Anda di halaman 1dari 13

AGORA Vol.1, No.

3,(2013)

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA


PADA USAHA MIKRO DAN KECIL DI JAWA TIMUR
Noiva Aristyani Esay dan R.R. Retno Ardianti
Jurusan Manajemen Bisnis, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: noiva.ae@gmail.com; retnoa@peter.petra.ac.id

Abstrak—Penelitian ini bertujuan untuk Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari
menggambarkan pengelolaan sumber daya manusia pada penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan
usaha formal dan informal di Jawa Timur, yang meliputi: status pekerjaan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
pengadaan tenaga kerja, pengembangan karyawan, (2012), dari tujuh kategori status pekerjaan utama
pengembangan karir, penilaian prestasi kerja, kompensasi, (Pertanian; Industri; Konstruksi; Perdagangan;
serta keselamatan dan kesehatan kerja. Usaha Formal dan
Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi; Keuangan;
Informal yang menjadi objek penelitian berjumlah 141
perusahaan yang beroperasi di kota Banyuwangi, dan Jasa Kemasyarakatan), penduduk bekerja pada sektor
Bojonegoro, Gresik, Jember, Kediri, Malang, Mojokerto, formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh
Nganjuk, Pamekasan, Pasuruan, Sidoarjo, Situbondo dan tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk pada
Surabaya. Teknik analisis data yang digunakan dalam sektor informal. Berdasarkan identifikasi ini, keadaan
penelitian ini adalah Analisis Deskriptif. Dari keenam Agustus 2012 terdapat sekitar 44,2 juta orang (39,86
variabel yang digunakan untuk mendeskripsikan persen) bekerja pada sektor formal dan 66,6 juta orang
Pengelolaan Sumber Daya Manusia pada Usaha Formal dan (60,14 persen) bekerja pada sektor informal. Dalam
Informal di Jawa Timur, hanya ada 1 variabel yang berada setahun terakhir (Agustus 2011―Agustus 2012),
pada kategori baik, yaitu: Penilaian Prestasi Kerja.
Sedangkan kelima variabel lainnya berada dalam kategori
penduduk bekerja dengan status berusaha dibantu buruh
Cukup Baik. tetap bertambah sebesar 150 ribu orang dan penduduk
bekerja berstatus buruh/karyawan bertambah sekitar2,5
Kata Kunci: Manajemen Sumber Daya Manusia, juta orang. Peningkatan ini menyebabkan jumlah
Usaha Formal dan Informal, Jawa Timur penduduk bekerja pada sektor formal bertambah sekitar
2,7 juta orang dan persentase penduduk bekerja pada
1. PENDAHULUAN sektorformal naik dari 37,83 persen pada Agustus 2011
menjadi 39,86 persen pada Agustus 2012. Sedangkan
1.1 Latar Belakang Penelitian penduduk yang bekerja pada sektor informal (Berusaha
Setiap organisasi perusahaan beroperasi dengan sendiri, Berusaha dibantu buruh tidak tetap, Berusaha
menggunakan seluruh sumber daya yang ada untuk dapat dibantu buruh tetap, Buruh/Karyawan, Pekerja bebas di
menghasilkan produk baik barang/jasa yang bisa pertanian, Pekerja bebas di nonpertanian, dan Pekerja
dipasarkan. Dalam hal ini, pengelolaan sumber daya yang keluarga/tak dibayar) berkurang sebesar 1,5 juta orang dan
dimiliki perusahaan meliputi sumber daya finansial, fisik, persentase penduduk bekerja pada sektor informal
sumber daya manusia, dan kemampuan teknologis dan berkurang dari 62,17 persen pada Agustus 2011 menjadi
sistem (Simamora, 2004). Mengingat bahwa sumber- 60,14 persen pada Agustus 2012. Penurunan ini berasal
sumber yang dimiliki perusahaan ini sifatnya terbatas, dari hampir seluruh komponen pekerja informal, kecuali
maka perusahaan selalu dituntut mampu memberdayakan pekerja bebas di nonpertanian.
dan mengoptimalkan penggunaannya untuk Pada umumnya, praktik dari teori ilmu manajemen
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. sumber daya manusia diterapkan pada sektor-sektor usaha
Pada era persaingan bisnis yang sangat ketat ini, formal. Namun seiring meningkatnya persaingan usaha,
adanya tuntutan pekerjaan dengan kualifikasi pendidikan penerapan manajemen sumber daya manusia kini juga
dan ketrampilan memadai di perkotaan telah menjadi telah digunakan dalam sektor-sektor usaha informal.
kendala utama bagi para pencari kerja dalam memperoleh Berbeda dengan sektor usaha formal, penerapan ilmu
pekerjaan. Mereka yang pada mulanya berkeinginan untuk manajemen sumber daya manusia di sektor usaha informal
bekerja di sektor formal, pada akhirnya bermuara di sektor memliki kecendrungan lebih sederhana dan lebih sedikit
informal. Menurut Winarso (2009), kota-kota utama di persyaratan yang dibutuhkan. Orang-orang yang
negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, berkecimpung di sektor usaha informal lebih
memiliki konsentrasi penduduk yang tinggi dan mengutamakan keterampilan dibandingkan latar belakang
berkontribusi terhadap tumbuhnya tenaga kerja informal. pendidikan dan pengalaman bekerja. Tentu saja, hal ini
Dalam hal ini, sektor informal di Indonesia telah berbanding terbalik dengan sektor formal yang pada
memberikan kontribusi yang cukup besar dalam umumnya memerlukan tenaga kerja yang handal,
penyerapan tenaga kerja. Ketika situasi krisis melanda professional, dan memiliki latar belakang yang bagus guna
Indonesia dan pengangguran terjadi di mana-mana, maka mendorong kinerja perusahaan mereka. Sebagaimana
peluang satu-satunya yang dapat menyelamatkan dijelaskan oleh Djojohadikusumo (dalam Haris, 2011),
kelangsungan hidup jutaan korban PHK dan pengangguran sektor usaha informal ditandai oleh satuan-satuan usaha
dari desa adalah sektor informal. kecil dalam jumlah yang banyak dan biasanya dimiliki
oleh keluarga dengan menggunakan teknik produksi yang
AGORA Vol.1, No.3,(2013)

sederhana dan padat karya. Golongan angkatan kerja di memiliki kekayaan maksimal Rp. 50.000.000, dengan
sektor informal biasanya mempunyai pendidikan dan omset maksimal Rp. 300.000.000, serta memiliki tenaga
keterampilan yang terbatas. kerja sebanyak 1-5 orang. Usaha Kecil adalah usaha yang
produktif yang dimiliki perorangan atau badan usaha
1.2 Rumusan Masalah Penelitian perorangan, memiliki kekayaan maksimal Rp. 50.000.000
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah dan omset Rp. 300.000.000 hingga Rp. 2.500.000.000,
sebagai berikut: serta memiliki tenaga kerja sebanyak 5-19 orang.
“Bagaimanakah pengelolaan sumber daya 2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia
manusiapada usaha Formal dan Informal di Jawa 2.2.1 Pengertian Manajemen
Timur?” Menurut Hasibuan (2004), manajemen berasal dari
1.3 Tujuan Penelitian kata manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-
dilakukannya penelitian ini adalah untuk menggambarkan fungsi manajemen itu sendiri. Sehingga manajemen itu
pengelolaan sumber daya manusia pada usaha formal dan mempakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang
informal di Jawa Timur. diinginkan. Dalam hal ini, manajemen dapat diartikan
sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
2. LANDASAN TEORI sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2.1 Pengertian Usaha Mikro dan Kecil
Disisi lain, Robbins (2004) mendefinisikan
Menurut Undang-undang Republik Indonesia manajemen sebagai suatu proses pengkoordinasian
Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM, yang dimaksud kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga secara eflsien dan
dengan Usaha Mikro dan Kecil adalah: efektif dengan dan melalui orang lain. Hal yang sama juga
disebutkan oleh Sikula (dalam Hasibuan, 2004), yang
a. Usaha Mikro menjelaskan bahwa manajemen secara umum mengacu
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang pada perencanaan, pengorganisasian, pengendalian,
perorangan dan/atau badan usaha perorangan.
penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan
Adapun kriteria Usaha Mikro adalah sebagai pengambilan keputusan pada kegiatan yang dilakukan oleh
berikut: setiap organisasi dalam rangka untuk mengkoordinasikan
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan sehingga
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak menghasilkan efisiensi dalam kerasai produk atau jasa.
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
2.2.2 Pengertian Sumber Daya Manusia
atau Pada dasarnya, yang dimaksud dengan sumber daya
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak manusia adalah setiap orang pada suatu organisasi
Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). (O’reilly, 2004). Sumber daya personal yang dimiliki
b. Usaha Kecil perusahaan ini dipilih melalui proses rekrutmen dan
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang
seleksi sebagaimana yang menjadi tugas manajemen
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang personalia (McKenna & Beech, 2000). Dalam suatu
perorangan atau badan usaha yang bukan organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang sumber daya yang meliputi semua orang yang melakukan
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi aktivitas. Secara umum, sumber daya yang terdapat dalam
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari suatu organisasi bisa dikelompokkan atas dua macam,
Usaha Menengah atau Usaha Besar. Adapun yaitu (1) sumber daya manusia dan sumber daya non-
kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: manusia (Gomes, 2003). Dengan kata lain, sumber daya
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. manusia adalah setiap individu yang bekerja di perusahaan
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai yang dikelola untuk mencapai tujuan organisasi (Rowley,
dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima 2003).
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
2.2.3 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
bangunan tempat usaha; atau Adapun beberapa pengertian Manajemen Sumber
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. Daya Manusia menurut para ahli adalah sebagai berikut:
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai a. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu
dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 kebijakan, praktik, dan sistem yang mempengaruhi
(dua milyar lima ratus juta rupiah). perilaku, sikap dan kinerja karyawan (Noe, et.al.,
Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS, 2012) 2010)
memberikan definisi UMKM berdasarkan kuantitas tenaga
b. Manajemen Sumber Daya Manusia (Human
kerja, dimana yang dimaksud dengan usaha kecil
Resources management) adalah pendayagunaan,
merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5
pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa
orang samapai dengan 19 orang. dan pengelolaan individu anggota organisasi atau
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat kelompok karyawan (Simamora, 2004).
disimpulkan bahwa pengertian Usaha Mikro dan Kecil c. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah proses
dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, yaitu perencanaan, perngorganisasian, pemimpinan dan
berdasarkan kepemilikan, jumlah kekyaan dan omset, serta pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan
berdasarkan jumlah tenaga kerja. Sedangkan Usaha Mikro dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan,
adalah usaha perorangan atau badan usaha perorangan,
AGORA Vol.1, No.3,(2013)

pengadaan, pengambangan, kompensasi, promosi harus bersikap dinamis dan dapat mengantisipasi atau
dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai dapat menyesuaikan diri, yaitu salah satunya dengan cara
tujuan yang ditetapkan (Panggabean, 2004) melakukan pengembangan dalam rangka meningkatkan
d. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah kegiatan kemampuan dan kualitas karyawannya.
yang meliputi: ‘pengelolaan’ orang, seperti Menurut Hasibuan (2004), pengembangan adalah
menyusun persyaratan dan perencanaan staf, suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,
perekrutan dan seleksi karyawan, ‘pengembangan’, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan
seperti menyelenggarakan pelatihan dan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan
menyiapkan sistem penilaian; ‘memberi latihan. Mengenai hal ini, Hariandja (2007), menjelaskan
kompensasi’, seperti menetapkan sistem gaji dan bahwa latihan dan pengembangan dapat didefenisikan
kompensasi non-finansial, dan ‘hubungan’, sebagai usaha yang terencana dan terorganisasi untuk
misalnya yang berhubungan dengan aturan dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan
keluhan (Rowley, 2003) karyawan dan secara konseptual dapat mempengaruhi
e. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan sikap karyawan terhadap pekerjaan.
seni atau preses memperoleh, memajukan atau 2.4 Pengembangan Karyawan
mengembangkan, dan memelihara tenaga kerja Dalam menghadapi perubahan lingkungan
yang kompeten sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi, baik lingkungan mikro maupun lingkungan
organisasi dapat tercapai dengan eñsien dan ada makro yang semakin cepat dan kompleks, perusahaan
kepuasan pada diri pribadi (Wahyudi, 2002). harus bersikap dinamis dan dapat mengantisipasi atau
2.2.4 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia dapat menyesuaikan diri, yaitu salah satunya dengan cara
Ivancevich dan Konopaske (2013) menjelaskan melakukan pengembangan dalam rangka meningkatkan
bahwa dalam rangka mengefektifkan tujuan organisasi kemampuan dan kualitas karyawannya.
Manajemen Sumber Daya Manusia berfungsi untuk: Menurut Hasibuan (2004), pengembangan adalah
a. Membantu organisasi untuk mencapai tujuannya suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,
b. Menggunakan keterampilan dan kemampuan tenaga teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan
kerja secara efisien kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan
c. Menyediakan organisasi dengan karyawan yang latihan. Mengenai hal ini, Hariandja (2007), menjelaskan
terlatih dan termotivasi dengan baik. bahwa latihan dan pengembangan dapat didefenisikan
d. Meningkatkan untuk kepuasan kerja dan aktualisasi sebagai usaha yang terencana dan terorganisasi untuk
diri karyawan secara penuh meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan
e. Mengembangkan dan mempertahankan kualitas karyawan dan secara konseptual dapat mempengaruhi
hidup kerja yang membuat pekerjaan dalam sikap karyawan terhadap pekerjaan.
organisasi diinginkan Menurut Soeprihanto (2005), beberapa prinsip yang
f. Mengkomunikasikan kebijakan Manajemen dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengembangkan
Sumber Daya Manusia kepada seluruh karyawan karyawan agar berjalan dengan baik adalah sebagai
g. Membantu mempertahankan kebijakan etika dan berikut:
perilaku yang bertanggung jawab sosial 1. Adanya dorongan motivasi dari trainer, misalnaya
h. Mengelola perubahan untuk keuntungan bersama persiapan transfer atau promosi.
dari individu, kelompok, perusahaan dan 2. Adanya laporan kemajuan (program report)
masyarakat. 3. Adanya penguatan (reinforcement)
i. Mengelola peningkatan urgensi dan siklus waktu 4. Adanya pertisipasi aktif dari trainer (active
yang lebih cepat participation)
2.3 Pengadaan Tenaga Kerja 5. Latihan yang diberikan sebagian demi sebagian
Menurut Wursanto (2003), pengadaan tenaga kerja (participle of training)
adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh manajer 6. Latihan harus mengingat adanya perbedaan
personalia untuk mendapatkan dan menarik tenaga kerja individual (individual different)
dari sumber-sumber tenaga kerja untuk mengisi jabatan 7. Trainer yang selektif (mau dan mampu)
yang lowong. Sedangkan menurut Hasibuan (2004), 8. Diusahakan training method yang sesuai
pengadaan tenaga kerja adalah proses penarikan, seleksi, Menurut Carrel dkk. (dalam Dessler, 2006) tujuan
penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan umum pelatihan dan pengembangan bagi karyawan adalah
karyawan yang efektif dan efisien membantu tercapainya sebagai berikut:
tujuan perusahaan. Di sisi lain, Milkovich dan Nystrom 1. Meningkatkan kinerja
(dalam Anwar, 2005) mendefinisikan pengadaan tenaga Karyawan yang kinerjanya kurang memuaskan
kerja sebagai suatu proses menentukan kebutuhan akan karena minimnya kecakapan merupakan target
tenaga kerja berdasarkan peramalan, pengembangan, utama dalam program pelatihan dan
pengimplementasian, dan pengontrolan kebutuhan tersebut pengembangan.
yang berintegrasi dengan rencana organisasi agar tercipta 2. Memperbaharui keterampilan karyawan
jumlah karyawan, penempatan karyawan secara tepat dan Manajer diharuskan tanggap pada perkembangan
bermanfaat secara ekonomis. teknologi yang akan membuat fungsi organisasinya
Dalam menghadapi perubahan lingkungan lebih efektif. Perubahan teknologi berarti perubahan
organisasi, baik lingkungan mikro maupun lingkungan lingkup pekerjaan yang menandakan bahwa harus
makro yang semakin cepat dan kompleks, perusahaan
AGORA Vol.1, No.3,(2013)

adanya pembaharuan pengetahuan yang telah ada menduduki suatu jabatan tertentu sesuai dengan
sebelumnya. potensi dan keahliannya.
3. Menghindari keusangan manajerial 4. Memperkuat hubungan antara karyawan dan
Banyak ditemukan sebagai kegagalan dalam perusahaan,
mengikuti proses dan metode baru. Perubahan Pengembangan karir akan memperkuat hubungan
teknis dan lingkungan sosial yang cepat dan sikap pegwai terhadap perusahaannya.
berpengaruh pada kinerja. Bagi karyawan yang 5. Membuktikan tanggung jawab sosial
gagal menyesuaikan diri maka apa yang mereka Pengembangan karir suatu cara menciptakan iklim
miliki sebelumnya menjadi ‘usang’. kerja yang positif dan karyawan-karyawan menjadi
4. Memecahkan permasalahan organisasi lebih bermental sehat.
Di setiap organisasi tentulah banyak sekali konflik 6. Membantu memperkuat pelaksanaan program-
yang terjadi dan pastinya dapat diselesaikan dengan program perusahaan pengembangan karir
beragam cara. Pelatihan dan pengembangan membantu program-program perusahaan lainnya
memberikan keterampilan kepada karyawan guna agar tujuan perusahaan tercapai
mengatasi konlik yang terjadi. 7. Mengurangi turnover dan biaya kekaryawanan
5. Mempersiapkan diri untuk promosi dan suksesi Pengembangan karir dapat menjadikan turnover
manajerial rendah dan begitu pula biaya kekaryawanan lebih
Hal penting guna menarik, mempertahankan dan efektif.
memotivasi karyawan yaitu dengan program 8. Mengurangi keusangan profesi dan manajerial
pengembangan karir. Dengan mengikuti program Pengembangan karir dapat menghindarkan dari
pelatihan dan pengembangan karyawan dapat keusangan dan kebosenan profesi dan manjerial.
memperoleh keterampilan-keterampilan yang 9. Menggiatkan analisis dari keseluruhan karyawan
diperlukan untuk promosi, dan memudahkan dalam Perencanaan karir dimaksudkan untuk
perpindahan ke tanggungjawab pekerjaan yang mengintegrasikan perencanaan kerja karyawan.
lebih tinggi. 10. Menggiatkan suatu pemikiran (pandangan) jarak
6. Memenuhi kebutuhan kepuasan pribadi waktu yang panjang
Banyak karyawan yang berorientasi lebih kepada Pengembangan karir berhubungan dengan jarak
prestasi dan butuh tantangan baru pada waktu yang panjang. Hal ini karena penempatan
pekerjaannya. suatu posisi jabatan memerlukan persyaratan dan
2.5 Pengembangan Karir kualifikasi yang sesuai dengan porsinya.
Menurut Rowley (2003), pengembangan karir 2.6 Penilaian Prestasi Kerja
adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan Menurut Siswanto (2002), prestasi diartikan sebagai
teknis, teoritis, yang bertujuan untuk meningkatkan hasil akhir yang memuskan dari pekerjaan yang dilakukan
keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan karyawan. seseorang dapat dilakukan dengan mengukur kinerjanya.
Sedangkan menurut Fubrin (dalam Mangkunegara, 2007), Adapun unsur-unsur yang dinilai adalah kejujuran,
pengembangan karir adalah aktivitas kekaryawanan yang tanggung jawab, kerjasama, kreativitas, dan kedisiplinan.
membantu karyawan-karyawan merencanakan karir masa Sedangkan prestasi kerja menurut Hasibuan (2004) adalah
depan mereka diperusahaan agar perusahaan dan karyawan pengorbanan jasa, jasmani dan pikiran untuk menghasilkan
yang bersangkutan dapat mengembangkan diri secara barang barang atau jasa-jasa dengan memperoleh imbalan
maksimum. Di sisi lain, Rivai (2004) mengemukakan prestasi tertentu. Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja
bahwa pengembangan karir adalah proses peningkatan yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka yang dibebankan kepadanya.
mencapai karir yang di inginkan. Menurut Hasibuan (2004), manfaat penilaian
Menurut Fubrin (dalam Mangkunegara, 2007), prestasi kerja adalah sebagai berikut:
tujuan dilakukannya pengembangan karir adalah sebagai 1. Sebagai perbaikan atas prestasi kerja karyawan,
berikut: dimana umpan balik pelaksanaan kerja
1. Membantu dalam pencapaian tujuan individu dan memungkinkan karyawan, manajer dan departemen
perusahaan personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan
Pengembangan karir membantu dalam pencapaian mereka untuk memperbaiki prestasi.
tujuan individu dan tujuan perusahaan, Apabila 2. Untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian
seorang karyawan yang sukses dengan prestasi kompensasi, dimana evaluasi prestasi kerja
kerja sangat baik kemudian menduduki posisi membantu para pengambil keputusan dalam
jabatan yang lebih tinggi, hal ini berarti tujuan menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan
perusahaan dan tujuan individu tercapai. bentuk kompensasi lainnya.
2. Menunjukan hubungan kesejahtraan karyawan 3. Sebagai pedoman perencanaan dan pengembangan
Perusahaan merencanakan karier karyawan dengan karir, dimana umpan balik prestasi mengarahkan
meningkatkan kesejahteraannya agar karyawan keputusan-keputusan karir, yaitu tentang jalur karir
lebih tinggi loyalitasnya. tertentu yang harus diteliti.
3. Membantu karyawan menyadari kemampuan 4. Untuk memberi kesempatan kerja yang adil,
potensi mereka dimana penilaian prestsi kerja yang dilakukan
Pengembangan karir membantu karyawan secara akurat akan menjamin keputusan dan
menyadari kemampuan potensi mereka untuk penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.
AGORA Vol.1, No.3,(2013)

2.7 Kompensasi konseptual dan moral karyawan sesuai dengan


Menurut Dessler (2006), kompensasi karyawan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan
adalah semua bentuk pembayaran atau hadiah yang dan latihan, seperti:
diberikan kepada karyawan dan muncul dari pekerjaan a. Metode on the Job (di tempat kerja), seperti:
mereka. Pada dasarnya terdapat dua cara untuk membuat rotasi jabatan (job rotation), latihan instruksi
pembayaran keuangan kepada karyawan, yaitu pekerjaan (job instruction learning), magang
pembayaran langsung dan pembayaran tidak langsung. (apprenticeship), bimbingan dan pengarahan
Pembayaran langsung adalah pembayaran dalam bentuk (coaching), dan penugasan sementara.
upah, gaji, insentif, komisi dan bonus. Sedangkan b. metode off the Job (di luar pekerjaan), seperti:
pembayaran tidak langsung adalah pembayaran dalam simulasi dan presentasi informasi.
bentuk tunjangan-tunjangan keuangan seperti asuaransi. 3. Pengembangan Karir
2.8 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pengembangan karir adalah usaha perusahaan
Menurut Budiono dkk. (2003), berdasarkan untuk meningkatkan kemampuan kerja karyawan
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 keselamatan kerja dalam rangka mencapai karir yang di inginkan,
mempunyai ruang lingkup yang berhubungan dengan yaitu dalam bentuk:
mesin, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja, serta a. Mutasi
cara mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat b. Promosi
kerja, memberikan perlindungan sumber-sumber produksi 4. Penilaian Prestasi Kerja
sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas. Penilaian prestasi kerja adalah usaha perusahaan
Sedangkan kesehatan kerja adalah pengembangan prinsip- untuk mengetahui atau memahami tingkat kinerja
prinsip dan praktik dari kedokteran kerja, untuk karyawan dibandingkan dengan tingkat kinerja
memadukan kegiatan-kegiatan yang bersifat mencegah karyawan lainnya atau standar yang telah
atau membangun dari seluruh anggota tim kesehatan kerja. ditetapkan, yang meliputi ada tidaknya:
a. Hasil kerja
3. METODE PENELITIAN b. Pengetahuan pekerjaan
c. Inisiatif
3.1 Jenis Penelitian
d. Kecakapan mental
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
e. Sikap
kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk
f. Disiplin waktu dan absensi
penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
5. Kompensasi
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah
Kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang
maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa
diterima karyawan karena pekerjaannya, baik dalam
berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,
bentuk uang atau lainnya, yaitu:
hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena
a. Kompensasi finansial, seperti: gaji, bonus,
yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006).
komisi, asuransi dan/atau cuti.
Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif
b. Kompensasi nonfinansial, seperti: pujian,
menurut Sugiyono (2011) adalah metode penelitian yang
kerabat kerja yang menyenangkan serta
berlandaskan pada aliran positivisme. Aliran positivisme,
lingkungan kerja yang nyaman.
dimana dalam memandang gejala, lebih bersifat tunggal,
6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
statis, dan konkrit. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti
Keselamatan dan kesehatan kerja karyawan adalah
menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data atau
usaha perusahaan untuk memberikan perlindungan
mengukur status variabel yang diteliti. Jadi dalam
kepada kasyawan terhadap kecelakaan dan penyakit
penelitian kuantitatif melakukan analisis data untuk
akibat kerja, yaitu melalui ada tidaknya:
menguji hipotesis.
a. Usaha preventif (mencegah)
3.2 Definisi Operasional Variabel
b. Usaha represif (kuratif)
Variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini
3.3 Populasi dan Sampel
adalah fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia, yang
Populasi adalah wilayah generalisali yang terdiri
meliputi: pengadaan tenaga kerja, pengembangan
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karyawan, pengembangan karir, penilaian prestasi kerja,
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
kompensasi, serta keselamatan dan kesehatan kerja
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi
(Panggabean, 2004), yang akan dijelaskan sebagai berikut:
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-
1. Pengadaan Tenaga Kerja
benda yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang
Pengadaan tenaga kerja adalah proses kegiatan
ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi
yang dilakukan oleh manajer personalia untuk
seluruh karakteristik atau sifat yang dimiki oleh subjek
mendapatkan dan menarik tenaga kerja dari
atau subjek tersebut (Sugiyono, 2011). Sedangkan sampel
sumber-sumber tenaga kerja untuk mengisi jabatan
adalah sub kelompok dari elemen-elemen populasi yang
yang lowong, yang meliputi ada tidaknya:
dipilih untuk berpartisipasi dalam penelitian (Malhotra,
a. Penarikan Karyawan
2007). Dengan demikian, maka populasi dalam penelitian
b. Penyeleksian
ini adalah Pengusaha Formal dan Informal dalam konteks
c. Penempatan Karyawan.
Usaha Mikro-Kecil di Jawa Timur. Sedangkan sampel
2. Pengembangan Karyawan
dalam penelitian ini adalah para pemiliknya.
Pengembangan karyawan adalah usaha perusahaan
untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
AGORA Vol.1, No.3,(2013)

Selanjutnya, metode sampling yang digunakan Nilai terendah = 1 (sangat tidak setuju)
dalam penelitian ini adalah judmental sampling, dimana Sehingga:
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan Interval Kelas = 5 – 1
berdasarkan pertimbangan penulis, dimana penulis 3
memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa = 1.33
karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan Tabel 3.2. Kategori Rata-Rata Jawaban Responden
maksud penelitian (Kuncoro, 2003). Sehingga yang Interval Kategori
dimasukkan sebagai pertumbangan dalam penelitian ini 3.68 < a = < 5.00 Baik
adalah pemilik usaha dengan ciri-ciri memiliki usaha 2.34 < a = < 3.67 Cukup Baik
mikro-kecil berdasarkan Undang-undang Republik
1.00 < a = < 2.33 Kurang Baik
Indonesia Nomer 20 tahun 2008, dan bertempat di Jawa
Sumber. Kuncoro (2003)
Timur. Sedangkan jumlah sampel yang digunakan dalam
2. Studi dokumentasi
penelitian ini adalah sebanyak sebanyak 141 orang, yaitu
Studi dokumentasi ini dilakukan dengan
para pemilik usaha Formal dan Informal yang menjalankan
mengumpulkan dan mempelajari literatur dari
usahanya di Jawa Timur. Hal ini sesuai dengan penjelasan
berbagai sumber yang berhubungan dengan
Sugiyono (2011), bahwa jumlah sampel yang layak untuk
penelitian yang akan dilakukan untuk menunjang
penelitian kuantitatif minimal adalah 30.
dalam penyelesaian masalah.
3.4 Deskripsi Data
3.4.3 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
Juni 2013. Data dalam penelitian ini didapatkan melalui
adalah data kuantitatif. Data ini merupakan data yang
pembagian kuesioner sebanyak 141 buah kepada pemilik
diperoleh dan diwujudkan dalam bentuk angka atau
perusahaan Formal dan Informal yang beroperasi di
numerik yang diperoleh dari hasil pengumpulan data
wilayah Jawa Timur.
kuesioner. Sedangkan sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer. Data ini merupakan data 3.5 Teknik Analisis Data
Setelah kuesioner melalui tahap penyeleksian, uji
yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai
validitas dan reliabilitas kemudian dilakukan untuk
sumber utama untuk kemudian diolah dan dianalisis yang
mendapatkan data yang valid dan reliabel. Hal ini
berasal dari hasil pengisian kuesioner dan hasil wawancara
dilakukan atas dasar bahwa instrumen yang valid dan
yang dilakukan oleh penulis sebagai data pendukung.
reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil
3.4.2 Alat dan Prosedur Pengumpulan Data
penelitian yang valid dan reliabel (Sugiyono, 2011).
Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan
Setelah melakukan pengujian validitas dan reliabilitas,
teknik pengumpulan data melalui:
data kemudian dianalisis untuk menentukan rata-rata
1. Kuesioner
hitung (Mean) dan Standar Deviasi (SD). Selanjutnya,
Metode ini dilakukan dengan cara memberikan
fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia yang dterapkan
daftar pertanyaan kepada responden. Selanjutnya,
perusahaan kemudian dipetakan menggunakan diagram
jawaban setiap pertanyaan tersebut ditentukan
batang.
skornya dengan menggunakan skala ordinal, yaitu
1. Uji Validitas
skala likert. Skala Likert dikatakan ordinal karena
Menurut Sugiyono (2011), uji validitas digunakan
pernyataan Sangat Setuju mempunyai tingkat atau
untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
preferensi yang “lebih tinggi” dari Setuju, dan
kuesioner. Validitas adalah suatu derajat ketetapan
Setuju “lebih tinggi dari Ragu-ragu (Ghozali,
alat ukur penelitian tentang isi sebenarnya yang
2006). Adapun skala pengkuran yang digunakan
diukur. Untuk mengukur validitas atas item-item
dalam penelitian ini adalah sebagai berkut:
pertanyaan pada kuisioner dari tiap-tiap item
Tabel 3.1. Skala penilaian kuesioner
pertanyaan pada skor total yang diperoleh dengan
No Jawaban Skor
menggunakan rumus korelasi product moment.
1 Sangat Tidak Baik 1
Koefisien masing-masing item dalam kuesioner
2 Tidak Baik 2 kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel. Suatu
3 Cukup 3 kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
4 Baik 4 kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
5 Sangat Baik 5 yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Setiap
Sumber: Hasil pengolahan skala likert dari Ghozali (2006) pernyataan dinyatakan valid apabila nilai r hitung
lebih besar dari r tabel (0,361), menunjukan bahwa
Setelah semua data diolah dan diperoleh nilai rata- item-item tersebut sudah mampu mengukur
rata dari masing-masing indikator, penilaian variabel yang ingin diukur.
terhadap fungsi manajemen sumber daya manusia 2. Uji Reliabilitas
perusahaan akan di kategorikan menjadi 3 kategori, Menurut Ghozali (2011), uji reliabilitas adalah
yaitu baik, sedang, dan buruk. Kategori ini dibuat derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang
dengan ketentuan: ditunjukan oleh instrument. Suatu kuesioner
Interval Kelas = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
Kategori seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
Dimana: atau stabil dari waktu ke waktu. Dalam penelitian
Nilai tertinggi = 5 (sangat setuju) ini, yang akan dipakai untuk uji reliabilitas adalah
AGORA Vol.1, No.3,(2013)

teknik Cronbach’s Alpha. Uji reliabilitas adalah menyebutkan bawah saat ini, Jawa Timur menjadi
hasil cronbach alpha > 0.6. Dengan kata lain, jika barometer Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah
alpha yang dinilai lebih besar dari 0.6, maka item- (UMKM) di Indonesia karena memiliki potensi UMKM
item yang digunakan dalam kuesioner dapat disebut yang cukup besar sebagai penggerak perekonomian
reliabel. masyarakat.
3. Rata-rata Hitung (Mean) 4.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data
Menurut Malhotra (2007), mean adalah ukuran 4.2.1 Uji Validitas
untuk mengukur sifat data secara umum. Analisis Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
ini digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata dari pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia yang yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Setiap
dterapkan perusahaan. Nilai rata-rata ini didapat pernyataan dinyatakan valid apabila nilai r hitung lebih
dengan menjumlahkan data dalam kelompok, besar dari r tabel (0,361), menunjukan bahwa item-item
kemudian dibagi dengan jumlah data yang ada. tersebut sudah mampu mengukur variabel yang ingin
4. Deviasi Standar (SD) diukur.
Menurut Malhotra (2007), deviasi standar adalah Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas
akar kuadrat dari variansi. Standar deviasi Indikator rhitung rtable Ket.
digunakan untuk mengetahui penyimpangan dari Saya menginformasikan lowongan
kebutuhan pekerja secara resmi (melalui 0,837 0,361 Valid
tiap data terhadap nilai rata-rata (mean) dari fungsi media massa)
Manajemen Sumber Daya Manusia, untuk
Saya memberikan penjelasan pada calon
menggambarkan variansi nilai-nilai data penelitian. pekerja tentang posisi yang tepat bagi 0,837 0,361 Valid
Semakin kecil penyimpangan, maka data akan mereka

semakin baik, dan begitu pula sebaliknya. Standar Saya memberikan pelatihan pada pekerja
0,756 0,361 Valid
tentang cara menjalankan usaha
deviasi (SD) adalah alat ukur untuk melihat apakah
Saya memberikan bimbingan/pengarahan
variasi data penelitian kecil atau besar, sehingga kepada pekerja dalam menjalankan 0,756 0,361 Valid
akan dapat diketahui homogenitas jawaban pekerjaannya
responden. Apabila SD kecil (kurang dari 20% nilai Saya memberikan kesempatan bagi pekerja
0,725 0,361 Valid
untuk naik posisi, pangkat/jabatan
mean), maka variasi data penelitian dikatakan kecil
atau jawaban responden relatif tidak berbeda satu Saya melakukan perubahan posisi, jabatan,
atau lokasi kerja bagi pekerja agar 0,725 0,361 Valid
dengan yang lain (homogen). Sebaliknya, apabila kemampuan mereka dapat berkembang
SD besar (lebih dari 20% nilai mean), maka variasi Saya sangat memperhatikan hasil kerja para
0,541 0,361 Valid
data penelitian dikatakan besar atau jawaban pekerja saya

responden relatif berbeda satu dengan yang lain


Saya sangat memperhatikan tingkat
(heterogen). pengetahuan yang dimiliki pekerja saya
0,590 0,361 Valid

5. Diagram Batang Saya sangat memperhatikan inisiatif


0,482 0,361 Valid
Pada penelitian ini, diagram batang digunakan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya

untuk memetakakan fungsi Manajemen Sumber Saya sangat memperhatikan kemampuan


dan kecepatan kerja para pekerja saya
0,575 0,361 Valid
Daya Manusia yang dterapkan perusahaan. Menurut Saya sangat memperhatikan sikap pekerja
0,608 0,361 Valid
Malhotra (2007), sumbu horizontal pada diagram dalam menyelesaikan pekerjaannya
batang adalah pertanyaan-pertanyaan yang Saya sangat memperhatikan disiplin waktu
0,496 0,361 Valid
dan tingkat absensi pekerja saya
disajikan pada kuesioner. Sedangkan sumbu
Saya memberikan gaji sesuai dengan beban
vertikal pada diagram batang merupakan rata-rata pekerjaan
0,480 0,361 Valid

nilai tanggapan responden (mean) pada tiap item Saya memberikan komisi (bonus) atas
0,673 0,361 Valid
peningkatan kerja para pekerja saya
pertanyaan tersebut.
Saya memberikan asuransi perlindungan
0,379 0,361 Valid
bagi pekerja saya
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Saya memberikan pengakuan/pujian
0,687 0,361 Valid
4.1 Sekilas Tentang UMKM di Jawa Timur kepada pekerja atas hasil kerjanya

Kondisi UMKM di Jawa Timur memang telah Saya menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan diantara para pekerja saya
0,679 0,361 Valid
memperlihatkan perkembangannya dibandingkan sepuluh Saya menciptakan lingkungan kerja yang
0,622 0,361 Valid
tahun terakhir, baik dalam kontes ekonomi maupun dalam nyaman dan sehat bagi pekerja saya

konteks Manajemen Sumber Daya Manusia. Seperti pada Saya menyedikan peralatan pelindung
0,675 0,361 Valid
untuk menjamin keselamatan pekerja saya
tahun 2000-2004 misalnya, UKM di Indonesia masih Saya menyediakan alat P3K di tempat kerja 0,675 0,361 Valid
memiliki banyak permasalahan yang perlu mendapatkan
penanganan dari otoritas untuk mengatasi keterbatasan
akses ke kredit bank/sumber permodalan lain dan akses Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui
pasar. Selain itu kelemahan dalam organisasi, manajemen, bahwa semua indikator yang digunakan mengukur variabel
maupun penguasaan teknologi juga perlu dibenahi Pengadaan Tenaga Kerja (X1), Pengembangan Karyawan
(Adriningsih, 2004). Namun saat ini, Pemberdayaan Usaha (X2), Pengembangan Karir (X3), Penilaian Prestasi Kerja
Mikro Kecil menengah (UMKM) telah menjadi salah satu (X4), Kompensasi (X5), dan variabel Keselamatan dan
alternatif yang dipilih pemerintah dalam upaya Kesehatan Kerja (X6) adalah valid, karena nilai r
mengurangi pengangguran, mengentas kemiskinan dan hitung(total pearson correlation) dari semua indikator yang
pemerataan pendapatan. Sebagaimana Dinas Komunikasi digunakan memiliki nilai r tabel lebih besar dari 0,361.
dan Informatika Provinsi Jawa Timur (2009) telah Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh
AGORA Vol.1, No.3,(2013)

indikator yang digunakan pada tiap-tiap variabel penelitian (4,3%) diantaranya dioperasikan di Sidorajo. 5 usaha
dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. (3,5%) diantaranya dioperasikan di Kediri. 4 usaha (2,8%)
4.2.2 Uji Reliabilitas diantaranya dioperasikan di Malang. 2 usaha (1,4%)
diantaranya dioperasikan di Pasuruan. Sisanya adalah
Menurut Ghozali (2011), uji reliabilitas adalah
usaha yang dioperasikan di Banyuwangi, Bojonegoro,
derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang
Gresik, Jember, Nganjung, Pamekasan dan
ditunjukan oleh instrument. Suatu kuesioner dikatakan
Situbondo,dimana masing-masing terdapat 1 usaha (0,7%).
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha yang
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
dioperasikan di Surabaya merupakan jumlah usaha
waktu. Dalam penelitian ini, yang akan dipakai untuk uji
terbanyak yang menjadi obyek penelitian ini.
reliabilitas adalah teknik Cronbach’s Alpha. Uji reliabilitas
4.3.2 Tahun Berdiri Usaha
adalah hasil cronbach alpha > 0.6. Dengan kata lain, jika Tabel 4.4. Tahun Berdiri Usaha
alpha yang dinilai lebih besar dari 0.6, maka item-item Tahun Frekuensi Persentase
yang digunakan dalam kuesioner dapat disebut reliabel. 1901 1 0,7%

Tabel 4.2. Hasil Uji Reliabilitas 1960-1969 2 1,4%

1970-1979 2 1,4%
Variabel Cronbach Alpha Nilai Kritis Ket.
1980-1989 12 8,5%
Pengadaan Tenaga Kerja 0,911 0,600 Reliabel 1990-1999 24 17%
Pengembangan Karyawan 0,858 0,600 Reliabel 2000-2009 50 35,5%
2010-2013 50 35,5%
Pengembangan Karir 0,840 0,600 Reliabel
TOTAL 141 100%
Penilaian Prestasi Kerja 0,791 0,600 Reliabel

Kompensasi 0,840 0,600 Reliabel Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, dapat diketahui
Keselamatan dan Kesehatan
bahwa dari 141 usaha yang diteliti, terdapat 50 usaha
0,806 0,600 Reliabel (35,5%) yang masing-masing telah didirikan antara tahun
Kerja
2000-2009 dan 2010-2013. 24 usaha (17%) diantaranya
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat diketahui telah didirikan antara tahun 1990-1999. 12 usaha (17,1%)
bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian diantaranya telah didirikan antara tahun 1980-1989. 2
ini, yaitu: Pengadaan Tenaga Kerja, Pengembangan usaha (1,4%) diantaranya masing-masing telah didirikan
Karyawan, Pengembangan Karir, Penilaian Prestasi Kerja, antara tahun 1960-1969 dan 1970-1979. Sisanya, 1 usaha
Kompensasi, dan variabel Keselamatan dan Kesehatan (0,7%), merupakan usaha yang paling lama berdiri, yaitu
Kerja, memiliki nilai cronbach alpha lebih dari 0,6. sejak tahun 1901. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Dengan demikian, maka seluruh pernyataan yang usaha yang berdiri antara tahun 2000-2009 dan 2010-2013
digunakan dalam penelitian telah reliabel dan bisa merupakan jumlah usaha terbanyak yang menjadi obyek
digunakan untuk analisis selanjutnya. dalam penelitian ini.
4.3 Profil Responden Penelitian 4.3.3 Ada Tidaknya Ijin Usaha
Deskripsi mengenai profil responden penelitian Tabel 4.5. Ada Tidaknya Ijin Usaha
yang meliputi kota lokasi usaha, tahun berdiri usaha, ada Ijin Usaha Frekuensi Persentase
tidaknya ijin usaha, kepemilikan usaha, sumber modal dan Ada 73 68,6%
bentuk usaha saat berdiri, dapat dijelaskan pada tabel-tabel Tidak Ada 68 31,4%
berikut ini: TOTAL 141 100%
4.3.1 Kota Lokasi Usaha
Tabel 4.3. Kota Lokasi Usaha
Kota Frekuensi Persentase Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, dapat diketahui
Banyuwangi 1 0,7% bahwa dari 141 usaha yang diteliti, terdapat 73 usaha
Bojonegoro 1 0,7%
(68,6%) diantaranya yang telah memiliki ijin usaha.
Gresik 1 0,7%
Sedangkan 68 usaha lainnya (31,4%) belum memiliki ijin
usaha. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha yang
Jember 1 0,7%
telah memiliki ijin usaha merupakan jumlah usaha
Kediri 5 3,5%
terbanyak yang menjadi objek penelitian ini.
Malang 4 2,8%
4.3.4 Kepemilikan Usaha
Mojokerto 6 4,3% Tabel 4.6. Kepemilikan Usaha
Nganjuk 1 0,7% Milik Frekuensi Persentase
Pamekasan 1 0,7% Kelompok Usaha Bersama 19 13,5%
Pasuruan 2 1,4% Usaha Perseorangan 122 86,5%
Sidoarjo 10 7,1% TOTAL 141 100%
Situbondo 1 0,7%
Surabaya 107 75,9% Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, dapat diketahui
TOTAL 141 100%
bahwa dari 141 usaha yang diteliti, 122 usaha (86,5%)
diantaranya merupakan Usaha Persorangan. Sedangkan 19
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, dapat diketahui usaha lainnya (13,5%) merupakan Kelompok Usaha
bahwa dari 141 usaha yang diteliti, 107 usaha (75,9%) Bersama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Usaha
diantaranya dioperasikan di kota Surabaya. 10 usaha Perseorangan merupakan jumlah usaha terbanyak yang
(7,1%) diantaranya dioperasikan di Sidorajo. 6 usaha menjadi obyek penelitian ini.
AGORA Vol.1, No.3,(2013)

4.3.5 Sumber Modal hanya 2,8% pengusaha yang melakukannya dengan sangat
Tabel 4.7. Sumber Modal baik.
Bentuk Frekuensi Persentase 4.4 Analisis Deskriptif
Non Pemerintah 2 1,4% Setelah semua data diolah dan diperoleh nilai rata-
Pribadi 124 87,9% rata dari masing-masing indikator, penilaian terhadap
Kelompok 9 6,7% fungsi manajemen sumber daya manusia perusahaan akan
Teman/Saudara/Kerabat 2 1,4% di kategorikan menjadi 3 kategori, yaitu baik, cukup baik,
Bank 4 2,8% dan kurang baik. Kategori ini dibuat dengan ketentuan:
TOTAL 141 100% Tabel 4.29. Ketentuan Pengkategorian Rata-Rata
Jawaban Responden
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, dapat diketahui Interval Kategori
bahwa dari 141 usaha yang diteliti, 124 usaha (87,9%) 3.68 – 5.00 Baik
diantaranya merupakan usaha yang mendapatkan modal 2.34 – 3.67 Cukup Baik
dari Pribadi (perorangan). 9 usaha (6,7%) diantaranya
1.00 – 2.33 Kurang Baik
merupakan usaha yang mendapatkan modal dari
Kelompok (swadaya). 4 usaha (2,8%) diantaranya Sumber. Kuncoro (2003)
merupakan usaha yang mendapatkan modal dari Bank 4.4.1 Pengadaan Tenaga Kerja
(pinjaman dengan bunga).Sisanya, masing-masing 2 usaha Tabel 4.30. Analisis Deskriptif Variabel Pengadaan
(1,4%), merupakan usaha yang mendapatkan modal dari Tenaga Kerja
pihak Non Pemerintah (swasta) dan Indikator Mean Std. Dev Kategori
Teman/Saudara/Kerabat (pinjaman tanpa bunga).Hasil Saya menginformasikan lowongan
Cukup
penelitian ini menunjukkan bahwa usaha yang kebutuhan pekerja secara resmi (melalui 3,34 0,93
Baik
media massa)
mendapatkan modal dari Pribadi (perorangan) merupakan Saya memberikan penjelasan pada calon
jumlah usaha terbanyak yang menjadi obyek penelitian ini. Cukup
pekerja tentang posisi yang tepat bagi 3,46 0,92
Baik
mereka
4.3.6 Bentuk Usaha
Tabel 4.8. Bentuk Usaha Total 6,80 1,86
Bentuk Frekuensi Persentase Cukup
Pengadaan Tenaga Kerja 3,40 0,93
Baik
Informal 78 55,3%
UD 39 27,7%
CV 17 12,1%
PT 7 5%
TOTAL 141 100%

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, dapat diketahui


bahwa dari 35 usaha yang diteliti, 16 usaha (45,7%)
diantaranya merupakan usaha yang berbebtuk informal. 8
usaha (22,9%) merupakan usaha yang berbentuk UD
(Usaha Dagang). 7 usaha (20%) merupakan usaha yang
berbentuk CV (Comanditaire Venootschap). Sedangkan 4 Gambar 4.1. Analisis Deskriptif Variabel Pengadaan
usaha lainnya (11,4%) merupakan usaha yang berbentuk Tenaga Kerja
PT (Perseroan Terbatas). Hasil penelitian ini menunjukkan Berdasarkan Tabel 4.30 dan Gambar 4.1 di atas,
bahwa usaha informal merupakan yang terbanyak dalam dapat diketahui bahwa dari dua buah indikator yang
penelitian ini. digunakan untuk menjelaskan variabel Pengadaan Tenaga
4.3.7 Tanggapan Responden terhadap Variabel Kerja, nilai mean dari “Saya memberikan penjelasan pada
Pengadaan Tenaga Kerja calon pekerja tentang posisi yang tepat bagi mereka”
Tabel 4.9. Tanggapan Responden terhadap sebesar 3,46, lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mean
Indikator Pengadaan 1 yang dimiliki indikator “Saya menginformasikan
Jawaban Frekuensi Persentase
lowongan kebutuhan pekerja secara resmi (melalui media
Tidak Ada 92 65,2%
Sangat Tidak Baik 5 3,5%
massa)” sebesar 3,34.
Tidak Baik 1 0,7%
Nilai standar deviasi sebesar 0,92 yang dimiliki
Sedang 20 14,2% indikator “Saya menginformasikan lowongan kebutuhan
Baik 19 13,5% pekerja secara resmi (melalui media massa)” menunjukkan
Sangat Baik 4 2,8% bahwa indikator ini memiliki variasi data yang lebih kecil
TOTAL 141 100% (homogen). Sedangkan variasi data yang dimiliki indikator
“Saya memberikan penjelasan pada calon pekerja tentang
Sumber: Lampiran 3 posisi yang tepat bagi mereka” dengan nilai standar deviasi
sebesar 0,93, menunjukkan bahwa indikator ini memiliki
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, dapat diketahui variasi data yang lebih besar (heterogen).
bahwa dari 141 responden yang diteliti, 65,2% pengusaha Secara keseluruhan, kegiatan Pengadaan Tenaga
tidak melakukan perekrutan secara resmi melalui media Kerja, berada pada kategori Cukup Baik, karena memiliki
masa. Hanya 34,8% yang telah melakukannya, dan itupun total mean sebesar 3,40 (berada pada rentang mean antara
2.34 – 3.67).
AGORA Vol.1, No.3,(2013)

4.4.2 Pengembangan Karyawan Indikator Mean Std. Dev Kategori

Tabel 4.31. Analisis Deskriptif Variabel Saya memberikan kesempatan bagi Cukup
3,51 1,09
Pengembangan Karyawan pekerja untuk naik posisi, pangkat/jabatan Baik
Indikator Mean Std. Dev Kategori Saya melakukan perubahan posisi,
jabatan, atau lokasi kerja bagi pekerja Cukup
Saya memberikan pelatihan pada pekerja Cukup 3,37 1,09
3,54 0,82 agar kemampuan mereka dapat Baik
tentang cara menjalankan usaha Baik berkembang
Total 6,89 2,18
Saya memberikan bimbingan/pengarahan
kepada pekerja dalam menjalankan 3,77 0,73 Baik Cukup
pekerjaannya Pengembangan Karir 3,44 1,09
Baik

Total 7,31 1,55


Sumber: Lampiran 3
Cukup
Pengembangan Karyawan 3,66 0,77
Baik

Sumber: Lampiran 3

Gambar 4.2. Analisis Deskriptif Variabel Pengembangan Gambar 4.3.


Karyawan Berdasarkan Tabel 4.32 dan Gambar 4.3 di atas,
dapat diketahui bahwa dari dua buah indikator yang
Berdasarkan Tabel 4.31 dan Gambar 4.2 di atas,
digunakan untuk menjelaskan variabel Pengembangan
dapat diketahui bahwa dari dua buah indikator yang
Karir, nilai mean dari indikator “Saya memberikan
digunakan untuk menjelaskan variabel Pengembangan
kesempatan bagi pekerja untuk naik posisi,
Karyawan, nilai mean dari indikator “Saya memberikan
pangkat/jabatan” sebesar 3,37, lebih tinggi dibandingkan
bimbingan/pengarahan kepada pekerja dalam menjalankan
dengan nilai mean yang dimiliki indikator “Saya
pekerjaannya” sebesar 3,77, lebih tinggi dibandingkan
melakukan perubahan posisi, jabatan, atau lokasi kerja
dengan nilai mean yang dimiliki indikator “Saya
bagi pekerja agar kemampuan mereka dapat berkembang”
memberikan pelatihan pada pekerja tentang cara
sebesar 3,51.
menjalankan usaha” sebesar 3,54.
Kedua indikator sama-sama memiliki nilai standar
Nilai standar deviasi sebesar 0,73 yang dimiliki
deviasi sebesar 0,73 yang menunjukkan bahwa keduanya
indikator “Saya memberikan bimbingan/pengarahan
sama-sama memiliki variasi data yang kecil (homogen).
kepada pekerja dalam menjalankan pekerjaannya”
Secara keseluruhan, kegiatan Pengembangan Karir,
menunjukkan bahwa indikator ini memiliki variasi data
berada pada kategori Cukup Baik, karena memiliki total
yang lebih kecil (homogen). Sedangkan variasi data yang
mean sebesar 3,44 (berada pada rentang mean antara 2.34
dimiliki indikator “Saya memberikan pelatihan pada
– 3.67).
pekerja tentang cara menjalankan usaha” dengan nilai
4.4.4 Penilaian Prestasi Kerja
standar deviasi sebesar 0,82, menunjukkan bahwa
Tabel 4.33. Analisis Deskriptif Variabel Penilaian
indikator ini memiliki variasi data yang lebih besar
Prestasi Kerja
(heterogen). Indikator Mean Std. Dev Kategori
Secara keseluruhan, pengelolaan Sumber Daya Saya sangat memperhatikan hasil kerja
3,97 0,89 Baik
Manusia yang dilakukan oleh pemilik usaha Formal dan para pekerja saya
Informal di Jawa Timur, khususnya pada kegiatan Saya sangat memperhatikan tingkat
3,69 0,99 Baik
pengetahuan yang dimiliki pekerja saya
Pengembangan Karyawan, berada pada kategori Cukup
Baik, karena memiliki total mean sebesar 3,66 (berada Saya sangat memperhatikan inisiatif
Cukup
pekerja dalam menyelesaikan 3,66 0,91
pada rentang mean antara 2.34 – 3.67). pekerjaannya
Baik

4.4.3 Pengembangan Karir Saya sangat memperhatikan kemampuan


3,86 0,81 Baik
Tabel 4.32. Analisis Deskriptif Variabel dan kecepatan kerja para pekerja saya

Pengembangan Karir Saya sangat memperhatikan sikap pekerja


3,83 0,75 Baik
dalam menyelesaikan pekerjaannya
Saya sangat memperhatikan disiplin
3,77 1,03 Baik
waktu dan tingkat absensi pekerja saya
Total 22,77 5,38

Penilaian Prestasi Kerja 3,80 0,90 Baik


AGORA Vol.1, No.3,(2013)

Gambar 4.4. Analisis Deskriptif Variabel Penilaian


Prestasi Kerja
Berdasarkan Tabel 4.33 dan Gambar 4.4 di atas,
dapat diketahui bahwa dari keenam indikator yang Gambar 4.5. Analisis Deskriptif Variabel Kompensasi
digunakan untuk menjelaskan variabel Penilaian Prestasi Berdasarkan Tabel 4.34 dan Gambar 4.5 di atas,
Kerja, indikator “Saya sangat memperhatikan hasil kerja dapat diketahui bahwa dari keenam indikator yang
para pekerja saya” memiliki nilai mean yang tertinggi, digunakan untuk menjelaskan variabel Kompensasi,
yaitu sebesar 3,97. Sedangkan nilai mean terkecil indikator “Saya menciptakan suasana kerja yang
didapatkan pada indikator “Saya sangat memperhatikan menyenangkan diantara para pekerja saya” memiliki nilai
inisiatif pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya”, yaitu mean yang tertinggi, yaitu sebesar 3,54. Sedangkan nilai
sebesar 3,66. mean terkecil didapatkan pada indikator “Saya
Nilai standar deviasi sebesar 0,75 yang dimiliki memberikan gaji sesuai dengan beban pekerjaan”, yaitu
indikator “Saya sangat memperhatikan inisiatif pekerja sebesar 3,17.
dalam menyelesaikan pekerjaannya” menunjukkan bahwa Nilai standar deviasi sebesar 0,75 yang dimiliki
indikator ini memiliki variasi data yang paling kecil indikator “Saya memberikan gaji sesuai dengan beban
(homogen). Sedangkan variasi data yang dimiliki indikator pekerjaan” menunjukkan bahwa indikator ini memiliki
“Saya sangat memperhatikan disiplin waktu dan tingkat variasi data yang paling kecil (homogen). Sedangkan
absensi pekerja saya” dengan nilai standar deviasi sebesar variasi data yang dimiliki indikator “Saya menciptakan
1,03, menunjukkan bahwa indikator ini memiliki variasi suasana kerja yang menyenangkan diantara para pekerja
data yang paling besar (heterogen). saya” dengan nilai standar deviasi sebesar 0,92,
Secara keseluruhan, kegiatan Penilaian Prestasi menunjukkan bahwa indikator ini memiliki variasi data
Kerja, berada pada kategori Baik, karena memiliki total yang paling besar (heterogen).
mean sebesar 3,80 (berada pada rentang mean antara 3.68 Secara keseluruhan, kegiatan pemberian
– 5.00). Kompensasi, berada pada kategori Cukup Baik, karena
4.4.5 Kompensasi memiliki total mean sebesar 3,40 (berada pada rentang
Tabel 4.34. Analisis Deskriptif Variabel mean antara 2.34 – 3.67).
Kompensasi 4.4.6 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Indikator Mean Std. Dev Kategori
Tabel 4.35. Analisis Deskriptif Variabel
Saya memberikan gaji sesuai dengan Cukup
beban pekerjaan
3,17 0,75
Baik
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Indikator Mean Std. Dev Kategori
Saya memberikan komisi (bonus) atas Cukup
3,43 0,92 Saya menyedikan peralatan pelindung Cukup
peningkatan kerja para pekerja saya Baik 3,63 1,11
untuk menjamin keselamatan pekerja saya Baik
Saya memberikan asuransi perlindungan Cukup
3,37 0,77 Saya menyediakan alat P3K di tempat
bagi pekerja saya Baik 3,69 1,13 Baik
kerja
Saya memberikan pengakuan/pujian Cukup Total 7,31 2,25
3,40 0,85
kepada pekerja atas hasil kerjanya Baik
Cukup
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3,66 1,12
Baik
Saya menciptakan suasana kerja yang Cukup
3,54 0,95
menyenangkan diantara para pekerja saya Baik

Saya menciptakan lingkungan kerja yang Cukup


3,49 0,92
nyaman dan sehat bagi pekerja saya Baik
Total 20,40 5,15

Cukup
Kompensasi 3,40 0,86
Baik
AGORA Vol.1, No.3,(2013)

Gambar 4.7. Nilai Mean Seluruh Variabel Manajemen


Sumber Daya Manusia
Berdasarkan Tabel 4.36 dan Gambar 4.7 di atas,
Gambar 4.6. Analisis Deskriptif Variabel Keselamatan dapat diketahui bahwa dari keenam variabel yang
dan Kesehatan Kerja digunakan untuk menggambarkan Pengelolaan Sumber
Berdasarkan Tabel 4.35 dan Gambar 4.6 di atas, Daya Manusia, variabel Penilaian Prestasi Kerja, dengan
dapat diketahui bahwa dari dua buah indikator yang nilai mean yaitu sebesar 3,80 (berada pada rentang mean
digunakan untuk menjelaskan variabel Keselamatan dan antara 3.68 – 5.00), menjadi satu-satunya variabel yang
Kersehatan Kerja, nilai mean dari indikator “Saya berada pada kategori “Baik”. Sedangkan variabel-variabel
menyediakan alat P3K di tempat kerja” sebesar 3,69, lebih lainnya, yaitu: Pengadan Tenaga Kerja, Pengembangan
tinggi dibandingkan dengan nilai mean yang dimiliki Karyawan, Pengembangan Karir, Kompensasi, serta
indikator “Saya menyedikan peralatan pelindung untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja, hanya berada pada
menjamin keselamatan pekerja saya” sebesar 3,63. kategori Cukup Baik, karena kelima variabel tersebut
Nilai standar deviasi sebesar 0,11 yang dimiliki memiliki total mean pada rentang antara 2.34 – 3.67.
indikator “Saya menyedikan peralatan pelindung untuk
menjamin keselamatan pekerja saya” menunjukkan bahwa 5. KESIMPULAN DAN SARAN
indikator ini memiliki variasi data yang lebih kecil 5.1 Kesimpulan
(homogen). Sedangkan variasi data yang dimiliki indikator Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah
“Saya menyediakan alat P3K di tempat kerja” dengan nilai dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
standar deviasi sebesar 1,13, menunjukkan bahwa bahwa Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang dilakukan
indikator ini memiliki variasi data yang lebih besar oleh pemilik usaha Formal dan Informal di Jawa Timur,
(heterogen). pada kegiatan Pengadaan Tenaga Kerja berada pada
Secara keseluruhan, pengadaan peralatan kategori Cukup Baik; Pengembangan Karyawan berada
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, berada pada kategori pada kategori Cukup Baik; Pengembangan Karir berada
Cukup Baik, karena memiliki total mean sebesar 3,66 pada kategori Cukup Baik; Penilaian Prestasi Kerja berada
(berada pada rentang mean antara 2.34 – 3.67). pada kategori Baik; Pemberian Kompensasi berada pada
4.4.7 Keseluruhan Variabel Pengelolaan Sumber kategori Cukup Baik; Pengadaan peralatan Keselamatan
Daya Manusia dan Kesehatan Kerja berada pada kategori Cukup Baik.
Tabel 4.36. Analisis Deskriptif Keseluruhan Dari keenam variabel yang digunakan untuk
Variabel Sumber Daya Manusia menggambarkan Pengelolaan Sumber Daya Manusia,
Variabel Mean Kategori variabel Penilaian Prestasi Kerja menjadi satu-satunya
Pengadaan Tenaga Kerja 3,40 Cukup Baik
variabel yang berada pada kategori “Baik”. Sedangkan
variabel-variabel lainnya, yaitu: Pengadan Tenaga Kerja,
Pengembangan Karyawan 3,66 Cukup Baik
Pengembangan Karyawan, Pengembangan Karir,
Pengembangan Karir 3,44 Cukup Baik
Kompensasi, serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Penilaian Prestasi Kerja 3,80 Baik hanya berada pada kategori Cukup Baik.
Kompensasi 3,40 Cukup Baik 5.2. Saran
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3,66 Cukup Baik
Adapun saran yang dapat diberikan penulis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Total 21,35
1. Bagi Pemilik Usaha Formal dan Informal di Jawa
Pengelolaan Sumber Daya Manusia 3,56 Cukup Baik Timur
Saran yang hendak diberikan kepada pemilik Usaha
Formal dan Informal di Jawa Timur adalah agar
dapat semaksimal mungkin melakukan perencanaan
pengadaan tenaga kerja serta pengembangan karir
bagi karyawan-karyawannya. Dengan pengadaan
tenaga kerja yang baik, pemilik usaha Formal dan
Informal di Jawa Timur akan memiliki kesempatan
yang besar untuk mendapatkan tenaga kerja yang
kompeten, yang sesuai dengan tujuan perusahaan,
baik jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Bagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur
AGORA Vol.1, No.3,(2013)

Pemerintah Provinsi Jawa Timur diharapkan dapat Mangkunegara, A.A. Prabu. 2007. Manajemen Sumber
lebih berperan aktif dalam pemberdayaan usaha Daya Manusia (Cetakan Ketujuh). Bandung:
Formal dan Informal sebagai bagian dari Usaha Remaja Rosdakarya.
Mikro dan Kecil (UMK) di Jawa Timur, khususnya McKenna, Eugene, and Beech, Nic. 2000. The Essence of
dalam kegiatan pemberdayaan, pembiayaan dan Human Resource Management. Yogyakarta: Andi.
penjaminan UMK di Jawa Timur. Noe, Hollenbeck, Gehart, Wright. 2010. Human Resource
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Management: Gaining a competitive advantage
Peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian (Seventh Edition). New york: McGrawhill.
mengenai Pengelolaan Sumber Daya Manusia pada O’reilly, Ronald. 2004. Manajemen Sumber Daya
usaha Formal dan Informal sebagai bagian dari Manusia: 63 kaidah tak terbantah mulai dari
Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Jawa Timur, merekrut hingga memberdayakan karyawan.
dengan menggunakan sampel yang lebih bervariasi. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Panggabean, Mutiara. 2004. Manajemen Sumber Daya
DAFTAR PUSTAKA Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Badan Pusat Statistik. 2012. Keadaan Ketenagakerjaan Rivai,Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia
Agustus 2012. Berita Resmi Statistik Badan Pusat untuk Perusahaan dari. Teori kePraktik. Jakarta :
Statistik, No.75/11/Th. XV, 5 November 2012. PT Raja Grafindo Persada.
Budiono, dkk. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Robbins P. Stephen. 2004. Organizational Behavior (Jilid
Keselamatan Kerja. Semarang: BP UNDIP. 1). Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Dessler, G. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Rowley, Chris. 2003. Human Resources: The management
Jakarta: Indeks. of people (HRM in context). London: Spiro
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Business Guide.
Program SPSS (Cetakan ke IV. Semarang: BP Simamora, H. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia
UNDIP. (Edisi 3). Yogyakarta: YKPN.
Gomes, F, Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Siswanto, B. Sastrohadisuwiryo. 2002. Manajemen Tenaga
Manusia. Yogyakarta: Andi. Kerja Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Hariandja, M.T. Efendi. 2007. Manajemen Sumber Daya Soeprihanto, John. 2005. Penilaian Kinerja dan
Manusia. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Pengembangan Karyawan. Yogyakarta: BPFE.
Haris, M. Deden. 2011. Strategi Pengembangan Usaha Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif
Sektor Informal dalam Mendukung Pertumbuhan dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Ekonomi dan Penanggulangan Kemiskinan di Sukmadinata, N. Syaodih. 2006. Metode Penelitian
Perkotaan. Proceeding Simposium Nasional Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Otonomi Daerah 2011, LAB-ANE FISIP Untirta, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008
239-245. tentang UMKM
Hasibuan, Malayu. 2004. Manajemen Sumber Daya Wahyudi, Bambang. 2002. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Manusia. Bandung: Sulita.
Ivanevich M. John, Konopaske, Robert. 2013. Human Winarso, H., Budi, G. 2009. Sektor Informal yang
Resource Management (Twelfth Edition). New Teroganisasi: Menata Kota untuk Sektor Informal.
York: McGrawhill. Diunduh dari: http://bulletin.penataanruang.net/
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan upload/data_artikel/Sektor%20Informal%20yang%
Ekonomi. Jakarta: Erlangga. 20Teroganisasi-Pak Haryo%20pdf.pdf, tanggal 15
Malhotra, N.K. 2007. Marketing Research (5th edition). Maret 2013.
New Jersey: Prentice Hall. Wursanto. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi.
Yogyakarta: Andi.

Anda mungkin juga menyukai