Anda di halaman 1dari 18

ETIKA DALAM KEPERAWATAN KELUARGA

OLEH :
TINGKAT 3.2

1. GUSTI AYU MADE SULISTYA ARDININGSIH (P07120015048)


2. NI WAYAN BRINA DIARI (P07120015053)
3. DESAK MADE INTAN PUTRI UTAMI (P07120015073)
4. I MADE DWI ARIANTA (P07120015068)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES DENPASAR
JURUSAN D-III KEPERAWATAN
DENPASAR
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Etika Dalam
Keperawatan Keluarga
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang Etika Dalam
Keperawatan Keluarga. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah
Keperawatan Keluarga. Selain itu, kami berharap semoga makalah ini dapat
dipahami dan bermanfaat bagi semua pembaca. Sekiranya makalah yang telah
disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala kritik dan saran yang
membangun dan dapat menjadikan Makalah ini jauh dan lebih baik lagi. Kami
mohon maaf atas kesalahan maupun kekurangan di dalam penyusunan makalah
ini.

Denpasar, 18 September 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

D. Metode..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Etika Keperawatan Keluarga...........................................................3

B. Etik dan Keperawatan Keluarga....................................................................4

C. Bentuk Masalah Etik Dalam Askep Keluarga...............................................6

D. Pemecahan Masalah Etik Dalam Askep Keluarga......................................11

BAB III PENUTUP

A. Simpulan.....................................................................................................14

B. Saran............................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga adalah kumpulan dua orang manusia atau lebih, yang satu
sama lain saling terikat secara emosional, serta bertempat tinggal yang sama
dalam satu daerah yang berdekatan (Friedman, 2002). Dalam hal ini keluarga
merupakan suatu system yang mempunyai anggota yaitu ayah, ibu, dan kakak
atau semua individu yang tinggal didalam rumah tangga tersebut (Harmoko,
2012).
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien
keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam
menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.
Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak
dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan
anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat
berhubungan atau signifikan.
Sebagai seorang perawat atau calon perawat tentunya kita harus
mengetahui etika dan hukum dalam profesi keperawatan sebagai landasan
untuk memberikan layanan keperawatan kepada masyarakat sehingga kita
dijauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Etika memerlukan sikap kritis,
metodis, dan sistemastis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika
merupakan sesuatu ilmu. Sebagai suatu ilmu objek etika adalah tingkah laku
manusia. Karena etika sangat penting dalam malakukan asuhan keperawatan
keluarga maka dari itu kami kelompok akan membahas mengenai etika
keperawatan keluarga.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud etik?


2. Bagaimanakah etik dalam keperawatan keluarga?
3. Bagaimanakah bentuk masalah etik dalam askep keluarga?
4. Bagaimanakah pemecahan masalah etik dalam keluarga?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang konsep dan aplikasi etik
dalam keperawatan keluarga.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari etik.
b. Untuk mengetahui bagaimana etik dalam keperawatan keluarga.
c. Untuk mengetahui bagaimana bentuk masalah etik dalam askep
keluarga.
d. Untuk mengidentifikasi bagaimana pemecahan masalah etik dalam
keluarga.

D. Metode

Metode yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah


mengutip atau mengambil dari berbagai sumber untuk mendapatkan data dan
informasi yang diperlukan, kami menggunakan beberapa referensi buku
seperti buku ajar keperawatan keluarga karangan Padila dan buku Konsep Dan
Proses Keperawatan Keluarga karangan Setiadi. Tidak hanya itu kami juga
menggunakan media elektronik yaitu internet.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Etika Keperawatan Keluarga

1. Pengertian Etika
Etika keperawatan kesehatan keluarga berasal dari kata Etik (Ethics)
yang berasal dari bahasa yunani “ethos” yang berarti adat, kebiasaan,
prilaku, atau karakter. Etika merupakan ilmu tentang kesusilaan yang
menentukan bagaimana seharusnya manusia hidup dalam masyarakat,
yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan
tingkah laku yang benar, yaitu baik dan buruk, serta kewajiban dan
tanggung jawab.
Etika keperawatan merupakan alat untuk mengukur prilaku moral
dalam keperawatan dimana dalam menentukan keputusan seorang
perawat. Keputusan perawatan seharusnya berdasarkan kode etik sebgaai
standar yang dapat diukur dan dievaluasi.
Etika keperawatan keluarga merupakan etika pengambilan keputusan
berdasarkan moral, pengetahuan tentang hak klien, dan tujuan profesi.

2. Prinsip Dasar Dalam Keperawatan Keluarga


a. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan keluarga.
b. Mengikut sertakan partisipasi keluarga dalam asuhan keperawatan.
c. Penekanan pada upaya promotif, dan preventif tanpa melupakan
kuratif dan rehabilitative.
d. Menggunakan upaya pemecahan masalah yang dituangkan dalam
proses keperawatan.
e. Tujuan perawatan adalah mencapai derajat kesehaatan yang optimal.
f. Penekanan pada upaya pembinaan perilaku sehat.
g. Bekerja secara tim.
h. Selalu melakukan peningkatan kesehatan.
i. Pendidikan kesehatan lebih utama.
j. Mengacu pada system pelayanan kesehatan yang ada.

3. Hak Klien Dalam Keperawatan Keluarga


a. Klien mempunyai hak untuk diberi informasi tertulis sebelum
diberikan pengobatan.

3
b. Klien dan petugas mempunyai hak dan berkewajiban untuk saling
menghargai dan menghormati.
c. Petugas dilarang menerima pemberian pribadi maupun meminjam
sesuatu dari klien.
d. Klien mempunyai hauk untuk :
a. Membina hubungan dengan petugas sesuai dengan standar etik.
b. Memperoleh informasi tentang prosedur yang harus diikuti.
c. Mengekspresikan kesedihannya dan ketakutannya.
e. Klien mempunyai hak dalam pengambilan keputusan.
f. Klien berhak untuk memperoleh nasihat-nasihat tentang rencana
perubahan yang akan dilakukan.
g. Mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam rencana pelayanan
keperawatan.
h. Klien mempunyai hak untuk menolak rencana perubahan.
i. Perawat hanya akan memberikan informasi apabila diperlukan secara
hukum.

B. Etik dan Keperawatan Keluarga

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, kode etik yang


digunakan berpedoman pada kode etik yang telah ditetapkan oleh PPNI
melalui Munas PPNI VI. Dalam kode etik tersebut perawat perlu memelihara
hubungan yang serasi dengan klien, praktik, masyarakat, teman sejawat, dan
profesi.

Standar praktik asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan hasil


Rapimnaas PPNI di Lampung, yang terdiri dari :

1. Standar praktik professional


Standar I : Pengkajian Keperawatan
Standar II : Diagnosis Keperawatan
Standar III : Perencanaan Keperawatan
Standar IV :Peleksanaan tindakan keperawatan
Standar V : Evaluasi

2. Standar kinerja professional


Standar I : Jaminan mutu
Standar II : Pendidikan
Standar III : Penilaian kinerja / penimbangan prestasi
Standar IV : Kesejawatan
Standar V : Etik
Standar VI : Kolaborasi

4
Standar VII : Riset
Standar VIII : Pemanfaatan sumber

Perawat yang memberi asuhan keperawatan keluarga mempunyai


peran dan fungsi :
1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada klien
(keluarga) dengan menggunakan proses keperawatan
2. Sebagai advokat klien (keluarga) perawatberfungsi sebgagai
penghubung antara klien dan tenaga kesehatan dalam upaya
pemenuhan kebutuhan klien , membela kepentingan klien, dan
membantu keluarga untuk memahami semua informasi dan upaya
kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan
tradisional maupun professional.
3. Sebagai pendidikan klien perawat membantu klien meningkatkan
kesehatan melalui pemberitahuan yang terkait dengan
keperawatan dan tindakan medic yang diterima sehingga keluarga
dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahui.
4. Sebagai koordinator perawat memanfaatkan semua sumber-
sumber dan potensi yang ada, baik materi maupun kemampuan
keluarga secara terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi yang
terlewatkan maupun tumbang tindih.
5. Sebagai kolabolator perawat bekerja sama dengan tim kesehatan
lain dan keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan
asuhan keperawatan guna memenuhi kebutuhan dasar keluarga.
6. Sebagai pembantu perawat mengadakan inovasi dalam cara
berpikir, bersikap , bertingkah laku dan meningkatkan
keterampilan keluarga agar menjadi sehat.
7. Sebagai pengelola perawat menata kegiatan dalam upaya
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu terpenuhinya kebutuhan
dasar keluarga dan kepuasan perawat dalam melaksanakan tugas.

Secara umum, perawat yang memberikan asuhan keperawatan


keluarga mempunyai tanggung jawab dalam memberikan asuhan
keperawatan, meningkatkan ilmu pengetahuan, dan meningkatkan diri
sebagai profesi (meningkatkan keterampilan professional yang dimiliki
intelektual, teknis dan interpersonal). Tanggung jawab memberi asuhan

5
keperawatan keluarga dengan menggunakan pendekatan metodologi
proses keperawatan meliputi:

1. Membantu keluarga memperoleh kembali kesehatannya.


2. Membantu keluarga yang sehat untuk memelihara kesehatannya.
3. Membantu keluarga menerima kondisi anggota keluarga yang tidak
dapat disembuhkan.
4. Membantu anggota keluarga yang menghadapi ajal untuk diperlukan
secara manusiawi.

C. Bentuk Masalah Etik Dalam Askep Keluarga

Adapun permasalahan etik yang yang sering muncul banyak sekali, seperti
berkata tidak jujur (bohong), abortus, menghentikan pengobatan, penghentian
pemberian makanan dan cairan, euthanasia, transplantasi organ serta beberpa
permasalahan etik yang langsung berkaitan dengan praktek keperawatan,
seperti: evaluasi diri dan kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan dan
barang, memberikan rekomendasi pasien pad dokter, menghadapi asuhan
keperawatan yang buruk, masalah peran merawat dan mengobati (Prihardjo,
1995).Disini akan dibahas sekilas beberapa hal yang berikaitan dengan
masalah etik yang berkaitan lansung pada praktik keperawatan.

1. Konflik etik antara teman sejawat


Keperawatan pada dasarnya ditujukan untuk membantu pencapaian
kesejahteraan pasien. Untuk dapat menilai pemenuhan kesejahteraan
pasien, maka perawat harus mampu mengenal/tanggap bila ada asuhan
keperawatan yang buruk dan tidak bijak, serta berupaya untuk mengubah
keadaan tersebut. Kondisi inilah yang sering sering kali menimbulkan
konflik antara perawat sebagai pelaku asuhan keperawatan dan juga
terhadap teman sejawat. Dilain pihak perawat harus menjaga nama baik
antara teman sejawat, tetapi bila ada teman sejawat yang melakukan
pelanggaran atau dilema etik hal inilah yang perlu diselesaikan dengan
bijaksana.

2. Menghadapi penolakan pasien terhadap Tindakan keperawatan atau


pengobatan

6
Masalah ini sering juga terjadi, apalagi pada saat ini banyak bentuk-
bentuk pengobatan sebagai alternative tindakan. Dan berkembangnya
tehnologi yang memungkinkan orang untuk mencari jalan sesuai dengan
kondisinya. Penolakan pasien menerima pengobatan dapat saja terjadi dan
dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti pengetahuan, tuntutan untuk
dapat sembuh cepat, keuangan, social dan lain-lain. Penolakan atas
pengobatan dan tindakan asuhan keperawatan merupakan hak pasien dan
merupakan hak outonmy pasien, pasien berhak memilih, menolak segala
bentuk tindakan yang mereka anggap tidak sesuai dengan dirinnya, yang
perlu dilakukan oleh perawat adalah menfasilitasi kondisi ini sehingga
tidak terjadi konflik sehingga menimbulkan masalah-masalah lain yang
lebih tidak etis.

3. Masalah antara peran merawat dan mengobati


Berbagai teori telah dijelaskan bahwa secara formal peran perawat
adalah memberikan asuhan keperawatan, tetapi dengan adanya berbagai
factor sering kali peran ini menjadai kabur dengan peran mengobati.
Masalah antara peran sebagai perawat yang memberikan asuhan
keperawatan dan sebagai tenaga kesehatan yang melakuka pengobatan
banyak terjadi di Indonesia, terutama oleh perawat yang ada didaerah
perifer (puskesmas) sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Dari hasil penelitian, Sciortio (1992) menyatakan bahwa
pertentangan antara peran formal perawat dan pada kenyataan dilapangan
sering timbul dan ini bukan saja masalah Nasional seperti di Indonesia,
tetapi juga terjadi di Negara-negara lain.Walaupun tidak diketahui oleh
pemerintah, pertentangan ini mempunyai implikasi besar. Antara
pengetahuan perawat yang berhubungan dengan asuhan keperawatan yang
kurang dan juga kurang aturan-aturan yang jelas sebagai bentuk
perlindungan hukum para pelaku asuhan keperawatan hal inisemakin tidak
jelas penyelesaiannya.

4. Berkata Jujur atau Tidak jujur

7
Didalam memberikan asuhan keperawatan langsung sering kali
perawat tidak merasa bahwa, saat itu perawat berkata tidak jujur. Padahal
yang dilakukan perawat adalah benar (jujur) sesuai kaedah asuhan
keperawatan.
Sebagai contoh: sering terjadi pada pasien yang terminal, saat perawat
ditanya oleh pasien berkaitan dengan kondisinya, perawat sering
menjawab “tidak apa-apa ibu/bapak, bapak/ibu akan baik, suntikan ini
tidak sakit”. Dengan bermaksud untuk menyenangkan pasien karena tidak
mau pasiennya sedih karena kondisinya dan tidak mau pasien takut akan
suntikan yang diberikan, tetapi didalam kondisi tersebut perawat telah
mengalami dilema etik. Bila perawat berkata jujur akan membuat sedih
dan menurunkan motivasi pasien dan bila berkata tidak jujur, perawat
melanggar hak pasien.

5. Tanggung jawab terhadap peralatan dan barang


Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah menguntil atau pilfering, yang
berarti mencuri barang-barang sepele/kecil. Sebagai contoh: ada pasien
yang sudah meninggal dan setalah pasien meninggal ada barang-barang
berupa obat-obatan sisa yang belum dipakai pasien, perawat dengan
seenaknya membereskan obat-obatan tersebut dan memasukan dalam
inventarisasi ruangan tanpa seijin keluarga pasien. Hal ini sering terjadi
karena perawat merasa obat-obatan tersebut tidak ada artinya bagi pasien,
memang benar tidak artinya bagi pasien tetapi bagi keluarga kemungkinan
hal itu lain. Yang penting pada kondisi ini adalah komunikasi dan informai
yang jelas terhadap keluarga pasien dan ijin dari keluarga pasien itu
merupakan hal yang sangat penting, Karena walaupun bagaimana keluarga
harus tahu secara pasti untuk apa obat itu diambil.

Perawat harus dapat memberikan penjelasan pada keluarga dan orang


lain bahwa menggambil barang yang seperti kejadian diatas tidak etis dan
tidak dibenarkan karena setiap tenaga kesehatan mempunyai tanggung
jawab terhadap peralatan dan barang ditempat kerja.

Selain itu ada juga permasalahan etik yg terjadi yaitu:

8
a. Malpraktek
Balck’s law dictionary mendefinisikan malpraktek sebagai ” kesalahan
profesional atau kurangnya keterampilan tidak masuk akal "kegagalan atau
satu layanan render profesional untuk melatih bahwa tingkat keterampilan
dan pembelajaran umum diterapkan dalam semua keadaan masyarakat
oleh anggota terkemuka rata bijaksana profesi dengan hasil dari cedera,
kerugian atau kerusakan kepada penerima layanan tersebut atau mereka
yang berhak untuk bergantung pada mereka ".
Bila dilihat dari definisi diatas maka malpraktek dapat terjadi karena
tindakan yang disengaja (intentional) seperti pada misconduct tertentu,
tindakan kelalaian (negligence), ataupun suatu kekurang-
mahiran/ketidakkompetenan yang tidak beralasan (Sampurno, 2005).
Malpraktek dapat dilakukan oleh profesi apa saja, tidak hanya dokter,
perawat. Profesional perbankan dan akutansi adalah beberapa profesi yang
dapat melakukan malpraktek.

b. Neglience (Kelalaian)
Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk
dalam arti malpraktik, artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada
unsur kelalaian.
Kelalaian adalah melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan pada
tingkatan keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan tindakan
dibawah standar yang telah ditentukan. Kelalaian praktek keperawatan
adalah seorang perawat tidak mempergunakan tingkat ketrampilan dan
ilmu pengetahuan keperawatan yang lazim dipergunakan dalam merawat
pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama.
Bentuk-bentuk dari kelalaian menurut sampurno (2005), sebagai
berikut:
1) Malfeasance : yaitu melakukan tindakan yang menlanggar hukum
atau tidak tepat/layak. Misal: melakukan tindakan keperawatan
tanpa indikasi yang memadai/tepat
2) Misfeasance : yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan yang
tepat tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat. Misal: melakukan
tindakan keperawatan dengan menyalahi prosedur
3) Nonfeasance : Adalah tidak melakukan tindakan keperawatan yang
merupakan kewajibannya.

9
4) Misal: Pasien seharusnya dipasang pengaman tempat tidur tapi
tidak dilakukan.

c. Liability (Liabilitas)
Liabilitas adalah tanggungan yang dimiliki oleh seseorang terhadap
setiap tindakan atau kegagalan melakukan tindakan. Perawat profesional,
seperti halnya tenaga kesehatan lain mempunyai tanggung jawab terhadap
setiap bahaya yang timbulkan dari kesalahan tindakannya. Tanggungan
yang dibebankan perawat dapat berasal dari kesalahan yang dilakukan oleh
perawat baik berupa tindakan kriminal kecerobohan dan kelalaian.
Seperti telah didefinisikan diatas bahwa kelalaian merupakan kegagalan
melakukan sesuatu yang oleh orang lain dengan klasifikasi yang sama,
seharusnya dapat dilakukan dalam situasi yang sama, hal ini merupakan
masalah hukum yang paling lazim terjadi dalam keperawatan. Terjadi
akibat kegagalan menerapkan pengetahuan dalam praktek antara lain
disebabkan kurang pengetahuan. Dan dampak kelalaian ini dapat
merugikan pasien.

D. Pemecahan Masalah Etik Dalam Askep Keluarga

Pemecahan masalah etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada
dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan/pemecahan masalah
secara ilmiah, antara lain :
1. Model pemecahan masalah (Megan,1989)
Ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik.
a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil
2. Kerangka pemecahan dilema etik (Kozier & Erb, 1989)
a. Mengembangkan data dasar. Untuk melakukan ini perawat
memerlukan pengumpulan informasi sebanyak mungkin meliputi :
1) Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan keterlibatannya
2) Apa tindakan yang diusulkan
3) Apa maksud dari tindakan yang diusulkan
4) Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan
yang diusulkan.

10
b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang
direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi
tindakan tersebut
d. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut.
e. Mengidentifikasi kewajiban perawat
f. Membuat keputusan

3. Model Murphy dan murphy


a. Mengidentifikasi masalah kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah etik
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Mengidentifikasi peran perawat
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin
dilaksanakan
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif
keputusan
g. Memberi keputusan
h. Mempertimbangkan bagaimana keputusan tersebut hingga sesuai
dengan falsafah umum untuk perawatan klien
i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan
menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan
berikutnya.

4. Model Curtin
a. Mengumpulkan berbagai latar belakang informasi yang menyebabkan
masalah
b. Identifikasi bagian-bagian etik dari masalah pengambilan keputusan
c. Identifikasi orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Identifikasi semua kemungkinan pilihan dan hasil dari npilihan itu
e. Aplikasi teori, prinsip dan peran etik yang relevan
f. Memecahkan dilema
g. Melaksanakan keputusan

5. Model Levine – Ariff dan Gron


a. Mendefinisikan dilema
b. faktor-faktor pemberi pelayanan
c. Identifikasi faktor-faktor bukan pemberi pelayanan

11
- Pasien dan keluarga
- Faktor-faktor eksternal
d. Pikirkan faktor-faktor tersebut satu persatu
e. Identifikasi item-item kebutuhan sesuai klasifikasi
f. Identifikasi pengambil keputusan
g. Kaji ulang pokok-pokok dari prinsip-prinsip etik
h. Tentukan alternatif-alternatif
i. Menindaklanjuti

6. Langkah-langkah menurut Purtillo dan Cassel (1981)


Purtillo dan Cassel menyarankan 4 langkah dalam membuat keputusan
etik
a. Mengumpulkan data yang relevan
b. Mengidentifikasi dilema
c. Memutuskan apa yang harus dilakukan
d. Melengkapi tindakan

12
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Etika keperawatan kesehatan keluarga berasal dari kata Etik (Ethics) yang
berasal dari bahasa yunani “ethos” yang berarti adat, kebiasaan, prilaku, atau
karakter. Etika merupakan ilmu tentang kesusilaan yang menentukan
bagaimana seharusnya manusia hidup dalam masyarakat, yang menyangkut
aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar,
yaitu baik dan buruk, serta kewajiban dan tanggung jawab. Etika keperawatan
keluarga merupakan etika pengambilan keputusan berdasarkan moral,
pengetahuan tentang hak klien, dan tujuan profesi.
Prinsip Dasar Dalam Keperawatan Keluarga : Keluarga adalah unit utama
dalam pelayanan kesehatan keluarga, Mengikut sertakan partisipasi keluarga
dalam asuhan keperawatan, Penekanan pada upaya promotif, dan preventif
tanpa melupakan kuratif dan rehabilitative, Menggunakan upaya pemecahan
masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan, Tujuan perawatan adalah
mencapai derajat kesehaatan yang optimal, Penekanan pada upaya pembinaan
perilaku sehat, Bekerja secara tim, Selalu melakukan peningkatan kesehatan,
Pendidikan kesehatan lebih utama, Mengacu pada system pelayanan kesehatan
yang ada.

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, kode etik yang


digunakan berpedoman pada kode etik yang telah ditetapkan oleh PPNI
melalui Munas PPNI VI. Dalam kode etik tersebut perawat perlu memelihara
hubungan yang serasi dengan klien, praktik, masyarakat, teman sejawat, dan
profesi.

Adapun permasalahan etik yang yang sering muncul banyak sekali, seperti
berkata tidak jujur (bohong), abortus, menghentikan pengobatan, penghentian
pemberian makanan dan cairan, euthanasia, transplantasi organ serta beberpa
permasalahan etik yang langsung berkaitan dengan praktek keperawatan,

13
seperti: evaluasi diri dan kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan dan
barang, memberikan rekomendasi pasien pad dokter, menghadapi asuhan
keperawatan yang buruk, masalah peran merawat dan mengobati (Prihardjo,
1995)

B. Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat


menambah pengetahuan tentang keperawatan keluarga dan dapat menjadikan
referensi bagi kita semua. Diharapkan para pembaca bisa memberikan kami
kritik dan saran untuk dapat menjadikan kami lebih baik lagi dalam penulisan
makalah-makalah kami selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hastuti, A. 2015. Proses Pengambilan Keputusan Etik Dalam Praktek


Keperawatan online). Diakses pada tanggal 18 September 2017 pukul
14.23 Wita http://www.poltekkes-soepraoen.ac.id/pic/dat13-4-2015Modul
%20Pengambilan%20Keputusan%20Etik.pdf.

Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika.

Setiadi. 2008. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga Edisi 1. Yogyakarta :


Graha Ilmu.

Suhaemi, M. 2004. Etika Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik. Jakarta : EGC.

Suprajitno. 2003. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam Praktik.


Jakarta : EGC.

15

Anda mungkin juga menyukai