oleh
Desi Rahmawati, S.Kep.
NIM 122311101021
Pasien
: Tn. S
: 51 tahun
: Laki-laki
: Islam
Pendidikan : SD
Alamat
: Selok anyar,
Pasirian,
Lumajang
No. RM
Pekerjaan
Status
Perkawinan
Tanggal MRS
Tanggal
Pengkajian
Sumber
Informasi
: 152955
: Buruh tani
: Kawin
: 10 Januari
2017
: 16 Januari
2017
: Pasien,
Keluarga
Pasien, Rekam
Medis
Genogram:
Keterangan:
= Laki-laki
= Meninggal
= Perempuan
: Pasien
= Tinggal serumah
Interpretasi :
Pasien belum menerapkan upaya preventif untuk
meningkatkan status kesehatannya seperti berolahraga
rutin tiap minggu, banyak mengkonsumsi air putih, tidak
merokok
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD)
Sebelum MRS:
Pasien rutin makann 4x sehari dengan komposisi nasi,
sayur, lauk. Pasien jarang mengonsumsi buah. Pasien
mengatakan selalu habis mengonsumsi makanannya.
Pasien jarang minum air putih, pasien sering mengonsumis
minuman berenergi. Pasien juga gemar mengonsumsi sate
kambing serta mie instan.
Saat MRS:
a. Antropometeri
TB : 160 cm
BB : 58 kg
IMT = 58/1,62
IMT = 22,65(normal)
Interpretasi :
Kategori IMT
Underweight< 18,5
Normal
18,5-24,9
Overweight
>25
Berdasarkan rumus IMT, pasien termasuk kategori normal
Kebutuhan kalori tubuh
BEE = 655 + (9,6 x BB) +(1,7 x TB) (4,7 x Usia)
BEE = 655 + (9,6 x 58) + (1,7 x 160) (4,7 x 51)
BEE = 1.246,1
Kebutuhan kalori total
Intake nutrisi
Makan habis 1porsi = 2000 kalori/hari
Balance kalori
BAK
-
Frekuensi : Jumlah
: 1400cc
Warna
: kuning keruh kemerahan
Bau
: khas urin
Karakter
: berbentuk cair
BJ
:Alat Bantu : kateter
Kemandirian
: mandiri/dibantu
Lain
: pasien mengatakan sakit di daerah
suprapubik dan genetalia ketika rin tidak keluar dari
kateter ketika tersumbat
BAB
Sebelum MRS: Pasien mengatkan biasanya BAB sehari
sekali
Saat
-
MRS:
Frekuensi :
Jumlah
:
Konsistensi :
Warna
:
Bau
:
Karakter
:
BJ
:
Alat Bantu :
Kemandirian
Lain
:
Interpretasi :
- pola eliminsi BAK pasien terganggu pasien
mengatakan sakit di daerah suprapubik dan
genetalia ketika rin tidak keluar dari kateter ketika
tersumbat
Balance cairan
Input:
Infus RL = 500cc
makan minum
=200 cc
Balance cairan:
IWL: 15 x 58 kg= 870/24= 21cc/jam
24 jam
Intake cairan: air metabolism: 5 cc x 58kg (BB)= 290cc
Infus
:
makan minum:
Total
:
1000 cc
200cc
1490cc
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi / ROM
Fungsi kardiovaskuler :
tekanan darah saat pengkajian tanggal 16 Januari 2017=
140/90 mmHg, Nadi 80x/menit, bunyi SI dan S2 tunggal,
tidak ada suara jantung tambahan
Terapi oksigen :
pasien tidak menggunakan terapi oksigen, karena pasien
dapat bernafas spontan dan tidak mengalami sesak nafas
Interpretasi :
pasien mengalami bantuan pada kegiatan ADLnya.
5. Pola tidur & istirahat
Sebelum sakit: sebelum sakit keluarga mengatakan pasien
tidur kurang lebih 8 jam per hari. Pasien mengalami
gangguan tidur ketika nyeri suprapubik yang dilaaminya
kambuh atau saat pasien ingin BAK di malam hari
Saat MRS:
Keluarga mengatakan pasien tidur kurang lebih 8 jam per
hari. Pasien mengalami gangguan tidur ketika nyeri
suprapubik yang dilaminya kambuh.
6. Pola kognitif & perceptual
Fungsi Kognitif dan Memori :
Pasien
compos
mentis.
Pasien
tampak
antusias
mendengarkan penjelasan dari perawat. Pasien mampu
berhitung dan mengingat apa yang telah disampaikan oleh
perawat saat dilakukan pengkajian.
Fungsi dan keadaan indera :
Mata : tidak terdapat ikterik, konjungtiva anemis, pupil
isokor dengan diameter 3mm/3mm, reflek cahaya
positif
Hidung: normal dapat mencium bau, tampak bersih
Telinga: pasien mampu mendengar suara perawat
saat
dilakukan
pengkajian,
tidak
terdapat
pembengakakan, telinga simetris, tampak kotor
Pengecap: tidak terdapat deviasi lidah, simetris,
tampak kotor
Peraba : normal pasien dapat membedakan ujung
tumpul dan runcing
Interpretasi :
Pasien tidak mengalami gangguan pada pola kognitif dan
perseptualnya.
7. Pola persepsi diri
menunjukkan
pasien
2. Mata
Inspeksi: mata normal, tidak ada edema pappebra, icterus
(-), anemis (-), pupil isokor, posisi mata simetris, kondisi
bersih, bulu mata rata dan hitam
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan
abnormal pada kedua mata
3. Telinga
Inspeksi: telinga simetris, lubang telinga bersih tidak ada
serumen, tidak ada kelainan bentuk,
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan
abnormal, tidak teraba benjolan abnormal pada kedua
telinga
4. Hidung
Inspeksi: hidung simetris, hidung terlihat bersih
palpasi: tidak terdapat pembengkakan dan tidak ada nyeri
tekan
5. Mulut
Inspeksi: mukusa bibir kering, lidah pasien bersih, mulut
dan gigi bersih,
palpasi: pasien mengatakan bahwa bibirnya terasa sakit
6. Leher
Ispeksi: Tidak ada pembesaran tyroid dan leher simetris,
warna
sama
seperti
sekitarnya,
tidak
tampak
pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada distensi vena
jugularis
Palpasi: tidak teraba adanya pembesaran tyroid dan tidak
ada retensi vena, tidak ada nyeri tekan
7. Dada
paru-paru:
Inspeksi: bentuk dada simetris, pengembangan dada
simetris, tidak tampak menggunakan otot bantu
pernafasan, RR 32x/menit
Palpasi: tidak nyeri tekan, tidak ada luka dan jejas, tidak
teraba adnya massa, vokal fremitus (+/+), gerakan
seimbang antara lapang paru kanan dan kiri
Perkusi: sonor kedua lapang paru
batas paru dengan jantung ICS 8 kiri, batas paru dengan
hati di ICS 6 kanan,
Auskultasi: vesikuler pada kedua lapang paru, irama teratur
jantung:
Inspeksi : dada simetris, tidak tampak jejas, ictus cordis
tidak nampak
Palpasi : tidak teraba benjolan atau massa, tidak ada nyeri
tekan, ictus cordis teraba
5
5
11.
Kulit dan kuku
inspeksi: Turgor kulit elastis, tidak ada lesi,kuku berwarna
pink, akral hangat
palpasi: kondisi kulit lembab, CRT <2 detik
12.
Keadaan lokal
pasien bedrest, kondisi umum sedang terpasang infus di
tangan kiri, terpasang kateter urin, pasien sadar, kompos
mentis, GCS 4,5,6.
13.
Neurologis
a. Status mental dan emosi
Status mental dan emosi normal, pasien tidak mudah
marah dan tidak mudah putus asa. Pasien bersemangat
untuk sembuh.
Jenis
Rute
Infus RL 500 IV
cc
Indikasi
Cairan yang paling
fisiologis
dapat
diberikan
pada
kebutuhan volume
dalam jumlah besar.
RL juga banyak
dugunakan sebagai
replacement
therapy. Penambah
volume
darah
(secara temporer),
sistemik alkalizer
dan secara spesifik
digunakan
pada
keadaan
asidosis
yang
disertai
dehidrasi.
Kontraindikasi
Relatif tidak kompatibel
terhadap
produk-produk
darah, kandungan Ca pada
Ringer
laktat
dapat
mengaktifasi
cascade
koagulasi pada produkproduk
darah,
serta
kandungan laktat dalam
infus ringer laktat ini juga
dapat
memperburuk
koreksi terhadap metabolik
asidosis
yang
sedang
berlangsung. Tidak boleh
digunakan pada pasien
dengan
hiperhidrasi,
hipernatremia,
hiperkalemia,
gagguan
fungsi ginjal
Mekanisme
Komposisi elektrolit dan
konsentrasi Ringer Laktat
sangat serupa dengan yang
dikandung didalam cairan
ekstraseluler.
Natrium
merupakan kation utama
dari plasma darah dan
menentukan
tekanan
osmotik. Klorida merupakan
anion utama di plasma
darah. Kalium merupakan
kation
terpenting
di
intraseluler dan berfungsi
untuk konduksi saraf dan
otot. Elektrolit-elektrolit ini
dibutuhkan
untuk
menggantikan
kehilangan
cairan pada dehidrasi, syok
hipovolemik termasuk syok
perdarahan.
Fungsi
Resusitasi
Suplai ion bikarbonat
Asidosis metabolic
Paracetamol
tab
3x1
Indikasi:
Sakit kepala, sakit
gigi, nyeri pasca
operasi,
nyeri
sehubungan dengan
pilek, nyeri otot
pasca-trauma,
Per oral
migrain, dismenore,
nyeri sendi, nyeri
pada kanker
Asam
tranexamat
tab 3x1
Per oral
Mencegah,
menghentikan,
ataupun
mengurangi
pendarahan
yang
masif
saat
menjalani prosedur
pembedahan,
epistaksis
atau
mimisan,
pendarahan
menstruasi
yang
berat, angioedema
herediter,
dan
beberapa
kondisi
medis lainnya
Mencegah,
menghentikan,
ataupun
mengurangi
pendarahan yang masif saat
menjalani
prosedur
pembedahan, epistaksis atau
mimisan,
pendarahan
menstruasi
yang
berat,
angioedema herediter, dan
beberapa
kondisi
medis
lainnya
Amlodipin
5gram 1x1
Per oral
USG
ANALISA DATA
NO
DATA PENUNJANG
1 DS: pasien mengatakan bahwa
sakit saat buang air kecil, buang air
kecil sedikit. Pasien mengatakan
bahwa air kecilnya bercampur
darah
Do: Jumlah urin 1400 cc, warna
urin kuning keruh kemerahan,
menggunakan alat bantu kateter
ETIOLOGI
Faktor etiologi
MASALAH
Gangguan eliminasi
urin
pertumbuhan tumor
pada buli
tumor menekan buli
sehingga urin susah
keluar dari kandung
kemih
urin dapat kleuar
sedikit dan terasa
sakit
Gangguan eliminasi
urin
Faktor etiologi
terbentuk tumor di
buli
Timbul perdarahan
dan menyumbat
saluran uretra
Distensi kandung
kemih, saluran
kemih penuh dengan
urin
Rangsangan ujung
syaraf bebas di
hipotalamus
Pengeluaran zat
vasoaktif
(prostaglandin,
serotonin)
Nyeri akut
Rangsangan korteks
serebri untuk
persepsikan nyeri
3
Nyeri akut
Faktor etiologi
Tumor buli
Kesiapan
meningkatkan
manajemen
kesehatan
Keinginan untuk
segera sembuh
setelah operasi
dukungan keluarga
adekuat
Keinginan perubah
pola hidupyang tidak
benar pasca operasi
Kesiapan
meningkatkan
manajemen
kesehatan
Faktor etiologi
Tumor buli
Terjadi perdaearah
sehingga saluran
kemih bawah
tersumbat
Urn tidak bisa kleuar
Terpasang katetetru
urin
Hygiene kurang
Resiko infeksi
Resiko infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Daftar Diagnosa Keperawatan (sesuai prioritas):
N Diagnosa
Tanggal
Tanggal
o
perumusan pencapai
an
1
Gangguan eliminasi
16 Januari
urin berhubungan
2017
dengan obstuksi
anatomik (pertumbuhan
tumor buli)
2
Nyeri akut
16 Januari
berhubungan
2017
dengan distensi
kandung kemih
3
16 Januari
Kesiapan peningkatan
2017
menajemen kesehatan
paskaoperatif dan masa
penyembuhan
berhubungan dengan
dukungan keluarga
adekuat
4
Resiko infeksi
16 Januari
berhubungan
2017
dengan pemasangan
kateter,personal
hygiene kurang
Keterang
an
PERENCANAAN KEPERAWATAN
No
1.
Diagnosa
keperawatan
Gangguan
eleminasi urin
berhubungan
dengan obstruksi
anatomik
(pertumbuhan
tumor buli)
Tujuan
Kriteria hasil
Intervensi keperawatan
Rasional
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan
gangguan
eleminasi urin
nyeri dapat
berkurang
NOC
1. Urine
Continency
(0502)
2. Urine
Elemination
(0503)
Nyeri akut
berhubungan
dengan distensi
kandung kemih
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1x24 jam
diharapkan nyeri
dapat berkurang
NOC:
1. Pain
level(2102)
2. Pain control
(1605)
Kesiapan
peningkatan
menajemen
kesehatan
paskaoperatif dan
masa
penyembuhan
berhubungan
dengan dukungan
keluarga adekuat
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 x 24
jam, kesiapan
manajemen
kesehatan
paskaoperatif
meningkat
NOC:
Compliance
behavior:
selama masa
Prescribe Activity
penyembuhan
(1632)
d. Mengetahui diet yang
Compliance
dianjurkan dan
behavior:
makanan yang tidak
Prescribe Diet
diperbolehkan selama
(1622)
masa penyembuhan
e. Melaporkan intake
makanan dan
minuman secara
adekuat
5.
Risiko infeksi
berhubungan
pemasangan
kateter, personal
hygiene kurang
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 x 24
jam, resiko
infeksi tidak
menjadi aktual
keluarganya
d. Keluarga mengetahui pentingnya
keberadaan keluarga agar pasien
konsisten melakukan modifikasi
perilaku
e. Diet antikoksidan dan serat untuk
mencegah konstipasi serta mencegah
tumbuhnya sel kanker
f. Pasien dan keluarga mengetahui
kegiatan yang tidak boleh dilakukan
sementara waktu karena dapat
menimbulkan efek samping yang tidak
diinginkan
g. Kegel exercise diajarkan apda pasien
untuk mencegah inkontenensia ataupun
keluhan dribbling paska operasi
h. Reinforcement positif dapat
meningkatkan kepercayaan diri dan
keyakinan diri pasien dalam melakukan
latihan
i. Persuasi positif diberikan agar
meningkatkan keyakinan diripasien
bahwa latihan yang dilakukan padanya
sanagt bermanfaat
NIC:
a. Mwmutus mata rantai penyebaran
Infection Control (6540)
kuman oleh tenaga kesehatan
a. Cuci tangan setiap dan sesudah b. Meminimalkan terjadinya penyebaran
tindakan
kuman secaraa nosokomial
b. Gunakan baju sarung tangan sebagai c. Mencegah penyebaran infeksi oleh
alat pelindung
pengunjung
c. Instruksikan pengunjung untuk d. Untuk mencegah terjadinya infeksi
NOC :
Risk Control
(1924)
batas normal
d.
e.
f.
g.
h.
i.
CATATAN PERKEMBANGAN
WAKTU
Senin
DX 1
16
1.
Januari
2.
2017
3.
4.
5.
6.
7.
IMPLEMENTASI
memeriksa eliminasi urin termasuk frekuensi,
konsistensi, volume, dan warna,
memeriksa adanya tanda dan gejala retensi urin
memeriksa tanda dan gejala infeksi saluran
kemih
menganjurkan keluarga untuk selalu mencatat
jumlah urin
menganjurkan pasien untuk minum 2 liter
perhari
melakukan palpasi suprapubik untuk
menemukan distensi kanduk kemih
mencatat input dan output
DX 2
1. melakukan
pengkajian
nyeri
secara
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
2. mengobservasi
reaksi
non-verbal
dari
ketidaknyamanan
3. mengajarkan teknik non-farmakologi untuk
mengatasi nyeri (nafas dalam)
4. melakukkan spooling kateter
PARAF
Desi R
EVALUASI
JAM:12.30
DX 1
S: keluarga mengatakan bahwa
warna pipis pasien masih berwarna
kemerahan
O: warna urin pasien kemerahan,
volume urin 6 jam 300 cc, tidak ada
distensi kandung kemih
A: masalah keperawatan gangguan
eliminasi urin belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7
DX 2
S: pasien mengatakan masih nyeri pada area
suprapubik, pasien mengatakan sakitnya
sudah sedikit berkurang.
O: pasien tampak meringis,
P: nyeri disebabkan katetter
tersumbat
Q:
nyeri
seperti
kandung kemih ditekan,
R:nyeri terasa di area genitalia
obat
DX 3
1. Mengkaji pengetahuan pasien terkait manajemen
kesehatan paska operatif
2. Mengindentifikasi faktor internal dan ektrenal yang
dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi
pasien
3. Melibatkan keluarga dalam pendidikan kesehatan
4. Menekankan
pentingnya
keluarga
dalam
implementasi modifikasi perilaku.
5. Memberikan informasi pada pasien dan keluarga
terkait diet antioksidan dan tinggi serat serta
menghindarai makanan berpengawet selama masa
penyembuhan hingga seterusnya
6. Memberikan motivasi pada pasien untuk dapat
merubah perilaku
dan suprapubik,
S: nyeri skala 5,
T: nyeri terasa saat kateter
tersumbat dan urin tidak keluar.
A: masalah keperawatan nyeri akut
belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
DX 3
S: pasien mengatakan ingin segera
dioperasi dan merubah gaya hidup
mulai sekarang
O: pasien tampak antusias
mendengarkan penjelasan perawat,
pasien tampak aktif bertanya dan
bercerita
A: Kesiapan peningkatan
menajemen kesehatan menajadi
meningkat
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5 ,6,7
DX 4
1. Mencuci tangan setiap dan sesudah tindakan
2. Menggunakan baju sarung tangan sebagai alat
pelindung
3. Menginstruksikan pengunjung untuk mencuci
tangan sebelum dan sesudah mengunjungi pasien
4. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
DX 4
S: pasien mengatakan genetalianya
tidak gatal, hanya sakit saja, pasien
mengatakan bahwa menghabiskan
lokal
5. Menginspeksi kondisi tempat terapasang kateter
serta selang infus
6. Membersihkan meatus urinaria
7. Memotivasi pasien untuk menjaga kebersihan
genetalia.
8. Memotivasi pasien untuk amkan minum yang
istirahat cukup
WAKTU
Selasa,
DX 1
17
1.
Januari
2.
2017
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
IMPLEMENTASI
memeriksa eliminasi urin termasuk frekuensi,
konsistensi, volume, dan warna,
memeriksa adanya tanda dan gejala retensi urin
memeriksa tanda dan gejala infeksi saluran
kemih
menganjurkan keluarga untuk selalu mencatat
jumlah urin
menganjurkan pasien untuk minum 2 liter
perhari
memasang selang kateter yang lepas
menjaga privasi pasien saat memasang kateter
melakukan palpasi suprapubik untuk
menemukan distensi kanduk kemih
mencatat input dan output
PARAF
Desi R
EVALUASI
JAM:14.30
DX 1
S: keluarga mengatakan bahwa
warna pipis pasien masih berwarna
kemerahan
O: warna urin pasien kemerahan,
volume urin 6 jam 400 cc, tidak ada
distensi kandung kemih
A: masalah keperawatan gangguan
eliminasi urin belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7
DX 2
S: pasien mengatakan masih nyeri pada area
DX 2
1. mengobservasi
reaksi
non-verbal
dari
ketidaknyamanan
2. mengevaluasi teknik non-farmakologi untuk
mengatasi nyeri (nafas dalam)
3. menaganjurkan pasien mengompres air hangat
pada daerah suprapubik
4. melakukkan spooling kateter
5. melanjutkan kolaborasi pemberian obat
analgetik parasetamol tablet 3x2ml
DX 3
1. Melibatkan keluarga dalam pendidikan kesehatan
2. Menekankan
pentingnya
keluarga
dalam
implementasi modifikasi perilaku.
3. Memberikan informasi pada pasien dan keluarga
terkait kegiatan yang sementara waktu tidak boleh
dilakukakan pasien: mengakat benda berat,
mengejan dengan keras
4. Memberikan motivasi pada pasien untuk dapat
merubah perilaku
DX 4
1. Mencuci tangan setiap dan sesudah tindakan
2. Menggunakan baju sarung tangan sebagai alat
pelindung
3. Menginstruksikan pengunjung untuk mencuci
tangan sebelum dan sesudah mengunjungi pasien
4. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal
5. Menginspeksi kondisi tempat terapasang kateter
serta selang infus
6. Membersihkan meatus urinaria
7. Memotivasi pasien untuk menjaga kebersihan
genetalia.
8. Memotivasi pasien untuk amkan minum yang
istirahat cukup
WAKTU
Rabu 18 DX 1
Januari
1.
2017
2.
3.
IMPLEMENTASI
memeriksa eliminasi urin termasuk frekuensi,
konsistensi, volume, dan warna,
memeriksa adanya tanda dan gejala retensi urin
memeriksa tanda dan gejala infeksi saluran
DX 4
S: pasien mengatakan genetalianya
tidak gatal, hanya sakit saja, pasien
mengatakan bahwa menghabiskan
makanan yang disiapkan rumah
sakit
O: tidak terdapat tanda-tanda
infeksi, meatus urianaris bersih, TTV
TD:130/90 mmHG, N:82X/menit, RR:
20X/menit, S: 36,80C
A: masalah keperawatan resiko infeksi tidak
menjadi aktual
P: Lanjutkan intevensi 1,2,3,4
PARAF
Desi R
EVALUASI
JAM:12.30
DX 1
S: keluarga mengatakan bahwa
warna pipis pasien masih berwarna
kemerahan
kemih
4. menganjurkan keluarga untuk selalu mencatat
jumlah urin
5. menganjurkan apsien makan makanan berserat
untuk mencegah konstipasi
6. menganjurkan pasien untuk minum 2 liter
perhari
7. melakukan palpasi suprapubik untuk
menemukan distensi kanduk kemih
8. mencatat input dan output
DX 2
1. melakukan
pengkajian
nyeri
secara
komprehensif (P,Q,R,S,T)
2. mengobservasi
reaksi
non-verbal
dari
ketidaknyamanan
3. mengajarkan teknik non-farmakologi untuk
mengatasi nyeri (nafas dalam)
4. melakukkan spooling kateter
5. menganjurkan apsien untuk mengompres
hangat pada daerah suprapubik
6. melanjutkan kolaborasi pemberian obat
analgetik parasetamol tablet 3x2ml
DX 2
S: pasien mengatakan masih nyeri pada area
suprapubik, pasien mengatakan sakitnya
sudah sedikit berkurang.
P: nyeri disebabkan katetter
tersumbat
Q: nyeri seperti kandung kemih
ditekan,
R:nyeri terasa di area genitalia
dan suprapubik,
S: nyeri skala 4,
T: nyeri terasa saat kateter
tersumbat dan urin tidak keluar.
T: nyeri terasa saat kateter
tersumbat dan urin tidak keluar.
DX 3
1. Melibatkan keluarga dalam pendidikan kesehatan
2. Menekankan
pentingnya
keluarga
dalam
implementasi modifikasi perilaku.
3. Melakukan demonstrasi kegel exercise bersama
pasien
4. Memberikan reinforcement positif pada pasien
dalam menampilkan kemampuan berlatih
5. Memberikan motivasi pada pasien untuk dapat
merubah perilaku
DX 4
1. Mencuci tangan setiap dan sesudah tindakan
2. Menggunakan baju sarung tangan sebagai alat
pelindung
3. Menginstruksikan pengunjung untuk mencuci
tangan sebelum dan sesudah mengunjungi pasien
4. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal
5. Menginspeksi kondisi tempat terapasang kateter
serta selang infus
6. Memotivasi pasien untuk menjaga kebersihan
genetalia.
7. Memotivasi pasien untuk amkan minum yang
istirahat cukup