A. Pendahuluan
Bedah atau operasi adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mengobati atau
menghilangkan penyakit atau gangguan pada tubuh melalui tindakan pembedahan.
Tujuan dari operasi bisa bermacam-macam, seperti mengangkat jaringan atau
organ yang abnormal, memperbaiki kerusakan atau cacat pada tubuh,
menghilangkan tumor atau kista, atau memperbaiki atau menggantikan bagian
tubuh yang rusak atau hilang.
Pada hakikatnya ilmu bedah telah lama dikenal di Sumeria, Akadia, Mesir, dan
Babilonia kuno. Tabib dari bangsa Sumeria telah mengenal cara mengobati patah
tulang dengan cara lasah yang diberi balutan berbidai. Sedangkan bagi bangsa
Babilonia telah dikenal beberapa bidang ilmu kedokteran seperti ilmu lasah
(fisioterapi), ilmu bedah dan beberapa cabangnya, ilmu terapi air (hidroterapi) dan
beberapa cabangnya, al-kayy bakar, ilmu ashaz, ilmu peramuan obat
(farmakologi) bahkan konon telah ada obat-obatan Babilonia yang telah berbentuk
pil.
Ibnu al-Zahwari atau dikenal juga sebagai Abulcasis, adalah seorang dokter dan
ahli bedah muslim yang hidup pada abad ke-10 Masehi. Beliau dikenal sebagai
salah satu tokoh terkemuka dalam sejarah kedokteran dan bedah dunia, dan
merupakan pionir dalam pengembangan berbagai teknik medis yang digunakan
hingga saat ini. Demikian dalam esai ini, saya akan membahas kehidupan, karya,
dan kontribusi Ibnu al-Zahwari dalam sejarah kedokteran dan bedah.
B. Pembahasan
Ibnu al-Zahwari dilahirkan pada tahun 936 Masehi di Zahara de la Sierra,
Andalusia, Spanyol. Ayahnya juga seorang dokter terkemuka pada masanya dan
menjadi guru pertamanya. Setelah belajar di bawah bimbingan ayahnya, Ibnu al-
Zahwari pergi ke Córdoba untuk belajar dari para dokter terkemuka.
Namun, kontribusi Ibnu al-Zahwari tidak hanya terbatas pada karya tulisnya. Ia
juga diakui sebagai ahli bedah yang sangat terampil dan telah melakukan berbagai
operasi yang sulit pada masanya. Beliau dikenal karena teknik bedah canggihnya
dan penemuan berbagai instrumen medis yang digunakan dalam bedah hingga
saat ini. Satu dari penemuan pentingnya adalah catgut, alat yang digunakan untuk
menjahit bagian dalam selama operasi yang masih digunakan bahkan hingga saat
ini. Selain itu, ia juga menemukan forceps yang digunakan untuk mengangkat
janin yang telah meninggal. Kontribusi ini tidak hanya memberikan manfaat bagi
dunia medis pada masa itu, tetapi juga memberikan pengaruh besar bagi
perkembangan dunia medis hingga saat ini.
C. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Admin (2021, 7 Juni). Al-Zahwari, seorang Ilmuan Muslim Ahli Bedah. Dikutip
25 Maret 2022 dari SMA Trensains Tebuireng:
https://www.smatrensains.sch.id/2021/06/al-zahrawi-seorang-ilmuwan-muslim-
ahli-bedah/
Khoirudin, Ahmad Rijal, et al. “Kontribusi Abu Al-Qasim Al-Zahwari Pada Ilmu
Kedokteran”. Nukhbatul ‘Ulum: Jurnal Bidang Kajian Islam, Vol. 7, No. 1 (2021)
: Hal. 80-98