SKRIPSI
Program Studi Akuntansi
AULIA HIDAYATI
43206110015
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2009
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Disahkan Oleh:
Pembimbing Skripsi
ii
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
Ketua
Anggota
iii
ABSTRAK
Kata kunci : Laporan keuangan, laporan arus kas, analisis horizontal, analisis
commonsize, analisis ratio, pengambilan keputusan manajeman.
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... iv
ABSTRACT ............................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
viii
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN
A. Kesimpulan …………………………………………………………… 63
B. Saran ………………………………………………………………….. 64
ix
DAFTAR TABEL
A. TABEL
Langsung ....................................................................................... 18
B. GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu bagian dari pelaporan keuangan perusahaan adalah laporan arus
penerimaan dan pengeluaran kas, baik dari aktivitas operasi, investasi maupun
pendanaan. Arus kas merupakan bagian penting dalam perusahaan yang ingin
beroperasi secara terus menerus, karena tanpa adanya arus kas kelangsungan
laporan laba rugi, karena ketiga laporan tersebut memberikan mamfaat yang
informasi mengenai kinerja perusahaan yang tercermin dalam ukuran laba yang
melengkapi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik.
1
Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia (PSAK) yang dikeluarkan Ikatan
Akuntansi Indonesia (IAI) telah mensyaratkan penyajian laporan arus kas sebagai
salah satu laporan keuangan yang wajib disajikan terutama untuk pelaporan
arus kas tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan
keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Laporan arus kas
informasi yang baik dan berguna bagi pemakainya untuk pengambilan keputusan.
kondisi keuangan perusahaan di masa lalu, saaat ini dan masa yang akan depan
dapat menimbulkan masalah dimasa yang akan datang. Hasil analisis laporan
keuangan inilah kemudian yang akan menjadi dasar oleh mereka dalam
pengambilan keputusan. Oleh karena itu agar pemakai laporan keuangan dapat
mengambil keputusan yang tepat maka informasi yang terkandung dalam laporan
2
Karena pentingnya analisis laporan arus kas ini dalam pengambilan
B. Perumusan Masalah
kas mendapat perhatian besar. Berbagai penelitian dan pendapat telah menegaskan
pentingnya analisis laporan arus kas dan analisis arus kas dianggab akan
kas sebagai bagian integral dari laporan keuangan perusahaan , maka peran
analisis arus kas akan semakin besar dan akan selalu menjadi bagian dari analisis
keuangan perusahaan.
seperti yang disebutkan di atas, maka ada beberapa pokok permasalahan dalam
skripsi ini, sebagai berikut: “Apakah informasi arus kas aktivitas operasi dapat
Indonesia ?”
3
C. Pembatasan Masalah
Masalah yang dibahas pada penelitian ini dibatasi pada arus kas aktivitas
didasarkan pada arus kas PT. Outsourcing Indonesia yang berasal dari aktivitas
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang lebih
jelas tentang analisis arus kas sebagai alat pengambil keputusan manajemen.
Melalui skripsi ini penulis berharap hasilnya dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan.
2. Kegunaan Penelitian
1. Manajemen Perusahaan
keputusan.
4
Analis dapat memperoleh informasi yang lebih baik untuk melakukan analisis
3. Penulis
Penulisan skripsi ini merupakan media bagi penulis untuk melakukan analisis
5
6
BAB II
LANDASAN TEORI
aktifitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas menurut Keiso dan
Weagant (2005:731) “the statement of cash flow is generally prepaid using cash
an cash equivalent as it’s basic” yang apabila diartikan adalah laporan yang
disusun menggunakan kas dan setara kas sebagai dasar penyusunannya. Menurut
Putra (2009) laporan arus kas berfungsi untuk mengetahui realisasi kas masuk dan
keluar perusahaan sehingga dapat diprediksi potensi realisasi kas dimasa yang
(pembagian deviden).
Menurut Henderson dan Pierson (2004, 303) yang dikutip dari FSAB
”cash is most useful concept of funds because decision of investor, creditors and
other focus assessment of the future cash flow”. Sedangkan menurut Schroeder
dan Clark (2005: 207) menyatakan bahwa tujuan “laporan arus kas adalah
untuk memberikan informasi yang relevan mengenai kas masuk dan kas keluar
perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan
6
7
perusahaan dalam menggunakan arus kas. Adapun yang dimaksud dengan “arus
b. Setara kas terdiri dari investasi jangka pendek yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek yang dapat diubah menjadi kas dengan cepat tanpa ada
resiko perubahan nilai yang signifikan seperti sertifikat deposito dengan jatuh
tempo tiga bulan. Investasi yang dimasukan sebagai setara kas adalah investasi
yang jatuh tempo dalam atau kurang dari tiga bulan sejak tanggal
perolehannya.
oleh adanya aktifitas pengelolaan dana oleh pihak manajemen perusahaan untuk
dalam investasi jangka pendek. Aktifitas manajemen ini bukan termasuk kegiatan
operasi, investasi atau pendanaan oleh karena itu transaksi-transaksi tersebut pun
tidak perlu dilaporkan secara mendetail dalam laporan arus kas, namun
kebijakan yang menentukan investasi mana saja yang termasuk dalam setara kas
yang akan disajikan dalam laporan arus kas perusahaan, misalnya perusahaan
pendek yang sangat likuid, dapat memutuskan agar pos tersebut dimasukkan ke
7
8
Untuk menyusun laporan arus kas dibutuhkan data dari neraca komparatif,
ditambah dengan data laba operasi dari laporan rugi laba serta penjelasan lain
yang berkaitan dengan transaksi perusahaan dan perubahan saldo tiap perkiraan.
saldo kas dan setara kas selama periode berjalan. Penyusunannya dapat dilakukan
dengan melihat perubahan perkiraan non kas dan non setara kas dalam neraca
awal periode dibandingkan dengan neraca akhir periode untuk melihat transaksi
operasi, investasi, dan pendanaan apa saja yang terjadi selama periode tersebut
dan bagaimana pengaruhnya pada arus kas. Untuk itu dalam menyusun laporan
arus kas, dilakukan analisis semua perubahan yang terjadi dalam semua perkiraan
neraca kecuali kas dan setara kas selama periode tersebut, dengan memperhatikan
data dari neraca, laporan rugi laba dan informasi tambahan lainnya.
Arus kas dan setara kas dalam laporan arus kas dikelompokkan menurut
posisi keuangan perusahaan dan terhadap jumlah kas dan setara kas serta dapat
a. Aktifitas Operasi
8
9
arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi
Schroeder dan Clark (2005) arus kas masuk dari kegiatan operasi terdiri dari:
3) Semua arus kas masuk yang bukan merupakan hasil dari tansaksi yang berasal
4) Semua arus kas yang tidak tergolong dalam kegiatan investasi dan
dibayar dan bunga serta deviden yang diterima diklasifikasikan sebagai arus kas
9
10
operasi. Sedangkan untuk jenis perusahaan lain, arus kas dari bunga dan deviden
dan rugi bersih, akan tetapi dapat juga diklasifikasikan sebagai arus kas
pendanaan atau arus kas investasi. Hal ini dikarenakan bungan dan deviden dapat
dianggap sebagai biaya perolehan sumber daya keuangan atau sebagai hasil
No. 2, dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya
perolehan sumber daya keuangan tapi juga dapat diklasfikasikan sebagai aktifitas
operasi dengan tujuan agar pemakai laporan keuangan dapat menilai kemampuan
sebagai arus kas dari aktifitas operasi kecuali jika arus kas untuk pajak tersebut
atau pendanaan.
Jumlah arus kas yang berasal dari aktifitas operasi merupakan indicator
untuk menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang
10
11
pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas histories bersama
dengan informasi lain, berguna untuk memprediksi arus kas operasi masa depan.
Pelaporan arus kas dari aktivitas operasi dapat menggunakan salah satu
dari dua metode yang diperkenankan, yakni metode langsung dan metode tidak
Metode ini sering juga disebut metode rekonsiliasi, karena untuk menghitung
arus kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasi, diawali dengan laba
bersih dan rugi bersih akrual dalam laporan rugi laba dan kemudian dilakukan
komponen rugi laba yang bukan merupakan transaksi kas, seperti penyusutan
arus kas investasi dan arus kas pendanaan, misalnya keuntungan dan kerugian
Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara mengelompokan
operasi secara lengkap dan baru dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan
operasi (misal: pembayaran pada pemasok) secara langsung. Metode ini secara
11
12
efektif menyajikan laporan rugi laba dalam dasar kas bukan dengan dasar
akrual.
kas dari aktifitas operasi, (misalnya kas yang diterima dari konsumen, bunga
dan deviden), lalu dikurangi dengan pengeluaran kas untuk aktifitas operasi
seperti pembayaran pada pemasok, biaya operasi, pajak dan pembayaran kas
Nilai kas yang diterima dari konsumen diperoleh dari nilai penjualan bersih,
lalu disesuaikan dengan perubahan saldo piutang dagang awal periode dan
secara kredit. Penyesuaian ini dilakukan karena penjualan kredit tidak akan
konsumen dan belum dibayar oleh konsumen. Arus kas dari penjualan berasal
dari penjualan kas periode ini ditambah kas dari penagihan piutang periode
kredit pada periode berjalan lebih besar dari penagihan piutang pada periode
kredit periode berjalan lebih kecil dari arus kas masuk (pembayaran oleh
ditambahkan pada saldo penjualan untuk mendapatkan jumlah kas aktual yang
12
13
Pengeluaran kas untuk kegiatan operasi (seperti kas yang dibayarkan pada
saldo hutang lancar. Adapun kas yang dibayarkan untuk biaya operasi didapat
Baik metode langsung maupun tak langsung akan memberikan hasil akhir
jumlah arus kas dari kegiatan operasi yang sama. Keuntungan dari penggunaan
metode tidak langsung adalah dapat melihat kualitas laba (quality of earning)
dengan memfokuskan pada perbedaan antara laba bersih dengan arus kas dari
aktifitas operasi, selain itu biaya yang dibutuhkan untk menghasilkan laporan
dengan metode ini akan lebih murah, karena informasi tetap dengan dasar akrual
mudah dipahami dan akan menghasilkan gambaran yang lebih jelas dari mana
arus kas operasi berasal dan bagaimana penggunaannya. Hal ini akan lebih
bermanfaat untuk menganalisa trend dan mengestimasi arus kas dari operasi yang
akan datang (future cash flow), karena arus kas masuk dan keluar dapat
13
14
b. Aktifitas Investasi
pengeluaran kas berkaitan dengan sumber daya yang dipakai untuk menghasilkan
pendapatan dan arus kas masa depan. Menurut Putra (2009) kegiatan yang
digolongkan kedalam kelompok ini adalah semua kegiatan kas yang terkait
disposing of investment are reductive long live asset and lending money and
collecting the loans” atau laporan yang berisi bagaimana perusahaan dalam
berinvestasi yaitu salah satunya adalah meminjamkan uang dan pelunasan dari
pinjaman itu.
Menurut Schroeder dan Clark (2005) arus kas masuk yang berasal dari
4) Arus kas masuk dari penagihan kepada pihak lain berupa debt invesment.
Adapun contoh arus kas keluar dari kegiatan investasi antara lain:
14
15
Dalam penyusunan laporan arus kas, arus kas dari aktivitas investasi
aktiva tetap, perkiraan investasi jangka panjang, wesel bayar dan sebagainya
Kelompok utama penerimaan kas dan pengeluaran kas kotor dari aktivitas
ini harus disajikan terpisah, misalnya pengelaran kas dari akuisisi peralatan/aktiva
tetap dan penerimaan kas dari penjualan aktiva yang lama harus dilaporkan
tidak lengkap akan menimbulkan masalah bagi pihak luar yang tidak memiliki
c. Aktifitas Pendanaan
modal dan pinjaman jangka panjang perusahaan. Menurut Putra ( 2009) Arus kas
15
16
transaksi perolehan sumber daya lain dari kreditor jangka panjang termasuk
transaksi pengembaliannya. Arus kas dari aktifitas ini harus diungkapkan secara
terpisah karena berguna untuk memperkirakan klaim terhadap arus kas di masa
Menurut Schroeder dan Clark (2005) arus kas masuk dari aktivitas pendanaan
Sedangkan contoh arus kas keluar dari aktifitas ini antara lain:
16
17
Tabel 2.1.
Format penyajian arus kas dengan metode tidak langsung.
PT. ABC
LAPORAN ARUS KAS (METODE TIDAK LANGSUNG)
Tahun yang berakhir 31 Desember 20-2
dalam rupiah
Arus kas dari aktifitas operasi
Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasa 3.350
Penyesuaian untuk
Penyusutan 450
Kerugian selisih kurs 40
Penghasilan investasi (500)
Beban bunga 400
Sumber : Ikatan Akuntansi Indonesia “Standar Akuntansi Keuangan No. 2: Laporan Arus Kas”,
(2004).
17
18
Tabel 2.2.
Format penyajian arus kas dengan metode langsung.
PT. ABC
LAPORAN ARUS KAS (METODE LANGSUNG)
Tahun yang berakhir 31 Desember 20-2
dalam rupiah
Arus kas dari aktifitas operasi
Penerimaan kas dari pelanggan 30.150
Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (27.600)
Kas yang dihasilkan operasi 2.550
Pembayaran bunga (270)
Pembayaran pajak penghasilan (900)
Arus kas sebelum pos luar biasa 1.380
Hasil dari asuransi karena gempa bumi 180
Sumber : Ikatan Akuntansi Indonesia “Standar Akuntansi Keuangan No. 2: Laporan Arus Kas”,
(2004).
18
19
berikut:
yang tersedia untuk umum. Agar mendapatkan informasi yang sesuai dengan yang
teknik tergantung dari tujuan analisis tersebut. Tujuan analisis sangat tergantung
akan datang untuk menetapkan harga beli atau harga jual sekuritas yang
hal yang sama dengan yang ingin diketahui oleh inventor dan kreditor juga untuk
lain :
19
20
3. Analisis rasio
Menurut Van Greuning (2005:29), “analisis rasio digunakan oleh analis dan
Analisis rasio ini merupakan alat yang berguna untuk memberi indikasi akan
adanya masalah yang membutuhkan perhatian yang lebih dalam dan memberi
Analisis ini akan lebih berguna lagi jika rasio tersebut dapat dibandingkan
dengan rasio perusahaan pada periode sebelumnya, dengan rasio standar yang
telah ditetapkan, atau dengan rasio perusahaan lain dalam industri yang sama.
keseluruhan, yaitu neraca, laporan rugi laba, dan laporan arus kas. Analisis arus
20
21
kas merupakan bagian dari analisis laporan keuangan. Analisis ini mulai mendapat
perhatian penting karena laporan arus kas dianggap mengandung manipulasi yang
lebih sedikit dan lebih mudah diinterpretasikan, disamping itu banyak kegagalan
dengan hanya melakukan analisis laporan akuntansi neraca dan laporan rugi laba.
Hasil analisis arus kas akan lebih baik jika digabungkan dengan hasil
analisis laporan keuangan lainnya (misalnya analisis neraca dan laporan rugi laba)
dalam penentuan kondisi perusahaan, akan tetapi pembahasan berikut ini hanya
Untuk melakukan analisis ini selain dibutuhkan data laporan arus kas juga
dibutuhkan data dari seluruh laporan keuangan, serta data tambahan lainnya.
Analisis laporan arus kas dilakukan dengan menggunakan teknik analisis yang
telah diutarakan di atas. Agar lebih bermamfaat hasil dari ketiga teknik tersebut
datang.
21
22
2. Analisi arus kas mencakup factor penting dalam membuat keputusan dan
3. Data dalam arus kas dapat menghindari pengukuran pada periodic income
4. Analisis arus kas menekankan gambaran yang paling vital dan fundamentalis
6. Analisis arus kas merupakan suatu system laporan keuangan yang objektif,
dengan cara menyusun laporan arus kas dari periode ke periode untuk melihat
perubahan yang terjadi pada masing-masing komponen laporan arus kas. Dari
analisis ini dapat diketahui trend perubahan tiap komponen, seberapa besar
22
23
bagaimana kecenderungan arus kas operasi dari tahun ke tahun, apakah meningkat
atau menurun dan seberapa besar perubahan tersebut jika dibandingkan dengan
perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan dan investasi. Hasil analisis ini lebih
digunakan dalam hal ini adalah dengan mengunakan angka index. Untuk
menentukan angka index perlu ditetapkan tahun dasar, yang memiliki index =
Tahun dasar adalah tahun 20XA dengan laba bersih = 12.000 maka angka index
20XA adalah 100. Jika tahun 20XB laba bersih sebesar 18.000 maka angka index
18.000
x 100 = 150
12.000
23
24
hasil analisa trend dan common size dengan memfokuskan pada arus kas operasi
Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui perkembangan arus kas operasi dari
periode ke periode. Secara umum peningkatan arus kas operasi dapat dianggap
makin mampu menghasilkan kas dan dapat diperkirakan di tahun berikutnya arus
kas operasi akan mengalami perkembangan yang serupa. Namun demikian selain
melihat perubahan dalam asset operasi lancer dan kewajiban operasi sehingga
operasi berarti penggunaan kas dan ditunjukkan dengan nilai perubahan kas yang
berarti arus kas masuk dan ditunjukkan dengan kenaikan nilai arus kas yang
positif.
Adapun yang dimaksud sebagai asset operasi lancar dan kewajiban operasi
lancar disini adalah perkiraan asset dan kewajiban yang benar-benar berhubungan
Analisis arus kas operasi dapat pula dilakukan dengan menghitung free
cash flow. Menurut Van Greuning (2005:47) ”Free cash flow adalah kas yang
24
25
internal dan fleksibilitas keuangan perusahaan sangat tergantung pada jumlah free
cash flow yang dimilik perusahaan. Penghitungan free cash flow adalah sebagai
berikut:
deviden.
Konsep free cash flow ini sebenarnya agak sulit digunakan oleh pihak
perusahaan, makin tinggi kualitas laba makin berguna informasi yang diperoleh
Salah satu ciri yang menentukan kualitas laba adalah hubungan antara laba
akuntansi dengan arus kas. Makin tinggi korelasi antara laba akuntansi dengan
25
26
Analisis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kualitas laba antara lain:
Quality of Sales dihitung dengan membagi kas dari penjualan dengan nilai
Makin tinggi rasio kualitas penjualan makin baik kualitas laba karena berarti
laporan arus kas dengan metode langsung akan mempermudah aplikasi rasio
ini. Metode ini dapat menunjukkan efek arus kas terhadap pendapatan dan
dengan komponen tertentu dalam laporan laba rugi seperti penjualan kotor,
Jika penyajian laporan arus kas menggunakan metode tidak langsung pihak
b. Quality of Income
Rasio ini dihitung dengan membagi arus kas operasi dengan laba operasi
sebagai berikut:
26
27
Analisis Quality of Income menunjukkan varian antara arus kas dengan laba
bersih. Makin tinggi rasio makin tinggi kualitas laba karena makin besar
bagian laba operasi yang direalisasikan dalam bentuk kas. Namun rasio di atas
substansial antara laba dengan arus kas akibat adanya transaksi non kas seperti
dapat digunakan rasio antara arus kas operasi dengan laba sebelum pajak,
menghilangkan komponen non kas utama dalam laporan laba rugi yaitu
27
28
sama lain. Keputusan tidak dibuat hanya sekali untuk selamanya. Jika
tambahan dana, perusahaan harus memutuskan berapa banyak dari dana yang
dihasilkan ini untuk dibayarkana kepada investor dan berapa banyak yang
antara:
saham perusahaan.
1. Keputusan investasi
2. Keputusan pendanan
28
29
3. Keputusan deviden
c. Payback Period
terpendek.
return terbesar.
29
30
Metode ini menghitung hasil investasi dimasa yang akan datang pada
keputusan deviden ini adalah tidak ada seorang pun yang dapat
30
31
ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan
31
32
mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari
4. Mengevaluasi alternatif
Sedangkan menurut Peter Drucher yang juga dikutip oleh Agus (2009)
yaitu:
1. Menetapkan masalah
2. Menganalisa masalah
3. Mengembangkan alternatif
32
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Sejarah Singkat
yang berdiri sejak tahun 1993. Untuk lebih memfokuskan usaha dan lebih
menunjukan identitas bidang usaha maka sejak September 2003 PT Fani Masyara
Prima berganti nama menjadi PT. Outsourcing Indonesia yang bergerak dibidang
jasa Outsourcing. Industri yang ditangani oleh perusahaan ini adalah perbankan,
PT. Outsourcing Indonesia berkedudukan dan berkantor pusat di Graha Enka Deli
Lantai 3, Jalan Warung Buncit Raya No. 12 Jakarta Selatan 12780 dan beberapa
2. Struktur Organisasi
merupakan salah satu factor yang menentukan sukses tidaknya suatu manejemen
ditentukan. Adapun tujuan dibentuknya struktur organisasi ini adalah agar setiap
divisi atau bagian di dalam perusahaan tersebut dapat menjalankan tugas dan
wewenang masing-masing.
33
Dari struktur organisasi ini nantinya perusahaan dapat mengetahui
kedudukan dan tanggung jawab masing-masing divisi yang ada dalam perusahaan
COMISSIONER
PRESIDENT
DIRECTOR
BUSINESS DEV.
HR GA IT
Gambar 1
Struktur Organisasi PT Outsourcing Indonesia
34
3. Unit Bisnis Kegiatan usaha
Adapun unit bisnis yang dijalankan oleh PT. Outsourcing Indonesia adalah
sebagai berikut:
menjadi karyawan bukanlah hal yang mudah, begitu juga sebaliknya banyak
dapat diatasi. Perusahaan outsourcing jadi jembatan antara pencari kerja dengan
pemberi kerja.
membuka unit bisnis PEO. Padat karya dengan PEO akan membantu perusahaan
dalam menghemat uang dang menghemat waktu. Perusahaan tidak perlu lagi
mengeluarkan uang untuk biaya tes penerimaan karyawan baru serta sangat
dalam bisnis padat karya ini. Karena perusahaan ini menyediakan kemampuan dan
35
1) Personel selesction
3) Personel Development
kebutuhan perusahaan untuk mengatur hal-hal tersebut. Dengan padat karya akan
2) General Support Staff : Administration Support, Data Entry, MIS, HRD, QA,
Logistic.
1) Comprehensive.
36
2) Transactional
Payable, Account Receivable, Order Processing. Sebagai contoh Direct Sales dari
3) Niche Support
proses bisnis yang lebih khusus dari pelanggannya. Seperti human resource, call
mengkombinasikan karyawan yang tepat, proses yang tepat, dan teknologi yang
tepat, untuk membantu satu perusahaan mencapai tingkat efisiensi. Pada langkah
dengan izin dari klien untuk menjalankan proses bisnis dari belakang layar atau
a. Visi Perusahaan
37
b. Misi Perusahaan
yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan tersebut tercermin dari visi perusahaan.
Untuk mewujudkan visi yang sudah ditentukan setiap perusahaan memiliki misi
dalam implementasi terhadap visi yang sudah ditetapkan. Dari visi tersebut
c. Strategi Perusahaan
karyawan padat karya dalam dua tahun mendatang dengan cara memfokuskan
strategi perusahaan di dalam tiga area utama yang menjadi standar yang lebih
baik:
a. IT support implementation
38
3) Manajemen investasi keuangan
B. Metode Penelitian
penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas
mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. Dengan alasan bahwa
penelitian ini hanya memberikan gambaran terhadap masalah yang akan dibahas.
deskripsi atau gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta
1. Laporan Arus Kas yaitu laporan keuangan yang mengiktisarkan perubahan kas
dan setara kas pada perusahaan selama periode tertentu yang diklasifikasi
menjadi tiga aktivitas yakni aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan.
yang tersusun baik serta disesuaikan dengan tujuan penelitian. Ini dimaksudkan
39
agar data yang diperoleh benar-benar objektif dan berhubungan dengan masalah
yang diteliti.
Studi pustaka ini merupakan teknik penelitian yang dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1. Wawancara
berdasarkan tujuan penelitian dengan pihak yang berwenang yang ada dalam
penjelasan lebih mendalam tentang analisis arus kas dengan jalan mengajukan
2. Observasi
40
antara informasi yang diberikan dan dokumen yang ada dengan kenyataan
3. Dokumentasi
data-data dari perusahaan. Metode ini digunakan dengan alasan akan lebih
banyak data yang dapat dilihat dan diperoleh untuk menunjang dan
Data yang diperoleh dari sumber data dianalisa dengan metode deskriptif
kualitatif yaitu menganalisis data yang telah terkumpul berdasarkan data dan teori
41
42
BAB IV
PEMBAHASAN
pada tahun 2007 dengan nilai perkiraan yang sama pada tahun 2006, sehingga
diperoleh nilai perubahan setiap perkiraan dari tahun 2007 dibanding tahun 2006.
nilai perkiraan yang ada dalam laporan arus kas tahun 2006 dengan nilai
perusahaan mengalami peningkatan yang cukup besar pada tahun 2006 dibanding
kenaikan arus kas operasi pada tahun 2006 disebabkan karena pada tahun
tersebut terjadi lonjakan laba yang cukup besar, akibat makin meningkatnya
melakukan kegiatan investasi. Pada tahun 2006 terjadi penurunan arus kas
tahun 2007 aktivitas investasi tidak sebesar tahun 2006, penambahan aktiva
44
tetap hanya sebesar Rp. 338,690,500, lebih kecil dari tahun 2006 sebesar Rp.
417,000,000.
hutang bank jangka panjangnya sehingga dibanding tahun 2005, arus kas dari
Indonesia juga membayar deviden sebesar Rp. 840,000,000, sehingga arus kas
4,179,199,999, masih lebih kecil sebesar Rp. 1,964,266,668 dibanding arus kas
keluar untuk aktivitas ini pada tahun 2006. Perbedaan ini disebabkan karena PT
jangka panjang yang telah jatuh tempo pada tahun tersebut juga melakukan
hutang bank jangka panjang. Untuk lebih jelasnya disimpulkan pada tabel 4.1
45
Tabel 4.1
PT Outsourcing Indonesia
Ringkasan Laporan Arus Kas
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2007, 2006 dan
2005
Aktivitas
Arus Kas Aktivitas Operasi Aktivitas Investasi
Pendanaan
31 Desember 2007
4,698,224,081 (289,153,222) (4,179,199,999)
31 Desember 2006
6,790,044,044 (535,599,661) (6,143,466,667)
31 Desember 2005
4,428,013,975 (206,078,494) 1,848,000,000
Kenaikan
(Penurunan) 2007-
(2,091,819,964) 246,446,440 1,964,266,668
2006 (Rp)
Kenaikan
(Penurunan) 2006-
2,362,030,069 (329,521,168) (7,991,466,667)
2005 (Rp)
Arus kas aktivitas Arus kas aktivitas
Arus kas aktivitas
investasi tahun 2006 pendanaan tahun
operasi tahun 2006
mengalami 2006 mengalami
Keterangan mengalami kenaikan,
penurunan, penurunan,
sedangkan tahun
sedangkan tahun sedangkan tahun
2007 menurun
2007 kenaikan 2007 kenaikan
Sumber : PT Outsourcing Indonesia, Laporan Arus Kas, Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal
31 Desember 2007, 2006 dan 2005.
Analisis trend atas laporan arus kas dapat dilihat dalam Lampiran-4.
tersebut akan lebih baik jika laporan arus kas disusun dengan metode langsung
seperti dapat dilihat dalam Lampiran-4. Kenaikan arus kas operasi pada tahun
untuk biaya operasi tidak meningkat sebesar penerimaan kas dari pelanggan.
46
sebesar Rp. 2,515,601,993 dan penerimaan kas dari pendapatan lain lain
kas diatas, pengeluaran kas untuk biaya operasi pun meningkat pesat, akibatnya
secara keseluruhan arus kas operasi 2007 lebih rendah sebesar Rp.
Indonesia cukup baik di masa yang akan datang jika hal ini dapat
mengurangi margin laba perusahaan. Oleh karena itu hal ini perlu mendapat
perhatian yang serius dari pihak manajemen perusahaan. Pada tahun 2006
terjadi penurunan arus kas dari aktivitas investasi sebesar Rp. 173,896,921
dibanding tahun 2005. Artinya arus kas dari aktivitas investasi tahun 2006
lebih kecil dari arus kas investasi tahun 2005 hal ini disebabkan oleh
muka dan uang jaminan pada tahun 2006 dibanding tahun sebelumnya.
Indonesia, pada tahun 2006 terjadi kenaikan arus kas keluar sebesar Rp.
7,596,000,000,. Adapun pada tahun 2007 hutang bank yang dibayar tidak
sebesar tahun sebelumnya, lebih rendah sebesar Rp. 2,316,000,000, akan tetapi
pada tahun ini perusahaan membayar deviden kas pada pemegang saham
sebesar Rp. 840.000,000 serta membayar hutang sewa guna usaha sebesar Rp,
111,199,999. Secara keseluruhan arus kas keluar untuk aktivitas pendanaan pada
tahun 2007 tidak sebesar tahun 2006, menurun sebesar Rp. 3,116,675,201.
Dari analisa arus kas pendanaan ini terlihat bahwa PT Outsourcing Indonesia
mengecilnya hutang maka beban bunga yang harus dibayar pun menurun sehingga
laba perusahaan akan lebih besar. Dengan makin besarnya laba perusahaan maka
meningkat pula.
Pada tahun 2006 kenaikan kas dan ekuivalen kas hanya sebesar
Rp.110,977,716 tidak sebesar tahun 2005, kas dan ekuivalen kas meningkat
2006 mulai melunasi cicilan hutang jangka panjangnya sehingga kas dan
Untuk mendapatkan nilai prosentase dalam analisa common-size laporan arus kas,
nilai masing masing item dalam laporan arus kas tahun yang bersangkutan, baik
arus kas masuk dan arus kas keluar, dibagi dengan nilai total arus kas masuk
tahun yang sama. Contoh: proporsi penerimaan kas dari pelanggan sebesar 98.07
kas dari pelanggan tahun 2007 sebesar Rp. 40,800,837,839 dengan total arus kas
40,800,837,839
x 100 = 98.07
41,605,894,313
dan karyawan pada tahun 2007 sebsar 70.84% (kolom 4) diperoleh dengan
membagi nilai pembayaran kas pada pemasok dan karyawan sebesar Rp.
29,473,461,673 dengan nilai total arus kas masuk pada tahun tersebut sebesar
29,473,461,673
x 100 = 70.84
41,605,894,313
Dari analisa laporan arus kas common-size dapat terlihat bahwa pada
tahun 2005, 99.75% dari arus kas masuk disediakan dari aktivitas operasi,
97.88% arus kas masuk berasal dari pelanggan serta 1.58% dari penerimaan
bunga. Arus kas masuk yang diperoleh dari aktivitas investasi pada tahun
Adapun pada tahun 2007 arus kas masuk dari aktivitas operasi
sebesar 99.88% dari total arus kas masuk. 98,07 % berasal dari penjualan
kepada pelanggan, 0.39% dari pendapatan lain lain serta 1.42% dari
penerimaan bunga. Arus kas masuk yang diperoleh dari aktivitas investasi
menghasilkan kas dan ekuivalen kas (lebili dari 95% total arus kas masuk
kontribusi dibawah 1 % dari total arus kas masuk dan sama sekali tidak ada
kebutuhannya.
pada tahun 2005, 77.50% dan arus kas yang dihasilkan PT Outsourcing
aktivitas investasi yaitu untuk pembelian aktiva tetap dan penambahan uang
pembelian kendaraan.
50
Pada tahun 2006, proporsi penggunaan kas dan ekuivalen kas untuk
aktivitas operasi menurun walau secara nominal pengeluaran untuk aktivitas ini
meningkat, persentasenya hanya sebesar 75.11% dari total arus kas masuk.
Hal ini disebabkan karena 23.75% arus kas yang dihasilkan PT Outsourcing
Indonesia pada tahun tersebut digunakan untuk membayar hutang, yaitu hutang
bank jangka panjang sebesar 19,3% dan hutang kontrak pembangunan gedung
sebesar 4.45%. Adapun untuk penggunaan arus kas untuk aktivitas investasi
80.55% dari total arus kas masuk. Seperti terlihat dari analisis sebelumnya
untuk aktivitas pendanaan menurun hanya sebesar 14,98% dari total arus kas
masuk. Sebagian besar pengeluaran ini digunakan untuk membayar cicilan hutang
bank jangka panjang dan 2.02% untuk membayar deviden kepada pemegang
saham. Pengeluaran kas untuk aktivitas investasi hanya sebesar 3.91% dari total
arus kas masuk dan sebagian besar digunakan untuk penambahan uang muka
pembelian tanah.
Secara keseluruhan total penggunaan arus kas untuk tahun 2005 sebesar
80.76% dari total arus kas masuk, dan pada tahun berikutnya meningkat
menjadi sebesar 99.71% dari total arus kas masuk dan sebesar 99.44% pada tahun
2007.
51
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kas dan
operasinya (rata rata lebih dari 75% arus kas masuk digunakan untuk
aktivitas operasi). Namun sejak tahun 2006 cukup besar pula proporsi arus
kas yang terserap (± 20%) untuk aktivitas pendanaan yaitu untuk membayar
tahun 2007 hanya sebesar 2.02% dari total arus kas masuk, dan untuk
membayar bunga pinjaman berkisar antara 8% - 12% dari total arus kas
masuk, namun proporsinya dari tahun 2005 hingga 2007 makin menurun.
Arus kas operasi merupakan kas yang diterima dari transaksi dan peristiwa
yang terlibat dalam penentuan laba operasi. Walaupun kebutuhan kas dapat
diperoleh dari sumber lain misalnya dari pinjaman bank, namun jika kegiatan
tersebut. Oleh karena itu perusahaan harus dapat menghasilkan arus kas yang
cukup dari kegiatan operasinya. Hal ini juga menyebabkan analisis arus kas
Analisis horisontal dan analisis commonsize laporan arus kas yang telah
perusahaan. Dari analis horizontal dapat terlihat arus kas dari aktivitas operasi
52
mengalami peningkatan yang cukup besar pada tahun 2006, hal diatas
menunjukkan adanya fluktuasi arus kas operasi pada tahun 2006. Agar lebih
jelas, jika dianalisis lebih lanjut dengan melihat analisis horisontal laporan
adalah karena adanya peningkatan penerimaan kas dari pelanggan yang cukup
besar pada tahun tersebut. Pada tahun tersebut aktivitas operasi perusahaan
meningkat sebesar Rp. 7,422,735,543 dibanding tahun 2005 dan pada tahun
Pada tahun 2007 arus kas dari aktivitas operasi menurun sebesar
adalah peningkatan pengeluaran kas untuk karyawan seperti terlihat pada kolom 4
(Lampiran-4) terjadi penurunan sebesar Rp. 3,831,255,577 arti dari penurunan ini
adalah arus kas keluar untuk membayar karyawan meningkat. Pada tahun 2006
seperti terlihat dari adanya penurunan arus kas sebesar Rp. 5,619,284,711
(kolom 5 Lampiran-4) namun penurunan arus kas operasi ini diimbangi dengan
adanya kenaikan dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp. 7,422,735,543
53
sedangkan pada tahun 2007 kenaikan pengeluaran untuk karyawan (biaya operasi)
biaya tersebut akibatnya arus kas operasi mengalami penurunan dibanding tahun
2007.
menunjukkan bahwa arus kas masuk dari aktivitas operasi memberi kontribusi
yang amat besar (rata rata diatas 95%) terhadap total arus kas masuk
Indonesia juga tidak mengandalkan sumber pembiayaan yang lain misalnya dari
Indonesia.
Analisis arus kas operasi dapat pula dilakukan dengan menghitung free
cash flow. Free cash flaw adalah kas yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan
Free cash flow = Arus kas operasi - Pengeluaran pemeliharaan modal – Deviden
Indonesia. Data dalam tabel tersebut didapatkan dari laporan arus kas PT
Tabel 4.2
PT Outsourcing Indonesia
Analisis Free Cash Flow
Periode: 2005 - 2007
tahun 2006 namun menurun kembali pada tahun 2007. Makin besar free cash
perusahaan karena makin besar dana yang tersedia jika sewaktu waktu terdapat
kebutuhan yang tak terduga sebelumnya. Dan tahun 2005 sampai dengan
2007 free cash flow yang dimiliki PT Outsourcing Indonesia cukup tinggi, walau
tersebut. Namun dari tahun 2005 - 2007 free cash flow PT Outsourcing
55
baik.
dengan pencatatan transaksi yang dekat dengan realisasi kas. Makin tinggi
korelasi antara laba bersih dengan arus kas, makin tinggi kualitas laba
perbedaan antara laba bersih yang dilaporkan dengan arus kas operasi yang
diperoleh perusahaan
Dari tahun 2005 - 2007, perbedaan arus kas operasi dengan laba
bersih cukup besar, dan arus kas operasi selalu lebih tinggi dari laba bersih
perusahaan. Kualitas laba antara lain ditentukan dengan korelasi laba yang dekat
dengan realisasi kas. Makin besar perbedaan antara laba dengan arus kas operasi
melihat proporsi penjualan yang terealisasi dalam bentuk kas dibanding total
berikut:
Indonesia untuk periode 2005-2007 dapat diperoleh dan laporan arus kas PT
Indonesia untuk periode tersebut dapat diperoleh dan laporan rugi laba PT
Tabel 4.3
PT Outsourcing Indonesia
Quality of Sales Ratio
Periode: 2005 - 2007
Dari tabel diatas, pada tahun 2005 quality of sales ratio PT Outsourcing
Indonesia sebesar 0.99, berarti 99% dan penjualan yang diakui perusahaan
tahun tersebut terealisir dalam bentuk kas. Hal ini menunjukkan kualitas laba
(99% terealisir sebagai kas). Pada tahun 2006 rasio quality of sales ratio
Indonesia tahun tersebut terealisir sebagai kas. Rasio ini lebih kecil dibanding
PT Outsourcing Indonesia tahun 2006 dibanding tahun 2007 lebih cepat dari
peningkatan arus kas masuk dari penjualan tersebut. Akibat penurunan ini
maka kualitas laba tidak setinggi tahun sebelumnya. Arus kas dari
Pada tahun 2007 rasio quality of sales ratio sebesar 0.97 atau 97% dari
penjualan terealisasi dalam bentuk kas. Rasio quality of sales ratio pada
tahun 2007 terjadi kenaikan penjualan, dan arus kas masuk dari penjualan
Secara umum dari tahun 2005 - 2007 nampak rasio quality of sales PT
Outsourcing Indonesia sangat baik, karena angka rasio selalu berkisar diatas
95%. Hal ini menunjukkan hampir semua penjualan pada tahun tersebut
terealisasi sebagai kas, pada tahun 2005 rasio ini bahkan mencapai 99%.
58
Oleh karena itu tidak salah jika pihak manajemen perusahaan menyatakan
b. Quality of Income
Analisa quality of income memberi indikasi varians antara arus kas dengan
laba bersih. Makin tinggi rasio makin tinggi kualitas laba karena berarti makin
besar bagian laba operasi yang direalisasikan dalam bentuk kas. Rasio ini
dihitung dengan membagi arus kas operasi dengan laba operasi sebagai
berikut:
periode 2005 - 2007 dapat diperoleh dari laporan arus kas PT Outsourcing
Data tersebut serta perhitungan rasio quality of income dapat diiktisarkan dalam
Tabel 4.4.
59
Tabel 4.4
PT Outsourcing Indonesia
Quality of Income Ratio
Periode: 2005 - 2007
Dalam Tabel 4.4 tersebut nampak rasio antara arus kas operasi dengan
laba operasi cukup besar. Arus kas operasi pada tahun 2005 memiliki rasio
sebesar 2.44 laba operasi, dan pada tahun 2006 rasionya lebih kecil, hanya
sebesar 1.15 laba operasi, sedangkan pada tahun 2007 rasionya sebesar 1.62
Secara keseluruhan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 rasio
Dari keseluruhan hasil analisis di atas, jika dilihat secara umum prestasi
dibanding tahun 2005 namun menurun lagi ditahun 2007. Akan tetapi dibanding
tahun 2005, prestasi PT Outsourcing Indonesia ditahun 2007 lebih baik. Untuk
60
lebih jelasnya hasil analisis dalam bagian sebelumnya diiktisarkan dalam table
berikut:
Tabel 4.5
PT Outsourcing Indonesia
Analisis Rasio Arus Kas
Periode: 2005 - 2007
Tabel 4.6
PT Outsourcing Indonesia
Analisis Kekuatan dan Kelemahan untuk Pengambilan Keputusan
Periode: 2005 - 2007
Kekuatan Kelemahan
Kualitas laba PT. Outsourcing Kecukupan investasi modal agak
Indonesia cukup baik, terbukti dengan kurang dibanding dengan
pengakuan penjualan dan laba yang penyusutan aktiva tetapnya.
dekat dengan realisasi kas.
Kewajiban jangka panjang PT.
Outsourcing Indonesia sangat
tinggi, sehingga beban bunga
tinggi dan sebagian besar arus
kas operasi terserap untuk
pembayaran cicilan hutang.
Tingkat pengembalian kas dan penjualan
cukup tinggi, berarti efisiensi cukup baik.
Tingkat pengembalian kas atas
modal yang ditanam pemegang
saham sangat besar. Hal ini
menandakan efisiensi pengelolaan
modal cukup baik.
Tingkat pengembalian kas atas asset,
kewajiban dan modal cukup tinggi
Sumber : PT Outsourcing Indonesia, Laporun Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal
31 Desember 2007,2006 dan 2005.
1. Aktiva-aktiva tetap yang nilai penyusutannya tinggi atau aktiva yang sudah
tidak berguna lagi sebaiknya dijual agar bisa di realisasikan sebagai kas.
pengeluaran-pengeluaran.
A. Kesimpulan
Laporan arus kas merupakan alat evaluasi untuk rnendapatkan data yang
2. Beban hutang yang tinggi menyebabkan biaya bunga yang harus dibayar
cukup tinggi, serta proporsi arus kas operasi yang terserap untuk pembayaran
cicilan hutang relatif sangat tinggi sehingga tidak banyak arus kas yang
cukup tinggi dan memiliki prospek yang baik dimasa yang akan datang,
4. Kualitas laba PT Outsourcing Indonesia cukup baik jika ditinjau dari besarnya
penjualan dan laba yang terealisasi sebagai kas. Hal ini meningkatakan
kebutuhannya cukup baik. Dan analisis ini juga dapat dilihat bahwa PT
63
segala kebutuhannya dan tidak mengandalkan sumber pembiayaan yang lain.
B. Saran
laba operasi di masa yang akan datang tidak akan terus turun.
beban bunga tidak terlalu besar dan dapat memperoleh kepercayaan yang lebih
3. Sebaiknya dimasa yang akan datang, analisis laporan arus kas PT.
Outsourcing Indonesia tidak hanya berfokus pada analisis arus kas aktivitas
operasi saja tetapi juga dari aktivitas investasi dan pendanaan, agar
64
DAFTAR PUSTAKA
Diyanti, Vera. 2000. Analisa Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Terhadap
Jakarta.
Website. Http://ikasari.staff.gunadarma.ac.id/D
Website. Http://geocities.com/agus_lecturer/manajemen
Website. Http://putra-finance-accounting-taxation.blogspot.com.
65
Lampiran 1
Aktiva Lancar
Kas dan Bank 6.654.352.367 4.922.018.674 4.588.120.484
Deposito Berjangka 6.554.400.000 6.228.120.000 6.049.920.000
Piutang
Usaha 7.365.514.988 5.385.791.738 3.299.012.382
Lain-lain 202.097.218 817.395.612 282.580.363
Deposit with Vendor 718.304.400 387.664.924 396.281.495
Uang Muka 1.413.959.099 124.183.393 59.401.740
Pajak dibayar dimuka 1.190.316.811 844.832.633 323.915.702
Biaya dibayar dimuka 557.797.319 396.873.302 410.310.344
Jumlah 24.656.742.202 19.106.880.276 15.409.542.510
Aktiva Tetap
Harga Perolehan 60.766.047.823 60.883.171.582 61.306.127.560
Akumulasi Penyusutan (12.731.785.415) (9.871.397.531) (7.035.638.063)
Nilai Buku 48.034.262.408 51.011.774.051 54.270.489.497
Aktiva Lain-lain
Uang Jaminan 67.064.760 65.519.838 63.138.730
Jumlah Aktiva lain-lain 67.064.760 65.519.838 63.138.730
Kewajiban Lancar
Hutang
Usaha 4.252.193.377 4.371.043.237 3.984.075.179
Afiliasi 79.694.064 216.910.898 1.259.276.058
Kontrak Pembangunan Gedung 0 0 1.751.875.200
Lain-lain 1.107.508.713 1.092.703.092 422.732.504
Hutang Pajak 2.041.256.048 415.301.480 368.771.647
Biaya yang masih harus dibayar 430.861.735 308.725.366 368.492.496
Modal
Modal Saham disetor 9.864.000.000 6.280.800.000 6.280.800.000
Laba ditahan (defisit) 4.960.397.099 4.426.391.759 (4.078.452.347)
14.824.397.099 10.707.191.759 2.202.347.653
Kenaikan Kenaikan
31 Desember 31 Desember 31 Desember
(Penurunan) 2007- (Penurunan) 2006-
2007 2006 2005
ARUS KAS DARI KEGIATAN USAHA 2006 2005
Laba/Rugi Bersih 4.957.205.340 8.504.844.106 2.876.562.161 (3.547.638.766) 5.628.281.945
KENAIKAN KAS BERSIH DALAM KAS 229.870.860 110.977.717 6.069.935.481 118.893.144 (5.958.957.766)
SALDO KAS DAN EKUIVALEN KAS PADA
8.395.175.446 8.284.197.730 2.214.262.248 110.977.716 6.069.935.482
AWAL TAHUN
SALDO KAS DAN EKUIVALEN KAS PADA
8.625.046.306 8.395.175.447 8.284.197.729 229.870.860 110.977.716
AKHIR PERIODE
Lampiran 4
AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 40.800.837.839 38.285.235.846 30.862.500.303 2.515.601.993 7.422.735.543
Penerimaan kas dari pendapatan lain-lain 161.669.560 136.981.817 92.610.937 24.687.743 44.370.880
Pembayaran kas kepada karyawan (29.473.461.673) (25.642.206.096) (20.022.921.385) (3.831.255.577) (5.619.284.711)
Kas yang dihasilkan operasi 11.489.045.726 12.780.011.567 10.932.189.855 (1.290.965.841) 1.847.821.712
Pengeluaran kas untuk pembayaran bunga (3.365.295.923) (3.498.795.126) (3.931.877.328) 133.499.203 433.082.202
Penerimaan kas dari bunga 592.304.714 899.531.554 498.434.845 (307.226.839) 401.096.708
Pembayaran kas untuk pajak (676.054.730) (418.047.097) (480.537.822) (258.007.633) 62.490.725
Arus kas bersih untuk aktivitas operasi 8.039.999.787 9.762.700.898 7.018.209.550 (1.722.701.110) 2.744.491.347
AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan aktiva tetap 51.082.200 30.600.000 0 20.482.200 30.600.000
Pengembalian uang muka 0 0 76.127.434 0 (76.127.434)
Pembelian aktiva tetap (336.690.500) (267.285.220) (188.421.564) (71.405.280) (78.863.656)
Penambahan uang muka (1.289.775.706) (64.781.653) 0 (1.224.994.052) (64.781.653)
Penambahan uang jaminan (1.544.922) (2.381.108) (17.656.930) 836.186 15.275.821
Arus kas bersih untuk aktivitas investasi (1.576.928.928) (303.847.981) (129.951.060) (1.275.080.946) (173.896.922)
AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran hutang sewa guna usaha (111.199.999) 0 (24.499.994) (111.199.999) 24.499.994
Pembayaran hutang pembelian kendaraan 0 0 (7.093.414) 0 7.093.414
Pembayaran hutang bank jangka panjang (5.280.000.000) (7.596.000.000) 0 2.316.000.000 (7.596.000.000)
Pembayaran kontrak pembangunan gedung 0 (1.751.875.200) (786.729.600) 1.751.875.200 (965.145.600)
Deviden (840.000.000) 0 0 (840.000.000) 0
Arus kas bersih untuk aktivitas pendanaan (6.231.199.999) (9.347.875.200) (818.323.008) 3.116.675.201 (8.529.552.192)
KENAIKAN (PENURUNAN) KAS DAN EKUIVALENSI KAS 229.870.860 110.977.716 6.069.935.482 118.893.144 (5.958.957.766)
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE 8.395.175.446 8.284.197.730 2.214.262.248 110.977.716 6.069.935.482
KAS DAN SERARA KAS PADA AKHIR PERIODE 8.625.046.306 8.395.175.446 8.284.197.730 229.870.860 110.977.716
Lampiran 5
AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan aktiva tetap 51.082.200 30.600.000 0 0,12 0,08 0
Pengembalian uang muka 0 0 76.127.434 0 0 0,24
Arus kas bersih untuk aktivitas investasi 51.082.200 30.600.000 76.127.434 0,12 0,08 0,24
TOTAL ARUS KAS MASUK 41.605.894.313 39.352.349.217 31.529.673.519 100,00 100,01 99,99
AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian aktiva tetap 338.690.500 267.285.220 188.421.564 0,81 0,68 0,60
Penambahan uang muka 1.289.775.706 64.781.653 0 3,10 0,16 0
Penambahan uang jaminan 1.544.922 2.381.108 17.656.930 0,0037 0,01 0,06
Penggunaan Arus Kas Untuk Aktivitas Investasi 1.630.011.128 334.447.981 206.078.494 3,92 0,85 0,66
AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran hutang sewa guna usaha 111.199.999 0 24.499.994 0,27 0 0,08
Pembayaran hutang pembelian kendaraan 0 0 7.093.414 0 0 0,02
Pembayaran hutang bank jangka panjang 5.280.000.000 7.596.000.000 0 12,69 19,30 0
Pembayaran kontrak pembangunan gedung 0 1.751.875.200 786.729.600 0 4,45 2,50
Deviden 840.000.000 0 0 2,02 0 0
Arus kas bersih untuk aktivitas pendanaan 6.231.199.999 9.347.875.200 818.323.008 14,98 23,75 2,60
TOTAL ARUS KAS KELUAR 41.376.023.453 39.241.371.500 25.459.738.037 99,44 99,71 80,76
KENAIKAN (PENURUNAN) KAS DAN EKUIVALENSI KAS 229.870.860 110.977.717 6.069.935.482 0,56 0,30 19,24
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE 8.395.175.446 8.284.197.730 2.214.262.248
KAS DAN SERARA KAS PADA AKHIR PERIODE 8.625.046.306 8.395.175.447 8.284.197.730
PT. OUTSOURCING INDONESIA
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2007, 2006 DAN 2005