TGS KLP Etika Dalam Keperawatan Keluarga
TGS KLP Etika Dalam Keperawatan Keluarga
OLEH :
TINGKAT 3.2
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES DENPASAR
JURUSAN D-III KEPERAWATAN
DENPASAR
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Etika Dalam
Keperawatan Keluarga
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang Etika Dalam
Keperawatan Keluarga. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah
Keperawatan Keluarga. Selain itu, kami berharap semoga makalah ini dapat
dipahami dan bermanfaat bagi semua pembaca. Sekiranya makalah yang telah
disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala kritik dan saran yang
membangun dan dapat menjadikan Makalah ini jauh dan lebih baik lagi. Kami
mohon maaf atas kesalahan maupun kekurangan di dalam penyusunan makalah
ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
D. Metode..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan.....................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah kumpulan dua orang manusia atau lebih, yang satu
sama lain saling terikat secara emosional, serta bertempat tinggal yang sama
dalam satu daerah yang berdekatan (Friedman, 2002). Dalam hal ini keluarga
merupakan suatu system yang mempunyai anggota yaitu ayah, ibu, dan kakak
atau semua individu yang tinggal didalam rumah tangga tersebut (Harmoko,
2012).
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien
keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam
menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.
Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak
dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan
anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat
berhubungan atau signifikan.
Sebagai seorang perawat atau calon perawat tentunya kita harus
mengetahui etika dan hukum dalam profesi keperawatan sebagai landasan
untuk memberikan layanan keperawatan kepada masyarakat sehingga kita
dijauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Etika memerlukan sikap kritis,
metodis, dan sistemastis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika
merupakan sesuatu ilmu. Sebagai suatu ilmu objek etika adalah tingkah laku
manusia. Karena etika sangat penting dalam malakukan asuhan keperawatan
keluarga maka dari itu kami kelompok akan membahas mengenai etika
keperawatan keluarga.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang konsep dan aplikasi etik
dalam keperawatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari etik.
b. Untuk mengetahui bagaimana etik dalam keperawatan keluarga.
c. Untuk mengetahui bagaimana bentuk masalah etik dalam askep
keluarga.
d. Untuk mengidentifikasi bagaimana pemecahan masalah etik dalam
keluarga.
D. Metode
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Etika
Etika keperawatan kesehatan keluarga berasal dari kata Etik (Ethics)
yang berasal dari bahasa yunani “ethos” yang berarti adat, kebiasaan,
prilaku, atau karakter. Etika merupakan ilmu tentang kesusilaan yang
menentukan bagaimana seharusnya manusia hidup dalam masyarakat,
yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan
tingkah laku yang benar, yaitu baik dan buruk, serta kewajiban dan
tanggung jawab.
Etika keperawatan merupakan alat untuk mengukur prilaku moral
dalam keperawatan dimana dalam menentukan keputusan seorang
perawat. Keputusan perawatan seharusnya berdasarkan kode etik sebgaai
standar yang dapat diukur dan dievaluasi.
Etika keperawatan keluarga merupakan etika pengambilan keputusan
berdasarkan moral, pengetahuan tentang hak klien, dan tujuan profesi.
3
b. Klien dan petugas mempunyai hak dan berkewajiban untuk saling
menghargai dan menghormati.
c. Petugas dilarang menerima pemberian pribadi maupun meminjam
sesuatu dari klien.
d. Klien mempunyai hauk untuk :
a. Membina hubungan dengan petugas sesuai dengan standar etik.
b. Memperoleh informasi tentang prosedur yang harus diikuti.
c. Mengekspresikan kesedihannya dan ketakutannya.
e. Klien mempunyai hak dalam pengambilan keputusan.
f. Klien berhak untuk memperoleh nasihat-nasihat tentang rencana
perubahan yang akan dilakukan.
g. Mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam rencana pelayanan
keperawatan.
h. Klien mempunyai hak untuk menolak rencana perubahan.
i. Perawat hanya akan memberikan informasi apabila diperlukan secara
hukum.
4
Standar VII : Riset
Standar VIII : Pemanfaatan sumber
5
keperawatan keluarga dengan menggunakan pendekatan metodologi
proses keperawatan meliputi:
Adapun permasalahan etik yang yang sering muncul banyak sekali, seperti
berkata tidak jujur (bohong), abortus, menghentikan pengobatan, penghentian
pemberian makanan dan cairan, euthanasia, transplantasi organ serta beberpa
permasalahan etik yang langsung berkaitan dengan praktek keperawatan,
seperti: evaluasi diri dan kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan dan
barang, memberikan rekomendasi pasien pad dokter, menghadapi asuhan
keperawatan yang buruk, masalah peran merawat dan mengobati (Prihardjo,
1995).Disini akan dibahas sekilas beberapa hal yang berikaitan dengan
masalah etik yang berkaitan lansung pada praktik keperawatan.
6
Masalah ini sering juga terjadi, apalagi pada saat ini banyak bentuk-
bentuk pengobatan sebagai alternative tindakan. Dan berkembangnya
tehnologi yang memungkinkan orang untuk mencari jalan sesuai dengan
kondisinya. Penolakan pasien menerima pengobatan dapat saja terjadi dan
dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti pengetahuan, tuntutan untuk
dapat sembuh cepat, keuangan, social dan lain-lain. Penolakan atas
pengobatan dan tindakan asuhan keperawatan merupakan hak pasien dan
merupakan hak outonmy pasien, pasien berhak memilih, menolak segala
bentuk tindakan yang mereka anggap tidak sesuai dengan dirinnya, yang
perlu dilakukan oleh perawat adalah menfasilitasi kondisi ini sehingga
tidak terjadi konflik sehingga menimbulkan masalah-masalah lain yang
lebih tidak etis.
7
Didalam memberikan asuhan keperawatan langsung sering kali
perawat tidak merasa bahwa, saat itu perawat berkata tidak jujur. Padahal
yang dilakukan perawat adalah benar (jujur) sesuai kaedah asuhan
keperawatan.
Sebagai contoh: sering terjadi pada pasien yang terminal, saat perawat
ditanya oleh pasien berkaitan dengan kondisinya, perawat sering
menjawab “tidak apa-apa ibu/bapak, bapak/ibu akan baik, suntikan ini
tidak sakit”. Dengan bermaksud untuk menyenangkan pasien karena tidak
mau pasiennya sedih karena kondisinya dan tidak mau pasien takut akan
suntikan yang diberikan, tetapi didalam kondisi tersebut perawat telah
mengalami dilema etik. Bila perawat berkata jujur akan membuat sedih
dan menurunkan motivasi pasien dan bila berkata tidak jujur, perawat
melanggar hak pasien.
8
a. Malpraktek
Balck’s law dictionary mendefinisikan malpraktek sebagai ” kesalahan
profesional atau kurangnya keterampilan tidak masuk akal "kegagalan atau
satu layanan render profesional untuk melatih bahwa tingkat keterampilan
dan pembelajaran umum diterapkan dalam semua keadaan masyarakat
oleh anggota terkemuka rata bijaksana profesi dengan hasil dari cedera,
kerugian atau kerusakan kepada penerima layanan tersebut atau mereka
yang berhak untuk bergantung pada mereka ".
Bila dilihat dari definisi diatas maka malpraktek dapat terjadi karena
tindakan yang disengaja (intentional) seperti pada misconduct tertentu,
tindakan kelalaian (negligence), ataupun suatu kekurang-
mahiran/ketidakkompetenan yang tidak beralasan (Sampurno, 2005).
Malpraktek dapat dilakukan oleh profesi apa saja, tidak hanya dokter,
perawat. Profesional perbankan dan akutansi adalah beberapa profesi yang
dapat melakukan malpraktek.
b. Neglience (Kelalaian)
Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk
dalam arti malpraktik, artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada
unsur kelalaian.
Kelalaian adalah melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan pada
tingkatan keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan tindakan
dibawah standar yang telah ditentukan. Kelalaian praktek keperawatan
adalah seorang perawat tidak mempergunakan tingkat ketrampilan dan
ilmu pengetahuan keperawatan yang lazim dipergunakan dalam merawat
pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama.
Bentuk-bentuk dari kelalaian menurut sampurno (2005), sebagai
berikut:
1) Malfeasance : yaitu melakukan tindakan yang menlanggar hukum
atau tidak tepat/layak. Misal: melakukan tindakan keperawatan
tanpa indikasi yang memadai/tepat
2) Misfeasance : yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan yang
tepat tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat. Misal: melakukan
tindakan keperawatan dengan menyalahi prosedur
3) Nonfeasance : Adalah tidak melakukan tindakan keperawatan yang
merupakan kewajibannya.
9
4) Misal: Pasien seharusnya dipasang pengaman tempat tidur tapi
tidak dilakukan.
c. Liability (Liabilitas)
Liabilitas adalah tanggungan yang dimiliki oleh seseorang terhadap
setiap tindakan atau kegagalan melakukan tindakan. Perawat profesional,
seperti halnya tenaga kesehatan lain mempunyai tanggung jawab terhadap
setiap bahaya yang timbulkan dari kesalahan tindakannya. Tanggungan
yang dibebankan perawat dapat berasal dari kesalahan yang dilakukan oleh
perawat baik berupa tindakan kriminal kecerobohan dan kelalaian.
Seperti telah didefinisikan diatas bahwa kelalaian merupakan kegagalan
melakukan sesuatu yang oleh orang lain dengan klasifikasi yang sama,
seharusnya dapat dilakukan dalam situasi yang sama, hal ini merupakan
masalah hukum yang paling lazim terjadi dalam keperawatan. Terjadi
akibat kegagalan menerapkan pengetahuan dalam praktek antara lain
disebabkan kurang pengetahuan. Dan dampak kelalaian ini dapat
merugikan pasien.
Pemecahan masalah etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada
dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan/pemecahan masalah
secara ilmiah, antara lain :
1. Model pemecahan masalah (Megan,1989)
Ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik.
a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil
2. Kerangka pemecahan dilema etik (Kozier & Erb, 1989)
a. Mengembangkan data dasar. Untuk melakukan ini perawat
memerlukan pengumpulan informasi sebanyak mungkin meliputi :
1) Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan keterlibatannya
2) Apa tindakan yang diusulkan
3) Apa maksud dari tindakan yang diusulkan
4) Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan
yang diusulkan.
10
b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang
direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi
tindakan tersebut
d. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut.
e. Mengidentifikasi kewajiban perawat
f. Membuat keputusan
4. Model Curtin
a. Mengumpulkan berbagai latar belakang informasi yang menyebabkan
masalah
b. Identifikasi bagian-bagian etik dari masalah pengambilan keputusan
c. Identifikasi orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Identifikasi semua kemungkinan pilihan dan hasil dari npilihan itu
e. Aplikasi teori, prinsip dan peran etik yang relevan
f. Memecahkan dilema
g. Melaksanakan keputusan
11
- Pasien dan keluarga
- Faktor-faktor eksternal
d. Pikirkan faktor-faktor tersebut satu persatu
e. Identifikasi item-item kebutuhan sesuai klasifikasi
f. Identifikasi pengambil keputusan
g. Kaji ulang pokok-pokok dari prinsip-prinsip etik
h. Tentukan alternatif-alternatif
i. Menindaklanjuti
12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Etika keperawatan kesehatan keluarga berasal dari kata Etik (Ethics) yang
berasal dari bahasa yunani “ethos” yang berarti adat, kebiasaan, prilaku, atau
karakter. Etika merupakan ilmu tentang kesusilaan yang menentukan
bagaimana seharusnya manusia hidup dalam masyarakat, yang menyangkut
aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar,
yaitu baik dan buruk, serta kewajiban dan tanggung jawab. Etika keperawatan
keluarga merupakan etika pengambilan keputusan berdasarkan moral,
pengetahuan tentang hak klien, dan tujuan profesi.
Prinsip Dasar Dalam Keperawatan Keluarga : Keluarga adalah unit utama
dalam pelayanan kesehatan keluarga, Mengikut sertakan partisipasi keluarga
dalam asuhan keperawatan, Penekanan pada upaya promotif, dan preventif
tanpa melupakan kuratif dan rehabilitative, Menggunakan upaya pemecahan
masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan, Tujuan perawatan adalah
mencapai derajat kesehaatan yang optimal, Penekanan pada upaya pembinaan
perilaku sehat, Bekerja secara tim, Selalu melakukan peningkatan kesehatan,
Pendidikan kesehatan lebih utama, Mengacu pada system pelayanan kesehatan
yang ada.
Adapun permasalahan etik yang yang sering muncul banyak sekali, seperti
berkata tidak jujur (bohong), abortus, menghentikan pengobatan, penghentian
pemberian makanan dan cairan, euthanasia, transplantasi organ serta beberpa
permasalahan etik yang langsung berkaitan dengan praktek keperawatan,
13
seperti: evaluasi diri dan kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan dan
barang, memberikan rekomendasi pasien pad dokter, menghadapi asuhan
keperawatan yang buruk, masalah peran merawat dan mengobati (Prihardjo,
1995)
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15