Anda di halaman 1dari 2

INI DIA STRUKTUR PEJ ABAT BPOM, TERBARU!

19 Februari 2018

Sebagai badan yang bertanggung jawab langsung atas keamanan makanan dan obat-obatan di
Indonesia, BPOM (Balai Pengawasan Obat dan Makanan) memiliki struktur yang
memudahkan dalam pelaksanaan tugasnya. dalam menjadalankan tugasnya BPOM memiliki
visi dan misi :

Visi

Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing Bangsa

Misi

1. Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko untuk melindungi
masyarakat
2. Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan
Makanan serta memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan.
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM.
Berdasarkan siaran pers yang di rilis di web resmi : pom.go.id, telah terjadi perombakan
berikut redaksinya :

Hari ini, Jumat, 9 Februari 2018 Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito memulai tahapan
reformasi melalui restrukturisasi kepemimpinan dengan melantik enam orang pejabat
struktural Eselon I yaitu Sekretaris Utama; Inspektur Utama; Deputi Bidang Pengawasan
Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif; Deputi Bidang Pengawasan Obat
Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik; Deputi Bidang Pengawasan Pangan
Olahan; serta Deputi Bidang Penindakan. Pelantikan pejabat struktural Eselon I ini,
menurut Kepala BPOM RI merupakan tahapan penting dalam rangka perkuatan
kelembagaan melalui kepemimpinan dan manajemen perubahan yang semakin kuat di BPOM
RI.

Terkait perkuatan tersebut, pada struktur organisasi baru ini, BPOM RI diperkuat dengan
adanya Deputi baru, yaitu Deputi Bidang Penindakan, dengan melalui fungsi cegah tangkal,
intelijen, dan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pengawasan obat dan makanan. “Hal ini sesuai dengan amanat Perpres 80/2017
yang mengatur penajaman tugas, fungsi, dan kewenangan BPOM RI”, jelas Kepala BPOM
RI. “Kehadiran Deputi Bidang Penindakan diharapkan menjadi salah satu solusi dalam
meningkatkan efektivitas pemberantasan kejahatan obat dan makanan di Indonesia karena
BPOM RI lebih bertaji dalam menindaklanjuti hasil pengawasan secara menyeluruh, hingga
ke tahap pemberian sanksi tegas kepada pelaku”, papar Kepala BPOM RI lebih lanjut.

Sepeti yang kita ketahui Tahun 2018 menjadi tahun perkuatan kinerja pengawasan obat dan
makanan. Dukungan regulasi yang telah berhasil diupayakan tahun lalu merupakan penanda
dimulainya penguatan BPOM RI. Melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 80 Tahun 2017
tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan, Presiden RI, Joko Widodo memberikan
perhatian khusus kepada BPOM RI untuk bergegas melakukan penguatan kelembagaan.

Sumber : pom.go.id

Anda mungkin juga menyukai