Anda di halaman 1dari 4

Case Report Session

ST Elevasi Myocardial Infract

Oleh :

Irghea Puti Raudha 1410311051

Intan Putri Feriza 1410312003

Kelsy Qoridisa 1410311071

Kirbi Vira Akesa 1410311064

Ledira Dara Ismi 1410311057

Preseptor :

dr. Rita Hamdani, Sp. JP

BAGIAN ILMU KARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULAR

RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

2018

PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang

Penyakit kardiovaskular adalah penyebab nomor satu dari kematian secara global. Secara

epidemiologi, pada tahun 2012 diperkirakan terdapat 17,5 juta orang yang meninggal karena

penyakit kardiovaskular, sekitar 31% dari keseluruhan kematian secara global. Dari angka

kematian tersebut, diestimasi sebanyak 7,4 juta orang meninggal akibat penyakit jantung

koroner dan 6,7 juta orang meninggal akibat stroke berdasarkan data World Health

Oganization.1

Infark miokard akut (IMA) merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler terbanyak pada

pasien rawat inap dirumah sakit negara-negara industri (Antman dan Braunwald, 2010). Infark

miokard adalah kematian sel miokard akibat iskemia yang berkepanjangan. Menurut WHO,

infark miokard diklasifikasikan berdasarkan dari gejala, kelainan gambaran EKG,dan enzim

jantung. Infark miokard dapat dibedakan menjadi infark miokard dengan elevasi gelombang ST

(STEMI) dan infark miokard tanpa elevasi gelombang ST (NSTEMI).2

ST elevation myocardial infarction (STEMI) merupakan salah satu spektrum sindroma

koroner akut (SKA) yang paling berat.Pada pasien STEMI, terjadi penurunan aliran darah

koroner secara mendadak akibat oklusi trombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada

sebelumnya. Trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi cedera vaskuler.

Cederavaskuler dicetuskan oleh faktor-faktor seperti merokok, hipertensi, dan akumulasi lipid

Saat ini, kejadian STEMI sekitar 25-40% dari infark miokard, yang dirawat dirumah sakit sekitar

5-6% dan mortalitas 1 tahunnya sekitar 7-18%.Sekitar 865.000 penduduk Amerika menderita

infark miokard akut per tahun dan sepertiganya menderita STEMI.3-7

Keluhan pasien dengan STEMI dapat berupa angina yang dikeluhkan pasien berupa nyeri

dada substernal, dapat menjalar ke lengan kiri, rahang, punggung, ulu hati; lama > 20 menit;
disertai keringat dingin dan bila ditanyakan kepada pasien dapat ditemukan salah satu atau

beberapa faktor risiko (Diabetes Mellitus, dislipidemia, Hipertensi, genetik). Diagnosis dapat

ditegakkan pada pasien dengan anamnesis di atas ditambah dengan pemeriksaan EKG.8

Tujuan utama tatalaksana STEMI adalah mendiagnosis secara cepat, menghilangkan nyeri

dada, menilai dan menginmplementasikan strategi reperfusi yang mungkin dilakukan, memberi

anti trombotik dan antiplatelet, dan memeberi obat penunjang. Terdapat beberapa pedoman

dalam tatalaksana IMA dengan elevasi ST yaitu dari AAC/AHA tahun 2013 dan ESC tahun

2012, tetapi perlu disesuaikan dengan kondisi sarana/fasilitas di masing-masing tempat dan

kemampuan ahli yang ada.9

1.2.Batasan Masalah

Makalah ini membahas tentang sebuah kasus STEMI serta diagnosis dan

penatalaksanaannya.

1.3 Tujuan penulisan

Tujuan penulisan makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

mengenai diagnosis dan penatalaksanaan dari kasus STEMI.

1.4 Metode penulisan

Makalah ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk dari

berbagai literatur.

Anda mungkin juga menyukai