Dibuat oleh :
MB39-17
2016/2017
Latar Belakang
PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk merupakan salah
satu perusahaan yang bisnis utamanya yakni sebagai produsen minuman terkemuka
di Indonesia. Pada awal berdirinya, perusahaan ini merupakan sebuah industri
rumah tangga sederhana yang dimulai pada tahun 1958 di Bandung, Jawa Barat.
Selanjutnya industri sederhana yang dirintis oleh seorang pengusaha Tionghoa
bernama Ahmad Prawirawidjaja ini berkembang menjadi perseroan terbatas sejak
tahun 1971. Reputasi perusahaan ini sebagai pelopor minuman dalam kemasan di
Indonesia membuat Ultrajaya Milk tetap diterima di tengah-tengah konsumen
Indonesia dengan baik.
Rumusan Masalah
Tujuan
Sementara itu, jalur distribusi di pulau Jawa saat ini juga terdiri dari lebih
dari 300 sales professional, dengan lebih dari 100 armada, dan 20 kantor cabang,
serta 9 depodan kantor cabang di kota-kota besar, ditambah lagi oleh beberapa
distributor lokal. PT Ultrajaya juga selalu melakukan pengembangan pada
teknologi informasinya yang tentunya sangat membantu pada bagian sales and
distribution prusahaan dengan dapat menegaskan Kecepatan, Konsistensi,
Ketepatan, dan Keandalan dalam proses distribusi produk.
PT Ultrajaya merupakan market leader di industri susu cair dan susu Ultra
yang merupakan produk PT Ultrajaya sudah dikenal dan disukai oleh masyarakat
Indonesia. Agar dapat meraih peluang tersebut, PT Ultrajaya menghadapi tantangan
bisnis untuk mengubah perilaku masyarakat Indonesia yang lebih memilih
mengkonsumsi susu bubuk dibandingkan dengan susu cair.
Perilaku tersebut dapat terbentuk karena adanya persepsi yang tidak tepat
mengenai susu cair antara lain persepsi mengenai adanya kandungan bahan
pengawet di dalam susu cair dan bahkan dianggap kandungan pengawet di dalam
susu cair lebih banyak dibandingkan dengan susu bubuk. Persepsi tersebut dapat
terbentuk karena kurangnya pengetahuan mengenai manfaat dan keunggulan susu
cair. Untuk mengubah persepsi tersebut, maka diperlukan strategi komunikasi
pemasaran untuk mengedukasi masyarakat mengenai tidak adanya bahan pengawet
di dalam susu cair.
Dalam proses edukasi tersebut, PT Ultrajaya perlu menargetkan terlebih
dahulu kepada para mahasiswi karena mahasiswi merupakan calon ibu yang akan
menjadi decision maker dalam pembelian susu. Sedangkan rencana implementasi
untuk edukasi tersebut terdiri dari kegiatan komunikasi Above The Line (ATL) dan
Below The Line (BTL). Implementasi tersebut melibatkan pendapat ahli,
pembuktian langsung, dan data yang menunjukkan bahwa susu cair UHT telah
banyak dikonsumsi oleh negara-negara lain karena atribut tersebut dapat
membentuk kepercayaan mahasiswi terhadap produk susu.
Sebagai contoh, untuk produk susu UHT, setelah menerima susu segar di
fasilitas produksi dan susu segar tersebut telah lolos pengendalian dan pengujian
mutu, susu segar tersebut dipompa langsung dari truk susu ke tempat penampungan
susu, dari mana susu segar tersebut kemudian dipompa ke pabrik untuk difilter,
disterilisasi, dan dipasteurisasi, dan untuk menerima pengolahan UHT sebelum
kemudian dipompa secara langsung ke tangki-tangki aseptik sebelum pengisian,
Mereka menggunakan paket susu aseptik (anti septik) dimana mesin paket aseptik
membentuk, mengisi, dan menyegel kotak-kotak karton dalam satu operasi
berkesinambungan dalamlingkungan yang steril guna memastikan minimalnya
risiko kontaminasi. Segera setelah kotak-kotak karton tersebut diisi dan disegel,
Kotak-kotak karton tersebut secara otomatis dipindahkan dengan menggunakan
sabuk konveyor untuk dikemas dan disimpan di gudang..
https://profil.merdeka.com/indonesia/u/ultrajaya-milk/
http://britama.com/index.php/2012/06/sejarah-dan-profil-singkat-ultj/
http://www.ultrajaya.co.id/corporatehall/ultrajayaataglance/ind