Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

LATAR BELAKANG..................................................................................................................................... iii


RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................................... iv
1.1. HUBUNGAN ANTARA K2 DAN K3 ...................................................................................................... 1
1.2. PENGERTIAN KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN (K2) ................................................................... 1
1.3. LANDASAN HUKUM / DASAR HUKUM .............................................................................................. 2
1.4. 4 (EMPAT) PILAR K2 ......................................................................................................................... 3
1.5. PENGERTIAN K3 ............................................................................................................................ 3
1.6. UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG : KESELAMATAN KERJA ............................. 3
1.7. HAK DAN KEWAJIBAN SETIAP TENAGA KERJA DALAM K3 (BAB VIII, PASAL 12 ,UU NO : 1 TAHUN
1970) ......................................................................................................................................................... 4
1.8. FILOSOPI DASAR PENGELOLAAN K2/K3 ............................................................................................ 4
1.9. POLA PENERAPAN K2 / K3 DI PT PLN (PERSERO) ............................................................................. 4
1.10. PENGARUH “K 2” TERHADAP PENILAIAN TINGKAT KINERJA UNIT- UNIT PT PLN (PERSERO) ......... 5
1.11. SANKSI – SANKSI PADA KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN ....................................................... 5
1.12. HUBUNGAN K3 DAN K2 DENGAN PEKERJAAN LISTRIK ............................................................. 6
KESIMPULAN ............................................................................................................................................. 8
SARAN ....................................................................................................................................................... 8

i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “PENGERTIAN K3 DAN K2”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

ii
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan
kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan
nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko
yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang
bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak
mudah capek.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi
pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai
ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan
kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja
yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada
faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi.
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur sedemikian
rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak faktor di lapangan
yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan
psikologis. Masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan
kerja. Begitu banyak berita kecelakaan kerja yang dapat kita saksikan. Dalam makalah ini
kemudian akan dibahas mengenai permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja serta
bagaimana mewujudkannya dalam keadaan yang nyata

iii
RUMUSAN MASALAH
 Apa pengertian dari K3 dan K2 ?
 Apa hubungan K3 dan K3 dalam pekerjaan listrik ?

TUJUAN
 Mengetahui pengertian dari K3 dan K2
 mengetahui hubungan K3 dan K3 dalam pekerjaan listrik

iv
BAB II PEMBAHASAN

1.1. HUBUNGAN ANTARA K2 DAN K3


Bagaimana hubungan antara K2 dan K3 ?
Hubungan antara K2 dan K3 dapat dijelaskan sebagai berikut :

K3 = Keselamatan dan Kesehatan Kerja


K2 = Keselamatan Ketenagalistrikan

1.2. PENGERTIAN KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN (K2)


Definisi / Pengertian :
Keselamatan Ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah-angkah pengamanan instalasi
tenaga listrik dan pengamanan pemanfaat tenaga listrik untuk mewujudkan kondisi andal bagi instalasi
dan kondisi aman dari bahaya bagi manusia, serta kondisi akrab lingkungan (ramah lingkungan), dalam
arti tidak merusak lingkungan hidup disekitar instalasi tenaga listrik.
Upaya untuk mewujudkan “ A 3 “ dapat dilakukan dengan :

a. Standarisasi
b. Penerapan 4 pilar K2
c. Sertifikasi
d. Penerapan SOP / IK
e. Adanya pengawas pekerjaan

Pegangan awal dalam melaksanakan kegiatan yang mempunyai potensi bahaya :


- Standarisasi Proses ( Pemasangan dsb)
- Standarisasi Uji (Performance Test, Komisioning dsb)
- Standarisasi Produk (Spesifikasi dsb)
Beberapa pengertian / definisi :
Keselamatan kerja adalah upaya untuk mewujudkan kondisi aman bagi pekerja dari bahaya yang
dapat ditimbulkan oleh kegiatan Instalasi dan kegiatan ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan, dengan

1
memberikan perlindungan, pencegahan dan penyelesaian terhadap terjadinya kecelakaan kerja dan
penyakit yang timbul karena hubungan kerja yang menimpa pekerja.

Keselamatan umum adalah upaya untuk mewujudkan kondisi aman bagi masyarakat umum dari
bahaya yang diakibatkan oleh kegiatan Instalasi dan kegiatan ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan,
dengan memberikan perlindungan, pencegahan dan penyelesaian terhadap terjadinya kecelakaan
masyarakat umum yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan.
Keselamatan lingkungan adalah upaya untuk mewujudkan kondisi akrab lingkungan dari Instalasi, dengan
memberikan perlindungan terhadap terjadinya pencemaran dan / atau pencegahan terhadap terjadinya
kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan Instalasi.
Keselamatan instalasi adalah upaya untuk mewujudkan kondisi andal dan aman bagi Instalasi, dengan
memberikan perlindungan, pencegahan dan pengamanan terhadap terjadinya gangguan dan kerusakan
yang mengakibatkan Instalasi tidak dapat berfungsi secara normal dan atau tidak dapat beroperasi.

1.3. LANDASAN HUKUM / DASAR HUKUM


a. UU No.1 / 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. UU No.30 / 2009 tentang Ketenagalistrikan
c. Keppres No.22 / 1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
d. Kep Menaker No.5/Men/1996 ttg Sistem Manajemen K3 (SMK3)
e. Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Instalasi
f. Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Umum
g. Kep Direksi No.092.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Kerja
Berdasarkan Undang-undang NO 30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan, Keselamatan Ketenagalistrikan
dapat dijelakan sebagai barikut :
a. Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan
b. Keselamatan ketenagalistrikan meliputi :
 Standarisasi
 Pengamanan instalasi dan pemanfaat TL untuk mewujudkan kondisi :
- Andal dan aman bagi instalasi ( Keselamatan Instalasi )
- Aman dari bahaya bagi manusia :
* Tenaga Kerja ( Keselamatan Kerja )
* Masyarakat Umum ( Keselamatan Umum )
- Akrab lingkungan ( Keselamatan Lingkungan )
 Sertifikasi :
- Sertifikasi laik operasi bagi instalasi penyediaan TL,

2
- Sertifikasi kesesuaian dengan standar PUIL untuk instalasi pemanfaatan TL
- Tanda keselamatan bagi pemanfaat TL (alat kerja/rumah tangga)
- Sertifikasi kompetensi bagi tenaga teknik ketenagalistrikan

1.4. 4 (EMPAT) PILAR K2


Empat Pilar K2 terdiri dari :
Pilar 1 : Keselamatan Kerja
Pilar 2 : Keselamatan Umum
Pilar 3 : Keselamatan Lingkungan
Pilar 4 : Keselamatan Instalasi

1.5. PENGERTIAN K3
Upaya atau pemikiran dan penerapannya yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya
dan budayanya, untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja
Keselamatan kerja adalah suatu usaha pencegahan terhadap kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan
berbagai kerugian, baik kerugian harta benda (rusaknya peralatan), maupun kerugian jiwa manusia (luka
ringan, luka berat, / cacat bahkan tewas).
Pengertian Kecelakaan
Kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga /tiba-tiba yang dapat menimbulkan korban manusia dan
atau harta benda.

1.6. UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG :


KESELAMATAN KERJA
Diundangkan tanggal : 12 januari 1970
Tujuan / sasaran dari undang – undang ini adalah :
a. Agar tenaga kerja dan setiap orang lain yang berada ditempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan
sehat.
b. Agar sumber – sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aman dan efisien
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara aman dan efisien

Undang – undang ini diberlakukan untuk setiap tempat kerja yang di dalamnya terdapat tiga unsur, yaitu
sebagai berikut :
a. Adanya suatu usaha, baik usaha yang bersifat ekonomi maupun sosial
b. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik secara terus menerus atau hanya sewaktu-waktu
c. Adanya sumber bahaya

3
1.7. HAK DAN KEWAJIBAN SETIAP TENAGA KERJA DALAM K3 (BAB VIII,
PASAL 12 ,UU NO : 1 TAHUN 1970)
a. Memberikan keterangan yang benar tentang k3, bila diminta oleh pengawas / ahli k3
b. Memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan
c. Mematuhi dan mentaati semua syarat k3
d. Minta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat k3 yang di wajibkan
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat k3 dan alat pelindung diri yang diwajibkan
diragukan olehnya, kecuali dalam hal-hal khusus yang ditentukan oleh pengawas dalam batas-batas yang
masih dapat di pertanggung jawabkan

1.8. FILOSOPI DASAR PENGELOLAAN K2/K3


Filosofi dasar dalam mengelola kegiatan K2/K3 dapat dijelaskan sebagai berikut ;
a. Mengelola kegiatan K3 diibaratkan dengan orang naik sepeda di jalan tanjakan, bila berhenti
mengayuh,maka sepedanya akan terjatuh.
b. Harus selalu ada aktivitas K3 agar tidak terjadi kecelakaan kerja
c. K3 harus melibatkan seluruh unsur yang ada diperusahaan tanpa kecuali (Safety By All)

1.9. POLA PENERAPAN K2 / K3 DI PT PLN (PERSERO)


Pola pelaksanaan K3 di PT PLN (Persero) dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pola penerapannya sesuai dengan Budaya Perusahaan
b. K2/K3 didefinisikan dan dipahami dengan jelas oleh segenap karyawan
c. Adanya komitmen yang jelas dari Top Manajemen dari setiap unit – unit kerja PLN
d. Pengorganisasian K2 / K3 ditangani dengan jelas oleh;
 Pejabat yang bertanggung jawab terhadap program K2/K3
 Ahli K3
 P2K3 (Panitia Pembina K3)
 Disusunnya rencana kerja K2/K3 yang meliputi kegiatan / program – program sebagai berikut :
 Program teknis Operasional,meliputi ;
- Perlindungan dan pencegahan kecelakaan
- Pendidikan dan Pelatihan
- Pencegahan dan penaggulangan bahaya kebakaran
- Kesehatan kerja
- Investigasi,pelaporan dan tindak lanjut kecelakaan
- Pemeliharaan dan peningkatan K2 / K3
 Program Manajemen meliputi;

4
- Zero Accident ( Kecelakaan Nihil)
- SMK3 (Sistem Manajemen K3)
Hasil penerapan program K2 / K3 dapat dilihat pada Statistik dan kinerja unit – unit PLN khususnya dalam
kinerja K2 / K3 serta adanya penghargaan prestasi K2 / K3 dari pihak / institusi yang berwenang.

1.10. PENGARUH “K 2” TERHADAP PENILAIAN TINGKAT KINERJA UNIT-


UNIT PT PLN (PERSERO)
Dituangkan dalam Keputusan Direksi PT PLN (Persero) yang mengatur tentang Sistem penilaian
tingkat kinerja PT PLN (Persero) Pembangkit, Wilayah, Distribusi, Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban
serta Jasa Penunjang.
Dalam Keputusan Direksi tersebut :
• K2 Merupakan salah satu indikator kinerja yang dinilai pada “ Perspektif Bisnis Internal ”
• K2 adalah indikator yang digunakan untuk mengukur ketaatan unit – unit PLN untuk melaksanakan
kewajiban :
- Keselamatan kerja
- Keselamatan Instalasi
- Keselamatan Umum
- Keselamatan Lingkungan

Jika K2 ini tidak dilaksanakan, maka akan menjadi “ Salah satu faktor pengurang” penilaian tingkat kinerja
unit -unit PLN.

1.11. SANKSI – SANKSI PADA KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN


Berdasarkan Undang-undang NO 30 tahun 2009 pasal 50 dan 51, sanksi-sanksi (Ketentuan
Pidana) yang berkaitan dengan Keselamatan Ketenagalistrikan adalah sebagai berikut:
Pasal 50:
(1) Setiap orang yang tidak memenuhi keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44
ayat (1) yang rnengakibatkan matinya seseorang karenatenaga listrik dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(2) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pemegang izin usaha
penyediaan tenaga listrik atau pemegang izin operasi dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
(3) Selain pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik atau
pemegang izin operasi juga diwiljibkan untuk member ganti rugi kepada korban.

5
(4) Penetapan dan tata cara pembayaran ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Pasal 51:
(1) Setiap orang yang tidak memenuhi keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44
ayat (1) sehingga mempengamhi kelangsungan penyediaan tenaga listrik dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(2) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan terputusnya aliran listrik sehingga
merugikan masyarakat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling
banyak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah).

1.12. HUBUNGAN K3 DAN K2 DENGAN PEKERJAAN LISTRIK


Hubungan antara K2 dan K3 dalam pelaksanaan pekerjaan adalah bila K2 dan K3 tidak
dilaksanakan maka akan mudah terjadinya kecelakaan kerja, yang dapat merugikan bukan hanya
personil yang melaksanakan pekerjaan, tetapi masyarakat dan lingkungan di sekitar pelaksanaan
pekerjaan.
Bahaya listrik merupakan segala sesuatu yang dapat meningkatkan atau menimbulkan
kecelakaan, bencana, kerugian, dan sejenisnya yang diakibatkan oleh adanya arus listrik.
Bahaya listrik yang dapat terjadi contohnya adalah bahaya Kuat Medan Magnet (KMM) dan Kuat Medan
Listrik (KML), selain itu besarnya arus dan tegangan induksi yang mengalir dalam tubuh.
Besarnya KML dan KMM yang biasanya ditakutkan oleh masyarakat biasanya dikarenakan akibat adanya
pembangunan SUTET/ SUTT di daerah penduduk. Oleh karena pembangunan trnsmisi pada PT PLN
(Persero) ditetapkan berdasarkan IRPA / INIRC / WHO tahun 1990 yaitu 5 kV/m untuk KML dan 0,1 mT
untuk KMM pada waktu yang tidak terbatas. Sedangkan 10 kV/m untuk KML dan 0,5 mT untuk KMM
selama jam kerja.
Arus listrik yang mengalir pada tubuh manusia dapat menyebabkan kesemutan, pingsan, terbakar
bahkan kematian. Selain berbahaya bagi manusia di sekitarnya, listrik juga dapat membahayakan
lingkungan seperti dapat menyebabkan kebakaran pada saat terjadinya hubung singkat pada peralatan.
Berikut tabel pengaruh arus induksi yang mengalir terhadap tubuh manusia

Besarnya Arus (mA) Pengaruh terhadap tubuh manusia

0 – 0,9 Belum dirasakan pengaruhnya

0,9 – 1,2 Baru terasa adanya arus listrik

1,2 – 1,6 Mulai terasa seakan –akan ada yang merayap di


dalam tangan

1,6 – 6,0 Tangan sampai siku merasa kesemutan

6,0 – 8,0 Tangan mulai kaku, rasa kesemutan makin


bertambah

6
13,0 – 15,0 Rasa sakit tak tertahankan, penghantar masih
bisa dilepaskan dengan gaya yang besar sekali

15,0 – 20, 0 Otot tidak sanggup lagi melepaskan penghantar

20,0 – 50,0 Dapat mengakibatkan kerusakan pada tubuh


manusia

20,0 – 50,0 Batas arus yang dapat menyebabkan kematian

Tabel 2 Pengaruh Besarnya Arus terhadap Tubuh Manusia

Tegangan yang mengalir dalam tubuh manusia dibagi menjadi 3 macam yaitu :
 Tegangan sentuh, yaitu tegangan yang terdapat diantara peralatan yang disentuh dengan
peralatan yang sedang terjadi arus gangguan.
 Tegangan langkah, yaitu tegangan yang timbul diantara dua kaki orang yang sedang berdiri di
atas tanah yang sedang dialiri oleh arus hubung singkat ke tanah.
 Tegangan pindah, yaitu tegangan sentuh, dimana tegangan ini terjadi pada saat terjadi hubung
singkat seseorang yang berdiri di dalam instalasi tenaga listrik, dan memegang suatu peralatan
yang ditanahkan pada titik yang jauh sedangkan alat tersebut dialiri arus hubung singkat ke
tanah.

Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan / tidak diharapkan yang dapat
menimbulkan berbagai kerugian ,baik kerugian harta benda (rusaknya peralatan) maupun kehilangan
jiwa manusia.
Suatu kecelakaan dapat terjadi disebabkan oleh 2 (dua) hal, yaitu :

1. Unsafe Action, yaitu sikap atau tingkah laku manusia yang tidak aman (berbahaya).

2. Unsafe condition, yaitu kondisi/keadaan tempat kerja atau peralatan kerja yang tidak aman
(berbahaya).
Dengan prosentase penyebab kecelakan kerja adalah dengan 80% akibat unsafe act, 18% unsafe
condition dan 2% akibat yang lainnya.
Kecelakaan kerja dapat dikurangi dan dicegah dengan penerapan safety engineering dan penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.

7
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
Mengingat betapa pentingnya keselamatan kerja alangkah baiknya jika kita mengerti dan
memahami aspek apa saja yang dapat menimbulkan kecealakaan dan bagaimana cara mencegah agar
tidak terjadi kecelakaan serta bagaimana cara menanggulanginya saat terjadi kecelakaan.

SARAN
 Sebaiknya dari perudahaan sendiri senantiasa memperingatkan dan memberi perhatian
terhadap keselamatan kerja.
 Sebaiknya sebelum melakukan pekerjaan pastikan bahwa diri kita sudah terlindungi dengan baik
dan benar.
 Lebih teliti saat bekerja.

8
9

Anda mungkin juga menyukai