Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PATOLOGI PADA Ny.

R UMUR 26
TAHUN P2A0 DENGAN LUKA JAHITAN PERINEUM DERAJAT I DI
BPM SRI HARYANTI SUKOHARJO

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyebab kematian terbesar kematian ibu di indonesia adalah perdarahan (60%), abortus
(10%), infeksi (9 %), toxemia (7 %), akibat meningkatnya angka kematian ibu (AKI) ini
disebabkan juga karena ibu mengalami komplikasi tidak mampu mendapatkan pertolongan.
Setelah itu, dikarenakan oleh keempat keterlembatan mengenai tanda bahaya, keterlambatan
dalam mencapai sarana pelayanan yang tepat disarana pelayanan memadai dan keterlambatan
dalam memperoleh pelayanan yang tepat disarana eksehatan.
Masa nifas adalah dimulai setelah melahirkan plasenta berakhir ketika alat-alat
kandungan berakhir seperti keadaan sebelum hamil. Asuhan masa nifas diperlukan
dalamperiode ini karena merupakan massa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan
bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa
nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Saifuddin, 2002).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul “ASUHAN
KEBIDANAN IBU NIFAS PADA Ny.R UMUR 26 TAHUN P2A0 DENGAN HEATING
PERINEUM DERAJAT I DI BPM SRI HARYANTI SUKOHARJO.”

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dapat melakuakn asuhan kebidanan pada ibu dengan nifas normal menggunakan 7 langkah
manajemen varney dan melakukan pendokumentasian menggunakan SOAP secara
komperhensif.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif pada Ny. R umur 26
tahun dengan Heating Perineum Derajat I di BPM Sri Haryanti Sukoharjo.
b. Dapat membuat interpretasi data dengan tepat pada pada Ny. R umur 26 tahun dengan
Heating Perineum Derajat I di BPM Sri Haryanti Sukoharjo
c. Dapat menentukan diagnosa/masalah potensial dan antisipasi pada Ny. R umur 26 tahun
dengan Heating Perineum Derajat I di BPM Sri Haryanti Sukoharjo.
d. Dapat menentukan tindakan segera yang tepat untuk pada Ny. R umur 26 tahun dengan
Heating Perineum Derajat I di BPM Sri Haryanti Sukoharjo.
e. Dapat membuat perencanaan tindakan yang tepat untuk pada Ny. R umur 26 tahun dengan
Heating Perineum Derajat I di BPM Sri Haryanti Sukoharjo
f. Dapat melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik pada Ny. R umur 26
tahun dengan Heating Perineum Derajat I di BPM Sri Haryanti Sukoharjo
g. Dapat melakuakn evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan dari awal sampai akhir pada
Ny. R umur 26 tahun dengan Heating Perineum Derajat I di BPM Sri Haryanti Sukoharjo
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Nifas
Masa nifas (Puerperium) adalah masa pulihnya kembali mulai dari partus selesai sampai
kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu.

B. Tahap Masa Nifas


Nifas dibagi menjadi 3 periode :
1. Puerperium dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan
2. Puerperium inter medial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu
3. Remot puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, waktu untuk sehat sempurna bisa
berminggu – minggu, berbulan – bulan dan bertahun – tahun.

C. Fisiologi Nifas
Menurut Mochtar pada ibu nifas akan mengalami sebagai berikut:
1. Involusio
Adalah pulihnya kembali alat-alat genetalia dan jalan lahir setelah plasenta lahir sampai
mencapai keadaan seperti prahamil
a. Involusio rahim
Pengertian rahim, karena :
 Isi darah dalam rahim telah keluar
 Otot – otot dinding rahim mengecil oleh proses autolysis (penghancuran jaringan otot)
dimana zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi dan kemudian dibuang dengan air
kencing

b. Involusio tempat plasenta


Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata,
kira-kira sebesar telapak tangan dengan tepat luka ini mengecil dan sembuh kembali setelah 6
minggu post partum
c. Luka jalan lahir
Luka-luka pada jalan lahir bila tidak ada infeksi, akan sembuh dalam waktu 7-10 hari
d. Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi
karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri
harus mengecil lagi dalam nifas
e. Perubahan pada servik dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, ostium-eksternum dapat dilalui oleh 2 jari pinggir-
pinggirnya tidak rata, retak-retak karena robekan dalam persalinan. Vagina yang sangat
diregangkan waktu persalinan lambat laun mencapai ukuran-ukuran normal
Pada minggu ke 3 post partum rugae mulai tampak kembali
f. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan dinding perut longgar karena di regang begitu lama, tetapi biasanya pulih
kembali dalam 6 minggu
g. Rasa sakit
After paints karena kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2 – 4 hari post partum
2. Lochea
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina pada masa nifas normal, bau anyir
dan tidak busuk
a. Lochea Rubra
Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernix kaseosa, lanugo dan
mekoneum selama 2 hari post partum
b. Lochea Sanguilenta
Berwarna merah kecoklatan berisi darah dan lendir hari ke 3-7 post partum
c. Lochea Serosa
Berwarna kuning, cair dan berdarah pada hari ke 7-14 post partum
d. Lochea Alba
Cairan putih setelah 2 minggu
e. Lochea Purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
f. Locheastatis
Lochea yang tidak lancar keluarnya
3. Laktasi
Masing – masing buah dada terdiri dari 15-24 labus yang terletak radiar dan terpisah satu
sama lain oleh jaringan lemak. Tiap labus terdiri dari lobula yang terdiri pula dari acini. Acini
ini menghasilkan air susu, tiap lobulus mempunyai cairan halus untuk menghasilkan dan
mengalirkan air susu. Tiap lobulus mempunyai saluran halus untuk mengalurkan air susu,
pembentukan ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin yang berasal dari bagian depan kelenjar
umbi. Selama terbentuk zat ini hormons esterogen oleh uri pembentukan prolaktin terlambat.
Dengan terhentinya pengaruh esterogen selama persalinan, maka produksi prolaktin
meningkat keadaan ini menyebabkan kelenjar mammae membentuk ASI. Pembentuk ASI
dimulai 3-4 jam post partum. Hormon oksitosin memegang peranan penting dalam
mekanisme pengeluaran ASI dari seluruh kelenjar
(Sarwono, 2002 : 238)

D. Nasehat – Nasehat Pasca Ibu Melahirkan


1. Early Ambulation (Mobilisasi Dini)
Adalah tindakan membimbing pasien keluar dari tempat tidur dan membimbing selekas
mungkin berjalan.
Keuntungan:
a. Pasien merasa lebih sehat dan kuat
b. Fungsi usus dan kemih baik
c. Mengajarkan kepada ibu untuk memelihara bayinya sendiri.
2. Diet
Makanan harus bergizi cakupan kalori, protein, banyak sayuran, dan buah untuk memulihkan
tenaga, pembentukan dan pengeluaran ASI
3. Miksi dan defekasi
a. Miksi harus ada 6 jam post partum
b. Defekasi harus ada 3 jam post partum
4. Perawatan Payudara
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kuning, terutama putting susu
b. Menggunakan BH yang menyokong payudara
c. Apabila putting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu
d. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selam 24 jam, ASI dapat diminumkan dengan
sendok.
5. Pemeriksaan paska persalinan
a. Pemeriksaan umum
b. Keadaan umum
c. Payudara
d. Dinding perut
e. Secret yang keluar
f. Keadaan alat kandungan
6. Senam nifas
Tujuan
a. Mengurangi rasa sakit pada otot-otot
b. Mengencangkan otot-otot perut
c. Memperbaiki perdarahan
d. Melancarkan pengeluaran lochea
e. Mempercepat involusio
f. Menghindari kelainan
7. Nasehat ibu post partum
a. Follow up
b. Susukan bayi anda sesegera mungkin
c. Mengajarkan senam nifas
d. Untuk kesehatan ibu bayi dan keluarga maka ber-KB lah
e. Imunisasikan bayi anda

E. Seksualitas Post Partum


1. secara fisik aman melalui hubungan – hubungan suai istri begitu darah merah berhenti, dan
ibu dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa rasa sakit. Begitu darah
merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri maka aman untuk melakukan hubungan suami istri
kapan saja ibu siap.
2. banyak budaya yang memiliki tradisi menunda masa hubungan suami istri sampai masa
waktu tertentu. Misalnya 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung
pada pasangan yang bersangkutan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PATOLOGI
PADA Ny.R UMUR 26 TAHUN P2A0 DENGAN LUKA JAHITAN PERINEUM
DERAJAT I DI BPM SRI HARYANTI SUKOHARJO

Tanggal /Jam Masuk : 5 Juni 2013/ 15.00 WIB


Bidan : Bidan Sri Haryanti
Tempat : BPM Sri Haryanti
A. PENGKAJIAN
Tanggal / jam : 5 Juni 2013/18.25 WIB
1. Data Subyektif
Identitas Pasien Nama Suami
Nama : Ny. R Nama : Tn. S
Umur : 26 tahun Umur : 33 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Domisili RT 6 Bendosari Sukoharjo
a. Alasan Datang
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada tangal 5 Juni 2013 jam 16.15 WIB dan
sekarang badannya masih lemas dan nyeri pada luka jahitan.
b. Riwayat kehamilan dan persalinan sekarang

 Para : 2, A : 0, Hidup : 2
 Usia Kehamilan : 40 minggu
 Kelainan selama hamil: tidak ada
 Tanggal persalinan : 5 Juni 2013 Jam : 16.15 WIB
 Jenis persalinan : normal

 Lama persalinan : Kala I = 7 jam


Kala II = 15 menit
Kala III = 10 menit
Kala IV = 2 jam

 Perdarahan : Kala I : - cc
Kala II : 75 cc
Kala III : 100 cc
Kala IV : 50 cc
Jumlah : 225 cc

 Penyulit dalam persalinan : tidak ada


 Penolong : Bidan
 Kelainan bawaan : tidak ada
 Anak : hidup. Tunggal
BB : 2,8 Kg
PB : 47 cm
c. Rawat Gabung : ya
Alasan : untuk memudahkan bayi mendapatkan ASI dan mendekatkan ibu dengan
bayinya.
e. Riwayat Perkawinan
 Umur waktu menikah : 20 tahun
 Kawin berapa kali : Ibu mengatakan 1 kali menikah
 Lama perkawinan : Ibu mengatakan 6 tahun menikah
 Jumlah anak : Ibu mengatakan mempunyai 2 anak
f. Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang : ibu mengatakan badannya lemas dan perutnya mules setelah
persalinan
 Riwayat kesehatan yang lalu : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menurun ( ashma,
DM ), menular ( TBC ), menahun ( jantung ) seperti seperti dada berdebar – debar
(jantung),sering makan,minum, dan kencing (DM), sesak nafas (Asma),tekanan darah
>140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit Kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi)
dan keputihan Gatal – Gatal (PMS).
 Riwayat kesehatan keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak menderita penyakit
menurun ( ashma, DM ), menular ( TBC ), menahun ( jantung ) seperti seperti dada berdebar
– debar (jantung),sering makan,minum, dan kencing (DM), sesak nafas (Asma),tekanan darah
>140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit Kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi)
dan keputihan Gatal – Gatal (PMS).
g. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu
Ha Kom Tempat UK Jenis Penol Nifas Anak Ket
mil plika persalin persali ong Lact perd Infek JK BB PB
ke- si an nan arah si
an
1 - BPM 39 Norma Bidan lancar - - L 3300 49 4,5
Sri mg l Sri gra cm thn
Haryant Harya m
i nti
h. Riwayat KB
JENIS LAMA KAPAN ALASAN
PENGGUNAAN DROP OUT DROP OUT
KB Suntik 3 3 tahun 2011 Ingin
bulanan mempunyai
anak kedua

 Rencana ber KB : Ibu mengatakan ada rencana ber-KB.


 Jenis Kontasepsi : KB Suntik 3 bulanan
 Kapan : Setelah bayinya lahir
 Tanggapan suami : Suami mendukung ibu untuk ber-KB.
 Jumlah anak yang diinginkan : 2 orang
i. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari – Hari
KEBUTUHAN POST
# Pola Makan
Frekuensi 1 kali
Porsi 1 piring
Jenis makanan Nasi, lauk,sayur
Makanan pantang Tidak ada
Keluhan Tidak ada
Merokok Tidak
Minuman keras Tidak
Minum jamu Tidak
# Pola Minum
Frekuensi I kali
Jenis Air Putih
Keluhan Tidak Ada
# Istirahat
Lama Tidur 1 jam
Keluhan Tidak ada
# Personal Hygiene
Mandi Sibin
Keramas Belum
Sikat Gigi Belum
Ganti Pakaian 1 kali
Keluhan Tidak ada
# Kehidupan seksual Belum dikaji
Frekuensi Belum dikaji
Keluhan Belum dikaji
# Eliminasi
Frekuensi BAK 2 kali
Warna Kuning jernih
Bau Khas
Keluhan Tidak ada
Frekuensi BAB Belum
Warna Belum
Bau Belum
Konsistensi Belum
Keluhan Belum

j. Data Psikologi

 Tanggapan ibu terhadap kelahiran bayinya


Ibu mengatakan sangat senang dengan kelahiran bayinya dan dapat lahir dengan selamat dan
keadaan bayinya sehat.

 Tanggapan suami/keluarga atas kelahiran bayinya


Senang atas kelahiran bayinya

 Dukungan yang diberikan suami / keluarga


Suami memberi dukungan mental pada ibu dan menyediakan kebutuhan ibu dan bayinya dan
membantu urusan rumah tangga nanti.

 Rencana menyusui bayinya


Ya, segera setelah bayinya lahir sampai berumur + 2 tahun.
k. Data Sosial – Budaya
 Hewan Peliharaan : ibu tidak memiliki hewan peliharaan seperti kucing atau
anjing di lingkuangan rumahnya.
 Lingkungan : bersih dan nyaman.
 Adat istiadat : Sepasaran (BBL)
Selapanan (BBL)
 Hubungan antara manusia: Hubungan ibu dengan masyarakat baik
 Hubungan dengan suami dan keluarga : baik
 Kegiatan sosial : Ibu aktif dalam kegiatan di kampong
l. Data Spiritual
 Ibu mampu menjalankan ibadanya dengan baik seperti tekun pengkajian rutin, ibu aktif
sholat 5 waktu
m. Pengetahuan Ibu
 Tentang Masa Nifas : ibu sudah mengetahui sedikit mengenai proses pada masa ifas seperti
pemberian ASI, perawatan payudara, perawatan bayi baru lahir, dan lain – lain.
 Tentang menyusui/makanan bayi :
Manfaat ASI : ibu sudah mengetahui bahwa dalam ASI terkandung gizi yang lebih tinggi di
banding susu formula.
Perawatan payudara : ibu mengatakan bahwa ibu sudah mengerti tentang cara perawatan
payudara
Makanan bayi : ibu mengatakan bahwa bayinya hanya boleh mendapatkan ASI saja samapi
usia 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun kecuali vitamin dan obat.
 Tentang Perawatan bayi : ibu mengatakan sudah mengetahui tentang caraperawatan bayi
 Pengetahuan ibu tentang senam nifas : Ibu mengatakan kurang tahu
 Tentang alat KB : ibu sudah mengetahui tentang alat kontrasepsi.

2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : Baik Kesadaran : CM
 Vital Sign : TD : 120/80 mmHg N : 84 x/ menit
S : 370C R : 20x/ menit
 BB sebelum hamil : 53 kg
BB sekarang : 62 kg
 TB : 158 cm
 LILA : 27 cm
b. Pemeriksaan Fisik
 Kepala dan Leher
 Rambut : warna hitam, bersih, pertumbuhan baik, kulit kepala tidak
ada lesi
 Wajah : tidak ada oedem, simetris
 Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada
secret
 Hidung : bersih, tidak ada polip, simetris, tidak ada secret
 Mulut : bersih, warna kemerahan, siemtris
 Gigi : gigi tidak ada caries, tidak ada karang gigi
 Gusi : warna kemerahan, tidak ada oedem
 Bibir : warna merah, ada kelembapan, simetris, tidak ada lesi
 Telinga : bersih,tidak ada serumen
 Leher : Kelenjar thyroid : tidak ada pembengkakan
 Kelenjar Parotis : tidak ada pembengkakan
 Bentuk : simetris
 Massa : tidak ada massa
 Kekakuan : tidak ada
 Dada
 Auskultasi jantung : normal
 Auskultasi paru : normal
 Bentuk : simetris
 Payudara
 Pembesaran : Ada
 Bentuk dan ukuran : Simetris
 Warna : Normal
 Keadaan putting : Menonjol
 Pengeluaran : Ada
 Jenis : Kolostrum
 Hyeprpigmentasi : Areola
 Benjolan : Tidak ada benjolan / massa
 Nyeri : Tidak nyeri
 KGB Axila : tidak ada pembesaran
 Abdomen :
 TFU : 2 jari di bawah pusat
 Kontraksi : Baik
 Konsistensi : Teratur
 Genetalia :
 Oedem : tidak ada oedem
 Varices : tidak ada varices
PPV :
 Warna Lochea : Merah
 Jenis : Rubra
 Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut/hari, penuhnya 75 cc
 Bau : Khas Darah
 Infeksi : Tidak ada
 Kelenjar Bartholini : tidak ada oedem, massa maupun cairan abnormal.

 Perineum dan Anus :


 Luka jahitan : ada, derajat 1
 Keadaan luka : tidak infeksi
 Tanda radang : tidak ada radang
 Keadaan vulva : normal
 Anus : tidak haemorroid
 Kelainan : tidak ada
 Ekstremitas :
 Atas : Baik
 Bawah : Baik
 Oedem : tidak ada
 Varices : tidak ada
 Kuku jari : kemerahan
 Reflek patella : +/+
 Obat – obatan yang dipakai :
 Etamox 3 x 500 mg/ hari
 Asam Mefenamat 3 x 500 mg/ hari
 Pemeriksaan Penunjang : tidak dilakukan pemeriksaan

B. INTERPRETASI DATA
Tanggal / jam : 5 Juni 2013/ 18.35 WIB
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. R P2A0 umur 26 tahun post partum dengan Luka Jahitan Perineum Derajat I.
Dasar Subyektif : ibu mengatakan telah melahirkan bayinya 16.35 yang lalu dan sekarang
badannya masih lemas serta perutnya terasa mules.
Dasar Obyektif : KU : Baik Kesadaran : composmentis
VS : T : 120/80 mmHg R : 20 x/menit
N : 84 x/menit S : 370C
TFU : 2 jari dibawah px
Kontraksi uterus : keras, konsistensi uterus: teratur
PPV : Lochea Rubra, Warna Merah, Banyaknya 75 cc.
Pemeriksaan Payudara :
a. Pembesaran : Ada
b. Bentuk dan ukuran : Simetris
c. Warna : Normal
d. Keadaan putting : Menonjol
e. Pengeluaran : Ada
f. Jenis : Kolostrum
g. Hyeprpigmentasi : Areola
h. Benjolan : Tidak ada benjolan / massa
i. Nyeri : Tidak nyeri
2. Masalah
DS : ibu mengatakan merasakan nyeri pada luka jahitan.
DO : perineum dengan jahitan satu – satu sebanyak 3 jahitan

C. DIAGNOSA POTENSIAL dan ANTISIPASI


Tidak ada

D. TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
E. PERENCANAAN
Tanggal/Jam : 5 Juni 2013/ 18.45 WIB
1. Observasi KU ,VS, PPV. TFU, dan kontraksi uterus.
2. Beritahu ibu tentang penyebab mules
3. Anjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini.
4. Beritahu ibu tentang cara menjaga personal hygine.
5. Beritahu ibu cara menyusui yang benar
6. Beritahu ibu untuk beraktivitas kerja secara pelan-pelan
7. Beritahu ibu untuk menyusui bayinya sesuai kebutuhan
8. Beritahu ibu untuk banyak makan-makan yang berprotein agar luka jahitan cepat sembuh
9. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
10. Beritahu ibu tentang cara melakukan perawatan luka jahitan perineum.
11. Berikan terapi.

F. IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam : 5 Juni 2013/ 14.20 WIB
1. Mengobservasi KU ,VS, PPV. TFU, dan kontraksi uterus.
2. Memberitahu ibu tentang penyebab mules : disebabkan oleh adanya kontraksi dari uterus
untuk kembali ke keadaan semula sebelum hamil.
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini seperti mulai miring, duduk dan
benjalan – jalan.
4. Memberitahu ibu tentang cara menjaga personal hygine :
a. Kebersihan mandi 2 x sehari.
b. Saat setelah BAK / BAB mencuci vulva hingga bersih dari depan ke belakang.
c. Mengganti pembalut bila penuh atau 2 – 3 x sehari.
5. Memberitahu ibu cara menyusui yang benar :
a. Bayi diletakkan di lengkung tangan ibu, telapak tangan ibu memegang bokong dan kepala
bayi menghadap ke payudara ibu, perut bayi menempel perut ibu.
b. Kepala, telinga dan bahu sejajr satu garis lurus.
c. Oleskan sedikit air susu ibu ke putting susu ibu dan areola.
d. Sangga payudara ibu dengan tangan, kemudian rngsang mulut bayi agar membuka dengan
menggunakan putting susu ibu.
e. Masukkanputting susu ibu dan sebagian areola segera setelah bayi membuka mulut.
f. Perhatikan bayi selama menyusui agar tidak tersedak.
g. Bila bayi sudah puas keluaran putting susu secara perlahan dengan menarik perlahan dagu
bayi atau dengan memasukkan jari kelingking dari sisi mulut bayi.
h. Oleskan sedikit air susu ibu ke putting dan areola dan biarkan sampai kering.
6. Menjelaskan kepada ibu cara membersihkan vulva hygiene
a. Siram vulva dengan air cebok yang berisi larutan desinfektan
b. Kemudian ambil kapas sublimat untuk membuka libia minora. Vulva dibersihkan mulai dari
libia minora kiri, libia minora kanan, libia mayora kiri, libia mayora kanan, vestibulum,
perineum.
c. Cara mengusap dari atas ke bawah bila masih kotor diusap lagi dengan kapas sublimat yang
baru hingga bersih.
d. Keadaan perineum diperhatikan jahitannya, bagaimana jahitannya apakah masih basah,
apakah ada pembengkakan, iritasi dan sebagainya
e. Jahitan perineum dikompres dengan betadin
7. Menganjurkan ibu untuk beraktivitas kerja secara pelan-pelan
8. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesuai kebutuhan
9. Menganjurkan ibu untuk banyak makan-makan yang berprotein agar luka jahitan cepat
sembuh
10. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
11. Memberitahu ibu tentang cara melakukan perawatan luka jahitan perineum : jangan
disentuh – sentuh dan dibersihkan dari arah vulva menuju anus.
12. Memberikan terapi :
a. Etamox 3 x 500 mg/ hari
b. Asam Mefnamat 3 x 500 mg/ hari

G. EVALUASI
Tanggal/Jam : 5 Juni 2013/ 19.10 WIB
1. KU : Baik Kesadaran : composmentis
VS : T : 120/80 mmHg R : 20 x/menit
N : 84 x/menit S : 370C
TFU : 2 jari dibawah px
Kontraksi uterus : keras, konsistensi uterus: teratur
PPV : Lochea Rubra, Warna Merah, Banyaknya 75 cc.
2. Ibu sudah paham jika perutnya itu mules disebabkan karena adanya kontraksi rahim untuk
kembali ke bentuk semula.
3. Ibu sudah bisa miring, dudu dan berjalan – jalan.
4. Ibu bersedia untuk menjaga personal hygiene.
5. Ibu sudah mengetahui cara menyusui yang benar.
6. Ibu bersedia untuk beraktivitas kerja secara pelan-pelan
7. Ibu bersedia untuk menyusui bayinya sesuai kebutuhan
8. Ibu bersedia untuk makan-makanan yang berprotein agar luka jahitan cepat sembuh
9. Ibu bersedia untuk beristirahat yang cukup.
10. Ibu sudah mengetahui cara perawatan luka perineum .
11. Terapi telah diberikan pada ibu.

DATA PERKEMBANGAN
Tanggal /Jam : 6 Juni 2013 / 07.00 WIB

A. Subyektif :
1. Ibu mengatakan rasa mules di perutnya sudah berkurang
2. Ibu mengatakan badannya sudah tidak lemas lagi.
3. Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya dan ASI yang keluar lancar
4. Ibu mengatakan sudah mulai berjalan.
B. Obyektif :
KU : Baik Kesadaran : Composmentis
VS : T : 120 / 80 mmHg S : 37 0C
N : 84 x / menit R : 20 x / menit
TFU : 2 jari bawah pusat
Payudara : pengeluaran ASI lancar, jenis kolostrum
Kontraksi uterus : keras, konsistensi teratur
PPV : lochea rubra, warna merah, banyak 4 - 6 x ganti pembalut, penuhnya 50 cc

C. Assesment :
Ny. S P2A0 umur 29 tahun post partum hari kedua dengan nifas normal.

D. Penatalaksanaaan :
Tangal / jam : 6 Juni 2013 / 07. 20 WIB
1. Mengobservasi KU, VS, PPV, TFU dan kontraksi uterus.
KU : Baik Kesadaran : Composmentis
VS : T : 120 / 70 mmHg S : 36,5 0C
N : 84 x / menit R : 24 x / menit
TFU : 2 jari bawah pusat
Payudara : pengeluaran ASI lancar, jenis kolostrum
Kontraksi uterus : keras, konsistensi teratur
PPV : lochea rubra, warna merah, banyak 4- 6 x ganti pembalut, penuhnya
50 cc
2. Menganjurkan ibu untuk terus menyusui bayinya secara on demand
Ibu bersedia untuk menyusui bayinya secara on demand
3. Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat, makan – makanan yang bergizi dan minum yang
cukup
Ibu bersedia ibu untuk cukup istirahat, makan – makanan yang bergizi dan minum yang
cukup
4. Menjelaskan pada ibu tentang tanda – tanda bahaya pada masa nifas
Tanda – tanda bahaya pada masa nifas :
a. Perdarahan dan pengeluaran abnormal.
b. Sakit daerah perut atau punggung.
c. Bengkak pada ekstremitas.
d. Demam / muntah / sakit pada saat BAK.
e. Sakit kepala terus – menerus / penglihatan kabur / nyeri ulu hati.
f. Perubahan pada payudara : payudara berubah menjadi merah, panas dan terasa sakit.
g. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama.
h. Rasa sakit / nyeri, kemerahan, panas disertai dengan area pada betis keras.
i. Depresi ostpartum ; perasaan sedih / tidak mampu mengasuh bayinya sendiri, perasaan
letih, nafas terengah – rengah.
Ibu sudah mengetahui tanda – tanda bahaya pada masa nifas.
5. Menjelaskan pada ibu tentang pendidikan kesehatan ASI Eksklusif
a. Pengertian ASI Eksklusif : pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa
tambahan cairan ataupun makanan lain.
b. Manfaat ASI eksklusif :
 Pada ibu : lebih hemat, melindungi dan mencegah kanker payudara, membentu menurunkan
berat badan dan mengembalikan bentuk ideal tubuh ibu seperti sebelu hamil.
 Pada bayi : mudah dalam memberikan dan lebih higienis, relatif aman dan kemungkinan
terjadi alergi.
c. Cara Penerapan ASI Eksklusif :
 IMD selama 1 jam setelah kelahiran bayinya.
 ASI Eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman.
 ASI diberikan secara on demand, setiap hari setiap malam.
 ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir, maupun dot.
d. Cara penyimpanan ASI:
 ASI dapat disimpan dalam botol gelas/ plastik, termasuk plastik klip ±80 – 100 cc.
 ASI yang disimpan dalam frezer dan sudah dikeluarkan sebaiknya tidak digunakan lagi
setelah 2 hari.
 ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 40C
 ASI tidak boleh dipanaskan.
e. Jenis ASI
 Kolostrum : pencahar yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usu bayo baru lahir
segera bersih dan siap menerima ASI, duhasilkan pada hari pertama sampai hari keempat.
 ASI Peralihan : ASI ini diproduksi pada hari kelimasampai hari kesepuluh, komposisi protein
semakin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi.
 ASI Matur : ASI yang disekresikan pada hari kesepuluh sampai seterusnya, ASI matur
merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai
enam bulan.
f. Komposisi ASI :
 Imunoglobulin : seperti IgA, IgM, IgD, dan IgE
 Lisozim : terdapat dalam ASI sebanyak 6 – 300 ml / 1000 ml, fungsinya bakteriostatik
terhadap enterobakteria dan kuman gram (-)
 Laktoperiodase: membantu membunuh streptococcus
 lipase. : zat antivirus
Ibu sudah mengetahui tentang pendidikan kesehatan ASI Ekskluasif.
6. Cara Membersihkan Vulva hygiene
Menganjurkan ibu menjaga kebersihan daerah genetalianya dengan mencuci daerah
genetalia menggunakan sabun dan air serta dikeringkan sebelum memakai pembalut setiap
kali selesai BAB/BAK, membersihkan dari depan ke belakang, pembalut diganti minimal 3
x/hari, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan
daerah genetalia.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan heating perineum derajat I
dengan tujuh langkah varney, penulis mengambil kesimpulan :
1. Penulis telah mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan kebidanan pada ibu
nifas dengan heating perineum derajat I di BPM Sri Haryanti Sukoharjo.
2. Hasil pengkajian yang penulis dapatkan yaitu Ny. R P2A0 post partum dengan heating
perineum derajat I telah melahirkan bayinya dan badannya lemas, riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu normal, riwayat persalinan normal, anak hidup jenis kelamin
perempuan, BB 2800 gram, PB 47 cm, rawat gabung. Riwayat kesehatan di dalam keluarga
tidak ada yang menderita apapun, kebiasaan sehari-hari dalam batas normal, ibu dan keluarga
sangat senang atas kelahiran bayinya, ibu sedikit tahu cara perawatan payudara dan bayinya,
alat kontrasepsi yang dipakai adalah KB suntik 3 bulanan. Data obyektif dalam batas normal,
masalah perut ibu terasa mules, diagnosa potensial dan antisipasi tidak ada, tindakan segera
tidak ada, intervensi observasi KU dan VS, observasi kontraksi uterus, observasi TFU dan
PPV, beri KIE tentang penyebab mules, cara menjaga personal hygiene, cara menyusui yang
benar, cara melakukan perawatan luka perineum, beri KIE tentang tanda bahaya nifas
Evaluasi KU baik, ibu sudah tahu penyebab mules, cara menjaga personal hygiene, cara
menyusui yang benar, cara melakukan perawatan luka perineum, ibu sudah tahu tanda bahaya
nifas, Vital Sign T : 120/80 mmHg, N : 84 x/menit, S : 370C, R : 20 x/menit.
3. Dalam pelaksanaan Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan heating perineum derajat I pada
Ny. R tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek di lahan praktek
B. Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
a. Hendaknya selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan perkembangan
IPTEK
b. Diharapkan dapat bekerjasama dalam mengatasi masalah yang akan timbul Bagi Rumah
Sakit
2. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan memiliki peralatan yang cukup untuk menangani masalah gawat darurat pada
masa nifas
3. Bagi Pasien
Setelah diberikan asuhan diharapkan pasien dapat mengenali tanda bahaya pada masa nifas

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC


Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai