Anda di halaman 1dari 24

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT


“PENANGANAN PENUMPUKAN DAHAK PADA PASIEN TIRAH BARING”
DI RUANG ICU RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA

Oleh:
Kelompok 5

Siti Nur’aini, S.Kep 131713143030


Wahyuni Zyuli Sholikatin, S.Kep 131713143031
Diah Priyantini, S.Kep 131713143007
Lisa Choirotus Sholiha, S.Kep 131713143044
Febrina Putri Raoef S.Kep 131713143055
A’ida Fitriyah, S.Kep 131713143056
Sinta Pradikta, S.Kep 131713143067

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) praktik klinik Keperawatan Kritis
Profesi Pendidikan Ners Angkatan A13 Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Surabaya di Ruang ICU Rumah Sakit Universitas Airlangga yang dilaksanakan pada tanggal
09 Mei 2018 telah dilaksanakan sebagai laporan praktik atas nama:
1. Siti Nur’aini, S.Kep 131713143030
2. Wahyuni Zyuli Sholikatin, S.Kep 131713143031
3. Diah Priyantini, S.Kep 131713143007
4. Lisa Choirotus Sholiha, S.Kep 131713143044
5. Febrina Putri Raoef, S.Kep 131713143055
6. A’ida Fitriyah, S.Kep 131713143056
7. Sinta Pradikta, S.Kep 131713143067

Surabaya, 04 Mei 2018

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Candra Panji Asmoro, S.Kep.Ns.,M.Kep Evy Dwi Rahmawati, S.Kep. Ns


NIP. 198711162012122004
NIP. 198706032016113101

Mengetahui,
Kepala Ruangan Ruang ICU RS UNAIR

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Evy Dwi Rahmawati, S.Kep. Ns
NIP. 198711162012122004
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : PRAKTIKA KEPERAWATAN KRITIS


Topik : Penanganan Penumpukan Dahak pada Pasien Tirah Baring
Sasaran : Keluarga Pasien
Hari/tanggal : Rabu / 09 Mei 2018
Tempat : Ruang Tunggu ICU Rumah Sakit Universitas Airlangga
Waktu : 10.00-10.30 WIB
Pelaksana :Mahasiswa Profesi Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mendapatkan
pengetahuan tentang penanganan penumpukan dahak pada pasien tirah baring.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penjelasan tentang penanganan penumpukan dahak pada
pasien tirah baring, peserta penyuluhan diharapkan mampu menjelaskan tentang :
1. Definisi Dahak
2. Proses Terbentuknya Sputum
3. Klasifikasi Sputum
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dalam Sputum
5. Penatalaksanaan (Cara Penanganan) untuk Mengeluarkan Sputum
III. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah keluarga pasien yang berada di
Ruang tunggu ICU Rumah Sakit Universitas Airlangga
IV. Materi
Materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan kesehatan terdiri dari
beberapa sub pokok, diantaranya:
1. Definisi Dahak
2. Proses Terbentuknya Sputum
3. Klasifikasi Sputum
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dalam Sputum
5. Penatalaksanaan (Cara Penanganan) untuk Mengeluarkan Sputum
1) Metode
Metode dalam penyuluhan ini adalah metode ceramah. Pertama acara dibuka
oleh moderator dari perwakilan kelompok 5 mahasiswa profesi Fakultas Keperawatan
yang sedang bertugas di ruang ICU Rumah Sakit Universitas Airlangga. Setelah
dilakukan pembukaan penyuluhan, salah satu anggota kelompok yang bertugas
sebagai pemateri memberi penjelasan tentang penanganan penumpukan dahak pada
pasien tirah baring sedangkan 5 anggota lain bertugas sebagai fasilitator dan notulen.
Setelah materi selesai disampaikan, diadakan forum diskusi atau tanya jawab.
2) Media
Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah:
1. Power point
2. Leaflet
3) Setting Tempat

Nb:
: Moderator

: Pemateri

: Observer

: Fasilitator

: Peserta Penyuluhan
4) Pengorganisasian Kegiatan
Pembimbing. Akademik : Candra Panji A, S.Kep.Ns.,M.Kep
Pembimbing Klinik : Evy Dwi Rahmawati, S.Kep.Ns
Moderator : Lisa Choirotus Sholiha
Pemateri : Wahyuni Zyuli Sholikatin
Notulen & Dokumentasi : Diah Priyantini
Sinta Pradikta
Fasilitator : A’ida Fitriyah
Febrina Putri Raoef
Siti Nur’aini

5) Job Description
No Pengorganisasian Uraian
1. Moderator a) Membuka acara penyuluhan,
memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
b) Menyebutkan kontrak waktu penyuluhan.
c) Memotivasi peserta untuk bertanya
d) Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi
e) Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh a) Menjelaskan materi penyuluhan dengan
jelas dan bahasa yang mudah dipahami
oleh peserta
b) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan
memperhatikan proses penyuluhan
c) Menjawab pertanyaan peserta.
3. Fasilitator a) Menjawab pertanyaan jika ada peserta yang
bertanya kepadanya.
b) Memotivasi peserta untuk bertanya materi
yang belum jelas
c) Membagikan leaflet kepada peserta.
4. Observer  Mencatat nama dan jumlah peserta, serta
menempatkan diri sehingga memungkinkan
dapat mengamankan jalannya proses
penyuluhan. Mencatat pertanyaan yang
diajukan peserta
 Mengamati perilaku verbal dan non verbal
peserta selama proses penyuluhan.
 Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan
rencana penyuluhan

6) Pelaksanaan
Respon Peserta
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Pelaksana
Penyuluhan
1. 5 menit Pembukaan: 1. Menjawab salam Moderator
a. Mengucapkan salam 2. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
c. Kontrak waktu
d. Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
e. Menyebutkan materi
penyuluhan yang
akan diberikan.
f. Menggali
pengetahuan peserta
2. 15 Menit Pelaksanaan 1. Mendengarkan Penyuluh
penyampaian materi 2. Memperhatikan
tentang: penjelasan
1. Definisi Dahak pemateri
2. Proses Terbentuknya 3. Mencermati
Sputum materi
3. Klasifikasi Sputum
4. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan dalam
Sputum
5. Penatalaksanaan (Cara
Penanganan) untuk
Mengeluarkan Sputum
3. 5 menit Diskusi: 1. Mengajukan Moderator
1. Memberikan pertanyaan dan
kesempatan pada fasilitator
peserta untuk
mengajukan
pertanyaan kemudian
didiskusikan bersama
dan menjawab
pertanyaan.
4. 5 menit Evaluasi: a. Menjawab Moderator
a. Menanyakan kepada pertanyaan dan dan
peserta penyuluhan menjelaskannya fasilitator
tentang materi yang b. Melakukan
diberikan langkah cuci
b. Meminta peserta tangan
untuk mengulang
secara individu.
5. 5 menit Terminasi: 1. Memperhatikan Moderator
2. Menyimpulkan hasil 2. Mendengarkan
penyuluhan 3. Menjawab salam
3. Mengucapkan
terimakasih kepada
peserta
4. Membagikan leaflet
5. Mengakhiri dengan
salam
7) Evaluasi
1. Struktur
a) Kesiapan materi
b) Kesiapan SAP
c) Kesiapan media: power point dan leaflet
d) Peserta hadir di tempat penyuluhan minimal 10 orang
e) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
f) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan pada hari
sebelumnya
2. Proses
a) Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
b) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c) Peserta mengajukan pertanyaan
d) Peserta mampu mereview materi penyuluhan
e) Penyuluh, fasilitator dapat menjawab pertanyaan dari peserta
f) Suasana penyuluhan tertib dan tenang
g) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
3. Hasil
Peserta dapat menjelaskan tentang:
a) Peserta yang datang 10 orang atau lebih
b) Acara dimulai tepat waktu
c) Peserta mengikuti acara sesuai dengan aturan yang disepakati
d) Peserta memahami materi yang disampaikan oleh penyaji
e) Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan
dengan benar yang diajukan penyaji.
MATERI PENYULUHAN
PENANGANAN PENUMPUKAN DAHAK PADA PASIEN TIRAH BARING

A. Definisi Dahak

Dahak (sputum) adalah bahan yang dikeluarkan dari paru dan trakea melalui mulut,
biasanya juga disebut dengan ecpectoratorium (Dorland, 1992). Sputum yang dikeluarkan
oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber, warna, volume dan konsistensinya
karena kondisi sputum biasanya memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik
pada pembentukan sputum itu sendiri. Pemeriksaan sputum diperlukan jika diduga terdapat
penyakit paru-paru. Membran mukosa saluran pernapasan berespons terhadap inflamasi
dengan meningkatkan kelauran sekresi yang sering mengandung mikroorganisme penyebab
penyakit.

Sputum berbeda dengan sputum yang bercampur dengan air liur. Cairan sputum lebih
kental dan tidak terdapat gelembung busa diatasnya. Sputum diambil dari saluran nafas
bagian bawah sedangkan sputum yang bercampur air liur diambil dari tenggorokan. Sputum
diproduksi oleh Trakheobronkhial tree yang secara normal memproduksi sekitar 3 ons mucus
setiap hari sebagai bagian dari mekanisme pembersihan normal (Normal Cleaning
Mechanism) tetapi produksi sputum akibat batuk adalah tidak normal (Rohani, 2007).
Sputum ialah materi yang di ekspetorasi dari saluran nafas bawah oleh batuk, yang tercampur
bersama ludah (Hudoyo, 2009).

Menurut Hidayat (2006), gangguan pada sistem pernapasan menyebabkan terjadinya


penurunan kemampuan klien untuk batuk produktif, sehingga penyebaran mukus dalam
bronkus meningkat terutama pada posisi terlentang, akibat hal ini terjadilah penumpukan
sputum di saluran pernapasan. Untuk mengurangi penumpukan sputum, salah satunya dengan
mereposisikan paru yang menggantung. Maka dari itu perlu dilakukan mobilisasi untuk
mencegah terjadinya penumpukan sputum.

Penumpukan sputum tersebut kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor,


diantaranya; infeksi pada saluran pernapasan, asap rokok dan debu, kondisi mukosa, tingkat
cedera kepala dan ketidakmampuan untuk melakukan mobilisasi (Potter & Perry, 2005).
Infeksi pada saluran napas, biasanya disebabkan oleh virus dan bakteri, penyakit sistem
pernapasan akibat virus dan bakteri dibedakan menjadi penyakit saluran napas atas dan
penyakit saluran napas bawah (Sylvia & Willson (2005). Faktor asap rokok dan debu,
merupakan penyebab paling sering batuk,perokok seringkali menderita batuk kronis karena
terus menerus mengisap benda asing (asap) dan saluran napasnya seringkali mengalami
peradangan kronik (Carpenito, 2011 dan Doengoes, 1999)

Faktor kondisi mukosa, dinding dari seluruh sistem pernapasan dilapisi oleh mukosa
yang saling berhubungan sehingga infeksi atau masalah yang terjadi di suatu tempat dengan
mudah bisa mempengaruhi bagian saluran pernapasan yang lainya, saluran pernapasan dan
hidung sampai bronkeolus dilapisi oleh membran mukosa yang bersilia. Ketika udara masuk
kedalam rongga hidung udara tersebut disaring, dihangatkan dan dilembabkan, ketiga proses
ini merupakan fungsi utama dari mukosa
respirasi.
Penumpukan sputum pada klien dapat dicegah dengan mempertahankan kepatenan
jalan napas, diantaranya dengan meminta klien melakukan napas dalam dan membatukan
sputum tiap 1 sampai 2 jam, dengan cara menginstruksikan klien melakukan napas dalam
sebanyak 3 kali dan membatukan pada saat mengeluarkan napas yang ketiga (Pahria, 2009).
Dapat pula dengan melakukan mobilisasi atau perubahan posisi untuk mengurangi
penumpukan sputum. Untuk menjamin keadekuatan mobilisasi maka perawat dapat
mengajarkan klien latihan ROM, apabila klien tidak mempunyai kontrol motorik volunter
maka dapat dilakukan latihan rentang gerak pasif ( Potter & Perry 2005 ).

B. Proses Terbentuknya Sputum

Orang dewasa normal bisa memproduksi mukus sejumlah 100 ml dalam saluran napas
setiap hari. Mukus ini digiring ke faring dengan mekanisme pembersihan silia dari epitel
yang melapisi saluran pernapasan. Keadaan abnormal produksi mukus yang berlebihan
(karena gangguan fisik, kimiawi atau infeksi yang terjadi pada membran mukosa),
menyebabkan
proses pembersihan tidak berjalan secara normal sehingga mukus ini banyak tertimbun. Bila
hal ini terjadi membran mukosa akan terangsang dan mukus akan dikeluarkan dengan
tekanan intra thorakal dan intra abdominal yang tinggi, dibatukkan udara keluar dengan
akselerasi yang cepat beserta membawa sekret mukus yang tertimbun tadi. Mukus tersebut
akan keluar sebagai sputum. Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat
dievaluasi sumber, warna, volume dan konsistensinya, kondisi sputum biasanya
memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan sputum itu
sendiri (Price Wilson, 2011).

C. Klasifikasi Sputum

a. Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan kemungkinan berasal


dari sinus atau saluran hidung bukan berasal dari saluran napas bagian bawah.
b. Sputum banyak sekali dan purulen kemungkinan proses supuratif.
c. Sputum yg terbentuk perlahan dan terus meningkat kemungkinan tanda bronchitis
/bronkhiektasis.
d. Sputum kekuning-kuningan kemungkinan proses infeksi.
e. Sputum hijau kemungkinan proses penimbunan nanah, warna hijau ini dikarenakan
adanya verdoperoksidase, sputum hijau ini sering ditemukan pada penderita
ronkhiektasis karena penimbunan sputum dalam bronkus yang melebar dan terinfeksi.
f. Sputum merah muda dan berbusa kemungkinan tanda edema paru akut.
g. Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih kemungkinan tanda bronkitis kronik.
h. Sputum berbau busuk kemungkinan tanda abses paru/bronkhiektasis.
i. Berdarah atau hemoptisis sering ditemukan pada Tuberculosis.
j. Berwarna-biasanya disebabkan oleh pneumokokus bakteri (dalam pneumonia).
k. Bernanah mengandung nanah, warna dapat memberikan petunjuk untuk pengobatan
yang efektif pada pasien bronkitis kronis.
l. Warna (mukopurulen) berwarna kuning-kehijauan menunjukkan bahwa pengobatan
dengan antibiotik dapat mengurangi gejala.
m. Warna hijau disebabkan oleh Neutrofil myeloperoxidase
n. Berlendir putih susu atau buram sering berarti bahwa antibiotik tidak akan efektif
dalam mengobati gejala. Informasi ini dapat berhubungan dengan adanya infeksi
bakteri atau virus meskipun penelitian saat ini tidak mendukung generalisasi itu.
o. Berbusa putih-mungkin berasal dari obstruksi atau bahkan edema.

D. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dalam Sputum


a. Suplai Nutrisi
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai
sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah karbon,
nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya.
Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi
pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Kondisi
tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber
nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di
lingkungan seperti ini. Oleh karena itu prinsip dari pada menciptakan lingkungan
bersih dan higinis adalah untuk meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar
pertumbuhannya terkendali.
b. Suhu Temperatur
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi dan pertumbuhan
mikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua cara yang
berlawanan:
1) Apabila suhu naik maka kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan
dipercepat, sebaliknya apabila suhu turun maka kecepatan metabolism akan
menurun dan pertumbuhan diperlambat.
2) Apabila suhu naik atau turun secara drastis tingkat pertumbuhan akan terhenti
kompenen sel menjadi tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel menjadi mati.
Berdasarkan hal di atas maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan
mikroorganisme digolongkan menjadi tiga yaitu:
a) Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka
pertumbuhan terhenti.
b) Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat dan
optimum (disebut juga suhu inkubasi)
c) Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya maka pertumbuhan
tidak terjadi, sehubungan dengan penggolongan suhu di atas maka mikroba
digolongkan berdasarkan ketahanan panas, mikroba dikelompokkan menjadi
tiga macam yaitu :
1) Peka terhadap panas apabila semua sel rusak dipanaskan pada suhu 60oC
selama 10-20 menit.
2) Tahan terhadap panas apabila dibutuhkan suhu 100oC selama 10 menit
untuk mematikan sel.
3) Thermodurik dimana dibutuhkan suhu lebih dari 60oC selama 10-20 menit
tapi kurang dari 100oC selama 10 menit untuk mematikan sel.
c. Keasaman atau Kebasaan (pH)
Setiap organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan memiliki pH optimum
yang berbeda-beda. Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran ph 8,0–
8,0 dan nilai pH di luar kisaran 2,0 sampai 10,0 biasanya bersifat merusak.
d. Ketersediaan Oksigen
Mikroorganisme memiliki karakteristik sendiri-sendiri di dalam kebutuhannya akan
oksigen. Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan menjadi:
1) Aerobik: hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas.
2) Anaerob: hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas.
3) Anaerob fakultatif: dapat tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen bebas.
4) Mikroaerofilik: dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil.

E. Penatalaksananaan (Cara Penanganan) Untuk Mengeluarkan Sputum

Penatalaksanaan bertujuan untuk mengupayakan pengeluaran dan mengurangi sekresi


dahak dengan cara drainase postural serta mencegah terjadinya infeksi. Upaya drainase
dahak tergantung pada jumlah dahak yang diproduksi, namun sebaiknya dilakukan
paling tidak dua kali sehari, yaitu pada saat bangun tidur di pagi hari dan pada saat akan
tidur malam. Sering kali diperlukan penggetaran dinding dada agar dahak mudah keluar,
yaitu dengan cara memukul punggung.

a. Nafas dalam yaitu bentuk latihan nafas yang terdiri atas pernafasan abdominal
(diafragma) dan purs lips breathing.
1) Tujuan pernafasan
Abdominal memungkinkan nafas dalam secara penuh dengan sedikit usaha. Pursed
lips breathing membantu klien mengontrol pernafasan yang berlebihan.
2) Prosedur
a) Atur posisi yang nyaman
b) Fleksikan lutut pasien untuk merileksasikan otot abdominal
c) Letakkan 1 atau 2 tangan pada abdomen tepat dibawah tulang iga.
d) Tarik nafas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup hitung sampai
3 selama inspirasi
e) Hembuskan udara lewat bibir seperti meniup (purs lips breathing) secara
perlahan.
b. Batuk
Batuk adalah reaksi refleks yang terjadi akibat stimulasi saraf-saraf di lapisan dalam
saluran pernapasan.
c. Postural Drainage
Adalah suatu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru–paru
dengan menggunakan pengaruh gaya grafitasi.
Prosedur:
a) Cuci tangan
b) Pilih area yang tersumbat yang akan di drainage, berdasarkan semua area paru
baringkan pasien dalam posisi untuk mendrainage area yang tesumbat, minta
pasien mempertahankan posisi tersebut selama 10–15 menit.
c) Lakukan posisi dan vibrasi dada diatas area yang di drainage setelah drainage
pada posisi pertama minta pasien duduk dan batuk bila tidak batuk minta
pasien istirahat sebentar bila perlu
d) Anjurkan pasien minum sedikit air
e) Ulangi langkah–langkah diatas sampai semua area telah di drainage.
f) Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.
g) Cuci tangan dan dokumentasi.
d. Fisioterapi Dada
Bertujuan secara mekanik dapat melepaskan secret yang melekat pada dinding
bronkus sehingga menigkatkan efisiensi pola pernafasan.
Prosedur :
a) Tutup area yang akan diperkusi dengan handuk atau pakaian untuk
mengurangi sakit.
b) Anjurkan tarik nafas dalam dan lembut untuk menigkatkan relaksasi perkusi pada
setiap segmen paru selama 1- 2 menit.
c) Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah terjadi
cidera seperti mammae, sterum dan ginjal.
e. Vibrasi
Adalah getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang
diletakkan datar pada dinding dada pasien.
1) Tujuan: Vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbelensi
udara ekspirasi dan melepaskan mucus yang kental.
2) Prosedur:
a) Letakkan telapak tangan menghadap ke bawah di area dadayang akan di
drainage, satu tangan diatas tangan yang lain dengan jari–jari menempel
bersama dan ekstensi cara lain tangan bisa diletakkan bersebelahan.
b) Anjurkan pasien menarik nafas dalam melalui hidung dan
menghembuskan nafas secara lamban lewat mulut atau purs lips.
c) Selama masa ekspresi tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan
gunakan hampir semua tumit tangan, getarkan tangan, gerakan tangan
kearah kebawah hentikan gerakan jika pasien melakukan inspirasi.
d) Tiap kali vibrasi, anjurkan pasien batuk dan keluarkan secret ke tempat
sputum, bila sputum juga tidak bisa didahakkan.
f. Aspirasi transtracheal (transtracheal aspirasi atau cuci transtracheal).
Adalah teknik untuk mengumpulkan sampel dari eksudat bronkial untuk pemeriksaan
histologis dan mikrobiologi. Sebuah jarum dimasukkan melalui kulit di atasnya trakea
dan melalui ligamentum krikotiroid, kateter dimasukkan ke dalam trakea dan
diteruskan ketingkat bifurkasi trakea (Depkes RI, 2011).
g. Bronchial lavage (Bronchoalveolar lavage)
Bronchoalveolar lavage (BAL) merupakan prosedur medis dimana bronkoskop
dilewatkan melalui mulut atau hidung ke paru-paru dan cairan yang disemprotkan ke
bagian kecil dari paru-paru, biasanya dilakukan untuk mendiagnosa penyakit paru-
paru.
h. Lung biopsy
Biopsi paru adalah prosedur untuk mendapatkan sampel kecil jaringan
paru-paru untuk pemeriksaan (Depkes RI, 2011).
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito L. 2011. Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC

Darmanto, Djojodibroto. 2009. Respirologi (respiratory medicine). Jakarta: EGC

Doenges M., Frances M, & Geisler, A. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarata:
EGC
Dorland W.A.N. 1992. Kamus Kedokteran Dorland. Terjemahan Huriawati Hartanto. Edisi
pertama. Jakarta: EGC
Hidayat A.A.A. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Hudoyo, Ahmad. 2009. Tuberkulosis Mudah Diobati. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia

Ilkafah, Snami. 2014. Pengaruh Range Of Motionpasif Terhadap Penumpukan Sputum Pada
Pasien Cedera Kepala Ringan Di Ruang Bougenvile Dan Teratai Rsud Dr. Soegiri
Lamongan. Vol.03, No.Xix. September 2014

Pahria T. (2009). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Persyarafan.Jakarta:


EGC.

Potter & Perry. (2005). Fundamental of Nursing. Jakarta: EGC.

Sylvia & Willson, (2005). Patofisiologi. Jakarta: EGC.


DAFTAR HADIR PESERTA PKRS

Ruang : Ruang Tunggu ICU Rumah Sakit Universitas Airlangga


Tanggal : Rabu, 09 Mei 2018
Waktu : 10.00 – 10.30 WIB
No Nama TTD
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
DAFTAR HADIR MAHASISWA SAAT PKRS

Ruang : Ruang Tunggu ICU Rumah Sakit Universitas Airlangga


Tanggal : Rabu, 09 Mei 2018
Waktu : 10.00 – 10.30 WIB
No Nama TTD
1. Siti Nur’aini 1.
2. Wahyuni Zyuli Sholikatin 2.
3. Diah Priyantini 3.
4. Lisa Choirotus Sholiha 4.
5. Febrina Putri Raoef 5.
6. A’ida Fitriyah 6.
7. Sinta Pradikta 7.
DAFTAR HADIR PEMBIMBING

Ruang : Ruang Tunggu ICU Rumah Sakit Universitas Airlangga


Tanggal : Rabu, 09 Mei 2018
Waktu : 10.00 – 10.30 WIB
No Nama TTD
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN
“PENANGANAN PENUMPUKAN DAHAK PADA PASIEN TIRAH BARING”
DI RUANG TUNGGU ICU RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA

Keterlaksanaan (Sesuai
dengan Hasil yang Ingin
No Struktur Penilaian
Dicapai)
Ya Tidak
Kriteria Struktur
1 Kesiapan Materi
2 Kesiapan SAP
3 Kesiapan media: flipchart &leaflet
4 Kehadiran peserta penyuluhan (min. 10)
5 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh
mahasiswa
6 Pengorganisasian penyelenggaran penyuluhan
dilakukan pada hari sebelumnya
Kriteria Proses
Pembukaan:
1 Membuka acara dengan salam
2 Memperkenalkan diri
3 Kontrak waktu
4 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
5 Menyebutkan materi penyuluhan
6 Menggali pengetahuan peserta
Pelaksanaan:
7 Penyampaian materi penyuluhan
8 Memberikan kesempatan kepada sasaran
penyuluhan untuk mengajukan pertanyaan
mengenai materi yang disampaikan
9 Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta
penyuluhan
10 Peserta antusias dalam mengikuti penyuluhan
Evaluasi:
11 Menanyakan kepada peserta penyuluhan tentang
materi yang diberikan
12 Moderator penyimpulkan hasil penyuluhan
13 Membagikan leaflet
14 Ucapan terimakasih kepada peserta
15 Menutup acara dengan salam
Kriteria Hasil
16 Peserta yang hadir  10 orang
17 Acara dimulai tepat waktu
18 Peserta mengikuti acara sesuai dengan aturan yang
disepakati
19 Peserta memahami materi yang telah disampaikan
dan menjawab pertanyaan dengan benar

Surabaya, 09 Mei 2018


Observer

(..................................................)
LEMBAR EVALUASI MAHASISWA
PELAKSANAANPENYULUHAN KESEHATAN
“PENANGANAN PENUMPUKAN DAHAK PADA PASIEN TIRAH BARING”
DI RUANG TUNGGU ICU RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA

Keterlaksanaan (Sesuai
dengan Hasil yang Ingin
No
Struktur Penilaian Dicapai)
Ya Tidak
Moderator
1 Membuka acara penyuluhan
2 memperkenalkan diri dan tim kepada peserta
3 Menyebutkan kontrak waktu penyuluhan
4 Memotivasi peserta untuk bertanya
5 Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi
6 Menutup acara penyuluhan
Penyuluh
7 Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas
dan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta
8 Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan
memperhatikan proses penyuluhan
9 Menjawab pertanyaan peserta
Fasilitator
10 Ikut bergabung dan duduk bersama di antara
peserta
11 Menjawab pertanyaan jika ada peserta yang
bertanya kepadanya
12 Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang
belum jelas
13 Menjelaskan tentang istilah atau hal-hal yang
dirasa kurang jelas bagi peserta
Observer
14 Mencatat nama, dan jumlah peserta, serta
menempatkan diri sehingga memungkinkan
dapat mengamankan jalannya proses
penyuluhan.
15 Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
16 Mengamati perilaku verbal dan non verbal
peserta selama proses penyuluhan.
17 Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana
penyuluhan
18 Menyampaikan evaluasi langsung kepada
penyuluh yang dirasa tidak sesuai dengan
rencana penyuluhan.

Surabaya, 09 Mei 2018


Observer

(..................................................)
LEMBAR NOTULEN

Kegiatan : Penyuluhan
Topik : Penanganan penumpukan dahak pada pasien tirah baring
Hari/Tanggal : Rabu, 09 Mei 2018
Tempat : Ruang Tunggu ICU Rumah Sakit Universitas Airlangga
Waktu : 10.00 – 10.30 WIB
Jam Kegiatan Diskusi
1. Nama Penanya............................................................................................................
Pertanyaan...................................................................................................................
....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Jawaban.......................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

2. Nama Penanya............................................................................................................
Pertanyaan...................................................................................................................
....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Jawaban.......................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

3. Nama Penanya............................................................................................................
Pertanyaan...................................................................................................................
....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Jawaban.......................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
4. Nama Penanya............................................................................................................
Pertanyaan...................................................................................................................
....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Jawaban.......................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

Surabaya, 09 Mei 2018


Observer

(..................................................)

Anda mungkin juga menyukai