Anda di halaman 1dari 3

Abstrak : ekstraksi katarak pada sindrom eksfoliasi membutuhkan perencanaan peoperatif yang

matang. Pengetahuan tentang derahat dari dilatasi pupil dan integritas zonular merupakan hal
penting untuk dilakukan operasi katarak. Capsule Rhexis harus berukuran 5.5mm dan semua manuver
intraoperatif harus dilakukan untuk meminimalisir zonular stress. Dokter bedah harus memahami
berbagai macam teknik pada kelainan nuklear dan menggunakan alat bantu nuklear. Pembersihan
kortikal harus dilakukan dengan teknik tangensial dan dilakukan untuk mengangkat sel epitel lensa
residual sehingga mengurangi Postoperative Capsular Contraction Syndrome

Exfoliation Syndrome (XFS) merupakan gangguan yang didasari usia dengan ciri produksi matriks
ekstraselular pada segmen anterior mata dan juga dapat terjadi pada jaringan lain. Hal ini
berhubungan dengan banyaknya kejadian pada kasus varian LOXLI. Namun, mungkin ada faktor
genetik atau lingkunan yang berpengaruh seperti pajanan sinar matahari atau pengaruh lingkungan
lainnya.

Pada segment anterior, material dari eksfoliasi disimpan dalam epitelium lensa, endotelium
kornea, sudut pupillary, pada proses siliaris, dan pada zonul. Terdapat kehilangan pigment peripupilari
yang sering terjadi bersamaan dengan sfingter iris dan defek transiluminasi mid peripheral iris.

Kejadian XFS berhubungan dengan peningkatan pada komplikasi dari operasi katarak. Ada
beberapa modifikasi teknik pengoperasi beserta alat-alat baru dan alat ukur adjungtif yang dapat
mengurangi insiden komplikasi intraoperatif. Meskipun operasi katarak tidak sepenuhnya dilakukan
pada pasien dengan XFS, dapat terjadi subluksasi Late-onset Intraocular lens (IOL). Hal ini dapat
terjadi sekitar 8,5 tahun setelah operasi katarak, apabila prosedur sering dilakukan atau mengalami
komplikasi.

Operasi katarak pada pasien XFS sama dengan semua operasi katarak lainnya. Pemeriksaan
utamanya harus dilakukan assessment dengan seksama untuk stabilitas zonular, spesifikalapabila ada
asimetris pada kedalaman ruang anterior. Sebelum operasi, penting untuk mengukur pupil setelah
dilatasi untuk direncanakan pelebaran apabila dibutuhkan.

Manajemen Pupil pada XFS

Pupil yang kecil setelah didilatasikan merupakan tanda terjadinya komplikasi intraoperatif.

Penggunaan lidokain intrakameral dan epinefrin dengan viskoelastik dapat memberikan ukuran
pupil yang diinginkan. Apabila pupil masih perlu dilakukan dilatasi dapat digunakan alat-alat untuk
mendilatasikan pupil. Yang paling sering digunakan yaitu Greieshaber hooks, dan Malyugin Ring.

Meskipun

Capsulorhexis

Capsulorhexis harus berukuran 5.5mm cukup untuk menutupi seluruh bagian perifer dari IOL.
Apabila terlalu kecil, dapat menyebabkan capsulofimosis, dimana akan menyebabkan spontaneous
late subluxation.

Hidrodisseksi dapat membebaskan lensa untuk melakukan rotasi. Hal ini penting karena
gangguan rotasi dapat menyebabkan susah melakukan rotasi dan luka pada zonul.
Mobilisasi nukleus, Pelepasan, dan Pembersihan Kortikal

Semua manuver harus dilakukan tanpa memperdalam ruang anterior dimana hal ini dapat
menyebabkan stress pada aparatus zonular. Pada saat rotasi nuklear dibutuhkan, hal ini dapat
dilakukan dengan teknik bimanual. Pelepasan nuklear dapat mengakibatkan stress partikular pada
saat tenaga rotasional dilakukan pada nukleus dan hal ini dapat menyebabkan dialisis zonular dalam
keadaan apapun dan secara partikular pada XFS.

Ada beberapa teknik pelepasan yang tersedia, setiap teknik memiliki manuver untuk pelepasan
nuklear dan hal tersebut baik untuk diketahui. Pertama (dimana menjadi yang paling sering diajarkan
dan digunakan) yaitu manuver Divide and Conquer. Dalam teknik ini, mesin phaco dimulai dengan
mode pahat dimana digunakan tenaga tinggi tanpa oklusi untuk membuat lebih dari 4 alur secara
dalam. Alur ini lalu dibagi (dipecahkan) dan mesin phaco disetting dalam mode Quadrant Removal
untuk membuat potongan pada inti pupil dan diatasnya arus tinggi dan posisi konstan phaco 3 - tidak
ada oklusi - bagian tersebut dibuang secara aman. Untuk mengurangi arus tersebut dan juga rotasi
nuklear dapat digunakan Chop Technique 1 hampir selalu menggunakan alat prechop (teknik Akahoshi
dimodifikasi) yang dapat memotong nukleus menjadi 4 bagian tanpa energi dari mesin phaco. Setelah
pecah, dapat diangkat namun dapat juga dilakukan 1 bagian diangkat kearah tengah diatas kantong
kapsul dan dengan arus sedang tiap bagian dapat dilepas dengan mudah. Apabila nukleus keras dapat
dilakukan Chop Technique secara vertikal maupun horizontal. Pada variasi ini, ujung dari phaco
ditusukkan kedalam nukleus dan instrumen tajam yang kedua digunakan untuk memisahkan nukleus
dan dilepaskan seperti teknik sebelunya. Berbagai macam alat bantu kapsular dapat membantu
pelepasan nuklear.

Ada 3 macam teknik lagi yang harus diketahui. Yang pertama terkait dengan bagian lensa
menjadi bagian yang lebih mudah diatur dengan alat ultra chopper, kedua, femtosecond laser juga
sangat membantu dalam kasus XFS sebagaimana prosedur ini membuat capsulorhexis yang lebih baik
dan melenturkan nukleus untuk diangkat. Terakhir yang harus diketahui dengan insisi kecil pada
pengangkatan ekstrakapsul. Terdapat lensa coklat ataupun lebih gelap dengan zonule yang lebih
longgar yang membutuhkan pengangkatan katarak ekstrakapsular sebagaimana lensa ini terlalu susah
bahkan untuk pacofragtom retina untuk diangkat.

Setelah nukleus diangkat lalu cortex juga diangkat dengan hati-hati. Hal ini dilakukan dengan
metode stripping tangential dibandingkan dengan teknik konvensional radial. Pada gambar 5,
stripping tangensial memberikan efek stress lebih sedikit pada zonule dibandingkan teknik radial.

Kita mengetahui bahwa mata dengan XFS dapat terjadi subluksasi IOL atau dislokasi 8.5 tahun
atau lebih apabila sering dilakukan operasi. Pada aslinya, kita berpikir bahwa tekanan cincin kapsular
dapat mengurangi hal ini dan membantu untuk memposisikan lensa ditengah dan menyamakan
tegangan. Namun, ada beberapa conto dari dislokasi lensa dengan tekanan cincin kapsular namun ada
satu hal yang sering terjadi yaitu phimosis kapsular kronis, sehingga kita menyarankan mengangkat
sebanyak mungkin sel kapsuler lensa anterior, biasanya digunakan Singer sweep, hal ini dijelaskan
pada penelitian Oliver Findl;s Laboratory. Fimosis kapsular atau dikenal dengan Capsular Contraction
Syndrome mengakibatkan tekanan pada zonuler sehinggga menyebabkan latedislokasi IOL

Pemilihan IOL

Ada kontroversi dimana dibutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan operasi dengan 3-bagian
lensa dengan menempatkan haptik tidak pada kantung namun pada sulkus. Yang lainnya yaitu secara
hati-hati membuka kapsuler posterior dan mendorong optik untuk mengambilnya.apabila haptik
mendekat ke sulkus, hal ini dapat mencegah subluksasi namun penting untuk diingat bahwa materi
eksfoliasi tersimpan dalam struktur ini dan dapat menyebabkan kelemahan atau inflamasi.
Multifokal lensa dapat menyebabkan gangguan visual yang signifikan. Lebih lagi, lensa yang
bergantung pada pupil menjadi tidak dapat bekerja pada XFS karena pupil yang kecil. Lensa Toric
dapat digunakan apabila tidak ada kejadian kelemahan zonular namun diputar secara perlahan pada
posisi dan pasien diberitahu tentang kemungkinan terjadinya rotasi lensa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai