Anda di halaman 1dari 40

CASE REPORT III

Diare Cair Akut dengan Dehidrasi Ringan Sedang

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pembimbing :
dr. Isna Nurhayati, Sp. A, M.Kes

Disusun oleh :

Pinasty Adi Astri, S.Ked


J510170054

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD IR SOEKARNO KABUPATEN SUKOHARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

LEMBAR PENGESAHAN

CASE REPORT III

Diare Cair Akut dengan Dehidrasi Ringan Sedang

Oleh:
Pinasty Adi Astri, S.Ked J5101700054

Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pembimbing:
dr. Isna Nurhayati, Sp.A, M.Kes (.................................)

Dipresentasikan dihadapan:
dr. Isna Nurhayati, Sp.A, M.Kes (.................................)
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

Nama : An. J Ruang : Edelweiss


ANAMNESIS
Umur : 1 tahun 27hari Kelas : III (3.6)
Nama Lengkap : An. JPR Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal
: Sukoharjo, 31 Mei 2017 Umur : 1 tahun 27 hari
Lahir
Nama Ayah : Tn. NW Pendidikan Ayah : SD
Pekerjaan Ayah : Karyawan Swasta Umur : 45 tahun
Nama Ibu : Ny.Y Pendidikan Ibu : SD
Pekerjaan Ibu : IRT Umur : 43 tahun
Alamat : Bulu, Sukoharjo Diagnosis Masuk : Diare Cair Akut
Masuk RS tanggal : 13 Juni 2018 Dehidrasi Ringan Sedang
Dokter yang Merawat : dr.Isna Nurhayati,Sp.A, M.Kes Ko. Asisten : Pinasty Adi A.,S.Ked
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

Tanggal : 13 Juni 2018


A. KELUHAN UTAMA : BAB cair
B. KELUHAN TAMBAHAN : Rewel saat mau BAB, lemas (+), mual (+), muntah (+), nafsu makan
menurun (+), rasa haus meningkat (+), demam (+)

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


2 HSMRS
Pada hari Senin, 11/06/2018, sekitar pukul 20:00 WIB, pasien mulai mengalami BAB cair. BAB cair
sebanyak 3 kali, setiap diare sekitar ¼ gelas belimbing, ampas (+), warna kuning, lendir (-), darah (-).
Pasien juga mengalami muntah (+) sebanyak 4 kali, setiap muntah sekitar ¼ gelas belimbing berisi
makanan dan minuman. Pasien rewel setiap akan BAB (+), demam (-), batuk (-), pilek (-), kesadaran
menurun (-), sesak (-), BAK normal seperti biasa dan warnanya kuning jernih, nyeri saat buang air kecil
(-), mual (+), rasa haus meningkat (-), nafsu makan menurun (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), akral
dingin (-). Pasien langsung berobat ke dokter malam itu juga dan diberi obat.

1 HSMRS
Pada hari Selasa, ibu pasien mengatakan keluhan pasien belum membaik. Pasien masih BAB cair (+)
sebanyak 4 kali, setiap diare sekitar ¼ - ½ gelas belimbing, ampas (+), warna kuning, lendir (-), darah
(-). Pasien masih muntah (+) sebanyak 6 kali, setiap muntah sekitar ¼ gelas belimbing. Muntah setiap
diberi makan dan minum. Pada malam hari sekitar pukul 21.00 pasien mulai mengalami demam (+),
keluhan lain kesadaran menurun (-), lemas (+), rewel saat mau BAB (+), BAK menurun (+), rasa haus
meningkat (+), batuk (-), pilek (-), nafsu makan menurun (+), mimisan (-), gusi berdarah (-), akral
dingin (-).

HMRS
Pada hari Rabu 13 Juni 2018 jam 06.00 WIB, pasien datang ke IGD RS Ir. Soekarno Sukoharjo. Ibu
pasien mengatakan bahwa pasien mengalami BAB cair (+) sebanyak 2 kali, ampas (+), lendir (+), darah
(-). Muntah (-), mual (+), demam (+). Keluhan lain berupa, rasa haus meningkat (+), nafsu makan
menurun (+), mimisan (-), gusi berdarah (-), akral dingin (-), BAK (-), rewel (+), batuk (-), pilek (-),
penurunan kesadaran (–).
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

POLA DEMAM:
I

Selasa, Rabu,
12/06/2018 13/06/2018
21.00 06.00

Kesan:
• BAB cair sebanyak 9 kali sekitar ¼ - ½ gelas belimbing, warna kuning, ampas (+), lendir
(+), darah (-).
• Muntah (+) 10 kali sekitar ¼ gelas belimbing berisi makanan dan air
• Demam hari ke-1, tidak terdapat penurunan kesadaran (-)
• Rewel (+)
• Nafsu makan menurun (+)
• Rasa haus meningkat (+)
• BAK (+) berkurang
• Tidak ada tanda syok
• Tidak ada tanda perdarahan
• Pasien sudah berobat ke dokter.

D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


- Riwayat penyakit diare : disangkal
- Riwayat ISPA : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
- Riwayat demam typoid : disangkal
- Riwayat Kejang demam : disangkal
- Riwayat kejang tanpa demam : disangkal
- Riwayat HFMD : diakui (2 minggu yang lalu)
- Riwayat mondok dengan keluhan lain : disangkal
Kesan: Tidak didapatkan riwayat penyakit pasien yang berhubungan dengan kondisi pasien
saat ini.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


- Riwayat penyakit diare : disangkal
- Riwayat pengobatan TB : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat penyakit paru : diakui
- Riwayat batuk lama : disangkal
- Riwayat kejang demam : disangkal
- Riwayat kejang tanpa demam : disangkal
- Riwayat alergi : disangkal
- Riwayat demam berdarah : disangkal
- Riwayat tekanan darah tinggi : diakui
- Riwayat kencing manis : disangkal
- Riwayat penyakit ginjal : diakui
- Riwayat penyakit stroke : disangkal
-

Kesan : Terdapat riwayat penyakit keluarga yang dapat diturunkan tetapi tidak berhubungan
dengan penyakit pasien sekarang. Dan tidak terdapat penyakit keluarga yang dapat ditularkan
yang berhubungan dengan penyakit pasien sekarang.
Pohon Keluarga

80 70

50 48 45 43

47 52 40

30 20 14

29 27 17
Keterangan:
Kesan : Terdapat riwayat penyakit diare yang ditularkan dalam keluarga yang berhubungan dengan
penyakit pasien sekarang.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

F. RIWAYAT PRIBADI
1. Riwayat kehamilan dan persalinan :
a. Riwayat kehamilan ibu pasien
Ibu G6P5A0 hamilsaat usia 41 tahun. Ibu mulai memeriksakan kehamilan ketika usia kehamilan 3
bulan, kemudian kontrol rutin ke bidan sebulan sekali. Saat kontrol ibu mendapat vitamin dan obat
penambah darah yang selalu dihabiskan. Selama hamil ibu tidak merasakan mual, muntah dan pusing
yang menggangu aktivitas sehari-hari pada trimester 1. Selama kehamilan tidak ada riwayat trauma,
maupun infeksi, tetapi terdapat riwayat perdarahan pada usia kehamilan 3 bulan. Tekanan darah ibu
selama kontrol dalam kisaran normal yaitu sekitar 110/80 mmHg. Berat badan ibu ditimbang
dinyatakan normal dan perkembangan kehamilan dinyatakan normal.
b. Riwayat persalinan ibu pasien
Ibu melahirkan anaknya dibantu oleh bidan dengan persalinan secara normal. Ibu melahirkan saat
umur kehamilan 40 minggu, bayi perempuan lahir dengan berat badan 3800 gram dengan panjang
badan 49 cm. Pada saat lahir bayi langsung menangis, tidak ditemukan cacat bawaan saat lahir.
c. Riwayat paska lahir pasien
Bayi perempuan lahir langsung menangis, gerak aktif, warna kulit merah, tidak kebiruan dan tidak
kekuningan, mendapat ASI pada hari pertama, BAK dan BAB kurang dari 24 jam.
Kesan: Riwayat ANC kurang baik, Riwayat persalinan dan riwayat PNC baik.

2. Riwayat makanan :
- Umur 0 - 8 bulan : ASI semau bayi
- Umur 9 – 12 bulan : ASI + susu formula + bubur susu 1x sehari 1 mangkuk kecil
- Umur 12 bulan - sekarang : ASI + susu formula + nasi tim yang dihaluskan, sayur, lauk, sebanyak
1 mangkuk kecil 2-3 kali sehari
Kesan: ASI eksklusif, makanan pendamping diberikan tidak sesuai usia, kuantitas dan kualitas
makanan baik.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

3. Perkembangan
Motorik Halus Motorik kasar Bahasa Sosial
Melihat sekitar Mengangkat Bersuara Tersenyum
(1 bulan) Kepala (1bulan) (1 bulan)
(1 bulan)
Memegang icik-icik Tengkurap Berkata “Aaah Uuuh” Membalas senyum (3
(3 bulan) (3 bulan) (3 bulan) bulan)
Meraih benda yang Duduk tanpa Dah dah dengan
Meniru bunyi kata-kata
ada disekitarnya berpegangan (6 tangan
( 6 bulan )
(6 bulan ) bulan) (7 bulan)

Membenturkan 2 Berdiri sendiri (11 Mengatakan mama Tepuk tangan


benda (9 bulan) bulan) (10 bulan) (10 bulan)

Kesan : Motorik kasar, motorik halus, bahasa, personal social sesuai usia

4. Vaksinasi
Jenis Usia Tempat Ulangan
Hepatitis B 4 kali 0, 2, 3, 4 bulan Bidan
BCG 1 kali 1 bulan Bidan
DPT 3 kali 2, 3, 4 bulan Bidan
Hib 3 kali 2, 3, 4 bulan Bidan
Polio 4 kali 0, 2, 3, 4 bulan Bidan
Campak 1 kali 9 bulan Bidan
Kesan : Vaksinasi dasar dilakukan lengkap sesuai PPI
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

5. Sosial, ekonomi, dan lingkungan:


a. Sosial ekonomi
Ayah bekerja sebagai karyawan swasta dan ibu seorang ibu rumah tangga dengan penghasilan
Rp 2.500.000,- dan untuk kebutuhan sehari-hari dirasakan cukup.
b. Lingkungan
Pasien tinggal dirumah bersama ibu, ayah, kelima kakak dan kedua keponakan. Rumah pasien terdiri
dari 3 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang tamu sekaligus sebagai ruang keluarga dan 1 kamar mandi jadi
satu dengan WC. Pakaian selalu dicuci setiap hari. Rumah memiliki atap yang terbuat dari genteng,
dinding tembok dan lantai dari keramik. Ventilasi udara dan penerangan cukup. Sumber air yang
digunakan adalah air sumur yang dekat dengan rumah. Jarak sumur dengan septic tank  10 meter.
Air sumur yang digunakan untuk mandi dan mencuci pakaian. Air sumur yang digunakan jernih, tidak
berasa, dan tidak berbau. Sedangkan untuk minum menggunakan air galon. Tempat pembuangan
terletak di belakang rumah dan dibakar setiap hari. Di sekitar rumah terdapat tertangga yang
mengalami peyakit seperti pasien.
c. Personal hygiene
Pasien sering memasukkan benda-benda ke mulut tanpa cuci tangan terlebih dahulu, Ibu pasien
terkadang mencuci tangan sebelum menyuapi pasien. Pasien mandi 2 kali sehari dan masih
menggunakan diapers.
Kesan: Sosial ekonomi dan lingkungan cukup baik, personal hygine kurang baik. Terdapat
tetangga yang menderita penyakit serupa.

6. Anamnesis sistem :
- Serebrospinal : Demam (+), penurunan kesadaran (-)
- Kardiopulmoner : Kulit kebiruan (-), kuku-kuku jari berwarna biru (-)
- Respiratorius : Batuk (-), pilek (-), sesak (-)
- Gastrointestinal : BAB cair (+), Rewel saat mau BAB (+), mual (-), muntah (+), kembung (-)
- Urogenital : BAK (+) menurun, nyeri saat BAK (-)
- Integumentum : Pucat (-), bintik merah (-), kuning ( -)
- Muskuloskeletal : Nyeri otot (-), nyeri saat berjalan/bergerak (-), nyeri sendi (-), akral dingin (-)
Kesan: Didapatkan gangguan serebrospinal dan gastrointestinal
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

KESAN UMUM
Keadaan umum : Lemah, Tampak Kehausan
Kesadaran : Compos mentis
Suhu badan : 36,8o C
Nadi : 132x/menit,
Pernapasan : 28x/menit
Kesan : Keadaan umum lemah, tampak kehausan, kesadaran compos mentis.

Status Gizi
- Bb : 9,8 kg
- Tb : 70 cm
- BMI = BB (kg)/ TB (m)2 = kg/m2
= 9,8/(0,7)2
= 20
Status Gizi
a. Hasil Pengukuran Berat Badan Menurut Umur (BB//U)
Hasil : 0,47 (Berada diantara Median sampai dengan +2 SD ) Normal
b. Panjang Badan Menurut Umur (PB//U)
Hasil : -1,00 (Berada diantara median sampai dengan – 2 SD )  Normal
c. Hasil Pengukuran BMI Menurut Umur (BMI//U)
Hasil : 1,42 (Berada diantara +1 SD sampai dengan +2 SD) Normal
d. Hasil Pengukuran Lingkar Kepala Menurut Umur (LK//U)
Hasil : 1,27 (Berada diantara +1SD sampai dengan +2 SD) Normal
e. Hasil Pengukuran Berat Badan Menurut Panjang Badan (BB//PB)
Hasil : 1,21(Berada diantara +1 SD sampai dengan +2SD) Normal

Kesan : Status Gizi Baik, perawakan proporsional


FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

Diagram BB// U
(Berada diantara Median sampai dengan +2 SD, berat badan normal sesuai usia)

Diagram PB // U
(Berada diantara median sampai dengan – 2 SD, panjang badan normal sesuai usia)
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

Diagram LK//U
( Berada diantara +1SD sampai dengan +2 SD, lingkar kepala normal sesuai usia)

Diagram BB//PB
(Berada diantara +1 SD sampai dengan +2SD)
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

Diagram BMI//U
( Berada diantara +1 SD sampai dengan +2 SD, proporsional)

G. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kulit : Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), sianosis (-), petekie (-)
2. Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
3. Otot : Kelemahan (-), atrofi (-), nyeri otot (-)
4. Tulang : Tidak didapatkan deformitas tulang
5. Sendi : Gerakan bebas
Kesan: Pemeriksaan kulit, kelenjar limfe, otot, tulang dan sendi dalam batas normal

H. PEMERIKSAAN KHUSUS:
1. Kepala : Normocephal, ubun-ubun belum menutup, UUB cekung (+), rambut hitam, tidak
mudah dicabut
a. Mata : Conjuctiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-), reflek cahaya
(+/+), isokor (+ /+) 2 mm, mata cowong (+/+), air mata berkurang (+)
b. Hidung : Sekret (-), epistaksis (-), nafas cuping hidung (- /-)
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

c. Telinga : Sekret (-), hiperemis (-)


d. Mulut : Mukosa mulut dan bibir kering (-), lidah kotor (-), perdarahan bibir (-), sianosis (-),
tremor lidah (-), faring hiperemis (-)
e. Gigi : Caries (-), calculus (-)
II I I II
I I II
Kesan : Pada pemeriksaan didapatkan UUB cekung (+), mata cowong (+/+), air mata
berkurang (+), mukosa bibir kering (-)

2. Leher : Tidak ada pembesaran limfonodi leher, tidak teraba massa abnormal, dan tidak ada
peningkatan vena jugularis
3. Thoraks : Simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)
a. Jantung :
- Inspeksi: Iktus kordis tak tampak
- Palpasi : Tidak kuat angkat
- Perkusi :
 Kanan atas : SIC II LPS dekstra
 Kanan bawah : SIC IV LPS dekstra
 Kiri atas : SIC II LPS sinistra
 Kiri bawah : SIC V LMC sinistra
- Auskultasi : Suara jantung I-II interval reguler, bising jantung (-).
Kesan: Pemeriksaan leher, thoraks, dan jantung tidak ada kelainan
b. Paru-paru

Rh (-)
Rh (-)

Rh (-) Rh (-)
Rh (-)
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

Kanan DEPAN Kiri


Simetris (+), retraksi (-) Inspeksi Simetris (+), retraksi (-)
Ketinggalan gerak (-), fremitus Ketinggalan gerak (-), fremitus
Palpasi
kanan kiri sama (+) kanan kiri sama (+)
Sonor Perkusi Sonor
SDV (+), Rhonki (-), wheezing (-) Auskultasi SDV (+), Rhonki (-), wheezing (-)
Kanan BELAKANG Kiri
Simetris (+) Inspeksi Simetris (+)
Ketinggalan gerak (-), fremitus Ketinggalan gerak (-), fremitus
Palpasi
kanan kiri sama (+) kanan kiri sama (+)
Sonor Perkusi Sonor
SDV (+), Rhonki (-), wheezing (-) Auskultasi SDV (+), Rhonki (-), wheezing (-)
Kesan : Pemeriksaan fisik paru didapatkan suara dasar vesikuler diseluruh lapang paru,
tidak didapatkan rhonki dan wheezing.

4. Abdomen :
a. Inspeksi : Distensi (-), sikatrik (-), purpura (-)
b. Auskultasi : Peristaltik (+) meningkat
c. Perkusi : Timpani (+), meteorismus (-), pekak beralih (-), asites (-)
d. Palpasi : Supel, massa abnormal (-), turgor kulit sedikit menurun (+), tes undulasi (- )
Hati : Hepatomegali (-)
Limpa : Splenomegali (-)
Kesan : Pemeriksaan abdomen didapatkan turgor kulit menurun (+), peristaltic meningkat
(+), hepatomegaly (-), splenomegaly (-)
5. Anogenital : Warna kulit coklat, rambut mons pubis (-), tanda-tanda radang (-), labia mayor dan
minor dalam batas normal.
Kesan : pemeriksaan anogenital dalam batas normal
6. Ekstremitas dan status neurologis
Edema (-/-), Sianosis (-/-), akral dingin (-/-), petekie (-/-), a. dorsalis pedis teraba kuat, dan CRT <
2 detik.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK


Lengan Tungkai
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas
Tonus Normal Normal Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Clonus - -
Reflek fisiologis Biseps(+), triceps (+) Patella (+), achilles (+)
Reflek patologis Hoffman (-), tronmer (-) Babinski (-), chaddock (-), gordon (-)
Meningeal sign Kaku kuduk (-),brudzinski I (-), brudzinski II (-), kernig (-)
Sensibilitas Normal
Kesan : Akral hangat, ADP kuat dan status neurologis dalam batas normal.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

I. HASIL LABORATORIUM
06 Juni 2018 di IGD
Darah Lengkap
Nilai Normal
Leukosit 14,0 6.0 – 17.0 103/ uL
Eritrosit 5,18 3.60 – 5.20 106/ uL
Hemoglobin 12,9 10.7 – 13.1 g/dL
Hematokrit 38,9 35 – 43 %
Index eritrosit
MCV 75,1 74 – 102 fl
MCH 24,9 23 – 31 pg
MCHC 33,2 (H) 28 – 33,2 g/dL
Trombosit 611 (H) 229 – 553 103/uL
RDW – CV 16,4 (H) 11.5 – 14 .5 %
PDW 11,0 FL
MPV 9,9 FL
P-LCR 24,1 %
PCT 0,61 %
Diff Count
NRBC 0,00 0–1
Neutrofil 39,1 17 – 68
Limfosit 52,1 20,00 – 70,00
Monosit 8,40 1,00 – 11,00
Eosinofil 0,00 (L) 1,00 – 5,00
Basofil 0,40 0–1
Kesan : Pemeriksaan laboratorium menunjukan trombositosis, peningkatan RDW-CV, eosinopenia.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

RINGKASAN

Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Penunjang
 BAB cair sebanyak 9 kali sekitar ¼ - ½  Keadaan umum lemah,  Pemeriksaan
gelas belimbing, warna kuning, ampas tampak kehausan, kesadaran laboratorium
(+), lendir (+), darah (-). compos mentis. menunjukan
 Muntah (+) 10 kali sekitar ¼ gelas  Status Gizi Baik, perawakan trombositosis,
belimbing berisi makanan dan air proporsional peningkatan RDW-
 Demam hari ke-1, tidak terdapat  Pemeriksaan kulit, kelenjar CV, eosinopenia.
penurunan kesadaran (-) limfe, otot, tulang dan sendi
 Rewel (+) dalam batas normal

 Nafsu makan menurun (+)  Pada pemeriksaan didapatkan

 Rasa haus meningkat (+) UUB cekung (+), mata

 BAK (+) berkurang cowong (+/+), air mata


berkurang (+), mukosa bibir
 Tidak ada tanda syok
kering (-).
 Tidak ada tanda perdarahan
 Pemeriksaan leher, thoraks,
 Pasien sudah berobat ke dokter.
dan jantung tidak ada
 Tidak didapatkan riwayat penyakit
kelainan
pasien dahulu yang berhubungan
 Pemeriksaan fisik paru
dengan kondisi pasien saat ini.
didapatkan suara dasar
 Tidak terdapat riwayat penyakit
vesikuler diseluruh lapang
keluarga yang dapat ditularkan yang
paru, tidak didapatkan rhonki
berhubungan dengan penyakit pasien
dan wheezing.
sekarang.
 Pemeriksaan abdomen
 Riwayat ANC kurang baik, persalinan
didapatkan turgor kulit sedikit
dan riwayat PNC baik.
menurun (+), peristaltic (+)
 Mendapat ASI eksklusif, kualitas cukup
meningkat
baik dan kuantitas makanan cukup,
 Akral hangat dan status
pemberian makanan tidak sesuai
neurologis normal, ADP kuat
dengan usia.
 Motorik kasar, motorik halus, bahasa,
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

personal sosialsesuai usia


 Vaksinasi dasar dilakukan sesuai PPI
 Sosial ekonomi dan lingkungan cukup
baik, personal hygine kurang baik.
 Didapatkan gangguan serebrospinal,
dan gastrointestinal

DAFTAR MASALAH
A. Aktif:
1. Anamnesis:
a) BAB cair sebanyak 9 kali sekitar ¼ - ½ gelas belimbing, warna kuning, ampas (+), lendir (+),
darah (-).
b) Muntah (+) 10 kali sekitar ¼ gelas belimbing berisi makanan dan air
c) Demam hari ke-1, tidak terdapat penurunan kesadaran (-)
d) Nafsu makan menurun (+)
e) Rasa haus meningkat (+)
f) BAK (+) berkurang
g) Rewel saat akan BAB (+)
h) Terdapat tetangga yang menderita penyakit serupa.
2. Pemeriksaan fisik:
a) Keadaan umum lemah, tampak kehausan, kesadaran compos mentis.
b) Pada pemeriksaan didapatkan UUB cekung (+), mata cowong (+/+), air mata berkurang (+),
mukosa bibir kering (-).
c) Pemeriksaan abdomen didapatkan turgor kulit menurun (+), peristaltic (+) meningkat
d) Pemeriksaan ekstremitas tidak didapatkan akral dingin (-), dan ADP kuat.
3. Pemeriksaan laboratorium:
Pemeriksaan laboratorium menunjukan trombositosis, peningkatan RDW-CV, eosinopenia.
B. Inaktif :
 Riwayat ANC kurang baik
 Personal Hygine kurang baik.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

C. Kemungkinan penyebab masalah :


1. Diare cair akut et causa virus dd bakteri
2. Dehidrasi Ringan- Sedang

RENCANA PENGELOLAAN
1. Rencana Tindakan
₋ Nilai dan perbaiki airway, breathing, circulation
₋ Awasi tanda-tanda dehidrasi
₋ Observasi tanda-tanda vital seperti suhu, pernafasan, nadi
2. Rencana penegakan diagnosis
Cek feces Rutin
3. Rencana Terapi
- Terapi rehidrasi cairan total sebanyak 175ml/kgbb/hari.
 175 x 9,8 = 1715 ml/hari
 diberikan melalui Infus menggunakan RL intravena 71.4 ml/jam  18 tpm makro hingga
tanda dehidrasi menghilang.
- RL maintenance (9,8 kg x 100 ml) = 980 ml/hari  10 tpm makro
- Inj. Ondancentron 0,1mg x 9,8 = 0,98 mg  1mg/8jam
- L Bio 2x 1 sachet untuk anak usia >6 bulan
- Zink 1x 20 mg untuk anak usia >6 bulan
- Antipiretik : Paracetamol syr 10 mg x 9,8 kg = 98 mg1cth/4 jam jika suhu > 37,5
4. Rencana Edukasi
₋ Menjelaskan tentang penyakit pasien pada orangtua
₋ Jika anak demam diberikan obat penurun panas dan di kompres air hangat
₋ Orang tua diminta ikut mengawasi kondisi pasien
₋ Menjelaskan tentang personal hygine dan lingkungan yang baik
₋ Memperhatikan kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi dan mengatur pola makan
₋ Menjaga asupan nutrisi yang seimbang, baik kualitas maupun kuantitas.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

Follow Up

Tanggal SOA Tatalaksana


Rabu , 13 S/ Planning :
Juni 2018 Demam (-), Diare (+) 3 kali sekali BAB sekitar ¼ 1. Infus RL 10 tpm makro
Pukul 14.00 gelas belimbing, warna kuning, ampas (+), lendir (- 2. Inj Ondansentron 1 mg/8
) darah (-), mual (-) muntah (-), rewel saat mau BAB jam
(+) batuk (-) pilek (-), BAK (+), nyeri berkemih (-), 3. Paracetamol syrup 1 cth/4
makan hanya sedikit, rasa haus meningkat. jam k.p. demam
4. L Bio 2x1
O/
5. Zink 1x 20 mg
Vital sign:
6. Cek Feces Rutin
T : 36,6°C
HR: 120 x/menit
Hasil Faeces Rutin :
RR: 28 x/menit
 Makroskopis
KU : Sedang, CM.
Warna : Kuning
Kepala: CA -/-, SI -/-, PKGB -/-, lidah kotor (-),
Konsistensi : Lunak
normocephal, faring hiperemis (-), air mata (+), mata
Lendir : Negatif
cowong (+), UUB cekung (+), mukosa bibir kering
Pus : Negatif
(-)
Darah : Negatif
Thorax: retraksi (-)
Makanan tak tercerna :
Paru : SDV +/+, Rh -/-, Wh -/-
Negatif
Cor : BJ I/II reguler
Abdomen: Nyeri tekan (-), hepatomegali (-), turgor
 Mikroskopis
kulit normal (+)
Sel epitel : Negatif
Ekstemitas: Akral dingin (-), sianosis (-), ADP Kuat
Eritrosit : Negatif
A/ Leukosit : Negatif
Diare Cair Akut ec virus dd Bakteri Amuba : Negatif
Dehidrasi ringan-sedang dalam perbaikan Lain-lain : Negatif
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

Tanggal SOA Tatalaksana


Kamis , 14 S/ Planning :
Juni 2018 Demam (-), BAB cair (+) 1 kali sekitar 10 sendok 1. Infus RL 10 tpm makro
makan, warna kuning, ampas (+), lendir (-) darah 2. Inj Ondansentron 1 mg/8 jam
(-), mual (-) muntah (-), batuk (-) pilek (-), BAK (+), 3. Paracetamol syrup 1 cth/4 jam
nyeri berkemih (-), nafsu makan (+) k.p. demam
4. L Bio 2x1
O/
5. Zink 1x 20 mg
Vital sign:
T : 36,6°C
HR: 120 x/menit
Sore Pasien BLPL
RR: 28 x/menit
Terapi :
KU : Sedang, CM.
L Bio 2 x 1
Kepala: CA -/-, SI -/-, PKGB -/-, lidah kotor (-),
Zink 1 x 20 mg
normocephal, faring hiperemis (-), air mata (+), mata
cowong (-), UUB sedikit cekung (+), mukosa bibir
kering (-)
Thorax: retraksi (-)
Paru : SDV +/+, Rh -/-, Wh -/-
Cor : BJ I/II reguler
Abdomen: Nyeri tekan (-), hepatomegali (-), turgor
kulit normal (+)
Ekstemitas: Akral dingin (-), sianosis (-), ADP Kuat

A/
Diare Cair Akut ec virus
Dehidrasi ringan-sedang dalam perbaikan
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

Nama dan tanda tangan Co Ass

Pinasty Adi Astri, S.Ked


(J510 170 054)

Diperiksa Dan Disahkan Oleh Diperiksa Oleh


Supervisor Dari Pavilion / Ruangan Dokter Pavilion/ Ruangan
Tanggal ……………….. Jam……..:.. Tanggal…………… Jam……….
Tanda Tangan, Tanda Tangan,

( ………………………………..) (dr. Isna Nurhayati, Sp.A, M. Kes)


FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

ANALISA KASUS

ab DR : L
imf os i tos i sN
e ut rof i liaF

es es : C
ai r, Hi jau, L
endi r

B AB c
ai rT

er dapat t anda t andad


ehi dr as i L
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Diare berasal dari kata “dia” yang berarti membuang dan “rheo” yang berarti mengalir. Diare
adalah perubahan konsistensi dan frekuensi buang air besar, dengan tinja mengandung air lebih banyak
yaitu 10ml/kgBB/hari yang disertai gejala lain dan dapat menimbulkan komplikasi.
Diare Akut merupakan diare yang terjadi mendadak dan berlangsung 3-5 hari dengan pengeluaran
tinja yang lunak / cair dengan atau tanpa disertai lendir dan darah. Biasanya sembuh sendiri jika tidak
disertai dehidrasi (Behrman, 2009).

B. EPIDEMOLOGI

Kuman penyebab diare menyebar masuk melalui mulut antara lain makanan dan minuman yang
tercemar tinja atau yang kontak langsung dengan tinja penderita.Terdapat beberapa perilaku khusus
meningkatkan resiko terjadinya diare yaitu tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama
kehidupan, menggunakan botol susu yang tercemar, menyimpan makanan masak pada suhu kamar dalam
waktu cukup lama, menggunakan air minuman yang tercemar oleh bakteri yang berasal dari tinja, tidak
mencuci tangan setelah buang air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum memasak makanan,
tidak membuang tinja secara benar (Ardhani, 2008).
Faktor yang meningkatkan kerentanan terhadap diare antara lain tidak memberikan ASI sampai
umur 2 tahun, kurang gizi, campak, imunodefisiensi / imunosupressif.
Kebanyakan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan, insiden paling banyak pada umur 6 –
10 bulan (pada masa pemberian makanan pendamping). Variasi musiman pola musim diare dapat terjadi
melalui letak geografi. Pada daerah sub tropik, diare karena bakteri lebih sering terjadi pada musim
panas sedangkan diare karena virus (rotavirus) puncaknya pada musim dingin.
Pada daerah tropik diare rotavirus terjadi sepanjang tahun, frekuensi meningkat pada musim
kemarau sedangkan puncak diare karena bakteri adalah pada musim hujan. Kebanyakan infeksi usus
bersifat asimtomatik / tanpa gejala dan proporsi ini meningkat di atas umur 2 tahun karena pembentukan
imunitas aktif.

C. ETIOLOGI

Terdapat beberapa macam penyebab diare antara lain sebagai berikut :


FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

1. Faktor infeksi
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi
infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb),
infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica,
G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
Infeksi parenteral yaitu infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti
otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya. (Behrman, 2009).

2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat yaitu disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida
(intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang
terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
3. Faktor Makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan
tertentu.
4. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

Gambar 1. Bagan Penyebab penyakit diare

D. PATOFISIOLOGI

Terdapat beberapa mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare yaitu:


1. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam
lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam lumen usus. Isi rongga
usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare (Poorwo,
2003).
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare karena peningkatan isi
lumen usus.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

3. Gangguan motilitas usus


Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare (Poorwo, 2003).

E. MANIFESTASI KLINIS

Pada diare akut dapat ditemukan gejala dan tanda sebagai berikut
1. BAB lebih cair/encer dari biasanya, frekwensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
2. Apabila disertai darah disebut disentri (diare akut invasif).
3. Dapat disertai dengan anoreksia, muntah, nyeri perut,kembung dan panas.
4. Bisa terjadi komplikasi yaitu gangguan elektrolit, dehidrasi, gangguan gas darah/asidosis.
5. Pada pemeriksaan fisik harus diperhatikan :
a) Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit :
 Napas cepat dan dalam (asidosis metabolik)
 Kembung dan edema (hipokalemia)
 Kejang (gangguan keseimbangan natrium)

b) Tanda-tanda dehidrasi :
Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai kriteria sebagai berikut:
1) Dehidrasi ringan (kehilangan cairan < 5% berat badan):
 Keadaan umum baik, sadar
 Tanda vital dalam batas normal
 Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada, mukosa mulut dan bibir
basah
 Turgor abdomen baik, bising usus normal
 Akral hangat.
Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain (tidak mau minum,
muntah terus-menerus, diare frekuen) (Ardhani, 2008).
2) Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5-10% berat badan)
 Keadaan umum gelisah atau cengeng
 Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata kurang, mukosa mulut dan
bibir sedikit kering
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

 Turgor kurang
 Akral hangat
Pasien harus rawat inap(Ardhani, 2008).
3) Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10% berat badan)
 Keadaan umum lemah, letargi atau koma
 Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada, mukosa mulut dan
bibir sangat kering
 Anak malas minum atau tidak bisa minum
 Turgor kulit buruk
 Akral dingin
Pasien harus rawat inap (Ardhani, 2008).
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia,
nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi
yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau
gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseorang yang kekurangan cairan
akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih
menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh
deplesi air yang isotonik. (Behrman, 2009).
Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat
berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga
frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul)
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan
tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien
mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada
diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul
oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut
yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Tinja
 Dapat disertai darah atau lendir
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

 PH asam/basa
 Leukosit > 5/LBP
 Biakan dan test sensitivitas untuk etiologi bakteri/ terapi
 ELISA (bila memungkinkan, untuk etiologi viruz) (Poorwo, 2003).
2. Darah
 Dapat terjadi gangguan elektrolit atau gangguan asam basa
 Analisa gas darah (Poorwo, 2003).

G. PRINSIP PENATALAKSANAAN DIARE AKUT

Apabila derajat dehidrasi yang terjadi akibat diare sudah di tentukan, baru kemudian menentukan
tatalaksana yang akan diterapkan secara konsisten.
Terdapat lima tuntas tatalaksana diare, yaitu:
1. Rehidrasi
2. Dukungan nutrisi
3. Supplement zinc
4. Antibiotik selektif
5. Edukasi orang tua
1. Diare cair akut tanpa dehidrasi
Penanganan lini pertama pada diare akut tanpa dehidrasi antara lain sebagai berikut:
a) Memberikan kepada anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi.
Dapat kita gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan, seperti oralit, makanan cair (seperti sup
dan air tajin) dan bila tidak ada air matang, kita dapat menggunakan larutan oralit untuk anak.
Pemberian larutan diberikan terus hingga diare berhenti. Volume cairan untuk usia kurang dari 2
tahun : 50-100cc, untuk usia lebih dari 2 tahun mendapat 100-200cc.
b) Memberikan tablet zinc. Pemberian tablet zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut
meskipun anak telah sembuh dari diare. Dosis zinc untuk anak bervariasi, untuk anak usia
dibawah 6 bulan sebesar 10mg (1/2 tablet) perhari, sedangkan untuk usia diatas 6 bulan sebesar 20
mg perhari. Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut, meskipun anak telah sembuh dari
diare.
c) Memberikan anak makanan untuk mencegah kekurangan gizi.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

d) Membawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau menderita
sebagai berikut buang air besar cair lebih sering, muntah terus menerus, rasa haus yang nyata,
makan atau minum sedikit, demam, dan tinja berdarah.
e) Anak harus diberi oralit dirumah
Formula oralit baru yangberasal dari WHO dengan komposisi sebagai berikut:
Natrium : 75 mmol/L
Klorida : 65 mmol/L
Glukosa, anhydrous: 75 mmol/L
Kalium :20 mmol/L
Sitrat :10 mmol/L
Total osmolaritas :245 mmol/L
Ketentuan pemberian oralit formula baru :
Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru, larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 L air
matang, untuk persediaan 24 jam, berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar
dengan ketentuan untuk anak usia kurang dari 2 tahun berikan 50-100 ml setiap kali buang air
besar, sedangkan untuk anak berumur 2 tahun atau lebih berikan 100-200 ml tiap kali buang air
besar. Jika dalam waktu 24 jam persediaan oralit masih tersisa, maka sisa larutan itu harus
dibuang.
2. Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang
a) Rehidrasi dapat menggunakan oralit 75cc/kgBB dalam 3 jam pertama dilanjutkan pemberian
kehilangan cairan yang sedang berlangsung sesuai umur seperti diatas setiap kali buang air besar.
b) Rehidrasi intravena dengan cairan RL 50cc/kgBB/3jam
3. Diare akut dengan Dehidrasi Berat
Anak-anak dengan tanda-tanda dehidrasi berat dapat meninggal dengan cepat karena syok
hipovolemik, sehingga mereka harus mendapatkan penanganan dengan cepat.
Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi. Ada beberapa hal yang penting diperhatikan agar
dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan akurat, yaitu:
a) Menentukan cara pemberian cairan
Penggantian cairan melalui intravena merupakan pengobatan pilihan untuk dehidrasi berat,
karena cara tersebut merupakan jalan tercepat untuk memulihkan volume darah yang turun.
Rehidrasi IV penting terutama apabila ada tanda-tanda syok hipovolemik (nadi sangat cepat dan
lemah atau tidak teraba, kaki tangan dingin dan basah, keadaan sangat lemas atau tidak sadar).
Cara lain pemberian cairan pengganti hanya boleh bila rehidrasi IV tidak memungkinkan atau
tidak dapat ditemukan disekitarnya dalam waktu 30 menit.
b) Jenis cairan yang hendak digunakan.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia cukup banyak di
pasaran meskipun jumlah kaliumnya rendah bila dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila
RL tidak tersedia dapat diberikan NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1
ampul Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang
ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya.
c) Jumlah cairan yang hendak diberikan.
Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus sesuai dengan
jumlah cairan yang keluar dari badan. Jika memungkinkan, penderita sebaiknya ditimbang
sehingga kebutuhan cairannya dapat diukur dengan tepat. Kehilangan cairan pada dehidrasi berat
setara dengan 10% berat badan (100 ml/kg).
Bayi harus diberi cairan 30 ml/kg BB pada 1 jam pertama, diikuti 70ml/kg BB 5 jam
berikutnya, jadi seluruhnya 100 ml/kgBB selama 6 jam. Anak yang lebih besar dan dewasa harus
diberi 30 ml/kgBB pada 30 menit pertama, diikuti 70 ml/kgBB dalam 2,5 jam berikutnya sehingga
seluruhnya 100 ml/kgBB selama 3 jam. Sangat berguna memberi tanda pada botol, untuk
menunjukan jumlah cairan yang harus diberikan setiap jam bagi setiap penderita.
Sesudah 30 ml/kg cairan pertama diberikan , nadi radialis yang kuat dapat teraba. Bila masih
lemah dan cepat, infuse 30 ml/kg harus diberikan lagi dalam waktu yang sama. Meskipun begitu
hal ini jarang dibutuhkan. Larutan oralit dalam jumlah kecil harus juga diberikan melalui mulut
(sekitar 5ml/kg BB per jam) segera setelah penderita dapat minum, untuk member tambahan
kalium dan basa, Hal ini biasa dilakukan setelah 3-4 jam untuk bayi dan 1-2 jam untuk penderita
yang lebih besar.
d) Jalan masuk atau cara pemberian cairan
Rute pemberian cairan meliputi oral dan intravena. Larutan oralit dengan komposisi berkisar
29 g glukosa, 3,5 g NaCl, 2,5 g NaBik dan 1,5 g KCl stiap liternya diberikan per oral pada diare
ringan sebagai upaya pertama dan juga setelah rehidrasi inisial untuk mempertahankan hidrasi.

4. Tata kerja terarah untuk mengidentifkasi penyebab infeksi.


Untuk mengetahui penyebab infeksi biasanya dihubungkan dengan dengan keadaan klinis diare tetapi
penyebab pasti dapat diketahui melalui pemeriksaan biakan tinja disertai dengan pemeriksaan urine
lengkap dan tinja lengkap (Hasan, 2007)
Gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa diperjelas melalui pemeriksaan darah
lengkap, analisa gas darah, elektrolit, ureum, kreatinin dan BJ plasma.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

Bila ada demam tinggi dan dicurigai adanya infeksi sistemik pemeriksaan biakan empedu, Widal,
preparat malaria serta serologi Helicobacter jejuni sangat dianjurkan. Pemeriksaan khusus seperti
serologi amuba, jamur dan Rotavirus biasanya menyusul setelah melihat hasil pemeriksaan penyaring
(Hasan, 2007)
Secara klinis diare karena infeksi akut digolongkan sebagai berikut:
a. Koleriform, diare dengan tinja terutama terdiri atas cairan saja.
b. Disentriform, diare dengan tinja bercampur lendir kental dan kadang-kadang darah.
5. Memberikan terapi simtomatik
Terapi simtomatik harus benar-benar dipertimbangkan kerugian dan keuntungannya. Antimotilitas
usus seperti Loperamid akan memperburuk diare yang diakibatkan oleh bakteri entero-invasif karena
memperpanjang waktu kontak bakteri dengan epitel usus yang seyogyanya cepat dieliminasi.
(Pusponegoro, 2004).
6. Memberikan terapi definitif.
Terapi kausal dapat diberikan pada infeksi:
a. Kolera-eltor: Tetrasiklin atau Kotrimoksasol atau Kloramfenikol.
b. V. parahaemolyticus,E. coli, tidak memerluka terapi spesifik
c. A. aureus : Kloramfenikol
d. Salmonellosis: Ampisilin atau Kotrimoksasol atau golongan Quinolon seperti Siprofloksasin
e. Shigellosis: Ampisilin atau Kloramfenikol
f. Helicobacter: Eritromisin
g. Amebiasis: Metronidazol atau Trinidazol atau Secnidazol
h. Giardiasis: Quinacrine atau Chloroquineitiform atau Metronidazol
i. Balantidiasis: Tetrasiklin
j. Candidiasis: Mycostatin
k. Virus: simtomatik dan support (Hasan, 2007)
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

DAFTAR PUSTAKA
Ardhani punky, 2008, Art of Theraphy: Ilmu Penyakit Anak, Pustaka Cendekia Press: Jogjakarta
Behrman Richard et all, 2009, Nelson textbook of Pediatrics, Sanders: Phyladelpia.
Pusponegoro hardiyono et all, 2004, Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak: edisi I, Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
Poorwo sumarso et all, 2003, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak: Infeksi & Penyakit Tropis, Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
Hasan Rusepno et all, 2007, Ilmu Kesehatan Anak 1: cetakan ke 11, Infomedika: Jakarta.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

Hasil Diskusi Presentasi Kasus

1. Bagaimanakah definisi diare yang benar? Apakah BAB cair 1x bisa disebut diare?
Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan
berlangsung kurang dari satu minggu (PPM IDAI Jilid 1, 2009).
Pasien ini mengalami Diare Cair Akut.
2. Apakah vomitus masuk dalam penyebab masalah?
Vomitus yang dialami pasien adalah bagian dari gejala penyakit diare. Sehingga penyebab masalah
utama dari pasien ini adalah diare cair akut.
3. Sampaikapankah L Bio dan Zinc diberikan?
Pemberian zinc secara ilmiah terbukti dalam mengurangi frekuensi buang air besar dan volume tinja.
Zinc diberikan selama 10-14 hari.
L-BIO merupakan probiotik (bakteri baik) yang terdiri dari Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus
casei, Lactobacillus salivarius, Bifidobacterium infantis, Bifidobacterium lactis, Bifidobacterium
longum, Lactococcus lactis. Pada orang normal (sehat) terdapat sekitar 400 jenis probiotik dalam
tubuh untuk mengatur agar sistem percernaan sehat dengan cara mengurangi pertumbuhan bakteri
jahat. L bio diberikan selama 2 hari atau sampai diare anak sudah berhenti.
4. Apakah fungsi pemberian Smecta?
Dioctahedral Smectite atau Diosmectite adalah salah satu obat diare yang tergolong dalam obat
bebas. Obat ini dapat diberikan pada anak-anak maupun dewasa sebagai bagian dari terapi rehidrasi
oral pada diare akut.
Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk terapi tambahan pada nyeri terkait gangguan pada
saluran cerna dan kolik. Obat ini berupa serbuk yang disuspensikan dalam air sebelum diminum. Di
Indonesia, obat ini beredar dengan merk Smecta dalam bentuk serbuk 3 gram.
Anak berusia 1-2 tahun dapat diberikan 3-6 gram (1-2 bungkus) per hari
Diosmectite adalah campuran aluminium dan magnesium silicate yang bekerja sebagai absorben
pada usus. Pada saluran cerna, obat ini memiliki sifat viskositas plastis yang tinggi dan dapat
melindungi mukosa saluran cerna serta meningkatkan kemampuan pertahanan mukosa.
Diosmectite tidak diabsorpsi maupun dimetabolisme oleh tubuh. Obat ini juga tidak
memengaruhi warna tinja dan waktu transit di dalam usus halus.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

5. Bagaimanakah perbedaan diare karena bakteri dan virus?


Manifestasi klinis diare akibat virus dan bakteri berbeda. Gejala klinis yang didapat pada diare
akibat Rotavirus antara lain (Subagyo & Santoso, 2009) :
 BAB cair 5 - 10 x/hari.
 Volume tinja banyak, warna kuning-hijau, konsisten cair, tidak ada darah, tidak berbau, tidak
berbuih.
 Masa tunas 12 - 72 jam.
 Lamanya sakit ± 5 - 7 hari.
 Sering terjadi pada musim dingin.
 Panas.
 Sering mual-muntah.
 Nyeri perut, tenesmus.
 Ditemukan virus dalam tinja.
 Penderita dengan kasus ringan gejalanya berlangsung selama 3-5 hari, kemudian sembuh
sempurna. Diare karena Adenovirus cenderung ringan dan sembuh sendiri.
 Gejalanya meliputi demam ringan, tinja cair, muntah dan kadang-kadang ada gejala-gejala
pernafasan.
Manifestasi klinis diare yang disebabkan oleh bakteri berbeda berdasarkan etiologinya masing-
masing (Subagyo & Santoso, 2009).
a. Stafilococcus aureus
Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang mengandung toksin
stafilokokkus. Gejala terjadi dalam waktu 1 – 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi. Sekitar 75
% pasien mengalami mual, muntah, dan nyeri abdomen, yang kemudian diikuti diare sebanyak 68 %.
Demam sangat jarang terjadi. Lekositosis perifer jarang terjadi, dan sel darah putih tidak terdapat pada
pulasan feses. Masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam.
b. Bacillus cereus
Enterotoksin dari B. cereus menyebabkan gejala muntah dan diare, dengan gejala muntah lebih
dominan. Gejala dapat ditemukan pada 1 – 6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi, dan masa
berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam. Gejala akut mual, muntah, dan nyeri abdomen, yang
seringkali berakhir setelah 10 jam.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

b. Clostridium perfringens
Gejala berlangsung setelah 8 – 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang terkontaminasi,
diare cair dan nyeri epigastrium, kemudian diikuti dengan mual, dan muntah. Demam jarang terjadi.
Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam.
c. Vibrio cholerae
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah, yang secara cepat menjadi diare berat, diare
seperti air cucian beras. Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah. Demam ringan dapat terjadi.

d. Escherichia coli patogen


Kebanyakan pasien mengalami gejala ringan yang terdiri dari diare cair, mual, dan kejang
abdomen. Diare berat jarang terjadi, dimana pasien melakukan BAB lima kali atau kurang dalam waktu
24 jam. Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari. Demam timbul pada kurang dari 1/3 pasien. Feses
berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah putih. Lekositosis sangat jarang
terjadi.
e. Shigella
Secara klasik, Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen, demam, BAB berdarah,
dan feses berlendir. Gejala awal terdiri dari demam, nyeri abdomen, dan diare cair tanpa darah,
kemudian feses berdarah setelah 3 – 5 hari kemudian. Lamanya gejala rata-rata pada orang dewasa
adalah 7 hari, pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 – 4 minggu.
f. Campylobacter
Manifestasi klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi, dari asimtomatis sampai sindroma
disentri. Masa inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk. Diare dan demam timbul pada
90% pasien, dan nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70%. Gejala lain yang mungkin timbul
adalah demam, mual, muntah dan malaise. Masa berlangsungnya penyakit ini 7 hari.

E. coli E. coli Choler
Gejala
Rotavirus Shigella Salmonella entero entero a
klinik
toksigenik invasif
Mual Sering
Sering Jarang Sering + -
muntah

Panas + ++ ++ - ++ +
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 3 8 4 1 x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

Tenesmus Tenesmus Tenesmus Kolik


Nyeri perut Tenesmus Kadang
kolik kolik kolik
Pusing,
Sering Pusing
bakterimia
Gejala lain distensi ,dapat ada Hipotensi
toksemia
abdomen kejang
sistemik
Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak

frekuensi 5-10 kali >10kali Sering Sering Sering Terus-


menerus

Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair

Darah - Sering Kadang - + -

Bau - - Busuk Tdk - Amis


spesifik
Warna Kuning Merah – Hijau Tdk Merah – Seperti
hijau hijau berwarna hijau cucian
beras

Leukosit - + + - - -

Sifat lain anoreksia Kejang Sepsis Meteorism Infeksi -


us sistemik

Subagyo B, Santoso NB. Diare akut. In: Juffrie M SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyani NS, , ed. Buku
Ajar Gartroenterologi Hepatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2010:87-118.

Anda mungkin juga menyukai