Anda di halaman 1dari 14

HIRARKI/ JENJANG PENGETAHUAN

A. Hirarki/Jenjang pengetahuan
Pengetahuan manusia dapat dikelompokkan dalam 3 jenjang/tingkatan, yaitu:
1. Pengetahuan biasa (ordinary knowladge)
Pengetahuan disebut juga pengetahuan sehari-hari yang dimiliki setiap orang,
pengetahuan praktis yang berguna bagi kehidupan orang yang bersifat individual,
subjektif, dan pragmatis yang umumnya diperoleh melalui kebiasaan yaitu pengalaman
yang berulang-ulang.
2. Pengetahuan ilmiah (scientivic knowledge)
Pengetahuan adalah syarat bagi manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
Pengetahuan mempunyan kedudukan dan kualifikasi sebagai ilmu pengetahuan apabila
mengandung 4 syarat, yaitu:
 Ada objeknya, yaitu yang merupakan sasaran pendidikan, hal ini ada 2 macam, yaitu
objek materil dan objek formal. Objek material adalah benda-benda aau hal yang
menjadi sasaran, sedang objek formal adalah aspek dari sasaran yang ingin dikaji.
 Ada metodenya, yaitu suatu cara pendekata, bahwa suatu ilmu memerlukan cara-
cara pendekatan yang khas tertentu untuk mendapatkannya.
 Ada sistemnya, yaitu suatu kebulatan keutuhan tersendiri bahwa setiap ilmu
mempunyai kebulatan dan keutuhan sendiri dan terpisah dengan ilmu lain diluarnya.
 Harus berlaku umum, maksudnya bahwa pengetahuan yang telah didapat harus
dapat dipresentasikan dan diterima serta dibenarkan oleh orang banyak terutama
oleh pakar dibidangnya. Selama tidak demikian maka pengetahuan terebut menjadi
pengetahuan subjektif yang hana dimiliki dan dibenrakan oleh orang yang
bersangkutan.
3. Pengetahuan filsafat (philosophic knowladge)
Syarat-syarat pengetahuan filsafat sama sebagaimana pengetahuan ilmia, yaitu berobjek,
bermetode, bersistem, dan berlaku umum, yang berbeda dari segi kedalaman dan
keluasannya.
Selain dari segi metode dan systemyang pada dasarnya sama., maka dari segi objek dan
sifat umumnya yang dimiliki mempunyai perbedaan-perbedaan yang tegas.
 Dari segi objek.
Objek material filsafat meliputi segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, sedang
objek formal dari filsafat adalah mengkaji hakikat (essensi) dari segala sesuatu objek
material tersebut dan hakikat inilah ciri khas yang dicari filsafat sehingga lazim
dikatakan bahwa filsafat adaah ilmu mencari hakikat.
 Dari segi umum
Filsafat mempunyai sifat yang lebih umum lagi yaitu universal (tidak terikat dengan
waktu).
Jadi, hakikat adalah unsur-unsur yang terdalam dari suatu hal (benda) yang mempunya
sifat abstrak, mutlak, tetap tidak berubah.
KONSTITUSI

A. Pengertian Konstitusi

Dari segi bahasa istilah konstitusi berasal dari kata constituer (Prancis) yang berarti
membentuk. Maksudnya yaitu membentuk, menata, dan menyusun suatu negara. Demikian
pula dalam bahasa Inggris kata constitute dapat berarti mengangkat, mendirikan atau
menyusun. Dalam bahasa Belanda, istilah konstitusi dikenal dengan sebutan gronwet yang
berarti undang-undang dasar.

Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu


negara. Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah
negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang
berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik penyelenggaraan
negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai dewasa ini dapat menunjuk pada
peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Ada dua pengertian
konstitusi, yaitu

Dalam arti luas, merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar (hukum dasar yang
meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis yang mengatur mengenai suatu
pemerintahan yang diselenggarakan di dalam suatu negara;

Dalam arti sempit, merupakan undang-undang dasar, yaitu suatu dokumen yang berisi aturan-
aturan dan ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari ketatanegaran suatu negara.

B. Kedudukan Konstitusi

Kedudukan konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan pada suatu negara sangat penting
karena menjadi ukuran kehidupan dalam bernegara dan berbangsa untuk mengetahui aturan-
aturan pokok yang ditujukan baik kepada penyelenggara negara maupun masyarakat dalam
ketatanegaraan. Kedudukan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Sebagai hukum dasar

Dalam hal ini, konstitusi memuat aturanaturan pokok mengenai penyelengara negara, yaitu
badan-badan/lembaga-lembaga pemerintahan dan memberikan kekuasaan serta prosedur
penggunaan kekuasaan tersebut kepada badan-badan pemerintahan.

2. Sebagai hukum tertinggi


Dalam hal ini, konstitusi memiliki kedudukan yang lebih tinggi terhadap peraturan-peraturan
yang lain dalam tata hukum pada suatu negara. Dengan demikian, aturan-aturan di bawah
konstitusi tidak bertentangan dan harus sesuai dengan aturan-aturan yang terdapat pada
konstitusi.

C. Jenis-jenis Konstitusi

Konstitusi dapat dibedakan dalam dua macam.

Konstitusi tertulis, yaitu suatu naskah yang menjabarkan (menjelaskan) kerangka dan tugas-
tugas pokok dari badan-badan pemerintahan serta menentukan cara kerja dari badan-badan
pemerintahan tersebut. Konstitusi tertulis ini dikenal dengan sebutan undang-undang dasar.

Konstitusi tidak tertulis, merupakan suatu aturan yang tidak tertulis yang ada dan dipelihara
dalam praktik penyelenggaraan negara di suatu negara. Konstitusi tidak tertulis ini dikenal
dengan sebutan konvensi.

D. Unsur-unsur Konstitusi

Unsur-unsur yang harus dimuat di dalam konstitusi menurut pendapat Lohman adalah:

Konstitusi sebagai perwujudan kontak sosial, yaitu merupakan perjanjian dari kesepakatan
antara warga negara dengan pemerintah;

Konstitusi sebagai penjamin hak asasi manusia, yaitu merupakan penentu hak dan kewajiban
warga negara dan badan-badan pemerintah;

Konstitusi sebagai forma regiments, yaitu merupakan kerangka pembangunan pemerintah.

E. Sifat Konstitusi

Menurut pendapat dari C.F. Strong (dalam Miriam Budiardjo: 1985), suatu konstitusi dapat
bersifat kaku atau bisa juga supel tergantung pada apakah prosedur untuk mengubah
konstitusi itu sudah sama dengan prosedur membuat undang-undang di negara yang
bersangkutan atau belum. Dengan demikian, sifat dari konstitusi dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:

Konstitusi yang bersifat kaku (rigid), hanya dapat diubah melalui prosedur yang berbeda
dengan prosedur membuat undang-undang pada negara yang bersangkutan;
Konstitusi yang bersifat supel (flexible), sifat supel disini diartikan bahwa konstitusi dapat
diubah melalui prosedur yang sama dengan prosedur membuat undang-undang pada negara
yang bersangkutan.

F. Tujuan Konstitusi

Pada umumnya, konstitusi mempunyai tujuan untuk membatasi kekuasaan penyelenggara


negara agar tidak dapat berbuat sewenang-wenang serta dapat menjamin hak-hak warga
negara. Tujuan konstitusi ini merupakan suatu gagasan yang dinamakan dengan
konstitusionalisme. Maksud dari konstitusionalisme adalah suatu gagasan yang memandang
pemerintah (penyelenggara pemerintahan) sebagai suatu kumpulan kegiatan yang
diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat.

G. Fungsi Konstitusi

Fungsi konstitusi bagi suatu negara sebagai berikut:

1. Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam menjalankan


kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya.
2. Memberi suatu rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang dicita-
citakan dalam tahap berikutnya.
3. Sebagai landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem ketatanegaraan
tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya, baik penguasa maupun
rakyat (sebagai landasan struktural)
PENGERTIAN POLITIK, STRATEGI, DAN POLTRANAS

A. Pengertian Politik
Kata politik secara etimologis berasal dari bahasa yunani poitenia , yang akar katanya adalah
polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu negara, dan teia yang berarti
urusan. Dalam bahasa indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan
umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian azas, prinsip, keadaan,
jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai hubungan tujuan tertentu yang
dikehendak. Politics dan policy memiliki hubungan yan erat dan timbal balik. Politics
memberi asas, jalan, cara, arah, dan madannya , sedangkan policy memberikan pertimbangan
cara pelaksanaan asas, jalan, dan arah tersebut sebaik-baiknya.
Poltik secara umum menyangkut proses penetuan tujuan negara dan cara melaksanakannya.
Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum yang menyangkut
pengaturan, pembagian, atau alokasi sumber daya yang ada.
Dengan demikian, politik membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan negara, kesatuan,
pengambilan keputusan, kebijakan, dan distribusi atau alokasi sumber daya. Dibawah ini
penjelasan mengenai unsur-unsur yang dibicarakan dalam hal politik sebagai berikut:
1. Negara
Negara merupakan suatu organisasi dlam suatu wilayah yang memiliki kekuaaan
tertinggi yang ditaati oleh rakyatnya. Boleh dikatakan negara merupakan bentuk
masyarakat dan organisasi politk yang paling utama dalam suatu wilayah yang berdaulat.
2. Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah
laku orang atau kelompok lain sesuai keinginannya. Dalam politik, yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana mempertahankannya dan bagaimana melaksanakannya.
3. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan adalah aspek utama politik. Dalam pengambilan keputusan itu
dan untuk siapa kepututsan itu dibuat. Jadi, politik adalah pengambilan keputusan
melalui sarana umum. Keputusan yang diambil menyangkut sektor publik dari suatu
negara.
4. Kebijakan umum
Kebijakan (policy)merupakan suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seseorang
atau kelompok politik dalam memilih tujuan tersebut. Dasar pemikirannya adalah
masyarakat memiliki beberapa tujan bersama yang ingin dicapai secara brsama pula.
Dengan demikian perlu ada rencana yang mengikat yang dirumuskan dalam kebijakan-
kebijakan oleh pihak yang berwenang.
5. Distribusi
Distribui ialah pembagian dan pengalokasian nilai (value) dalam masyarakat. Nilai
adalah sesuatu yang diinginkan dan penting. Nilai harus dibagi secara adil. Politik
membicarakan bagaimana pembagian dan pengaoksian nilai secara mengikat.
B. Pengertian strategi
Strategi berasal dari bahasa yunani strategia yang diartikan sebagai “The art of
general”atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl
Von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi adalah penggunaan
pertempuran untuk memenangkan peperangan. Sementara itu, perang itu sendiri
merupakan kelanjutan dari politik. Pada abad modern ini, penggunaan kata strategi tidak
lagi terbatas pada konsep atau seni perang panglima dalam peperangan tetapi sudah
digunakan secara luas, termasuk dalam ilmu ekonomi ataupun dalam bidang olahraga.
Dalam pengertian umum, startegi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau
pencapaian tujuan. Dengan demikian, strategi tidak hanya menjadi monopoli ara jendral
atau bisdang militer, tetapi telah meluas ke segala bidang kehidupan. Strategi pada
dasarnya merupakan seni dan ilmu dalam menggunakan serta mengembangkan kekuatan
(ideology, politik, sosial budaya, dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
C. Politik dan strategi nasional (POLSTRANAS)
Politik nasional diartkan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk
mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian, definisi politik nasional
adalah asas, haluan, usaha, kebijaksanaan negara tentang pembinaan serta penggunaan
kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Strategi nasional disusun untuk
pelaksanaan politik nasional misalnya strategi jangka pendek, menengah, dan jangka
panjang. Jadi strategi adalah cara melaksanakan poltik nasional dalam mencapai sasaran
dan tujuan yang ditetapkan dalam konteks politik nasional.
BENTUK-BENTUK DEMOKRASI

 Demokrasi berdasarkan cara penyampaian pendapat terbagi dalam 3 bagian penting:


a. Demokrasi langsung, dalam demokrasi langsung rakyat diikutsertakan dalam
pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan pemerintahan.
b. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan . Dalam demokrasi ini,
pengambilan keputusan dijalankan oleh rakyat melalui pemilu. Rakyat memilih
wakilnya sendiri untuk membuat keputusan politik. Dengan kata ini, dalam demokrasi
tidak langsung, aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil-wakil rakyat duduk di
lembaga perwakilan rakyat.
c. Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari rakyat. Demokrasi
ini merupakan campuran antara demokrasi langsung dengan demokrasi perwakilan.
Rakyat memilih wakilnya untuk duduk didalam lembaga perwakilan rakyat, tetapi
wakil rakyat dalam menjalankan tugasya diawasi rakyat melalui referendum dan
inisiatif rakyat. Demokrasi ini antara lain dijalankan di Swiss. Tahukah anda apa yang
dimaksud dengan referendum? Ya referendum adalah pemungutan suara untuk
mengetahui kehendak rakyat secara langsung. Referendum dibagi menjadi 3 macam:
1) Referendum wajib, referendum ini dilakukan ketika ada perubahan atau
pembentukan norma penting dan mendasar dalam UUD (Konstitusi) atau UU yang
sangat politis UUD atau UU tersebut yang telah dibuat oleh lembaga perwakilan
rakyat dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan rakyat melalui
pemungutan suara terbanyak. Jadi, referendum ini dilaksanakan untuk meminta
persetujuan rakyat terhadap hal yang dianggap sangat penting atau mendasar.
2) Referendum tidak wajib, referendum ini dilaksanakan jika dalam waktu tertentu
setelah rancangan undang-undang diumumkan, sejumlah rakyat mengusulkan
diadakan referendum. Jika dalam waktu tertentu tidak ada pemintaan dari rakyat,
rancangan undang-undang itu dapat menjadi undang-undang yang bersifat tetap.
3) Referendum konsultatif, referendum ini hanya sebatas meminta persetujuan saja
karena rakyat dianggap tidak mengerti permasalahannya. Pemerintah meminta
pertimbangan pada ahli bidang tertentu yang berkaitan dengan permasalahan
tersebut.
 Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau prioritasnya terdiri dari tiga jenis :
a. Demokrasi formal yaitu demokrasi ini secara hukum menempatkan semua orang
dalam kedudukan yang sama dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan
ekonomi. Individu diberi kebebasan yang diluar sehingga demokrasi ini disebut juga
demokrasi liberal.
b. Demokrasi material yakni demokrasi yang memandang manusia mempunyai
kesamaan dalam bidang sosial-ekonomi sehingga persamaan bidang politik tidak
menjadi prioritas.
c. Demokrasi campuran yaitu kedua jenis demokrasi sebelumnya. Demokrasi ini berupa
menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan derajat
dan hak setiap orang.
 Demokrasi dibagi berdasarkan prinsip ideologi:
a. Demokrasi liberal adalah demokrasi yang memberikan kebebasan yang luas pada
individu . campur tangan pemerintah diminimalkan, bahkan ditolak. Tindakan
sewenang-wenang pemerintah terhadap warganya dihindari. Pemerintah bertindak
atas konstitusi (hukum dasar).
b. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletal adalah demokrasi yang bertujuan
menyejahterakan rakyat. Negara yang dibentuk tidak mengenal perbedaan kelas.
Semua warga negara mempunyai persamaan dalam hukum dan politik.
 Berdasarkan wewenang dan hubungan antara alat kelengkapan negara, demokrasi dibagi
menjadi:
a. Demokrasi sistem parlementer dengan ciri-ciri pemerintahan parlementer antaralain:
1) DPR lebih kuat dari pemerintah
2) Menteri bertanggungjawab pada DPR
3) Program kebijaksanaan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota
parlemen
4) Kedudukan kepala negara sebagai simbol igat dapat diganggu gugat. Dapatkah
anda memberi contoh, negara manakah yang demokrasi parlementer?
b. Demokrasi sistem pemisahan/pebagian kekuasaan (presidensil) dengan ciri-ciri
pemerintahan yang menggunakan sistem presidensial adalah sebagai berikut:
1) Negara dikepalai presiden
2) Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih dari
dan oleh rakyat melalui badan perwakilan
3) Presiden memunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri
4) Menteri tidak bertanggungjawab kepada DPR, tetapi kepada presiden serta
5) Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga negara, dan
tidak dapat saling membubarkan.
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP RULE OF LAW

Berdasarkan pengertiannya, Friedman (1959) membedakan rule of law menjadi 2 (dua),


yaitu pengertian secara formal (in the formal sense) dan pengertian secara hakiki/materiil
(ideological sense). Secara formal, rule of law diartikan sebagai kekuasaan umum yang
terorganisasi (organized public power), misalnya negara. Sementara itu, secara hakiki, rule of
law terkait dengan penegakan rule of law karena meyangkut ukuran hukum yang baik dan
buruk (just and unjust law). Rule of law terkait erat dengan keadilan sehingga rule of law
harus menjamin keadilan yang dirasakan oleh masyarakat.
Rule of law merupakan suatu legalisme sehingga mengandung gagasan bahwa keadilan
dapat dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur yang bersifat objektif, tidak
memihak, tidak personal, dan otonom.
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP HAM

HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal
dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai
warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa
membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.

Hak Asasi Manusia (HAM) mempunyai ruang lingkup yang luas dan mencakup berbagai
aspek kehidupan.

Hal-hal yang menjadi ruang lingkup HAM antara lain :

a. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan hak miliknya.
b. Setiap orang berhak atas pengakuan didepan hukum sebagai manusia pribadi dimana
saja ia berada
c. Setiap orang berhak atas rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
d. Setiap orang tidak boleh diganggu yang merupakan hak yang berkaitan dengan
kehidupan pribadi didalam tempat kediamannya.
e. Setiap orang berhak atas kemerdekaan dan rahasia dalam hubungan komunikasi
melalui sarana elektronik tidakboleh diganggu, kecuali atas perintah hakim atau
kekuasaan lain yang sah sesuai dengan Undang-undang.
f. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan yang
kejam, tidak manusiawi, penghilangan paksa dan penghilangan nyawa.
g. Setiap orang tidak boleh ditangkap, ditek,an disiksa, dikucilkan, diasingkan, atau
dibuang secara sewenang-wenang.
h. Setiap orang berhak hidup dalam tatanan masyarakat dan kenegaraan yang damai,
aman dan tenteram. yang menghormati, melindungi dan melaksanakan sepenuhnya
hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia sebagaimana di atur dalam Undang-
undang.
PENDUDUK DAN WARGA NEGARA

Penduduk indonesia menurut pasal 26 ayat 2 UUD 1945 ialah warga negara indonesia dan
orang asing yang bertempat tinggal di indonesia. Adapun warga negara menurut pasal 26 ayat
1 ialah orang-orang bangsa indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
UU sebagai warga negara. Sementara itu, menurut UU No. 62/1958 tentang kewarganegaraan
indoneia, dinyatakan bahwa warga negara indonesia adalah orang yang berdasarkan
perundang-undngan yang berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga
negara republik indonesia. Warga negara dari suatu negara berarti anggota dari negra itu yang
merupakan pendukung dan penanggungjaab terhadap kemajuan dan kemundurn suatu negara
. oleh karena itu, seorang menjadi anggota atau warga suatu negara haruslah ditentukan leh
UU yang ditentukan oleh suatu negara tersebut. Sebeum negara menentukan siapa-siapa
yang menjadi warga negara, terlebih dahulu negara harus mengakui bahwa setiap orang harus
memiliki kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya,
serta berhak kembali sebagaimana dinyatakan oleh pasal 28 E Ayat 1 UUD 1945. Pernyataan
ini mengandung bahwa orng-orang yang tinggal alam wilayah negara dapat diklasifikasikan
sebagai berikut.

a. Penduduk ialah yang meiliki domisili atau tempat tinggal tetap di wilayah negara itu,
yang dapat dibedakan warga negara asing (WNA).
b. Bukan penduduk, yaitu orang asing yang tinggal sementara dalam suatu negara sesuai
dengan visa yang diberikan oleh negara (kantor imigrasi) yang bersangkutan,
misalnya turis.

Anda mungkin juga menyukai