Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN


TUMOR BULI DI RUANG MAWAR
RSD dr. SOEBANDI JEMBER

disusun guna memenuhi tugas pada Program Profesi Ners (P2N)


Stase Keperawatan Bedah

oleh
Desi Rahmawati, S.Kep.
NIM 122311101021

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS


JEMBER
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN BEDAH
Nama Mahasiswa : Desi Rahmawati S. Kep
NIM
: 122311101021
Tempat Pengkajian
: Mawar RSUD dr. Soebandi Jember
Tanggal
: 16 Januari 2017
I. Identitas
Nama
Umur
Jenis
Kelamin
Agama

Pasien
: Tn. S
: 51 tahun
: Laki-laki
: Islam

Pendidikan : SD
Alamat

: Selok anyar,
Pasirian,
Lumajang

No. RM
Pekerjaan
Status
Perkawinan
Tanggal MRS
Tanggal
Pengkajian
Sumber
Informasi

: 152955
: Buruh tani
: Kawin
: 10 Januari
2017
: 16 Januari
2017
: Pasien,
Keluarga
Pasien, Rekam
Medis

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosa Medik:
Tumor Buli
2. Keluhan Utama:
pasien mengatakan nyeri pada area suprapubik dan
genetalia jika selang kateter tersumbat
3. Riwayat penyakit sekarang:
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien mengeluh sakit
(perih) saat buang air kecil, buang air kecil sedikit, dan
terdapat sisa urin yang menetes setelah buang air kecil.
Pasien mengatakan bahwa urinnya bercampur darah
(hematuria) sejak 10 Januari 2017 ada perasaan tidak puas
setelah buang air kecil. Pasien mengatakan lebih sering
buang air kecil pada malam hari serta nyeri pinggang sejak
tiga bulan terakhir. Pada tanggal 10 Januari 2017 pasien

mengalami retensi urin sehingga membuat nyeri tidak


tertahankan (skala 8 NRS) pada suprapubik. Atas saran
keluarga, tanggal 10 Januari 2017 Pukul 19.25 pasien dan
keluarga langsung memeriksakan diri ke IGD dr. Soebandi.
Di IGD pasien mendapatkan penanganan berupa
pemasangan DC, infus RL 20tpm, injeksi ketorolac 1amp,
ranitidin 1 amp, cefotaxim 1amp, asam tranexamat 1 amp
(500mg). Kemudian oleh IGD di kirim ke ruang perawatan
Mawar pukul 21.30 untuk perawatan persiapan sebelum
operasi elektif. Pasien direncanakan akan menjalani operasi
dengan tindakan TUR-B pada tanggal 19 Januari 2017.
Keluhan pasien saat dilakukan pengkajian yaitu pasien
mengatakan terkadag kencingnya tidak lancar meskipun
terpasang kateter urin. Pasien mengeluh nyeri. P: nyeri
disebabkan karena kateter terbendung oleh blood cloth, Q:
nyeri seperti ditekan dan terasa perih, R:nyeri terasa di
area genitalia dan suprapubik, S: nyeri skala 6, T: nyeri
terasa setiap saat aliran urin tidak berjalan lancar
(terbendung). Pasien mengatakan ingin segera dioperasi.
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami:
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien memeiliki
riwayat hipertensi. Pasien mengatakan salama ini
penyakit yang pernah dialaminya yakni keluhan pusing,
dan flu.
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak
memiliki alergi apapun.
c. Imunisasi:
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah
mendapatkan imunisasi.
d. Kebiasaan/pola hidup/life style:
Keluarga mengatakan bahwa sebelum sakit, pasien
jarang berolahraga, jarang minum air putih. Pasien
mengatakan bahwa suka merokok dan sering minum
minuman berenergi. Pasien juga gemar mengonsumsi
sate kambing serta mie instan. Pasien mengatakan dulu
pernah bekerja di tempat pengelolaan rambak dan saat
membersihkan kulit rambak pasien menggunakan alat
pelindung diri seadanya. Kini pasien menyadari
kebisaannya slaah, pasien mengatakan jika sudah
sembuh ingin merubah gaya hidup yang tidak sehat
e. Obat-obat yang digunakan:

keluarga pasien mengatakan bahwa jika pasien sakit


maka keluarga akan membeli obat di warung, jika tidak
sembuh, pasien akan berobat ke petugas kesehatan.
5. Riwayat penyakit keluarga:
keluarga pasien mengatakan bahwa tidak ada anggota
keluarga yang mengalami keluhan seperti pasien, dan tidak
ada anggota keluarga yang mengalami hipertensi.

Genogram:

Keterangan:
= Laki-laki
= Meninggal

= Perempuan

: Pasien

= Tinggal serumah

III. Pengkajian Keperawatan


1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
keluarga pasien mengatakan bahwa sehat adalah
dimana seseorang dapat menjalankan aktivitas seharihari secara mandiri. Persepsi keluarga tentang sakit
yaitu keadaan dimana tubuh mengalami gangguan
seperti sakit pada tubuhnya. Saat sakit, pasien biasanya
membeli obat-obatan di warung, dan apabila tidak
dapat diatasi dengan obat-obatan warung, pasien
berobat ke Puskesmas. Keluarga mengatakan pasien
tidak pernah mengikuti kegiatan olahraga. Keluarga
mengatakan bahwa sebelum sakit, pasien jarang
berolahraga, jarang minum air putih, dan suka merokok.
Pasien mengatakan bahwa sering minum minuman
berenergi.

Interpretasi :
Pasien belum menerapkan upaya preventif untuk
meningkatkan status kesehatannya seperti berolahraga
rutin tiap minggu, banyak mengkonsumsi air putih, tidak
merokok
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD)
Sebelum MRS:
Pasien rutin makann 4x sehari dengan komposisi nasi,
sayur, lauk. Pasien jarang mengonsumsi buah. Pasien
mengatakan selalu habis mengonsumsi makanannya.
Pasien jarang minum air putih, pasien sering mengonsumis
minuman berenergi. Pasien juga gemar mengonsumsi sate
kambing serta mie instan.

Saat MRS:
a. Antropometeri
TB : 160 cm
BB : 58 kg
IMT = 58/1,62
IMT = 22,65(normal)
Interpretasi :
Kategori IMT
Underweight< 18,5
Normal
18,5-24,9
Overweight
>25
Berdasarkan rumus IMT, pasien termasuk kategori normal
Kebutuhan kalori tubuh
BEE = 655 + (9,6 x BB) +(1,7 x TB) (4,7 x Usia)
BEE = 655 + (9,6 x 58) + (1,7 x 160) (4,7 x 51)
BEE = 1.246,1
Kebutuhan kalori total

= BEE x faktor aktivitas x faktor stres


= 1246,1x 1,3 x 1,15
= 1.863 al/hari

Intake nutrisi
Makan habis 1porsi = 2000 kalori/hari
Balance kalori

= intake kebutuhan nutrisi


= 2000 - 1.863
= 137 kal

Interpretasi :Berdasarkan perhitunganbalance kalori, diketahui hasilnya


+137 kal yang berarti intake nutrisi pasien adekuat
b. Biomedical sign :
Nilai hasil pemeriksaan darah tanggal 15 Januari 2017
Hb 11,6 gr/dl
Leukosit 24,9 109/l
Hematokrit 33,8,7 %
Trombosit 346 109/l
albumin:pasien sebelumnya telah menjalani post tranfusi darah 4
kolf
Interpretasi :
Hb pasien kurang batas normal (normal Hb 12-16 gr/dl)
Lekosit pasien lebih dari batas normal (normalnya 4,511,0 109/l).
hematorkrit pasien kurang dari batas normal (normalnya
41-53%)
trombosit pasien normal (normalnya 150-45010 9/l)
c. Clinical Sign :
mukosa bibir pasien tampak lembab,
Interpretasi :
Pada hari pengkajian (16 Januari 2017) pasien tidak
mengalami masalah pada nutrisi secara klinis.
d. Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
Infus RL (500 cc/hari)
Makanan nasi, lauk, sayur, dan buah pepaya pasien
mengatakan bahwa menghabiskan makanan yang telah
disediakan RS.
Interpretasi :
tidak ada masalah pada diet pasien secara klinis
3. Pola eliminasi:
Sebelum MRS: pasien menagtakan biasanya BAK di malam
hari hingga 5-6 kali, BAK di siang hari sekitar 2-3 kali.
Pasien mengatakan sakit pada suprapubik serta genetalia
setiap kali memulai BAK serta selsai BAK. Pasien
menagatakn BAKnya hanya keluar sedikit terkadang
menetes setelah BAK selesai.
Saat MRS:

BAK
-

Frekuensi : Jumlah
: 1400cc
Warna
: kuning keruh kemerahan
Bau
: khas urin
Karakter
: berbentuk cair
BJ
:Alat Bantu : kateter
Kemandirian
: mandiri/dibantu
Lain
: pasien mengatakan sakit di daerah
suprapubik dan genetalia ketika rin tidak keluar dari
kateter ketika tersumbat

BAB
Sebelum MRS: Pasien mengatkan biasanya BAB sehari
sekali
Saat
-

MRS:
Frekuensi :
Jumlah
:
Konsistensi :
Warna
:
Bau
:
Karakter
:
BJ
:
Alat Bantu :
Kemandirian
Lain
:

pasien BAB 4 hali sekali


: mandiri/dibantu
-

Interpretasi :
- pola eliminsi BAK pasien terganggu pasien
mengatakan sakit di daerah suprapubik dan
genetalia ketika rin tidak keluar dari kateter ketika
tersumbat
Balance cairan
Input:
Infus RL = 500cc
makan minum
=200 cc
Balance cairan:
IWL: 15 x 58 kg= 870/24= 21cc/jam
24 jam
Intake cairan: air metabolism: 5 cc x 58kg (BB)= 290cc

Infus
:
makan minum:
Total
:

1000 cc
200cc
1490cc

Output cairan: urine


:
1400 cc
BAB
:
0 cc
IWL
:
21 cc
total
:
1421 cc
Balance cairan= intake-output= 1490-1421= +69cc

4. Pola aktivitas & latihan


Sebelum MRS:
Aktivitas pasien sehari-hari yaitu bekerja sebagai buruh
tani serta sebagai kepala keluarga yang menafkahi
keluarganya. Pasien biasanya berangkat pada pagi hari
sampai sore hari. Saat pasien merasa lelah setelah bekerja
sehingga pasien tidur. Pasien bangun apabila merasa
tenaganya telah pulih kembali. Pasien tidak pernah
berolahraga dan mengikuti kegiatan untuk meningkatkan
kebugaran tubuh.
saat MRS: pasien bedrest namun masih dapat bergerak di
tempat tidur secara mandiri. pasien mengatakan bahwa
jika terlalu banyak bergerak nyeri pasien bertambah sakit.
c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri
0
1
2
Makan / minum

Toileting

Berpakaian

Mobilitas di tempat tidur

Berpindah

Ambulasi / ROM

Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2:


dibantu petugas, 3: dibantu alat, 4: mandiri
Status Oksigenasi :
pasien bernapas spontan, , RR 20X/menit

Fungsi kardiovaskuler :
tekanan darah saat pengkajian tanggal 16 Januari 2017=
140/90 mmHg, Nadi 80x/menit, bunyi SI dan S2 tunggal,
tidak ada suara jantung tambahan
Terapi oksigen :
pasien tidak menggunakan terapi oksigen, karena pasien
dapat bernafas spontan dan tidak mengalami sesak nafas
Interpretasi :
pasien mengalami bantuan pada kegiatan ADLnya.
5. Pola tidur & istirahat
Sebelum sakit: sebelum sakit keluarga mengatakan pasien
tidur kurang lebih 8 jam per hari. Pasien mengalami
gangguan tidur ketika nyeri suprapubik yang dilaaminya
kambuh atau saat pasien ingin BAK di malam hari
Saat MRS:
Keluarga mengatakan pasien tidur kurang lebih 8 jam per
hari. Pasien mengalami gangguan tidur ketika nyeri
suprapubik yang dilaminya kambuh.
6. Pola kognitif & perceptual
Fungsi Kognitif dan Memori :
Pasien
compos
mentis.
Pasien
tampak
antusias
mendengarkan penjelasan dari perawat. Pasien mampu
berhitung dan mengingat apa yang telah disampaikan oleh
perawat saat dilakukan pengkajian.
Fungsi dan keadaan indera :
Mata : tidak terdapat ikterik, konjungtiva anemis, pupil
isokor dengan diameter 3mm/3mm, reflek cahaya
positif
Hidung: normal dapat mencium bau, tampak bersih
Telinga: pasien mampu mendengar suara perawat
saat
dilakukan
pengkajian,
tidak
terdapat
pembengakakan, telinga simetris, tampak kotor
Pengecap: tidak terdapat deviasi lidah, simetris,
tampak kotor
Peraba : normal pasien dapat membedakan ujung
tumpul dan runcing
Interpretasi :
Pasien tidak mengalami gangguan pada pola kognitif dan
perseptualnya.
7. Pola persepsi diri

Gambaran diri : sebelum MRS keluarga pasien


menyampaikan bahwa pasien masih sering tertawa
bersama keluarga
Identitas diri : Pasien merupakan sorang kepala keluarga
yang menafkahi keluarganya.
Harga diri : Pasien percaya dirinya dapat sembuh dan
segera melakukan aktivitas sehari-hari yaitu bekerja
sebagai buruh tani dan tinggal bersama istri dan
anaknya seperti biasanya.
Ideal Diri : Pasien ingin menjadi kepala keluarga yang dapat
memenuhi semua kebutuhan keluarganya.
Peran Diri :
Sebelum sakit, peran pasien dalam keluarga adalah
sebagai suami dari seorang istri dan ayah dari 3 orang
anaknya. Pasien bekerja sebagai buruh untuk mencukupi
kebutuhan keluarganya. Saat sakit, pasien tidak dapat
bekerja dan istrinya yang menjaga pasien di RS
bergantian dengan keluarganya yang lain.
Interpretasi :
Pola persepsi diri pasien tidak mengalami gangguan,
gambaran diri pasien mengalami gangguan serta terdapat
perubahan peran karena pasien saat ini tidak dapat
menjalankan perannya sebagai kepala keluarga yang bekerja
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
8. Pola seksualitas & reproduksi
Pola seksualitas : pasien sudah memiliki 3 orang anak dan
hubungan dengan suami masih harmonis
Fungsi reproduksi: Interpretasi : pola seksualitas dan reproduksi normal
9. Pola peran & hubungan
Sebelum sakit, pasien adalah seorang kepala keluarga
yang bekerja sebagai buruh tani untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya. Hubungan pasien dengan anggota
keluarga harmonis dan tidak terjadi konflik dalam keluarga.
Pasien sering mengikuti acara pengajian yang diadakan di
lingkungan rumahnya
Saat sakit, peran pasien sebagai kepala keluarga dan
sebagai buruh tidak dapat dijalankan oleh pasien. Istri
pasien dan keluarganya bergantian menjaga pasien.
Hubungan keluarga saat sakit baik, pasien tampak dijenguk
oleh beberapa anggota keluarga.
Interpretasi :
Pasien mengalami gangguan peran saat sakit.
10.
Pola manajemen koping-stress

keluarga pasien mengatakan bahwa pasien adalah seorang


yang sabar dan jarang marah, namun pasien sering
memendam perasaannya. Saat di rumah sakit pasien
mnegatsi rasa bosan melalui kegiatan bincang-bincang
dengan keluarga ataupun pasien disebelahnya. Pasien
mengatakan cemas terhadap kondisnya dan berharap
segera di operasi.
Interpretasi : pola manajemen koping dan stress tidak ada
masalah
11.
System nilai & keyakinan
Menurut keluarga, pasien tidak pernah pergi ke tempat
pengobatan alternatif jika sakit. Pasien dan keluarga akan
pergi ke petugas kesehatan jika sakit dirasakan bertambah
parah. Pasien memasrahkan kondisinya pada Allah. Pasien
yakin akan sembuh dan segera dapat melakukan aktivitas
sehari-hari.
Interpretasi : Tidak ada masalah pada sistem nilai dan
keyakinan
IV. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:
pasien bedrest, kondisi umum sedang kesadaran kompos
mentis GCS 4,5,6; pasien terlihat meringis menahan nyeri.
Pasien mengatakan nyeri tertekan pada daerah suprapubik
karena kateter tidak lancar mengeluarkan urin akibat
tersumbah blood cloth
Tanda vital:
- Tekanan Darah
: 140/90 mm/Hg
- Nadi
:
80
X/mnt
- RR
:
20 X/mnt
- Suhu
:
36,90 C
- nyeri : P: nyeri disebabkan karena inflamasi di kulit
(luka post op), Q: nyeri seperti ditekan, R:nyeri terasa
di area genitalia dan suprapubik, S: nyeri skala 6, T:
nyeri terasa setiap kateter tersumbat
Interpretasi:
Hasil pengukuran
mengalami nyeri akut.

menunjukkan

pasien

Pengkajian Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)


1. kepala:
inspeksi: kepala simetris, rambut tersebar merata
berwarna hitam dan beberapa beruban, distribusi normal,
tidak mudah rontok,
palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan
abnormal pada kepala.

2. Mata
Inspeksi: mata normal, tidak ada edema pappebra, icterus
(-), anemis (-), pupil isokor, posisi mata simetris, kondisi
bersih, bulu mata rata dan hitam
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan
abnormal pada kedua mata
3. Telinga
Inspeksi: telinga simetris, lubang telinga bersih tidak ada
serumen, tidak ada kelainan bentuk,
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan
abnormal, tidak teraba benjolan abnormal pada kedua
telinga
4. Hidung
Inspeksi: hidung simetris, hidung terlihat bersih
palpasi: tidak terdapat pembengkakan dan tidak ada nyeri
tekan
5. Mulut
Inspeksi: mukusa bibir kering, lidah pasien bersih, mulut
dan gigi bersih,
palpasi: pasien mengatakan bahwa bibirnya terasa sakit
6. Leher
Ispeksi: Tidak ada pembesaran tyroid dan leher simetris,
warna
sama
seperti
sekitarnya,
tidak
tampak
pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada distensi vena
jugularis
Palpasi: tidak teraba adanya pembesaran tyroid dan tidak
ada retensi vena, tidak ada nyeri tekan
7. Dada
paru-paru:
Inspeksi: bentuk dada simetris, pengembangan dada
simetris, tidak tampak menggunakan otot bantu
pernafasan, RR 32x/menit
Palpasi: tidak nyeri tekan, tidak ada luka dan jejas, tidak
teraba adnya massa, vokal fremitus (+/+), gerakan
seimbang antara lapang paru kanan dan kiri
Perkusi: sonor kedua lapang paru
batas paru dengan jantung ICS 8 kiri, batas paru dengan
hati di ICS 6 kanan,
Auskultasi: vesikuler pada kedua lapang paru, irama teratur
jantung:
Inspeksi : dada simetris, tidak tampak jejas, ictus cordis
tidak nampak
Palpasi : tidak teraba benjolan atau massa, tidak ada nyeri
tekan, ictus cordis teraba

Perkusi : pekak, batas kiri jantung pada ICS 4,5, dan 8


Auskultasi : suara jantung S1 S2 tunggal, tidak ada suara
jantung tambahan,
8. Abdomen
Inspeksi: perut cembung, tidak ada lesi, tidak ada ascites
Auskultasi: peristaktik usus 6x/menit
Palpasi: ada nyeri tekan daerah suprapubik, distensi
kandung kemih (+), perut soepel
Perkusi: timpani, pada bagian hati pekak
9. Urogenital
inspeksi: urin berwarna kuning pekat, kemerahan, terdapat
darah di meatus uretra, terpasang kateter,
palpasi: terdapat nyeri tekan di area suprapubik dan
genetalia (penis)
10.
Ekstremitas
ekstremitas bawah: akral hangat, tidak ada krepitasi, tidak
ada nyeri tekan, dapat digerakkan secara mandiri
ekstremitas atas: akral hangat, pada tanggal tidak ada
krepitasi, tidak ada nyeri tekan, dapat digerakkan secara
mandiri, tangan kiri terpasang infus
Kekuatan otot:
Kekuatan otot
5
5

5
5

11.
Kulit dan kuku
inspeksi: Turgor kulit elastis, tidak ada lesi,kuku berwarna
pink, akral hangat
palpasi: kondisi kulit lembab, CRT <2 detik
12.
Keadaan lokal
pasien bedrest, kondisi umum sedang terpasang infus di
tangan kiri, terpasang kateter urin, pasien sadar, kompos
mentis, GCS 4,5,6.
13.
Neurologis
a. Status mental dan emosi
Status mental dan emosi normal, pasien tidak mudah
marah dan tidak mudah putus asa. Pasien bersemangat
untuk sembuh.

V. Terapi (jenis terapi, dosis, rute, indikasi, KI, implikasi keperawatan)


16/1/2017
No.
1

Jenis
Rute
Infus RL 500 IV
cc

Indikasi
Cairan yang paling
fisiologis
dapat
diberikan
pada
kebutuhan volume
dalam jumlah besar.
RL juga banyak
dugunakan sebagai
replacement
therapy. Penambah
volume
darah
(secara temporer),
sistemik alkalizer
dan secara spesifik
digunakan
pada
keadaan
asidosis
yang
disertai
dehidrasi.

Kontraindikasi
Relatif tidak kompatibel
terhadap
produk-produk
darah, kandungan Ca pada
Ringer
laktat
dapat
mengaktifasi
cascade
koagulasi pada produkproduk
darah,
serta
kandungan laktat dalam
infus ringer laktat ini juga
dapat
memperburuk
koreksi terhadap metabolik
asidosis
yang
sedang
berlangsung. Tidak boleh
digunakan pada pasien
dengan
hiperhidrasi,
hipernatremia,
hiperkalemia,
gagguan
fungsi ginjal

Mekanisme
Komposisi elektrolit dan
konsentrasi Ringer Laktat
sangat serupa dengan yang
dikandung didalam cairan
ekstraseluler.
Natrium
merupakan kation utama
dari plasma darah dan
menentukan
tekanan
osmotik. Klorida merupakan
anion utama di plasma
darah. Kalium merupakan
kation
terpenting
di
intraseluler dan berfungsi
untuk konduksi saraf dan
otot. Elektrolit-elektrolit ini
dibutuhkan
untuk
menggantikan
kehilangan
cairan pada dehidrasi, syok
hipovolemik termasuk syok
perdarahan.

Fungsi
Resusitasi
Suplai ion bikarbonat
Asidosis metabolic

Paracetamol
tab
3x1

Indikasi:
Sakit kepala, sakit
gigi, nyeri pasca
operasi,
nyeri
sehubungan dengan
pilek, nyeri otot
pasca-trauma,

Alergi parasetamol atau


acetaminophen Gangguan
fungsi hati dan penyakit
hati Gangguan Fungsi
Ginjal
Serius,
Shock
Overdosis Acetaminophen
Gizi
Buruk

Obat Parasetamol memiliki


nama lain acetaminophen.
Obat ini termasuk sebagai
analgesik (antinyeri) dan
antipiretik (penurun panas).
Mekanisme
kerja
paracetamol yaitu sebagai

Membantu meredakan rasa


sakit, seperti sakit kepala,
sakit/nyeri
pada
anggota
tubuh lainnya dan demam
atau
panas.

Per oral

migrain, dismenore,
nyeri sendi, nyeri
pada kanker

Asam
tranexamat
tab 3x1

Per oral

Mencegah,
menghentikan,
ataupun
mengurangi
pendarahan
yang
masif
saat
menjalani prosedur
pembedahan,
epistaksis
atau
mimisan,
pendarahan
menstruasi
yang
berat, angioedema
herediter,
dan
beberapa
kondisi
medis lainnya

inhibitor prostaglandin yang


lemah. Jadi mekanisme
kerjanya
dengan
menghalangi
produksi
prostaglandin,
yang
merupakan bahan kimia
yang terlibat dalam transmisi
pesan rasa sakit ke otak.
Kontraindikasi
dari
penggunaan obat ini adalah
bagi orang yang memiliki
riwayat alergi terhadap
obat ini, wanita yang
mengkonsumsi
obat
kontrasepsi
hormonal
kombinasi, pasien wanita
prepubertas,
penyakit
tromboemboli yang aktif,
dengan riwayat resiko
mengalami trombosis atau
tromboemboli, gangguan
penglihatan warna yang
didapat, serta pendarahan
subaraknoid. Selain itu,
tidak disarankan untuk
menggunakan obat ini atau
perlu perhatian kusus
dalam
penggunaannya,
bagi orang dengan riwayat
gangguan fungsi ginjal,

Tranexamic acid digunakan


untuk
membantu
menghentikan
kondisi
perdarahan. Tranexamic acid
merupakan
agen
antifibrinolytic. Golongan
obat ini bekerja dengan
menghalangi
pemecahan
bekuan darah, sehingga
mencegah pendarahan.
.

Mencegah,
menghentikan,
ataupun
mengurangi
pendarahan yang masif saat
menjalani
prosedur
pembedahan, epistaksis atau
mimisan,
pendarahan
menstruasi
yang
berat,
angioedema herediter, dan
beberapa
kondisi
medis
lainnya

Amlodipin
5gram 1x1

Per oral

kelainan pembuluh darah,


penderita desseminated
intravascular
coagulation (DIC), pasien
dengan perdarahan saluran
kemih bagian atas, ibu
hamil dan menyusui
Hipertensi,
Gagal jantung akut;
Penyakit
jantung Hipotensi yang disertai
koroner, dan Nyeri gejala seperti pingsan;
dada (angina)
Bengkak pada kaki yang
semakin bertambah;
Kelainan fungsi jantung
(kardiomiopati hipertrofi);
Kelainan fungsi hati;

Nhibitor influks kalsium


(antagonis ion kalsium) yang
menghambat influks ion2
kalsium
transmembran
kedalam jantung dan otot
polos. Mekanisme kerja
antihipertensi
amnaipin
karena efek relaksasi secara
langsung pada otot polos
vaskular. Dapat membantu
memulihkan
tegangan
vaskular dan tekanan.darah;

Menimbulkan dilatasi arteri


koroner
Memberikanefek
relaksasi
secara langsung pada otot
polos vaskular

VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium (bisa


dikembangkan)
i. Laboratorium
15/1/2017
Jenis
Nilai normal
Hasil
No
pemeriksaan
(rujukan)
(hari/tanggal)
13/1
Satu
Nilai
2/
an
2015
Hematologi
Hemoglobin
13,5g/dL
11,6
1
17,5
Leukosit
4,5109/L
24,9
2
11,0
3
Hematokrit
41-53 %
33,8
9
Trombosit
15010 /L
356
4
450

ii. rontgen thorax:

iii. hasil foto

USG

Jember, 16 Januari 2017


Pengambil Data,
(Desi Rahmawati S.
Kep)
NIM 122311101021

ANALISA DATA
NO
DATA PENUNJANG
1 DS: pasien mengatakan bahwa
sakit saat buang air kecil, buang air
kecil sedikit. Pasien mengatakan
bahwa air kecilnya bercampur
darah
Do: Jumlah urin 1400 cc, warna
urin kuning keruh kemerahan,
menggunakan alat bantu kateter

ETIOLOGI
Faktor etiologi

MASALAH
Gangguan eliminasi
urin

pertumbuhan tumor
pada buli
tumor menekan buli
sehingga urin susah
keluar dari kandung
kemih
urin dapat kleuar
sedikit dan terasa
sakit

DS: pasien mengatakan bahwa area


genetalianya dan area suprapubik
terasa sakit
P: nyeri disebabkan karena kateter
tersumbat sehingga urin tidak bisa
keluar
Q: nyeri seperti ditekan,
R:nyeri terasa di area genitalia dan
suprapubik,
S: nyeri skala 6,
T: nyeri terasa setiap kateter
tersumbat
DO: ada nyeri tekan lepas di area
hipogastrik, terdapat nyeri tekan
di area genetalia (penis), nyeri
skala 6,
- Tekanan Darah
: 120/70
mm/Hg
- Nadi: 80 X/mnt
- RR: 20 X/mnt
- Suhu: 36,90 C

Gangguan eliminasi
urin
Faktor etiologi
terbentuk tumor di
buli
Timbul perdarahan
dan menyumbat
saluran uretra
Distensi kandung
kemih, saluran
kemih penuh dengan
urin
Rangsangan ujung
syaraf bebas di
hipotalamus
Pengeluaran zat
vasoaktif
(prostaglandin,
serotonin)

Nyeri akut

Rangsangan korteks
serebri untuk
persepsikan nyeri
3

Ds: pasien mengatakan bahwa


ingin segera dioperasi
DO: tampak antusias
mendengarkan penjelasan perawat
dan mengatakan ingin mengobah
gaya hidup

Nyeri akut
Faktor etiologi
Tumor buli

Kesiapan
meningkatkan
manajemen
kesehatan

Keinginan untuk
segera sembuh
setelah operasi
dukungan keluarga
adekuat
Keinginan perubah
pola hidupyang tidak
benar pasca operasi

Ds:DO: pasien terpasang infus tanggal


12 Januari 2016, pasien terpasang
kateter urin, leukosit 24,9109/L

Kesiapan
meningkatkan
manajemen
kesehatan
Faktor etiologi
Tumor buli
Terjadi perdaearah
sehingga saluran
kemih bawah
tersumbat
Urn tidak bisa kleuar
Terpasang katetetru
urin
Hygiene kurang
Resiko infeksi

Resiko infeksi

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Daftar Diagnosa Keperawatan (sesuai prioritas):
N Diagnosa
Tanggal
Tanggal
o
perumusan pencapai
an
1
Gangguan eliminasi
16 Januari
urin berhubungan
2017
dengan obstuksi
anatomik (pertumbuhan
tumor buli)
2
Nyeri akut
16 Januari
berhubungan
2017
dengan distensi
kandung kemih
3
16 Januari
Kesiapan peningkatan
2017
menajemen kesehatan
paskaoperatif dan masa
penyembuhan
berhubungan dengan
dukungan keluarga
adekuat
4
Resiko infeksi
16 Januari
berhubungan
2017
dengan pemasangan
kateter,personal
hygiene kurang

Keterang
an

PERENCANAAN KEPERAWATAN
No
1.

Diagnosa
keperawatan
Gangguan
eleminasi urin
berhubungan
dengan obstruksi
anatomik
(pertumbuhan
tumor buli)

Tujuan

Kriteria hasil

Intervensi keperawatan

Rasional

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan
gangguan
eleminasi urin
nyeri dapat
berkurang

a. Nyeri pada saat


miksi berkurang
b. Tidak terdapat
retensi urin
c. Tidak mengejan saat
miksi
d. Hesitansi (kesulitan
memulai miksi)
berkurang
e. Perasaan puas
terhadap
pengosongan
kandung kemih

Urine Retention Care (0620)


a. Lakukan pengkajian
komprhensif terkait
permasalahan eleminasi urin
meliputi frekuensi, jumlah,
hesitasi, intermitten, terminal
dribbling, disuria,straining
b. Sediakan privasi selama
eleminasi
c. Stimulasi reflek kandung kemih
dengan kompres dingin pada
suprapublik
d. Gunakan kateter urin, bila
dibutuhkan
e. Instruksikan keluarga pasien
mencatat umlah urin
f. Instruksikan pasien cara
menghindari konstipasi
g. Instruksikan pasien
mengonsumsi air putih 2000ml
perhari
h. Monitor intake dan output
i. Monitor distensi kandung
kemih dengan palpasi
suprapubik secara teratur

a. Mengevaluasi adannya retensi urin dan


pilihan intervensi
b. Pasien menrasa nyaman saat berkemih
c. Kompres dingin dapat memberikasn
stimulasi pada kandung kemih
sehinggaterdapat keinginan berkemih
d. Kateter urin digunakan jika terjadi
retensi urin yang jmengakibatkan
distensi kandung kemih agar urin dapat
keluar
e. Mengetahui jumlah urin yang keluar
sebagai upaya dalam menjaga balance
cairan
f. Agar pasien tidak mengalami konstipasi
sehingga pasien tidak mengejan baik
saat BAK maupun BAB
g. Intake cairan yang adekuat berguna
untuk mempertahankan perfusi jaringan
ginjal membersihkan ginjal dan
kandung kemih dari pertumbuhan
bakteri akibat retensi
h. Mwngwtahui balance cara serta jmlah
cairan yang dibutuhkan pasien
i. Mengevaluasi adanya retensi urin untuk
pilihan intervensi lain

NOC
1. Urine
Continency
(0502)
2. Urine
Elemination
(0503)

Nyeri akut
berhubungan
dengan distensi
kandung kemih

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1x24 jam
diharapkan nyeri
dapat berkurang
NOC:
1. Pain
level(2102)
2. Pain control
(1605)

Kesiapan
peningkatan
menajemen
kesehatan
paskaoperatif dan
masa
penyembuhan
berhubungan
dengan dukungan
keluarga adekuat

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 x 24
jam, kesiapan
manajemen
kesehatan
paskaoperatif
meningkat
NOC:
Compliance

a. Mampu mengontrol Paint management (1400)


nyeri (tahu penyebab a. Kaji nyeri secara komprehensif
nyeri,
mampu
(lokasi,
karakteristik,
durasi,
menggunakan tehnik
frekuensi, kualitas, dan 24ystem
nonfarmakologi:
presipitasi)
nafas dalam untuk b. Beri
penjelasan
mengenai
mengurangi nyeri,
penyebab nyeri
mencari bantuan)
c. Observasi reaksi nonverbal dari
b. Melaporkan bahwa
ketidaknyamanan
nyeri
berkurang d. Ajarkan pasien tentang alternative
dengan
lain
untuk
mengatasi
dan
menggunakan
mengurangi rasa nyeri: kompres
manajemen nyeri
hangat
c. Mampu mengenali e. Ajarkan teknik manajemen stress
nyeri
(skala,
misalnya relaksasi nafas dalam
intensitas, frekuensi, f. Lakukan spooling kateteter jika
dan tanda nyeri)
diperlukan
d. Menyatakan
rasa g. Kolaborasi dengan tim kesehatan
nyaman setelah nyeri
lain dalam pemberian obat analgeik
berkurang
sesuai indikasi
a. Menerapakan aktifitas
NIC:
Health education (5510)
fisik (kegel exercise)
Self Efficacy enchancement (5395)
seperti yang
a. Kaji pengetahuan pasien terkait
diinformasikan pasien
manajemen kesehatan paska operatif
b. Mengungkapkan hal
b. Indentifikasi faktor internal dan
yang tidak boleh
ektrenal yang dapat meningkatkan
dilakukan selama
dan menurunkan motivasi pasien
masa penyembuhan
c. Libatkan keluarga dalam pendidikan
c. Mengungkapkan
kesehatan
d. Tekankan pentingnya keluarga dalam
istirahat yang cukup

a. Mengetahui kondisi umum pasien dan


pertimbangan tindakan selanjutnya
b. Pasien memahami keadaan sakitnya
c. Respon nonverbal terkadang lebih
menggambarkan apa yang pasien
rasakan
d. Kompres hangat dapat memperlancar
aliran darah sehingga mengurangi nyeri
e. Nafas dalamdapat mengurangi nyeri
dengan memberi efek istirahat
f. Spooling dilakukan untuk mengatasi
darah
yang
menggumpal
dan
menyumbat saluran kemih bawah
g. Mengontrol atau mengurangi nyeri
pasien.

a. Mengetahu tingkat pengetahuan


sehingga dapat menyesuaikan materi
yang dapat disampaikan
b. Mengetahu faktor interal dan ekternal
dlam upaya meningkatkan motivasi
pasien
c. Keluarga mengatahui pengetahuan baru
sehingga dapat diterpakan pada

behavior:
selama masa
Prescribe Activity
penyembuhan
(1632)
d. Mengetahui diet yang
Compliance
dianjurkan dan
behavior:
makanan yang tidak
Prescribe Diet
diperbolehkan selama
(1622)
masa penyembuhan
e. Melaporkan intake
makanan dan
minuman secara
adekuat

5.

Risiko infeksi
berhubungan
pemasangan
kateter, personal
hygiene kurang

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 x 24
jam, resiko
infeksi tidak
menjadi aktual

a. Tidak ada tanda


infeksi
b. Menunjukkan
kemampuan untuk
mencegah infeksi
c. Jumlah leukosit dalam

implementasi modifikasi perilaku.


e. Berikan informasi pada pasien dan
keluarga terkait diet antioksidan dan
tinggi serat serta menghindarai
makanan berpengawet selama masa
penyembuhan hingga seterusnya
f. Berikan informasi terkait kegiatan
yang sementara waktu tidak boleh
dilakukakan pasien: mengakat benda
berat, mengejan dengan keras
g. Demonstrasikan
kegel
exercise
bersama pasien
h. Berikan reinforcement positif pada
pasien
dalam
menampilkan
kemampuan berlatih
i. Gunakann persuasi positif tentang
kemampuan induvidu menerapkan
modifikasi perilaku.

keluarganya
d. Keluarga mengetahui pentingnya
keberadaan keluarga agar pasien
konsisten melakukan modifikasi
perilaku
e. Diet antikoksidan dan serat untuk
mencegah konstipasi serta mencegah
tumbuhnya sel kanker
f. Pasien dan keluarga mengetahui
kegiatan yang tidak boleh dilakukan
sementara waktu karena dapat
menimbulkan efek samping yang tidak
diinginkan
g. Kegel exercise diajarkan apda pasien
untuk mencegah inkontenensia ataupun
keluhan dribbling paska operasi
h. Reinforcement positif dapat
meningkatkan kepercayaan diri dan
keyakinan diri pasien dalam melakukan
latihan
i. Persuasi positif diberikan agar
meningkatkan keyakinan diripasien
bahwa latihan yang dilakukan padanya
sanagt bermanfaat
NIC:
a. Mwmutus mata rantai penyebaran
Infection Control (6540)
kuman oleh tenaga kesehatan
a. Cuci tangan setiap dan sesudah b. Meminimalkan terjadinya penyebaran
tindakan
kuman secaraa nosokomial
b. Gunakan baju sarung tangan sebagai c. Mencegah penyebaran infeksi oleh
alat pelindung
pengunjung
c. Instruksikan pengunjung untuk d. Untuk mencegah terjadinya infeksi

NOC :
Risk Control
(1924)

batas normal
d.
e.
f.
g.
h.
i.

mencuci tangan sebelum dan


sesudah mengunjungi pasien
Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
Inspeksi kondisi tempat terapasang
kateter serta selang infus
Bersihkan meatur urinaria, selang
infus secara teratur
Motivasi pasien untuk menjaga
kebersihan genetalia.
Dorong masukkan nutrisi yang
cukup, masukan cairan, dan istirahat
Kolaborasi pemberian antibiotik
sesuai indikasi

e. Mendeteksi adanya infeksi


f. Mencegeh terjadinya infeksi saluran
kemih
g. Memberi rasa nyaman pasien serta
mencegah terjadinya ISK.
h. Nutrisi yang baik, cairan yang cukup,
serta istirahat yang cukup dapat
meningkatkan 26ystem imun tubuh
sehingga mencegah terjadiny infeksi.
i. Antibiotik diberikan untuk mencegah
terjadinyainfeksi

CATATAN PERKEMBANGAN
WAKTU
Senin
DX 1
16
1.
Januari
2.
2017
3.
4.
5.
6.
7.

IMPLEMENTASI
memeriksa eliminasi urin termasuk frekuensi,
konsistensi, volume, dan warna,
memeriksa adanya tanda dan gejala retensi urin
memeriksa tanda dan gejala infeksi saluran
kemih
menganjurkan keluarga untuk selalu mencatat
jumlah urin
menganjurkan pasien untuk minum 2 liter
perhari
melakukan palpasi suprapubik untuk
menemukan distensi kanduk kemih
mencatat input dan output

DX 2
1. melakukan
pengkajian
nyeri
secara
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
2. mengobservasi
reaksi
non-verbal
dari
ketidaknyamanan
3. mengajarkan teknik non-farmakologi untuk
mengatasi nyeri (nafas dalam)
4. melakukkan spooling kateter

PARAF
Desi R

EVALUASI
JAM:12.30
DX 1
S: keluarga mengatakan bahwa
warna pipis pasien masih berwarna
kemerahan
O: warna urin pasien kemerahan,
volume urin 6 jam 300 cc, tidak ada
distensi kandung kemih
A: masalah keperawatan gangguan
eliminasi urin belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7

DX 2
S: pasien mengatakan masih nyeri pada area
suprapubik, pasien mengatakan sakitnya
sudah sedikit berkurang.
O: pasien tampak meringis,
P: nyeri disebabkan katetter
tersumbat
Q:
nyeri
seperti
kandung kemih ditekan,
R:nyeri terasa di area genitalia

5. melanjutkan kolaborasi pemberian


analgetik parasetamol tablet 3x2ml

obat

DX 3
1. Mengkaji pengetahuan pasien terkait manajemen
kesehatan paska operatif
2. Mengindentifikasi faktor internal dan ektrenal yang
dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi
pasien
3. Melibatkan keluarga dalam pendidikan kesehatan
4. Menekankan
pentingnya
keluarga
dalam
implementasi modifikasi perilaku.
5. Memberikan informasi pada pasien dan keluarga
terkait diet antioksidan dan tinggi serat serta
menghindarai makanan berpengawet selama masa
penyembuhan hingga seterusnya
6. Memberikan motivasi pada pasien untuk dapat
merubah perilaku

dan suprapubik,
S: nyeri skala 5,
T: nyeri terasa saat kateter
tersumbat dan urin tidak keluar.
A: masalah keperawatan nyeri akut
belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
DX 3
S: pasien mengatakan ingin segera
dioperasi dan merubah gaya hidup
mulai sekarang
O: pasien tampak antusias
mendengarkan penjelasan perawat,
pasien tampak aktif bertanya dan
bercerita
A: Kesiapan peningkatan
menajemen kesehatan menajadi
meningkat
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5 ,6,7

DX 4
1. Mencuci tangan setiap dan sesudah tindakan
2. Menggunakan baju sarung tangan sebagai alat
pelindung
3. Menginstruksikan pengunjung untuk mencuci
tangan sebelum dan sesudah mengunjungi pasien
4. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan

DX 4
S: pasien mengatakan genetalianya
tidak gatal, hanya sakit saja, pasien
mengatakan bahwa menghabiskan

makanan yang disiapkan rumah


sakit
O: tidak terdapat tanda-tanda
infeksi, meatus urianaris bersih, TTV
TD:140/90 mmHG, N:80X/menit, RR:
20X/menit, S: 36,50C
A: masalah keperawatan resiko infeksi tidak
menjadi aktual
P: Lanjutkan intevensi 1,2,3,4

lokal
5. Menginspeksi kondisi tempat terapasang kateter
serta selang infus
6. Membersihkan meatus urinaria
7. Memotivasi pasien untuk menjaga kebersihan
genetalia.
8. Memotivasi pasien untuk amkan minum yang
istirahat cukup

WAKTU
Selasa,
DX 1
17
1.
Januari
2.
2017
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

IMPLEMENTASI
memeriksa eliminasi urin termasuk frekuensi,
konsistensi, volume, dan warna,
memeriksa adanya tanda dan gejala retensi urin
memeriksa tanda dan gejala infeksi saluran
kemih
menganjurkan keluarga untuk selalu mencatat
jumlah urin
menganjurkan pasien untuk minum 2 liter
perhari
memasang selang kateter yang lepas
menjaga privasi pasien saat memasang kateter
melakukan palpasi suprapubik untuk
menemukan distensi kanduk kemih
mencatat input dan output

PARAF
Desi R

EVALUASI
JAM:14.30
DX 1
S: keluarga mengatakan bahwa
warna pipis pasien masih berwarna
kemerahan
O: warna urin pasien kemerahan,
volume urin 6 jam 400 cc, tidak ada
distensi kandung kemih
A: masalah keperawatan gangguan
eliminasi urin belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7

DX 2
S: pasien mengatakan masih nyeri pada area

DX 2
1. mengobservasi
reaksi
non-verbal
dari
ketidaknyamanan
2. mengevaluasi teknik non-farmakologi untuk
mengatasi nyeri (nafas dalam)
3. menaganjurkan pasien mengompres air hangat
pada daerah suprapubik
4. melakukkan spooling kateter
5. melanjutkan kolaborasi pemberian obat
analgetik parasetamol tablet 3x2ml

DX 3
1. Melibatkan keluarga dalam pendidikan kesehatan
2. Menekankan
pentingnya
keluarga
dalam
implementasi modifikasi perilaku.
3. Memberikan informasi pada pasien dan keluarga
terkait kegiatan yang sementara waktu tidak boleh
dilakukakan pasien: mengakat benda berat,
mengejan dengan keras
4. Memberikan motivasi pada pasien untuk dapat
merubah perilaku

suprapubik, pasien mengatakan sakitnya


sudah sedikit berkurang.
P: nyeri disebabkan katetter
tersumbat
Q: nyeri seperti kandung kemih
ditekan,
R:nyeri terasa di area genitalia
dan suprapubik,
S: nyeri skala 4,
T: nyeri terasa saat kateter
tersumbat dan urin tidak keluar.
T: nyeri terasa saat kateter
tersumbat dan urin tidak keluar.
A: masalah keperawatan nyeri akut
belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7
DX 3
S: pasien berterima kasih pada
perawat karena memberi
pengetahuan baru, pasien ingin
segera merubah gaya hidup setelah
operasi
O: pasien tampak antusias
mendengarkan penjelasan perawat,
pasien tampak aktif bertanya dan
bercerita
A: Kesiapan peningkatan

menajemen kesehatan menajadi


meningkat
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5 ,6,7

DX 4
1. Mencuci tangan setiap dan sesudah tindakan
2. Menggunakan baju sarung tangan sebagai alat
pelindung
3. Menginstruksikan pengunjung untuk mencuci
tangan sebelum dan sesudah mengunjungi pasien
4. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal
5. Menginspeksi kondisi tempat terapasang kateter
serta selang infus
6. Membersihkan meatus urinaria
7. Memotivasi pasien untuk menjaga kebersihan
genetalia.
8. Memotivasi pasien untuk amkan minum yang
istirahat cukup

WAKTU
Rabu 18 DX 1
Januari
1.
2017
2.
3.

IMPLEMENTASI
memeriksa eliminasi urin termasuk frekuensi,
konsistensi, volume, dan warna,
memeriksa adanya tanda dan gejala retensi urin
memeriksa tanda dan gejala infeksi saluran

DX 4
S: pasien mengatakan genetalianya
tidak gatal, hanya sakit saja, pasien
mengatakan bahwa menghabiskan
makanan yang disiapkan rumah
sakit
O: tidak terdapat tanda-tanda
infeksi, meatus urianaris bersih, TTV
TD:130/90 mmHG, N:82X/menit, RR:
20X/menit, S: 36,80C
A: masalah keperawatan resiko infeksi tidak
menjadi aktual
P: Lanjutkan intevensi 1,2,3,4
PARAF
Desi R

EVALUASI
JAM:12.30
DX 1
S: keluarga mengatakan bahwa
warna pipis pasien masih berwarna
kemerahan

kemih
4. menganjurkan keluarga untuk selalu mencatat
jumlah urin
5. menganjurkan apsien makan makanan berserat
untuk mencegah konstipasi
6. menganjurkan pasien untuk minum 2 liter
perhari
7. melakukan palpasi suprapubik untuk
menemukan distensi kanduk kemih
8. mencatat input dan output
DX 2
1. melakukan
pengkajian
nyeri
secara
komprehensif (P,Q,R,S,T)
2. mengobservasi
reaksi
non-verbal
dari
ketidaknyamanan
3. mengajarkan teknik non-farmakologi untuk
mengatasi nyeri (nafas dalam)
4. melakukkan spooling kateter
5. menganjurkan apsien untuk mengompres
hangat pada daerah suprapubik
6. melanjutkan kolaborasi pemberian obat
analgetik parasetamol tablet 3x2ml

O: warna urin pasien kuning pekat


kemerahan, volume urin 6 jam 300
cc, tidak ada distensi kandung kemih
A: masalah keperawatan gangguan
eliminasi urin belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7

DX 2
S: pasien mengatakan masih nyeri pada area
suprapubik, pasien mengatakan sakitnya
sudah sedikit berkurang.
P: nyeri disebabkan katetter
tersumbat
Q: nyeri seperti kandung kemih
ditekan,
R:nyeri terasa di area genitalia
dan suprapubik,
S: nyeri skala 4,
T: nyeri terasa saat kateter
tersumbat dan urin tidak keluar.
T: nyeri terasa saat kateter
tersumbat dan urin tidak keluar.

DX 3
1. Melibatkan keluarga dalam pendidikan kesehatan
2. Menekankan
pentingnya
keluarga
dalam
implementasi modifikasi perilaku.
3. Melakukan demonstrasi kegel exercise bersama
pasien
4. Memberikan reinforcement positif pada pasien
dalam menampilkan kemampuan berlatih
5. Memberikan motivasi pada pasien untuk dapat
merubah perilaku

DX 4
1. Mencuci tangan setiap dan sesudah tindakan
2. Menggunakan baju sarung tangan sebagai alat
pelindung
3. Menginstruksikan pengunjung untuk mencuci
tangan sebelum dan sesudah mengunjungi pasien
4. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal
5. Menginspeksi kondisi tempat terapasang kateter
serta selang infus
6. Memotivasi pasien untuk menjaga kebersihan
genetalia.
7. Memotivasi pasien untuk amkan minum yang
istirahat cukup

A: masalah keperawatan nyeri akut


belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7
DX 3
S: pasien mengatakan senang
diajarkan senam kegel meskipun
sedikt sakit. Pasein mengatakan
akan melakukannya setelah operasi
agar tidak terjadi inkontenenia
O: pasien tampak antusias
mendengarkan penjelasan perawat,
pasien tampak aktif ddan mau
mendemonstrasikan kegel exercise
dengan baik
A: Kesiapan peningkatan
menajemen kesehatan menajadi
meningkat
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5 ,6,7
DX 4
S: pasien mengatakan genetalianya
tidak gatal, hanya sakit saja, pasien
mengatakan bahwa menghabiskan
makanan yang disiapkan rumah
sakit
O: tidak terdapat tanda-tanda
infeksi, meatus urianaris bersih, TTV

TD:160/90 mmHG, N:84X/menit, RR:


18X/menit, S: 36,80C
A: masalah keperawatan resiko infeksi tidak
menjadi aktual
P: Lanjutkan intevensi 1,2,3,4

Anda mungkin juga menyukai