LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM PERPETAN
OLEH :
KENDARI
2015
1
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
2
RIWAYAT HIDUP
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga laporan ini dapat dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan pada masalah yang berhubungan dengan Pertambangan. Harapan
saya semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Laporan ini masih jauh dari kata
kesempurnaan, Oleh kerena itu dibutuhkan kepada para pembaca untuk
memberikan kritik maupun masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan laporan ini.
Penyusun
4
DAFTAR ISI
Halaman sampul………………………………………………….……………………….……... 1
Halaman Pengesahan............................................................................................................2
Kata Pengantar………………………………………..……….…………………….…………… 4
Daftar Isi…………………………………………………..…….……………………….…………… 5
Acara I Georeferensing.........................................................................................................6
BAB I Pendahuluan…………………………….………………………….……..……... 7
I.1. Landasan Teori………………….………………………………..…....... 8
I. 2. Tujuan……………………………….………………………………………. 10
I. 3 Alat dan Bahan…..……………..………………………………………… 10
1.4. Prosedur Kerja ………………………………………………………….. 11
Acara II Digitasi………………………………………………………………………………...... 23
II.1. Hasil…………………………...……………………………………………… 40
5
II. 2. Pembahasan ………………...………………………………………….... 40
BAB I Pendahuluan…………………………………………………………………..….. 43
I. 1. Landasan Teori…………………………………………………………… 43
I. 2. Tujuan……………………………………………………………………...… 47
1.3. Alat dan Bahan……………………………………………………………. 47
1.4. Prosedur kerja………………………………………………………...….. 48
BAB II Hasil dan Pembahasan……………………………………………………..... 66
II.1. Hasil………………………………………………………………………..…. 66
II.2. Pembahasan ………………………………………………………………. 66
BAB III Penutup…………………………………………………………………………… 68
III.1. Kesimpulan……………………………………………………………….. 68
III.2. Saran……………………………………………………………………….... 68
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………...… 69
Peta.................................................................................................................................................70
6
ACARA I
GEOREFERENSING
7
BAB I
PENDAHULUAN
8
Georeferencing yaitu proses scaling, berputar, menerjemahkan
gambar agar sesuai dengan ukuran tertentu dan posisi. Para georeferensi
jangka panjang akan menjadi asing bagi pengguna GIS, meskipun fungsi ini
sangat berguna untuk pekerjaan mereka. Kata awalnya digunakan untuk
menggambarkan proses dari referensi gambar peta ke lokasi geografis grafis.
Untuk sesuatu georeferensi berarti untuk mendefinisikan keberadaannya di
ruang fisik, Artinya, mendirikan perusahaan lokasi dalam hal proyeksi peta
atau sistem koordinat. Istilah ini digunakan baik ketika menetapkan
hubungan antara raster atau vektor gambar dan koordinat tetapi juga ketika
menentukan lokasi spasial fitur geografis lainnya. Contohnya termasuk
menetapkan posisi yang benar dari sebuah foto udara dalam peta atau
menemukan koordinat geografi suatu nama tempat atau jalan alamat
(Galuh Subroto, 2011).
Georeferencing sangat penting untuk membuat foto udara dan citra
satelit, biasanya gambar raster, berguna untuk pemetaan seperti
menjelaskan bagaimana data lain, seperti di atas GPS poin, berhubungan
dengan pencitraan. Sangat mungkin informasi penting yang terdapat dalam
data atau gambar yang dihasilkan pada suatu titik waktu yang berbeda. Ini
mungkin yang diinginkan baik untuk menggabungkan atau membandingkan
data ini dengan yang saat ini tersedia. Yang terakhir ini dapat digunakan
untuk menganalisis perubahan dalam fitur yang diteliti selama jangka waktu
tertentu (Rinaldi Potabuga, 2010)
Proses georeferensi hanya melibatkan memilih piksel pada gambar
raster dan menentukan apa koordinat yang diwakilinya untuk menggambar
vektor. Bila Anda telah memilih 3 piksel dan mereka ditetapkan vektor
koordinat WinTopo Pro dapat menghitung pemetaan yang tepat untuk setiap
pixel dalam gambar, dan ketika Anda memuat gambar DXF ke dalam CAD
atau GIS atau sistem CNC secara otomatis akan berlokasi di posisi yang benar.
Ada berbagai SIG utilitas yang tersedia yang dapat mengubah data gambar
untuk beberapa kerangka pengendalian geografis, seperti ArcMap 10.2 , PCI
9
Geomatica, atau Erdas Bayangkan . Satu dapat georeferensi satu set titik,
garis, poligon, gambar, atau 3D struktur.Perangkat GPS akan merekam
lintang dan bujur koordinat untuk titik tertentu bunga, efektif Georeferencing
titik ini. Dengan kata lain, harus ada hanya satu lokasi yang georeferensi
bertindak sebagaiacuan. Gambar dapat dikodekan menggunakan khusus file
format GIS atau disertai dengan file dunia. Untuk georeferensi gambar, orang
perlu pertama yang mendirikan titik kontrol, input diketahui koordinat
geografis titik kontrol ini, memilih parameter sistem koordinat dan proyeksi
dan meminimalkan residu. Residual adalah selisih antara koordinat titik
kontrol dan koordinat diprediksi oleh model geografis dibuat menggunakan
titikkontrol (Anonim, 2011).
I.2 Tujuan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat
dilihat pada tabel 1.1:
10
menyimpan, editing dan layout.
11
3. Setelah ArcGis terbuka hal pertama yang harus di lakukan ubah
koordinat sistem menjadi Decimal Degrees.
12
13
4. Tambah peta yang akan di register klik Add data kemudian pilih peta
(Lembar Tinanggea).
14
5. Register peta dengan menentukan titik koordinat pertemuan antara garis
lintang dan garis bujur pada setiap sudut gambar. zoom in peta pada
pojok kiri atas peta → klik add control poin→klik kiri lalu klik kanan di
tempat yang sama → klik input X and Y atau DMS → masukkan angka
atau titik koordinat yang terdapat pada peta.
15
16
17
6. Ulangi langka 4 pada pojok kanan atas → pojok kanan bawah → pojok kiri
bawah pada peta.
7. Simpan data yang telah di register dengan format “.tiff” dengan klik
georeferensing → klik rectify → klik folder → klik new folder dengan
nama register yang untuk membedakan file yang telah di regiter → ubah
menjadi “tiff” → klik save. Data yang telah diregisterter simpan pada
folder tersebut.
18
8. Update Georeferencing yang telah di save.
19
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
II.1 Hasil
II.2 Pembahasan
Sistem Informasi Geografi (SIG) ada berbagai macam, ada yang
mengatakan bahwa SIG adalah salah satu sistem informasi yang dirancang
untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat
geografi atau dengan kata lain ‘’SIG’’ adalah suatu sistem basis data dengan
kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi secara
keruangan atau spasial, bersamaan dengan seperangkat operasi kerja. Selain
itu SIG juga dapat digunakan untuk memadukan antara data grafis (spasial)
dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi
20
(georeference), juga dapat menggabungkan, mengatur dan melakukan
analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang
berhubungan dengan geografi.
21
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
22
ACARA II
DIGITASI
23
BAB I
PENDAHULUAN
24
Masing-masing kegiatan digitasi tersebut adalah tidak lain untuk
menghasilkan data digital. Proses digitasi dilakukan dengan meng “klik”
lajur dan jalur garis, batas tepi dari objek yang ada. Seperti jalan, sungai,
batas bidangtanah, bangunan, dll. Proses ini biasanya dilakukan sesuai
dengan kebutuhan data yang akan dihasilkan. Apabila kita hanya ingin
membuat peta jaringan jalan maka kita cukup melakukan pendigitan pada
objek jalan. Sedangakan objek lain dapat diabaikan. Sehingga hasilnya
berupa peta garis berupa jalan ( Jonathan, 2010).
Digitasi peta, bertujuan untuk mengubah data raster ke dalam
bentuk data vektor, sesuai dengan pengelompokan yang dibuat berdasarkan
obyek yang sama, misalnya untuk jalan, rumah, tanah kering, vegetasi dan
lain sebagainya. Digitasi peta yang dilakukan pada penelitian ini
menggunakan teknik on screen digitasi pada layar computer (
Yarizka 2009).
Dalam digitasi penggunaan metode digitasi tergantung dari data
masukan. Jika ketersediaan alat untuk merubah data manual menjadi data
gambar digital (bukan peta raster) tidak ada, maka digitasi manual dengan
mejadi gitizer yang dilakukan. Sedangkan jika kita memiliki alat scanner
maka kita dapat melakukan kegitan digitasi on screen. Perbedaan digitasi
dengan meja digitizer dengan on screen adalah pada digitasi dengan meja
digitizer memerlukan meja khusus yang terhubung ke komputer, sedangkan
jika digitasi on screen dibutuhkan alat lain yaitu scanner untuk merubah
data manual (gambar) menjadi data gambar digital. Digitasi garis dilakukan
untuk menampilkan data yang terdiri dari fitur yang terlalu sempit untuk
digambarkan sebagai area atau poligon ( Trisasongko2012 ).
Fitur garis pada peta dengan skala yang besar biasa digunakan untuk
menggambarkan jalan tol, jalan setapak, dan rel, sedangkan fitur garis pada
peta dengan skala yang lebih kecil digunkan untuk menunjukkan
kenampakan sungai, batas-batas selat, dan lain-lain. Digitasi sungai tidak
dapat ditampilkan dalam fitur garis pada peta dengan skala yang besar, sebab
25
pada peta skala besar, kenampakan sungai pada peta memiliki
luasan sehingga harus dinyatakan dengan fitur poligon (Nursidik2014).
Bagian - bagian pemetaan digital Pemetaan digital terrdiri dari
perangkat keras, perangkat lunak, tenaga kerja dan perangkat intelegensia.
1. Perangkat keras
Sistem masukan terdiri dari :
Data tekstual (atribut) dapat ditinjau dari data hidrologi,
geologi teknik,tata guna lahan dll. Data grafis atau peta terdiri dari peta-peta
topografi dan peta tematik.
Sistem pemprosesan dan penyimpanan :
Pemrosesan data tekstual yaitu dapat terdiriberdiri sendiri
tanpa dihubungkan dengan informasi geografis tetapi dapat juga bergantung
pada informasi grafis.
Pemrosesan ata grafis meliputi manipulasi penyajian grafis,
pembuatan peta-peta tematik, penggabungan informasi grafis, koordiant
penyajian dan atributnya, overlay atau penumpukam tema tertentu,
pembuatan legenda, pembuatan garis kontur untuk tema tertentu dan lain
sebaginya.
System keluaran.
Keluar adalah proses akhir daripemprosesan, data yang
dihasilkan dapat berupa tabel-tabel, laporan, grafik atau peta.
2. Perangkat lunak Perangkat lunak yaitu alat atau media yang
digunakan untuk konversi, penggambaran, penyimpanan pemanggilan,
pemanipulasian, dan anaalisis data untuk melengkapi serta penyajian
informsi.
3. Tenaga kerja Tenga, kerja yang dilibatkan dalam proses
pemetaan digital biasanya relative sedikit dan dapat terdiri dari opersai
produksi data yang akan dikerjakan oleh pekerja.
4. Perangkat intelegensi Perangkat intelegensia melibatkan orang
orang yang ahli da;am bidangnya masing-masing, seperti ahli
26
komputer, geodesi dan pakar pemograman yang dapat
mempercepat proses pekerjaan digitasi (Nurlailah, 2012).
I.2. Tujuan
27
I.3. Prosedur Kerja
28
2. Tambah peta Tinanggea.tiff
29
4. Ubah nama shapefile tersebut sesuai nama area yang akan di digitasi
seperti tumbuhan dengan berbagai macam jenis (perkebunan, sawah,
perumahan dan lainnya), dengan feature type polygon (area) lalu
masukkan system coordinat dengan cara pilih “edit” di kotak dialog,
kemudian pilih “geographic coordinate system” lalu pilih world, dan
WGS84 dan klik OK, maka “shp” dan proses digitasi bisa dimulai.
30
31
5. Untuk memulai proses digitasi, Start Editing klik create fitures → klik
shp → klik polygon, maka proses digitasi bisa dilakukan.
32
6. Membuat sketsa dengan cara mengklik area yang akan di digitasi area,
setelah selesai klik dua kali pada kemudian klik save editor.
33
34
7. Untuk membuat peta yang telah didigitasi bersatu dengan digitasi lain,
maka klik kanan di shp → “open attribute table”, maka akan muncul
table kemudian blok digitasi yang akan disatukan → klik editor →
merge.
35
8. Setelah mendigitasi seluruh tumbuhan selanjutnya mendigitasi jalan
dan sunga dalam shp yang berbeda dengan membuat shp dalam bentuk
polyline, mendigitasi bangunan shp dalam bentuk poin, dan mendigitasi
perairan dan pemukiman dalam shp yang berbeda dalm bentuk
polygon. Lakukan digitasi seperti pada digitasi tumbuhan.
36
categories → ubah value field dari id ke gedung → add all values → ok.
Lakukan hal yang sama pada shp-shp lainnya.
37
10. Untuk mengubah tampilan pada peta klik simbol atau warna pada shp.
Pilih simbol atu warna yang di senangi.
38
39
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
II.1. Hasil
II.2. Pembahasan
40
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang
berhubungan dengan geografi.
41
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
42
ACARA III
LAYOUT
43
BAB I
PENDAHULUAN
44
sebagai atribut pelengkap yang mampu menjelaskan isi peta, yang
merupakan informasi-informasi penting. Tanpa adanya layout, sebuah peta
tidak akan berarti apa-apa, dan hanya bermakna sebagai gambar biasa.
Pentingnya layout ini pada sebuah peta, sehingga perlu dilakukan pelatihan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mendesain
layout yang baik. Melalui praktikum ini praktikan diharapkan akan
mempunyai pengetahuan mengenai layout dan dapat mengaplikasikannya
untuk keperluan lain (Budiyanto, Eko, 2002).
Sebuah layout dapat bekerja dan mencapai tujuannya bila pesan
yang akan disampaikan dapat segera ditangkap dan dipahamin oleh
pengguna dengan suatu cara tertentu. Selanjutnya, sebuah layout harus
ditata dan dipetakan secara baik supaya pengguna dapat berpindah dari satu
bagian ke bagian yang lain dengan mudah dan cepat. Akhirnya, sebuah layout
harus menarik untuk mendapatkan perhatian yang cukup dari
penggunanya (Faculty Petra, 2011)
Layout di gunakan untuk mengintegrasikan dokumen (view,
table, chart) dengan menggunakan elemen-elemen grafik yang lain di dalam
suatu windows tunggal guna membuat peta yang akan di cetak dengan layout
dapat di lakukan proses penataan peta serta merancang letak properti peta
seperti judul, lagenda, orientasi unsur-unsur peta (Erna, Novasing, 2012).
Membuat suatu layout harus menyeimbangkan komposisi, irama,
wide space dan yang lebih penting yaitu mengatur grid. Dalam melayout,
terdapat kesalahan yang sering dilakukan tanpa sengaja atau sengaja.
1. Terlalu banyak jenis font.
2. Terlalu banyak efek.
3. Terlalu banyak hiasan
4. Terlalu padat.
5. Terlalu banyak warna.
Segala hal yang terlalu itu tidak baik. Jadi gunakan elemen-
elemen desain sesuai dengan kebutuhan supaya nanti jatuhnya gak alay, gak
45
bias, gak ribet dan maksud yang mau disampaikan itu bisa mengena. (Novifa
Iruzzuhria, 2013).
I.2. TUJUAN
Adapun tujuan yang dapat dicapai dari praktikum ini adalah sebagai
berikut:
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat
dilihat pada tabel berikut:
46
I.4. Prosedur Kerja
47
3. Untuk memulai Layout klik View pada menu bar → layout view dan
non-aktifkan peta Tinanggea.
48
4. Atur tampilan peta dan ukuran kertas klik file pada menu bar → page
and print sateup kemudian ubah ukuran kertas dan tampilan peta
menjadi landscape, kemudian ok.
49
50
5. pilihan klik Rectangle pada tool draw kemudian rectangle peta.
51
6. Masukkan unsur-unsur peta dengan cara klik insert pada menu bar →
text, north arrow, scale text, scale bar, legenda.
52
7. Input grids koordinat dengan cara klik kanan gambar → properties →
grids → new grid → ikuti petunjuknya hingga selesai → klik apply lalu
klik ok.
53
54
8. Input peta inset klik insert pada menu bar → klik kanan pada new data
frame → add data yang telah di register.
55
56
9. Aktifkan grids koordinat pada peta inset klik kanan pada peta →
prtoperties → extent indicator → pindahkan layer dari other data
frames ke show extent indicator for these data frames → grids → new
grids → ikuti petunjuk hingga selesai → ok peta akan aktif grids
koordinat dan di beri tanda merah pada peta yang di layout.
57
58
59
10. Input sumber peta klik insert pada menu bar → text.
60
11. Input penerbit klik insert pada menu bar → picture.
61
62
12. Langka terakhir export map klik file pada menu bar → export map
dalam format JPEG
63
64
BAB II
II.1.Hasil
II.2 Pembahasan
Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System
(GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan
data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata
lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus
untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan
dengan seperangkat operasi kerja. Disamping itu, SIG juga dapat
menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang
akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.
65
skala bar atau skala teks, symbol arah utara, legenda, sumber dan penerbit
dan unsur-unsur peta yang lain.
66
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1. Layout peta merupakan tahap pengerjaan akhir setelah input data,
editing, penambahan label atau judul peta, dan pengaturan legenda
pada peta.
2. Komponen–komponen yang harus ada di dalam layout peta merupakan
unsur-unsur peta seperti judul peta, skala peta,simbol arah utara,
koordinat/grid, legenda peta, tahun pembuatan, penerbit peta, dan
index peta.
III.2 SARAN
67
DAFTAR PUSTAKA
Erna, Novasing. 2012. Layout Design I.Jurusan TMIP FTIP Unpad. Bandung
Www.risalgunawan.blogspot.com/laporanarcgis/2015=1
Risal Gunawa.blogspot.com/laporan-gis-pertambangan.Diaksespadatanggal 5
Desember 2015
68
69