Anda di halaman 1dari 4

1.

Yuhanna Ibnu Masawayh (777 M - 857 M)

Yuhanna ibn Masawayh (777-857) terkenal di Eropa sebagai Mesue Senior, salah
satu dokter terkemuka terdahulu dalam Islam lahir di Jundishapur dimana ayahnya bekerja
tiga puluh tahun sebagai apoteker di apotek rumah sakit. Kemudian Yuhanna pindah ke
Baghdad untuk mencari kehidupan yang lebih baik, dan belajar di bawah Jibril ibn Bakhtishu.
Di kota makmur ini dia menjadi dokter mata terkenal dan dokter pribadi Khalifah Harun al-
Rashid1
Ibnu Masawayh menulis tentang “Ma'ash Sha'ir” nilai nutrisinya dan obatnya,
tentang makanan dan minuman dan pembuatannya: Fi al-Aghdhiyyah, Fi alAshribah dan at-
Tabikh. Dia juga menulis tentang pemantauan kesehatan seseorang, Tadbir al-Asihhah saat
mandi, untuk mencegah efek makanan yang tidak sehat dari bahan makanan tertentu, racun
dan penyembuhannya, dan obat-obatan pencahar.
Ibnu Masawayh kebanyakan menulis dalam bahasa Siria dan Arab dan menyusun
risalah medis paling awal tentang oftalmologi. Dia menulis sebuah risalah dari 132 pepatah
medis, Kitab al Nawadir al-Tibbiyah (Aphorisme Latin Iohannis Damasceni). Dia menulis
Kitab al-Mushajjar al-Kabir, sebuah panduan untuk pengobatan dengan catatan singkat
tentang penyakit, gejala, diagnosis, perawatan dan diet. Satu lagi karya tentang oftalmologi,
Marifat mihnat alkahhalin (Pengetahuan tentang Pemeriksaan Oculist).
Khalifah Harun Rashid mendirikan sebuah rumah sakit spesialis di Baghdad dan
Yuhanna ditunjuk sebagai pengawas dan juga disutradarai oleh khalifah untuk mengawasi
terjemahan .Yuhana juga menejemahkan buku kedokteran dari Angkara dan Amuriah.ibnu
masawih juga bekerja sebagai ahli farmasi di Rumah sakit Jundisapur.2
Ibnu Masawyh menuliskan beberapa kitab yaitu kitab tentang penyakit yang
menular cepat pada anak-anak, khususnya penyakit kaki bengkok, yang terjadi di negeri yang
kurang tersentuh matahari atau negeri arah utara Majuji, penyakit kelumpuhan anak karena
kekurangan shir (Vitamin), dan penyakit karena kuman ganas.3

1
(Arshad, 2011)
2
(Risa Rizania, 2012)
3
(IDAVI at all, 2002)
2. Ali ibn Isa Al-Kahhal

Kahhal yang berarti dokter mata, di Arab dikenal sebagai Oftamologi dan di Eropa
dikenal sebagai Jesu Oculist. Bukunya berjudul Tad̲h̲kirat al-Kaḥḥālīn menggambarkan
tentang kanker kelopak mata sebagai penyakit utama yang menyerang orang tua dan tidak
dapat disembuhkan. 4

Sungguh mengherankan bahwa banyak sejarawan sains menganggap oftalmologi


sebagai obat Arab. Mereka melihat bahwa Ali bin Issa al-Kahal adalah dokter mata terbesar
di Abad Pertengahan. Penulis "The Ticket" dianggap sebagai literatur medis terbesar pada
masa itu. Didirikan pada tahun 1994, Al-Kahhal Medical Services Company berlokasi di
Provinsi Timur Kerajaan Arab Saudi dengan dibukanya pusat medis pertamanya di Dammam
(Al-Kahhal Center) untuk menjadi yang pertama dari jenisnya yang mengkhususkan diri pada
oftalmologi Dengan semua spesialisasi, operasi khusus dan sehari-hari dan semua yang
dibutuhkan pasien Laayoune (Al Kahal) adalah hotel, keluarga dan pusat layanan unik yang
dirancang khusus untuk menyediakan layanan tidur berkualitas tinggi yang sesuai untuk
pengunjung pusat dari dalam dan luar Kerajaan. .

Karena didirikan selama bertahun-tahun dan sampai (2013) dan mencapai


keberhasilan yang luar biasa dan prestasi medis yang luar biasa, ini adalah hasil dari
pendekatan dan strategi (Al-Kahhal Center) seiring dengan perkembangan teknis yang pesat
di dunia dalam oftalmologi dan juga produk pelatihan berkelanjutan Dan kurikulum dalam
mengembangkan kemampuan dan kemampuan manusia dari kompetensi ilmiah yang Al-
Kahhal Center berhasil menarik dan membangun kemitraan ilmiah dan profesional
dengannya dan afiliasinya

3. Ibnu Al-Jazzar Al-Qiruwani

Abu Ja’far Ahmad ibnu Ibrahim ibnu Abi Khalid Ibnu Al-Jazzar Al-Qairawani atau akrab
disapa sebagai Al-Jazzar berasal dari Qirwan lahor pada tahun 285H wafat pada tahun 365H.
5
Beliau adalah doktor berpengaruh dan sangat populer di abad ke 10 Masehi kelahiran
Qairawan. Ibnu Al-Jazzar merupakan seorang penulis yang produktif dalam bidang
kedoktoran. Buku-buku yang ditulisnya begitu terkenal dan berpengaruh dalam dunia

4
(Konstantions at all 2016)
5
(IDAVI at all, 2002)
kedoktoran Barat di abad pertengahan. Bukunya Al-Adwiya Al-Mufrada atau Treatise on
Simple Drugs telah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, Latin dan Ibrani dan dicetak
beberapakali.

Karyanya menjadi sangat populer setelah diterjemahkan oleh Constantine, seorang


ilmuan asal Afrika, dengan judul Liber de Gradibus. Tidak hairanlah, jika buku karya Al-
Jazzar itu menjadi begitu penting dalam dunia kedoktoran Barat. Sejak mengenali buku ini,
dunia kedoktoran Barat mulai mengenali pharmacopeia.

Karyanya yang lain adalah Tibb Al-Fuqara’ wa Al-Masakin atau Medicine for the
Poor. Buku itu telah dianalisis oleh Ed S Catahier dan JacquaI-Micheau dalam bentuk artikel
ilmiah. Karya Ibnu Al-Jazzar itu, kata Catahier, menjadi sebuah literatur yang populer
khususnya selama abad pertengahan. Karya Ibnu Al-Jazzar lainnya yang berpengaruh
adalah Zad Al-Musafir wa-Qut Al-Hadir atau Provisions for the Traveller and the
Nourishment of the Settled. Buku Zad Al-Musafir merupakan karyanya yang terbesar. Yang
waktu itu, sebahagian besar ditulis masih dalam bentuk manuskrip.

Selain itu, dia juga menulis buku tentang penyakit gangguan tidur (sleep disorder).
Dia juga menyusun sebuah risalah dalam kes angka kematian. Dia juga menulis buku tentang
pediatrik (ilmu kesihatan kanak-kanak), demam, penyakit seksual, pengubatan bagi si miskin.
Risalah ini diringkaskan oleh Gerrit Bos menjadi ’Ibn Al-Jazzar on Medicine for the Poor
and Destitute’, dalam Journal of the American Oriental Society.

Dia juga menulis tentang terapeutik (nilai pengubatan), vaticum, coryza, penyakit
perut, penyakit kusta, ubat-ubatan terpisah, ubat-ubatan campuran dan ini ditambahkan dalam
bukunya dalam wilayah keilmuan lain, misalnya sejarah binatang dan literatur. Ibnu Al-
Jazzar juga memiliki beberapa buah buku tentang geriatric medicine atau ilmu kedoktoran
yang mempelajari tentang orang tua dan kesihatan lansia (buku Tibb Al-Mashayikh). Dengan
demikian, begitulah besarnya sumbangsih Al-Jazzar bagi pengembangan dunia kedoktoran
moden.

Ibnu Zuhr
IDAVI at all, 2002 Jejak Sjarah Kedokteran Islam, Pustaka Umat, Bandung

Arshad Islam, 2011, The contribution of Muslims to science during the Middle
Abbasid Period (750-945), Department of History & Civilization, Kulliyyah of Islamic
Revealed Knowledge and Human Science, International Islamic University MalaysiaKuala
Lumpur, Malaysia

Risa Risania, 2012, Baitul Hikmah Di Masa Dinasti Abasiayh, FIB UI, Depok

Konstantinos Laios at all, 2016, Views on ocular cancer in arabo-islamic medicine


and the leading influence of the ancient Greek medicine, University of Athens, Athen

Anda mungkin juga menyukai