ASKEP CA BULII-BULI 2-Kertas A4-Perbaikan-Oke
ASKEP CA BULII-BULI 2-Kertas A4-Perbaikan-Oke
KESEHA TAN
IL MU MU
G GI HA
TIN M
MA
H
LA D
IY
KO A
E H
S
BA
NJA IN
RMA S
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
selesainya penulisan laporan kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada
Klien Tn. “S” dengan Suspek Ca Buli-Buli di Ruang Bedah Umum RSUD. Ulin
Banjarmasin” tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan laporan kasus
ini:
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
sempurna, maka dari itu segenap kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan laporan studi kasus ini.
ii
Akhirnya penulis berharap semoga laporan studi kasus ini bermanfaat bagi para
pembaca khususnya para saudara-saudara seprofesi dibidang keperawatan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN
iv
BAB 3 LAPORAN KASUS .............................................................................. 21
BAB 4 PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
disebabkan karena adanya penekanan aliran limfe oleh massa tumor atau oleh
kelenjar limfe yang membesar di daerah pelvis.
Hasil survey di Indonesia menunjukkan bahwa angka kematian karena kanker
untuk seluruh golongan jenis kelamin adalah sekitar antara 120-160 per 1000
penduduk dan dewasa pria menderita 3 : 1 daripada wanita setiap tahunnya
sekitar 45% dari semua kesakitan tumor buli-buli 25 dari semua kematian
pada semua jenis kelamin. Dari berbagai jenis kanker saluran kemih, kanker
buli-buli/kandung kemih merupakan yang sering ditemui. Di Amerika Serikat
keganasan ini merupakan penyebab kematian keenam dari seluruh penyakit
keganasan, dan pada tahun 1996 yang lalu diperkirakan ditemukan 52.900
kasus baru kanker buli-buli. Di Indonesia berdasarkan pendataan hasil
pemeriksaan jaringan yang dilakukan selama 3 tahun (1988-1990) diketahui
bahwa kanker buli- buli menempati urutan kesepuluh dari tumor ganas primer
pada pria. Di Subbagian Urologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dari 152
kasus keganasan urologi antara tahun 1995-1997, 36% diantaranya adalah
kanker buli-buli dan juga menempati urutan pertama. Puncak kejadiannnya
terutama berada pada usia dekade ke lima sampai ke tujuh.
Tumor buli-buli merupakan penyakit yang disebabkan karena bahan-bahan
karsinogen seperti bahan pewarna karet, kulit dan faktor lainnya juga bisa
karena infeksi bakteri kambuhan (Smeltzer, Suzanne C. 2001,vol.2).
Kekambuhan pada tumor buli-buli merupakan masalah yang serius, 25%
hingga 40% tumor superfisial akan kambuh kembali sesudah dilakukan
fulgerasi atau reseksi transuretra, sehingga klien tumor buli-buli yang dirawat
inap harus dilakukan tindakan pemeriksaan laboratorium urin, pemeriksaan
sel-sel uretolium, mendeteksi adanya kelainan karsinoma sel-sel urotelium.
Dari latar belakang tersebut diatas, mendorong penulis untuk memilih kasus
keperawatan dengan judul : ”Asuhan Keperawatan Pada Tn. S dengan Ca
Buli-buli di ruang Nusa Indah Bedah Umum RSUD. Ulin Banjarmasin”.
4
5
6
2.1.6 Patofisiologis
Buli-buli
Ca Buli-Buli
Ginjal membesar
Penatalaksanaan
2.1.7 Penatalaksanaan
2.1.7.1 Pemeriksaan penunjang
2.1.7.2 Laboratorium
a. Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi,
uremia, gros atau micros hematuria
b. Lukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus
dan bakteri dalam urine
c. RFT normal
d. Lymphopenia (N = 1490-2930)
2.1.7.3 Radiology
a. Excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat
menunjukkan tumornya.
b. Retrograde cystogram dapat menunjukkan tumor
c. Fractionated cystogram adanya invasi tomor dalam
dinding buli-buli
d. Angography untuk mengetahui adanya metastase lewat
pembuluh lymphe
2.1.7.4 Cystocopy dan biopsy
a. Cystoscopy hamper selalu menghasilkan tumor
b. Biopasi dari pada lesi selalu dikerjakan secara rutin.
2.1.7.5 Cystologi
Pengecatan sieman/papanicelaou pada sediment urine
terdapat transionil cel daripada tumor
2.1.8. Terapi
2.1.8.1 Operasi
a. Reseksi tranurethral untuk single/multiple papiloma
b. Dilakukan pada stage 0,A,B1 dan grade I-II-low grade
c. Total cystotomy dengan pegangkatan kel. Prostate dan
urinary diversion untuk :
1) Ransurethral cel tumor pada grade 2 atau lebih
2) Aquamosa cal Ca pada stage B-C
10
2.1.8.2 Radioterapy
a. Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti
undifferentiated pada grade III-IV dan stage B2-C.
b. RAdiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu,
dosis 3000-4000 Rads. Penderita dievaluasi selam 2-4
minggu dengan iinterval cystoscopy, foto thoraks dan
IVP, kemudian 6 minggu setelah radiasi direncanakan
operasi. Post operasi radiasi tambahan 2000-3000 Rads
selam 2-3 minggu.
2.1.8.3 Chemoterapi
Obat-obat anti kanker :
a. Citral, 5 fluoro urasil
b. Topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA, Chemotherapy
merupakan paliatif. 5- Fluorouracil (5-FU) dan
doxorubicin (adriamycin) merupakan bahan yang paling
sering dipakai. Thiotepa dapat diamsukkan ke dalam
Buli-buli sebagai pengobatan topikal. Klien dibiarkan
menderita dehidrasi 8 sampai 12 jam sebelum
pengobatan dengan theotipa dan obat diabiarkan dalam
Buli-buli selama dua jam.
2.1.9 Prognosis
Penemuan dan pemeriksaan dini, prognosisnya baik, tetapi bila sudah
lama dan adanya metastesi ke organ lebih dalam dan lainnya
prognosisnya jelek.
2.1.10 Komplikasi
a. Infeksi sekunder bil atumor mengalami ulserasi
b. Retensi urine bil atumor mengadakan invasi ke bladder neck
c. Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklusi
11
Tujuan :
a. Klien dapat mengurangi rasa cemasnya
b. Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.
c. Menunjukkan koping yang efektif serta mampu
berpartisipasi dalam pengobatan.
INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI RASIONAL
Tujuan :
a. Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab
normal dan tidak ada tanda malnutrisi
b. Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang
adekuat
c. Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang
berhubungan dengan penyakitnya
INTERVENSI RASIONAL
21
22
3.4.9 Abdomen
- Inspeksi : bentuk abdomen simetris, tidak ada
asites pada abdomen
- Auskultasi : bising usus positif 12 kali/menit
- Palpasi : teraba massa supra sympisis, diameter 10
x 10 cm, keras.
- Perkusi : pekak di supra sympisis
3.4.10 Ekstremitas Atas dan Bawah
Kemampuan pergerakan sendi bebas, tidak ada parese, paralise
maupun hemiparese.
Extremitas:
- Atas : tidak ada kelainan, tangan kanan tampak terpasang IV line
Nacl 20 tetes/menit.
- Bawah : tidak terdapat edema pada tungkai kiri dan kanan.
- Skala kekuatan Otot 5555 5555
5555 5555
Keterangan :
0 = paralisis total
1 = tidak ada gerakan, teraba adanya kontraksi otot
2 = gerakan otot penuh menentang gravitasi, dengan sokongan.
3 = gerakan normal penuh menentang gravitasi.
4 = gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit
tahanan.
5 = gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan tahanan
penuh ( Robert Priharjo, 2005 ).
3.4.11 Genetalia
Klien berjenis kelamin laki-laki, sudah menikah, dan tidak ada
gangguan pada sistem genetalia
25
MCV,MCH,MCHC
MCV 75.2 80.0-97.0 Fl
MCH 25.7 27.0-32.0 Pg
MCHC 34.2 32.0-38.0 %
HITUNG JENIS
Gran% 89.0 50.0-70.0 %
Limposit% 4.5 25.0-40.0 %
MID% 6.5 4.0-11.0 %
Gran# 20.60 2.50-7.00 ribu/ul
Limposit# 1.0 1.25-4.0 ribu/ul
MID 1.5 ribu/ul
3.6.2 USG
Hasil pemeriksaan USG abdomen pada penderita menunjukkan
gambaran massa intravesika dengan hidronefrosis ginjal kanan dan
hidroureter kiri.
3.6.3 X- Ray
Foto thoraks tidak ditemukan adanya metastasis ke organ
intraabdomen maupun pulmo.
3.7 Terapi:
IVFD Nacl = 20 tetes/menit.
Irigasi Nacl
Levofloxacin 1 x 1 gr
Asam Traksenamat 3x500 mg
Ranitidin 2 x50 mg
Antrain 3x50 mg
Vitamin K ( fitomenadion ) 3 x 25 mg
Tranfusi PRC 3 kolf
28
ANALISA DATA
PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan kadar hb perdarahan pada
saluran kemih
2. Nyeri akut b.d obstruksi pada kandung kemih
3. Hambatan mobilitas fisik b.d keengganan klien untuk bergerak (nyeri)
4. Cemas b.d situasi krisis (kanker)
5. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
6. Resiko infeksi
30
2. 6-6-2013 Nyeri akut b.d Obstruksi pada Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Memberikan dasar untuk
kandung kemih ditandai dengan: keperawatan 1 shift nyeri secara komprehensif (lokasi, perbandingan dan evaluasi.
DS : berkurang / hilang. karakteristik, durasi, 2. Peningkatan nadi dan respirasi
Klien mengatakan nyeri saat kencing Kriteria hasil : frekuensi,kualitas). kadang merupakan respon
dan bercampur darah. Nyeri berkurang skala 3-0 2. Observasi tanda-tanda vital timbulnya nyeri.
P : Klien mengatakan nyeri Klien tampak rileks. 3. Ajarkan teknik relaksasi nafas 3. Mengurangi nyeri.
ketika aktivitas dan diam Klien tampak istirahat. dalam. 4.Membantu pemulihan.
Q : Nyeri seperti ditusuk- TTV dalam batas normal 4. Anjurkan klien istirahat yang 5.Membantu mengurangi rasa
tusuk. cukup. nyeri
R : Pada perut kanan bagian bawah 5. Lakukan pemberian analgetik
menjalar ke pinggang sesuai jadwal
S : Skala nyeri 3 (berat) - Antrain 3x50 mg
T : Klien mengatakan nyeri
terus menerus ± 10 menit
DO :
- Ekspersi wajah meringis
kesakitan
- Klien tampak gelisah
- Muka tampak pucat
- TD 140/90 mmhg,
RR 20x/menit, Suhu 36,5 ºC,
- HR 84x/menit
- Kolaborasi medis :
Antrain 3x50 mg
32
3. 6-6-2013 Hambatan mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat kemampuan 1. ROM aktif dapat membantu
keengganan klien untuk bergerak keperawatan selama 2 x 9 ROM aktif pasien dalam mempertahankan/
(nyeri) ditandai dengan: jam diharapkan pasien 2. Ajarkan cara-cara yang benar meningkatkan kekuatan dan
DS : mampu menggerakkan dalam melakukan macam- kelenturan otot,
Klien mengatakan sulit bergerak bagian tubuh macam mobilisasi mempertahankan fungsi
karena nyeri Kriteria hasil : seperti body mechanic ROM cardiorespirasi, dan
DO : Klien bisa bergerak aktif, dan ambulasi mencegah kontraktur dan
- Klien tampak berbaring di Keadaan umum baik 3. Libatkan keluarga untuk kekakuan sendi
tempat tidur Skala aktivitas 2-0 memenuhi kebutuhan klien 2. Agar pasien terhindar dari
- Keadaan umum tampak lemah kerusakan kembali pada
- Skala aktivitas 2 ekstremitas.
- Sebagian aktivitas klien dibantu 3. Keluarga dapat memnuhi
oleh keluarga segala kebutuhan klien.
33
4. 6-6-2013 Cemas b.d Situasi krisis (kanker) Setelah dilakukan tindakan 1. Beri kesempatan pada klien 1. Dapat menurunkan
ditandai dengan: keperawatan 1 x 4 jam untuk mengekspresikan rasa kecemasan klien
DS: cemas teratasi. cemasnya. 2. Memberikan kesempatan
Klien menanyakan kapan operasinya Kriteria hasil : 2. Berikan lingkungan yang pada klien untuk
dilaksanakan Klien tidak gelisah tenang dan nyaman berpikir/merenung/istirahat
DO: Klien tidak tampak 3. Pertahankan kontak dengan 3. Klien mendapatkan
- Operasi belum dilakukan. kelelahan klien kepercayaan diri dan
- Klien gelisah. Klien dapat beristirahat keyakinan bahwa dia benar-
- Klien tampak kelelahan. benar ditolong.
5. 6-6-2013 Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor intake makanan 1. Memberikan tentang status
tubuh ditandai dengan: keperawatan 3 x 9 jam setiap hari gizi klien
- Keadaan umum Lemah nutrisi terpenuhi. 2. Timbang berat badan klien 2. Memberikan informasi
- Klien tampak tidak menghabiskan Kriteria hasil: 3. Anjurkan klien makan tentang penambahan dan
makanan yang disediakan di RS Klien tampak tidak sedikit tapi sering penurunan berat badan klien
- Porsi yang dimakan klien ¼ dari lemah 4. Anjurkan kepada keluarga 3. Kalori merupakan sumber
makanan yang disediakan Klien menghabiskan untuk memberikan makanan energi
- BB SMRS 60 kg porsi yang disediakan yang disukai klien 4. Untuk meningkatkan nafsu
- BB Saat di RS 58 kg 5. Berikan makanan dalam makan klien
keadaan hangat. 5. Untuk mengurangi mual
klien
34
6. 6-6-2013 Resiko infeksi ditandai dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan perawatan kateter 1. Mencegah pemasukan
terpasang douwer kateter keperawatan 3 x 9 jam tiap hari bakteri dan kontaminasi
infeksi tidak terjadi 2. Observasi tanda-tanda infeksi yang menyebabkan infeksi
Kriterial hasil : 3. Anjurkan untuk personal 2. Mengurangi kontaminasi
tidak terdapat tanda- hygiene yang menyebabkan infeksi
tanda infeksi 4. Jelaskan pada pasien untuk 3. Deteksi dini adanya infeksi
menghindari menyentuh dan menentukan tindakan
kateter dekat dengan selanjutnya
kemaluan. 4. Drainase purulent pada sisi
5. Lakukan pemberian insersi menunjukkan adanya
antibiotik sesuai jadwal infeksi lokal
-Injeksi Levofloxacin 1 gram 5. mencegah kontaminasi
penyebab penyakit
6. Mengatasi infeksi dan
mencegah sepsis.
35
CATATAN PERKEMBANGAN
O:
-Ekspersi wajah meringis kesakitan
-Klien tampak gelisah
-Muka tampak pucat
- TD 130/90 mmhg, HR 80x/menit , CRT > 3 dtk, RR 20x/menit, Suhu 36,7 ºC
- Kolaborasi medis : Antrain 3x1 amp
A : Masalah Nyeri akut teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
08/06/2013 S:
11.00 WITA Klien mengatakan masih kurang nafsu makan dan mual berkurang
O:
-Keadaan umum Lemah
V -Klien tampak tidak menghabiskan makanan yang disediakan di RS
-Porsi yang dimakan klien ½ dari makanan yang disediakan
-BB SMRS 60 kg
-BB Saat di RS 58 kg
A: Masalah Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
08/06/2013 Jam 12.00 WITA
11.30 WITA S:-
O:
VI - DC terpasang
- Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti bengkak, kemerahan, sakit dan panas
daerah kemaluan
A : Masalah Resiko infeksi teratasi
P : Pertahankan intervensi
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.1.1 Pengkajian data yang ditemukan: Klien Tn. “S”, umur 42 tahun,
keluhan saat pengkajian nyeri saat kencing dan bercampur darah P
(Provoking Insiden) klien mengatakan nyeri ketika aktivitas dan
diam, Q (Quality Of Pain) nyeri seperti di tusuk-tusuk, R (Region)
pada perut bagian bawah menjalar ke pinggang, S (Scale) skala nyeri
3 (berat) / skala 0-4, T (Time) klien mengatakan nyeri terus menerus
± 10 menit
4.1.2 Diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn. “S” adalah Gangguan
perfusi jaringan perifer, nyeri akut, hambatan mobilitas fisik, cemas,
resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, resiko infeksi
46
47
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA