara
Pembesaran : Ada
Bentuk dan ukuran : Simetris
Warna : Normal
Keadaan putting : Menonjol
Pengeluaran : Ada
Jenis : Kolostrum
Hyeprpigmentasi : Areola
Benjolan : Tidak ada benjolan / massa
Nyeri : Tidak nyeri
KGB Axila : tidak ada pembesaran
Abdomen :
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kontraksi : Baik
Konsistensi : Teratur
Genetalia :
Oedem : tidak ada oedem
Varices : tidak ada varices
PPV :
Warna Lochea : Merah
Jenis : Rubra
Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut/hari, penuhnya 75 cc
Bau : Khas Darah
Infeksi : Tidak ada
Kelenjar Bartholini : tidak ada oedem, massa maupun cairan abnormal.
B. INTERPRETASI DATA
Tanggal / jam : 5 Juni 2013/ 18.35 WIB
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. R P2A0 umur 26 tahun post partum dengan Luka Jahitan Perineum Derajat I.
Dasar Subyektif : ibu mengatakan telah melahirkan bayinya 16.35 yang lalu dan sekarang
badannya masih lemas serta perutnya terasa mules.
Dasar Obyektif : KU : Baik Kesadaran : composmentis
VS : T : 120/80 mmHg R : 20 x/menit
N : 84 x/menit S : 370C
TFU : 2 jari dibawah px
Kontraksi uterus : keras, konsistensi uterus: teratur
PPV : Lochea Rubra, Warna Merah, Banyaknya 75 cc.
Pemeriksaan Payudara :
a. Pembesaran : Ada
b. Bentuk dan ukuran : Simetris
c. Warna : Normal
d. Keadaan putting : Menonjol
e. Pengeluaran : Ada
f. Jenis : Kolostrum
g. Hyeprpigmentasi : Areola
h. Benjolan : Tidak ada benjolan / massa
i. Nyeri : Tidak nyeri
2. Masalah
DS : ibu mengatakan merasakan nyeri pada luka jahitan.
DO : perineum dengan jahitan satu – satu sebanyak 3 jahitan
D. TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
E. PERENCANAAN
Tanggal/Jam : 5 Juni 2013/ 18.45 WIB
1. Observasi KU ,VS, PPV. TFU, dan kontraksi uterus.
2. Beritahu ibu tentang penyebab mules
3. Anjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini.
4. Beritahu ibu tentang cara menjaga personal hygine.
5. Beritahu ibu cara menyusui yang benar
6. Beritahu ibu untuk beraktivitas kerja secara pelan-pelan
7. Beritahu ibu untuk menyusui bayinya sesuai kebutuhan
8. Beritahu ibu untuk banyak makan-makan yang berprotein agar luka jahitan cepat sembuh
9. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
10. Beritahu ibu tentang cara melakukan perawatan luka jahitan perineum.
11. Berikan terapi.
F. IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam : 5 Juni 2013/ 14.20 WIB
1. Mengobservasi KU ,VS, PPV. TFU, dan kontraksi uterus.
2. Memberitahu ibu tentang penyebab mules : disebabkan oleh adanya kontraksi dari uterus
untuk kembali ke keadaan semula sebelum hamil.
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini seperti mulai miring, duduk dan
benjalan – jalan.
4. Memberitahu ibu tentang cara menjaga personal hygine :
a. Kebersihan mandi 2 x sehari.
b. Saat setelah BAK / BAB mencuci vulva hingga bersih dari depan ke belakang.
c. Mengganti pembalut bila penuh atau 2 – 3 x sehari.
5. Memberitahu ibu cara menyusui yang benar :
a. Bayi diletakkan di lengkung tangan ibu, telapak tangan ibu memegang bokong dan kepala
bayi menghadap ke payudara ibu, perut bayi menempel perut ibu.
b. Kepala, telinga dan bahu sejajr satu garis lurus.
c. Oleskan sedikit air susu ibu ke putting susu ibu dan areola.
d. Sangga payudara ibu dengan tangan, kemudian rngsang mulut bayi agar membuka dengan
menggunakan putting susu ibu.
e. Masukkanputting susu ibu dan sebagian areola segera setelah bayi membuka mulut.
f. Perhatikan bayi selama menyusui agar tidak tersedak.
g. Bila bayi sudah puas keluaran putting susu secara perlahan dengan menarik perlahan dagu
bayi atau dengan memasukkan jari kelingking dari sisi mulut bayi.
h. Oleskan sedikit air susu ibu ke putting dan areola dan biarkan sampai kering.
6. Menjelaskan kepada ibu cara membersihkan vulva hygiene
a. Siram vulva dengan air cebok yang berisi larutan desinfektan
b. Kemudian ambil kapas sublimat untuk membuka libia minora. Vulva dibersihkan mulai dari
libia minora kiri, libia minora kanan, libia mayora kiri, libia mayora kanan, vestibulum,
perineum.
c. Cara mengusap dari atas ke bawah bila masih kotor diusap lagi dengan kapas sublimat yang
baru hingga bersih.
d. Keadaan perineum diperhatikan jahitannya, bagaimana jahitannya apakah masih basah,
apakah ada pembengkakan, iritasi dan sebagainya
e. Jahitan perineum dikompres dengan betadin
7. Menganjurkan ibu untuk beraktivitas kerja secara pelan-pelan
8. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesuai kebutuhan
9. Menganjurkan ibu untuk banyak makan-makan yang berprotein agar luka jahitan cepat
sembuh
10. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
11. Memberitahu ibu tentang cara melakukan perawatan luka jahitan perineum : jangan
disentuh – sentuh dan dibersihkan dari arah vulva menuju anus.
12. Memberikan terapi :
a. Etamox 3 x 500 mg/ hari
b. Asam Mefnamat 3 x 500 mg/ hari
G. EVALUASI
Tanggal/Jam : 5 Juni 2013/ 19.10 WIB
1. KU : Baik Kesadaran : composmentis
VS : T : 120/80 mmHg R : 20 x/menit
N : 84 x/menit S : 370C
TFU : 2 jari dibawah px
Kontraksi uterus : keras, konsistensi uterus: teratur
PPV : Lochea Rubra, Warna Merah, Banyaknya 75 cc.
2. Ibu sudah paham jika perutnya itu mules disebabkan karena adanya kontraksi rahim untuk
kembali ke bentuk semula.
3. Ibu sudah bisa miring, dudu dan berjalan – jalan.
4. Ibu bersedia untuk menjaga personal hygiene.
5. Ibu sudah mengetahui cara menyusui yang benar.
6. Ibu bersedia untuk beraktivitas kerja secara pelan-pelan
7. Ibu bersedia untuk menyusui bayinya sesuai kebutuhan
8. Ibu bersedia untuk makan-makanan yang berprotein agar luka jahitan cepat sembuh
9. Ibu bersedia untuk beristirahat yang cukup.
10. Ibu sudah mengetahui cara perawatan luka perineum .
11. Terapi telah diberikan pada ibu.
DATA PERKEMBANGAN
Tanggal /Jam : 6 Juni 2013 / 07.00 WIB
A. Subyektif :
1. Ibu mengatakan rasa mules di perutnya sudah berkurang
2. Ibu mengatakan badannya sudah tidak lemas lagi.
3. Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya dan ASI yang keluar lancar
4. Ibu mengatakan sudah mulai berjalan.
B. Obyektif :
KU : Baik Kesadaran : Composmentis
VS : T : 120 / 80 mmHg S : 37 0C
N : 84 x / menit R : 20 x / menit
TFU : 2 jari bawah pusat
Payudara : pengeluaran ASI lancar, jenis kolostrum
Kontraksi uterus : keras, konsistensi teratur
PPV : lochea rubra, warna merah, banyak 4 - 6 x ganti pembalut, penuhnya 50 cc
C. Assesment :
Ny. S P2A0 umur 29 tahun post partum hari kedua dengan nifas normal.
D. Penatalaksanaaan :
Tangal / jam : 6 Juni 2013 / 07. 20 WIB
1. Mengobservasi KU, VS, PPV, TFU dan kontraksi uterus.
KU : Baik Kesadaran : Composmentis
VS : T : 120 / 70 mmHg S : 36,5 0C
N : 84 x / menit R : 24 x / menit
TFU : 2 jari bawah pusat
Payudara : pengeluaran ASI lancar, jenis kolostrum
Kontraksi uterus : keras, konsistensi teratur
PPV : lochea rubra, warna merah, banyak 4- 6 x ganti pembalut, penuhnya
50 cc
2. Menganjurkan ibu untuk terus menyusui bayinya secara on demand
Ibu bersedia untuk menyusui bayinya secara on demand
3. Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat, makan – makanan yang bergizi dan minum yang
cukup
Ibu bersedia ibu untuk cukup istirahat, makan – makanan yang bergizi dan minum yang
cukup
4. Menjelaskan pada ibu tentang tanda – tanda bahaya pada masa nifas
Tanda – tanda bahaya pada masa nifas :
a. Perdarahan dan pengeluaran abnormal.
b. Sakit daerah perut atau punggung.
c. Bengkak pada ekstremitas.
d. Demam / muntah / sakit pada saat BAK.
e. Sakit kepala terus – menerus / penglihatan kabur / nyeri ulu hati.
f. Perubahan pada payudara : payudara berubah menjadi merah, panas dan terasa sakit.
g. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama.
h. Rasa sakit / nyeri, kemerahan, panas disertai dengan area pada betis keras.
i. Depresi ostpartum ; perasaan sedih / tidak mampu mengasuh bayinya sendiri, perasaan
letih, nafas terengah – rengah.
Ibu sudah mengetahui tanda – tanda bahaya pada masa nifas.
5. Menjelaskan pada ibu tentang pendidikan kesehatan ASI Eksklusif
a. Pengertian ASI Eksklusif : pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa
tambahan cairan ataupun makanan lain.
b. Manfaat ASI eksklusif :
Pada ibu : lebih hemat, melindungi dan mencegah kanker payudara, membentu menurunkan
berat badan dan mengembalikan bentuk ideal tubuh ibu seperti sebelu hamil.
Pada bayi : mudah dalam memberikan dan lebih higienis, relatif aman dan kemungkinan
terjadi alergi.
c. Cara Penerapan ASI Eksklusif :
IMD selama 1 jam setelah kelahiran bayinya.
ASI Eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman.
ASI diberikan secara on demand, setiap hari setiap malam.
ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir, maupun dot.
d. Cara penyimpanan ASI:
ASI dapat disimpan dalam botol gelas/ plastik, termasuk plastik klip ±80 – 100 cc.
ASI yang disimpan dalam frezer dan sudah dikeluarkan sebaiknya tidak digunakan lagi
setelah 2 hari.
ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 40C
ASI tidak boleh dipanaskan.
e. Jenis ASI
Kolostrum : pencahar yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usu bayo baru lahir
segera bersih dan siap menerima ASI, duhasilkan pada hari pertama sampai hari keempat.
ASI Peralihan : ASI ini diproduksi pada hari kelimasampai hari kesepuluh, komposisi protein
semakin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi.
ASI Matur : ASI yang disekresikan pada hari kesepuluh sampai seterusnya, ASI matur
merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai
enam bulan.
f. Komposisi ASI :
Imunoglobulin : seperti IgA, IgM, IgD, dan IgE
Lisozim : terdapat dalam ASI sebanyak 6 – 300 ml / 1000 ml, fungsinya bakteriostatik
terhadap enterobakteria dan kuman gram (-)
Laktoperiodase: membantu membunuh streptococcus
lipase. : zat antivirus
Ibu sudah mengetahui tentang pendidikan kesehatan ASI Ekskluasif.
6. Cara Membersihkan Vulva hygiene
Menganjurkan ibu menjaga kebersihan daerah genetalianya dengan mencuci daerah
genetalia menggunakan sabun dan air serta dikeringkan sebelum memakai pembalut setiap
kali selesai BAB/BAK, membersihkan dari depan ke belakang, pembalut diganti minimal 3
x/hari, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan
daerah genetalia.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan heating perineum derajat I
dengan tujuh langkah varney, penulis mengambil kesimpulan :
1. Penulis telah mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan kebidanan pada ibu
nifas dengan heating perineum derajat I di BPM Sri Haryanti Sukoharjo.
2. Hasil pengkajian yang penulis dapatkan yaitu Ny. R P2A0 post partum dengan heating
perineum derajat I telah melahirkan bayinya dan badannya lemas, riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu normal, riwayat persalinan normal, anak hidup jenis kelamin
perempuan, BB 2800 gram, PB 47 cm, rawat gabung. Riwayat kesehatan di dalam keluarga
tidak ada yang menderita apapun, kebiasaan sehari-hari dalam batas normal, ibu dan keluarga
sangat senang atas kelahiran bayinya, ibu sedikit tahu cara perawatan payudara dan bayinya,
alat kontrasepsi yang dipakai adalah KB suntik 3 bulanan. Data obyektif dalam batas normal,
masalah perut ibu terasa mules, diagnosa potensial dan antisipasi tidak ada, tindakan segera
tidak ada, intervensi observasi KU dan VS, observasi kontraksi uterus, observasi TFU dan
PPV, beri KIE tentang penyebab mules, cara menjaga personal hygiene, cara menyusui yang
benar, cara melakukan perawatan luka perineum, beri KIE tentang tanda bahaya nifas
Evaluasi KU baik, ibu sudah tahu penyebab mules, cara menjaga personal hygiene, cara
menyusui yang benar, cara melakukan perawatan luka perineum, ibu sudah tahu tanda bahaya
nifas, Vital Sign T : 120/80 mmHg, N : 84 x/menit, S : 370C, R : 20 x/menit.
3. Dalam pelaksanaan Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan heating perineum derajat I pada
Ny. R tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek di lahan praktek
B. Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
a. Hendaknya selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan perkembangan
IPTEK
b. Diharapkan dapat bekerjasama dalam mengatasi masalah yang akan timbul Bagi Rumah
Sakit
2. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan memiliki peralatan yang cukup untuk menangani masalah gawat darurat pada
masa nifas
3. Bagi Pasien
Setelah diberikan asuhan diharapkan pasien dapat mengenali tanda bahaya pada masa nifas
DAFTAR PUSTAKA